Anda di halaman 1dari 10

BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Latar Belakang Masalah Penyebaran informasi merupakan salah satu kegiatan penting yang dilakukan oleh perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi masyarakat. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, peran perpustakaan dalam penyebaran informasi juga mulai dikaitkan dengan masalah kerukunan umat beragama yang terkadang muncul ditengah kehidupan bermasyarakat, seperti halnya konflik antara umat islam dan kristen di Poso yang mencapai 3 periode yakni, kerusuhan Poso I (25-29 Desember 1998), Poso II (17-21 April 2000), dan Poso III (16 Mei - 15 Juni 2000) Melihat kaitannya dengan permasalahan tersebut, peran perpustakaan khususnya bagi perpustakaan khusus yang hanya menyediakan koleksi dalam bidang agama dalam penyebaran informasi pun mulai menjadi sorotan dalam berbagai hal seperti penyediaan jenis informasi dalam perpustakaan, penyelenggaraan kegiatan rutin perpustakaan (seperti: diskusi), penyelenggaraan penyuluhan pengembangan wawasan multikultur, hingga peningkatan pengkajian kerukunan umat beragama. Menanggapi permasalahan tersebut, saya pun tertarik untuk melakukan suatu penelitian pada salah satu perpustakaan agama yaitu, Perpustakaan Lajnah Pentashihan Mushaf yang terletak di dalam Bayt Al-Quran dan Museum Istiqlal TMII untuk mengetahui secara lebih mendalam mengenai peranan perpustakaan tersebut dalam penyebaran informasi, terutama berbagai hal yang menjadi sorotan seperti penyediaan jenis informasi dalam perpustakaan, penyelenggaraan kegiatan rutin perpustakaan (seperti: diskusi), penyelenggaraan penyuluhan pengembangan wawasan multikultur, hingga peningkatan pengkajian kerukunan umat beragama terkait dengan permasalahan kerukunan agama, untuk kemudian dijadikan suatu laporan penelitian.

1.2.

Rumusan Masalah
1

Berdasarkan latar belakang yang telah saya jelaskan sebelumnya, maka rumusan masalah yang akan saya angkat dalam laporan penelitian saya, antara lain:
a. Bagaimanakah peran perpustakaan dalam penyebaran informasi baik di dalam

perpustakaan maupun keluar perpustakaan terkait dengan permasalahan kerukunan umat beragama?
b. Apakah kendala yang dihadapi oleh perpustakaan dalam penyebaran informasi baik

di dalam perpustakaan maupun keluar perpustakaan? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini dilaksanakan adalah untuk mengidentifikasi dan mengetahui seberapa besar peranan Perpustakaan Lajnah Pentashihan Mushaf dalam penyebaran informasi terkait dengan permasalahan kerukunan umat beragama. 1.4. Manfaat Penelitian Terkait dengan tujuan penelitian yang telah saya jelaskan sebelumnya, maka saya berharap penelitian ini dapat mendatangkan beberapa manfaat, antara lain: 1. Manfaat Teoritis Terkait dengan manfaat teoritis, saya berharap kajisan dan hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan terhadap ilmu pengetahuan, khususnya sedikit masukkan untuk Perpustakaan Lajnah Pentashihan Mushaf untuk lebih meningkatkan peranannya dalam penyebaran informasi di tengah masyarakat terkait dengan permasalahan kerukunan umat beragama. 2. Manfaat Praktis Tidak terlepas dari manfaat teoritis yang telah saya jelaskan sebelumnya. Terkait dengan manfaat praktis, saya berharap kajian dan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi saya pribadi sebagai peneliti serta bagi Perpustakaan Lajnah Pentashihan Mushaf untuk kemudian diterapkan secara langsung dalam realita.

BAB II
2

TINJAUAN LITERATUR 2.1. Informasi Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai yang nyata yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau keputusan-keputusan yang akan datang (Gordon B. Davis, 1974: 32). Konsep Informasi Konsep informasi menurut Aubrey Fisher (1986), antara lain:
1. Informasi menunjukkan fakta atau data yang diperoleh selama proses komunikasi.

