Anda di halaman 1dari 40

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan Prakerin 1.

Dalam lampiran keputusan Mendikbud tentang kurikulum 1994 SMAKTA yaitu dalam dokumen landasan, program, dan pengembangan kurikulum 1994 SMAKTA, disebutkan bahwa peningkatan mutu dan relevansi Pendidikan Menengah Kejuruan di arahkan untuk mengembangkan suatu system yang utuh dan mantap sehingga terdapat keienambungan antara dunia pendidikan dan dunia kerja. 2. Sadar akan terdapatnya saling ketergantungan yang tidak dapat di hindari antara Pendidikan Menengah Kejuruan di satu pihak dan dunia kerja di lain pihak. 3. Dengan mengacu kepada tujuan pendidikan menengah dan pasal 3 ayat (2) peraturan pemerintah Nomor 29 tahun 1990, pendidikan pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bertujuan: 3.1. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap professional. 3.2. Menyiapkan siswa agar mampu memilih karir, mampu berkompetisi dan mampu mengembangkan diri. 3.3. Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan Dunia Usaha dan Industri pada saat ini maupun masa yang akan datang. 3.4. Menyiapkan tamatan agar menjadi warga Negara yang produktif, adaptif,dan kreatif. 4. Misi pembentukan manusia pembangunan yang mampu berperan sebagai tenaga terampil tingkat menengah yang layak kerja dalam berbagai kemampuan kejuruan, dijabarkan secara sistematis dalam Garis-garis

Besar Program SMAKTA. Serangkaian mata pelajaran yang mendukung tercapainya tujuan suatu Program Keahlian, sementara teralokasikan sejumlah kredit untuk Pengalaman Kerja Industri. 5. berdasarkan point-point di atas maka Kegiatan Praktek Industri di Industri wajib di ikuti oleh seluruh siswa tingkat IV. 1.2 Tujuan Pelaksanaan Praktek Kerja Industri 1. meningkatkan, memperluas dan memantapkan keterampilan yang membentuk kemampuan siswa sebagai bekal untuk memasuki lapangan kerja sesuai dengan Program Keahlian yang dipilih. 2. Menumbuh kembangkan dan memantapkan sikap professional yang di pelukan oleh siswa untuk memasuki lapangan kerja sesuai dengan bidangnya. 3. meningkatkan pengenalan siswa pada aspek-aspek usaha yang potensial dalam lapangan kerja antara lain : Struktur Organisasi Usaha, Asosiasi Usaha, Jenjang Karier, dan Menagement Usaha. 4. Memberikan kesempatan kepada siswa siswi untuk memasyarakatkan diri pada suasana/iklim lingkungan kerja yang sebenarnya, baik seperti pekerja penerima upah (employee) maupun sebagai pekerja mandiri (entrepreneur) terutama yang berkenaan dengan disiplin kerja. 5. Meningkatkan, memperluas dan memantapkan proses penyerapan

teknologi baru dari lapangan kerja ke sekolah dan sebaliknya. 6. Memperoleh masukan dan umpan balik guna memperbaiki dan mengembangkan kesesuaian pendidikan kejuruan.

7. Memberkan peluang masuk, penempatan lulusan dan kerja sama. 1.3 Tujuan Penulisan Karya Tulis 1. Siswa mampu memahami, memantapkan., dan mengembangkan pelajaran yang di dapat di sekolah dan penerapan nya di Dunia Usaha / Dunia Industri (DU/DI). 2. Siswa mampu mempertanggungjawabkan isi Kayra Tulis dalam Ujian Lisan (sidang) Prakerin di sekolah. 1.4 Ruang Lingkup Pelaksanaan Prakerin 1. Kegiatan Kegiatan Prakerin dapat di kemukakan beberapa dimensi, yaitu : 1. Pengalaman kerja untuk suatu kemampuan secara utuh. 2. Pengalaman kerja untuk keterampilan-keterampilan yang menjadi komponen suatu kemampuan. 2. Sifat Kegiatan Pelaksanaan Prakerin di DU/DI adalah kegiatan wajib yang dilaksanakan, sesuai dengan struktur Program Kurikulum yang berlaku. 3. Waktu 1. Berkenaan dengan jalinan hubungan antara Sekolah dengan DU/DI tempat pelaksanaan Prakerin, dari segi waktu dapat terkelompok menjadi : a. Sporadis Hubungan dilaksanakan pada saat-saat akan diadakan Prakerin di DU/DI b. Jangka Pendek Ada kesempatan tertulis untuk mengadakan kerja sama dalam kegiatan pelaksanaan Praktek Kerja Industri bagi

siswa Sekolah Menengah Kejuruan mulai tingkat 1 sampaidengan tingkat 4. c. Jangka Panjang Ada kesempatan tertulis untuk mengadakan kerja sama dalam kegiatan pelaksanaaan Praktek Kerja Iandustri bagi siswa Sekolah Menengah Kejuruan. 2. Program Prakerin di Dunia Industri/ Dunia Usaha dilaksanakan pada semester 7 untuk program 4 tahun. Jumlah beban belajar untuk melaksanakn Program Kerja Industri bervariasi dan besarnya dapat di lihat dalam struktur program kurikulum. 4. Tempat Tempat pelaksanaan Prakerin ini dilaksanakan diluar sekolah antara lain di Dunia Kerja / Dunia Usaha / Instansi baik milik Negara maupun milik swasta dan juga pada Unit Produksi Sekolah.

1.5 Kerangka Karya Tulis Pada dasarnya karya tulis terdiri dari tiga bagian pokok yaitu bagian pendahuluan, isi, dan penutup. BAB I : PENDAHULUAN a. Tujuan Prakerin b. Tujuan Pembuatan Karya Tulis c. Kerangka Karya tulis BAB II : URAIAN UMUM a. b. c. d. BAB III : a. b. c. BAB IV : a. Teori Khusus BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN a. Rangkuman Keseluruhan b. Kesimpulan c. Saran-saran Sejarah Instansi Truktur Organisasi Instansi Kepegawaian Disiplin Kerja Teori Penunjang Gambar Kerja Data Teknis

URAIAN KHUSUS

PEMBAHASAN JUDUL LAPORAN

BAB II TINJAUAN INSTANSI 2.1 Latar Belakang Berdirinya PUSLIT KIM-LIPI Pada abad modern sekarang ini kemajuan dan perkembangan teknologi memegang peranan yang sangat menentukan. Sejalan dengan perkembangan tersebur Indonesia sebagai salah satu Negara yang sedang berkembang dan giat melaksanakan pembangunan di segala bidang selalu mengikuti perkembangan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk merealisasikan hal tersebut Negara memerlukan kader-kader pembangunan yang cerdas, terampil, dan kreatif, sehingga dapat melaksanakan dan meneruskan pembanguna yang sedang berlangsung sekarang ini. Salah satu usaha yang tengah di tempuh pemerintah saat ini untuk mewujudkan tujuan diatas adalah dengan didirikannya pusat penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berorientasi pada kecakapan berfikir dan kreatif. Disamping itu, lembaga ini memberikan fasilitas dan kesempatan bagi pelajar dan mahasisiwa untuk melaksanakan praktek kerja dan penelitian yang sesuai dengan bidangnya. Salah satu lembaga di Indonesia yang mencakup dan melaksanakan tugasnya di bidabg iti adalah: PUSAT PENELITIAN KALIBRASI, INSTRUMENTASI, DAN METELORGI LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA (PUSLIT KIM-LIPI). Dalam melaksanakn kegiatan PUSLIT KIM-LIPI menganut pola penalitian yang sifatnya lintas sector dan pendekatan multi disisplin. Selama ini kegiatan PUSLIT KIM-LIPI dititik beratkan pada aktifitas penelitian terpakai dimana hasil penelitian langsung dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, pemerintah dan industri. Kegaitan PUSLIT KIM-LIPI lainnya mengolah Kalibrasi, Instrumentasi, dan Metalorgi. Kita mengetahui bahwa peranan instrumentasi di bidang teknologi sangat penting dalam pembanguna di segala bidang. Dalam hal ini PUSLIT KIMLIPI merupakan lembaga yang tangguh dan sangat membantu pelaksanaan

