Anda di halaman 1dari 3

BAB IV AnalisisSWOT Strength Threat Tingkat pendidikanparapekerja yang masihrendah Banyaknya motif-motif batik baru yang beredar di pasaran

di pasaran Terdapatbanyaknyapengrajin batik di desaSokaraja Lokasipenjualan di daerahperkotaansehinggamudahdalampenjualandanpendistribusian batik Lingkungansekitar industry yang mendukungseperijumlah air yang cukupuntuk proses pelorotan/pembilasan batik, kebisingan yang kurang Adanyafasilitas internet untukmebantupenjualansecara online Jarakletak industry denganpekerjanya yang dekat Jumlahpeminat batik yang banyak

Weakness Sistembirokrasidaripemerintahansetempat yang susah

Opportunity Sudahdipatenkannya batik menjadihasilkaryaaslidari Indonesia oleh UNESCO padatahu 2010 Dukunganpemerintahuntukpendistribusiandanpepromosian batik yang tinggi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 1. Industri batik Anto Djamil berdiri dari tahun 1992 yang didirikan oleh Bapak Anto Djamil. Awalnya, Bapak Anto usaha lukisan. Namun, seiring perkembangan waktu Bapak Anto melihat peluang industri batik yang ada di wilayahnya. Kemudian bapak Anto mencoba mendesain sendiri batik khas Sokaraja. 2. Desa sokaraja ini terletak di banyumas, berbatasan dengan kecamatan kembaran di sebelah utara, kecamatan kalibagor di sebelah selatan, di sebelah timur ada kabupaten purbalingga, dan batas sebelah baratnya adalah kecamatan patikraja. 3. Jumlah pekerja tetap di industri batik ini berjumlah 80 orang dengan tingkatan pendidikan tidak lebih dari lulusan SMA. Diantaranya adalah : lulusan SD 38 orang, Lulusan SLTP 24 orang, dan SLTA berjumlah 18 orang. 4. Hal yang menjadi pokok permasalah dalam industri ini adalah resiko terjadinya gangguan integritas kulit dan saluran pernapasan pada pekerja karena kelalaian para pekerja yang tidak memakai alat pelindung diri ketika melakukan proses pembuatan batik.

B. Saran 1. Saran yang bisa kami berikan kepada pemilik industri anto djamil dan pekerjanya adalah agar pekerja di industri pembuatan batik ini lebih memperhatikan keselamatan dan keamanan saat bekerja yaitu dengan menggunakan alat pelindung diri ketika melakukan proses pembuatan batik. 2. Limbah yang dihasilkan dari proses pembuatan batik ini disarankan agar dikelola dengan baik, sebelum dibuang ada baiknya diproses terlebih lebih dahulu agar tidak menjadi bahan yang bisa mencemari lingkungan, selain itu juga tempat pembuanganya diusahakan jauh dari pemukiman

penduduk. Karena ditakutkan air limbah yang dibuang bisa mengotori sumber air penduduk yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai