Anda di halaman 1dari 2

Gisela Dwi Christina 0906522962 Ilmu Filsafat

Tanya: Jelaskan 3 contoh Absurd Man yang diberikan Albert Camus menurut cerita Don Juanism, Drama, dan Conquest, lalu kaitkan dengan konsep Absurditas dari Albert Camus, dan buat kesimpulan mengenai pemikiran eksistensialisme Albert Camus! Don Juanism Absurd Man yang pertama dicontohkan Albert Camus dengan Don Juanism, sang pecinta wanita. Dia bergerak dari satu wanita ke wanita lainnya, bukan karena ia kekurangan cinta dan mencari sebuah cinta yang total. Ini dilakukan karena Don Juan mencintai wanita-wanita itu secara sama dan ia merasa harus selalu mengulang pengalaman ini dari waktu ke waktu, karena ia terikat dengan waktu, tidak dapat kembali ke masa lalu atau berharap akan masa depan. Camus menolak tuduhan bahwa Don Juan terus menerus mengulang pengalaman mencintai wanita ini karena Don Juan adalah seorang melankolis yang putus asa mencari cinta sejati. Ini jelas sangat bertentangan dengan sikap Don Juan yang sadar akan kekinian dan tidak berharap. Tidak ada yang sia-sia bagi Don Juan, kecuali berharap akan kehidupan yang lain dan menyesali masa lalu, bentuk lain dari berharap. Don Juan merayu semata-mata karena ia menikmati merayu, ia hanya dapat menikmati masa kini. Tidak ada makna di luar merayu itu sendiri apalagi mengharapkan sesuatu yang transenden. Don Juan juga tidak memilih untuk mencintai satu wanita saja, ini dikarenakan jika ini terjadi berarti ia menutup hatinya dan kabur dari dunia. Ia akan memilih ketiadaan jika ini harus terjadi. Sikap Don Juanism ini tentu saja bertentangan dengan ajaran gereja yang menekankan satu pasangan dan mementingkan kehidupan roh daripada daging. Drama Contoh lain dari Camus mengenai Absurd Man adalah aktor. Manusia memilih menjadi seorang aktor karena ada sesuatu yang berbeda yang dapat dicapai melalui teater. Absurd Man sebagai aktor bukan hanya sekedar mengobservasi dan membayangkan hidup yang berbeda dari yang dijalaninya, namun ia benar-benar hidup dalam peran tersebut walaupun ia menyadari ini adalah kepura-puraan. Kehidupan sebagai aktor drama yang memerankan suatu karakter yang adalah suatu kehidupan yang singkat. Sebagai akibatnya, ketenaran dan kejayaan sebagai seorang aktor terbatas pada respon dari penonton saat pertunjukan. Ia tidak bisa berharap seperti seorang penulis bahwa karyanya akan menjadi terkenal di masa mendatang dan dikenang sepanjang masa. Aktor hanya memiliki masa kini. Seperti kata Nietzsche, yang penting bukanlah kehidupan abadi, melainkan semangat yang abadi. Inilah yang ada dalam diri semua aktor drama dalam menghidupi perannya. Seorang aktor sebagai Asurd Man menyadari bahwa ia menginginkan suatu kesatuan dan kejelasan dalam hidup, namun ia juga menyadari bahwa ini tak akan pernah tercapai sehingga ia memilih ketiadaan atau yang sebagian dengan bermain dalam drama yang hanya berlangsung tiga jam untuk mencari. Gereja tentu saja menentang acting karena para actor menekankan banyak kehidupan dan hidup untuk saat ini saja di mana gereja menekankan satu kehidupan dan pentingnya hidup di kehidupan selanjutnya. Conquest Conqueror (penakluk) adalah contoh terakhir Absurd Man Albert Camus. Conqueror memilih untuk hidup untuk dunia yang ia diami. Keprihatinan politik menjadi perhatian penting untuk dia dan ia pun turut aktif dalam perjuangan politik. Namun, ia harus mengakui kesia-siaan perjuangannya karena tidak berharap untuk dapat mengubah dunia ataupun umat
Eksistensialisme 2010

