Anda di halaman 1dari 9

Keracunan Pada Anak By.

SUPRIATNA Pengertian Keracunan adalah masuknya zat racun kedalam tubuh baik melalui saluran pencernaa n, saluran nafas, atau melalui kulit atau mukosa yang menimbulkan gejala klinis. Keracunan pada anak Anak bukanlah orang dewasa dalam bentuk kecil, terdapat perbedaan - perbedaan ba ik fisik, fisiologis maupun psikologis dengan orang dewasa. Fungsi organ-organ t ubuh belum matang, demikian pula dengan fungsi pertahanan tubuh yang belum sempu rna. Pada anak terdapat faktor-faktor yang mempermudah terjadinya keracunan, yaitu : Perkembangan kepribadian anak usia 0 - 5 tahun masih dalam fase oral sehingga ad a kecenderungan untuk memasukkan segala yang dipegang kedalam mulutnya. Anak-anak masih belum mengetahui apa yang berbahaya bagi dirinya (termasuk disi ni anak dengan retardasi mental) Anak-anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar. Anak-anak pada usia ini mempunyai sifat negativistik yaitu selalu menentang per intah atau melanggar larangan. Penyebab keracunan Pada dasarnya semua bahan dapat menyebabkan keracunan tergantung seberapa banyak bahan tersebut masuk kedalam tubuh. Bahan-bahan yang dapat menyebabkan keracunaan adalah : Makanan Bahan-bahan kimia Obat-obatan Bahan-bahan keperluan rumah tangga ( Household poison ) Penatalaksanaan keracunan I. Tindakan emergensi Airway : Bebaskan jalan nafas, kalau perlu lakukan intubasi. Breathing : Berikan pernafasan buatan bila penderita tidak bernafas spontan atau pernapasan tidak adekuat. Circulation: Pasang infus bila keadaan penderita gawat dan perbaiki perfusi jari ngan. II. Identifikasi penyebab keracunan. Bila mungkin lakukan identifikasi penyebab keracunan, tapi hendaknya usaha menca ri penyebab keracunan ini tidak sampai menunda usaha-usaha penyelamatan penderit a yang harus segera dilakukan. III. Eliminasi racun. A. Racun yang ditelan 1. Rangsang muntah Akan sangat bermanfaat bila dilakukan dalam 1 jam pertama sesudah menelan bahan beracun, bila sudah lebih dari 1 jam tidak perlu dilakukan rangsang muntah kecua li bila bahan beracun tersebut mempunyai efek yang menghambat motilitas ( memper panjang pengosongan ) lambung. Rangsang muntah dapat dilakukan secara mekanis dengan merangsang palatum mole at au dinding belakang faring,atau dapat dilakukan dengan pemberian obat- obatan : Sirup Ipecac Dapat diberikan pada anak diatas 6 bulan. Pada anak usia 6 - 12 bulan 10 ml 1- 12 tahun 15 ml > 12 tahun 30 ml Pemberian sirup ipecac diikuti dengan pemberian 200 ml air putih. Bila sesudah 2 0 menit tidak terjadi muntah pada anak diatas 1 tahun pemberian ipecac dapat diu

