Anda di halaman 1dari 21

KIMIA ANORGANIK

F O S F O R

KELOMPOK 2 KELAS 1 B AGUNG KARUNIADI W. IMAN MAHARDIKA EGA PRASNA JELITA M. W. SITI WILDY SISMIRDIANI A.

FOSFOR

A. Sejarah Fosfor adalah unsur pertama yang ditemukan memiliki sejarah mendaftar. Pada 1669, seorang pedagang Jerman bernama Henning merek dasar fosfor diperoleh melalui penyulingan urin, menulis surat untuk Leibniz melaporkan penemuannya. Hal ini sangat mungkin bahwa, di abad ke-12, Arab alkemis telah memperoleh elemen menggunakan proses ini. Namun, kredit diberikan kepada Merek. Nama fosfor memiliki arti asal Yunani "itu memiliki kecemerlangan" karena properti nya bersinar kegelapan bila terkena udara. Penyelidikan lebih lanjut oleh para peneliti mengungkapkan bahwa penambahan pasir kontemporer untuk Brand urin

atau batubara

membantu membebaskan fosfor. Sekitar satu abad setelah karya aslinya, Merek menemukan bahwa fosfor merupakan konstituen penting dari tulang, memperkenalkan metode tulang dengan asam baru produksi industri fosfor. Reaksi dari

nitrat atau

sulfat menghasilkan asam

fosfat itu,

ketika dipanaskan dengan batubara, menghasilkan fosfor dasar. Ini adalah metode pertama produksi fosfor komersial. Pada akhir abad ke-19, James Readman mengembangkan proses pertama untuk produksi elemen dengan tungku listrik. Terlepas dari desain dan

operasi perbaikan tungku listrik, dasar-dasar metode Readman untuk memperoleh fosfor dasar tetap dalam teknologi ini.

1 KIMIA ANORGANIK F O S F O R

B. Sumber Karena peran penting dalam proses biologis, fosfor adalah salah satu elemen yang paling tersebar di Alam. Ini tidak terjadi sebagai elemen bebas, tetapi adalah umum untuk menemukan dalam bentuk fosfat di sekitar 0,10% dari kerak bumi. Ini adalah elemen yang lebih berlimpah-11terjadi di hampir semua batuan vulkanik dan sedimen. Fosfor terjadi di hampir semua batuan vulkanik, yang telah hadir dalam letusan gunung berapi selama periode pembentukan Bumi. Erosi, oleh air, endapan fosfat vulkanik, dan kemudian asimilasi oleh tanaman prasejarah, fosfor dalam mekanisme biologis. Fosfor dapat ditemukan di hampir 190 mineral yang berbeda, tetapi hanya seri apatit memiliki peran penting sebagai sumber fosfor. Seri ini diwakili oleh rumus berikut untuk sel kesatuan Ca10 (PO4)6 (F, Cl OH)2. Fosfor hadir dalam jaringan tulang dan gigi sebagai hidroksiapatit, tetapi deposit fosfat terbesar di alam terdiri terutama oleh fluorapatite. Deposito dari batuan fosfat yang kaya dianggap 50 ribu juta ton. Ini terjaditerutama di Afrika Utara dan sisanya didistribusikan melalui wilayah Amerika Serikat dan Rusia.

C. Karakteristik Pada tempat biasa mempunyai beberapa alotrop Fosfor putih => titik lebur rendah, lunak, reaktif, beracun Fosfor merah => kurang reaktif Fosfor hitam Fosfor putih dipanaskan menjadi fosfor hitam >5000C fosfor merah. Kelimpahan di alam dalam mineral fosfat Ca5(PO4)3F (Fluoro apatit) Ca5(PO4)3OH (Hidroksi apatit)

2 KIMIA ANORGANIK F O S F O R

Fosfor dapat membentuk 3 dan 5 ikatan kovalen karena ada orbital d kita kenal PCl5, PBr5. Dapat bersenyawa dengan logam maupun non-logam.

