Anda di halaman 1dari 11

Tugas Mata Kuliah

Media dan Masyarakat


Pengaruh Media terhadap Masyarakat Dalam Kaitannya dengan Perkembangan Teknologi Komunikasi

Fanny Yulia 060904040 Ilmu Komunikasi

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2010

Dalam komunikasi massa, media adalah alat yang dapat menghubungakan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, di mana setiap orang dapat melihat, membaca dan mendengarnya. Media dalam komunikasi massa dibedakan menjadi dua macam, yaitu media cetak (misalnya surat kabar dan majalah) dan media elektronik (misalnya radio, televisi, dan komputer). Dengan demikian media massa merupakan media komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara masal dan diakses secara masal pula. Media massa mempunyai paradigma sebagai agen of change (pelopor perubahan), untuk itulah media massa berperan sebagai media edukasi yang senantiasa mendidik masyarakat supaya cerdas dan menjadi masyarakat yang maju, meyampaikan informasi pada masyarakat, sebagai media hiburan, dan juga sebagai institusi budaya, yaitu institusi yang menjadi corong kebudayaan. Teknologi adalah merupakan hasil budaya manusia, dengan semakin mendesaknya pemenuhan akan kebutuhan manusia yang tak terbatas,maka hal ini memicu berkembangnya teknologi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Seiring zaman, perkembangan teknologi akan semakin maju.Manusia berusaha untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dari teknologi yang diciptakan sebelumnya. Dalam perkembangannya, sudah dapat dipastikan akan sangat berpengaruh terhadap sistem ataupun lingkungan tempat dimana suatu teknologi itu berada; misalnya dalam struktur masyarakat. Perkembangan yang ada turut menghadirkan inovasiinovasi baru yang berujung pada perubahan pola kerja. Hal tersebut hanyalah sebuah contoh kecil dari sekian banyak contoh pengaruh yang ditimbulkan karena adanya proses pembaruan teknologi tersebut. Dengan adanya pengaruh tersebut memicu adanya perubahan zaman yang seringkali kita sebut sebagai zaman digitalisasi dan globalisasi. Zaman modernisasi adalah zaman dimana informasi menjadi sebuah komoditi utama dalam kehidupan manusia. Seperti yang telah dijabarkan diatas, dengan adanya perkembangan suatu teknologi, menjadikan struktur

kemasyarakatan yang ada sebelumnya turut serta mengalami perubahan. Di kota-kota besar, hal ini dapat kita lihat dari gaya hidup masyarakatnya yang cenderung aktif, dinamis, instan, dan sangat mobile. Munculnya lifestyle seperti ini mengharuskan setiap orang harus selalu update terhadap informasi terkini yang sedang beredar. Kesimpulannya, ada relasi kuat antara perkembangan teknologi dengan pemenuhan kebutuhan akan informasi. Sebagai bukti yakni disadari atau tidak, bahwa aktivitas yang sedang berlangsung dilakukan manusia saat ini, pada hakikatnya adalah mengelola informasi yang diterima sebelumnya. Disadari atau tidak pula, bahwa keberadaan informasi itu sendiri lahir karena adanya komunikasi. Demikian pula terhadap komunikasi, itu dapat terjadi karena tidak lepas dari media (teknologi) sebagai alat pengantar maksud dan tujuan. Informasi menjadi sangat penting karena realita yang ada sekarang benar-benar menempatkan informasi sebagai tumpuan utama dalam menghadapi era globalisasi. Oleh karena itu, atas dasar pemenuhan kebutuhan akan suatu informasi, teknologi sekali lagi mempunyai andil yang sangat besar didalamnya, yang pada akhirnya membawa kita semua masuk kepada era revolusi komunikasi. Hadirnya sistem komunikasi satelit, wireless, internet, teknologi komputer adalah bukti bahwa sesungguhnya kita memang sudah berada dibawah pengaruh kuat inovasi suatu teknologi. Akhir-akhir ini muncul beragam situs jejaring sosial yang sangat memanjakan penggunanya dengan berbagai fasilitas yang ada didalamnya. Misalnya situs-situs seperti Facebook, Twiitter, dan Plurk. Bagi kawula muda, ketiga situs ini seakan-akan sudah menjadi kebutuhan yang musti ada. Dengan adanya situs-situs tersebut, tidak ada lagi batasan dalam mendapatkan suatu informasi. Mereka pun dapat dengan bebas mengekspresikan diri didalamnya. Istilah-istilah seperti update status, tagging foto, notifications, tweet, following, dan lains sebagainya sudah menjadi istilah lumrah dan membudaya.

