Anda di halaman 1dari 14

Oleh : Wiwit Dwi R.

A 2008720031

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

1.

Latar Belakang Proses menua merupakan proses yang terus menerus secara alamiah. Dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk hidup. Proses menua setiap individu pada organ tubuh juga tidak sama cepatnya. Ada kalanya orang belum tergolong lanjut usia (masih muda) tetapi kekurangan-kekurangan yang menyolok (deskripansi). Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun dari luar tubuh. Walaupun demikian memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum lansia. Dengan bertambahnya usia, wajar saja bila kondisi dan fungsi tubuh pun makin menurun. Tak heran bila pada usia lanjut, semakin banyak keluhan yang dilontarkan karena tubuh tak lagi mau bekerja sama dengan baik seperti kala muda dulu. Lansia merupakan salah satu fase kehidupan yang dialami oleh individu yang berumur panjang. Lansia tidak hanya meliputi aspek biologis, tetapi juga psikologis dan sosial. Menurut L a k s a m a n a ( 1 9 8 3 : 7 7 ) , p e r u b a h a n y a n g t e r j a d i p a d a l a n s i a d a p a t d i s e b u t s e b a g a i p e r u b a h a n `senesens` dan perubahan senilitas. Perubahan `senesens adalah perubahan-perubahan normaldan fisiologik akibat usia lanjut. Perubalian senilitas adalah perubahan

patologik permanent dan disertai dengan makin memburuknya kondisi badan pada usia lanjut. Sementara itu, perubahan yang dihad api lansia pada amumnya adalah pada bidang klinik, kesehatan jiw a dan problema bidang sosio ekonomi. Oleh karena itu lansia adalah kelompok dengan resik o tinggi terhadap problema fisik dan mental. Selain daripada penyakit fisik yang dialami, lansia juga cenderung mengalami perubahan psikososial seperti Pensiun,Identitas sering dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan, Sadar akan kematian, Kehilangan hubungan dengan teman-teman & famili, Penyakit kronis & ketidakmampuan, Perubahan terhadap gambaran diri, konsep diri, Kesepian (loneliness). Usia lansia bukan hanya dihadapkan pada permasalahan kesehatan jasmaniah saja, tapi juga permasalahan gangguan mental dalam menghadapi usia senja. Lansia sebagai tahap akhir dari siklus kehidupan manusia, sering diwarnai dengan kondisi hidup yang tidak sesuai dengan harapan. Banyak faktor yang menyebabkan seorang mengalami gangguan mental seperti menarik diri.

Ada beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan jiwa lansia. Faktor-faktor tersebut hendaklah disik api secara bijak sehingga para lansia dapat menikmati hari tua m e r e k a d e n g a n b a h a g i a .

2.

Landasan Teori
a.

Pengertian Harga diri rendah adalah perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk kehilangan atau hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal. Harga diri rendah adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Pencapaian ideal diri atau cita -cita atau harapan langsung menghasilkan perasaan bahagia. (Budi Ana Keliat, 1998). Gangguan harga diri adalah suatu keadaan dimana individu mengalami atau berisiko mengalami evaluasi diri yang negatif tentang kemampuan atau diri ( Carpenito, 1999). Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diriatau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau tidak langsungdiekspresikan ( Townsend, 1998 ).Menurut Schult & Videbeck ( 1998 ), Gangguan harga diri rendah adalah penilaian negatif seseorang terhadap diri dan kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung

b.

Etiologi Situasional, yaitu yang terjadi trauma secara tiba tiba misalnya pasca operasi, kecelakaan cerai, putus sekolah, Phk, sering gagal, perasaan malu karena terjadi (korban perkosaan, dipenjara, dituduh KKN). Kronik, yaitu Perasaan negatif terhadap diri sudah berlangsung lama yaitu sebelum sakit atau dirawat. Klien ini mempunyai cara berpikir yang negatif, kejadian sakit yang dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya.

