Anda di halaman 1dari 5

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan menuanya seorang pria, kelenjar prostatnya semakin lama semakin membesar, sekresi prostat menurun, skrotum menggantung lebih rendah, testis menjadi lebih kecil dan lebih keras dan rambut pubis menjadi jarang dan lebih kaku. Dengan demikian, penurunan pada organ-organ reproduktif pria dapat mengganggu fungsi salah satu atau kedua sistem yaitu sistem reproduktif dan sistem urogenital. Salah satu masalah yang dapat menyebabkan terganggunya kedua sistem tersebut akibat pertambahan usia adalah benigne hyperplasia prostat (Smeltzer. 2001). Benigne Prostat Hiperplasia (BPH) adalah perbesaran jinak kelenjar prostat, namun penyebab yang pasti terjadinya benigne prostat hyperplasia sampai sekarang belum diketahui secara pasti, namun terdapat faktor resiko yang dapat memicu terjadinya benigne prostat hyperplasia yaitu umur dan hormon androgen. Hiperplasia prostat merupakan salah satu masalah kesehatan utama bagi pria diatas usia 50 tahun dan berperan dalam penurunan kualitas hidup seseorang serta penatalaksaannya tergantung pada derajat besarnya prostat itu sendiri. Berdasarkan kepustakaan luar negeri diperkirakan semenjak umur 50 tahun 20-30% penderita akan memerlukan pengobatan untuk prostat hiperplasia. Serta angka kejadian benigna hiperplasia di Indonesia yang pada pria berusia 4049 tahun mencapai hampir 15%. Angka ini meningkat dengan bertambahnya usia, sehingga pada usia 5059 tahun prevalensinya mencapai hampir 25% dan pada usia 60 tahun mencapai angka sekitar 43%. Yang jelas prevalensi sangat tergantung pada golongan umur. Sebenarnya perubahan-perubahan ke arah terjadinya pembesaran prostat sudah dimulai sejak dini, dimulai pada perubahanperubahan mikroskopik yang kemudian bermanifestasi menjadi kelainan 1

makroskopik (kelenjar membesar) dan kemudian baru manifestasi dengan gejala klinik. Berdasarkan angka autopsi perubahan mikroskopik pada prostat sudah dapat ditemukan pada usia 30 40 tahun. Bila perubahan mikroskopik ini terus berkembang akan terjadi perubahan patologi anatomi. Pada pria usia 50 tahun angka kejadiannya sekitar 50%, dan pada usia 80 tahun sekitar 80%. Sekitar 50% dari angka tersebut diatas akan menyebabkan gejala dan tanda klinik. Menurut data rekam medik di Lantai IV Selatan RSUP Fatmawati didapatkan data bahwa benigna prostat hyperplasia merupakan penyakit urutan pertama dari 6 penyakit lainnya yang menyerang sistem perkemihan yaitu 11 orang (1,12 %) dari 983 pasien yang dirawat selama 6 bulan terakhir yaitu dari bulan Januari Juni 2011, diantaranya penderita chronic kidney disease sebanyak 10 orang (1,02 %), tumor buli dan batu ureter 4 orang (0,41%), batu ginjal 3 orang (0,30 %), striktura uretra 2 orang (0,20%), dan batu buli 1 orang (0,10%). Adanya hyperplasia ini akan menyebabkan terjadinya obstruksi saluran kemih dan jika tidak segera ditangani dapat menimbulkan komplikasi antara lain: batu kandung kemih, hernia, hemoroid, hidronefrosis bahkan yang paling berat dapat menyebabkan gagal ginjal. Tujuan tatalaksana hyperplasia prostat yaitu memperlancar proses pengeluaran urine, menghindari komplikasi akibat obstruksi yang berkepanjangan, serta mengembalikan fungsi perkemihan ke keadaan normal secepatnya dan mencanakan tatalaksana untuk mencegah kekambuhan. Untuk mengatasi masalah tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara mulai dari tindakan yang paling ringan yaitu secara konservatif (non operatif) sampai tindakan pembedahan. Salah satu tindakan pembedahan untuk mengatasi masalah diatas yaitu dengan transurethral resection prostat (TURP). TURP merupakan pengangkatan sebagian atau seluruh kelenjar prostat lewat resektoskop yang dimasukan melalui uretra ke dalam prostat yang kemudian kelenjar diangkat dalam irisan kecil dengan loop pemotong listrik. (Smeltzer. 2001)

