Anda di halaman 1dari 8

I.

TEMA Dengan

: Inovasi, Pembelajaran jadi lebih menarik, kreatif dan

menyenangkan

II.

JUDUL

Penggunaan botol takuyang sebagai usaha mengatasi keterbatasan lahan tanah dan rumput pada pembelajaran IPA kelas IV di SD Marsudirini Kota Yogyakarta.

III.

PENDAHULUAN Salah satu standar kompetensi pembelajaran IPA SD kelas IV semester 2 adalah memahami perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit dengan kompetensi dasarnya adalah mendeskripsikan perubahan kenampakan bumi. Materi pembelajarannya adalah mengenai erosi dan pecegahannya. Erosi merupakan pengikisan tanah yang umumnya

disebabkan oleh aliran air. Tanah yang gundul mudah sekali terkena erosi, sedangkan tanah yang ditumbuhi tanaman lebih tahan terhadap erosi. Bila tidak ada tanaman, maka aliran air hujan yang turun di daerah gundul tidak ada yang menahannya. Akibatnya, tanah lapisan atas langsung terbawa oleh aliran air. Hal ini tidak akan terjadi apabila di daerah tersebut ada tanamannya, sebab tanaman dapat menahan laju aliran air hujan yang turun (Wahyono, 2008). Untuk menjelaskan pemahaman penyebab dan akibat erosi tersebut di atas, maka dibutuhkan kegiatan dan media yang dapat menjelaskan fenomena erosi. Kegiatan dan media yang dibutuhkan dalam menjelaskan fenomena erosi adalah media tanah, rumput atau tanaman dan air. Bagi sekolah yang lingkungan masih dengan lingkungan penuh tanah, rumput, ada aliran sungai tentu tidak menjadi masalah dalam menjelaskan fenomena erosi. Namun tidak bagi sekolah yang lingkungan

sudah tidak ada tanah, tidak ada rumput dan jauh dari aliran sungai. Tentu sulit dalam menyajikan kegiatan media pembelajaran untuk menjelaskan fenomena erosi. Seluruh halaman SD Marsudirini sudah diblok dengan semen/batako, tidak ada lagi lahan tanah dan juga rumput tidak di tanam di halaman. Untuk menambah suasana rindang, pohon dan tanaman ditanam di dalam pot. Ditambah pula lingkungan sekolah yang jauh dari aliran sungai. Sehingga dengan demikian untuk merancang kegiatan dan media pembelajaran untuk memahami fenomena erosi yang membutuhkan tanah, rumput dan air dalam jumlah yang sesuai dengan siswa, tentunya mengalami kesulitan.

Gambar 1. Foto halaman SD Marsudirini yang diblok dengan semen dan batako. Tidak memiliki lahan tanah, rumput dan aliran air. Dengan demikian kesulitan untuk merancang kegiatan dan pembelajaran yang membutuhkan tanah, rumput dan air. Dari permasalahan tersebut, maka penulis merancang sebuah kegiatan untuk memahami fenomena erosi melalui media pembelajaran yang bernama botol takuyang. Botol takuyang adalah kependekan dari botol tanahku sayang, artinya adalah botol yang berisi tanah rumput dan tanpa rumput yang mampu menjelaskan fenomena erosi. Botol takuyang dapat menjawab permasalahan dan kesulitan yang ada di SD Marsudirini yaitu keterbatasan lahan tanah dan rumput serta air. Botol takuyang dapat pula meningkatkan pemahaman siswa mengenai fenomena erosi.

IV.

TEKNIK PEMBUATAN Botol takuyang terdiri dari : Botol wadah untuk rumput dan tanah botol wadah aliran air botol bening botol hujan buatan

Untuk membuat botol takuyang diperlukan alat dan bahan sebagai berikut : Botol minuman plastik sebanyak 6 botol volume 1,5 liter. Gunting atau pisau untuk memotong botol Tanah humus Rumput taman atau rumput yang tumbuh di kebun Air Alat penyiram air

Cara kerja membuat botol takuyang dengan urutan sebagai berikut : 1. Membuat botol wadah untuk rumput dan tanah Botol wadah berfungsi sebagai wadah rumput dan wadah tanah. Cara membuat botol wadah rumput dan tanah adalah sebagai berikut ; Dua buah botol plastik bekas dengan volume 1,5 liter dipotong salah satu bagian sisinya. Kemudian botol satu diisi dengan tanah dan botol kedua diisi dengan tanah beserta rumput. Agar memperoleh hasil yang baik, botol wadah rumput ditanam 1 minggu sebelum pembelajaran berlangsung. Selama satu minggu, disiram dan dipelihara dengan baik. Gambar botol wadah rumput dan tanah tersaji pada gambar berikut ini.

Gambar 2. Tanda panah merah adalah botol wadah rumput dan botol wadah tanah. 2. Membuat botol wadah aliran air : Botol wadah aliran air berfungsi sebagai aliran air setelah air disiram dan melewati botol wadah rumput dan botol wadah tanah. Cara membuat botol wadah aliran air adalah sebagai berikut : Dua buah botol wadah aliran air dilubangi dengan ukuran mulut botol wadah rumput dan botol wadah tanah. Setelah dilubangi, mulut botol wadah rumput dan botol wadah tanah dimasukkan ke dalam lubang pada botol wadah aliran air. Gambar botol aliran air tersaji pada gambar berikut ini.