Menurut Ericson, masa balita adalah kemandirian yang ragu dan malu anak belajar mengendalikan diri dan kepercayaan diri, sebabnya bila banyak dikendalikan dari luar maka akan timbul bibit keraguan dan rasa malu yang berlebihan. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain.

c.

Factor Predisposisi Faktor yang mempengaruhi HDR adalah penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistic. Tergantung pada orang tua dan ideal diri yang tidak realistic. Misalnya ; orang tua tidak percaya pada anak, tekanan dari teman, dan kultur sosial yang berubah.

d.

Faktor Presipitasi : Ketegangan peran Stress yang berhubungan dengan frustasi yang dialami dalam peran atau posisi Konflik peran Ketidaksesuaian peran dengan apa yang diinginkan. Peran yang tidak jelas Kurangnya pengetahuan individu tentang peran. Peran yang berlebihan Menampilkan seperangkat peran yang konpleks. Perkembangan transisi Perubahan norma dengan nilai yang taksesuai dengan diri. Situasi transisi peran Bertambah/ berkurangnya orang penting dalam kehidupan individu. Transisi peran sehat sakit Kehilangan bagian tubuh, prubahan ukuran, fungsi, penampilan, prosedur pengobatan dan perawatan.

e.

Tanda dan Gejala Perasaan malu pada diri sendiri akibat penyakit dan akibat terhadap tindakan penyakit. Misalnya malu dan sedih karena rambut menjadi rontok (botak) karena pengobatan akibat penyakit kronis seperti kanker. Rasa bersalah terhadap diri sendiri misalnya ini terjadi jika saya tidak ke RS menyalahkan dan mengejek diri sendiri. Merendahkan martabat misalnya, saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya memang bodoh dan tidak tahu apa apa.

Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri, klien tak mau bertemu orang lain, lebih suka menyendiri. Percaya diri kurang, klien sukar mengambil keputusan yang suram mungkin memilih alternatif tindakan. Mencederai diri dan akibat HDR disertai dengan harapan yang suram mungin klien ingin mengakhiri kehidupan. Menurut Struart & Sundden (1998) perilaku klien HDR ditunjukkan tanda

tanda sebagai berikut : Produktivitas menurun. Mengukur diri sendiri dan orang lain. Destructif pada orang lain. Gangguan dalam berhubungan. Perasaan tidak mampu. Rasa bersalah. Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan. Perasaan negatif terhadap tubuhnya sendiri. Ketegangan peran yang dihadapi atau dirasakan. Pandangan hidup yang pesimis. Keluhan fisik. Pandangan hidup yang bertentangan. Penolakan terhadap kemampuan personal. Destruktif terhadap diri sendiri. Menolak diri secara sosial. Penyalahgunaan obat. Menarik diri dan realitas. Khawatir.

3.

Asuhan Keperawatan a. Pengkajian (a) Identitas Klien

Me l i p u t i ; n a m a k l i e n , u m u r , j e n i s k e l a m i n , s t a t u s p e r k a w i n a n , a g a m a , t a n g g g a l M R S , informan, tangggal pengkajian, No Rumah klien dan alamat klien.

(b) Orang-orang terdekat Status perkawinan, kebiasaan pasien di dalam tugas -tugas keluarga dan fungsi-fungsinya, pengaruh orang terdekat, proses interaksi dalam keluarga.

(c) Kultural Latar belakang etnis, tingkah laku mengusahakan kesehatan ( s i s t e m rujukan penyakit), nilai-nilai yang berhubungan denga n kesehatan dankeperawatan, faktor -faktor kultural yang dihubungkan dengan penyakitsecara umum dan respons terhadap rasa sakit, kepercayaan mengenai perawatan dan pengobatan.

(d) Keluhan Utama Keluhan biasanya berupa menyediri (menghindar dari orang lain) komunikasi kurang atautidak ada , berdiam diri dikamar ,menolak interaksi dengan orang lain, tidak melakukan kegiatan sehari hari , dependen.