Keadaan seperti inilah yang pada akhirnya mengakibatkan timbulnya perbedaan realita yang ada didunia nyata dengan realita yang ada didunia maya. Banyak dari mereka yang lebih memilih mengeksiskan diri dalam situs pertemanan dunia maya. Akibatnya tidak hanya sampai disitu saja. Kepopuleran situs-situs tersebut dimanfaatkan oleh para produsen teknologi untuk menciptakan sebuah gadget dimana mereka dapat senantiasa berhubungan dengan koneksi internet. I Phone, Blackberry adalah salah satu contoh dari sekian banyak produk-produk yang menjamur sekarang. Dari sisi ekonomi, jelas hal ini membawa keuntungan yang sangat besar bagi produsen. Namun, dari sisi pemanfaatan teknologi, tentu saja hal ini cenderung berlebihan. Gadget ini tidak hanya berfokus pada kemampuannya yang dapat dengan mudah terkoneksi dengan Twitter ataupun Facebook. Alat tersebut diciptakan multifungsi. Ironisnya, kebanyakan dari kita tidak melihat fungsi dan tujuan dari suatu alat hasil teknologi secara menyeluruh. Akibatnya, pemanfaatan teknologi dirasa kurang efektif dan tidak efisien. Dari contoh tersebut kita dapat mengambil sisi positifnya, dengan adanya internet dan komputer, kita tidak perlu lagi kesusahan mencari informasi. Ingin mencari update berita terkini dunia, ataupun mencari bahan perkuliahan, sudah bukan menjadi masalah besar. Fasilitas seperti ini memudahkan kita untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya. Sisi negatif kita juga dapat dengan mudah mengakses konten-konten atau situ-situs pornografi yang tidak boleh dikunjungi oleh anak-anak di bawah umur. Selain itu kesempatan untuk kontak muka akan semakin berkurang dan informasi dengan cara nonlisan akan berkurang. Munculnya berbagai tindak kejahatan (cybercrime) seperti penyadapan data-data penting, pencurian password,dll

Peranan Teknologi dalam Menunjang Proses Komunikasi Masyarakat Teknologi mengambil peranan yang sangat penting dalam komunikasi. Bahkan bisa dikatakan, komunikasi tidak akan bisa semudah saat sekarang ini jika tidak ada kemajuan teknologi yang cepat. Dan sesungguhnya media lahir dari teknologi. Ingat mesin cetak pertama yang dibuat oleh Johannes Guttenberg. Kemampuan teknologi pengganda itu menghasilkan banyak media cetak koran, majalah, tabloid hingga buku. Teknologi telekomunikasi pun semakin berkembang, semakin cepat, tepat, akurat, kecil, murah, mudah, efektif dan efisien. Proses berkomunikasi pun memiliki ciri dan sifat yang seperti itu, khususnya efektif. Informasi dan kegiatan berkomunikasi kualitas dan kuantitasnya dihitung dalam satuan digital 0 dan 1. Kecepatan dan ketepatan informasi sangat dimungkinkan oleh pemakaian media dengan teknologi yang tepat. Hingga perlu digarisbawahi di sini adalah berbicara komunikasi dan media maka kita juga akan membicarakan komunikasi. Media adalah teknologi dan teknologi adalah media. Milenium ketiga adalah zaman keemasan teknologi informasi. Sebagai gelombang ketiga peradaban umat manusia seperti yang diramalkan Alfin Toffler sebelumnya adalah peradaban yang super cepat. Ruang dan waktu semakin dibuat cepat dan sempit, seakan-akan dunia dibuat menjadi satu komunitas, di mana setiap penghuninya bisa berinteraksi secara realtime tanpa halangan yang berarti. Berbagi informasi antar benua dan negara di belahan dunia manapun semakin mudah. Puncak dan titik acuan dari ini semua adalah konvergensi komputer dan telekomunikasi 30 tahun yang lalu. Jadilah teknologi internet yang kita kenal selama ini seakan-akan tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Sebagai media komunikasi, ia sama saja seperti kebutuhan manusia untuk berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain. Selain kecepatan yang lebih besar untuk mengirimkan pesan, kita juga menyaksikan perubahan-perubahan besar dalam volume informasi yang dikirimkan, disimpan, dan diambil

