Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan selesainya makalah untuk tugas mata kuliah Pelabuhan ini yang merupakan salah satu kegiatan dalam rangka mengikuti mata kuliah Pelabuhan yang diasuh oleh dosen pembimbing adalah salah satu cara untuk lebih memahami tentang bagian-bagian dari mata kuliah ini, khususnya secara individual. Sehingga kami sebagai mahasiswa mengharap bahwasanya kami sendiri dapat memahami apa yang telah kami tulis dalam makalah ini. Sehingga dengan bahan tambahan ini akan menambah wawasan dan pengetahuan melalui berbagai macam hasil penelusuran. Dalam menyelesaikan tugas ini, kami sebagai tim sudah berusaha semaksimal mungkin agar tulisan ini mendekati kebenaran sesuai dengan harapan bapak dosen pembimbing, jika masih terdapat kekurangan baik dalam bentuk ungkapan kalimat maupun dalam menyimpulkan isi makalah. Hal ini mungkin disebabkan oleh kemampuan penulis untuk merangkumkan materi yang terdapat dalam buku-buku yang penulis baca. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan bimbingan dari dosen pembimbing agar pada tugas-tugas yang akan datang kami sebagai mahasiswa akan lebih mudah memahami dan menyusun suatu bentuk tulisan yang bermanfaat terutama bagi penulis sendiri maupun pada para pembaca. Kepada dosen pembimbing, kami mengucapakan terima kasih atas segala bimbingannya sehingga makalah yang sederhana ini dapat selesai.

Lhokseumawe,

Tim Survey

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Dermaga merupakan suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk

merapat dan menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan menarik-turunkan penumpang. Dimensi dermaga didasarkan pada jenis dan ukuran kapal yang merapat dan bertambat pada dermaga tersebut. Dalam mempertibangkan ukuran dermaga harus didasarkan pada ukuran- ukuran minimal sehingga kapal dapat bertambat atau meninggalkan dermaga maupun melakukan bongkar muat barang dengan aman, cepat dan lancar. Di belakang dermaga terdapat halam cukup luas. Di halam dermaga ini terdapat apron, gudang transit, tempat bongkar muat barang dan jalan. Apron adalah daerah yang terletak antara sisi dermaga dan sisi depar gudang di mana terdapat pengalihan kegiatan angkutan laut (kapal) ke kegiatan angkutan darat (kereta api, truk, dsb). Gudang transit digunakan untuk menyimpan barang sebelum bias diangkut oleh kapal, atau setelah dibongkar dari kapal dan menunggu pengangkutan barang ke daerah yang dituju. Dermaga dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu jetty atau pier atau jembatan wharf atau quai. Jetty atau pier adalah dermaga yang menjorok ke laut. Jetty ini biasanya sejajar dengan pantai dan dihubungkan dengan daratn oleh jembatan yang biasanya membentuk sudut tegak lurus dengan jetty, sehingga pier dapat berbentuk T atau L. Wharf adalah dermaga yang paralel dengan pantai dan biasanya berimpit dengan garis pantai. Setelah beberapa studi di atas dilakukan, selanjutnya ditetapkan lokasi secara umum dermaga, fungsi utama dermaga, dan jenis serta volume barang yang dilayani. Langkah berikutnya adalah membuat studi pendahuluan dan layout dermaga dalam persiapan untuk membuat penyelidikan lapangan yang lebih lengkap guna mengumpulkan semua informasi yang diperlukan di dalam

pembuatan perencanaan akhir dermaga. Beberapa penyelidikan yang perlu dilakukan adalah survey data kapal, data beban, topografi dan batimetri, data gelombang, arus, pasang surut, data penyelidikan tanah, dan lain-lain. 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari penulisan adalah untuk mengetahui lebih luas lagi tentang pelabuhan, merencanakan suatu dermaga, dan memenuhi salah satu persyaratan kelulusan mata kuliah pelabuhan.Adapun tujuannya terbagi menjadi 2 bagian yaitu tujuan umum dan tujuan Khusus. a. Tujuan Umum Untuk mengetahui perencanaan dermaga dengan menggunakan tipe jetty atau pier sebagai persiapan dalam perencanaan di lapangan. b. Tujuan Khusus Untuk mengetahui cara/penerapan tipe jetty dalam dermaga yang akan dijadikan sebagai dermaga pertamina Untuk mengetahui cara/penerapan tipe jetty dalam perencanaan perencanaan

dermaga dengan menggunakan tipe struktur tiang pancang. Untuk mendapatkan hasil perencanaan dari tipe dermaga dipilih. yang

