metodologi Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) Kawasan Agro Industri Jambi (JAIP) serta sistematika penulisan laporan.
perkembangan lingkungan eksternal berupa perkembangan globalisasi yang semakin meningkatkan integrasi perekonomian regional, seperti menyatunya pasar Asia Tenggara yang terintegrasi dalam Asean Free Trade Area (AFTA). Keadaan ini disatu pihak akan menciptakan peluang yang lebih besar bagi perekonomian daerah seperti Jambi, tetapi dilain pihak juga menuntut saing perekonomian Jambi yang lebih tinggi. Proses pembangunan yang berlangsung di Provinsi Jambi selama ini telah menghasilkan kemajuan. Hal tersebut terindikasikan dari kontribusi Penerimaan Daerah Sendiri (PDS) yang dalam perkembangannnya selama periode 1999/20002003, memberikan kontribusi yang terus meningkat secara positif. Perekonomian Provinsi Jambi pada triwulan III Tahun 2005 ini tumbuh 2,11%, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya 1,68%. Demikian juga pertumbuhan PDRB tahunan pada triwulan laporan tumbuh 5,72%, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan PDRB tahunan pada triwulan sebelumnya tumbuh 5,64%. Untuk melanjutkan pembangunan Propinsi Jambi, telah disusun RPJM 2006-2010, meliputi 4 (empat) AGENDA PEMBANGUNAN, yaitu: 1. Meningkatkan Daya Saing Ekonomi 2. Meningkatkan Kemampuan dan Pemerataan Pembangunan Daerah 3. Meningkatkan Berkualitas Kesejahteraan dan Kehidupan Masyarakat Yang daya
Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) Kawasan Agro Industri Jambi (JAIP)
I-1
4. Meningkatkan Pembangunan Hukum dan Tata Pemerintahan Yang Baik Terkait dengan Agenda 1; meningkatkan daya saing ekonomi; dijabarkan lebih lanjut pokok-pokok kegiatan, meliputi: a) Peningkatan Stabilitas Ekonomi Makro Daerah b) Peningkatan Investasi dan Eksport Non Migas c) Peningkatan Lapangan Usaha dan Kesempatan Kerja d) Peningkatan Daya Saing Agroindustri e) Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah f) Peningkatan Pembangunan Infrastruktur
Sebagai bentuk respon terhadap situasi yang dihadapi Jambi saat ini, maka dalam 5 tahun mendatang, Pemerintah Provinsi Jambi akan berupaya melakukan akselerasi pada pembangunan pertanian. daerah Melalui yang upaya akan ini difokuskan juga untuk mencapai dapat peningkatan kualitas pertumbuhan dan penyerapan tenaga kerja yang berbasis sektor diharapkan akan meningkatkan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah, pendapatan asli daerah, dan peningkatan kesejahteraan masyarakatnya. Kondisi perekonomian yang semakin membaik tersebut diharapkan dapat menurunkan tingkat pengangguran tenaga kerja dari 6,5 % total angkatan kerja tahun 2004 menjadi 3,5 % dari total angkatan kerja tahun 2010 nanti. Melalui pengembangan Kawasan Agro-Industri Jambi (JAIP), maka selama periode waktu 2006-2010, peningkatan penciptaan kesempatan kerja yang cukup besar diharapkan terjadi disektor industri pengolahan agribisnis, seperti industri hilir CPO, kelapa dan crumb rubber; sektor perdagangan, hotel dan restoran diharapkan dapat menyerap tenaga kerja 300.000-500.000 orang selama periode 2006-2010
Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) Kawasan Agro Industri Jambi (JAIP)
I-2
jadi atau setengah jadi. Hal ini juga didukung dengan semakin luasnya upaya ekstensifikasi perkebunan sawit di Provinsi Jambi yang diperkirakan akan terjadi booming pada awal tahun 2010. Kondisi demikian jika tidak diimbangi dengan upaya peningkatan dan pengembangan industri pengolahan sawit yang tidak hanya sebatas penyulingan menjadi minyak sawit mentah (Cruid Palm Oil) maka keterpurukan sektor pertanian yang ditandai dengan relatif miskinnya para petani Jambi, terus berdampak negatif terhadap sektor dan sub sektor lainnya. Selama kurun waktu 5 tahun terakhir, sektor pertanian mendominasi