(e) Faktor predisposisi Kehilangan, perpisahan ,harapan orang tua yang tidak realistis ,kegagalan /frustasi berulang, t e k a n a n d a r i k e l o m p o k s e b a y a ; p e r u b a h a n s t r u k t u r s o s i a l . T e r j a d i t r a u m a y a n g t i b a t i b a misalnya harus dioperasi , kecelakaan dicerai suami ,putus sekolah ,PHK, per asaan maluk a r e n a s e s u a t u y a n g t e r j a d i ( k o r b a n p e r k o s a a n , d i t u d u h K K N , d i p e n j a r a t i b a t i b a ) perlakuan orang lain yang tidak menghargai klien/ perasaan negatif terhadap diri sendiri yang berlangsung lama.

(f) Aspek fisik / biologis Hasil pengukuran tada vital (TD, Nadi, suhu, Pernapasan , TB, BB) dankeluhafisik yang dialami oleh klien.

(g) A s p e k P s i k o s o s i a l Genogram yang menggambarkan tiga generasi Konsep diri o Citra tubuh : Menolak melihat dan men yentuh bagian tubuh yang b e r u b a h a t a u t i d a k m e n e r i m a perubahan tubuh yang telah terjadi atau yang akan terjadi. Menolak penjelasan perubahantubuh , persepsi negatip tentang tubuh. Preokupasi dengan bagia tubuh yang hilang ,mengungkapkan keputus asaan, mengungkapkan ketakutan. o Identitas diri Ketidakpastian memandang diri , sukar menetapkan keinginan dantidak mampu mengambil keputusan o P e r a n Berubah atau berhenti fungsi peran yang disebabkan penyakit , proses menua , putus sekolah, PHK.d o Id e a l d i r i

Mengungkapkan keputus asaan karena penyakitnya :mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi. o H a r g a d i r i

Perasaan malu terhadap diri sendiri , rasa bersalah t e r h a d a p d i r i s e n d i r i , g a n g g u a n hubungan sosial , merendahkan martabat , mencederai diri, dan kurang percaya diri. Klien mempunyai gangguan / hambatan dalam melakukan hubunga sosialdengan orang lain terdekat dalam kehidupan, kelempok yang diikuti dalam masyarakat. Kenyakinan klien terhadap tuhan dan kegiatan untuk ibadah ( spritual)

(h) Status Mental Kontak mata klien kurang /tidak dapat mepertahankan kontak m a t a , k u r a n g d a p a t memulai pembicaraan , klien suka menyendiri dan kurang mampu berhubungan denga orang lain , Adanya perasaan keputusasaan dan kurang berharga dalam hidup.

(i) Kebutuhan persiapan pulang Klien mampu menyiapkan dan membersihkan alat makan K l i e n m a m p u B A B d a n B A K ,

m e n g g u n a k a n merapikan pakaian.

d a n membersihkan WC, membersikan dan

Pada observasi mandi dan cara berpakaian klien t e r l i h a t rapi K l i e n t i d u r , d a p a t m e l a k u k a n i s t i r a h a t d a n

d a p a t beraktivitas didalam dan diluar rumah

Klien dapat menjalankan program pengobatan d e n g a n benar.

(j) Mekanisme Koping Klien apabila mendapat masalah takut atau tidak maumenceritakan nya pada orang orang lain ( lebih seringmenggunakan koping menarik diri)

(k) Aspek Medik Terapi yang diterima klien bisa berupa therapy farmakologi ECT, Psikomotor,therapy okopasional, TAK , dan rehabilitas.

b. Analisa Data
No Subyektif : - Merasa tidak mampu melakukan sesuatuMengkritik/menyalahkan diri sendiri- Pandangan hidup yang pesimis- Penolakan terhadap kemampuan diri 1. - Mengungkapkan ingin diakui jati dirinya - Mengungkapkan tidak ada lagi yang peduli - Mengungkapkan tidak bisa apa-apa - Mengungkapkan dirinya tidak berguna - Mengkritik diri sendiri Gangguan konsep diri : HDR Data Masalah Keperawatan

Obyektif : - Produktivitas menurun - Tidak memperhatikan perawatan diri - Tidak menatap lawan bicara - Bicara lambat - Nada suara lemah - Merusak diri sendiri - Merusak orang lain - Menarik diri dari hubungan social - Tampak mudah tersinggung - Tidak mau makan dan tidak tidur - Perasaan malu - Tidak nyaman jika jadi pusat perhatian

c. Intervensi Keperawatan Tujuan umum : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 7x24 jam klien mampu bersikap lebih percaya diri dan berinteraksi dengan orang lain.