pembangunan di Indonesia terutama bidang Kalibrasi, Instrumentasi, dan Metalorgi. Untuk meningkatkan dan memperluas ruang lingkup hubungan kerja PUSLIT KIM-LIPI telah banyak mengadakan hubungan kerja sama sangat baik dengan instansi pemerintah maupun swasta dalam bidang industri, lembagalembaga penelitian dan universitas-universitas dalam dan luar negeri. Kerja sama itu meliputi : - Tukar menukar informasi tenaga ahli maupun konsultan - Kerjasama penelitian - Tukar menukar fasilitas penelitian - Tukar menukar fasilitas dan bantuan peralatan Dengan demikian, kegiatan-kegiatan PUSLIT KIM-LIPI lebih di titik beratkan kepada program-program jangka pendek dan jangka menengah dalam rangka membantu pemerintah di dalam menanggulangi pertumbuhan ekonomi dan industri, serta pembinaan tenaga-tanaga terampil sesuai dengan kebijaksanaan pemerintahan yang terutang dalam GBHN, yaitu menginginkan tercapainya manusia Indonesia seutuhnya. 2.2 Sejarah Singkat Berdirinya PUSLIT KIM-LIPI Pada tahun 1960 dikeluarkan ketetapan MPRS No. II/MPRS/1960 tentang pembentukan pusat penelitian nasional di bawah lingkungan Majelis Ilmu Pengetahuan Indonesia (MIPI). Tanggal 4 februari 1961 dikeluarkan keputusan ketua Majelis Ilmu Pengetahuan Indonesia No. 10/1961 mengenai pembentukan panitia penasihat pembangunan Lembaga Fisika Nasional (Annex Instrument Centre ), selanjutnya pada tanggal 11 April 1962 di bentuk Proyek Direktium Lembaga Fisika Nasional yang kemudian menjadi sub proyek Direktium Instrument Center. Setelah adanya survey pada tanggal 1Juni 1965 oleh tim ahli dari Dinas Bantuan Teknik(DITH) Netherland, maka ditanda tangani persetujuan kerjasama pada tanggal 13 Oktober 1966 di Den Haag oleh pemerintah Indonesia dan Belanda untuk membentuk Lembaga Instrumentasi Nasional, proyek yang

berlangsung selam tiga tahun ini di dukung dengan bantuan dana sebesar NF 3.000.0000. Pada bualn Februari 1967mproyek Lembaga Instrumentasi Nasional dimulai dengan tibanya ahli Belanda, kemudian pada tanggal 23 Agustus 1967, di bentuklah Lembaga Instrumentasi Nasional, yang berdasarkan surat keputusan presiden RI No.128/1967. Pada tanggal 11 Juni 1970 di tanda tangani amademen dari rancangan kerjasama, dimana akhir dari proyek Lembaga Instrumentasi Nasional di ubah menjadi bulan Oktober 1970, serta di perpanjang selama setahun dan bantuan ditambah dengan NF 3.000.000. Mulau tahun 1972 Lembaga Instrumentasi Nasional mendapat bantuan tambahan dari UNESCO-UNDP dalam dua proyek, yaitu INS 72/034 Network of Scientific Service, INS 74/017 National Network of Calibration, Instrumentation, and Metrology, bantuan ini akan berlangsung sampau tahun 1979 dengan jumlah bantuan sebesar US $ 885.000. Disamping itu dalam usaha untuk mencapai bentuk Pusat Nasional Kalibrasi, Instrumentasi, dan Metalorgi, Lembaga Instrumentasi Nasional berusaha untuk mendapat bantuan dari Jerman Barat. Sampai tahun 1978, Lembaga Instrumentasi Nasional telah memiliki fasilitas peralatan dengan nilai sebesar US $ 1.000.000 ditambah tenaga sarjana teknik sebanyak 39 orang, sarjana muda sebanyak 47 orang, teknik termpil sebanyak 62 orang serta di dukung oleh tenaga administrasi sebanyak 30 orang. Direncanakan sampai tahun 1984, peralatan akan mencapai harga US $ 4.800.000 sarjana teknik sebanyak 83 orang, sarjana muda instrumentasi sebayak 83 orang, teknik terampil 47 orang, dengan fasilitas ruangan kerja seluas 16.000 meter persegi. Dengan adanya perubahan pada susunan organisasi lembaga pusar dan biro di lingkungan Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) berdasarkan keputusan presiden No.1 tahun 1986 tanggal 13 Januari, maka pemimpin LIPI saat itu di pegang oleh Prof. DR. Dodi Tisna Amidjaya, Prof. DR. Muchtar Buchori sebagai deputi Ketua Bidang Ilmu Pengetahuan Alam, Ir. Soemarjato Kajatmo sebagai Deputi Ketua Bidang Ilmu Pengetahuan Bidang Teknik, Ir. Herudi Kartowisastro

sebagai Deputi Ketua Bidang Pembinaan Sarana Ilmiah dan Drs. S. Simamora sebagai Deputi Ketua Bidang Umum. Pada Organisasi yang baru ini LIN-LIPI berubah namanya menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Kalibrasi, Instrumentasi, dan Metalorgi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PUSLITBANG KIM-LIPI) dibawah Deputi Ketua Bidang Pembinaan Sarana Ilmiah yang di pegang oleh Ir. Herudi Kartowisastro sebagai Direktur, sehubung dengan tugas rangkap yang dipikul oleh Kepala PUSLITBANG KIM-LIPI, maka untuk melakasanakan tugas-tugas hariannya di tunjulah Sdr. Mochamad Mamun sebagai Ketua Pelaksana Harian Kepala PUSLITBANG KIM-LIPI, berdasarkan keputusan Ketua LIPI No. 786/J.I-D/II/86 tanggal 21 Juli 1986. Sejalan dengan pertumbuahn infrastruktur IPTEK Nasional, PUSLITBANG KIM-LIPI menjadi salah satu lembaga penelitian pemerintah yang mendapat kesempatan memanfaatkan sarana dan fasilitas penelitian IPTEK di PUSPIPTEK Serpong. Dalam perjalanannya LIN-LIPI telah mengalami beberapa kali perubahan organisasi diantaranya : 1. Berdasarkan keputusan Presiden No.1 tahun 1986 tanggal 13 Januari 1986 . Dalam organisasi yang baru ini LIN-LIPI berubah namanya menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Kalibrasi, Instrumentasi, dan Metalorgi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PUSLITBANG KIMLIPI) dibawah kedeputian Bidang Pembinaan Sarana Ilmiah. 2. Pada Tanggal 5 Juni 2001, sejalan dengan reorganisasi PUSLITBANG KIM-LIPI dan berubah namanya menjadi PUSLIT KIM-LIPI yang di tetapkan berdasarkan SK Ka. LIPI No. 115/M/2001, tanggal 5 Juni 2001. Tujuan PUSLIT KIM-LIPI adalah memiliki standar fisika tertinggi dan terlengkap di Indonesia dengan kemampuan internasional, sehingga dengan kemampuan tersebut badan-badan lainnya dapat membandingkan standar fisika mereka padaPUSLIT KIM-LIPI dan sebaliknya, pihak PUSLIT KIM-

LIPI pun mengharapkan kerjasama yang baik dengan sekuruh lembaga lainny baik daridalam maupun luar negeri. Dalam kurun waktu 15 tahun terjadi pergantian nama dan struktur kelembagaan. Berdasarkan Keputusan Presiden No. 34 tahun 2001, maka PUSLITBANG KIM-LIPI berubah menjadi Pusat Penelitian Kalibrasi,Instrumentasi dan Metalorgi(PUSLIT KIM). 2.3 Tugas dan Fungsi Berdasarkan surat keputusan LIPI No.1151/2001 tangga; 5 Juni 2000, Pusat Penelitian Kalibrasi, Instrumentasi, dan Metalorgi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia(PUSLIT KIM-LIPI) menpunyai tugas dan fungsi : 1. Tugas Melaksanakan menyiapkan bahan perumusan kebijakan,penyusunan pedoman, pemberian bimbingan teknik, penyusunan rencana dan program, pelaksanaan penelitian dan layanan kalibrasi, instrumentasi, metalorgi, dan pengujian serta evaluasi dan penyusunan laporan. 2. Fungsi a. menyiapkan bahan perumusan kebujakan penelitian dan pelayanan kalibrasi, instrumentasi, dan pengujian. b. Penyusunan pedoman, pembinaan dan pemberian bimbingan teknis penelitian dan pelajanan kalibrasi, instrumentasi, metalorgi dan pengujian. c. Penyusunan rencana, program, serta pelaksanaan peneliti dan pelayanan kalibrasi, instrumentasi, metrologi, dan pengujian. d. Pemantauan pamanfaatan hasil penelitian bidang kalibrasi, instrumentasi, metalorgi, dan pengujian. e. Evaluasi dan penyusunan laporan penelitian dan pelayanan kalibrasi, instrumentasi, metalorgi dan pengujian. f. Pelaksanaan urusan tata uasaha.