perekonomian Provinsi Jambi dengan peningkatan kontribusi cukup signifikan. Pada tahun 1999, kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Jambi berdasarkan harga konstan baru berkisar 27,65 %, kemudian meningkat drastis mencapai 30,22 % pada tahun 2003. Hal ini menunjukkan bahwa peran sektor pertanian terhadap perekonomian daerah tetap terbesar, yang berarti pertumbuhan ekonomi yang berbasis ekonomi kerakyatan telah dapat diimplementasikan. Namun ternyata peningkatan kontribusi sektor pertanian tersebut tidak diikuti dengan peningkatan kontribusi sektor industri pengolahan, dimana selama kurun waktu tersebut perkembangan kontribusi sektor industri pengolahan relatif stabil. Hal ini mengindikasikan bahwa produk-produk pertanian yang dihasilkan lebih banyak dipasarkan oleh petani dalam bentuk bahan primer yang tidak mempunyai nilai tambah, belum diolah menjadi barang setengah jadi maupun barang jadi. Dalam hal penduduk miskin, berdasarkan data penduduk miskin (Badan Pusat Statistik Jakarta, 2004), jumlah penduduk miskin Provinsi Jambi pada tahun 2002/2003 berada pada ranking ke-3 se-wilayah Sumatera, setelah Bangka Belitung (1) dan Sumatera Barat (2). Namun jika dibandingkan proporsinya, Provinsi Jambi memiliki proporsi yang terbesar. Dari hasil-hasil penelitian baik yang dilakukan oleh berbagai Perguruan Tinggi, baik Perguruan Tinggi daerah maupun yang berasal dari luar daerah, termasuk penelitian yang dilakukan oleh beberapa LSM, diketahui bahwa tertinggalnya petani Jambi dibandingkan dengan petani daerah lain di Sumatera paling tidak disebabkan oleh dua faktor, yaitu : (1) kualitas sumberdaya manusia (SDM) masyarakat pertanian yang rendah dan (2) posisi tawar yang lemah. Sehubungan dengan permasalahan di atas paling tidak terdapat dua program prioritas dan mendasar dalam upaya mengentaskan kemiskinan keluarga petani, yaitu : (1) Meningkatkan kualitas sumberdaya menusia masyarakat pertanian dan (2) Meningkatkan posisi tawar petani yang salah satunya melalui peningkatan nilai tambah produk pertanian melalui industri pengolahan hasil pertanian (agro-
Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) Kawasan Agro Industri Jambi (JAIP)
I-3
industri) atau peningkatan dan pengembangan industri hilir yang mampu mengolah produk pertanian menjadi bahan jadi atau setengah jadi sesuai dengan permintaan pasar, baik lokal, domestik maupun pasar mancanegara. Sementara, disisi lain, pengembangan industri pengolahan di Provinsi Jambi masih dihadapkan pada beberapa kendala dan tantangan, seperti: (1) buruknya kinerja perekonomian nasional yang tercermin dalam kinerjanya di perdagangan internasional, investasi, ketenagakerjaan, dan stabilitas harga yang menyebabkan kurangnya gairah investor untuk berinvestasi, terutama investor manca negara, (2) kurang tanggapnya kelembagaan pemerintahan dalam mengembangkan kebijakan terutama dalam perizinan untuk berinvestasi di Jambi, (3) belum ada jaminan konsistensi dan keberlanjutan dari berbagai produk pertanian yang berhubungan dengan kuantitas maupun kualitas produk, (4) jaminan keamanan dan stabilitas politik yang belum menentu, (5) lambannya pengembangan berbagai peraturan dan perundangan untuk iklim usaha yang kondusif dan lemahnya koordinasi antar dinas/instansi terkait, (6) belum tersedianya infra struktur pendukung yang memadai, baik infrastruktur fisik, teknologi, dan infrastruktur dasar, dan (7) relatif rendahnya kualitas SDM masyarakat pertanian yang merupakan bagian terbesar dari populasi masyarakat. JAMBI AGRO INDUSTRIAL PARK (JAIP) merupakan gagasan yang diharapkan mampu mengatasi keterbatasan pengembangan sektor pertanian dan kondisi sosial ekonomi petani saat ini di Provinsi Jambi, sekaligus mampu menjawab tantangan pengembangan sektor industri pengolahan, baik di Provinsi Jambi sendiri maupun dalam skala nasional. JAIP merupakan kawasan ekonomi yang memiliki fasilitas dan insentif khusus untuk mengintegrasikan seluruh aktivitas ekonomi dari hulu hingga hilir dengan