Gambar 3. Tanda panah merah menunjukkan botol aliran air dari botol wadah rumput dan wadah tanah.

3. Membuat botol bening Botol bening berfungsi untuk menampung air siraman dari aliran air botol wadah rumput dan tanah serta botol aliran air. Air di dalam botol bening

adalah sebagai objek pengamatan siswa. Cara membuat botol bening adalah sebagai berikut : Dua buah botol plastik dipotong menjadi bagian botol. Mulut botol dibalik dan diletakkan di dalam botol hasil pemotongan. Mulut botol berfungsi sebagai corong. Gambar botol bening tersaji pada gambar berikut ini.

Gambar 4. Tanda panah merah menunjukkan botol bening dari botol wadah rumput dan tanah.

4. Membuat botol hujan buatan Botol hujan buatan berfungsi untuk menyiramkan air sebagai air hujan ke botol wadah rumput dan tanah. Cara membuat botol hujan buatan adalah dua buah botol diberi lubang kecil pada salah satu sisi. Gambar botol hujan buatan tersaji berikut ini.

Gambar 5. Foto botol untuk hujan buatan.

V.

CARA KERJA BOTOL TAKUYANG Cara kerja botol takuyang adalah sebagai berikut : Botol wadah rumput dan botol wadah tanah disiram dengan air menggunakan botol hujan buatan atau penyiram air. Air siraman hujan buatan akan mengalir dari wadah botol rumput dan tanah menuju ke botol wadah aliran air Air dari wadah aliran air mengalir menuju ke botol bening. Air di dalam botol bening diamati tingkat kejernihan dan jumlah tanah yang mengendap. Secara lengkap, cara kerja botol takuyang tersaji berikut ini.

Gambar 6. Botol wadah rumput dan tanah disiram.

Gambar 7. Air hasil penyiraman yang ditampung di botol bening sebagai objek pengamatan.

VI.

KONSEP IPA Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan partikel lainnya) akibat transportasi angin, air atau es, karakteristik hujan, creep pada tanah dan material lain di bawah pengaruh gravitasi, atau oleh makhluk hidup semisal hewan yang membuat liang, dalam hal ini disebut bio-erosi (Wikipedia, 2011). Erosi sebenarnya merupakan proses alami yang mudah dikenali, namun di kebanyakan tempat kejadian ini diperparah oleh aktivitas manusia dalam tata guna lahan yang buruk, penggundulan hutan, kegiatan pertambangan, perkebunan dan perladangan, pembangunan yang tidak tertata dengan baik dan pembangunan jalan. Alih fungsi hutan menjadi ladang pertanian meningkatkan erosi, karena struktur akar tanaman hutan yang kuat mengikat tanah digantikan dengan struktur akar tanaman pertanian yang lebih lemah (Wikipedia, 2011). Dampak dari erosi adalah menipisnya lapisan permukaan tanah bagian atas, yang akan menyebabkan menurunnnya kemampuan lahan (degradasi lahan). Akibat lain dari erosi adalah menurunnya kemampuan tanah untuk meresapkan air (infiltrasi). Penurunan

kemampuan lahan meresapkan air ke dalam lapisan tanah akan meningkatkan limpasan air permukaan yang akan mengakibatkan banjir di sungai. Selain itu butiran tanah yang terangkut oleh aliran permukaan pada akhirnya akan mengendap di sungai (sedimentasi) yang selanjutnya akibat tingginya sedimentasi akan mengakibatkan pendangkalan sungai sehingga akan memengaruhi kelancaran jalur pelayaran (Wikipedia, 2011).

VII.

FUNGSI DAN KEGUNAAN ALAT Fungsi dan kegunaan botol takuyang adalah menampilkan secara konstektual proses terjadinya tanah longsor dan cara

pencegahannya. Kelebihan alat ini adalah media pembelajaran yang lebih lebih mini atau kecil sesuai untuk sekolah yang tidak memiliki tanah atau

rumput luas dan juga mudah dibawa kemana-mana atau bersifat mobile. Ditambah pula botol takuyang terdiri atas botol wadah aliran air yang diumpamakan sebagai sungai dan botol bening sebagai botol pengamatan siswa.

VIII.

KESIMPULAN DAN PENUTUP Kesimpulan penggunaan botol takuyang adalah : a. Botol plastik bekas dapat digunakan untuk membuat botol takuyang. b. Pembuatan botol takuyang adalah sederhana dan mudah serta memerlukan tanah dan rumput yang sedikit dan dapat dipelihara sebagai tanaman di pot atau botol. c. Botol takuyang dapat membantu siswa memahami fenomena erosi. d. Botol bening dapat menjadi botol pengamat pada lereng tanah dan menjadi penentu tingkat kekeruhan air. Penutup : Botol takuyang merupakan teknologi sederhana yang bermanfaat bagi guru dan anak-anak dalam mengamati proses terjadinya dan akibat yang ditimbulkan erosi. Botol takuyang adalah alat yang mudah dibuat dan dibawa. Media pembelajaran ini penulis sebut dengan botol takuyang yang easy dan mobile.

Daftar Pustaka Wahyono Budi, Setya Nurachmandani. Ilmu Pengetahuan Alam 4 : untuk SD/MI kelas IV. Pusat Perbukuan. Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Wikipedia. Erosi. Didownload tanggal 26 November 2011. Pukul 12.32. 2011. http://id.wikipedia.org/wiki/Erosi

Anda mungkin juga menyukai