Anda di halaman 1dari 15

BAGAIMANA ALLAH MENCINTAI HAMBANYA Oleh: Marhadi Muhayar, Lc., M.A.

Khutbah Pertama
. . . . . .

Hadirin jamaah sidang Jumat yang dimuliakan oleh Allah SWT! Tidak bosan bagi saya untuk selalu berwasiat, baik bagi diri saya maupun bagi hadirin sekalian, agar kita selalu meningkatkan kwalitas iman dan taqwa kita, karena iman dan taqwa adalah sebaik-baik bekal di dalam meraih kebahagian hidup di dunia maupun akhirat. Pada kesempatan sholat Jumat kali ini, insya Allah saya akan menyampaikan sebuah materi tentang cinta. Sebagaimana kita tahu, sangat banyak buku-buku agama bertebaran, entah itu di perpustakaan, toko-toko, atau rak-rak buku, mengajarkan kita bagaimana kiat dan cara kita mencintai Allah. Semuanya berbicara tentang bagaimana cara kita mencintai Allah, atau bagaimana seorang hamba berusaha untuk mencintai tuhannya Yang Maha Tinggi? Jika ada seorang rakyat jelata yang menghormati rajanya yang besar dan agung, itu merupakan hal yang biasa dan tidak aneh! Tapi coba kita lihat, kalau ada orang yang derajatnya lebih tinggi mencintai orang yang martabatnya lebih rendah, itu adalah hal yang langka! Karenanya pada kesempatan kali ini, saya ingin menyampaikan hal yang agak berbeda barangkali, yaitu bagaimana Allah mencintai hambanya? Mungkin seseorang bertanya atau merasa aneh, mungkinkah Allah SWT sebagai tuhan yang maha agung dan tinggi mau mencintai kita yang hanya sebagai seorang makhluk? Hadirin sekalian... ternyata Allah sangat mencintai manusia! Lalu apa sih istimewanya, kalau Allah mencintai kita? Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abu Hurairah r.a: : ).( Rasulullah Saw bersabda: Sesungguhnya Allah SWT jika mencintai seorang hamba, maka Dia memanggil malaikat Jibril dan berkata: Wahai Jibril, aku mencintai orang ini maka cintailah dia! Maka Jibrilpun mencintainya, lalu Jibril mengumumkannya kepada seluruh penduduk langit dan berkata: Wahai penduduk langit, sesungguhnya Allah mencintai orang ini, maka cintai pulalah dia oleh kalian semua, maka seluruh penduduk langit pun mencintainya. Kemudian orang itu pun dicintai oleh segenap makhluk Allah di muka bumi ini. (HR. Bukhari) Masya Allah! Lihatlah cinta Allah... bagaiamana Allah mengumumkan cintanya kepada sekalian makhluknya? Hadirin... marilah kita selami makna hadis ini... bagaimana Allah mencintai seseorang? Pernahkah terbetik dalam hati kita, jika ada salah seorang yang hadir di majelis mulia ini termasuk kepada orang-orang yang dicintai Allah? Ketika Allah SWT mencintai hambanya, Allah yang maha tinggi tidak hanya cukup mengatakan aku cinta kepada orang ini! Tapi Allah umumkan kepada seluruh penjuru