kembali. Misalnya peralatan elektronik dalam bidang percetakan secara menakjubkan telah meningkatkan jumlah buku, bultein, dan majalah yang diterbitkan. Williams (1989) menjelasakan bahwa teknologi baru dapat dianggap sebagai perluasan media bahwa sementara media berfungsi sebagai indra-indra pasar dan cara-cara komunikasi. Media baru biasanya bukan merupakan sistem tersendiri. Alih-alih, media baru memperluas sistem yang sudah ada. Gergen pada tahun 1991 pernah berkata bahwa kebanyakan kota besar menawarkan pelayanan papan buletin, yang memungkinkan orang memberikan pengumuman pada suatu file yang terbuka bagi semua pengguna sistem tersebut. Dengan cara ini percakapan komputer berkembang dan subkultur yang unik berkembang, untuk berbagi kepentingan. Banyak pelayanan papan buletin juga dihubungkan dengan pelayanan pengarahan perjalanan nasional yang mengirimkan pesan dalam semalam dan gratis dari satu papan buletin ke papan buletin lainnya di seluruh negeri.

Tabel 1. Bentuk teknologi baru dalam tingkat komunikasi tradisional.

Penerapan Teknologi Telepon, hubungan kelompok Antarpersona Tatp muka, surat, telepon pribadi, surat elektronik, voicegram Konferensi telepon, telekomunikasi Kelompok Tatap muka komputer Konferensi telepon, surat elektronik, Tatap muka, memo, interkom, Organisasional manajemen dengan bantauan telepon, pertemuan komputer, sisitem informasi, faksimil. Videotape, video disk, TV kabel, TV Surat kabar, majalah, buku, Publik satelit langsung, videoteks, teleteks, televisi, radio, film sistem informasi digital

Tingkat

Bentuk Tradisional

Berbagai Bentuk Hasil Teknologi Komunikasi Kini teknologi komunikasi informasi digunakan juga dalam bidang kesehatan yang disebut dengan telemedicine. Bisnis sudah banyak menggunakan telekonferensi. Dalam bidang pendidikan, televisi dan TV kabel juga digunakan, juga di masa depan surat elektronik atau surat suara, konferensi para orangtua dan para guru mungkin akan lebih sering lagi. Penerapan kemajuan teknologi dapat pula mengintensifkan selektivitas khalayak komunikasi massa. Sebaliknya, teknologi juga telah memungkinkan media massa untuk menjadi lebih selektif. Misalnya dalam bidang penerbitan, buku-buku sekarang dapat dicetak bila diperlukan, dengan beberapa bagian ditambahkan aatau dibuang, sesuai dengan permintaan pembaca. Penerapan fiber optik diperkirakan dapat mereduksi kesenjangana penggunaan teknologi di masyarakat. Dari sana akan dapat ditingkatkan jumlah pemakaian alat-alat audio, video, dan data komputer. Lewat pendidikan interaktif melalui video dan jaringan komputer akan mungkin bagi jaringan fiber optik untuk meningkatkan tingkat pendidikan di pedesaan dan mengembangkan banyak kota kecil. Namun demikian dikhawatirkan jaringan serat optik yanga begitu mahal dapat menciptakan kaum elit TI yang tidak mengindahkan masyrakat dalam wilayah yang tidak terlayani teknologi itu. Tesis teknologi komunikasi dapat mempersatukan masyarakat, justru kembali perlu dipertanyakan. Komunikasi adalah kebutuhan mendasar manusia. Dengan teknologi komunikasi yang baru telah banyak meningkatkan komunikasi antar budaya. Orang-orang dapat