BAB II SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA 2.1 Pengumpulan Data Data kapal diperoleh dari referensi mengenai perencanaan pelabuahan (Buku PELABUHAN, Tabel 1.1 . Karakteristik kapal hal.22 dan Tabel 1.2. Dimensi kapal pada pelabuhan hal.23). 2.2 Kegunaan Data Kegunaan analisis data adalah sebagai bahan masukan untuk pengambilan keputusan, perencanaan, pemantauan, pengawasan, penyusunan laporan,

penyusunan statistik pendidikan, penyusunan program rutin dan pembangunan, peningkatan program pendidikan, dan pembinaan. 2.3 Metode pengambilan dan analisis data Analitis data adalah suatu kegiatan untuk meneliti, memeriksa, mempelajari, membandingkan data yang ada dan membuat interpretasi yang diperlukan. Selain itu, analitis data dapat digunakan untuk mengindentifikasi ada tidaknya masalah. Kalau ada, masalah tersebut harus dirumuskan dengan jelas dan benar. Teknik analitis yang digunakan adalah analitis deskriptif yang memberikan gambaran dengan jelas dan benar. Teknis analitis yang digunakan adalah analitis deskriptif yang memberikan gambaran dengan jelas makna dari indikatorindikator yang ada, membandingkan dan menghubungkan antara indikator yang satu dengan indikator lain. 2.4 Data pelabuhan dan kapal Pelabuhan adalah sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai, atau danau untuk menerima kapal dan memindahkan barang kargo maupun penumpang ke dalamnya. Pelabuhan biasanya memiliki alat-alat yang dirancang khusus untuk memuat dan membongkar muatan kapal-kapal yang berlabuh. Crane dan gudang berpendingin juga disediakan oleh pihak pengelola maupun pihak swasta yang 4

berkepentingan. Sering pula disekitarnya dibangun fasilitas penunjang seperti pengalengan dan pemrosesan barang. Peraturan Pemerintah RI No.69 Tahun 2001 mengatur tentang pelabuhan dan fungsi serta penyelengaraannya. Jenis Pelabuhan a. Alamnya

Pelabuhan terbuka, kapal dapat merapat langsung tanpa bantuan pintu air. Pelabuhan tertutup, kapal masuk harus melalui pintu air seperti dapat kita temui di Liverpool, Inggris dan terusan Panama.

b. Pelayanannya

Pelabuhan Umum, diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat yang secara teknis dikelola oleh Badan Usaha Pelabuhan (BUP).

Pelabuhan Khusus,dikelola untuk kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan tertentu, baik instansi pemerintah, seperti TNI AL dan Pemda Dati I/Dati II, maupun badan usaha swasta seperti, pelabuhan khusus PT BOGASARI yang digunakan untuk bongkar muat tepung terigu.

c. Lingkup Pelayaran

Pelabuhan Internasional Hub, utama primer yang melayani nasional dan internasional dalan jumlah besar. dan merupakan simpul dalam jaringan laut internasional.

Pelabuhan International, utama sekunder yang melayani nasional maupun internasional dalam jumlah besar yang juga menjadi simpul jaringan transportasi laut internasional.

Pelabuhan Nasional, utama tersier yang melayani nasional dan internasional dalam jumlah menengah.

Pelabuhan Regional,pelabuhan pengumpan primer ke pelabuhan utama yang melayani secara nasional.