makhluk-Nya! Apa kata Allah dalam hadis tadi? "" Wahai Jibril, aku mencintai orang ini maka cintailah dia, lalu jibril pun mengumumkannya kepada seluruh makhluk di langit! .): ( Maka Jibril pun mengumumkan kepada seluruh penduduk langit, para malaikat, para nabi, para wali Allah dari kalangan jin dan manusia, Sesungguhnya Allah telah mencintai orang ini, maka cintai pulalah dia oleh kalian semua! Kemudian orang itu pun menjadi dicintai segenap makhluk Allah di muka bumi ini. Jika seseorang telah dicintai oleh Allah, maka hidup ini terasa tenang, damai, dan tentram penuh kasih sayang, perlindungan dan rahmat-Nya Taala. Apa yang diminta akan diberi, apa yang diinginkan akan terkabul. Segala kebutuhannya akan dipenuhi, dan diakhirat mendapatkan ridho dan perlindungan-Nya dari siksa api neraka. Enak ga jadi orang kaya gini? Pasti doong... Dalam sebuah Hadis Qudsi Allah SWT berfirman: Orang yang telah menjadi kekasih-Ku, maka aku akan selalu siap membantunya Siapakah Wali atau kekasih Allah itu? "" Ketahuilah sesungguhnya para waliyullah tidak merasa takut dan sedih, mereka adalah orang-orang yang beriman dan selalu bertaqwa. Lalu Allah melanjutkan firman-Nya dalam Hadis Qudsi tadi: " ". Allah SWT berfirman, Tidak seorangpun hamba mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang paling aku cintai, melainkan dengan apa yang telah aku wajibkan kepadanya. Hambaku adalah orang yang selalu mengerjakan ibadah-ibadah nawafil (amalan-amalan sunnah) sehingga aku mencintainya. Ketika aku telah mencintainya, maka akulah yang akan menjadi telinga yang dia gunakan untuk mendengar, mata yang dia gunakan untuk melihat, tangan yang dia gunakan untuk memukul, kaki yang dia gunakan untuk berjalan. Jika dia meminta kepada-Ku, pasti aku berikan, dan jika dia butuh perlindungan-Ku, pasti aku lindungi. Melalui Hadis Qudsi ini, kita bisa memahami bahwa seorang hamba yang sangat istimewa di hadapan Allah SWT adalah seorang hamba yang mampu memadukan antara suatu kewajiban (fara`idh) dengan amalan sunnah (nawafil) . Tidak ada artinya amalan sunnah, atau ibadahibadah yang sifatnya sekunder di saat hal-hal yang lebih wajib ditinggalkan. Kita mengerjakan sholat sunnah Dhuha atau shalat Qobliyah dan Badiyah misalkan, tetapi harus juga dengan tidak meninggalkan kewajiban sholat yang lima waktu yang fardhu. Kita menunaikan haji ke Baitullah untuk yang ke sekian kalinya, tetapi juga harus dengan melihat apakah orang-orang miskin disekeliling kita sudah tercukupi semua. Jangan sampai kita selalu melaksanakan ibadah sunnah yang dianjurkan oleh baginda Rasulullah Saw, tetapi kita tidak menjaga tali silaturrahmi yang wajib. Di saat kita bisa memadukan atau mengerjakan antara amalan-amalan yang wajib dan sunnah, maka di saat itulah seorang manusia menjadi lebih istimewa di hadapan Allah SWT. Namun yang perlu untuk selalu kita ingat adalah, bahwa ibadah itu bukan hanya sebatas kepada Allah, terlebih kepada makhluk-Nya di dlam berbuat baik. Dan mesti pula harus dilandasi dengan keimanan dan keikhlasan dalam mengerjakannya. Tanpa keimanan dan keikhlasan, maka semua itu akan hampa, tiada artinya.

Berkaitan dengan betapa Allah SWT sangat mencintai kita manusia sebagai hambanya, ada sebuah hadis yang sering kita dengar yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abu Hurairah r.a : " ) ." ( Jika telah lewat tengah malam atau sepertiga malam yang akhir, Allah Yang Maha Mulia dan Agung turun kelangit yang paling rendah (langit dunia), lalu berkata: Adakah orang yang meminta kepada-Ku saat ini, pasti akan aku beri, adakah orang yang memohon ampun, pasti aku ampuni, adakah orang yang bertaubat, pasti aku berikan taubat-Ku, adakah orang yang memerlukan-Ku, pasti akan aku penuhi. Dan itu terjadi setiap malam hingga terbit fajar. (HR. Bukhari). Hadirin sidang Jumat yang dimuliakan oleh Allah SWT Oleh karena itu, alangkah baiknya jika kita menyembah, tunduk dan patuh kepada Allah SWT hanya atas dasar cinta kita kepada-Nya, bukan dilandasi oleh rasa takut atas murka dan siksanya, walaupun hal itu juga tidak buruk. Karena Allah juga sangat mencintai kita, bahkan dalam banyak ayat Alquran selalu diawali dengan kasih sayany-Nya terlebih dahulu, seperti firmannya: Maka Allah SWT akan mendatangkan suatu kaum yang Allah cintai dan merekapun mencintai Allah Terakhir, Rasulullah SAW bersabda: " .) " ( Ada tujuh golongan yang akan dilindungi Allah dalam lindungan-Nya pada hari tidak ada perlindungan selain perlindungan-Nya: Imam yang adil, pemuda yang rajin beribadah, seorang yang hatinya selalu terpaut dengan masjid, dua orang yang saling mencintai, bertemu dan berpisah hanya karena Allah, seorang laki-laki yang diajak oleh seorang perempuan terhormat dan cantik, lalu ia berkata aku takut kepada Allah, seorang yang menyembunyikan sedekahnya tidak ingin dilihat orang, dan seorang yang mengingat Allah dalam keheningan hingga menitikkan airmata. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
. . . . . . . .

Khutbah Kedua (ke-2)

. . .. . .

Syirik Penyebab Kerusakan Dan Bahaya Besar Khutbah Pertama


.. . . .. . .