Dengan tingginya insiden benigne prostat hyperplasia dan komplikasi yang ditimbulkan, sehingga membutuhkan peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan secara komprehesif yang meliputi aspek bio, psiko, sosial dan spiritual. Pelayanan keperawatan yang diberikan dapat bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Dari aspek promotif perawat berperan dalam meningkatkan status kesehatan dengan memberikan penyuluhan mengenai penyakit benigne prostat hyperplasia meliputi pengertian, penyebab, tanda dan gejala, akibat lanjut serta perawatannya. Pada aspek preventif perawat menganjurkan untuk mengatur pola hidup yang sehat seperti menganjurkan banyak minum 3000 cc/hari, mencegah perdarahan berlebih setelah operasi dengan membatasi aktifitas yang terlalu berat, serta anjurkan untuk tidak menunda-nunda BAK. Dari aspek kuratif perawat berperan dalam menjelaskan pentingnya minum obat sesuai dengan instruksi dokter. Pada aspek rehabilitatif perawat berperan memulihkan kondisi klien dan menganjurkan pada klien untuk kontrol ke Rumah Sakit secara teratur sesuai anjuran dokter dan tekankan untuk segera rujuk ke fasilitas kesehatan jika ditemukan tanda-tanda urine berwarna keruh dan berbau busuk, nyeri saat berkemih, demam disertai penurunan jumlah urine. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik membahas dan mengangkat makalah ilmiah dengan judul asuhan keperawatan pada klien dengan post TURP dengan pendekatan proses keperawatan.

B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Adapun tujuan umum dari penulisan makalah ilmiah ini adalah diharapkan agar penulis dapat memperoleh pengalaman nyata dalam memberikan asuhan keperawatan klien dengan post TURP. 2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan penulisan makalah ilmiah ini adalah diharapkan penulis dapat :
a. Melakukan pengkajian keperawatan pada klien Tn. H dengan post TURP. b. Menentukan masalah keperawatan pada klien Tn. H dengan post TURP. c. Merencanakan asuhan keperawatan pada klien Tn. H dengan post TURP. d. Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien Tn. H dengan post TURP. e. Melakukan evaluasi keperawatan pada klien Tn. H dengan post TURP.

f. Mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara teori dan praktek. g. Mengidentifikasi faktor-faktor pendukung, penghambat serta mencari solusi/ alternatif pemecahan masalah.
h. Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada klien Tn. H dengan post

TURP. C. Ruang Lingkup Pada penyusunan makalah ilmiah ini penulis membahas tentang pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada Klien Tn. H dengan Post TURP di Lantai IV Selatan IRNA B RSUP Fatmawati Jakarta dari tanggal 27 Juni 2011 sampai dengan 28 Juni 2011.

D. Metode Penulisan Metode dalam penulisan makalah ilmiah ini adalah menggunakan metode deskriptif dan metode studi kepustakaan, dalam metode deskriptif pendekatan yang digunakan adalah studi kasus dimana penulis mengelola 1 (satu) kasus yang menggunakan proses keperawatan.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penyusunan makalah ilmiah ini yaitu: BAB I : PENDAHULUAN yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup, metode penulisan dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN TEORI yang terdiri dari pengertian benigne prostat hyperplasia, etiologi, patofisiologi (proses perjalanan penyakit, manifestasi kinik, komplikasi), penatalaksanaan medis, pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi keperawatan. BAB III : TINJAUAN KASUS yang terdiri dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi keperawatan. BAB IV : PEMBAHASAN yang terdiri dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi keperawatan serta adanya faktor pendukung, penghambat dan solusi. BAB V : PENUTUP yang terdiri dari kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA, LAMPIRAN.

Anda mungkin juga menyukai