Untuk merealisasikan tugas dan fungsi di atas, dalam rencana PUSLIT KIM-LIPI telah di tetapkan pula visi, misi, serta saran dengan uraian sebagai berikut: Visi : Menjadi pusat unggulan dan acuan nasional dalam bidang metalorgi yang diakui di dunia Internasional. Misi : a. menjamin ketertulusan pengukuran di bidang besaran fisika. b. memperkuat industri nasional di bidang pengukuran instrumentasi. c. Meningkatkan kemampuan industri di bidang pengukuran dan instrumentasi. Tujuan : a. Menjadi pusat acuan standar fisika nasional yang di akui oleh masyarakt Internasional b. Menjadi penyedia teknologi instrument untuk IKM (Industri Kecil Menengah) dan UKM (Usaha Kecil Menengah) Saran : a. Tersedianya system Bantu kalibrasi dan metrologi. b. Terselesaikannya instrument dasar untuk pengujian dan produksi. c. Terlaksananya kegiatan inter kelompok laboratium kalibrasi. 2.4 Tugas Pokok PUSLIT KIM-LIPI Sangat dirasakan bahwa peranan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai sarana untuk menunjang penyejahteraan masyarakat melalui perkembangan industri sangt penting, maka kebijaksanaan penelitian dan pengembangan IPTEK secara nasional harus di arahkan sebagai sarana pembangunan, untuk memenuhi hal tersebut maka tugas pokok PUSLIT KIM-LIPI secara terperinci adlah :

1)

Melakukan penelitian dan pengembangan bidang

kalibrasi, instrumentasi dan metalorgi secara software (bentuk laporan analisa dan perancangan) dan secara hardware(model atau prototype). 2) 3) Melakukan pelatihan di bidang kalibrasi, instrumentasi Memberikan pelayanan jasa dan informasi teknis dan metalorgi secara professional bagi masyarakat industri. bidang kalibrasi, instrumentasi dan metalorgi. Untuk melaksanakan tugas-tugas pokok tersebut diatas, PUSLIT KIM-LIPI pada tahun anggaran 1994/1995 mengelola proyek pengembangan system kalibrasi, instrumentasi, metalorgi yang meliputi: 1. peningkatan Kemampuan Nasional Bodang Instrumentasi, Metalorgi dan jalinan mutu : a. Administrasi proyek. b. Pengkajian dan pengembangan teknik serta proses produksi instrumentasi industri dan instrumentasi professional. c. Pengkajian dan penerapan teknologi pengukuran ketelitian tinggi dan jaminan ketelusurannya. d. Peningkatan kemampuan nasional sumber daya manusia dibidang instrumentasi. e. Peningkatan kemampuan nasional sumberdaya manusia di bidang metalorgi jamina mutu. 2. Bagian Proyek Pembangunan Sistem Produksi Terbatas Instrumentasi : a. Rekayasa prototype produksi instrument b. Rekayasa administrasi bagian proyek. c. Produksi terbatas Instrumentasi. Sebagai pusat Nasional Kalibrasi, Instrumentasi, dan Metalorgi, seperti tahun-tahun yang sebelumny kegiatan PUSLIT KIM-LIPI tetap di tekankan kepada dasar- dasar pemikiran sebagai berikut:

1.

Kegiatan penelitian dan pengembangan instrumentasi diarahkan untuk dapat menunjang secara langsung programprogram pemerintah dan kebutuhan masyarakat.

2.

Peningkatan pelayanan jasa kalibrasi, sebagai salah satu anggota jaringan nasional kalibrasi pemenuhan fungsi sebagai pengelola teknis standar nasional satuan.

3. 4.

Peningkatan kemampuan masyarakat dalam bidang instrumentasi. Peningkatan kegiatan dan pengembangan prototype produksi instrumentasi beserta penyebarluasan hasil-hasilnya sebagai jembatan antara PUSLIT KIM-LIPI dengan masyarakat industri.

Penelitian dan pengembangan yang di lakukan berorienasikan kepada pemecahan masalah nyata yang dihadapi masyarakat dan brsifat lintas sektoral. Pada pembanguna jaka panjang II (PELITA VI), PUSLIT KIM-LIPI tetap berorientasi pada peningkatan kegiatan-kegitan yang berdampak nasional positif khusus nya bidang teknologi kalibrasi, instrumentasi, dan metalorgi. 2.5 Tenaga Kerja Untuk lebih meningkatkan kualitas dan kemampuan tenaga kerja dan penguasaan ilmu dan keterampilan bagi tenaga sarjana, dilaksanakan program pasca sarjana ITB, UI dan universitas-universitas lainnya dalam 2 tahun. Untuk sarjana muda di ikut sertakan program pelatihan yang mendapat bimbingan langsung dari ITB, UI dan PUSLIT KIM-LIPI sendiri. Untuk lebih meningkatkan kemampuan bagi peserta pasca sarjana yang hasilnya baik para staff peneliti, maka di adakan pula program pendidikan ke luar negeri untuk mengikuti program Doktor.

Selain itu masih ada program lain yang berupa training 6 sampai dengan 12 bulan keluar negeri untuk staff, peneliti, teknisi, dan administrator. Khususnyanpendidikan managemen, seluruh karyawan sesuai dengan tingkat dan jabatannya masing- masing mendapat antara lain MBO (management By Objective) dam MIS (Management Information System), yang di selenggarakan oleh LPPN, LMUI dan DTCITB. Untuk memperluas wawasan juga diadakan orientasi ke beberapa Negara selam 3 bulan, di samping itu diadakan pula ekskursi dan pelatihan-pelatihan. 2.6 Jenjang Jabatan Karyawan PUSLIT KIM-LIPI 2.6.1 Jabatan Struktural Semua pegawai yang menjabat pada jabatan structural di suatu organisasi pemerintah, termasuk pada saat ini terdapt jenjang jabatan structural sebagai berikut : Tabel 2.1 Jenjang Jabatan Strktural di PUSLIT KIM-LIPI
Non Pendidikan Doktor Master Sarjana Sarjana Muda SMA SMP SD Jumlah PNS 7 52 71 52 65 8 12 267 PNS 1 4 15 5 3 27 Jumlah 7 52 72 56 80 17 15 267 Direncanakan Tahun 2007 13 52 85 1 67 86 13 316 5 8 2 16

2.6.2

Jabatan Fungsional Di lingkunga PUSLIT KIM-LIPI terdapat jabatan fungsional yang dapat di tempuh oleh setiap pegawai yang telah memenuhi persyaratan. Jenjang jabatan fungsional yang telah di ikuti PUSLIT KIM-LIPI terdiri dari : a. b. c. d. e. Peneliti Teknisi Litkayasa Pustakawan Arsiparis Analisis Kepegawaian

