Anda di halaman 1dari 3

Walaupun kita mengerti wheezing pada anak anak dan kepentingannya dalam memilih terapi, tetapi management asma

a pada anak tetap sama yaitu Memastikan diagnosis tepat Menentukan berat serangan Management farmakologi, termasuk pemilihan obat, inhaler yang sesuai dan edukasi. Management non farmakologi, termasuk mencegah pencetus asma dan masalah psikososial.

Pengamatan ini focus terhadap evidence based asma management pada anak, yang merupakan pengetahuan baru dalam bidang ini. MEMASTIKAN DIAGNOSTIK TEPAT Definisi terkini asma pada anak adalah wheezing episodic yang didapatkan secara klinis dimana asma adalah kemungkinan diagnosisnya dan kondisi yang lainnya sudah diekslusi mencerminkan kesulitan dalam menggunakan marker lebih objektif seperti fungsi paruparu,hyperesponsiveness bronkial dan inflamasi saluran napas, yang biasanya dimasukkan dalam definisi asma pada orang dewasa. The Tuscon Childrens Respiratory Study mendefinisikan tiga fenotipe wheezing pada anak. Transient infant wheezers : wheezing terjadi pada 2 hingga 3 tahun kehidupan,yang menggambarkan penurunan fungsi paru pada waktu lahir dan tidak berespon terhadap terapi asma. Non-atopic (viral-induced) wheezers: umumnya non-atopic infants dengan infeksi virus pada anak usia dini, menurun pada waktu sekolah. Atopic wheezers: anak dengan sensititasi atopic dan bukti penyakit atopic lain umumnya terdapat gejala asma lanjut hingga dewasa. Ini merupakan klasik asma.

Pendekatan untu mengenalpasti fenotipe wheezing dikenalkan dengan klasifikasi berdasarkan kedua temporal pattern of wheezing (episodic viral wheeze atau multi-trigger wheezing) dan durasi (transient, persistent or late onset). Keduanya masih perlu dilihat, klasifikasi yang mana yang lebih berguna dalam praktek klinis. Istilah brokiolitis harus direkstriksi untuk menggambarkan infeksi saluran nafas bawah (sering disebabkan virus syncytal repiratoris) yang menghasilkan obstruksi saluran nafas ringan dengan air trapping dan kesulitan pernafasa pada anak usia kurang 12 tahun. Walaubagaimanpun, recurrent viral-induced wheezing episode dapat timbul selepas episode bronkiolitis masih tidak dapat menentukan sama ada wheezing itu disebabkan oleh bronkiolitis atau ia merupakan predisposisi episode pertama pada anak atau kombinasi keduanya. Infeksi virus pada anak umur dini adalah factor risiko untuk wheezing yang persistent pada anak dengan atopic wheeze.

Tabel 1. Asesment pada anak dengan asma akut.* Gejala Episode ringan Episode sedang Episode berat dan life threatening** Agitasi, confuse, mengantuk Kurang dari 90% Kata kata Tidak mampu berbicara Nadi Sianosis sentral Intensitas wheezing PEF*** <100 x/menit Tidak ada Variable >60% predicted atau personal best >60% predicted 100-200 x/menit Tidak ada Sedang hingga keras (loud) >200x/menit Ada Sering tenang (quiet)

Penurunan kesadaran

Tidak

Tidak

Oxymetry dan presentasi (SaO2) Verbal (Talks in)

94% Kalimat

94-90% Frase

40-60% predicted atau <40% predicted atau personal best personal best tidak dapat dilakukan 40-60% predicted <40% predicted Tidak dapat dilakukan

FEV1

*Diunduh dari National Asthma Council Astma Managemnent Handbook, 2006. **Satu gejala ada di dalam gejala ini menunjukkan episode itu adalah berat. *** Anak berumur kurang dari 7 tahun tidak dapat dilakukan PEF atau spirometry pada episode acute. Pemeriksaan ini tidak tidak lakukan anak dengan serangan akut. FEV1= Forced expiratory volume dalam 1 saat; PEF = peak expratory volume

Kesalahan diagnosis dapat terjadi dengan mendiagnosis anak dengan batuk rekuren (recurrent cough) sebagai menderita cough variant asthma. Terdapat bukti yang menunjukkan anak dengan batuk rekuren tanpa wheezing tidak menderita asma dan lebih cenderung untuk menderti non-specific cough-receptor sensitivity. Pada anak yang menderita asma, batuk tidak menggambarkan berat serangan tersebut, lebih penting untuk merawat gejala obstruksi saluran nafas seperti wheezing dan dispnoe sahaja dari overtreatment. Gejala yang berkaitan dengan Tabel 2. Klasifikasi interval berat asma pada anak.

Interval severity category*

Daytime symptoms between exacerbations Nil

Night-time symtomps between exacerbations Nil

Exacerbations

PEF or FEV1

PEF variability

Intrequent Intermittent

Brief, mild Occur less than every 4 to 6 weeks

>80% predicted

<20%

Frequent Intermittent Mild persistent

Nil

Nil

Occur more than 4 to 6 weeks

At least 80% predicted

<20%`

More than once per week but not every day Daily

More than twice per month but not every week More than once per week

May affect activity and sleep Occur at least twice per week Restrict activity or affect sleep

At least 80% predicted

20-30%

Moderate persistent

60-80% predicted

>30%

Severe persistent

Continual

Frequent

Frequent

<60% predicted

>30%

Restrict activity Adapted with permission from the National Asthma Council Asthma Management Handbook, 2006. *An individuals asthma category (infrequent intermittent, frequent intermittent, mild presustent, moderate persistent, or severe persistent) is determined by the level in the table that corresponds to the most severe feature present. Other features associated with that category need not be present. Predicted values are based on age, sex and height. Difference between morning and evening values FEV1= forced expiratory volume in once secone; PEF = Peak expiratory flow ( in children old enough to perform reliable lung function measurements).

olahraga juga sering disalah diagnosis dengan asma apabila menyebabkan hiperventilasi, kurang fit, atau disfungsi vocal cord. Tambahan, adalah penting untuk diagnosis yang penting pada anak dengan wheezing dan batuk termasuk inhalasi benda asing (selalunya pada anak pre-sekolah), suppurative lung disease,aspirasi pulmonaris, congenital dan acquired airway obstruction, gagal jantung, dan asma factitious.

Anda mungkin juga menyukai