TUGAS DAN PERAN IDI DALAM PEMBINAAN DAN PENYELESAIAN KONFLIK ETIK DAN HUKUM

FK UMS, 01 JULI 2009

RORRY HARTONO

IKATAN DOKTER INDONESIA

ORGANISASI PROFESI DOKTER INDEPENDEN PROFESI TERTUA DI DUNIA PROFESI KODE ETIK

FALSAFAH

PROFESIONALISME BIDANG KESEHATAN YAN KES

MENINGKATKAN

MUTU PELAYANAN MEMELIHARA MUTU PELAYANAN PELAYANAN YANG MERATA PELAYANAN YANG TERJANGKAU

PENERAPAN NILAI-NILAI MORAL DAN ETIKA PROFESI YANG TINGGI

HUBUNGAN ANTAR MANUSIA

EKONOMI POLITIK SOSIAL

MANUSIA

HUBUNGAN

MANUSIA

BUDAYA
4

HANKAM

KESEHATAN

SIFAT MENDASAR DOKTER

SIFAT KETUHANAN KEMURNIAN NIAT KELUHURAN BUDI KERENDAHAN HATI KESUNGGUHAN KERJA INTEGRITAS ILMIAH DAN SOSIAL KESEJAWATAN

PRINSIP-PRINSIP ETIK
AUTONOMY (MENGHORMATI HAK PASIEN) NON MALEFICENCE (TIDAK MERUGIKAN/ MENCIDERAI) JUSTICE (KEADILAN) BENEFICENCE (BERBUAT BAIK)

MENGUTAMAKAN PENDERITA YANG BEROBAT DEMI KESELAMATAN DAN

DEFINISI ETIK KEDOKTERAN 1

7

Etik atau Ethics (bhs Yunani) Ethos (adat kebiasaan) yang oleh Aristoteles diartikan sebagai filsafat moral yang menjelaskan fakta moral tentang nilai atau tindakan kebajikan. (Dorlands, 1988)

DEFINISI ETIK KEDOKTERAN 2

8

Ethics = moral philosophy. Filosofi yang mendasari perilaku hidup yang baik Ethics = the rules or principles which govern right conduct Medical Ethics = the values and guidelines that should govern decisions in medicine (Dorlands, 1988)

KODE ETIK
9

Dasar Hukum : Kepmenkes RI No. 434/Menkes/SK/X/1983 tgl. 28 Okt 1983 tentan Berlakunya Kode Etik Kedokteran Indonesia Bagi Para Dokter di Indonesia KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA

KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA

KEWAJIBAN
UMUM

: 9 PASAL DOKTER TERHADAP PASIEN :4 PASAL DOKTER TERHADAP TEMAN SEJAWAT : 2 PASAL DOKTER TERHADAP DIRI SENDIRI : 2 PASAL

DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN MEDIK, DOKTER HARUS SENANTIASA :

11

1. Mengamalkan sumpah dokter, memiliki

2.
3.

4.
5.

empathy dan altruistik Menghormati hak-hak orang dan martabat manusia Mematuhi standar-standar profesi Memiliki kompetensi (ilmu dan keterampilan) yang terbarukan Mampu bekerja secara otonom

KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP PASIEN

12

1. Melindungi hidup makhluk insani 2. Menerapkan ilmu dan keterampilannya secara tulus ikhlas demi kepentingan pasien Merujuk pasien kepada dokter yang lebih kompeten. 3. Memberikan kesempatan agar pasien dapat berhubungan dengan keluarga/penasehatnya dalam beribadat/ urusan lain 4. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia 5. Memberikan pertolongan darurat sebagai suatu tugas perikemanusiaan

KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP SEJAWAT DAN DIRINYA

13

1. Memperlakukan teman sejawatnya

sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan 2. Tidak mengambil alih pasien dari teman sejawatnya kecuali dengan persetujuan 3. Memelihara kesehatannya supaya dapat bekerja dengan baik 4. Mengikuti perkembangan IPTEKDOK dan tetap setia terhadap cita-cita luhur

DOKTER TIDAK BOLEH :

14

1. Memuji diri karena pendidikannya, ilmu dan

2.

