Anda di halaman 1dari 6

C. MODEL BRAKENSIEK 1. Hasil Penelitian a.

Analisis Debit Aliran sungai Analisis debit aliran air pada sungai dengan menggunakan pendekatan model Brakensiek dengan beberapa ketentuan sebagai berikut : 1). Data hujan rata-rata setengah bulan terhitung 15 hari untuk semua bulan. 2). Struktur tanah di Kabupaten Daerah Tingkat II Gunungkidul untuk lapis atas terdiri atas geluh, lempung hitam yang merupakan pelapukan batu gamping. Untuk lapis bwah sebagian besar lempung berpasir. 3). Penggunaan lahan yang digunakan adalah penggunaan lahan Kabupaten Daerah Tingkat II Gunungkidul. 4). Luas yang digunakan sebagai faktor pengali untuk debit pada sungai oyo adalah daerah aliran sungai (DAS) Oyo di Stasiun Bunder dan Stasiun Kedungmiri. Hasil analisis debit aliran sungai dengan menggunakan model Brakensiek untuk tahun 1993 sampai 1997 disajikan debit aliran maksimum, debit aliran ratarata, dan debit aliran minimum sebagai berikut : 1). Debit aliran sungai pada Stasiun Bunder untuk tahun 1993 Dari hasil analisis debit untuk tahun 1993 diperoleh debit aliran maksimum sebesar 19,04 m/dt. Debit rata-rata 5,63 m/dt, dan debit aliran minimum 0,47 m/dt.

2). Debit aliran sungai pada Stasiun Bunder untuk tahun 1994 Dari hasil analisis debit untuk tahun 1994 diperoleh debit aliran maksimum sebesar 36,42 m/dt. Debit rata-rata 7,98 m/dt, dan debit aliran minimum 0,47 m/dt. 3). Debit aliran sungai pada Stasiun Bunder untuk tahun 1995 Dari hasil analisis debit untuk tahun 1995 diperoleh debit

aliranmaksimum sebesar 43,8 m/dt. Debit rata-rata 11,01 m/dt, dan debit aliran minimum 0,47 m/dt. 4). Debit aliran sungai pada Stasiun Bunder untuk tahun 1996 Dari hasil analisis debit untuk tahun 1996 diperoleh debit

aliranmaksimum sebesar 43,8 m/dt. Debit rata-rata 11,01 m/dt, dan debit aliran minimum 0,47 m/dt. 5). Debit aliran sungai pada Stasiun Kedungmiri untuk tahun 1993 Dari hasil analisis debit untuk tahun 1993 diperoleh debit

aliranmaksimum sebesar 32,8 m/dt. Debit rata-rata 9,69 m/dt, dan debit aliran minimum 0,8 m/dt. 6). Debit aliran sungai pada Stasiun Kedungmiri untuk tahun 1994 Dari hasil analisis debit untuk tahun 1994 diperoleh debit aliranmaksimum sebesar 62,74 m/dt. Debit rata-rata 13,74 m/dt, dan debit aliran minimum 0,8 m/dt.

b. Kalibrasi dan verifikasi Untuk mengetahui tingkat kesalahan dari model hitungan maka hasil dari model tersebut perlu dikalibrasi dan diverifikasi. Kalibrasi dan verifikasi dilakukan untuk data pada tahun 1993-1996 untuk Stasiun Bunder dan tahun 1993-1994 untuk Stasiun Kedungmiri. Hasil kalibrasi dan verifikasi model dapat dilihat pada lampiran 15a-19b. Untuk Stasiun AWLR Bunder kesalahan relatif tahunan dari model sebesar 16,58 %, kesalahan maksimum 5,05 %, kesalahan rata-rata 20,04 % dan kesalahan minimum 14,89 %. Untuk Stasiun AWLR Kedungmiri kesalahan relatif tahunan sebesar 14,40 %, kesalahan maksimum 37,55 %, kesalahan rata-rata 14,37 %, kesalahan minimum 55,00 %.

2. Pembahasan Dari hasil analisis debit, untuk mengetahui kesuaian model brakensiek untuk Sungai Oyo maka dilakukan uji t, uji keasamaan 2 rata-rata : uji 2 pihak. Yaitu dengan membandingkan antara hasil perhitungan model dengan data dari pembacaan pada Stasiun AWLR. Ketentuan batasan nilai t pada perhitungan tiap tahun ialah sebagai berikut : Jika (tl - ) < t < (tl- ), maka akan menghasilkan uji yang tidak berbeda. Besarnya niali dk (n-1) dan peluang (tl- ) untuk setiap tahun hitungan ialah : dk = (n-1) = (24-1) = 23 = 0,05