mengedepankan konsep Cluster Industry (berbasiskan industries, industries. Gagasan ini perlu ditindaklanjuti dengan langkah-langkah konkrit, agar tercipta produk-produk unggulan hasil processing komoditas primer Provinsi Jambi yang diharapkan mampu meningkatkan kondisi ekonomi kawasan. Langkah konkrit ini dapat diawali dengan menyusun Studi Kelayakan Pengembangan Kawasan Industri Terpadu JAIP. pada kekhususan Industri komoditi), pengolahan memfasilitasi yang tumbuh dan untuk berkembangnya industri menengah dan kecil (UKM), fokus pada processing merupakan dikembangkan meningkatkan nilai tambah komoditi unggulan dalam bentuk derrivative
Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) Kawasan Agro Industri Jambi (JAIP)
I-4
B. Tujuan Tujuan dari pekerjaan ini adalah membantu pihak-pihak terkait untuk
memperoleh gambaran atas rencana pengembangan kawasan Agro-Industri Jambi (JAIP), terutama gambaran kelayakan fisik yang diterjemahkan dalam kelayakan finansial rencana pembangunan kawasan Agro-Industri Jambi (JAIP). Disamping itu dukungan sosial ekonomi masyarakat disekitar kawasan diperlukan untuk mewujudkan pembangunan JAIP. Hal ini diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangan bagi pengambil keputusan (decision maker) dan stakeholder terkait untuk mewujudkan rencana pengembangan kawasan Agro-Industri yang layak.
C. Sasaran Sasaran dari kegiatan ini adalah: 1) Terdata seluruh potensi sumberdaya alam dan komoditas unggulan yang mendukung pengembangan kawasan Agro-Industri Jambi (JAIP) secara baik dan benar. 2) Terumuskan pelayanan prasarana, sarana, dan infrastruktur yang menunjang bagi pengembangan kawasan Agro-industri Jambi (JAIP). 3) Terumuskan potensi market (growth opportunity) eksisting dan peluangnya di masa mendatang di kawasan Agro-industri Jambi (JAIP) 4) Terformulasikan kelayakan teknis dan operasional pengembangan kawasan Agro-industri Jambi (JAIP). 5) Terumuskan dukungan informasi, pengetahuan dan teknologi terkait
pengembangan kawasan Agro-industri Jambi (JAIP). 6) Terumuskan pencapaian pembinaan dan pemberdayaan masyarakat yang terkait JAIP.
Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) Kawasan Agro Industri Jambi (JAIP)
I-5
7) Teridentifikasinya
kemampuan
pendanaan
dan
sistem
pembiayaan
pengembangan oleh Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Pusat, swasta, dan masyarakat setempat terkait dengan pengembangan kawasan Agro-Industri Jambi (JAIP). 8) Dapat ditemukenali sistem kelembagaan lokal yang memiliki peluang untuk dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pengembangan kawasan AgroIndustri Jambi (JAIP).
Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) Kawasan Agro Industri Jambi (JAIP)
I-6
B. Lingkup Materi Secara keseluruhan studi ini akan mengakomodasi aspek-aspek: 1) Spasial (Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jambi, Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota). 2) Sosial ekonomi (Kondisi sosial ekonomi eksisting dan perkembangannya, kajian terhadap faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh secara signifikan terhadap perkembangan wilayah Provinsi Jambi) 3) Kelayakan teknis dan ekonomis dari pengembangan kawasan Agro-Industri Jambi (JAIP).
C. Lingkup Pekerjaan Lingkup pekerjaan Penyusunan Studi Kelayakan Bagi Pengembangan Kawasan Agro-Industri Jambi (JAIP) pada lokasi terpilih, meliputi: 1) Pengumpulan data fisik dari calon lokasi yang berkaitan dengan kondisi topografi dan daya dukung lahan. 2) 3) Penyusunan rencana garis besar (outline plan). Penyusunan rencana Preliminary Engineering untuk: a b Pembentukan muka tanah (grading plan macro) Penyiapan jaringan infrastruktur jaringan jalan, drainase, sewerage, jaringan listrik dan jaringan air bersih c d e f 4) Sistem Pembangkit listrik (power plant) Sistem pengolahan air limbah (WWTP) Sistem penyediaan air bersih Sistem pengolahan limbah padat.