3.
4.

5.

keterampilannya serta kinerjanya Mengiklankan diri kecuali memberi informasi tentang tempat dan waktu praktek serta keahliannya Melakukan perbuatan atau memberi nasehat yang melemahkan pasien Mengumumkan dan atau menerapkan penemuan baru tanpa bukti-bukti yang dapat dipertanggung jawabkan Mengambil alih pasien dari teman sejawatnya kecuali dengan persetujuan

SANKSI TERHADAP PELANGGARAN EK

15

Sanksi moral lebih ditekankan, tetapi dapat juga mengarah kepada sanksi administratif. Petunjuk pelaksanaan Kodeki memberi arahan sanksi dalam bentuk : 1. Memberi peringatan 2. Menyekolahkan kembali (re-schooling) 3. Mencabut rekomendasi izin praktek

SANKSI TERHADAP PELANGGARAN EK

16

Setiap institusi pelayanan medik dapat menetapkan sanksi yang lebih detail dan operasional dengan mengacu Kodeki. Termasuk menetapkan bobot kesalahan. Dapat tercantum dalam hospital by laws.
Keadaan dapat menjadi sulit karena kesalahan etik dapat bercampur atau tumpang tindih dengan pelanggaran disiplin profesi.

17

DOKTER BERMASALAH

18

PROFESSIONAL CONDUCT COMMITTEE

PELANGGARAN SERIUS PERILAKU DOKTER DIANGGAP BERMASALAH BERKAITAN DGN KOMPETENSI DAN KEMAMPUAN MENGABAIKAN TANGGUNG JAWAB PROFESIONAL KEPADA PASIEN PERESEPAN TAK BERTANGGUNG JAWAB

19

PENYIMPANGAN PROFESIONAL LAINNYA (CATATAN MEDIK TAK CUKUP, DELEGASI MEDIK TAK SEMPURNA) PENYIMPANGAN PARAH PERILAKU LAINNYA MASALAH KEUANGAN DAN KETAKJUJURAN LAINNYA PERILAKU SEKSUAL MENYIMPANG KECURANGAN AKADEMIK PENGIKLANAN DIRI

PELANGGARAN LAIN BERSUMBER PADA ETIKA

20

MEMPERGUNAKAN/ MELINDUNGI ORANG YANG TAK BERHAK DALAM PRAKTIK KEDOKTERAN MECARI PASIEN DGN CARA MEREBUT DARI TENAGA MEDIS LAINNYA PERCABANGAN (DIKOTOMI) ATAU PERBUATAN TINDAKAN MEDIK DENGAN MENGHARAPKAN SESUATU IMBALAN TIDAK BERHAK DARI YANG DILAKUKAN PIHAK LAINNYA PENGHINDARAN HUKUM BEKERJASAMA DAN MELAKUKAN KEGIATAN MEDIK DGN ORANG YANG TIDAK BERMUTU ATAU DIRAGUKAN KOMPETENSINYA

KESALAHAN PROFESIONAL
21

PEMBAHASAN PERTANGGUNGJAWABAN HUKUM TIDAK BISA DILEPASKAN DARI TUDUHAN KESALAHAN PROFESIONAL (TERCAKUP MALPRAKTEK) DARI PASIEN KE DOKTER

MENS REA = SUASANA BATIN KESALAHAN PROFESIONAL DINILAI LUMAYAN TIDAK MEMPUNYAI NIAT

CIRI KESALAHAN PROFESIONAL

22

1.

2.

3.

