Ekonomi Manjerial Pasar Oligopoli
Ekonomi Manjerial Pasar Oligopoli
MODUL 13
2. Kekuasaan menentukan harga ada kalanya lemah dan ada kalanya sangat
kuat. Jika diantara produsen oligopoli yang terdapat dipasar tidak melakukan kerjasama(non collusive), maka kekuasaan menentukan harga sangat terbatas(lemah). Tetapi kalau diantara produsen oligopoli terswebut berkolusi dalam menetapkan harga, maka kekuasaan mereka dalam menentukan harga adalah sangat kuat, yaitu menyerupai monopoli.
3.
Pada umumnya perusahaan oliopoli perlu melakukan promosi secara iklan. Iklan secara terus menerus diperlukan oleh produsen oligopoli yang menghasilkan barang yang berbeda corak. Kegiatan promosi secara iklan yang sangat aktif tersebut adalah untuk dua tujuan, yaitu menarik pembeli baru dan mempertahankan pembeli lama.
1. Tidak terdapat kerjasama diantara perusahaanperusahaan yang terdapat di dalam pasar oligopoli. 2. Perusahaan-perusahaan didalam pasar oligopoli secra diam-diam menjalin kerjasama didalam menentukan harga dan tingkat output yang harus dijual.
Dengan demikian dalam pasar non collusive oligopoly penurunan harga produk akan mendorong perusahaan-perusahaan lain ikut menurunkan harga.
Sebaliknya jika suatu perusahaan didalam pasar non collusive oligopoly menaikan harga, maka perusahaan lain tidak akan ikut-ikutan menaikan harga. Jika ia tidak ikut menaikan harga, maka ia akan mendapat tambahan pelanggan yang bersal dari pelanggan perusahaan yang telah menaikan harga.
P($) P2 Po P1
b a
d c
Q(output)
D1 D2 0
Qd
Qc
Qo Qb
Qa
Gb. 1.Kurva Demand Produsen Non Collusive Oligopoli Kurva D1 adlah kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan oligopoli dengan asumsi apabila ia merubah(menaikan atau menurunkan) harga maka perusahaan lain tidak memberikan reaksi atas perubahan harga tersebut. Sedangkan kurva D2 adalah kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan oligopoli dengan asumsi perubahan harga produk yang dilakukannya akan diikuti oleh perusahaan lain yang ada didalam industri yang sama. Dimisalkan harga yang berlaku di pasar mula-mula adalah Po dan jumlah permintaan yang dihadapinya adalah sebanyak Qo. Jika perusahaan tersebut menurunkan harga produknya, maka jumlah permintaan terhadap produk tersebut akan bertambah. Seandainya penurunan harga tersebut tidak diikuti oleh perusaan lain maka penurunan harga dari Po ke P1, maka permintaan yang dihadapinya akan bertambah menjadi sebanyak Qa. Pertambahan permintaan yang banyak tersebut diakibatkan oleh:
1. Para pelanggan perusahaan lain yang tidak ikut menurunkan harga akan meninggal perusahaan langganannya dan membeli barang dari perusahaan yang telah menurunkan harga tersebut.
2. Karena adanya efek penggantian(substitution effect)
Namun apabila perusahaan-perusahaan lain dalam pasar oligopoli tersebut ikut menurunkan harga atas penurunan harga yang telah dilakukan oleh perusahaan yang pertama, maka kenaikan permintaan terhadap produk perusahaan pertama tersebut hanya sebesar Qb. Kenaikan ini hanya disebakan oleh substitution effect dan income effect dari pelanggannya.
Sebaliknya jika perusahaan oligopolist tersebut menaikan harga produknya menjadi P2, sedangkan perusahaan lain tidak ikut menaikan harga produk yang dijualnya dan tetap menjualnya dengan harga Po, maka perusahaan yang menaikan harga tersebut akan kehilangan banyak pelanggan, dan jumlah barang yang dapat dijual hanya sebesar Qd. Tetapi jika perusahaan lain yang ada di pasar juga ikut menaikan harga, maka perusahaan yang pertama kali menaikan harga tersebut tidak akan kehilangan pelanggannya. Oleh karena itu ia akan dapat menjual produknya sebanyak Qc. Dengan asumsi bahwa suatu perusahaan tidak ingin kehilangan pelanggannya, dan akan merasa gembira apabila mendapat pelanggan yang baru, maka perusahaan oligopoli tersebut akan berperilaku sebagai berikut:
1) Meraka akan ikut menurunkan harga apabila ada perusahaan didalam pasar yang menurunkan harga produknya, agar tidak kehilangan banyak pelanggan. Mereka tidak akan ikut menaikan harga, apabila perusahaan lain menaikan harga produk yang dijualnya. Karena jika harga penjualan produknya tidak ikut dinaikan, mereka akan mendapat tambahan pelanggan dari perusahaan yang telah menaikan harga tersebut.
2)
Maka berdasarkan asumsi tersebut kurva permintaan suatu perusahaan oligopoli adalah berupa kurva bengkok (kinked demand curve) seperti ditunjukan oleh kurva d b D2 pada gamabr 1 diatas.
a a1
a2 MR 0 Q Q
Gb.2 Penentuan Profit Maksimum Non Collusive Oligopoli Jika biaya marjinal(marginal cost) mula-mula yang dihadapi oleh seorang produsen oligopoli adlah MCo, maka agar diperoleh keuntungan maksimum, perusahaan harus beroperasi pada tingkat output dimana MCo=MR. Dalam kondisi yang demikian ini, jumlah output yang harus diproduksi =Q dengan harga jual= P. Seandainya terjadi perubahan biaya produksi, yaitu biaya produksi mengalami kenaikan, maka biaya marjinalnya akan menjadi MC1 yang masih berada pada kurva MR yang diskontinu a1a2, dan keuntungan maksimum masih tetap dicapai oleh perusahaan tersebut pada tingkat harga P dan jumlah output=Q. Kondisi yang sama juga akan
terjadi bila terjadi penurunan biaya produksi dan biaya marjianalnya berubah menjadi MC2. Selama kurva MC memotong kurva MR yang diskontinu a1a2, maka tingkat harga dan jumlah output yang diproduksi perusahaan oligopoli tersebut tidak akan mengalami perubahan. Kesimpulan : Dalam pasar oligopoli, dimana perusahaan-perusahaan yang ada didalam pasar tidak melakukan kolusi diantara mereka, maka tingkat harga bersifat rigid(sulit mengalami perubahan). Ia cenderung untuk tetap bertengger pada kondisi ditetapkan semula.
1) Patahan kurva terjadi pada titik perpotongan antara kurva demand D1 dan D2, sehingga pada titik potong tersebut akan diperoleh Q1 = Q2 = Q dan D1 = D2, 2 sehingga: 7- 0,025Q =10 - 0,1Q atau 0,075Q = 3.
Q = 3 : 0,075 = 40unit, sehingga P = 7-0,025(40) = $6 atau P=100,1(40)=$6. 2) Batas atas dan batas bawah dari terputusnya kurva MR yang diskontinu.
MR1=dTR1/dQ1
Karena TR1 = P1.Q1(7 0,025Q1)Q1 = 7Q1 0,025Q1 , maka : MR1=7-0,025Q1, Karena TR2 = P2.Q2 =( 10-0,2Q2)Q2 = 10 Q2-0,1Q2 2 Maka MR2 = 10-0,2Q2
MR2 =dTR2/dQ2