Tujuan khusus : Dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yg dimiliki Dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan Dapat memilih kegiatan sesuai kemampuan Dapat melatih kegiatan yg dipilih Dapat merencanakan kegiatan yang sudah dilatih

Tindakan keperawatan a) Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimilikipasie Diskusikan aspek positif dan kemampuan pasien yang masih dimiliki. Berikan pujian yang realistis

b) Bantu pasien agar dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan Diskusi kemampuan pasien yg masih bisa digunakan saat ini Bantu pasien menyebutkan dan beri penguatan thd kemampuan pasien Respons kondusif dan menjadi pendengar yang aktif

c) Bantu pasien memilih/menetapkan kegiatan yang sesuai dgkemampuanTindakan keperawatan :

Mendiskusikan dengan pasien kegiatan yg dapat dilakukan setiap harisesuai kemampuan Bantu pasien menetapkan kegiatan yg dapat di lakukan (mandiri,bantuan minimal, bantuan penuh dari lingkungan terdekat pasien)

Berikan contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat dilakukan pasien Susun bersama pasien daftar kegiatan sehari-hari pasien.

d) Melatih kegiatan pasien yang sudah dipilih Mendiskusikan dan tetapkan urutan kegiatan yg akan dilatih Memperagakan kegiatan yg akan dilakukan pasien. Beri dukungan dan pujian yang realistic

e) Membantu pasien dapat merencanakan kegiatan sesuaikemampuannya dan menyusun rencana kegiatan. Beri kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah dilatih Beri pujian atas aktifitas/kegiatann yang dapat dilakukan pasien setiaphari. Tingkatkan kegiatan yang sesuai dengan tingkat toleransid) perubahan setiap aktifitas yang telahdilakukan pasien Susun daftar aktifitas yang sudah dilatihkan bersama pasien dankeluarga. Berikan kesempatan pasien mengungkapkan perasaanya setelahpelaksanaan kegiatan Yakinkan pasien bahwa keluarga mendukung setiap aktifitas yangdilakukannya

f)

Berikan reward/reinforcement terhadap kegiatan yang dilakukan pasiensesuai rencana/jadwal kegiatan.

Evaluasi pasien a) Dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek positif dirinya b) Dapat menyusun rencana kegiatan/ aktivitas yang akan dilakukannya c) Dapat melakukan kegiatan sesuai rencananya

4.

Pelaksanaan a. Media Media yang digunakan selama melakukan intervensi terhadap lansia dengan harga diri rendah adalah : Klien lansia

Papan tulis Spidol Pnghapus Tempat pelayanan kesehatan lansia (Panti Werda Ciracas)

b. Waktu Waktu yang ditetapkan dalam melakukan intervensi keperawatan terhadap lansia dengan harga diri rendah yaitu selama dua hari

c.

Metode Metode yang dilakukan selama melakukan intervensi keperawatan adalah dengan diskusi kelompok

d. Strategi pelaksanaan Strategi pelaksanaan 1 a) Fase Orientasi Salam Terapeutik Suster Wiwit : Assalamualaikum, perkenalkan nama saya Wiwit Dwi R.

A, saya senangnya dipanggil suster Wiwit. Saya adalah Mahsiswa PSIK UMJ yang sedang praktek disini. Nama nenek siapa? Senangnya dipanggil apa? Nek Idah Suster Wiwit :Nenek Rosyidah, senangnya dipanggil Nek Idah saja. : Saya lihat dari tadi Nek Idah melamun, ada yang sedang : Ia

dipikirkan? Bagimana kalau kita ngobrol-ngobrol dulu Nek Idah? Nek Idah

Kontrak waktu Suster Wiwit Nek Idah :Mau berapa lama kira-kira kita ngobrol? : 30 menit saja ya suster!

