Anda di halaman 1dari 4

Di Atas Lion Air, Saya Terus Berdzikir

Cerita ini berawal dari saya yang suka sekali dengan sosok bayi. Mereka itu sosok yang lucu dan benar-benar menarik hati saya. Kata teman-teman saya, saya orangnya tipe keibuan dan suka sekali sama anak kecil. Gak tau kenapa ya, setiap dengar celotehan anak kecil perasaan saya jadi tenang dan nyaman jika bersama mereka. Tak bisa saya pungkiri, karena sebenarnya saya terlahir dari keluarga yang tidak mampu dan tinggal di desa. Hal ini yang memaksa saya untuk tidak melanjutkan kuliah setelah lulus SMA. Dan akhirnya saya memutuskan mencari kerja ke kota Jakarta. Kebetulan ada teman yang sudah lama kerja di Jakarta sebagai babysitter. Dan saya sangat tertarik dengan pekerjaan ini. Cocok sekali dengan saya yang sangat menyukai anak kecil. Alhamdulillah orang tua saya juga mendukung , saya berangkat ke Jakarta. Sebelum terjun langsung ke tempat kerja saya masuk ke sebuah yayasan babysitter yang di sana saya mendapat pengajaran dan pelatihan tentang cara mendidik bayi dan balita. Sebulan sudah saya berada di yayasan itu. Dan kini tibalah saya terjun ke tempat kerja. Insyaallah saya siap, dan saya bisa. Pertama saya kerja sebagai babysitter ikut orang Chinese. Mengasuh balita umur 3 tahun. Baru bekerja sebulan, orang tua si asuhan saya berencana pulang kampung ke Menado. Dan sekeluarga harus ikut. Karena kerepotan saya juga ikut diajak. Dan Jakarta Menado sudah jelas jarak yang tidak dekat. Dan harus naik pesawat untuk pergi kesana. Sus panggil si tuan kepada saya. Sus, tanggal 17 Desember ini kita ada pergi ke Menado, dan Sus juga harus ikut, jagain si Celine (nama asuhan saya) . Betapa terkejutnya saya, baru kemarin bahas pesawat dengan teman saya soal Adam Air yang jatuh di perairan Majene Sulawesi Barat pada tahun 2007 lalu. Dan beberapa waktu akan datang saya harus ikut ke Menado. Berarti saya juga harus melewati rute yang sama dengan pesawat yang jatuh itu. Yang namanya saya ini orang desa, kampungan dan tidak pernah naik pesawat sebelumnya. Sampai kepikiran saya tidak bisa tidur. Ya akhirnya saya pasrahkan saja. Saya harus tetap ikut, karena ini sudah menjadi resiko kerja sebagai babysitter yang tugasnya jagain anak. Saya harus ikut pergi ke Menado. Waktu itupun tiba. Saya , asuhan saya beserta orang tuanya bersiap pergi ke Bandara. Ya ampun ini ya yang namanya Bandara Soekarno Hatta Jakarta? Sebelumnya saya hanya bisa melihatnya dari layar televisi, sekarang saya berada di sana. Bandaranya sangat besar dan megah. Saya sangat kagum melihatnya. Melihat begitu banyak pesawat sedang parkir di lapangan yang sangat luas. Masyaallah ini ciptaan manusia, sebesar ini bias terbang di angkasa? sungguh menkjubkan saya melihatnya.

Sekitar pukul 10 pagi aba-aba dari bandara pesawat jurusan Jaklarta-Menado akan segera berangkat. Dag dig dug rasa jantung saya. Mendadak lemas dan pucat. kenapa kamu sus? Tanya si tuan. gak papa ci jawab saya yang sebenarnya sedang ketakutan. Maklumlah saya baru pertama kali diajak naik pesawat. Dan jujur saya sangat takut sekali. Pesawat pun berangkat, Kita naik pesawat Lion Air dengan rute penerbangan JakartaMenado. Namun kita akan translit ke Bandara Juanda Surabaya terlebih dahulu. Setelah pramugari memberikan pengarahan dan sabuk pengaman sudah terpakai, peasawat tinggal landas. Gemetar rasanya dan kepala terasa pusing. Tuan dan Nyonya saya terus memberi dukungan kepada saya, mereka terus menjelaskan bahwa tidak akan ada apa apa. Kita aman. Sedikit lega mendengarnya. Bismillahirahmanirahim saya selamat sampai tujuan begitu doa saya. Alhamdulillah kira kira satu jam sudah saya telah berhasil melewati rute perjalanan pendek dari Jakarta ke Surabaya sebelum perjalanan jauh ke Menado. Rasanya lega sekali tiba di Bandara Juanda dengan selamat. Karena selama perjalanan yang ada dalam pikiran saya hanyalah bagaimana kalau seandainya pesawat yang saya tumpangi jatuh. Bagaimana nasib saya, saya anak satu-satunya. Bagaimana keluarga saya di kampung seandainya saya meninggal dunia. Saya belum sempat bahagiain mereka, bla..bla.. bla Dan begitu seterusnya saya benar- benar merasa takut. Sekitar 20 menit pesawat singgah di Bandara Juanda, tibalah waktunya pesawat melanjutkan perjalanan ke Menado. Bismilahirahmanirahim, ya allah lindumngi saya, lancarkan perjalanan ini ya allah, cepat sampai tujuan tanpa ada halangan apapun ya allah . Begitu terus saya memanjatkan doa untuk perjalanan kedua. Karena ini jaraknya lebih jauh dan akan lebih lama saya berada di udara. Perasaan takut itupun mulai terasa lagi, bergejolak di dalam hati. Kembali memucat dan merasakan sakit kepala. Tuan dan Nyonya kembali menenangkan saya. Beberapa lama kemudian, saya sudah merasa tenang. Perasaan tegang sudah menjadi biasa. Ya mungkin tadi karena saya belum biasa naik pesawat. Di awal pasti akan merasakan takut yang berlebihan. Namun seiring waktu terus berjalan saya mulai terbiasa. Saya sudah berani menatap ke luar jendela. Masyaallah saya terbang. Saya berada di angkasa. Menakjubkan saya berada di atas udara. Di atas laut yang luas. Sungguh indahnya ciptaanmu ya Allah. Melihat gumpalan awan yang luas, pemandangan yang belum pernah say lihat sebelumnya. Seakan terus takjub melihat ciptaan Tuhan, tak terasa saya tertidur pulas. Kira-kira ditengah perjalanan tiba-tiba pesawat memasuki gumpalan awan dan pemandangan diluar pesawat seketika menjadi gelap. Mendengar aba-aba dari pramugari sontak saya terbangun. Peringatan agar memakai sabuk pengaman karena cuaca buruk membuat saya kaget dan takut bukan main. Takut kalau nanti seandainya pesawatnya jatuh dan masuk ke laut. Ya allah apa yang akan terjadi? Allahu akbar..Allahu akbar Allahu akbarbegitu seterusnya. Perasaan takut dan bercampur suasana tegang di dalam pesawat membuat saya serasa mau pingsan. Berdzikir terus berdzkir, inilah yang saya bisa lakukan. Ya allah jangan sampai pesawat ini