Penyusunan rencana garis besar atas berbagai fasilitas penunjang lain seperti kantor pengelola, lapangan olahraga, poliklinik, perumahan karyawan/guest house dan sebagainya.
5)
Melakukan perkiraan makro atas volume pekerjaan (macro bill of quantity) dan estimasi biaya pengembangan atas seluruh infrastruktur dan prasarana penunjang diatas.
6)
Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) Kawasan Agro Industri Jambi (JAIP)
I-7
7)
8)
Melakukan analisis kelayakan finansial, baik berdasarkan arus masuk dan arus keluar (cashflow), sehingga dapat diketahui IRR, PBP, BEP dari rencana proyek
9)
D. Lingkup Kegiatan Lingkup kegiatan pekerjaan ini adalah: 1) Melakukan akuisisi dan analisa data serta inventori kebijakan terkait pengembangan kawasan Agro-Industri Jambi (JAIP). 2) 3) Melakukan cek/survei fisik/observasi lapangan sesuai kebutuhan pekerjaan. Melakukan koordinasi dengan stakeholders terutama menyangkut aspek kelembagaan, kebijakan dan kemampuan pendanaan. 4) Mendiskusikan konsep perencanaan dengan pemberi tugas atau institusi terkait pada forum yang telah ditentukan di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. 5) Melaporkan hasil kerja dari tiap-tiap tahapan kegiatan yang telah ditetapkan.
menentukan apakah masuk akal untuk mengembangkan beberapa sistem. Model studi kelayakan yang populer adalah "TELOS", mewakili Teknis, Ekonomi, Kebijakan (Legall), Operasional, dan Jadwal (Schedule).
Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) Kawasan Agro Industri Jambi (JAIP)
I-8
Kelayakan Teknis: apa teknologi yang ada untuk menerapkan sistem yang diusulkan? Apakah itu suatu argumen praktis? Kelayakan Ekonomi: apakah sistem hemat biaya? Apakah manfaat lebih besar dibanding biaya yang dikeluarkan? Kelayakan Kebijakan: adakah konflik antara ketentuan hukum dan sistem yang diusulkan, contoh: Tindakan Perlindungan Data? Kelayakan Operasional: apakah praktek pekerjaan yang sekarang dan ada prosedur cukup untuk mendukung sistem yang baru? Kelayakan Jadwal: dapatkah sistem dikembangkan pada waktunya? (Webster's New Millennium Dictionary of English, Preview Edition).
suatu studi persiapan yang dikerjakan sebelum pekerjaan yang nyata dari suatu proyek untuk memastikan kemungkinan sukses proyek itu. Hal ini adalah suatu analisa dari solusi alternatif yang mungkin bagi suatu masalah dan suatu rekomendasi atas alternatif yang terbaik. Studi kelayakan sebelumnya. dapat memutuskan apakah suatu pengolahan pesanan dilaksanakan oleh suatu sistem baru lebih efisien dibanding yang
Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) Kawasan Agro Industri Jambi (JAIP)
I-9
2) Kajian faktor internal (identifikasi karakteristik kawasan ditinjau dari aspek daya dukung fisik lingkungan) 3) Analisis kelayakan kawasan berdasarkan indikator kelayakan (kebijakan, spatial dan fisik alam, ekonomi, sosial, infrastruktur, kelembagaan dan finansial), 4) Mengidentifikasi tingkat kelayakan pengembangan Kawasan JAIP 5) Kesimpulan, Saran dan Rekomendasi bagi penyusunan Masterplan JAIP
A. Kajian Kelayakan Kebijakan Merupakan kajian terhadap dukungan dan kelayakan kebijakan dan arahan yang pernah ada dan berpengaruh atau terkait secara langsung dengan Kawasan Agro Industri Jambi (JAIP). Termasuk dalam kebijakan yang ditelaah antara lain: Kebijakan penataan ruang, seperti RTRWN, RTRW pulau, RTRW propinsi, RTRW Kabupaten, RUTR Kecamatan Kebijakan perwilayahan propinsi dan regional Kebijakan daerah, seperti RPJM, RPJP, dll