Kontrak Tempat Suster Wiwit Idah? Nek Idah :Diruang ini saja :Baiklah kalau begitu, mau dimana kita ngbrolnya Nek

b) Fase Kerja Suster Wiwit Nek Idah : Bagaimana perasaan Nek Idah saat ini? : Nek Idah merasa hidup Nek Idahsudah tidak berguna lagi dan pengen mengakhiri hidup Nek Idah. Suster Wiwit : Mengapa Nek Idah berkata demikian? Biasanya kalau dirumah Nek Idahsenang ngapain melakukan kegiatan apa?dan Nek Idah punya hobi apa saja? Nek Idah : Nek Idah senangnya masak, menggambar rumah dan menyulam. Suster Wiwit : Menurut Nek Idah dari hobi yang sudah Nek Idah sebutkan tadi mana saja yang mungkin dan dapat kita lakuakan sekarang? Nek Idah Suster Wiwit : Menggambar rumah saja? : Baiklah, kalau Nek Idah bersedia mau menggambar rumah , kira-kira mau menggambar rumah apa ya? Nek Idah Suster Wiwit : Nek Idah mau menggambar rumah panti : Sebentar saya sediakan peralatannya ya Nek Idah. KirakiraNek Idah menggambarnya mau ditemenin suster atau tidak? Nek Idah Suster Wiwit :Ia, sama suster saja : Wah bagus sekali gambarnya Nek Idah! Kira-kira nek idah mau berapa kali menggambar dalam satu hari? Nek Idah Suster Wiwit : Nek Idah mau 5 kalisehari menggambarnya. : Bagaimana kalau kegiatan menggambarnya suster buatain jadwal buat Nek Idah? Apakah Nek Idah mau? Nek Idah : Mau suster

c) Fase Terminasi Evaluasi Subjektif : Suster Wiwit : Bagaimana perasaan Nek Idah setelah kita bercakapcakap?, Wah! Ternyata Nek Idah punya bayak kelebihan ya salah satunya tadi mengambar dan hasil gambarnya bagus sekali. Suster senang dengan gambar buatan Nek Idah.

Nek Idah Suster Wiwit

: Nenek senang sekarang ada yang tmanin nenek gambar : Alhamdulillah kalau memenga Nek Idah senang

Kontrak Waktu : Suster Wiwit : Besok kita akan bertemu untuk ngobrol-ngobrol kembali mengenai kemampuan Nek Idah yang lain yaitu menyulam. Kira-kira besok Nek Idah maunya kita ketemu jam berapa? Nek Idah : Jam 4 sore saja suster

Kontrak Tempat Suster Wiwit Nek idah Suster Wiwit : Bagaimana kalau tempatnya? : disini lagi saja y suster! :Baik Nek Idah sampai jumpa besok. Assalamualaikum!

5.

Kriteria Evaluasi a. Evaluasi Struktur Tindakan keperawatan gerontik dengan harga diri rendah dilakukan di Panti werda Ciracas Sebelum dilakukan tindakan keperawatan, klien dipersiapkan dengan terlebih dahulu melakukan perkenalan dan mengggali potensi/ aspek positif yang ada pada klien dengan wawancara Tempat dipersiapkan Alat peraga dipersiapkan

b.

Evaluasi Proses Intervensi keperawatan tepat sesuai waktu yang ditetapkan sebelumnya Klien antusias dalam menerima intervensi keperawatanyang diberikan Klien mengikuti proses intervensi dengan teratur dan disiplin

c.

Evaluasi Hasil Klien mau mengungkapkan perasaan yang dialaminya Klien merasa senang dan tidak murunng lagi Klien dapat lebih menghargai dirinya dengan kemampuan yang dimilikinya Klien tidak merasa HD

Anda mungkin juga menyukai