Ma'asyirol Muslimin rahimakumullah ... Segala puji bagi Allah, Rabb dan sesembahan sekalian alam, yang telah mencurahkan kenikmatan-kenikmatanNya, rizki dan karuniaNya yang tak terhingga dan tak pernah putus sepanjang zaman. Kepada makhluknya Baik yang berupa kesehatan maupun kesempatan sehingga pada kali ini kita dapat berkumpul di tempat yang mulia dalam rangka menunaikan kewajiban shalat Jumat. Semoga shalawat dan salam tercurah kepada uswah kita Nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wa Sallam, yang atas jasa-jasa dan perjuangan beliau cahaya Islam ini tersampaikan kepada kita, sebab dengan adanya cahaya Islam tersebut kita terbebaskan dari kejahiliyahan, malamnya bagaikan siangnya. Dan semoga shalawat serta salam juga tercurahkan kepada keluarganya, para sahabatnya dan pengikut-pengikutnya hingga akhir zaman. Pada kesempatan kali ini tak lupa saya wasiatkan kepada diri saya pribadi dan kepada jamaah semuanya, marilah kita tingkatkan kualitas iman dan taqwa kita, karena iman dan taqwa adalah sebaik-baiknya bekal untuk menuju kehidupan di akhirat kelak. Maasyiral Muslimin rahimakumullah ... Islam adalah agama yang datang untuk menegakkan tauhid, yaitu meng-Esa-kan Allah. Sebagaimana kita telah bersaksi dalam setiap harinya paling tidak dalam shalat kita. ( ,) yang bermakna tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad utusan Allah. Yang mana pada kalimat ( ) terdapat makna penafian (peniadaan) sesembahan selain Allah dan ( ) menetapkan sesembahan untuk Allah semata. Tetapi begitu banyak umat Islam yang tidak konsisten kepada tauhid, mereka tidak lagi menyembah kepada Allah semata. Bahkan banyak di antara mereka yang berbuat syirik, menyembah kepada selain Allah baik langsung maupun tak langsung, baik disengaja maupun tidak. Banyak di antara mereka yang pergi ke dukun-dukun, paranormal, tukang santet, tukang ramal, mencari pengobatan alternatif, mencari penglaris, meminta jodoh dan lain sebagainya. Dan yang lebih memprihatinkan lagi wahai kaum muslimin ... banyak umat Islam yang berbuat syirik tapi mereka berkeyakinan bahwa perbuatannya itu adalah suatu ibadah yang disyariatkan dalam Islam (padahal tidak demikian). Inilah penyebab utama terjadinya musibah di negeri kita dan di negeri saudara-saudara kita, disebabkan umat tidak lagi bertauhid dan banyak berbuat syirik. Maasyiral Muslimin rahimakumullah. Allah menurunkan agama tauhid ini untuk mengangkat derajat dan martabat manusia ke tempat yang sangat tinggi dan mulia. Di akhirat kita dimasukkan ke dalam Surga dan di dunia kita akan diberikan kekuasaan. Dan Allah menurunkan agama tauhid ini untuk membebaskan manusia dari kerendahan dan kehinaan yang di akibatkan oleh perbuatan syirik. Sebagai firman Allah: Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan

amal-amal shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan mengukuhkan bagi mereka agama yang telah diridhaiNya untuk mereka, dan Dia benarbenar akan menukar(keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahKu dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orangorang yang fasik. (An-Nur: 55). Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam barsabda: . Barangsiapa meninggal dunia (dalam keadaan) tidak berbuat syirik kepada Allah sedikitpun, niscaya akan masuk Surga. Dan barangsiapa meninggal dunia (dalam keadaan) berbuat syirik kepada Allah, niscaya akan masuk Neraka. (HR. Muslim). Maasyiral Muslimin rahimakumullah ... Syirik adalah sebesar-besar dosa yang wajib kita jauhi, karena perbuatan syirik (menyekutukan Allah) menyebabkan kerusakan dan bahaya yang besar, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Di antara kerusakan dan bahaya akibat perbuatan syirik adalah: Pertama: Syirik merendahkan eksistensi kemanusiaan Syirik menghinakan kemuliaan manusia, menurunkan derajat dan martabatnya. Sebab Allah menjadikan manusia sebagai hamba Allah di muka bumi. Allah memuliakannya, mengajarkan seluruh nama-nama, lalu menundukkan baginya apa yang ada di langit dan di bumi semuanya. Allah telah menjadikan manusia sebagai penguasa di jagad raya ini. Tetapi kemudian ia tidak mengetahui derajat dan martabat dirinya. Ia lalu menjadikan sebagian dari makhluk Allah sebagai Tuhan dan sesembahan. Ia tunduk dan menghinakan diri kepadanya. Ada sebagian dari manusia yang menyembah sapi yang sebenarnya diciptakan Allah untuk manusia agar hewan itu membantu meringankan pekerjaannya. Dan ada pula yang menginap dan tinggal di kuburan untuk meminta berbagai kebutuhan mereka. Allah berfirman: Dan berhala-berhala yang mereka seru selain Allah, tidak dapat membuat sesuatu apapun, sedang berhala-berhala itu (sendiri) di buat orang. (Berhala-berhala) itu benda mati, tidak hidup, dan berhala-berhala itu tidak mengetahui bilakah penyembah-penyembahnya akan dibangkitkan. (Al-Hajj: 20-21) Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah maka ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung atau diterbangkan angin ketempat yang jauh. (Al-Hajj: 31) Kedua: Syirik adalah sarang khurofat dan kebatilan Dalam sebuah masyarakat yang akrab dengan perbuatan syirik, barang dagangan dukun, tukang nujum, ahli nujum, ahli sihir dan yang semacamnya menjadi laku keras. Sebab mereka mendakwahkan (mengklaim) bahwa dirinya mengetahui ilmu ghaib yang sesungguhnya tak seorangpun mengetahuinya kecuali Allah. Jadi dengan adanya mereka, akal kita dijadikan siap untuk menerima segala macam khurofat/takhayul serta mempercayai para pendusta (dukun). Sehingga dalam masyarakat seperti ini akan lahir generasi yang tidak mengindahkan ikhtiar (usaha) dan mencari sebab serta meremehkan sunnatullah (ketentuan Allah). Ketiga: Syirik adalah kedholiman yang paling besar Yaitu dhalim terhadap hakikat yang agung yaitu (Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah). Adapun orang musyrik mengambil selain Allah sebagai Tuhan serta mengambil selainNya sebagai penguasa. Syirik merupakan kedhaliman dan penganiayaan terhadap diri sendiri. Sebab orang musyrik menjadikan dirinya sebagai hamba dari makhluk yang merdeka. Syirik juga merupakan kezhaliman terhadap orang lain yang ia persekutukan dengan Allah karena ia telah memberikan sesuatu yang sebenarnya bukan miliknya. Keempat: Syirik sumber dari segala ketakutan dan kecemasan Orang yang akalnya menerima berbagai macam khurofat dan mempercayai kebatilan,

kehidupannya selalu diliputi ketakutan. Sebab dia menyandarkan dirinya pada banyak tuhan. Padahal tuhan-tuhan itu lemah dan tak kuasa memberikan manfaat atau menolak bahaya atas dirinya. Karena itu, dalam sebuah masyarakat yang akrab dengan kemusyrikan, putus asa dan ketakutan tanpa sebab merupakan suatu hal yang lazim dan banyak terjadi. Allah berfirman: Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang yang kafir rasa takut disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak memberikan keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka adalah Neraka, dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang dhalim. (Ali-Imran: 151) Kelima Syirik membuat orang malas melakukan pekerjaan yang bermanfaat Syirik mengajarkan kepada para pengikutnya untuk mengandalkan para perantara, sehingga mereka meremehkan amal shalih. Sebaliknya mereka melakukan perbuatan dosa dengan keyakinan bahwa para perantara akan memberinya syafaat di sisi Allah. Begitu pula orangorang kristen melakukan berbagai kemungkaran, sebab mereka mempercayai Al-Masih telah menghapus dosa-dosa mereka ketika di salib. Sebagian umat Islam mengandalkan syafaat Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam tapi mereka meninggalkan kewajiban dan banyak melakukan perbuatan haram. Padahal Rasul Shallallaahu alaihi wa Sallam berkata kepada putrinya: .) . ( Wahai Fathimah binti Muhammad, mintalah dari hartaku sekehendakmu (tetapi) aku tidak bermanfaat sedikitpun bagimu di sisi Allah. (HR. Al-Bukhari). Keenam: Syirik menyebabkan pelakunya kekal dalam Neraka Syirik menyebabkan kesia-siaan dan kehampaan di dunia, sedang di akhirat menyebabkan pelakunya kekal di dalam Neraka. Allah berfirman: Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya Surga dan tempatnya ialah Neraka, dan tidaklah ada bagi orangorang dhalim itu seorang penolongpun. (Al-Maidah: 72). Ketujuh: Syirik memecah belah umat Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang memper-sekutukan Allah, yaitu orangorang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka. (Ar Ruum: 31-32) Maasyiral Muslimin rahimakumullah ... Itulah berbagai kerusakan dan bahaya yang ditimbulkan perbuatan syirik. Yang jelas Syirik merupakan penyebab turunnya derajat dan martabat manusia ke tempat paling hina dan paling rendah. Karena itu Wahai hamba Allah, yang beriman ... Marilah kita bertaubat atas segala perbuatan syirik yang telah kita perbuat dan marilah kita peringatkan dan kita jauhkan masyarakat di sekitar kita, anggota keluarga kita, sanak famili kita, dari syirik kerusakan dan bahayanya. Agar kehinaan dan kerendahan yang menimpa ummat Islam segera berakhir, agar kehinaan dan kerendahan ummat Islam diganti menjadi kemuliaan. . . . Khutbah kedua: . . . Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah ... Kembali pada khutbah yang kedua ini, saya mengajak diri saya dan jamaah untuk senantiasa meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah dengan sesungguhnya. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad, kepada para sahabatnya, keluarganya