langi. Apomorphine Sangat efektif dengan tingkat keberhasilan hampir 100%,dapat menyebabkan muntah dalam 2 - 5 menit. Dapat diberikan dengan dosis 0,07 mg/kg BB secara subkutan. Kontraindikasi rangsang muntah : Keracunan hidrokarbon, kecuali bila hidrokarbon tersebut mengandung bahan-bahan yang berbahaya seperti camphor, produk-produk yang mengandung halogenat atau aro matik, logam berat dan pestisida. Keracunan bahan korossif Keracunan bahan-2 perangsang CNS ( CNS stimulant , seperti strichnin ) Penderita kejang Penderita dengan gangguan kesadaran 2. Kumbah lambung Kumbah lambung akan berguna bila dilakukan dalam 1-2 jam sesudah menelan bahan b eracun, kecuali bila menelan bahan yang dapat menghambat pengosongan lambung. Kumbah lambung seperti pada rangsang muntah tidak boleh dilakukan pada : Keracunan bahan korosif Keracunan hidrokarbon Kejang Pada penderita dengan gangguan kesadaran atau penderita- penderita dengan resiko aspirasi jalan nafas harus dilindungi dengan cara pemasangan pipa endotracheal. Penderita diletakkan dalam posisi trendelenburg dan miring kekiri, kemudian di masukkan pipa orogastrik dengan ukuran 24 - 36 Fr, pencucian lambung dilakukan d engan cairan garam fisiologis ( normal saline/ PZ ) atau normal saline 100 ml at au kurang berulang-ulang sampai bersih. 3. Pemberian Norit ( activated charcoal ) Jangan diberikan bersama obat muntah, pemberian norit harus menunggu paling tida k 30 - 60 menit sesudah emesis. Dosis 1 gram/kg BB dan bisa diulang tiap 2 - 4 jam bila diperlukan, diberikan pe r oral atau melalui pipa nasogastrik. Indikasi pemberian norit untuk keracunan : Obat2 analgesik/ antiinflammasi : acetamenophen, salisilat, antiinflamasi non s teroid,morphine,propoxyphene. Anticonvulsants/ sedative : barbiturat, carbamazepine, chlordiazepoxide, diazep am phenytoin, sodium valproate. Lain-lain : amphetamine, chlorpheniramine, cocaine, digitalis, quinine, theophyl line, cyclic anti depressants Norit tidak efektif pada keracunan Fe, lithium, cy anida, asam basa kuat dan alkohol. 4. Catharsis Efektivitasnya masih dipertanyakan. Jangan diberikan bila ada gagal ginjal,diare yang berat ( severe diarrhea ), ile us paralitik atau trauma abdomen. 5. Diuretika paksa ( Forced diuretic ) Diberikan pada keracunan salisilat dan phenobarbital ( alkalinisasi urine ). Tuj uan adalah untuk mendapatkan produksi urine 5,0 ml/kg/jam,hati-hati jangan sampa i terjadi overload cairan. Harus dilakukan monitor dari elektrolit serum pada pe mberian diuresis paksa. Kontraindikasi : edema otak dan gagal ginjal 6. Dialysis Hanya dilakukan bila usaha-usaha lain sudah tidak membawa hasil. Bermanfaat hany a pada bahan beracun yang bisa melewati filter dialisis ( dialysa ble toxin ) se perti phenobarbital, salisilat, theophylline, methanol, ethylene glycol dan lith

ium. Dialysis dilakukan bila : Asidosis berat Gagal ginjal Ada gejala gangguan visus Tidak ada respon terhadap tindakan pengobatan. 7. Hemoperfusi masih merupakan kontroversi dan jarang digunakan.

B. 1. 2. 3.

Racun yang disuntikkan atau sengatan Immobilisasi Pemasangan torniquet diproksimal dari suntikan Berikan antidotum bila ada

C. Racun pada kulit dan mata Lepaskan semua yang dipakai kemudian bersihkan dengan sabun dan siram dengan air yang mengalir selama 15 menit. Jangan diberi antidotum. D. Racun yang dihisap melalui saluran nafas Keluarkan penderita dari ruang yang mengandung gas racun. Berikan oksigen. Kalau perlu lakukan pernafasan buatan. IV. Pemberan antidotum kalau mungkin V. A. B. C. Pengobatan Supportif Pemberian cairan dan elektrolit Perhatikan nutrisi penderita Pengobatan simtomatik ( kejang, hipoglikemia, kelainan elektrolit dsb.)

Tanda tanda khusus pada keracunan tertentu B A U : Aceton : Methanol, isopropyl alcohol, acetyl salicylic acid Coal gas : Carbon monoksida Buah per : Chloralhidrat Bawang putih : Arsen, fosfor, thalium, organofosfat Alkohol : Ethanol, methanol Minyak : Minyak tanah atau destilat minyak K U L I T : Kemerahan : Co, cyanida, asam borax, anticholinergik Berkeringat : Amfetamin, LSD, organofosfat, cocain, barbiturat Kering : Anticholinergik Bulla : Barbiturat, carbonmonoksida Ikterus : Acetaminofen, carbontetrachlorida, besi, fosfor, jamur Purpura : Aspirin, warfarin, gigitan ular Sianosis : Nitrit, nitrat, fenacetin, benzocain SUHU TUBUH : Hipothermia : Sedatif hipnotik, ethanol, carbonmonoksida, clonidin, fenothiazin Hiperthermia : Anticholinergik, salisilat, amfetamin, cocain, fenothiazin, theof ilin TEKANAN DARAH : Hipertensi : Simpatomimetik, organofosfat, amfetamin Hipotensi : Sedatif hipnotik, narkotika, fenothiazin, clonidin, beta-blocker N A D I :