Adapun syarat syarat pengangkatan jenjang jabatan fungsional tersebut adalah: 1. Syarat syarat pengangkatan a. Sudah nebjadi pegawai negeri dengan golongan tertentu. b. Pengangkatan satu jabatan penelitian oleh pejabat berwenang c. Dapat mengumpulkan sejumlah kredit minimum yang telah di tetapkan oleh pejabat. 2. Pengangkatan untuk meningkatkan jabatan seseorang pegawai ke jabatan yang lebih tinggi, di tetapkan oleh angka kredit yang di capainya sesuai dengan syarat yang telah di tentukan untuk jabatan tersebut. Seseorang dapat naik pangkat jika angka kreditnya di penuhi untuk mendapat IIIA akan tetapi yang menjadi masalah

adalah kesanggupan menabung lebih dahulu angka kreditnya semakin sedikit 2.6.1 Jenjang Jabatan Fungsional Penelitian Khusus jenjang jabatan fungsional peneliti dapat dilihat dari tabel 2.2 :

2.7. Disiplin Kerja Bagi Karyawan PUSLIT KIM-LIPI Dalam rangka meningkatkan disiplin kerja karyawan di lingkungan PUSLIT KIM-LIPI, maka jam kerja yang berlaku terbagi atas: 1.1. Hari kerja dan hari libur Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.3 Tabel 2.3 Jadwal Hari Kerja dan Hari Libur HARI SENIN KAMIS JUMAT SABTU JAM KERJA 07.30 16.00 07.30 16.30 LIBUR JAM ISTIRAHAT 12.00 13.00 11.45 13.45

Tabel 2.4 Jadwal Hari Kerja Selama Bulan Ramadhan HARI SENIN JUMAT SABTU 2. JAM KERJA 08.00 15.00 LIBUR

Keterlambatan masuk jam kerja atau pulang kerja yang mengakibatkan kekurang jam kerja, akan di dendadan akan di catan setiap hari untuk dijadikan satu bahan pertimbangan pembuatan DP3 tahunan bagi pegawai yang bersangkutan.

3.

Setiap pegawai PUSLIT KIM-LIPI di sediakan kartu timer dan nomor identitas untuk mencatata data masuk dan pulang kantor melalui mesin timer elektronik maupun mekanis.

4.

Tidak di benarkan menuliskan jam masuk atau pulang, di haruskan mengisi formulir pernyataan tidak memasukan kartu timer yang di ketahui oleh atasan langsug yang bersangkutan.

5.

Untuk pegawai atau karyawan PUSLIT KIM-LIPI yang meninggalkan jam kerja untuk keperluan pribadi, di wajibkan mengisi dan menyerahkan surat izin yang di setujui pimpinannya kepada sekertaris Kepala Bidang atu langsung kepada Sub bagian kepegawaian PUSLIT KIM-LIPI.

6.

Bagi pegawai yang tidak mengindahkan peraturan tersebut diatas, akan segera di susul dengan peringatan dari kepala PUSLIT KIM-LIPI yang tembusannya dikirim ke LIPI Jakarta, sesuai dengan ketetapan PP No.30 tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawaai Negeri Sipil (PNS)

2.8 Kegiatan PUSLIT KIM-LIPI PUSLIT KIM-LIPI telah melaksanakan beberapa kegiatan yang meliputi penelitian dan pengembangan dalam bidang metalorgi, instrumentasi terapan, rancangan bangun, dan perekayasaan produksi. Kegiatan yang dilaksanakan di bidang kemetalorgian adalah melayani kalibrasi dan pengukuran standar primer dan alat ukur kelas industri dalam lingkup kalibrasi panjang, kalibrasi massa dan satuan penurunannya, kalibrasi radiofotometri, kalibrasi kelistrikan, kalibrasi waktu dan frekwensi, kalibrasi akustik dan kalibrasi getaran. Pengalaman layanan PUSLIT KIM-LIPI di bidang instrumentasi adalah perancangan, pembuatan, pengujian, perbaikan, perawatan, pengukuran, dan analisa sistem instrumentasi pada sektor-sektor: Energi dan irigasi Industri dan lingkungan Hankam Kesehatan dan pertanian Sarana penelitian industri Komumnikasi dan transportasi

Adapun pengalaman pelayanan di sector energi adalah merancang, membuat, dan instalasi : Prototype distribusi RTU (Remote Terminal Unit) untuk Gardu Listrik Software SMS, Internet dan tingkat mutu layanan untuk PLN Telemetry dan telecommand Energy untuk PLN Jakarta Tangerang, Bali.

Pengalaman pelayanan disektor irigasi adalah merancang dan membuat : Sistem perekam permukaan sungai] Sistem kendali otomatis untuk irigasi Perekam data curah hujan dan hidroklimatologi Hidrologi/system peringatan dan monitoring endapan/sediment Sungai brantas Pengalaman pelayanan disektor Hankam adalah merancang dan memberikan konsultasi dalam biidang : Pemrosesan limbah padat (refuse, sludge) Pemrosesan limbah cair (domestik dan industri) Pemrosesan limbah gas (incinerator) Sistem monitoring kualitas dan kuantitas air System Ozone Generator

Pengalaman pelayanan disektor Hankam adalah merancang, membuat dan perbaikan: Perbaiakan periskop navigasi kapal selam KRI 402 Teropong Bidik Malam Senapan (TBMS) Teropong Bidik Siang Senapan (TBSS) Teropong medan malam Night vision Goggles Night fighter/ Target Aiming Device

Teropong malam pengamatan jarak jauh Sighting System untuk Launcher System Deteksi Bawah Air (TNI-AL) Simulator tembakan dengan sinyal Pedical Screw Alat Uji Mata Digital Pencatat denyut jantung System Fototerapi PAST Sun B (untuk menyembuhkan virtiligo dan psoriasi )

Pengalaman pelayanan di sector kesehatan adalah merancang dan membuat:

pengalaman pelayanan di sector perhubungan dan telekomunikasi adlah merancang dan membuat: Alat uji Psikofisiologis Calon Pengemudu (Driver Tester) System pengusir burung tipe bergerak maupun yang tetap di gunakan di kawasan bandara Pengukuran getaran dan tegangan, Analisa dan Evaluasi untuk Jalan Raya dan Kereta Api Stasiun pengukur intensitas curah hujan Pengalaman pelayanan laboratorium pendukung dengan melakukan pembuatan, perbaikan, dan pemeliharaan. Laboratorium Teknologi Mekanik Pembuatan Alat Uji Meteran Air Laboratorium Quality Control Perbaiakan dan Pemeliharaan Control Valve Pembuatan Peralatan Praktikum Perguruan Tinggi Pengujian Mesin Perkakas

2.9 Kerjasama Internasional Hingga saat ini, PUSLIT KIM-LIPI telah menjalin kerjasama dengan berbagai pihak di luar negeri. Kerja sama tersebut di antaranya meliputi tukar

menukar informasi bantuan peralatan penelitian, dan dana penelitian dan pengalihan teknologi, pendidikan dan pelatihan. Beberapa instansi atau perusahaan luar negeri yang pernah bekerjasama dengan PUSLIT LIM-LIPI: o Bureau for International Weight and Measure (BIWM). o International Organization for Standarization (ISO) o International Hydrological Service (HIS) o Sierra Misco, Inc USA o International Electrical Commision (IEC) o Asian Institute of Technology (AIT-Bangkok) o Japan Radio Communication Ltd (JRC) o Tokyo Institute of Technology (TIT-Jepang ) o TH Delft Netherland o TUV Rheinland, DKD dan PTB Jerman. o National Measurement Laboratory (NML/CSIRO,Australia) o UNESCO o NRLM Jepang o NEDO Jepang o World Bank, dll 2.10 Struktur Organisasi Struktur organisasi merupakan salah satu factor utama yang menentukan maju atau mundurnya suatu perusahaan, karena dalam struktur organisasi inilah menejemen perusahaan di terapkan. Struktur organisasi dapat di gunakan untuk melihat ada beberapa tingkatan jabatan yang ada berapa tingkatan jabatan yang ada di perusahaan dan dapat juga di gunakan sebagai informasi untuk para karyawan supaya mereka tahu jabatan mereka masing-masing. Berdasarkan keputusan kepala LIPI No 1151/M/2001 tanggal 5 Juni 2001, struktur organisasi PUSLIT KIM-LIPI terdiri dari jabatan Struktural Eselon II (1 kepala Puslit), Eselon III terdiri dari 6(5 batang dan 1 bagian), Eselon IV terdiri dari 14 (11Sub bidang dan 3 Sub bagian).