.dan pengikutnya hingga akhir zaman Dari pembahasan pada khutbah yang pertama tadi, telah jelas bagi kita bahwa syirik adalah sebesar-besar dosa yang wajib kita jauhi. Kita harus bersih dari noda syirik. Harus selalu ,takut kita terjerumus kedalamnya, karena ia adalah dosa yang paling besar. Disamping itu syirik dapat menghapuskan pahala amal shalih yang kita lakukan, atau menghalangi kita :masuk jannah Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) sebelummu:"Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapus amalmu dan tentulah kamu termasuk )56 :orang-orang yang merugi. (Az-Zumar . . . . . . . . . . .

PENGARUH MEDIA KOMUNIKASI TERHADAP MASYARAKAT Oleh: Marhadi Muhayar, LC., MA.

. . . . . . .
Maasyiral muslimin, jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah SWT...
Tema kita pada shalat Jumat kali ini merupakan tema yang sangat penting bagi semua orang tua muslim dalam menyikapi pengaruh tekhnologi modern bagi anak-anaknya, yaitu tentang bagaimana caranya mengantisifasi efek negatif dari tekhnologi modern. Pengaruh ICT (Information and Comunication Technology) atau teknologi informasi dan komunkasi, menempati posisi yang sangat signifikan dan krusial di dalam mereduksi moral dan kepribadian generasi muda kita akhir-akhir ini. Dalam konteks ini, yang saya maksudkan adalah, gabungan antara media klasik seperti media cetak maupun elektronik, dan media baru seperti telepon seluler dan internet, karena kita dan anak-anak kita saat ini hidup di era ICT. Perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu pesat, memaksa kita, para orangtua untuk kembali melihat, cara (kaifiyyat) atau methode yang harus

diterapkan dalam mendidik anak-anaknya. Jika sedikit saja kita salah dalam menyampaikan informasi kepada anak-anak kita, walaupun menurut kita, bahwa cara yang kita tempuh sudah benar, tetapi dikarenakan kita tidak mengerti kondisi dan perkembangan tekhnologi saat ini, maka sangat mungkin, apa yang kita sampaikan menjadi tidak efektif, bahkan disalahgunakan oleh anak-anak kita.

Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah SWT


Kalau dahulu, tiga puluh tahu yang lalu, termasuk di kota-kota besar seperti Jakarta sekalipun, setelah Maghrib kita sering mendengar anak-anak tadarus Al-Qur'an. Kita pun akrab dengan mereka, mengaji bersama. Bahkan di setiap rumah pasti terdengar, sayup-sayup sampai, suara orang-orang sedang mengaji Al-Qur'an. Tradisi semacam ini bukan hanya di malam Jumat, tetapi hampir di setiap malam. Baik itu di rumah-rumah, di surau-surau, maupun di masjid-masjid yang ada di tengah masyarakat kita. Bukan hanya itu, anak-anak kita pun diajarkan langsung oleh orangtua-orangtua mereka tentang bagaimana cara mereka shalat, cara bersuci, dan tata-krama bersopan-santun. Bagi anakanak puterinya, diajarkan bagaimana cara mereka menghadapi masa-masa tertentu, cara menghadapi masa menstruasi, cara menyikapi perkembangan alatalat reproduksi, dan lain sebagainya. Itu semua diajarkan dan dibimbing satupersatu oleh orangtua-orangtua kita dahulu, yaitu tiga puluh tahun yang lalu. Produk tiga puluh tahun lalu itu adalah diri kita sekarang ini. Saya, Bapakbapak, Ibu-ibu, dan Sadara-saudara sekalian yang ada di sini, bahkan masyarakat Indonesia secara umum sekarang ini adalah hasil produk sekitar tiga puluh tahun yang lalu. Produk yang masih menerima terpaan dan gemblengan agama yang masih cukup lumayan dari para orangtua kita. Kita adalah produk yang di zaman itu masih tidak mengenal apa yang namanya telepon seluler, apa yang namanya CD atau VCD, apa yang namanya internet, apa yang namanya tabloid, dan lain sebagainya. Kalau dahulu para orangtua kita dengan begitu teilitinya, dengan begitu sabarnya, dengan begitu perhatiannya, menggembleng dan mendidik diri kita, sehingga menjadilah kita sekarang ini. Diri kita atau masyarakat Indonesia yang ada sekarang ini adalah hasil produk sekitar tiga puluh atau empat puluh tahun yang lalu. Jika kita lihat, diri kita saja yang dahulunya mendapat gemblengan dan terpaan agama yang cukup kuat, hasilnya masih seperti ini, lalu bagaimana dengan anak-anak kita di zaman sekarang ini? Untuk lebih meyakinkan saudara, coba saudara cek sekali saja, saudara jalan-jalan sehabis Maghrib di tengah masyarakat yang saudara tinggal di dalamnya? Apa yang saudara dengar dari rumah-rumah penduduk? Dari rumah-