Bradikardia : Digitalis, sedatif hipnotik, beta-blocker, ethchlorvynol Tachikardia : Anticholinergik, amfetamin, simpatomimetik, alkohol, cokain, aspir in, theofilin Arithmia : Anticholinergik,organofosfat, fenothiazin, carbonmonoksida, cyanida, beta locker SELAPUT LENDIR : Kering : Anticholinergik Salivasi : Organofosfat, carbamat Lesi mulut : Bahan korosif, paraquat Lakrimasi : Kaustik, organofosfat, gas irritan RESPIRASI : Depressi : Alkohol, narkotika, barbiturat, sedatif hipnotik Tachipnea : Salisilat, amfetamin, carbonmonoksida Kussmaull : Methanol, ethyliene glycol, salisilat OEDEMA PARU : Salisilat, narkotika, simpatomimetik SUS. SARAF PUSAT: Kejang : Amfetamin, fenothiazin, cocain, camfer, tembaga, isoniazid, organofosfa t, salisilat, antihistamin, propoxyphene. Miosis : Narkotika ( kecuali demerol dan lomotil ), fenothiazin, diazepam, organ ofosfat (stadium lanjut), barbiturat,jamur. Midriasis : Anticholinergik, simpatomimetik, cocain, methanol, lSD, glutethimid. Buta,atropi optik : Methanol Fasikulasi : Organofosfat Nistagmus : Difenilhidantoin, barbiturat, carbamazepim, ethanol, carbon monoksid a, ethanol Hipertoni : Anticholinergik, fenothiazin, strichnyn Mioklonus,rigiditas : Anticholinergik, fenothiazin, haloperidol Delirium/psikosis :Anticholinergik, simpatomimetik, alkohol, fenothiazin, logam berat, marijuana, cocain, heroin, metaqualon Koma : Alkohol, anticholinergik, sedative hipnotik, carbonmonoksida, Narkotika, anti depressi trisiklik, salisilat, organofosfat Kelemahan,paralise : Organofosfat, carbamat, logam berat SAL.PENCERNAAN : Muntah,diare, : Besi, fosfat, logam berat, jamur, lithium, flourida, organofosf at Nyeri perut Beberapa keracunan khusus yang sering dijumpai : KERACUNAN HIDROKARBON Kelompok hidrokarbon yang sering menyebabkan keracunan adalah minyak tanah,bensi n, minyak cat ( tinner ) dan minyak untuk korek api. Gejala klinik : terutama terjadi sebagai akibat dari irritasi pulmonal dan depre ssi susunan saraf pusat. 1. Irritasi pulmonal : batuk,sesak,retraksi,tachipneu,cyanosis,batuk darah dan u dema paru. Pada pemeriksaan foto thorak bisa didapatkan adanya infiltrat di kedua lapangan paru, effusi pleura atau udema paru. 2. Depressi CNS : Terjadi penurunan kesadaran mulai dari patis sampai koma,kadan g-kadang disertai kejang. 3. Gejala-gejala GI Tract : Mual, muntah, nyeri perut dan diare. Penatalaksanaan : 1. Rangsangan muntah pada keracunan hidrokarbon masih merupakan kontroversi kare

na bahaya terjadinya aspirasi pneumonia, karena itu rangsang muntah tidak dianju rkan pada keracunan hidrokarbon,kecuali bila yang ditelan cukup banyak > 1 ml/kg BB atau bila hidrokarbon yang ditelan tercampur atau merupakan bahan pelarut da ri bahan beracun yang berbahaya seperti pada pestisida maka rangsangan muntah at au kumbah lambung harus segera dilakukan dengan perlindungan jalan nafas. 2. Berikan norit 1 gram/kg BB 3. Pemberian oksigen kalau ada tanda-tanda distres nafas atau kalau berat bisa d ilakukan intubasi dan pemberian nafas buatan dengan ventilator. 4. Antibiotika Pemberian antibiotika masih merupakan kontroversi pada keracunan hidrokarbon. An tibiotika hanya diberikan bila keadaan penderita memang sangat berat, membutuh k an bantuan pernafasan dengan alat atau anak-anak dengan immunocompromized. 5. Kortikosteroid Pemberian kortikosteroid juga masih merupakan kontroversi, hanya diberikan pada keadaan-keadaan yang sangat berat,sangat sesak atau udema paru.