PENANGANAN SALAH, BURUK DAN MENYIMPANG DARI STANDAR akibatkan DERITA, CACAT, KEMATIAN TIDAK PERLU MEMENUHI KAIDAH KELALAIAN, KEALPAAN ATAS KEHARUSAN BERTINDAK BERDASARKAN KECAKAPAN PROFESIONAL PENGABAIAN PRINSIP/ ATURAN (HUKUM PROFESI)

CIRI KESALAHAN PROFESIONAL

23

4. MEMENUHI SEMUA SYARAT MALPRAKTEK

KEWAJIBAN

DOKTER MEMBERIKAN PELAYANAN MEDIK SESUAI STANDAR PENGOBATAN MEDIK PELANGGARAN KEWAJIBAN DALAM BENTUK KESALAHAN PROFESIONAL, KELALAIAN, TINDAKAN SENGAJA, PERBUATAN MELAWAN HUKUM ADA DERITA/ CEDERA BERUPA akibatkan PARAH ADA HUBUNGAN KAUSAL ANTARA KESALAHAN (PENYEBAB) AKIBAT (CEDERA)

CIRI KESALAHAN PROFESIONAL

24

5. PADA KASUS TERTENTU DOKTER TERJEBAK MENJANJIKAN KESEMBUHAN ATAU ORIENTASI HASIL, BUKAN ORIENTASI UPAYA MAKSIMAL 6. TIDAK BERDASARKAN INDIKASI MEDIS YANG MEMADAI 7. TIDAK DILAKUKAN SECARA TELITI DAN HATI-HATI 8. TIDAK MENDAPAT IJIN DARI PASIEN (INFORMED CONSENT)

PERAN DOKTER :

Medical expert. Professional. Communicator. Health advocate. Scholar. Collaborator. Manager.

25

KOMPETENSI KLINIK
26

Clinical judgment. 2. Medical knowledge. 3. Clinical skill. 4. Humanistic quality. 5. Communication skill.
1.
(NSWMB 1997)

Prinsip Pelayanan Medik Yang Baik

1. Kendali Mutu 2. Kendali Biaya 3. Berkeadilan (Equity) 4. Merata (Equality) 5. Terjangkau (Affordable) 6. Terstruktur (Structured) 7. Aman (Safe) dalam sebuah kesisteman (health care system)
27

KONSEP IDEAL PELAYANAN MEDIK

Ideal :
Dokter yang baik Dapat melakukan pelayanan medik dalam kesisteman yang baik pula

Sistem Pendidikan UU No. 32/1992 UU No. 29/2004

UU No. 40/2004
UU SKN

Etika & Sistem Hukum

Sistem Pelayanan
3 Tungku Sijarangan (System Dynamics)

Sistem Pembiayaan
28

PELANGGARAN

PELANGGARAN
ADMINISTRASI DISIPLIN HUKUM ETIKA

ADMINISTRASI
SURAT LULUS UJI KOMPETENSI KKI SURAT TANDA REGISTRASI KKI SURAT REKOMENDASI IJIN ATASAN LANGSUNG SURAT REKOMENDASI ORGANISASI IDI SURAT IJIN PRAKTIK DINKES KOTA/ KABUPATEN SURAT TUGAS DINKES PROVINSI

DISIPLIN
STANDAR PROFESI STANDAR PELAYANAN MEDIS STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

HUKUM
HUKUM PERDATA HUKUM PIDANA HUKUM PERJANJIAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN HUKUM LINKUNGAN HUKUM ADAT

ETIKA
ETIKA PROFESI ETIKA RUMAH SAKIT

PERAN ORGANISASI

ORGANISASI
PENGURUS IDI MAJELIS KEHORMATAN ETIK KEDOKTERAN (MKEK) MAJELIS PEMBINAAN DAN PEMBELAAN ANGGOTA (MP2A) MAJELIS KEHORMATAN DISIPLIN KEDOKTERAN

TUGAS DAN PERAN IDI

ADMINISTRAT OR FASILITATOR PEMBINA PENGAWAS REKOMENDAS I

REGULATOR JUDIKATOR EKSEKUTOR VERIFIKATOR KLARIFIKATO R

38

7 STANDAR KOMPETENSI DOKTER

1.

2.
3. 4. 5. 6. 7.