berkomunikasi, mengenal dan mengetahui berbagai macam budaya bangsa dengan mudah dan cepat. Jhon H. Quirk (1989) mengungkapkan kekuatan elektronik dalam komunikasi dan transportasi berfungsi untuk memfasilitasi difusi budaya, pemerataan populasi, dan desentralisasi kekuasaan.

Buck (1988) mengungkapkan bahwa media massa memungkinkan komunikasi emosional spontan untuk pertama kalinya dan bahwa media dengan kehadirannya boleh jadi menciptakan komunitas global. Namun, merunut pada sejarah peradaban manusia yang lama berkutat dengan teknologi komunikasi mulai dari mesin cetak dan telepon justru menimbulkan kekacauan bahkan mengancam kehidupan normal kehidupan manusia. Dennis Mc Quail dalam bukunya Teori Komunikasi Massa, mengatakan, permasalahan komunikasi massa bersifat komprehensif, yang melibatkan gagasan yang berkenan dengan setiap proses peringkat bawah. Para individu menerima dan menangani banyak informasi secara langsung dari media massa. Hubungan, kelompok dan institusi sosial lainnya acapkali dipaparkan dalam media dan ditanggapi serta dipelajari dengan cara lebih kurang sama dengan kenyataan sebenarnya. Dalam memproduksi informasi, media massa tetap harus memperhatikan kondisi komunikasi sebagai sasarannyadalam hal ini adalah masyarakat. Media yang ingin berhasil menyampaikan pesan dengan tepat kepada media harus benar-benar mengenal masyarakat yang dituju. Tanpa itu media tak akan berari apa-apa di mata masyarakat. Oleh sebab itu media berperan sangat besar dalam menentukan apa yang diinginkan oleh masyarakat dan juga sebaliknya. Seperti teori Agenda Setting dan Hipodermic Needle, di mana pesan sangat berpengaruh kepada masyarakat sebagai komunikannya. Jadi, masyarakat adalah objek media itu sendiri, bukan subjek. Inilah juga yang merangsang pengembang dan ilmuwan untuk mengembangkan teknologi informasi yang pesat dan selalu canggih. Dua puluh dua tahun yang lalu, Marshall Mc Luhan menulis buku Media is the Message meramalkan bahwa media lebih menentukan isi pesan, karena media itu yang membawa pesan itu. Seberapa jauh pesan itu sampai, seberapa jauh luas khalayak yang dicapai dan bagaimana dampaknya pada masyarakat, ditentukan oleh media itu sendiri. Pada awal milenium kedua ini ditandai dengan merjernya American Online (AOL) dengan Time

Warner. AOL, perusahaan raksasa internet itu bergabung dengan perusahaan media yang sudah menggurita puluhan tahun lamanya. Banyak media mulai menggabungkan diri dengan perusahaan jaringan internet, atau setidaknya membuat jaringan sendiri di dunia virtual itu demi pengembangan dan perluasan informasi kepada khalayak. Dengan demikian informasi yang disampaikan bisa semakin beragam dan sangat cepat serta tentu saja lebih mudah dalam hal penanganan dan pengontrolannya. Perkembangan yang sedang berlangsung menyangkut teknologi media ini adalah bagaimana menggabungkan siaran radio dan televisi dengan internet. Hingga orang-orang dapat menikmati musik dan tayangan radio dan TV di internet sekaligus. Kemudian di bidang publikasi juga kecipratan. Buku yang selama ini kita kenal tidak akan kita jumpai lagi di masa akan datang. Tebalnya ensiklopedia digantikan dengan satu file saja. Isinya bisa kita lihat di e-book (buku elektronik). Seperti sebuah komputer saku yang bisa dibawa ke manamana tanpa kabel. Teknologi media dalam berkomunikasi memang sangat menjanjikan kecepatan dan ketepatan penyampaian pesan kepada banyak orang-orang dalam yang bersamaan. Kemampuannya dalam hal kualitas memang tidak diragukan. Terutama adalah pemakaiannya yang sangat mudah dan sederhana. Namun yang dikhawatirkan dan selalu menjadi permasalahan adalah pemerataan jumlah alat dan pengetahuan/kecakapan menggunakannya. Adalah teknologi informasi penciptaan dan pengembangannya lebih banyak dikuasai oleh negara-negara maju seperti di Amerika Serikat, Jepang, Taiwan dan Singapura. Keberhasilan semacam itu dimungkinkan karena mereka memiliki kemampuan dan kondisi modal yang mapan. Riset dan pengembangan (R&D) banyak disokong oleh pemerintah di kampus-kampus dan dilaksanakan oleh kalangan akademis. Selain itu memang kemampuan akademis dan IQ negara-negara itu lebih unggul. Inilah perbedaan utama dengan negara-negara berkembang. Akibatnya perkembangan teknologi informasi yang terbaru sulit

dipakai merata di masyarakat. Itupun masih dalam tataran sebagai pemakai (user) belum dalam taraf mengembangkan atau menciptakan. Sebagian masyarakat di negara berkembang masih mengandalkan komunikasi interpersonal dalam aktivitasnya sehari-hari. Hal yang berbeda dengan di AS, setiap rumah tangga, kantor, sekolah sudah menggantungkan hidupnya pada internet, telepon seluler, laptop, PDA dan lain sebagainya. Di sana komunikasi dengan menggunakan peralatan demikian, adalah sesuatu yang wajar dan menjadi bagian dari aktivitas yang hidup dan profesi yang memang membutuhkan kecepatan dan ketepatan. Salah satu tolak ukur kemajuan sebuah negara adalah sampai di mana ia menguasai teknologi dan ilmu pengetahuan dengan mantap, konprehensif dan total. Termasuk tentu saja teknologi komunikasi. Sebab, komunikasi memang kebutuhan dalam menjalani kehidupan yang dinamis menuju peradaban yang lebih maju. Demi mempercepat, menuju itulah teknologi media/informasi/komunikasi semakin dibuat canggih dan seterusnya demikian demi menjawab tantangan berkomunikasi yang lebih efektif. Komunikasi lewat teknologinya sangat mempengaruhi pengetahuan, cara berpikir dan tingkah laku masyarakat. Informasi yang sampai sedemikian cepatnya, membuat teknik berpikir manusia semakin sederhana dan mudah. Berita-berita dan informasi terhangat dari seluruh dunia tersaji di depan mata sedetik setelah kejadian di dalamnya itu berlangsung. Hangat dan segar bisa dinikmati lewat koran pagi dan internet.

Global Village Dalam Understanding Media The Extensions of Man (1960), Marshall McLuhan mengemukakan ide bahwa medium is message (pesan media ya media itu sendiri). McLuhan menganggap media sebagai perluasan manusia dan bahwa media yang berbeda-beda mewakili pesan yang berbeda-beda. Media juga menciptakan dan mempengaruhi cakupan

serta bentuk dari hubungan-hubungan dan kegiatan-kegiatan manusia. Pengaruh media telah berkembang dari individu kepada masyarakat. Dengan media setiap bagian dunia dapat dihubungkan menjadi desa global. Pengaruh media yang demikian besar kepada masyarakat menghantarkan pemikiran McLuhan untuk menyampaikan Teori Determinime Teknologi yang mulanya menuai banyak kritik dan menebar berbagai tuduhan. Ada yang menuduh bahwa McLuhan telah melebihlebihkan pengaruh media. Tetapi dengan kemajuan teknologi komunikasi massa, media memang telah sangat maju. Saat ini, media ikut campur tangan dalam kehidupan kita secara lebih cepat daripada yang sudah-sudah dan juga memperpendek jarak di antara bangsabangsa.

Anda mungkin juga menyukai