D. Sifat-sifat 1. sifat fisika Fosfor (P) Massa atom relatif Nomor atom Konfigurasi elektron Jari-jari atom (nm) Keelektronegatifan Energi (kJ/mol-1) Kerapatan (g/cm3) Titik leleh 0C Titik didih 0C 1,82 (putih) 44,1 (putih) 280 ionisasi 39,9738 15 3s2 3p6 0,110 2,06 pertama 1066

2. Sifat kimia fosfor: 1.Reaksi dengan udara Fosfor putih dapat bercahaya dalam kegelapan ketika diletakkan pada udara yang lembab dalam proses yang dikenal sebagai

chemiluminescence. Fosfor putih harus ditangani dengan penuh kehatihatian. Secara spontan fosfor akan terbakar dalam udara pada suhu ruang untuk membentuk fosfor pentaoksida, terkadang bisa juga tetrafosfor dekaoksida, P4O10. P4(s)+ 5O2(g) P4O10(s)

3 KIMIA ANORGANIK F O S F O R

Dengan kontrol tertentu (75% O2, 25% N2, 90 mmHg), campuran dibentuk, salah satu dari hasilnya adalah fosfor trioksida, terkadang tetrafosfor heksaoksida P4O6. P4(s)+ 3O2(g) P4O6 (s) 2. Reaksi dengan halogen Fosfor putih, P4, bereaksi sangat cepat dengan semua halogen pada temperatur ruanguntuk membentuk fosfor trihalida. Sehingga, fosfor bereaksi dengan fluorin, klorin, bromin dan iodin, untuk membentuk fosfor(III) fluorida, fosfor(III) klorida, fosfor (II) bromida dan fosfor(III) iodida. P4(s)+ 6F2(g) 4PF3(g) P4(s)+ 6Cl2(g) 4PCl3(l) P4(s)+6Br2(g) 4PBr3(l) P4(s)+ 6I2(g) 4PI3(g) Fosfor putih, P4, bereaksi dengan iodin, I2, dalam karbon disulfida (CS2) untuk membentuk fosfor(II) oksida, P2I4. Senyawa yang sama dibentuk dalam reaksi antarafosfor merah dan iodin, I2, pada suhu 180oC. P4(s)+ 4I2(g) 2P2I4(g)

Allotropi Fosfor Adanya unsur dalam dua atau lebih bentuk disebut allotropi. Bentuk padatan fosfor putih merupakan padatan yang fosforesen, putih, seperti lilin. (bahan fosforesen akan berpencar dalam gelap). P putih mempunyai titik cair 44,1C, menghasilkan cairan yang mendidih pada 287C.

4 KIMIA ANORGANIK F O S F O R

(P putih) P putih bukan penghantar listrik, fosfor putih sangat reaktif, berwarna putih-kuning padat dengan bau yang tajam. Ia memancarkan cahaya hijau yang lemah (pendaran) dengan adanya oksigen, (menyala spontan bila bersinggungan dengan udara (inilah alasan perlunya penyimpanan dalam air)), bahan fosforesen yang berpendar dalam gelap.

(Fosfor putih bersinar terkena udara dalam kegelapan) Fosfor tidak larut dalam air, tetapi sangat larut dalam karbon disulfida CS2(c), dan sedikit larut dalam beberapa pelarut organik. Fosfor putih terbakar secara spontan di udara, pembakarannya menjadi pentoksida P4O10,

Unit struktur dasar fosfor putih adalah molekul P4. Molekul ini digambarkan pada gambar dibawah ini.

5 KIMIA ANORGANIK F O S F O R

Berbentuk tetrahedral; sebuah atom P terdapat pada tiap sudut tetrahedron. Ikat P-ke-P dalam P4 tampak melibatkan pertumpangtindihan orbital 3p hampir sempurna. Pertumpang-tindihan demikian biasanya menghasilkan sudut ikatan 90, tetapi dalam P4 sudut ikatan P-P-P adalah 60. Ikatannya dikatakan terikan (strain), dan spesies dengan ikatan terikan umumnya cukup reaktif, seperti pada P putih. Bila dipanaskan sampai 400C atau dibiarkan lama terkena udara, maka P putih berubah menjadi P merah yang amorf.

(P merah) Yang dianggap terjadi ialah terbukanya ikatan-ikatan tetrahedral dalam P4 dan penggabungan fragmen-fragmen tersebut menjadi rantai panjang. Pada proses tersebut sudut ikatan P-P-P bertambah. P merah, sebagai modifikasi padatan yang lebih stabil daripada P putih, bersifat kurang reaktif (misalnya, zat tersebut sangat lambat bergabung dengan O2 (g) atmosfir), dan relatif tidak beracun. Titik tripel P merah adalah 590C dan 43 atm. Jadi, P merah menyublim tanpa mencair (pada suhu sekitar 420C). Bentuk fosfor yang paling stabil tampaknya adalah P hitam, yang dapat terbentuk dari P putih pada tekanan tinggi, atau melalui pemanasan P putih dengan katalis (Hg) dan kristal benih P hitam. P hitam mempunyai struktur kristal berlapis, seperti grafit, tetapi lapisan-lapisannya terikat kuat. P hitam merupakan semikonduktor.