KOMUNIKASI EFEKTIF KETRAMPILAN KLINIS LANDASAN ILMIAH ILMU KEDOKTERAN PENGELOLAAN MASALAH KESEHATAN PENGELOLAAN INFORMASI MAWAS DAN PENGEMBANGAN DIRI ETIKA, MORAL, MEDIKOLEGAL DAN PROESIONALISME SERTA KESELAMATAN PASIEN

DUGAAN KESALAHAN DR/ DRG

(SERIOUS) PROFESSIONAL MISCONDUCT (MALA PERILAKU PROFESIONAL)

MEDICAL MALPRACTICE (MALAPRAKTIK)

ISTILAH ETIK/ DISIPLIN PROFESI

PELANGGARAN DISIPLIN KEDOKTERAN

ISTILAH HUKUM
PELANGGARAN HUKUM

MKDKI

PENGADILAN

MAJELIS KEHORMATAN DISIPLIN KEDOKTERAN INDONESIA

ADALAH LEMBAGA YANG BERWENANG UNTUK MENENTUKAN ADA TIDAKNYA KESALAHAN YANG DILAKUKAN DOKTER DAN DOKTER GIGI DALAM PENERAPAN DISIPLIN ILMU KEDOKTERAN DAN KEDOKTERAN GIGI, DAN MENETAPKAN SANKSI

PRINSIP PENEGAKAN DISIPLIN BAD APPLE THEORY

UNTUK IDENTIFIKASI DR/ DRG BERKINERJA BURUK
MENGHINDARKAN YANG BERKINERJA BURUK

DARI MASYARAKAT MENGUPAYAKAN PERBAIKAN KINERJA YBS BKN MENGADILI DR/DRG, TTP MENEGUR/ MEMARAHI ANGGT KELUARGA SENDIRI BKN MENYELESAIKAN SENGKET, TTP MEMBINA

BENTUK PELANGGARAN DISIPLIN KEDOKTERAN

28 BUTIR (KEP KKI NO 17/ 2006 1. TDK CAPAI STANDAR PAKTIK (ST PLAYN, ST SOP, PRILKU, KOMPETENSI) 2. TDK KOMPETEN (INCOMPETENCE):TDK CAKAP 3. PENIPUAN/ KETIDAK JUJURAN (FRAUD) 4. PELECEHAN/ HUB SEXUAL PD PASIEN (SEXUAL ABUSE) 5. KETIDAK LAIKAN FISIK, MENTAL (IMPAIRMENT) 6. PERESEPAN TDK WAJAR (INAPPROPRIATE PRESCRIBING) 7. HAL-HAL LAIN: - FEE SPLITTING - MELAWAN UU: - INFORMED CONSENT - ABORSI ILEGAL - RHS MEDIS - EUTHANASIA - REKAM MEDIS - TORTURE (PENYIKSAAN) - DLL

PENYELESAIAN KASUS DUGAAN PELANGGARAN ETIKA

ADUAN TERTULIS, JELAS, LENGKAP IDI/ MKEK PENUHI SYARAT SIDANG MAJELIS TERADU DAN PENGADU HASIL : ADA/ TIDAK PELANGGARAN ETIKA

SANKSI ADMINISTRASI
DENDA PERDATA PIDANA PENCABUTAN IJIN

SANKSI DISIPLIN
REKOMENDASI DICABUT RE SCHOOLING SKORSING UJI KOMPETENSI ULANG SURAT IJIN PRAKTIK DICABUT

SANKSI ETIKA
PERINGATAN LISAN PERINGATAN TERTULIS SARAN TERTULIS KE DEPKES UNTUK MENCABUT IJIN

PRAKTIK

3 BLN PELANGGARAN

RINGAN PRAKTIK 6 BLN PELANGGARAN SEDANG PRAKTIK 12 BLN PELANGGARAN BERAT

SANKSI HUKUM

SESUAI PELANGGARAN HUKUMNYA

DENDA KURUNGAN

PERCOBAAN KURUNGAN PENJARA

TERIMA KASIH