jatuh ya Allah, saya belum mau mati, saya belum bisa bahagiain orang tua saya, tolong saya ya allah, bebaskan pesawat ini dari bahaya ya allah Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar,,mohon ampun ya Allah begitu teriak saya pada saat itu. Tak peduli betapa malunya saya . Apa boleh buat saya benar-benar takut. Pikiran bercampur baur. Bagaimana seandainya pesawat yang saya tumpangi nasibnya sama kaya pesawat Adam Air yang pernah jatuh di rute ini. Saya takut, pesawatnya jatuh. Saya menangis. Tak lama berselang, mendengar aba-aba dari pramugari bahwa keadaan sudah kembali normal. Pesawat sudah melewati bahaya, perasaan saya berangsur tenang kembali. Pesawat sudah berhasil keluar dari gumpalan awan hitam dan kembali melewati gumpalan awan putih yang indah. Mataharipun juga terlihat. Betapa leganya saya. Alhamdulillah , tidak terjadi apa-apa. Beberapa lama kemudian, saya melihat lapangan yang sangat luas,dan bangunan besar di sekelilinganya. Ya, itu adalah sebuah bandara. Aba-aba pramugari yang barusan saya dengarkan adalah aba-aba yang saya tunggu-tunggu sejak 2 jam yang lalu. Bahwa saya ingin cepat sampai di bandara. Dan selang beberap waktu peasawat telah berhasil mendarat dengan selamat. Alhamdulillahirabil alamiiinnnn Saya sampai di Bandara Sam Ratulangi Manado dengan selamat. Begitulah akhir perjalanan pertama saya naik pesawat. Yang penuh perjuangan melawan rasa takut saya seandainya pesawat itu jatuh, dan nasibnya sama seperti Adam Air pada tahun 2007 yang lalu.

Biodata : Nama saya Elis Setyawati , Liestea Chiluuve begitu nama profil facebook saya. Saya lahir pada tanggal 15 Mei 1989 dan tinggal di Ponorogo. Tepatnya, saya tinggal di Jalan Karang Sari Desa Jebeng, RT 03 RW 02, kecamatan Slahung Kabupaten Ponorogo. Pernah bersekolah di SMA Negeri 3 Ponorogo. Hobby saya adalah menggambar, dan menulis adalah hobby kedua saya. Saya tidak kuliah. Sehari-hari saya bekerja di sebuah Warnet di Ponorogo dan dari sini hobby menulis saya ingin kembangkan. Dan ingin terus belajar mengasahnya dan salah satunya dengan ikut event ini. Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai

  • Nasi Kucing
    Nasi Kucing
    Dokumen3 halaman
    Nasi Kucing
    Liestea Chiluuve
    Belum ada peringkat
  • Telepon Aku
    Telepon Aku
    Dokumen1 halaman
    Telepon Aku
    Liestea Chiluuve
    Belum ada peringkat
  • Kost 13
    Kost 13
    Dokumen5 halaman
    Kost 13
    Liestea Chiluuve
    Belum ada peringkat
  • Brondong Manis Kekasihku
    Brondong Manis Kekasihku
    Dokumen2 halaman
    Brondong Manis Kekasihku
    Liestea Chiluuve
    Belum ada peringkat
  • Coklat Membawa Karma
    Coklat Membawa Karma
    Dokumen3 halaman
    Coklat Membawa Karma
    Liestea Chiluuve
    Belum ada peringkat
  • ABABIL
    ABABIL
    Dokumen1 halaman
    ABABIL
    Liestea Chiluuve
    Belum ada peringkat
  • Memory
    Memory
    Dokumen7 halaman
    Memory
    Liestea Chiluuve
    Belum ada peringkat