rumah tetangga? Bahkan saudara cek di kampung halaman saudara, yang barangkali tidak sebesar kota Jakarta ini? Adakah terdengar suara anak-anak beserta orangtuanya sedang tadarus Al-Qur'an? Jangankan anak-anak kita rajin untuk membacar Al-Qur'an, jangankan putera-puteri kita faham tentang agama, tentang bagaimana menghadapi masa pubertas secara islami, terkadang anakanak kita mengenal huruf arab saja tidak tahu! Coba kita perhatikan, apa yang kita saksikan setelah Maghrib pada keluarga-keluarga muslim saat ini? Kita lihat, bapaknya nonton berita atau sepakbola, ibunya nonton sinetron, anaknya yang paling tua main SMSan, adiknya, main internet, adiknya lagi main HP? Coba kita bandingkan, kita saja yang dahulunya dapat gemblengan dan arahan yang lebih baik dari orangtua-orangtua kita, masih seperti ini? Kita masih lalai dalam mendidik anak-anak kita? Lalu bagaimana dengan generasi anak-anak kita selanjutnya? 20, 30, 40 tahun lagi? Yang mana mereka tidak mendapatkan arahan langsung dari kita? Kita biarkan begitu saja. Kita hanya mempercayakan mereka pada guru agama, pada ustadzah yang membimbingnya, tanpa kita turun tangan? Kita biarkan mereka membuka ingternet dengan bebasnya, padahal di internet sangat penuh dengan hal-hal negatif seperti pornografi, cerita esekesek, kekerasan dan lain sebagainya, tanpa kita awasi? Kita biarkan mereka berinteraksi dengan HP mereka dengan lawan jenis dan pelayanan-pelayanan negatif lainnya yang tidak mendidik dan malah menjerumuskan! Bagaimana jadinya generasi kita mendatang kalau sudah seperti ini? Apa yang akan terjadi 20, 30, 40 tahun yang akan datang? Inilah yang harus kita perhatikan, dan kita renungkan bersama untuk mencari jalan keluarnya. Belum lagi kita dapat membendung efek negatif ICT terhadap anak-anak dan keluarga kita yang mulai marak saat ini, pemerintah malah sengaja mengkampanyekan budaya internetisasi dengan slogan mari kita galakan internet di masyarakat kita. iklannya sudah ada di televisi ayo kita sambut kehadiran internet, mari kita sambut internet di kampung kita, mari kita sambut internet di kelurahan kita dan slogan-slogan lainnya. Nanti anak-anak kecil yang masih lugu-lugu dan polos itu disuruh melihat-lihat internet. Internet bakal ada di rumah-rumah, di sekolah-sekolah, bahkan di mushola-mushola sekalipun. Fenomena itu bakal terjadi bukan hanya di kota-kota besar, tetapi di kampungkampung dan di desa-desa, mereka bakal akrab dengan dunia internet. Internet bagus, tekhnologi baik, tetapi kita jangan hanya memikirkan efek positifnya saja tanpa melihat dan mempertimbangkan efek negatifnya. Kita harus pandai-pandai memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Semestinya pemerintah sudah mulai memikirkan dan mencari solusi terbaik tentang bagaimana cara untuk mengantisipasi efek-efek negatif ITC terhadap anak-anak dan keluarga. Tapi yang ada kan tidak?! Pemerintah membiarkan begitu saja

tanpa adanya filterisasi dan counter atas efek negatif ITC ini?! Inilah yang kita khawatirkan.

Saudara-saudara kaum muslimin rahimakumullah


Ada tiga poin pokok yang ingin saya sampaikan, berkaitan dengan efek negatif ICT ini terhadap keluaga kita.