6 KIMIA ANORGANIK F O S F O R

E. Pembuatan Fosfor didapat dengan pemanasan batuan fosfat dengan menambahkan silika dan kokas. 2 Ca3(PO4)2(s) + 6 SiO2(s) + 10 C(s) P4(g) Penggunaan unsur fosfor : pembuatan fosfat, racun tikus, korek api, kembang api.
1200-1450C

6 CaSiO3(l) + 10 CO(g) +

F. Senyawa Fosfor Senyawa fosfor sebagai ligan Fosfin tersier, PR3, dan fosfit tersier, P(OR)3, merupakan ligan yang sangat penting dalam kimia kompleks logam transisi. Khususnya trifenilfosfin, P(C6H5)3, trietil fosfin, P(C2H5)3, dan turunannya merupakan ligan yang sangat berguna dalam banyak senyawa kompleks, sebab dimungkinkan untuk mengontrol dengan tepat sifat elektronik dan sterik dengan memodifikasi substituennya. Walaupun ligan-ligan ini adalah donor sigma, ligan-ligan ini dapat menunjukkan karakter penerima pi dengan mengubah substituennya menjadi penerima elektron Ph (fenil), OR, Cl, F, dsb. Urutan karakter penerima elektron diperkirakan dari frekuensi uluran CO dan pergeseran kimia
13

C NMR senyawa logam karbonil fosfin atau fosfit

tersubstitusi adalah sbb (Ar adalah aril dan R adalah alkil). PF3 > PCl3 > P(OAr)3 > P(OR)3 > PAr3 > PRAr2 > PR2Ar > PR3 Di pihak lain, C. A. Tolman telah mengusulkan sudut pada ujung kerucut yang mengelilingi substituen ligan fosfor pada jarak kontak van der Waals dapat digunakan sebagai parameter untuk mengukur keruahan sterik fosfin atau fosfit. Parameter ini, disebut sudut kerucut, dan telah digunakan secara meluas.

7 KIMIA ANORGANIK F O S F O R

Bila sudut kerucut besar, bilangan koordinasi akan menurun karena halangan sterik, dan konstanta kesetimbangan disosiasi dan laju disosiasi ligan fosfor menjadi lebih besar. Ungkapan numerik efek sterik sangat bermanfaat dan banyak studi telah dilakukan untuk mempelajari hal ini.

Gambar 4.8 Sudut kerucut.

Tabel 4.2 Sudut kerucut fosfin dan fosfit tersier.

Dalam bentuk senyawa, bilangan oksidasi fosfor -3, 3, 5. 1. FOSFIN (PH3) Merupakan gas pada suhu kamar dan cukup larut dalam air. Seperti NH3, PH3 membentuk ion fosfonium (PH4+) dan garam fosfonium. Tidak seperti NH3, PH3 mempunyai entalpi pembentukkan yang positif, tidak stabil secara termal, terbakar di udara, dan sangat beracun. Molekul PH3 mempunyai bentuk piramidal dengan sudut ikatan H-P-H 93 (mendekati 90 yang diramalkan untuk ikatan melalui orbital 3p).

8 KIMIA ANORGANIK F O S F O R

Karakteristik Sangat beracun Basa lemah Bentuknya berupa gas Larut dalam asam yang sangat kuat. Misalnya, BF3H2O.

Fosfin dapat terbentuk dari fosfida yang terhidrolisis P4(l) + Na(aq) Na3P 2. OKSIDA FOSFOR Ada dua macam oksida fosfor yang dikenal yaitu : 1. 2. P4O10 P4O6
H O 2 (l)

NaOH(aq) + PH3(g)

P4O10 dan P4O6 demikian juga dengan oksida asam Oksida Sb : oksida amfoter Oksida Bi : oksida basa Hipotesa yang dapat dibuat Kebasaan bertambah dengan bertambahnya nomor atom unsur positif (logam) pembentuk oksida tersebut. Fosfor pentoksida, P4O10, adalah padatan kristalin putih dan dapat tersublimasi, terbentuk bila fosfor dioksidasi dengan sempurna. Empat atom fosfor menempati tetrahedra dan dijembatani oleh atom-atom oksigen. Karena atom oksigen diikat ke setiap atom fosfor, polihedra koordinasi oksigen juga tetrahedral. Bila P4O10 molekular dipanaskan, terbentuk isomer yang berstruktur gelas. Bentuk gelas ini merupakan polimer yang terdiri atas tetrahedra fosfor oksida dengan komposisi yang sama dandihubungkan satu sama lain dalam lembaran-lembaran.