Informasi

Informasi dikonseptualisasikan sebagai kuantitas fisik yang dapat dipindahkan dari satu titik ke titik yang lain, individu satu kepada individu yang lain, atau medium yang satu ke medium yang lainnya. Semakin banyak memperoleh fakta atau data, secara kuantitas seseorang juga memiliki banyak informasi. 2. Informasi menunjukkan makna data. Informasi merupakan arti, maksud atau makna yang terkandung dalam data. Peranan seseorang sangat dominan di dalam memberikan makna data. Suatu data akan mempunyai nilai informasi bila kepemilikan informasi. bermakna bagi seseorang yang menafsirkannya. Kemampuan seseorang untuk memberikan makna pada data akan menentukan Penafsiran terhadap data atau stimulus yang diterima otak akan menentukan kualitas informasi. Sebagai produk sebuah pabrik (otak), kualitas informasi sangat ditentukan oleh berbagai unsur yang digunakan untuk mengolah setiap stimulus yang masuk ke dalam diri seseorang melalui panca indera, kemudian diteruskan ke otak untuk diolah berdasarkan 10pengetahuan (frame of reference), pengalaman (field of experience), selera (frame of interest), dan keimanan (spiritual) seseorang. Semakin luas pengetahuan, pengalaman , dan semakin baik selera dan moralitas, maka informasi yang dihasilkan semakin berkualitas. Proses di dalam otak manusia tersebut dikenal dengan proses intelektual (intellectual process).
3. Informasi sebagai jumlah ketidakpastian yang

diukur dengan cara mereduksi

sejumlah alternatif yang ada. Informasi berkaitan erat dengan situasi ketidakpastian. Keadaan yang semakin tidak menentu akan menimbulkan banyak
3

alternatif informasi, yang dapat digunakan untuk mereduksi ketidakpastian (Wiryanto, 2004: 26 27). Faktor Penentu Kualitas Informasi Beberapa faktor yang menentukan kualitas informasi menurut Burch (1986) antara lain:
1. Keakuratan (Accuracy)

Informasi dapat dikatakan akurat, apabila informasi tersebut terbebas dari bias.
2. Tepat Waktu (Timeliness)

Informasi dapat dikatakan tepat waktu, apabila informasi tersebut dapat dihasilkan pada saat dibutuhkan.
3. Relevansi (Relevancy)

Informasi dapat dikatakan relevan, apabila informasi tersebt berhubungan dengan kepentingan pengambilan keputusan yang telah direncanakan (Wiryanto, 2004: 30). Penyebaran Informasi Penyebaran informasi merupakan transfer informasi (ilmiah) yang dimulai dari pencetus informasi sampai ke tangan pemakai informasi melalui saluran tradisional. Seperti dalam perpustakaan, transfer informasi dimulai dengan penciptaan (oleh pengarang), penggandaan (oleh penerbit), pengadaan dan pengolahan (oleh perpustakaan), baru sampai ke tangan pembaca (Sulistyo Basuki, 2006: 12). Proses Penyebaran Informasi Proses penyebaran informasi dapat dilakukan dengan 2 cara, antara lain:
1. Komunikasi Formal

Komunikasi yang dilakukan melalui media formal, seperti majalah, buku, disertasi, dan sejenisnya.

2. Komunikasi Informal

Komunikasi yang dilakukaan melalui saluran informal, seperti melalui surat, tatap muka, telepon, diskusi, dan sejenisnya (Sulistyo Basuki, 2006: 19).
4