masyarakat dunia mengikuti mereka. Kebebasan merupakan hak asasi manusia yang paling tinggi, kata mereka. Jadi, tidak ada orang yang berhak memaksa orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan kehendak orang itu sendiri. Saat ini saja, jika kita perhatikan undangundang yang ada di Indonesia tentang Komnas HAM atau Komnas Anak dan lain sebagainya, sudah sangat mengkhawatirkan. Sebagai contoh, jika ada orangtua yang ternyata dalam mendidik anaknya ada tindakan yang tidak disetujui oleh anaknya, lalu anaknya itu mengadu ke Komnas HAM anak, maka orangtuanya bisa diperkarakan. Begitu juga, jika ada seorang isteri yang tidak suka dengan nasehat suaminya, karena merasa hak individunya diintervensi, lalu dia mengadukan masalahnya pengadilan agama, maka isterinya itu berhak meminta cerai dari suaminya. Berkaitan dengan kasus perceraian semacam ini, di Indonesia sudah lebih dari lima puluh persen perceraian ditentukan oleh isterinya, bukan oleh suaminya. Semua ini adalah implikasi dari proses kebebasan yang kebablasan. Di bidang politik, negara barat menggulirkan kebebasan dengan apa yang namanya demokrasi. Di mana-mana demokrasi dikampanyekan, yang penting suara rakyat. Apakah itu halal atau haram, tidak penting yang penting rakyat setuju, beres. Di bidang ekonomi, ada yang namanya liberalisasi ekonomi. Ada pasar bebas. Siap atau tidak siap, yang penting kalau sudah digulirkan harus siap, itulah hukum pasar yang harus diikuti. Masabodoh dengan si miskin atau si kaya. Tidak pandang punya modal yang cukup atau cekak. Kebebasan di bidang budaya. Bebas orang mengekspresikan pikiran dan gagasan. Maka munculah aliran-aliran dan agama-agama baru di Indonesia. Pada saatnya nanti, karena alasan HAM, mereka tidak bisa ditolak. Padahal dalam Islam juga ada kebebasan, tetapi kebebasan yang terbatas. Kebebasan Islam punya aturan, punya akhlak dan tatakrama, bukan liberal yang tanpa batas. Bukan kebebasan yang kebablasan. Melainkan pada hakikatnya, kebebasan yang dibutuhkan oleh manusia itu sendiri. Kebebasan yang dipandu

Pertama, ideologi kebebasan. Orang-orang barat itu menginginkan

oleh wahyu Tuhan Yang Maha Bijaksana, yang memahami manusia sebagai hasil produk-Nya. Berkaitan dengan ini, ada satu hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Masud: .) : . (

Sesungguhnya di antara hal yang ditemukan umat manusia dari para nabi-nabi terdahulu adalah ungkapan, Jika kamu tidak malu, maka lakukanlah apa yang kamu suka.
Itulah universal deklaration yang dapat kita jumpai dari para nabi dan rasul terdahulu. Dalam kesempatan lain Rasulullah SAW juga bersabda:

Hiduplah sesuka hatimu, tapi ingatlah suatu saat kamu pasti akan mati.
Dengan bahasa lain, Rasulullah SAW mengatakan, mau bebas silahkan, mau bohong silahkan, mau ingkar silahkan, mau taat juga silahkan. Semuanya terserah anda, karena pada akhirnya itu semua akan berpulang kepada diri Anda sendiri. Hasil dari perbuatan Anda akan anda lihat dan saksikan sendiri, karena nanti Anda pun akan mati dan segala amal perbuatan Anda diperhitungkan. Jadi, kebebasan dalam agama kita ada batasan-batasannya. Ini poin yang pertama.

Poin yang kedua, media ICT yang ada saat ini, seringkali memunculkan hal-hal
yang bertentangan dengan agama. Di antaranya adalah fitnah, provokasi, gosip, dan berbagai macam ekspresi fisik, maupun ekspresi pemikiran yang bertentangan dengan ajaran agama. Banyak sekali orang di antara kita yang ingin populer, mereka membeberkan aib saudaranya, bahkan membeberkan aib dan auratnya sendiri. Padahal setiap kali kita selesai shalat, kita sering meminta kepada Allah, Allhumastur aurtina, ya Allah tutupilah aib dan kelemahan kami. Tapi pada kenyataannya, hanya karena ingin populer, kita rela mengeksploitasi aib diri kita sendiri? Para ulama berkata:

Barangsiapa yang hanya bersandar kepada otaknya dia akan sesat, barangsiapa yang bergantung kepada hartanya dia akan kurang, barangsiapa yang mengagungagungkan makhluk dia akan tergelincir.
Ini bisa kita buktikan saudara-saudara hadirin rahimakumullah. Kalau dalam hidup ini kita hanya mengandalkan otak kita saja, maka kita akan stress. Contoh,

banyak di antara kita, jika membuka cashflow hariannya, atau menghitung pemasukan dan pengluaran belanja harian dia, maka dia akan stress. Ternyata kalau dihitung-hitung tidak akan cukup. Belum untuk belanja dapur, belum untuk biaya anak sekolah, belum untuk anak yang kuliah, belum untuk transportasi, belum lagi kalu ada tamu atau biaya-biaya mendadak seperti sakit, kecelakaan, kondangan, ada kumpul-kumpul, dan lain sebagainya. Maka gaji yang kita dapat atau pemasukan yang kita peroleh kalau dihitung dengan cara seperti ini tidak akan cukup. Otak kita akan tersesat. Bukan cuman tersesat, tapi hidup kita bakalan jadi stress. Ini kalau kita menghitungnya pakai kalkulator manusia. Tapi kalau kita menghitungnya dengan kalkulator Tuhan, lain lagi. Pasti cukup. Semuanya dalam hidup ini terasa ringan, karena Allah SWT telah mengaturnya.