9 KIMIA ANORGANIK F O S F O R

Karena senyawa ini sangat reaktif pada air, senyawa ini digunakan sebagai bahan pengering. Tidak hanya sebagai desikan, tetapi merupakan bahan dehidrasi yang kuat, dan N2O5 atau SO3 dapat dibentuk dengan mendehidrasikan HNO3 dan H2SO4 dengan fosfor pentoksida. Fosfor pentoksida membentuk Fosfor trioksida, P4O6, adalah oksida molekular, dan struktur tetrahedralnya dihasilkan dari penghilangan atom oksigen terminal dari fosfor pentoksida. Masing-masing fosfor berkoordinasi 3. Senyawa ini dihasilkan bila fosfor putih dioksidasi pada suhu rendah dengan oksigen terbatas. Oksida dengan komposisi di antara fosfor pentoksida dan trioksida memiliki 3 sampai 1 atom oksigen terminal dan strukturnya telah dianalisis. Walaupun arsen dan antimon menghasilkan oksida molekular As4O6 dan Sb4O6 yang memiliki sruktur yang mirip dengan P4O6, bismut membentuk oksida polimerik dengan komposisi Bi2O3. 3. PCl3 Cairan tapi mudah menguap Dibuat dengan mereaksikan fosfor dengan gas Cl2 P4 +Cl2 PCl3 Kalau Cl2 berlebih akan terbentuk PCl5 Dengan air akan menghasilkan H3PO3 PCl3 + H2O(l) H3PO3 + HCl(aq) 4. PCl5 PCl5 dihasilkan dari reaksi antara PCl3 dengan Cl2(g). Struktur molekul PCl5 adalah trigonal bipiramida. Zat ini merupakan padatan putih kehijauan yang menyublim pada 160C (tapi dapat dicairkan pada 167C dengan tekanan 1.2 atm). Pada temperatur yang lebih tinggi lagi, lebih banyak fosfor(V) klorida yang terdissosiasi (terpecah secara reversibel) menghasilkan fosfor(III) klorida dan klor. PCl5 PCl3 + Cl2

10 KIMIA ANORGANIK F O S F O R

Fosfor(V) klorida padat mengandung ion inilah mengapa fosfor(V) klorida berwujud padat pada temperatur kamar. Pembentukan ion melibatkan dua molekul PCl5. Ion klorida beralih dari molekul awal yang satu ke molekul awal lainnya, menghasilkan ion positif, [PCl4]+, dan ion negatif, [PCl6]-.

Pada 163C, fosfor(V) klorida berubah menjadi bentuk molekul sederhana yang mengandung molekul PCl5. Karena diantara keduanya hanya ada gaya dispersi van der Waals, maka molekul menguap. Fosfor(V) klorida padat tidak menghantarkan listrik karena ionionnya tidak bergerak bebas. Fosfor(V) klorida bereaksi hebat dengan air menghasilkan gas hidrogen klorida. Seperti klorida kovalen lain, jika terdapat cukup air, ia akan terlarut menghasilkan larutan yang mengandung asam klorida. Reaksi terjadi dalam dua langkah. Pertama, dengan air dingin, dihasilkan fosfor oksiklorida, POCl3, dengan HCl. Jika air mendidih, fosfor(V) klorida bereaksi lebih lanjut menghasilkan asam fosfor(V) dan lebih banyak HCl. Asam fosfor(V) juga dikenal sebagai asam fosfat atau asam ortofosfat.

