Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH PEMIKIRAN TOKOH SYARIKAT ISLAM TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK ISLAM DI INDONESIA

Disusun oleh Febrillian Pratami 1006664281

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia Depok 2011

BAB I Pendahuluan I.1 Latar belakang Perkembangan politik islam di Indonesia tidak akan terlepas dari pengaruh Syarikat Islam di dalamnya. Syarikat islam adalah salah satu gerakan awal politik islam terbesar di masanya yang didirikan oleh Haji Samanhudi. Partai islam yang pernah ada seperti Partai Muslimin Indonesia tidak terlalu dapat diteliti pergerakannya karena telah dilumpuhkan Belanda, maka dari itu Syarikat Islam lebih dapat ditelaah pemikirannya karena telah menghasilkan beberapa hal yang signifikan. Syarikat Islam didirikan di Solo pada tanggal 11 November 1912, setelah sebelumnya bernama Syarikat Dagang Islam. Pendirian organisasi ini didorong oleh kompetisi yang ada antara pedagang pribumi dan pedagang cina. Syarikat Dagang Islam juga berusaha menjadi pertahanan bagi pedagang batik solo dari tekanan pedagang Cina dan kelompok bangsawan. Pada saat itu pertentangan yang terjadi antara kelompok pedagang Cina dengan pribumi dilatarbelakangi oleh sikap pedagang Cina yang mulai menganggap rendah pedagang Indonesia, bahkan mereka telah merasa dirinya setaraf dengan orang Belanda. Sedangkan rasa ketidaksukaan terhadap kaum bangsawan timbul karena sikap mereka yang semena-mena terhadap rakyat biasa dan tidak mengindahkan hak-hak mereka. Kemudian dalam perjalanan politiknya, Syarikat Islam memiliki seorang tokoh seperti Haji Oemar Said Tjokroaminoto. Ia dipilih oleh H. Samanhudi sendiri karena menurutnya Syarikat Islam memerlukan orang yang lebih terpelajar dan berpendidikan tinggi seperti H.O.S. Tjokroaminoto. Karena semasa kepemimpinan dibawah Samanhudi, Syarikat Islam hanya menjadi sebuah organisasi lepas yang berurusan dengan permasalahan antara pedagang pribumi dan cina serta hubungannya dengan kaum bangsawan. Namun setelah kehadiran Tjokroaminoto, pergerakan Syarikat Islam menjadi lebih luas dan memiliki struktur organisasi lebih jelas dan kuat.1

Deliar Noer, Gerakan Moderen Islam di Indonesia 1900-1942, (Jakarta: LP3ES, 1982) halaman 116-119.

Makalah ini akan membahas lebih jauh tentang latar belakang para pendiri dan tokoh Syarikat Islam serta pemikiran mereka yang mempengaruhi sepak terjang organisasi tersebut dalam perkembangan partai politik Islam di Indonesia. I.2 Rumusan Permasalahan Berdasarkan latar belakang di atas, maka pertanyaan permasalahan yang dapat dirumuskan adalah bagaimanakah peran tokoh Syarikat Islam dalam segi pemikirannya bagi perkembangan politik islam di Indonesia?

I.3 Kerangka Konseptual I.3.a Kesenjangan Sosial Perkembangan Syarikat Islam tidak terlepas dari pengaruh realitas sejarah yang ada. Indonesia sejak zaman penjajahan oleh Belanda dan Jepang telah mengalami berbagai peristiwa dan perubahan yang terjadi dalam struktur masyarakatnya. Kolonialisme mendorong terjadinya sistem hirarki yang berlaku di masyarakat. Rakyat Indonesia dibedakan ke dalam golongangolongan tertentu, dimana posisi mereka di bagian terbawah setelah bangsa kolonial dan timur asing. Hal ini menggugah kesadaran kaum intelektual Indonesia untuk menggebrak tradisi yang ada dengan melakukan pergerakan baik yang pasif maupun progresif. Masyarakat islam juga tidak ketinggalan melakukan berbagai manuver politik untuk menunjukkan peranannya dalam usaha menyejahterakan rakyat Indonesia. Tindakan ini menjadi latar belakang didirikannya Syarikat Dagang Indonesia yang merupakan cikal bakal dari Syarikat Islam. Samanhudi berusaha menjembatani kesenjangan antara pedagang Cina dengan pedagang pribumi yang timbul akibat persaingan ekonomi yang tidak sehat. Lewat Syarikat Islam kelompok muslim diharapkan dapat lebih mengembangkan kegiatannya tidak hanya dalam sektor ekonomi tetapi juga sosial, politik, dan pendidikan. Selain sistem hirarki yang berubah di masa kolonialisme, sejak dulu masyarakat Indonesia telah dilingkupi budaya feodal dari kekuasaan lokal di daerahnya masing-masing. Beberapa tindakan penguasa lokal juga tidak selalu berlaku setara dan adil bagi tiap orang. Oleh

karena itu Syarikat Islam menjadi pertahanan bagi kaum pribumi rakyat jelata dalam memperjuangkan hak-haknya terhaadap penguasa setempat atau bangsawan. Usaha yang dilakukan tokoh-tokoh Syarikat Islam tercermin dalam pemikiran dan pengambilan keputusan mereka dalam mengakomodasi kebutuhan pengikutnya. Pemikiran pemikiran tersebut akhirnya menghasilkan beberapa tindakan yang mengambil peran penting dalam proses pembentukan kekuasaan di pemerintahan di Indonesia. Hal tersebut akan dibahas lebih lanjut dalam bagian pembahasan.