Wamanistagna bimalihi qalla, dan barangsiapa yang bergantung kepada hartanya

dia akan kurang. Tidak akan pernah merasa cukup, karena harta sifatnya relatif dan jumlahnya sangat terbatas. Bahkan seluruh harta yang kita miliki sebenarnya adalah pemberian dari Yang Maha Kuasa. Waman azza bi makhluqin zalla, barangsiapa yang mengagung-agungkan makhluk dia akan tergelincir, karena makhluk banyak kekurangannya, terlalu banyak cela dan aibnya. Ini poin kedua dari efek negatif adanya tekhnologi ICT.

Poin ketiga yang perlu kita renungkan adalah, informasi yang masuk kepada kita

banyak yang tidak akurat. Oleh karena itu kita mesti menyeleksinya, informasi yang datang kepada kita betul atau tidak? Valid atau cuman kabar burung? Akurat atau cuman berita sekedar lewat? Dan lain sebagainya. Ini sesuai dengan perintah Allah SWT di dalam Al-Quran: )6(

Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (QS. Al-Hujuraat: 6).
Jika datang kepada kalian suatu berita, maka chek and recheklah, sebelum kalian menyesal. Apalagi di zaman sekarang, pendidikan agama untuk anak-anak kita sangat minim. Pendidikan agama di sekolah hanya dua jam pelajaran atau empat puluh lima menit. Itu pun terkadang anak-anak kita tidak serius dalam mengikuti pelajaran agama. Informasi kebenaran yang diterima anak kita di zaman sekarang ini sangat sedikit. Di satu sisi, informasi yang tidak benar, informasi yang tidak mendidik, sangat mudah didapatkan.

Saudara-saudara kaum muslimin rahimakumullah

Coba kita lihat kehidupan keseharian anak-anak kita. Lebih banyak mana yang mereka dapatkan, informasi benar atau informasi salah yang paling banyak? Mereka lebih sering nonton televisi ketimbang belajar agama. Lebih doyan main Play Station (PS) ketimbang mengaji. Kalau kita prosentasikan, jauh bandingannya antara hal-hal yang mendidik dengan yang tidak mendidik. Padahal masa anak-anak dan remaja adalah saat yang paling baik dalam membentuk mental dan moral anak-anak. Usia yang sangat membekas pagi daya nalar dan daya ingat mereka. . . Khutbah Kedua

. . . .

Hadirin jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah SWT!


Sebagai contoh bahwa tekhnologi modern sekarang ini sangat memungkinkan anak-anak kita untuk berbuat negatif dan asusila adalah tekhnologi internet, HP, LCD dan lain sebagainya. Kalau dulu anak perempuan kita jarang keluar rumah, disebut sebagai anak yang taat, anak yang baik. Tapi sekarang, belum tentu. Berapa banyak dari anak-anak kita yang betah tinggal di rumah tapi akhlak dan kelakuannya lebih bobrok dari orang yang yang suka keluar rumah. Ini bukan berari keluar keluyuran itu lebih baik, tapi artinya adalah, di zaman sekarang di dalam rumah saja bisa bobrok apalagi kalau di luar rumah! Kita sebagai orangtua terkadang tidak tahu apa yang sedang dilakukan oleh anak-anak kita di dalam kamar mereka. Di zaman sekarang, mereka bisa saja pacaran atau melakukan halhal amoral dengan lawan jenisnya semisal buka aurat dan mempertontonkan tubuhnya melalui webcame via internet, padahal pacarnya ada jauh di kota lain.

Bisa saja mereka nonton filem blue melaui sarana internet atau buka wesite porno, karena layanan seperti itu sangat mudah didapatkan di internet. Belum lagi tekhnologi HP dengan TreeG dan LCDnya. Mereka juga bisa berbuat tidak senonoh dan dan mengumbar hawa nafsunya, membuka auratnya, dan kelakukankelakuan amoral lainnya melalui tekhnologi tersebut yang tidak jauh berbeda kecanggihannya. Jadi zaman sekarang, mendidik dan membina keturunan itu tidak mudah. Zaman yang kita lalui dahulu, tidak seperti zaman yang akan dilalui oleh anak-anak kita, lebih banyak tantangan dan bahayanya, karena kemunkaran lebih .mudah untuk didapatkan Ini saja barangkali yang bisa saya sampaikan, semoga bermanfaat untuk kita .semua Mohon maaf jika banyak .kekurangan Walafwu .minkum .Wassalamualaikum Wr. Wb . . . . . . . . . . .

. . !

Anda mungkin juga menyukai