Gisela Dwi Christina 0906522962 Ilmu Filsafat

manusia. Kemenangan yang hanya akan memuaskan dirinya adalah kemenangan yang kekal, yang akan mengubah dunia selamanya, dan dia tahu bahwa transendensi ini adalah mustahil. Oleh karena itulah conqueror memilih kemenangan sementara, kemenangan parsial karena pasti adanya. Selain itu pemberontakan, penaklukan, menyadarkan manusia akan potensinya dirinya, bukan sekadar mengalahkan musuh yang ada di luar. Namun tentu saja menurut klaim Camus, gereja selalu menentang penakluk seperti itu, karena mereka menempatkan keprihatinan duniawi depan di atas yang kekal. Hubungan 3 contoh Absurd Man dengan konsep Absurditas Albert Camus Absurd Man menurut Albert Camus memiliki tiga kata kunci, yaitu revolt (pemberontakan), freedom (kebebasan), dan passion. Pemberontakan Absurd Man adalah pemberontakan terhadap kepercayaan akan adanya yang transenden, yang abadi. Don Juan mengaplikasikan kepercayaannya ini dengan mencinta satu wanita ke wanita lainnya. Aktor mewujudkan pemberontakan ini dengan bermain banyak drama. Ikut aktif dalam pemberontakan-pemberontakan dilakukan conqueror untuk mencapai kemenangan-kemengan. Tiga tokoh ini menunjukkan tidak adanya suatu hal yang abadi dan meyakini yang abadi tersebut sama saja memilih ketiadaan. Namun manusia tetap ingin mencari pemaknaan, oleh karena itulah Absurd Man memilih yang bagian-bagian karena di tiap bagian ini ada suatu makna yang berbeda. Konsep Albert Camus mengenai kebebasan adalah kebebasan dari pembandingan ,pembelaan, pembenaran. Pembandingan, pembelaan, pembenaran ini biasanya didasarkan pada dogma-dogma agama atau nilai-nilai moral. Oleh sebab itulah Absurd Man bersifat innocence, karena ia bebas dari dogma ataupun nilai moral manapun di luar dirinya. Innocence ini pun tidak memungkinkan ia memiliki rasa bersalah, penyesalan, hanya bertanggung jawab atas tindakannya. Don Juan, para aktor, serta conqueror adalah tokohtokoh yang membebaskan dirinya dari dogma-dogma agama dan nilai-nilai dengan memilih hidup yang menekankan kekinian dan kesementaraan yang sangat bertentangan dengan ajaran gereja. Passion Absurd Man adalah passion untuk mencari pemaknaan dari dalam diri, bukan dari luar. Pemaknaan transenden, yang abadi, tidak mungkin dapat dicapai manusia jika manusia tidak membandingkannya dengan nilai-nilai yang berasal dari luar. Menurut Camus, manusia hidup dalam kekinian, ia hanya dapat memaknaidari dalam dirinya yang kini sehingga apa yang abadi, transenden adalah suatu usaha sia-sia. Tiga contoh tokoh absurd, Don Juan, para actor, dan conqueror digambarkan oleh Albert Camus sebagai tokoh yang mencari kebahagiaan dirinya sendiri, Don Juan dengan kesenangan mencintai dan merayu wanita, aktor dengan ketenaran dan kejayaannya di panggung, dan conqueror dengan kemenangan dalam pemberontakan. Kesimpulan filsafat eksistensialisme Albert Camus Dalam filsafat eksistensialisme Albert Camus seseorang dapat dikatakan eksis jika manusia tersebut melaksanakan My Revolt, My Freedom, dan My Passion. Revolt, pemberontakan akan kepercayaan bahwa ada yang abadi, transenden. Freedom, kebebasan dari pembadingan, pembelaan, pembenaran dari nilai-nilai di luar diri saya karena Absurd Man bersifat innocence. Passion adalah passion untuk mencari pemaknaan dari dalam diri, bukan dari luar.

Eksistensialisme 2010

Anda mungkin juga menyukai