Pelabuhan Lokal, pelabuhan pengumpan sekunder yang melayani lokal dalam jumlah kecil.

d.Perdagangan Luar Negeri


Pelabuhan Ekspor Pelabuhan Impor Daerah yang diperlukan untuk pelabuhan tergangtung pada karakteristik

kapal yang akan berlabuh. Pengembangan pelabuhan di masa mendatang harus meninjau daerah perairan untuk alur, kolam putar, penambatan, dermaga, tempat pembuangan bahan pengerukan, daerah daratan yang diperlukan untuk penempatan, penyimpanan dan pengangkutan barang-barang. Kedalaman dan lebar alur pelayaran tergantung pada kapal terbesar yang menggunakan pelabuhan. Kuantitas angkutan (trafik) yang diharapkan menggunakan pelabuhan juga menentukan apakah alur untuk satu jalur atau dua jalur. Luas kolam pelabuhan dan panjang dermaga sangat dipengaruhi oleh jumlah dan ukuran kapal yang akan berlabuh. Untuk keperluan perencanaan pelabuhan tersebut, maka berikut ini diberikan dimensi dan ukuran kapal secara umum, seperti terlihat dalam tabel berikut :

Tabel 2.1 Dimensi dan ukuran kapal secara umum

Tabel 2.2 Dimensi kapal pada pelabuhan

2.5

Topografi dan Batimetri Keadaan topografi daratan dan bawah laut harus memungkinkan untuk

membangun suatu pelabuhan dan kemungkinan untuk pengembangan di masa mendatang. Daerah daratan harus cukup luas untuk membangun suatu fasilitas pelabuhan seperti dermaga, jalan, gudang dan juga daerah industry. Apabila daerah daratan sempit, maka pantai harus cukup luas dan dangkal untuk memungkinkan perluasan daratan dengan melakukan penimbunan pantai tersebut. Daerah yang akan digunakan untuk perairan pelabuhan harus mempunyai kedalaman yang cukup sehingga kapal-kapal bisa masuk ke pelabuhan. Selain keadaan tersebut, kondisi batimetri juga perlu diteliti mengenai kedalaman laut. Hal ini sangat berpengaruh pada perencanaan pelabuhan. Di laut yang mengalami pasang surut variasi muka air kadang-kadang cukup besar. Menurut pengalaman, tinggi pasang surut yang kurang dari 5 m masih dapat dibuat pelabuhan terbuka. Bila pasang surut lebih dari 5 m, maka terpaksa dibuat suatu pelabuhan tertutup yang dilengkapi dengan pintu air untuk memasukkan dan mengeluarkan kapal. Di sebagian besar perairan Indonesia, tinggi pasang surut tidak lebih dari 2 m sehingga digunakan pelabuhan terbuka. Untuk pelayaran, kapal- kapal memerlukan kedalaman air yang sama dengan sarat (draft) kapal ditambah dengan suatu kedalaman tambahan. Kedalamn air untuk pelabuhan didasarkan pada frekuansi kapal-kapal dengan ukuran tertentu yang masuk ke pelabuhan. Jika kapal-kapal terbesar masuk ke pelabuhan hanya satu kali dalam beberapa hari, maka kapal tersebut hanya boleh masuk pada waktu air pasang.

Gambar 2.1 Peta Batimetri Dunia

10

Gambar 2.2 Contoh pemetaan Batimetri

2.6

Data Gelombang Gelombang merupakan faktor penting di dalam perencanaan pelabuhan.

Gelomabng di laut bisa dibangkitkan oleh angin (gelombang angin), gaya tarik matahari dan bulan (pasang surut), letusan gunung berapi atau gempa di laut (tsunami), kapal yang bergerak, dan sebagainya. Di antara beberapa bentuk gelombang yang paling penting dalam perencanaan pelabuhan adalah gelombang angin (untuk selanjutnya disebut gelombang) dan pasang surut. Gelombang digunakan untuk merencanakan bangunanbangunan

pelabuhan seperti pemecah gelombang, studi ketenangan di pelabuhan, dan fasilitas-fasilitas pelabuhan lainnya. Gelombang tersebut akan menimbulkan gayagaya yang bekerja pada bangunan pelabuhan. Selain itu, gelombang juga bisa menimbulkan arus dan transpor sedimen di daerah pantai. Layout pelabuhan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga sedimentasi di pelabuhan dapat dihindari. Data gelombang dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : a. Dengan pengukuran langsung di lapangan. b. Dengan peramalan gelombang dari data angin. 11

Anda mungkin juga menyukai