KERACUNAN INSEKTISIDA Seiring dengan semakin meningkatnya penggunaan insektisida dalam usaha intensifi kasi pertanian maka kejadian keracunan insektisida juga semakin banyak dijumpai. Pembahasan disini akan dibatasi lebih banyak pada keracunan organofosfat yang le bih banyak dipakai dan dijumpai.Racun serangga organofosfat sering dicampur deng an bahan pelarut minyak tanah sehingga pada keracunan organofosfat harus pula di perhatikan tanda-tanda dan penatalaksanaan keracunan minyak tanah selain organof osfatnya sendiri. ORGANOFOSFAT Organofosfat menyenabkan fosforilasi dari ester acetylcholine esterase ( sebagai choline esterase inhibitor ) yang bersifat irreversibel sehingga enzim ini menj adi inaktif dengan akibat terjadi penumpukan acetylcholine. Efek klinik yang ter jadi adalah terjadi stimulasi yang berlebihan oleh acetylcholine. Gejala klinis : 1. SLUDGE : salivasi, lakrimasi, urinasi, diare, gejala GI tract dan emesis 2. Miosis 3. Bronchokonstriksi dengan sekresi berlebihan, anak tampak sesak dan banyak men geluarkan lendir dan mulut berbusa dan bau organofosfat yang tertelan ( bawang p utih/garlic ) 4. Bradikardia sampai AV block 5. Lain-lain : hiperglikemia,fasikulasi,kejang,penurunan kesadaran sampai koma. 6. Depressi pusat pernafasan dan sistem kardiovaskular Penatalaksanaan : 1. Lepaskan baju dan apa saja yang dipakai, dicuci dengan sabun dan siram dengan air yang mengalir bahkan meskipun keracunan sudah terjadi sampai 6 jam. 2. Lakukan kumbah lambung,pemberian norit dan cathartic 3. Atropinisasi Atropin berfungsi untuk menghentikan efek acetylcholine pada reseptor muscarinik , tapi tidak bisa menghentikan efek nikotinik. Pada usia < 12 th pemberian atropin diberikan dengan dosis 0,05 mg/kg BB IV pela n pelan dilanjutkan dengan 0,02 -0,05mg/kg BB setiap 5 - 20 menit sampai atropin isasi sudah adekwat atau dihentikan bila : Kulit sudah hangat, kering dan kemerahan Pupil dilatasi

Mukosa mulut kering Heart rate meningkat Pada anak usia > 12 tahun diberikan 1 - 2 mg IV dan disesuaikan dengan respon pe nderita. Pengobatan maintenance dilanjutkan sesuai keadaan klinis penderita,atro pin diteruskan selama 24 jam kemudian diturunkan secara bertahap. Meskipun atrop in sudah diberikan masih bisa terjadi gagal nafas karena atropin tidak mempunyai pengaruh terhadap efek nikotinik ( kelumpuhan otot ) organofosfat. 4. Pralidoxim Bekerja sebagai reaktivator dari cholin esterase pada neuromuscular junction dan tidak mempengaruhi fungsi CNS karena tidak dapat melewati blood brain barrier. Diberikan sesudah atropinisasi dan harus dalam < 36 jam paparan. Dosis pada anak < 12 tahun 25 - 50 mg/kgBB IV, diulangi sesudah 1 2 jam,kemudian diberikan setiap 6 - 12 jam bila gejala masih ada. 5. Tidak boleh diberi morphine ( depressi pernafasan ), methylxanthine ( menurun kan ambang kejang ), loop diuretic. 6. Pemberian oksigen kalau ada distres nafas,kalau perlu dengan pernafasan buata n. 7. Pengobatan supportif : Hipoglikemia : glukosa 0,5 - 1g /kg BB IV. Kejang : diazepam 0,2 - 0,3 mg/kgBB IV. KERACUNAN CARBAMATE ( BAYGON ) Seperti organofosfat tetapi efek hambatan cholin esterase bersivat reversibel da n tidak mempunyai efek sentral karena tidak dapat menembus blood brain barrier. Gejala klinis sama dengan keracunan organofosfat tetapi lebih ringan dan waktuny a lebih singkat. Penatalaksanaannya juga sama seperti pada keracunan organofosfat.