Kajian dilakukan dengan menggunakan metodologi deskriptif analisis, artinya tidak hanya menjabarkan fakta pengaturan yang ada, tapi juga menganalisis lebih lanjut dan mendalam mengenai kekurangan dan kelebihan dari kebijakan-kebijakan tersebut. Analisis Kelayakan/Dukungan kebijaksanan, yang meliputi : 1. Analisis peraturan dan rujukan baru yang berpengaruh terhadap pengembangan Kawasan Agro Industri Jambi (JAIP); 2. Analisis kebijaksanaan baru baik yang dikeluarkan oleh pusat, propinsi/kabupaten (seperti RTRWP, RTRWK, Propeda Propinsi dan Kabupaten, dll) serta kebijaksanaan sektoral yang berpengaruh terhadap pengembangan Kawasan Agro Industri Jambi (JAIP); 3. Analisis maupun perubahan-perubahan pertumbuhan dinamis yang akibat kebijaksanaan terhadap
ekonomi,
berpengaruh
Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) Kawasan Agro Industri Jambi (JAIP)
I-10
Kesimpulan
Tingkat Kelayakan Kebijakan - Pengaruh Kebijakan terhadap pengembangan Kawasan Agro Industri Tingkat Kelayakan Ekonomi - Kriteria Skala Kawasan dan Jenis Industri Supply & Demand - dll Tingkat Kelayakan Sosial (SDM) - Potensi & Masalah SDM dalam pengembangan kawasan Tingkat Kelayakan Fisik & Lingkungan Wilayah - Potensi dan Masalah Fisik & Lingkungan Kawasan Tingkat Kelayakan Spatial (Lokasi) Wilayah - Pola Penggunaan Lahan, Bentuk Ruang Hierarki Ruang Potensi & Masalah Ruang - dll Tingkat Kelayakan Infrastruktur Wilayah - Potensi & Permasalahan Infrastruktur dalam wilayah Tingkat Kelayakan Kelembagaan - Potensi & Masalah Kelembagaan Tingkat Kelayakan Finansial - Potensi & Masalah Finansial -Sumber-sumber Pendanaan
Kebijakan daerah yang mempengaruhi pengembangan Kawasan Agro Industri: Kebijakan Pembangunan Kebijakan Keruangan Kebijakan Industri Kebijakan Perdagangan Kebijakan Investasi Kebijakan Lainnya Kondisi Regional / Wilayah Ekonomi Wilayah (Khususnya Sektor Pertanian dan Agrobisnis) Sosial Wilayah Infrastruktur Wilayah Fisik & Lingkungan Wilayah Spatial Wilayah Kelembagaan Finansial (Pembiayaan Pembangunan)
Kelayakan Sosial/SDM
- Mayoritas SDM bergerak di bidang Agro - Komposisi Tenaga Profesional (ahli) hingga Petani yang proporsional - Menguasai Teknologi Agro - dll
Analisis Kelayakan Sosial (SDM) Analisis Kelayakan Fisik & Lingkungan Analisis Kelayakan Spatial (Lokasi)
Faktor Determinan
Kelayakan Infrastruktur
Studi Literatur
Definisi, Konsep, Syarat-syarat, dan Ciri-ciri Kawasan Agro Industri juga Agrobisnis, Agrowisata, dan Agropolitan
- Dukungan kelayakan pelabuhan , jaringan jalan, pasar, terminal, stasiun, pusat penelitian, dan infrastruktur lainnya. - dll
Kelayakan Kelembagaan
- Adanya dan layaknya lembaga yang mendukung pengembangan kawasan agro industri - dll
Kelayakan Finansial
- IRR> Suku Bunga - NPV > 0 - PBP, BEP - Adanya Sumber Pembiayaan - dll
Derajat/Tingkat Kelayakan Faktor Determinan Derajat/Tingkat Kelayakan Internal Analisis Kelayakan Internal
Analisis Kelayakan Fisik & Lingkungan Analisis Kelayakan Spatial (Lokasi) Tingkat Kelayakan Fisik & Lingkungan Kawasan - Potensi dan Masalah Fisik & Lingkungan Kawasan Tingkat Kelayakan Spatial (Lokasi) Kawasan - Pola Penggunaan Lahan, Bentuk Ruang Hierarki Ruang Potensi & Masalah Ruang - dll Tingkat Kelayakan Infrastruktur Kawasan - Potensi & Permasalahan Infrastruktur dalam kawasan Tingkat Kelayakan Finansial - Potensi & Masalah Finansial - Kebutuhan Investasi
Rekomendasi