Berikut ini adalah beberapa fungsi dan masing-masing bagian yang ada dalam struktur organisasi PUSLIT KIM-LIPI: a. Bagian Tata Usaha Mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, persuratan, kearsipan, perlengkapan, dan rumah tangga serta administrasi pelayanan jasa dan infornmasi. Bidang Tata Usaha terdiri dari: 1. Sub. Bagian Kepegawaian mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian 2. Sub. Bagian Umum mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha, keuangan, kearsipan, rumah tangga, inventarisasi barang, milik/kekayaan Negara. 3. Sub. Bagian Jasa dan Informasi mempunyai tugas melakukan urusan pelayanan jasa dan informasi b. Bidang kalibrasi Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan dan penyusunan pedoman, pemberian bimbingan teknis penelitian, penyusunan rencana, penelitian dan pelayanan kalibrasi serta pemantauan pemanfaatan, evaluasi dan penyusunan laporan. Bidang kalibrasi terdiri dari: 1. Sub Bidang Industri mempunyai tugas malakukan penyiapan bahan dan penyusunan pedoman, pemberian penelitian dan pelayanan, pemantauan pemanfaatan hasil penelitian kalibrasi peralatan industri, serta penyiapan bahan evaluasi dan penyusunan laporan. 2. Sub Bidang Non-Industri mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan pedoman, pemberian bimbingan teknis, penyusunan rencana dan program, pelaksanaan penelitian dan pelayanan, pemantauan pemanfaatan hasil penelitian kalibrasi peralatan non-industri, serta penyiapan bahan evaluasi dan penyusunan laporan. 3. Sub. Bidang Pelatihan mempunyai tugas melakukan urusan pelatihan kalibrasi, instruimentasi, dan metrologi.

c. Bidang Instrumentasi Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan dan penyusunan pedoman, pemberian bimbingan teknik penelitian dan pelayanan instrumentasi serta pemantauan pemanfaatan, evaluasi dan penyusunan laporan. d. Bidang Metrologi Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan dan penyusunan pedoman, pemberian bimbingan teknis penelitian, penyusunan rencana, penelitian dan pelayanan instrumentasi serta pemantauan pemanfaatan, evaluasi dan penyusunan laporan. Bidang Metrology terdiri dari: 1. Sub. Bagian Radio Fotometri mempunyai tugas malaksanakan penyiapan bahan dan penyusunan pedoman, pemberian bimbingan teknis penelitian, penyusunan rencana dan program, pelaksanaan penelitian dan pelayanan, pemantauan pemanfaatan hasil penelitian metrology radio fotometri, serta penyiapan bahan evaluasi dan penyusunan laporan. 2. Sub Bagian Gaya dan Massa mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan dan penyusunan pedoman, pelaksanaan penelitian dan pelayanan, pemantauan pemanfaan hasil penelitian metrology gaya dan massa, serta penyiapan bahan evaluasi dan penyusunan laporan. 3. Sub Bagian Suhu mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan dan penyusunan pedoman, pemberian bimbingan teknis penelitian, penyusunan rencana dan program, pelaksanaan penelitian dan pelayanan, pemantauan pemanfaatan hasil penelitian metrology suhu, serta penyiapan bahan evaluasi dan penyusunan laporan. 4. Sub Bagian Akustik mempunyai tugas melaksanakan penyiapana bahan dan penyusunan pedoman, pemberian bimbingan teknis penelitian dan pelayanan, pemantauan pemanfaatan hasil penelitian dan pelayanan, pemantauan pemanfaatan hasil penelitian metrology akustik, serta penyiapan bahan evaluasi dan penyusunan laporan.

5. Sub Bagian Dimensi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan dan penyusunan pedoman, pemberian bimbingan teknis penelitian, penyusunan rencana dan program, pelaksanaan penelitian metroligi dimensi, serta penyiapan bahan evaluasi dan penyusunan laporan. e. Bidang Teknik Pengujian Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan dan penyusunan pedoman, pemberian bimbingan teknis, penyusunan rencana dan program, pelaksanaan penelitian dan pelayanan serta pemantauan pemanfaatan, serta penyiapan bahan evaluasi dan penyusunan laporan penelitian teknik dan pelayanan pengujian. f. Bidang Sarana Penelitian Mempunyai tugas melaksanakan perkembangan dan pengelolaan sarana penelitian. Bidang sarana penelitian terdiri dari: 1. Sub Bidang Sarana Instrumentasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengembangan dan pengelolaan sarana penelitian bidang instrumentasi. 2. Sub Bidang Sarana Pengujian mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengembangan dan sarana penelitian bidang teknologi pengujian

BAB 3 TEORI DASAR 3.1 Definisi Instrumentasi Terdapat beberapa pendapat yang menyatakan tentang difinisi instrumentasi, tetapi pada dasarnya mengarah kepada pengertian yang sama. Salah satu dari difinisi tersebut mengemukakan bahwa instrumentasi adalah suatu teknologi dalam menggunakan instrument (peralatan ) untuk mengukur mengendalikan sifat fisika dan kimia dari suatu materi. Dari difinisi di atas, dapat diambil suatu pengertian dan prinsip dasar bahwa instrument terdiri atas dua kegiatan pokok, yaitu mengukur dan mengendalikan. Keduanya berkaitan erat satu sama lain, dimana kwalitas hasil pengukuran sangat menentukan sekali hasil dari suatu pengendalian. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka instrument pun berkembang dan mempunyai ruang lingkup pengertian yang luas. Salah satunya adalah adalah instrument proses (process instrumentation) yang lebih mengacu kepada instrumen-instrumen yang digunakan dalam pengukuran dan pengendalian untuk mengolah, mengalikan dan menangani suatu proses. Suatu sistem pengendalian proses (prcess control system) menggabungkan instrumen pengukur dan instrumen pengendali untuk menghasilkan suatu aksi

otomatisasi. Hasil proses yang terjadi tersebut proses yang terkendali atau Controlled process. Instrumen yang digunakan dalam sistem pengendali proses tidak selalu secara langsung mengukur dan mengendalikan sifat-sifat dari materi proses. Besaran besaran proses (process variables) seperti temperature, tekanan(pressure),aliran(flow), ketinggian(Humidity),kekentalan(viscosity) dan sebagainya adalah yang mempengaruhi sifat kimia dan sifat fisika dari proses. Oleh karena itu besaran-besaran proses itulah yang harus diukur dan dikendalikan. Besaran Proses (process variable) dinamakan juga Measured variable atau controlled variable. 3.2 Karakteristik Instrumen Khususnya untuk instrumen yang digunakan dalam instrumentasi proses, karakteristiknya digolongkan kedalam dua macam, yaitu karakteristik statik dan karakteristik dinamik. Karakteristik statik adalah hal-hal yang harus diperhatikan apabila instrument digunakan pada suatu keadaan yang tidak bergantung kepada waktu. Sedangkan karakteristik dinamik menyatakan bagaimana instrumen tersebut mengadakan perubahan dari suatu kedudukan ke kedudukan yang baru. 3.2.1 Karakteristik Statik Yang termasuk kepada karakteristik statik adalah akurasi, presisi dan sensitivitas. 1. Akurasi Akurasi suatu instrumen pengukur adalah kemampuan untuk menunjukan atau merekam harga sebenarnya dari precess variable. Perbedaan antara harga sebenarnya dengan harga yang terukur dinamakan Static error. Akurasi tersebut dinyatakan dalam persentase terhadap skala penuh (percentage of the full scale). Akurasi suatu instrumen pengendali adalah kemampuan untuk memperoleh dan mempertahankan harga sebenarnya dari PV (percess

