Anda di halaman 1dari 16
 
103
Umbi-umbian (GADUNG)
I. PENGENALAN GADUNG
Jenis ini di Indonesia dikenal dengan beberapa nama daerah yaitu gadung, sekapa, bitule, bati, kasimun dan lain- lainnya. Dalam bahasa latinnya gadung disebut
 Dioscorea hispida
 Denust. Gadung merupakan perdu memanjat yang tingginya dapat mencapai 5-10 m. Batangnya bulat, berbulu dan berduri yang tersebar sepanjang batang dan tangkai daun. Umbinya bulat diliputi rambut akar yang besar dan kaku. Kulit umbi berwarna gading atau coklat muda, daging umbinya berwarna putih gading atau kuning. Umbinya muncul dekat permukaan tanah. Dapat dibedakan dari jenis-jenis dioscorea lainnya karena daunnya merupakan daun majemuk terdiri dari 3 helai daun. Bunga tersusun dalam ketiak daun, berbulit, berbulu dan  jarang sekali dijumpai. Gadung ini berasal dari India bagian Barat kemudian menyebar luas sampai ke Asia Tenggara. Tumbuh pada tanah datar hingga ketinggian 850 m dpl, tetapi dapat juga diketemukan pada ketinggian 1.200 m dpl. Di Himalaya
 
104
Dioscorea hispida
 di budidayakan di pekarangan rumah atau tegalan, sering pula dijumpai di hutan-hutan tanah kering. Umbinya sangat beracun karena mengandung alkohol yang menimbulkan rasa pusing-pusing. Dengan cara pengolahan khusus akhirnya dapat dimakan. Di Nusa Tenggara dan Maluku umbinya dimakan sebagai pengganti sagu dan jagung pada saat-saat paceklik, terutama di daerah- daerah kering. Umbi mentahnya karena mengandung alkaloid dapat digunakan sebagai bahan untuk racun binatang dan juga dapat digunakan sebagai obat luka di Asia. Bahan sisa pengolahan tepungnya dapat digunakan sebagai insektisida. Bunga tanaman ini yang berwarna kuning sangat harum digunakan untuk mewangikan pakaian dan dapat pula dipakai sebagai hiasan rambut. Umbi yang telah bertunas dipergunakan sebagai bibit. Penanaman biasanya dilakukan menjelang musim hujan. Setelah berumur satu tahun dapat dipanen. Bila umbinya dibiarkan tua warnanya akan berubah menjadi hijau dan kadar racunnya akan makin pekat. Umbi dipanen dengan tanjau atau garpu tanah.
 II. PENYEBARAN TANAMAN GADUNG
Tanaman gadung ini pada umumnya juga belum dibudidayakan secara teratur. Penanaman cukup teratur terdapat di Jawa Barat, Jawa Timur dan Lampung. Pada umumnya tanaman gadung belum dibudidayakan di daerah Sumatera Barat, Jambi, Riau, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah dan Maluku.
 
105
Tanaman tersebut terdapat tumbuh liar di pinggir-pinggir hutan. Di Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta tanaman gadung ini dibudidayakan namun tidak teratur. Pada umumnya petani tidak melaksanakan penyiangan, pembumbunan, pemupukan dan pemberantasan hama/penyakit. Hanya di daerah Jawa Barat, Jawa Timur dan D.I. Yogyakarta petani melakukan penyiangan, pembubunan dan pemupukan. Rincian tingkat pemeliharaan tanaman gadung ini di dilihat pada Tabel 13 dan 14.Tabel 13. Tingkat Pemeliharaan Tanaman Gadung (%) Propinsi Budidaya Budidaya Tumbuhan teratur tidak teratur liar 1. Jawa Barat 20 80 - 2. Jawa Tengah 0 100 - 3. Jawa Timur 32,5 67,5 - 4. D.I. Yogya 0 66 34 dipekarangan 5.Sumatera Barat 0 0 100 6. Jambi 0 0 100 di pinggir2 Hutan 7. Riau 0 0 100 dipekarangan pinggir2 sungai 8.Lampung 30 70 0 9. Kalsel 0 0 100 dihutan dan

Puaskan Keingintahuan Anda

Segala yang ingin Anda baca.
Kapan pun. Di mana pun. Perangkat apa pun.
Tanpa Komitmen. Batalkan kapan saja.
576648e32a3d8b82ca71961b7a986505