Faktor Internal
KarKakteristik Kawasan Kondisi Fisik & Lingkungan Kondisi Infrastruktur Kondisi Spatial (Lokasi) Kebutuhan Finansial
- Memiliki struktur dan pola ruang yang layak dikembangkan sebagai pusat kawasan agro industri dengan hinterland merupakan distrik-distrik orde kedua dan ketiga dalam struktur ruang agropolitan dll
Kelayakan Finansial
- IRR> Suku Bunga - NPV > 0 - PBP, BEP - Adanya Sumber Pembiayaan - dll
Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) Kawasan Agro Industri Jambi (JAIP)
I-11
4. Analisis paradigma baru pembangunan, karena adanya dampak dari globalisasi maupun penemuan teknologi baru yang berpengaruh terhadap perubahan kebijakan pengembangan Kawasan Agro Industri Jambi (JAIP); Output dari kajian dukungan kebijakan diharapkan didapat keluaran berupa: 1. Derajat dukungan dan 2. Kelayakan kebijakan terhadap rencana pengembangan Kawasan Agro Industri Jambi (JAIP). 3. Pengaruh Kebijakan daerah dan sektoral terhadap pengembangan Kawasan Agro Industri Jambi (JAIP). 4. Pengaruh kebijakan daerah dan sektoral terhadap jenis Agro Industri yang akan dikembangkan.
B. Kajian Lingkungan Eksternal Merupakan kajian terhadap kondisi Regional/Wilayah/Hinterland di luar Kawasan Agro Industri Jambi (JAIP) yang berpengaruh atau terkait secara langsung dengan kawasan. Kajian dilakukan dengan menggunakan metodologi deskriptif analisis, artinya tidak hanya menjabarkan fakta pengaturan yang ada, tapi juga menganalisis lebih lanjut dan mendalam mengenai kelayakan kondisi regional/wilayah dan wilayah hinterland kawasan tersebut. Kajiannya mencakup aspek-aspek Ekonomi Wilayah, Fisik dan Spatial Wilayah, Sosial dan Kependudukan Wilayah, Prasarana dan Sarana (infrastruktur) Wilayah, Kelembagaan Lingkup Wilayah dan Kajian Finansial/ Pembiayaan Pembangunan Lingkup Wilayah.
C. Kajian Faktor Internal Kajian faktor internal akan difokuskan pada analisis terhadap kondisi dukungan infrastruktur bagi sektor industri di Provinsi Jambi serta analisis terhadap kondisi lokasi pengembangan JAIP di Muara Sabak, meliputi analisis posisi dan lokasi, kesesuaian fisik dasar, dukungan
Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) Kawasan Agro Industri Jambi (JAIP)
I-12
ketenagakerjaan
(sosial
masyarakat),
kesesuaian
finansial,
serta
pengembangan kawasan industri di Provinsi Jambi. BAB 3 Merupakan kajian dan analisa kondisi pertanian dan perkebunan dalam mendukung pengembangan sektor pertanian dan industri pertanian di Provinsi Jambi. Kajian akan mencakup komoditi, kesesuaian lahan, kebijakan terkait, kelayakkan usaha industri hilir pilihan BAB 4 Merupakan Anaisa ejauhmana kondisi sektor industri saat ini dan peluang pengembangannya dimasa mendatang, didukung oleh keberadaan komoditas-komoditas pertanian yang ada. .
Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) Kawasan Agro Industri Jambi (JAIP)
I-13
BAB 5 Merupakan kondisi infrastruktur dalam mendukung pengembangan sektor industri di Provinsi Jambi. Kajian akan mencakup infrastruktur transportasi, energi, telekomunikasi, air bersih, dan jaringan irigasi. BAB 6 Merupakan analusa Tenaga Kerja di Provinsi Jambi. Kajian akan mencakup Manufaktur Agroindustri BAB 7 Merupakan Keuangan Daerah di Provinsi Jambi. Kajian akan mencakup komoditi, kesesuaian lahan, kebijakan terkait, kelayakkan usaha industri hilir pilihan
Penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) Kawasan Agro Industri Jambi (JAIP)
I-14