Keseluruhan persamaan pada air mendidih hanya kombinasi dari ini:

5. POCl3 (Fosforil Halida) Merupakan komponen yang dipakai dalam zat pemadam kebakaran. Hidrolisis dengan air Asam Fosfat POCl3 + H2O(l) H3PO4 + HCl(aq)

11 KIMIA ANORGANIK F O S F O R

6. ASAM OKSO FOSFOR Asam okso fosfor yang telah dipelajari H3PO3 (asam fosfit) dan H3PO4 (asam fosfat). H3PO3 Dibuat dengan cara : 1. P4(l) + 3 O2(g) P4O6 P4O6 + 3 H2O(l) 2 H3PO3(aq) 2. PCl3 + H2O(l) H3PO3 + HCl(aq) Asam fosfit dan garamnya adalah pereduksi yang baik. Hanya dikenal dua garam yaitu NaH2PO3 dan Na2HPO3 Keterangan : Rumus struktur H3PO3 O P H OH Hanya ikatan OH yang dapat menghasilkan H+ yang menyebabkan keasaman senyawa tersebut. H3PO4 1. 2. 3. 1. Asam fosfat ada tiga macam yaitu : Asam ortofosfat (H3PO4). Asam pyrofosfat (H4P2O7). Asam metafosfat (HPO3). Teroksidasi jadi asam fosfat. OH

Pembuatan Batuan fosfat direaksikan dengan H2SO4 Ca3(PO4)2(s) + 3 H2SO4(aq) + 6 H2O(l) 3 CaSO4.2H2O(s) + 2 H3PO4(aq)

12 KIMIA ANORGANIK F O S F O R

2.

Untuk mendapat hasil murni reaksi harus dimulai dari unsur P. 2 Ca3(PO4)2(s) + 6 SiO2(s) + 10 C(s) 6 CaSiO3(l) + 10 CO(g) + P4(g) P4(l) + 3 O2(g) P4O6(s) P4O6(s) + 6 H2O(l) 4 H3PO3(aq)

3.

P4O6(s) + 2 O2(g) P4O10(s) P4O10(s) + 6 H2O(l) 4 H3PO4(aq) P4O10(s) + H2O(l)dingin HPO3 Diamkan akan terbentuk H4P2O7, kemudian perlahan-lahan terbentuk H3PO4.

4.

Garam fosfat banyak digunakan sebagai pupuk seperti : Superfosfat Ca3(PO4)2(s) + 2 H2SO4(aq) Ca3(H2PO4)2(S) + 2 CaSO4(S) TSP (Triple Superfosfat) : Asam fosfat + Apatit Ca3(PO4)2(s) + HNO3(aq) Ca3(H2PO4)2(S) + 2 Ca(NO3)2(s) Akhir ini ditemukan pupuk fosfat unggulan yang disebut FOSFAT GRANUPHUS. Nama dagangnya : G-27 Keunggulannya : Mencegah pembentukkan tanah liat. Apabila disebar pupuk bisa tinggal di tanah selama beberapa tahun. Ditemukan oleh : Tunisia Garam fosfat selain untuk pupuk juga dipakai untuk menghilangkan kesadahan dan zat pembersih.

13 KIMIA ANORGANIK F O S F O R

G. Daur /Siklus Fosfor

Fosfor sangat penting bagi kehidupan. Sebagai fosfat, merupakan komponen DNA, RNA, ATP, dan juga fosfolipid yang membentuk semua membran sel. Melihat hubungan antara fosfor dan kehidupan, fosfor adalah unsur yang secara historis pertama kali diisolasi dari urin manusia, dan tulang abu merupakan sumber fosfat penting pada awalnya. Kadar fosfat yang rendah batas penting untuk pertumbuhan di beberapa sistem perairan. Daur /siklus fosfor adalah proses yang tidak pernah berhenti mengenai perjalanan fosfor dari lingkungan abiotik hingga dimanfaatkan dalam proses biologis. Berbeda dengan daur hidrologi, daur karbon, dan daur nitrogen, daur fosfor tidak melalui komponen atmosfer. Fosfor terdapat di alam dalam bentuk ion fosfat (fosfor yang berikatan dengan oksigen : H2PO4- dan HPO42). Ion fosfat banyak terdapat dalam bebatuan. Pengikisan dan pelapukan batuan membuat fosfat larut dan terbawa menuju sungai sampai laut sehingga membentuk sedimen. Sedimen ini muncul kembali ke permukaan karena adanya pergerakan dasar bumi. Ion fosfat dapat memasuki air tanah sehingga tumbuhan dapat mengambil fosfat yang terlarut melalui absorbsi yang dilakukan oleh akar. Dalam proses rantai makanan, Herbivora mendapatkan fosfat dari tumbuhan

14 KIMIA ANORGANIK F O S F O R

yang dimakannya. Selanjutnya karnivora mendapatkan fosfat dari herbivora yang dimakannya. Fosfat dikeluarkan dari organisme melalui urin dan feses. Di sini para detrivor (bakteri dan jamur) mengurai bahan-bahan anorganik di dalam tanah lalu melepaskan fosfor kemudian diambil oleh tumbuhan atau mengendap. Daur fosfor mulai lagi dari sini.