variable) sesuai dengan yang dikehendaki. Static error-nya adalah jumlah penyimpangan yang terjadi terhadap harga harga yang dikehendaki SP (set point). 2. presisi Presisi suatu instrumen pengukur adalah kemampuan untuk menunjukan atau merekam harga yang sama (identik) dari PV setiap kali kondisinya sama. Perbedaan (shift) yang terjadi secara gradual, walaupun harga sebenarnya dari PV tidak berubah, dinamakan drift. Presisi instrumen pengendali adalah kemampuan untuk mengulangi sinyal output setiap kali sinyal input yang sama diberikan. Drift-nya adalah shift gradual pada sinyal output walaupun sinyal input tidak berubah. 3. Sensitivitas Sensitivitas instrumen pengukur menyatakan perubahan terkecil dari harga PV dimana instrumen pengukur masih dapat meresponnya. Pada instrumen pengendali, sensitivitas menyatakan perubahan terkecil pada sinyal output yang dapat menyebabkan perubahan pada sinyal output. Dalam hal ini dikenal pula dead zone, yaitu daerah dimana instrumen pengukur atau pengendali tidak dapat merespon perubahan yang terjadi. 3.2.2 Karakteristik dinamik Yang termasuk karakteristik dinamik instrumen diantaranya adalah kecepatan respon (responsiveness) dan fidelity. 1. Responsiveness Responsiveness dari instrumen dari pengukur adalah kecepatan untuk mengikuti perubahan harga PV. Ketidakmampuan suatu instrumen pengukur untuk mengikuti perubahan PV disebut measuring lag. Waktu(period) dimana instrumen tersebut tidak merespon terhadap perubahan dinamakan dead time. Responsiviness dari instrumen pengendali adalah kemampuan untuk menghasilkan suatu perubahan sinyal output ketika sinyal input berubah. Ketidakmampuan instrumen pengendali untuk mengikuti perubahan input

disebut controller lag. Dead Time-nya adalah periode dimana instrumen pengendali tidak merespon terhadap perubahan sinyal input. 2. fidelity Fidelity instrumen pengukur adalah kemampuan untuk menunjukan atau merekam dengan cepat perubahan pada PV. Pada instrumen pengendali, fidelity adalah tingkatan dimana sinyal output dengan tepat mengikuti perubahan sinyal input. Perbedaan antara harga sebenarnya dan harga yang ditunjukkan dinamakan Dynamic error. 3.3 Sistem tranmisi Ketika instrumen sensor mengukur PV, maka harga terukur yang dihasilkan harus ditransimsikan sedemikian rupa kepada instrumentasi pengendali [kontroler].begitu juga halya sinyal output yang dihasilkan kontroler,harus pula ditransmisikan kepada pengendali akhir [kontrol valve].Masalahnya,transmisi tersebut bias menempuh jarak yang sangat panjang,bahkan sampai ribuan feet. Setelah sekian lama,banyak sitem pengendalian proses yang menggunakan sistim transmisi pneumatik untuk mentransmisikan sinyal, yaitu berupa tekanan udara dalam tubing.namun sekarang ini, system tersebut jarang sekali dipasang walaupun masih ada industri dalam skala besar yang menggunakan dalam pertimbangan keamanan proses. System pneumatic menimbulkan time lag terhadap proses dinamik loop dan oleh karena itu mempengaruhi bagaimana loop system pengendalian itu bekerja,bahkan sampai menimbulkan kerugian yang cukup serius. Sebagai alternatifnya,banyak digunakan system transmisi elektrik dengan menggunakan kawat tembaga pembawa sinyal listrik. Keuntungan dari sistem ini adalah dalam kecepatan transmisi sinyal dan kemudahan pemasangannya. Namun pada kenyataannya, banyak digunakan kombinasi dari system pneumatic dan elektrik atas dasar pertimbangan tertentu. Dalam kombinasi ini, seringkali digunakan transducer atau converter, yaitu instrument yang mengkonversi suatu besaran ke besaran lain.Dalam

system transmisi elektrik-pneumatik, dapat digunakan current to pneumatic [I/P] transducer atau P/I transducer dan lain sebagainya. Selain dari kedua system transmisi diatas,terdapat system transmisi lainnya. Tabel 3.3 memberikan data system transmisi yang tersedia dan umum digunakan.

Tabel 3.3 Macam-macam system transmisi

3.4

Dasar Pengukuran Pengukuran dapat diartikan sebagai tindakan untuk mengetahui atau

menentukan harga dari suatu keadaan benda dalam hal sifat fisika dan kimianya. Tetapi secara prinsip, pengukuran pada hakekatnya merupakan kegiatan membandingkan antara besarnya harga besaran yang diukur dengan suatu standar yang telah diukur karakteristiknya. Yang perlu diperhatikandalam aktivitas pengukuran adalah: Standar yang dipakai harus memiliki ketelitian yang sesuai Tata cara pengukuran dan instrumen yang digunakan harus Dengan demikian, jelaslah bahwa penentuan instrumen yang akan digunakan serta tata cara penggunaan instrumen tersebut harus dilakukan dengan benar, karena hasil pengukuran akan sangat menentukan hasil dari pengendalian. 3.4.1 Pengukuran tekanan Pengukuran tekanan adalah hal yang paling umum dan penting dalam system pengendalian proses. Agar berguna dalam system pengendalian maka dengan kebutuhan dan dapat diterima secara umum. memenuhi persaratan.

instrument pengukur tekanan harus mempunyai transmitter tekanan yang dapat menghasilkan sinyal untuk transmisi, misalnya saja arus listrik yang besarnya proporsional terhadap takanan yang sedang diukur. Tetapi sinyal ini dihindari dan dibatasi untuk peralatan yang mudah terbakar atau berbahaya. Tekanan didefinisikan sebagai gaya per satuan luas. Beberapa unit pengukuran tekanan yang umum adalah psi [pound per square inch],INH2O [inci air], INHg [inci air raksa],atm [atmosfir],bar dan torr. Persamam matematiknya adalah sebagai berikut: P = F atau F = P.A Dimana, P = Tekanan [N/m] F = Gaya yang bekerja [N] A = Luas permukaan [m] Tekanan selalu diukur berdasarkan tiga tekanan referensi yang umum.Pertama, jika referensinya adalah vacuum [hampa udara],maka tekanan yang diukur dinamakan tekanan absolute [absolute pressure]. Kedua,jika referensinya adalah tekanan ambient setempat,maka tekanan yang diukur dinamakan tekanan gage [gage pressure]. Ketiga,jika referensinya adalah tekanan lain yang yang diberikan,maka tekanan yang diukur dinamakan tekanan differensial [differential pressure]. Gambar 3.4.1 memperlihatkan ketiga macam tekanan referensi tersebut.

Gambar 3.4.1 Tiga Macam Tekanan Referensi Untuk pengukuran Tekanan Manometer atau elemen kolom cairan adalah instrument yang sangat umum digunakan untuk mengukur tekanan dan terdapat berbagai macam variasi.Misalnya saja manometer pipa U,manometer bak, manometer miring, manometer cincin, manometer lonceng dan sejenisnya. Pada dasarnya, semua

prinsip kerja dari manometer atau elemen kolom cairan adalah berdasarkan Hukum Tekanan Hidrostatika. Baik itu untuk mengukur tekanan biasa atau tekanan differensial. Secara matematik, Tekanan Hidrostatika dinyatakan sebagai berikut : P = . g. h

