Anda di halaman 1dari 19

Febiana Jeanne .K Linda Irawati Winda .A.

Yusuf Suprayoga

Trias Wulandari

Lovelly Filiyand

Mellya Sagita Muhamad Dimas .R Avy Shelviana Sari

Tria Mulyanti

Pertama

kali

diperkenalkan

oleh

ROBERT

STOLLER (1968) untuk memisahkan pencirian manusia yang didasarkan pada pendefinisian yang bersifat sosial budaya dengan ciri-ciri fisik biologis.

Pengertian gender menurut ANN OAKLEY (1972)


yang mengartikan gender sebagai konstruksi

sosial atau atribut yang di kenakan pada manusia


yang dibangun oleh kebudayaan manusia.

Laki-laki Sifat Maskulin

Perempuan Feminin

Fungsi

Produksi

Reproduksi

Ruang lingkup

Publik

Domestik

Tanggung jawab

Nafkah utama

Nafkah tambahan

Gender
Buatan manusia Tidak bersifat kodrat Dapat berubah Dapat ditukar Tergantung waktu dan budaya setempat Ciptaan Tuhan Bersifat kodrat

Seks

Tidak dapat berubah Tidak dapat ditukar Berlaku sepanjang zaman dan dimana saja

Kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan serta hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan

berpartisipasi dalam kegiatan politik, hukum,


ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan

ketahanan, dan keamanan sosial serta kesamaan


dalam menikmati hasil pembangunan.

Gender dan Marginalisasi Perempuan Gender dan Subordinasi

Gender dan Stereotip


Gender dan Kekerasan Gender dan Beban Kerja

Suatu proses dan perlakuan adil terhadap perempuan dan laki-laki. Dengan keadilan

gender berarti tidak ada pembakuan peran, beban


ganda, subordinasi, marginalisasi, dan kekerasan terhadap perempuan maupun laki-laki.

Produk dan peraturan perundang-undangan yang masih bias gender.

Pemahaman

ajaran

agama

yang

tidak

komprehensif dan cenderung parsial

Kelemahan kurang percaya diri, tekad, dan

inkonsistensi kaum perempuan sendiri dalam


memperjuangkan nasibnya.

Paradigma Funsional dalam Feminisme

Paradigma Konflik dalam Feminisme

Dalam masyarakat, laki-laki cenderung terlihat lebih agresif dibanding perempuan.

Perbedaan seks memang dipandang dari segi


biologi namun gender menunjukan bahwa

budaya mempengaruhi posisi laki-laki dan


perempuan.

Stratifikasi dalam gender yang terjadi dalam


masyarakat menunjukan adanya ketidaksamaan distribusi hak dan sumber.

Dalam masyarakat laki-laki.

patrilinear sering kali

wanita memiliki kedudukan lebih rendah dari

(GITA)

Pada masa R.A Kartini, perempuan tidak perlu bersekolah tinggi-tinggi karena dianggap hanya akan menghabiskan banyak uang dan pada

dasarnya seorang perempuan akan kembali lagi


ke dapur.

Pada masa industri seperti sekarang ini, ide tradisional mengenai tugas wanita hanyalah dirumah mulai berubah

Pola prilaku tentang persamaan gender dalam


bekerja mengalami perubahan Sesudah perang dunia II jumlah wanita bekerja semakin banyak.

(WINDA)

Seiring dengan munculnya ide tentang gender berubah pula kesempatan kerja antara laki-laki dan wanita Di Amerika mulai muncul : Feminisme

Pada

mulanya

feminisme

dalam

bidan

kemiskinan

Mereka menginginkan kehidupan yang lebih layak dan kesehata yang baik.

(WINDA)
Sekarang ini banyak perempuan yang bisa
memimpin sebuah perusahaan, karena pemikiran perempuan lebih maju daripada laki-laki dan pemikiran perempuan hampir setara dengan laki-laki. Seperti Megawati yang pernah

memimpin Indonesia selama 3 tahun.

Strategi

untuk

mewujudkan

kesetaraan

dan

keadilan gender melalui kebijakan dan program yang memeperhatikan pengalaman, aspirasi

kebutuhan dan pengalaman perempuan dan lakilaki kedalam perencanaan, pemantauan dan

evaluasi dari seluruh kebijakan dan program


diberbagai bidang kehidupan dan pembangunan.

Pendekatan Kesejahteraan Pendekatan Keadilan Pendekatan Antikemiskinan Pendekatan Efisiensi Pendekatan Empowerment (penguatan Diri)

Anda mungkin juga menyukai