Konsep Penyebaran Informasi Terkait dengan proses penyebaran informasi yang dapat dilakukan dengan cara komunikasi formal dan komunikasi informal. Maka dapat dikatakan bahwa penyebaran informasi sama hal-nya dengan komunikasi, pernyataan tersebut dapat didukung oleh teori komunikasi sebagi berikut: Komunikasi adalah penyebaran informasi, gagasan, sikap, atau emosi dari seseorang atau kelompok kepada yang lainnya terutama melalui simbol-simbol. Dalam komunikasi yang efektif, maka yang disampaikan kepada penerima berkaitan erat dengan apa yang dimaksudkan oleh pengirim. Komunikasi merupakan dasar dari terbentuknya interaksi sosial, memungkinkan adanya penyebaran pengetahuan, dan juga memungkinkan terjadinya sikap saling memahami antar individu (George A. Theodorson, 1969: 62). Berdasarkan teori komunikasi tersebut, maka konsep penyebaran informasi (komunikasi) dapat dirumuskan dengan ungkapan Harold Lasswell (1948), yakni Who, Says what, In which channel, To whom, dan With what effect. Dari konsep tersebut dapat dijelaskan bahwa, unsur sumber (who) merangsang pertanyaan, unsur pesan (says what) merupakan bahan untuk analisis isi, saluran komunikasi (in which channel) dikaji dalam analisis media, unsur penerima (to whom) dikaitkan dengan analisi khalayak, dan unsur pengaruh (with what effect) berhubungan dengan studi mengenai akibat yang ditimbulkan pesan komunikasi massa pada khalayak pembaca, pendengan, atau pemirsa (Deddy Mulyana, 2008: 147 148). Jenis Pemakai Informasi Pemakai informasi merupakan komponen penting dalam jaringan informasi, khususnya bagi perpustakaan. Dengan mengetahui jenis pemakai informasi maka kita akan mengetahui kebutuhan, kebiasaan dan bahan yang dipilih pemakai. Beberapa pemakai jasa informasi terkait dengan perpustakaan, antara lain: a. Peneliti dan pengajar b. Tenaga teknis/laboran dari lembaga tertentu c. Pengelola d. Mahasiswa
5

e. Peminat lainnya/kelompok profesi (Aa Kosasih, 1995: 9)

Jenis Informasi yang Diperlukan Pemakai Setelah mengetahui jenis pemakai informasi dalam perpustakaan, maka selanjutnya kita harus mengetahui jenis informasi yang diperlukan oleh pemakai khususnya pemakai perpustakaan, antara lain: a. Informasi mutakhir yang erat kaitannya dengan bidang masing-masing adalah informasi yang mengikuti perkembangan bidang dan minat masing-masing. b. Informasi yang ada kaitannya dengan kegiatan sehari-hari adalah informasi yang diperlukan untuk kegiatan sehari-hari sebagai alat pembuktian kebanaran sumber.
f. Informasi yang relevansinya dengan tugas survey dan penelitian adalah informasi

yang dipergunakan sebagai bahan penulisan karya ilmiah (Aa Kosasih, 1995: 9). Sumber Informasi Terkait dengan jenis informasi yang diperlukan oleh pemakai perpustakaan, maka sumber informasi dalam perpustakaan pun termasuk unsur yang penting. Sehingga, sumber informasi dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok. Antara lain: 1. Kepustakaan primer Kepustakaan primer adalah karangan asli yang tertulis lengkap oleh penulis. 2. Kepustakaan Sekunder Yang termasuk dalam kelompok kepustakaan sekunder, antara lain: indeks, sari karangan, daftar judul atau daftar isi, bibliografi, ensiklopedia, pegangan. 3. Kepustakaan tertier Kepustakaan tertier adalah semua ringkasan dari kepustakaan sekunder. Yang termasuk dalam kelompok kepustakaan tertier, antara lain pedoman kepustakaan, bibliografi karya bibliografi. 4. Orang atau organisasi Orang atau organisasi adalah sumber informasi yang berasal dari percakapan seseorang atau kegiatan ilmiah, seperti: a. Penelitian b. Lembaga pendidikan tinggi c. Perkumpulan dagang
6

kamus, buku

d. Organisasi profesi seperti IDI, PGRI, IPI dan lain sebagainya (Aa Kosasih,

1995: 7). Hambatan Memperoleh Informasi Tidak dapat dipungkiri, bahwa dibalik perkembangan informasi yang pesat pada kenyataannya terdapat beberapa faktor penghambat dalam mendapatkan informasi tersebut, khususnya di perpustakaan, antara lain: 1. 2. 3. 4. Kurangnya pengertian pimpinan lembaga atau organisasi terhadap pentingnya informasi Ketatnya peraturan pemasukkan buku dari luar negeri Faktor penguasaan bahasa asing Mengabaikan nilai informasi 1995: 8). 2.2. Perpustakaan Khusus Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang diperuntukkan secara terbatas bagi pemustaka dilingkungan lembaga pemerintah, lembaga masyarakat, lembaga pendidikan keagamaan, rumah ibadah, atau organisasi lain (UU RI No. 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan). Ciri-Ciri Perpustkaan Khusus Ciri-ciri perpustakaan khusus, antara lain: a. Memiliki buku yang terbatas pada satu atau beberapa disiplin ilmu saja. b. Keanggotaan perpustakaan terbatas pada sejumlah anggota yang ditentukan oleh kebijakan perpustakaan atau kebijakan bahan induk tempat perpustakaan yang tersebut. c. Peran utama pustakawan ialah melakukan penelitian kepustakaan untuk anggota. d. Tekanan koleksi bukan pada buku (dalam arti sempit) melainkan pada majalah, pamflet, paten, laporan penelitian abstrak, atau indeks karena jenis tersebut umumnya informasinya lebih mutakhir dibandingkan buku.
e. Jasa yang diberikan lebih mengarah kepada minat anggota perorangan (Sulistyo