Dimana: P = Tekanan Hidrostatika [N/m] = Massa jenis zat cair [kg/m] g = Percepatan gravitasi [m/det] h = Perbedaan tinggi kolom cairan [m] Cara lainnya untuk mengukur tekanan dalam aplikasi sistem pengendalian proses selain menggunakan elemen kolom cairan adalah dengan mengunakan elemen elastis seperti diafragma, bellow, sensor strain gage dan lain sebagainya. Pada pengukuran tekanan menggunakan strain gage, tekanan menimbulkan regangan pada diafragma yang menyebabkan diafragma tersebut terderformasi, yang kemudian diukur dan ditranslasikan sebagai tekanan. Strain gage tersebut dapat berupa sesistor elektrik yang resistansinya dapat berubah ubah tergantung kebengkokan yang terjadi. Didalam instrumen tersebut tidak hanya terdapat strain gage saja melainkan juga pengkondisi sinyal, port sinyal dan penghubung elektrik. Pengkondisi sinyal digunakan untuk mengkompensasikan, melinierkan, menyetel dan memperkuat sinyal. 3.4.2 Pengukuran Flow Pengukuran flow dapat dilaksanakan antara lain untuk mengetahui banyaknya bahan yang diperlukan proses. Factor-faktor yang mempengaruhi dan perlu diperhitungkan dalam pengukuran flow, antara lain: ada instrumen pengukuran flow yang hanya baik jika digunakan untuk mengukur zat cair, ada pula yang hanya baik untuk uap dan gas dan ada pula yang baik jika digunakan

untuk keduanya. Sifat dari fluida itu sendiri, jenis flow-nya, viskositas, tekanan dan laju flownya pun perlu diperhitungkan. Pengukuran flow suatu fluida dapat dilakukan dengan mengukur tekana statik yang terjadi pada flow tersebut. Hubungan antara flow dan tekanan statik ini secara teoritis dinyatakan oleh persamaan kontinuitas. Persamaan kontinuitas menyatakan bahwa banyaknya fluida yang masuk sam dengan banyaknya fluida yang keluar. A1.v1 = A2.v2 = Q Salah satu instrumen yang digunakan untuk mengukur flow adalah flowmeter yang mengunakan elemen primer atau sensor perbedaan tekanan, seperti plat orifice, tabung venturi dan flow-nozzel. Prinsip kerja instrumen ini adalah dialirkannya fluida melalui penghalang atau hambaan yang dipasang sedemikian rupa sehingga menghasilkan beda tekanan antaradaerah di depan dan daerah di belakang penghalang. Flow melalui penghalang akan menimbulkan perbedaan tekanan yang besarnya mempunyai perbandingan tertentu dengan laju flow. Sebagai pengukur tekanannya digunakan differential pressure transmitter sebagai elemen sekunder. Laju flow yang diukur mempunyai perbandingan kwadratis dengan tekanan. Oleh kerena itu, seringkali digunakan instrumen lain semacam square root extractor untuk melinierkan sinyal yang dihasilkan. Di antara elemen primer yang digunakan untuk flowmeter tersebut, yang paling banyak dipakai adalah elemen primer tipe plat orifice, karena merupakan pengukur flow yang murah dan paling mudah pemasangannya. Walaupun ketelitiannya lebih rendah jika dibandingkan dengan yang lainnya. Pemasangan plat orifice tersebut dapat dilihat pada gambar 3.4.2 Plat orifice itu sendiri merupakan plat yang berlubang dengan pinggiran tajam. Plat ini terbuat dari baja yang kuat dan tahan karat dengan ketebalan tergantung ukurandari pipa saluran. Tipe plat orifice ada beberapa macam diantaranya tipe konsentris, eksentris dan segmen.

Dalam pengukuran flow, dikenaljuga Area Flow Meter. Prinsip kerjanya berdasarkan perbedaan tekanan yang tetap dan luas penampang saluran yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya laju flow. Salah satu jenis dari Area Flow Meter adalah rotameter. Rota meter terdiri dari satu tabung berbentuk tirus yang diletakan vertikal sedemikian rupa, sehingga salah satu ujung yang mempunyai diameter yang lebih kecil terletak dibawah, sedangkan yang diameternya lebih besar terletak dibagian atas. Gambar 3.4.2 flowmeter menggunakan Plat Orifice

Di dalam tabung terdapat sebuah pelampung yang dapat bergerak bebas ke atas dan ke bawah. Fluida yang flow-nya akan diukur dialirkan masuk melalui bagian bawah tabung dan menglir antara yang berbentuk antara pelampung dan dinding bagian dalam dari tabung, kemudian keluar melalui bagian atas. Bila flow bertambah, maka dengan sendirinya luas saluran harus bertambah selama beda tekanannya tetap, sehingga pelampung akan naik hingga mencapai posisi setimbang. Naiknya pelampung ini dijadikan suatu ukuran dari besarnya flow. Makin besar flow maka makin tinggi posisi pelampung. Tabung rotameter sengaja dibuat tirus, hal ini dimaksudkan agar hubungan antar laju flow dan posisi pelampung menjadi linier. Dalam aplikasi pengendalian proses, terdapat berbagai macam rotameter. Macam-macam rotameter ini dibedakan oleh bahan tabungnya, hubungan pada kedua ujung tabung, daerah tekanan, temperature, variasi panjang, skala daerah ukur dan bentuk serta bahan dari pelampung yang digunakan. MENGUKUR MEMBANDINGKAN MENGHITNG MENGOREKSI Yang diukur disini adalah besarnya process variable [PV], kemudian dibandingkan hasilnya dengan besarnya set point [SP]. Perbedaan yang terjadi antara PV dan SP disebut error [e]. E = SP - PV

Kemudian berdasarkan harga error ini, dihitung besarnya manipulated variable [MV] yang diperlukan untuk mengoreksi PV agar sama dengan SP . Jika langkah-langkah tersebut dilaksanakan oleh operator manusia, maka system pengendalian tersebut dinamakan system pengendalian manual dan loopnya disebut loop terbuka [open loop]. Namun jika keempat langkah pengendalian tersebut dilaksanakan sepenuhnya oleh instrument, maka system pengendalian dinamakan system pengendalian otomatis dan loop-nya disebut loop tertutup [closed loop]. Ada banyak kurva waktu atau respon hasil proses yang dihasilkan oleh sistem pengendalian otomatis. Namun secara umum, mereka dapat dikelompokan ini masing-masing dibagi lagi menjadi dua golongan. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar 3.5 Suatu system pengendalian dikatakan stabil, apabila nilai PV berhasil mendekati SP, walaupun diperlukan waktu untuk itu. Keadaan stabil tersebut dapat dicapai dengan respon yang underdamped atau overdamped. Masingmasing respon mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri. Pada respon yang underdamped, jelas bahwa koreksi system berjalan dengan cepat daripada respon yang overdamped. Tetapi tidak berarti bahwa respon yang underdamped lebih bagus daripada yang overdamped. Ada proses-proses tertentu yang membutuhkan respon yang lambat ada pula yang membutuhkan respon yang cepat. Gambar 3.5 Respon Hasil Proses Sistem Pengendalian Otomatis

Kebutuhan tersebut ditentukan oleh sifat proses dan kualitas produk yang diinginkan. Yang pasti, sistem pengendaian tidak pernah menghendaki sistem yang tidak stabil. Tidak yang sustained oscillation atau yang undamped.

3.5.1 Sistem Pengendalian Manual Sistem pengendalian manual adalah pengendalian yang dijalankan oleh operator manusia. Dalam hal ini, peranan manusia sangat dominan karena dialah yang berperan sebagai kontroler yang menentukan kualitas dan kuantitas hasil yang diinginkan.untuk lebih jelasnya, konsep sistem pengendalian ini dapat dilihat pada gambar 3.5.1a dan 3.5.1b yang masing-masing memperlihatkan sistem pengendalian manual feedforward. Untuk penjelasan lebih lanjut mengenai sistem pengendalian feedback dan sistem pengendalian feedforward. 3.5.2 variable [PV] penyimpangan Sistem Pengendalian Otomatis yang menghasilkan usaha tertentu sehingga dapat membatasi terhadap set point [SP]. Sedangkan semua langkah

Definisi dari sistem pengendalian otomatis adalah teknik pengendalian process

pengendaliannya dilaksanakan oleh serangkaian instrumen. Peran di sini hanyalah menentukan besarnya set point. Maksud dan tujuan dilakukannya sistem pengendalian otomatis itu sendiri adalah agar produksi dapat di capai secara ekonomis. Sedangkan ekonomis itu sendiri dapat di capai dengan cara sebagai berikut : 1. Menurunkan biaya buruh 2. Meniadakan atau mengurangi kesalahan manusia 3. Mempertinggi kualitas hasil proses 4. mengurangi ukuran dari peralatan proses dan memberikan keamanan yang lebih besar.]

3.6 Jenis Loop Sistem Pengendalian Otomatis Dalam aplikasi pengendalian proses, terdapat banyak jenis dari loop sistem pengendalian. Mulai dari loop sederhana sampai ke loop yang kompleks dan rumit. Berikut adalah jenis dari loop yang paling umum.