KERACUNAN MAKANAN Keracunan makanan dapat terjadi karena : 1. Makanan tersebut memang mengandung zat-zat kimia yang berbahaya ( singkong, j amur dsb.) 2. Timbul zat beracun dalam makanan tersebut karena proses pengolahan dan penyim panan 3. Makanan tercemar oleh zat beracun baik disengaja ( pengawet, zat warna, penye dap ) ataupun tidak disengaja (salmonella, staphylococcus dsb.) KERACUNAN KETELA POHON Dapat terjadi karena ketela pohon yang mengandung cyanogenic unamarine (mengandu ng HCN). Gejala klinis : 1. Tergantung pada kandungan HCN, kalau banyak dapat menyebabkan kematian dengan cepat 2. Penderita merasa mual, perut terasa panas, pusing, lemah dan sesak 3. Pernafasan cepat dengan bau khas ( bitter almond ) 4. Kejang, lemas, berkeringat,mata menonjol dan midriasis 5. Mulut berbusa bercampur darah 6. Warna kulit merah bata ( pada orang kulit putih ) dan sianosis Penatalaksanaan : 1. Bebaskan jalan nafas,perbaiki sirkulasi dan beri oksigen. 2. Eliminasi racun ( rangsang muntah, kumbah lambung, pemberian norit ) 3. Pemberian antidotum 4. Sodium thiosulfat 10 % 0,5 ml/kg/BB/kali IV pelan-pelan 5. Sodium nitrit 3 x 10 ml IV pelan-pelan

KERACUNAN JENGKOL Pada keracunan jengkol terjadi penumpukan kristal asam jengkolat di tubuli, uret er dan urethrae. Keluhan terjadi 5 - 12 jam sesudah makan jengkol. Gejala klinik : 1. Sakit pinggang,nyeri perut,muntah,kencing sedikit-sedikit dan terasa sakit 2. Hematuria,oliguria sampai anuria dan kencing bau jengkol 3. Dapat terjadi gagal ginjal akut Penatalaksanaan : 1. Rangsang muntah 2. Kumbah lambung 3. Beri norit 4. Alkalinisasi : Nabic 3 - 5 meq /kgBB, bila penderita masih bias minum dapat d iberi Nabic per oral 4 x 500 mg 5. Pemberian cairan 6. Tidak ada antidotum spesifik BOTULISME Disebabkan oleh kuman Clostridium botulinum yang sering terdapat dalam makanan k aleng yang rusak atau tercemar kuman tersebut. Gejala klinik : 1. Mata kabur,refleks cahaya menurun atau negatif,midriasis dan kelumpuhan otototot mata 2. Kelumpuhan saraf-saraf otak yang bersifat simetrik 3. Dysphagia, dysarthria 4. Kelumpuhan ( general paralyse ) Penatalaksanaan : 1. Tindakan emergensi ( ABC ) 2. Eliminasi racun 3. Antitoksin terhadap botulisme 10 - 50 ml IV pelan-pelan 4. Guanidine hidrochloride 15 - 35 mg/kg BB/ hari dibagi dalam 3 dosis, berguna untuk melawan efek blokade neuromuskular.

SALISILAT Merupakan keracunan obat-obatan yang paling sering dijumpai pada anak. Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya keracunan salisilat adalah : 1. Kemasan salisilat yang dibuat dengan bentuk yang menarik dengan rasa yang dis ukai anak-anak ditambah dengan gencarnya usaha promosi melalui media massa. 2. Penggunaan obatt-obatan yang mengandung salisilat secara berlebihan oleh oran g tua yang tidak mengetahui bahaya salisilat. 3. Obat-obatan salisilat bisa didapatkan dengan mudah dan harga yang murah. Dosis toksis salisilat : 150 - 200 mg/kgBB Dosis fatal salisilat : 250 - 400 mg/kgBB Salisilat dapat menyebabkan : 1. Irritasi G I Tract 2. Stimulasi CNS 3. Mempengaruhi metabolisme karbohidrat 4. Meningkatkan kecepatan metabolisme 5. Gangguan pembekuan darah 6. Kelainan ginjal,bisa menyebabkan gagal ginjal akut 7. Kelainan asam basa dan elektrolit 8. Udema paru 9. Hiperthertmia