5. Kurangnya kesadaran pemakai dalam pemanfaatan jasa informasi (Aa Kosasih,

Perpustakaan Khusus

Basuki, 1991: 47 48).


7

2.3.

Kerukunan Umat Beragama Kerukunan umat beragama, bukan berarti merelatifkan agama-agama yang

Kerukunan Umat Beragama melebur kepada suatu totalitas (sinkretisme agama) dengan menjadikan agama-agama itu sebagai mazhab dari agama totalitas itu, melainkan sebagai sarana untuk mempertemukan dan mengatur hubungan luar antara umat beragama dalam proses sosial kemasyarakatan. Dengan kerukunan, dimaksudkan agar terbina dan terpelihara hubungan baik dalam pergaulan antar warga yang berlainan agama (Sahibi Naim, 1983: 53).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


3.1.

Jenis Penelitian Jenis penelitian yang saya gunakan dalam penelitian saya adalah penelitian

kualitatif, yakni penelitian dengan melakukan pendekatan dengan cara wawancara namun menggunakan pedoman sebagai batasannya. 3.2. Tempat Penelitian
8

Penelitian akan saya lakukan pada Perpustakaan Lajnah Pentashihan Mushaf, yang terletak di dalam Bayt Al-Quran dan Museum Istiqlal (lantai 3) Taman Mini Indonesi Indah, Jakarta Timur.
3.3.

Informan Penelitian Mengingat jenis penelitian saya adalah penelitian kualitatif dengan melakukan

pendekatan dengan cara wawancara, maka yang menjadi informan dalam penelitian saya adalah pustakawan Perpustakaan Lajnah Pentashihan Mushaf. 3.4. Teknik Pengumpulan Data Sesuai dengan jenis penelitian yang saya pilih. Maka, teknik pengumpulan data dalam penelitian saya pun terbagi dalam beberapa proses, antara lain: 1. Observasi Saya menggunakan jenis observasi terus terang dan tersamar dalam melakukan penelitian. Dalam jenis observasi ini, disatu sisi saya berterus terang kepada informan bahwa saya sedang melakukan penelitian. Namun di sisi lainnya saya tersamar dalam melakukan observasi, hal ini saya lakukan bilamana data yang saya cari dan perlukan ternyata bersifat rahasia. 2. Wawancara Sesuai dengan jenis observasi yang saya pilih, yakni observasi terus terang dan tersamar. Saya pun memilih jenis wawancara terstruktur dalam melakukan penelitian, mengingat informan sudah mengetahui sebelumnya bahwa saya akan melakukan penelitian. Sehingga, saya pun menyediakan sejumlah pertanyaan sebagai batasan yang akan diajukan pada informan ketika melakukan kegiatan wawancara. 3. Analisis Dokumen Selain menggunakan teknik observasi dan wawancara dalam penelitian, saya pun melakukan analisis dokumen, baik dokumen primer, sekunder, maupun tersier untuk melengkapi perolehan informasi yang akan mendukung penelitian saya. 3.5. Teknik Analisis Data
9

Teknik analisis data yang akan saya lakukan dalam penelitian saya, antara lain menyusun secara sistematis data penelitian yang telah diperoleh dari wawancara dengan pustakawan Perpustakaan Lajnah Pentashihan Mushaf, menjabarkan data penelitian secara jelas, meninjau kembali data penelitian tersebut berdasarkan teoriteori yang terdapat dalam kajian literatur, membuat ringkasan, dan menarik kesimpulan.

10

Anda mungkin juga menyukai