3.6.1 Loop Sistem Pengendalian Feedback Cara termudah untuk mengotomatisasi suatu sistem pengendalian adlah dengan menggunakan loop sistem pengendalian feedback negative. Loop feedback ini di sebut negative karena unit kerja komparator pada kontrolernya adalah dengan mengurangi harga PV [e = SP-CV]. Berbeda dengan loop feedback positif yang menambahkan PV kepada Sp. Karena banyak di gunakan, maka loopfeedback negative lazim di sebut loop feedback saja. Konsep dari loop sistem pengendalian feedback negative ini dijelaskan oleh gambar 3.6.1. Kelebihan dari sistem pengendalian ini adalah perancang tidak harus mengetahui terlebih dahulu disturbances yang dapat mempengarusi process variable, ataupun hubungan specific dari keduanya. Karena prinsip dari loop feedback adalah untuk menghilangkan error yang terjadi. Gambar 3.6.1. loop sistem pengendalian feedback 3.6.2. Loop sistem pengendalian FeedForward Konsep loop sistem pengendalian FeedForward di jelaskan oleh gambar 3.6.2. dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa kontroler FeedForward harus melakukan perhitungnayang sangat canggih dan tepat, mengingat dia harus tahu disturbances apa yang kira-kira memasuki process dan oleh karna itu harus dapat mencegah atau memperbaiki error yang terjadi di akibatkan disturbances tersebut. Gambar 3.6.2. loop sistem pengendalian FeedForward Perbedaan antara loop feedback dan loop FeedForward sekarang terlihat jelas. Pada loop feedback, tujuannya adalah untuk menghilangkan error yang terjadi, sedangkan loop FeedForward bertujuan untuk mencegah terjadinya error.

Dikarenakan kebutuhan instrument yang canggih untuk membentuk loop FeedForward ini, maka loop ini termasuk mahal dan sedikit sekali di gunakan dalam aplikasi pengendalian proses, walaupun kelebihan dan keuntungan nya teramat penting. 3.6.3. Kombinasi loop sistem pengendalian Dalam aplikasi pengendalian proses, banyak kebutuha proses yang tidak dapat diselesaikan dengan loop feedback biasa. Contohnya, jika kebutuhan operasi menghendaki perubahan load atau set point yang besar, dimana loop feedback biasanya tidak merespon sesuai dengan yang dikehendaki. Atau proses time constant-nya sangat besar, sehingga tetap saja lambat walau telah ditambahkan aksi derivatif pada mode kontrolernya. Dari segi operasi proses, kelambatan ini acapkali merugikan. Untuk memenuhi kebutuhan operasi proses tersebut, digunakanlah kombinasi loop sistem pengendalian biasa, kombinasi tersebut dapat berupa loop cascade, ratio, split range, batch prosess dan lain sebagainya. 3.7 Pengendalian akhir Elemen pengendali akhir atau FCE [Final Control Element],adalah bagian dari sistem pengendalian yang bertugas melaksanakan langkah koreksi. Ada banyak macam pengendali akhir, namun hanya kontrol valve yang palin umum dipergunakan. Gambar 3.7a menunjukan sebuah kontrol valve. Gambar 3.7a Kontrol valve Sebuah control valve terdiri dari dasar, yaitu akuator [penggerak] dan valve [katup]. Bagian akuator bagian yang mengerjakan gerak buka tutup valve, sedangkan bagian valve adalah komponen mekanik yang menentuka besarnya flow yang masuk ke proses. Dalam kesatuannya sebagai unit control valve, akuator dan valve harus melakukan tugas koreksi berdasarkan sinyal manipulated variable [MV] yang keluar dari kontroler.

Semua kombinasi akuator dan valve dapat dibuat sedemikian rupa untuk menciptakan control valve yang berkerja fail close[FC] atau fail open [FO] Kedua kondisi ini diciptakan demi kepentingan dfan keamanan proses. Di dalam control valve terdapat pegas yang harus menggerakan stem untuk menutup dan membuka valve pada saat sumber energi [paneumatik maupun elektrik] mati [fail]. Karena kontruksi aktuatornya, control valve FC disebut juga Air To Open[ATO] dan kontrol valve FO disebut juga Air To Close [ATC]. Penggambaran Kontrol valve pada diagram proses P&ID [Pipe & Instrumen Diagram] tidak memperdulikan konstruksi valve. Pada umumnya control valve akan terbuka pada bilamana stem terangkat dan akan tertutup bilamana stem tertekan, sehingga control valve jenis FC akan menerima sinyal pneumatic dari bawah diafragma dan control valve jenis FO akan menerima sinyal pneumatic dari atas diafragma. Karena alasan inilah, maka penggambaran control valve pada diagram proses hanya dibedakan antara FO & FC, seperti terlihat pada gambar 3.7b. 3.8 Mode Kontroler Kontroler adalah kalkulator khusus yang menggunakan sinyal error dari komparator sebagai inputnya. Kontroler menghitung besarnya manipulatd variable [MV] yang dibutuhkan. Kontroler biasanya dikelompokan berdasarkan sumber tenaga [power] yang dipakai, misalnya elektrik, pneumatic, mekanik atau hidrolik. Keempat macam kontroler ini mempunyai respon yang cukup cepat terhadap kebutuhan proses. Namun belakangan, dasar pengendalian yang cukup banyak digunakan dalam aplikasi pengendalian proses adalah elektronik dan pneumatic. Bahkan sampai tingkat tertentu, kedua jenis kontroler ini bersaing ketat. Keuntungan dari kontroler pneumatic adalah keamanan dan kesederhanaan, namun transmisi yang mudah dan keuntungan penting lainnya menjadi keunggulan kontroler elektrik. Kontroler tersebut dapat bekerja sesuai dengan aksi yang dipakai. Apakah On-Off [Two Position] atau kontinyu. Khusus untuk kontroler dengan

pengendalian kontinyu terdapat beberapa mode yang dapat dipakai, tepatnya terdapat tiga buah parameter yang harus diatur untuk menentukan mode apakah yang dipakai oleh kontroler tersebut. 3.8.1 Mode On-Off Mode kontroler dua posisi atau On-Off banyak digunakan baik untuk kebutuhan industri ataupun kebutuhan rumah tangga. Dalam mode On-Off, manipulated variable [MV], dengan cepat berubah dari harga minimum ke harga maksimum atu sebaliknya, tergantung apakah proses variable [PV] lebih besar atau lebih kecil dari pada set point [SP]. Harga minimum dari MV ini biasanya adalah nol [Off]. Modifikasi dari kontroler On-Off biasanya berupa pemakaian dead zone sebesar 0,5-2,0% terhadap skala penuh. Istiah dead zone sering juga disebut neutral zone atau differential gap. Jika nilai PV masih berkisar di daerah neutral zone, maka tidak akan ada tindakan korektif yang dilakukan. Konsep kontroler On-Off ini dijelaskan oleh gambar 3.8.1. Kontroler OnOff menyebabkan osilasi pada PV, namun sesuai dengan kebutuhan proses, osilasi tersebut dapat dimaklumi jika amplitudanya relatif kecil. 3.8.2 Mode Proporsional Pada mode proporsional,output kontroler yang dihasilkan, secara aljabar besarnya proporsional terhadap sinyal input (error). Blok diagram sederhana dari kerja aksi proporsional ditunjukan oleh gambar 3.8.2a. Gain dari kontroler dinamakan Kc atau disebut juga sensitivitas proporsional dari kontroler.Gain tersebut mengindikasikan perubahan MV untuk setiap unit perubahan sinyal error. Gain tersebut [pada banyak kontroler di industri], dapat diatur dengan menentukan besarnya Proportional Band [PB]. PB di definisikan sebagai span harga input yang akan merespon terhadap perubahan output sepenuhnya. Besarnya PB ini dinyatakan dalam persen.

Hubungan antara PB dengan Gain adalah seperti berikut : PB = 1 x 100%

Anda mungkin juga menyukai