Peluang = 1 - = 1 ( . 0,05) = 1 0,025 = 0,975 Berdasarkan tabel t dengan peluang (0,975) dan dk (23) diperoleh t0,975 = 2,069. Maka batasan nilai t ialah 2,069 < t < 2,069. Adapun hasil perhitungan uji kesamaan 2 rata-rata : uji 2 pihak dari tahun 1993-1996 untuk AWLR bunder dan tahun 1993-1994 untuk AWLR Kedungmiri adalah sebagai berikut : a. Uji kesamaan 2 rata-rata : uji 2 pihak untuk AWLR Bunder tahun 1993. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t = 1,258. Dengan syarat 2,069 < t < 2,069 maka t hitungan = 1,258 masuk dalam daerah persyaratan, sehingga debit hasil hitungan dinyatakan tidak berbeda dengan debit data AWLR Bunder tahun 1993. b. Uji kesamaan 2 rata-rata : uji 2 pihak untuk AWLR Bunder tahun 1994. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t = -1,119. Dengan syarat 2,069 < t < 2,069 maka t hitungan = -1,119 masuk dalam daerah persyaratan, sehingga debit hasil hitungan dinyatakan tidak berbeda dengan debit data AWLR Bunder tahun 1994. c. Uji kesamaan 2 rata-rata : uji 2 pihak untuk AWLR Bunder tahun 1995. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t = -1,734. Dengan syarat 2,069 < t < 2,069 maka t hitungan = -1,734 masuk dalam daerah persyaratan, sehingga debit hasil hitungan dinyatakan tidak berbeda dengan debit data AWLR Bunder tahun 1995.

d. Uji kesamaan 2 rata-rata : uji 2 pihak untuk AWLR Bunder tahun 1996. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t = -1,859. Nilai t = -1,859

masuk dalam daerah 2,069 < t < 2,069 sehingga debit hasil hitungan dinyatakan tidak berbeda dengan debit data AWLR Bunder tahun 1996. e. Uji kesamaan 2 rata-rata : uji 2 pihak untuk AWLR Kedungmiri tahun 1993. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t = 0,314. Untuk t = 0,314 masuk dalam daerah 2,069 < t < 2,069 sehingga debit hasil hitungan dinyatakan tidak berbeda dengan dengan debit data AWLR Kedungmiri tahun 1993. f. Uji kesamaan 2 rata-rata : uji 2 pihak untuk AWLR Kedungmiri tahun 1994. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t = -1,944. Untuk t = -1,944 masuk dalam daerah 2,069 < t < 2,069 sehingga debit hasil hitungan dinyatakan tidak berbeda dengan dengan debit data AWLR Kedungmiri tahun 1994. Untuk lebih jelasnya hasil dari perhitungan dapat dilihat pada tabel C.1 berikut : Tabel C.1. Hasil Perhitungan Uji t No. Stasiun Tahun t. hitungan 1. Bunder 1993 1,258 2. Bunder 1994 -1,119 3. Bunder 1995 -1,734 4. Bunder 1996 -1,859 5. Kedungmiri 1993 0,314 6. Kedungmiri 1994 -1,944 Batas t tabel Keterangan -2,069 < t < 2,069 Ho terima -2,069 < t < 2,069 Ho terima -2,069 < t < 2,069 Ho terima -2,069 < t < 2,069 Ho terima -2,069 < t < 2,069 Ho terima -2,069 < t < 2,069 Ho terima

Dimana : Ho terima = tiadak ada perbedaan Ho tolak = ada perbedaan

3. Kesimpulan a. Perhitungan debit aliran dengan menggunakan pendekatan model Brakensiek diperoleh sebagai berikut : 1). Debit air maksimum untuk Stasiun AWLR Bunder adalah 43,8 m/dt dengan kesalahan 5,05 %. 2). Debit air maksimum untuk Stasiun AWLR Kedungmiri adalah 62,74 m/dt dengan kesalahan 37,55 %. 3). Debit air minimum untuk Stasiun AWLR Bunder adalah 0,47 m/dt dengan kesalahan 14,89%. 4). Debit air minimum untuk Stasiun AWLR Kedungmiri adalah 0,8 m/dt dengan kesalahan-55,0. 5). Debit air rata-rata untuk Stasiun AWLR Bunder adalah 8,048 m/dt dengan kesalahan rata-rata 20,04 %. 6). Debit rata-rata untuk Stasiun AWLR Kedungmiri adalah 11,72 m/dt dengan kesalahan rata-rata 14,37 %.

b. Setelah dilakukan uji t dengan hasil t hitungan masuk dalam daerah penerimaan 2,069 < t < 2,069, maka dinyatakan bahwa hasil perhitungandebit aliran dengan model Brakensiek tidak berbeda dengan data pada AWLR.

Anda mungkin juga menyukai