I.3.b Persaudaraan Islam Organisasi-organisasi politik seperti Indische Partij dan Budi Utomo melandaskan ajarannya pada nilai-nilai nasionalisme dan pendidikan. Sedangkan Syarikat Islam berasaskan ajaran islam yang disesuaikan dengan Al-Quran dan Hadis. Tokoh-tokoh Syarikat Islam berusaha membangkitkan lagi jiwa keislaman dalam menghadapi tantangan nasionalisme moderen. Tidak seperti Indische Partij dan Budi Utomo, pengaruh Syarikat Islam pada masyarakat Indonesia lebih meluas hingga ke satuan kelompok masyarakat terkecil. Hal ini dikarenakan nasionalisme dan pendidikan belum menjadi alat pemersatu terkuat bagi rakyat Indonesia, jika dibandingkan dengan agama seperti islam yang menjadi landasan utama pergerakan Syarikat Islam. Sehingga penetrasi Syarikat Islam pada rakyat lebih kuat karena terdapat unsur loyalitas yang besar bagi tiap orang terhadap agamanya. Pemikiran para tokoh Syarikat Islam menjadi sangat berpengaruh bagi pengikutnya karena dilandasi basis agama dalam pengambilan keputusannya. Dalam perjalanannya Syarikat Islam terbentur beberapa masalah menyangkut ideologi apa yang cocok diterapkan di Indonesia. Nasionalisme, komunis dan islam memiliki berbagai cara pandang tersendiri dalam menentukan sikap terhadap masalah negara pada saat itu, seperti hubungan antara bangsa ini dan penjajah. Para tokoh Syarikat Islam seperti Tjokroaminoto dan Agus Salim yang telah mengenyam pendidikan lebih jauh, memiliki pemikiran yang radikal dan diluar mainstream pada masanya. Tetapi meski begitu mereka adalah orang-orang yang taat beragama sehingga memiliki wibawa yang dihormati pengikutnya dan berhasil membuat pencapaian bagi Syarikat Islam itu sendiri.

Ikatan persaudaraan islam menimbulkan besarnya pengaruh pemikiran tokoh-tokoh tersebut terhadap berbagai kelompok masyarakat. Melalui islam pengaruh Syarikat Islam dapat bertahan cukup lama dibanding partai-partai lain dimasanya.

BAB II Pembahasan dan Analisis II.1 Fondasi Awal Pembentukan Syarikat Islam Perkembangan Syarikat Islam dapat dibagi ke dalam empat bagian: periode pertama dari 1911 sampai 1916 yang memberi corak dan bentuk bagi partai tersebut; kedua dari 1916 sampai 1921 yang dapat dikatakan merupakan periode puncak; ketiga dari 1921 sampai 1927, yaitu periode konsolidasi dimana partai ini bersaingan keras dengan golongan komunis dan juga mengalami tekanan-tekanan yang dilancarkan oleh pemerintah Belanda. Dan periode keempat dari 1927 sampai 1942, yang memperlihatkan usaha partai untuk tetap mempertahankan eksistensinya di forum politik Indonesia.2 Hal-hal yang dilakukan pada periode awal SI juga tercantum jelas dalam buku Deliar Noer yaitu Gerakan Moderen Islam di Indonesia 1900-1942 pada halaman 116 sebagai berikut

Periode pertama dari Sarekat Islam ditandai oleh perhatian terhadap masalah-masalah organisasi, termasuk di dalamnya usaha mencari pimpinan, penyusunan Anggaran Dasar dan hubungan antara organisasi pusat dengan organisasi daerah.

Deliar Noer, Gerakan Moderen Islam di Indonesia 1900-1942, (Jakarta: LP3ES, 1982) halaman 114-115.

Sedangkan menyangkut tujuan organisasi juga telah dijelaskan dalam anggaran dasar tersebut bahwa Syarikat Islam akan memperjuangkan kesejahteraan rakyat Solo dan menegakkan hubungan saling tolong menolong dan persaudaraan dengan sesama anggota dan kaum muslimin. Anggaran Dasar pertama itu disusun oleh Raden Mas Tirtoadisurjo, salah satu anggota SI yang mengenyam pendidikan di Sekolah Administrasi Belanda.

II.2 Pergolakan Internal dan Eksternal yang Terjadi di Syarikat Islam Dalam perjalanannya SI juga pernah mengalami perpecahan. Di dalam tubuh SI dendiri terdapat perbedaan ideologi yang disebabkan masuknya aliran radikal pada kaum muda. Gerakan radikal ini dipelopori oleh Muso dan Semaun, salah satu tokoh yang berideologi komunis. Untuk mengantisipasi masalah yang lebih rumit, Agus salim yang saat itu mengambil alih kepemimpinan SI akibat penahanan Tjokroaminoto, memutuskan untuk mendisiplinkan partai tersebut dengan cara mempersilakan anggota yang sudah tidak sepaham lagi dengan ideologi awal SI, yaitu islam, untuk keluar dari SI, kemudian Semaun mempelopori terbentuknya SI merah di Semarang untuk mengumpulkan bekas anggota SI yang sudah berpaham komunis.3 Selanjutnya perjuangan SI masih terus bergulir dalam melawan konfrontasi kelompok yang memisahkan diri dari SI dan menamakan dirinya SI merah tersebut dan juga dalam beradaptasi dengan situasi islam yang sedang bergolak saat itu.

Panitia Buku Peringatan, Seratus Tahun Haji Agus Salim, (Jakarta: Sinar Harapan, 1984) halaman 13.

Anda mungkin juga menyukai