Gejala klinik : 1. Sal.pencernaan Mual, muntah nyeri perut, dehidrasi dan perdarahan saluran pencernaan. 2. Sus saraf pusat Pernafasan cepat dan dalam,tinnitus, disorientasi, delirium, kejang sampai koma. 3. BMR meningkat Tachipnea, tachikardia, panas dan berkeringat 4. Gangguan metabolisme karbohidrat Ekskresi asam organik dalam jumlahbesar, hipoglikemia atau hiperglikemia, ketosi s. 5. Gangguan koagulasi Gangguan aggregasi thrombosit, Thrombositopenia, Faktor VIII menurun, Kapiler le bih fragil 6. Gangguan elektrolit Hiponatremia,hipernatremia,hipokalsemia atauhipokalemia Pemeriksaan laboratorium : 1. Tes Ferrichloride : tambahkan ferri chloride 10% pada urine. Tes positif bila urine kemudian berwarna ungu 2. Pemeriksaan darah lengkap,urinalysis,gula darah,analisa gas darah, BUN-kreati nin serum, elektrolit serum (termasuk kalsium) dan LFT. 3. X foto thorax kalau ada kecurigaan udema paru. Penatalaksanaan : 1. Rangsang muntah dilanjutkan dengan kumbah lambung dan pemberian norit. 2. Pemberian cairan : tujuannya adalah untuk mendapatkan diuresis 3 - 6 ml/kgBB dengan pemberian cairan maintenance 100 ml/jam. Kontraindikasi forced diuresis : udema otak dan udema paru. Alkalinisasi : pH urine optimal yang diingikan adalah 8,0 - 8,5 Terapi supportif Hipoglikemia : Glukosa 40 -50 % 1 - 2 ml/kgBB IV. Kejang : Diazepam 0,2 - 0,3 mg/kgBB IV. Tetani : Gluconas Calcicus 10% 0,5 ml/kgBB IV. Hiperpireksia : Kompres dingin Dialisis dilakukan hanya pada kasus-kasus berat yang tidak berhasil dengan tinda kan-tindakan diatas.

UPAYA-UPAYA PENCEGAHAN I. Memberikan informasi secara intensif kepada orang tua atau orang yang bertang gung jawab dalam perawatan anak dan kepada masyarakat mengenai : Keracunan pada anak, bagaimana terjadinya,akibat- akibat yang terjadi serta bag aimana mencegahnya Bahan-bahan yang potensial dapat menyebabkan keracunan yang terdapat didalam ata u sekitar rumah yang seringkali tidak diketahui oleh orang tua. Pengetahuan sederhana bagaimana memberikan pertolongan pertama bila terjadi ker acunan. II. Produsen bahan-bahan beracun Para produsen bahan-bahan yang potensial dapat menyebabkan keracunan agar membua t label dan keterangan serta peringatan yang jelas mengenai isi,bahaya, gejala k linis yang timbul dan tindakan yang harus segera dilakukan bila ada tanda-tanda keracunan.

III. Menjauhkan semua bahan-bahan yang potensial beracun dari jangkauan anak-ana k : Menyimpan obat-obatan serta bahan berbahaya ditempat khusus yang terkunci dan t idak bisa dijangkau anak-anak. Bahan-bahan beracun dan obat-obatan jangan diletakkan dalam satu tempat dengan makanan. Obat-obatan dan bahan beracun harus mempunyai label yang jelas. Bila tidak berla bel atau bila sudah tidak diperlukan lagi sebaiknya dibuang. Selalu harus dilihat kembali label obat-obatan sebelum diminum. Jangan meletakkan larutan-larutan berbahaya dalam gelas minum. Bahan-bahan rumah tangga seperti minyak tanah, detergent, semir cair, cairan pem bersih kaca, obat pemutih, dsb, jangan diletakkan disembarang tempat yang mudah dijangkau anak-anak. 75% dari keracunan bahan-bahan rumah tangga terjadi karena kelalaian mengembalikan bahan-bahan beracun atau obat-obatan ketempat semula.

Anda mungkin juga menyukai