H. Eutrofikasi dan Penanganannya Eutrofikasi merupakan masalah lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah fosfat (PO3-), khususnya dalam ekosistem air tawar. Definisi dasarnya adalah pencemaran air yang disebabkan oleh munculnya nutrient yang berlebihan ke dalam ekosistem air. Air dikatakan eutrofik jika konsentrasi total phosphorus (TP) dalam air berada dalam rentang 35-100 g/L. Sejatinya, eutrofikasi merupakan sebuah proses alamiah di mana danau mengalami penuaan secara bertahap dan menjadi lebih produktif bagi tumbuhnya biomassa. Diperlukan proses ribuan tahun untuk sampai pada kondisi eutrofik. Proses alamiah ini, oleh manusia dengan segala aktivitas modernnya, secara tidak disadari dipercepat menjadi dalam hitungan beberapa dekade atau bahkan beberapa tahun saja. Maka tidaklah mengherankan jika eutrofikasi menjadi masalah di hampir ribuan danau di muka Bumi, sebagaimana dikenal lewat fenomena algal bloom. Kondisi eutrofik sangat memungkinkan alga, tumbuhan air berukuran mikro, untuk tumbuh berkembang biak dengan pesat (blooming) akibat ketersediaan fosfat yang berlebihan serta kondisi lain yang memadai. Hal ini bisa dikenali dengan warna air yang menjadi kehijauan, berbau tak sedap, dan kekeruhannya yang menjadi semakin meningkat. Banyaknya eceng gondok yang bertebaran di rawa-rawa dan danau-danau juga disebabkan fosfat yang sangat berlebihan ini. Akibatnya, kualitas air di banyak ekosistem air menjadi sangat menurun. Rendahnya konsentrasi oksigen terlarut, bahkan sampai batas nol, menyebabkan makhluk hidup air seperti ikan dan spesies lainnya tidak bisa tumbuh dengan baik sehingga akhirnya mati.

15 KIMIA ANORGANIK F O S F O R

Hilangnya ikan dan hewan lainnya dalam mata rantai ekosistem air menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem air. Permasalahan lainnya, cyanobacteria (blue-green algae) diketahui mengandung toksin sehingga membawa risiko kesehatan bagi manusia dan hewan. Algal bloom juga menyebabkan hilangnya nilai konservasi, estetika, rekreasional, dan pariwisata sehingga dibutuhkan biaya sosial dan ekonomi yang tidak sedikit untuk mengatasinya. Karena sejalan dengan populasi warga Bumi yang terus meningkat, berarti akan meningkat pula kontribusi bagi lepasnya fosfat ke lingkungan air dari sumber-sumber yang disebutkan di atas. Pemerintah juga harus mendorong para pengusaha agar produk detergen tidak lagi mengandung fosfat. Begitu pula produk makanan dan minuman diusahakan juga tidak mengandung bahan aditif fosfat. Di samping itu, dituntut pula peran pemerintah di sektor pertanian agar penggunaan pupuk fosfat tidak berlebihan, serta perannya dalam pengelolaan sektor peternakan yang bisa mencegah lebih banyaknya lagi fosfat lepas ke lingkungan air. Bagi masyarakat dianjurkan untuk tidak berlebihan mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung aditif fosfat. Di negara-negara maju masyarakat yang sudah memiliki kesadaran lingkungan (green consumers) hanya membeli produk kebutuhan rumah sehari-hari yang mencantumkan label "phosphate free" atau "environmentally friendly". Negara-negara maju telah menjadikan problem eutrofikasi sebagai agenda lingkungan hidup yang harus ditangani secara serius. Sebagai contoh, Australia sudah mempunyai program yang disebut The National

Eutrophication Management Program, yang didirikan untuk mengoordinasi, mendanai, dan menyosialisasi aktivitas riset mengenai masalah ini. AS memiliki organisasi seperti North American Lake Management Society yang menaruh perhatian besar terhadap kelestarian danau melalui aktivitas sains, manajemen, edukasi, dan advokasi.

16 KIMIA ANORGANIK F O S F O R

Selain itu, mereka masih mempunyai American Society of Limnology and Oceanography yang menaruh bidang kajian pada aquatic sciences dengan tujuan menerapkan hasil pengetahuan di bidang ini untuk mengidentifikasi dan mencari solusi permasalahan yang diakibatkan oleh hubungan antara manusia dengan lingkungan. Negara-negara di kawasan Eropa juga memiliki komite khusus dengan nama Scientific Committee on Phosphates in Europe yang memberlakukan The Urban Waste Water Treatment Directive 91/271 yang berfungsi untuk menangani problem fosfat dari limbah cair dan cara penanggulangannya. Mereka juga memiliki jurnal ilmiah European Water Pollution Control, di samping Environmental Protection Agency (EPA) yang memberlakukan peraturan dan pengawasan ketat terhadap pencemaran lingkungan.

17 KIMIA ANORGANIK F O S F O R

I. Kegunaan Fosfor digunakan dalam aplikasi beberapa piroteknik (kembang api,

proyektil bercahaya atau dalam pertandingan umumnya mata uang), dalam industri metalurgi untuk membentuk paduan logam sebagai kuningan fosfor, dalam produksi insektisida atau sebagai adiktif industri minyak. Asam fosfat digunakan sebagai kecanduan untuk minuman tertentu serta dalam

pembersihan beberapa logam atau sebagai agenphosphatizing. Tapi itu adalah dalam terbesar. Industri bentuk garam fosfat yang elemen semua

memiliki aplikasi

pupuk fosfat hampir menyerap

diekstraksi dari batuan. Ada beberapa jenis pupuk yang diperoleh dari fosfat, biasanya dicampur dengan potas atau garam amonia. Garam-garam fosfat juga digunakan dalam produksi deterjen sintetis (natrium polifosfat) dan dalam pasta gigi (kalsium fosfat). Beberapa fosfat terkondensasi digunakan dalam

pengolahan air industri. Dalam beberapa tahun terakhir, asam fosfor yang mengandung 70% 75% P2O5, telah menjadi bahan penting pertanian dan produksi tani lainnya. Fosfor adalah nutrisi penting pada tanaman dan digunakan dalam bentuk senyawa fosfat (dalam produksi pupuk). Seperti halnya siklus karbon dan siklus nitrogen, fosfor juga memiliki siklus. Permintaan untuk pupuk secara global telah meningkatkan produksi fosfat yang banyak. Fosfat juga digunakan untuk produksi gelas spesial, seperti yang digunakan pada lampu sodium. Kalsium fosfat digunakan untuk membuat perabotan China dan untuk memproduksi mono-kalsium fosfat. Fosfor juga digunakan dalam memproduksi baja, pembuatan aliase logam (perunggu tertentu), racun serangga (pestisida), campuran untuk bom asap dan produkproduk lainnya. Natrium Tri Poli Fosfat (STTP), Na5P3O10 digunakan sebagai bahan penunjang dalam detergen, yaitu untuk mengikat ion kalsium/ magnesium dari air sadah sehingga tidak mengganggu (tidak mengendapkan) deterjen, sebagai pelunak air, dan untuk menjaga korosi pipa-pipa. Fosfor juga merupakan bahan penting bagi sel-sel protoplasma, jaringan saraf dan tulang.

18 KIMIA ANORGANIK F O S F O R

Fosfor digunakan untuk membuat dioda pemancar cahaya (LED). Fosfor merah digunakan untuk pembuatan korek api. Sebagian besar fosfor putih digunakan untuk pembuatan asam fosfat (fosforus putih direaksikan dengan udara berlebihan, lalu disiram dengan air) P4(s) + 5O2(g) P4O10 P4O10 + 6 H2O(l) 4H3PO4(aq)

19 KIMIA ANORGANIK F O S F O R

DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Hiskia, 1992. Kimia Unsur dan Radioaktif, PT. Citra Adytia Bakti http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_anorganik1/ http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/fosfor/ http://id.shvoong.com/exact-sciences/earth-sciences/2201205-nitrogen-fosfordalam-proses-eutrofikasi/ http://nautilus.fis.uc.pt/st2.5/scenes-e/elem/e01510.html http://www.scribd.com/doc/61297346/1-Sejarah-Fosfor

20 KIMIA ANORGANIK F O S F O R

Anda mungkin juga menyukai