Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PUPUK DAN TEKNOLOGI PEMUPUKAN Cara Pembuatan Pupuk Bokashi dan Pupuk Cair

Disusun Oleh : Dhona Puspita Ningrum

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2009

Bahan dan Cara Pembuatan Bokashi


1. Pembuatan Bokashi Pupuk Kandang A. Bahan-bahan untuk ukuran 500 kg bokashi : : 300 kg : 50 kg : 150 kg : 200 ml : 500 ml 1) Pupuk kandang 2) Dedak 3) Sekam padi 4) Gula yang telah dicairkan 5) EM-4 6) Air secukupnya B. Cara Pembuatannya : 1) Larutkan EM-4 dan gula ke dalam air 2) Pupuk kandang, sekam padi, dan dedak dicampur secara merata 3) Siramkan EM-4 secara perlahan-lahan ke dalam adonan secara merata sampai kandungan air adonan mencapai 30 % 4) Bila adonan dikepal dengan tangan, air tidak menetes dan bila kepalan tangan dilepas maka adonan susah pecah (megar) 5) Adonan digundukan diatas ubin yang kering dengan ketinggian minimal 15-20 cm 6) Kemudian ditutup dengan karung goni selama 4-7 hari 7) Petahankan gundukan adonan maksimal 500 C, bila suhunya lebih dari 500 C turunkan suhunya dengan cara membolak balik 8) Kemudian tutp kembali dengan karung goni 9) Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukan 10) Pengecekan suhu sebaiknya dilakukan setiap 5 jam sekali 11) Setelah 4-7 hari bokashi telah selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organic

2.

Pembuatan Bokashi Jerami Padi A. Bahan-bahan untuk ukuran 1000 kg bokashi : 1) Jerami padi yang telah dihaluskan 3) Dedak halus 4) Sekam/arang sekam/arang kelapa 5) Molase/gula pasir/merah 6) EM-4 7) Air secukupnya B. 1) 2) 3) 1) 2) Cara Pembuatannya: Membuat larutan gula dan EM-4 Sediakan air dalam ember sebanyak 1 liter Masukan gula putih/merah sebanyak 250 gr kemudian aduk Masukan EM-4 sebanyak 1 liter ke dalam larutan tadi Membuat pupuk bokashi Bahan-bahan tadi dicampur (jerami, pupuk kandang, arang Siramkan EM-4 secara perlahan-lahan ke dalam adonan sekam dan dedak) dan aduk sampai merata (campuran bahan organik) secara merata sampai kandungan air adonan mencapai 30 % 3) Bila adonan dikepal dengan tangan air tidak menetes dan bila kepalan tangan dilepas maka adonan masih tampak menggumpal 4) 5) 6) Adonan digundukan diatas ubin yang kering dengan Kemudian ditutup dengan karung berpori (karung goni) Agar proses fermentasi dapat berlangsung dengan baik ketinggian minimal 15-20 cm selama 3-4 hari perhatikan agar suhu tidak melebihi 500 C, bila suhunya lebih dari 500 C turunkan suhunya dengan cara membolak balik : 1 liter : 500 kg : 300 kg : 100 kg : 1 liter / 250 gram : 100 kg 2) Pupuk kotoran hewan/ pupuk kandang

sampai rata kemudian aduk hingga rata.

7) 8)

Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan bokashi menjadi Setelah 4-7 hari bokashi telah selesai terfermentasi dan siap

rusak karena terjadi proses pembusukan digunakan sebagai pupuk organik.

3. Pembuatan Bokashi Cair A. Bahan-bahan untuk ukuran 200 liter bokashi cair : 1) kandang 2) 3) 4) B. Cara Pembuatannya: 1) Isi drum ukuran 200 liter dengan air setengahnya 2) Pada tempat yang terpisah buat larutan molase sebanyak 1 liter, dengan cara mencampurkan gula putih/merah sebanyak 250 gram dengan air sebanyak 1 liter 3) Masukan molase tadi sebanyak 1 liter bersama EM-4 sebanyak 1 liter ke dalam drum, kemudian aduk perlahan-lahan hingga rata 4) Masukan pupuk kandang sebanyak 30 kgdan aduk perlahan-lahan hingga ersatu dengan larutan tadi 5) Tambahkan air sebanyak 100 liter hingga drum menjadi penuh, kemudian aduksampai rata dan tutup rapat-rapat 6) Lakukan pengadukan secara perlahansetiap pagi selama 4 hari. Cara pengadukan setiap hari cukup lima putaran saja. Setelah diaduk biarkan air larutan bergerak sampai tenang lalu drum ditutup kembali 7) Setelah 4 hari bokashi cair EM-4 siap untuk digunakan. 4. Bokashi Ekspres A. Bahan yang diperlukan: Pupuk kotoran hewan/ pupuk : 30 kg Molase/gula pasir/merah : 1 liter EM-4 : 1 liter/ 250 gram Air secukupnya

1) 2) 3) 4) 5)

Jerami kering, daun-daun kering, sekam, serbuk atau bahan Bokashi yang sudah jadi 2 bagian; Dedak 2 bagian; Gula pasir 5 sendok makan; Air 20 liter.

apa saja yang dapat difermentasi sebanyak 20 bagian;

B. Cara pembuatan: 1) Larutkan EM-4 dan gula ke dalam air. 2) Jerami, bokashi yang sudah jadi dan dedak diaduk secara merata. 3) Siramkan larutan EM 4 secara perlahan-lahan ke dalam adonan bahan sampai kandungan air mencapai 50%. 4) Usahakan agar bila adonan dikepal dengan tangan, air tidak keluar dari adonan dan bila kepalan dilepas adonan akan megar. 5) Adonan digundukkan di atas ubin yang kering dengan ketinggian 15 sampai 20 cm, kemudian ditutup dengan karung goni, selama 34 jam. 6) Pertahankan suhu gundukan adonan 40-50 derajat. Jika terlalu panas, bukalah karung penutup dan gundukan dibolak-balik, kemudian tutup lagi dengan karung goni. Bila terlalu panas bisa merusak bokashi karena terjadi proses pembusukan. Pengecekan suhu dilakukan setiap 5 jam 7) Setelah 24 jam, bokashi ekspres siap digunakan sebagai pupuk organik. Penggunaan Pupuk Bokashi Padi, Palawija dan Sayuran Bahan bokashi sangat banyak terdapat di sekitar lahan pertanian, seperti misalny jerami, pupuk kandang, rumput, pupuk hijau, sekam padi, sebuk gergaji, dan lain-lain. Semua bahan organik yang akan difermentasi oleh mikroorganisme frmentasi dalam kondisi semi anaerobik pada suhu 40-500 C. Hasil fermentasi bahan organik berupa senyawa organik mudah diserap oleh perakaran tanaman.

A. Cara penggunaan secara umum : 1. 3-4 genggam bokasi (150-200 gram) untuk setiap mtr persegi tanah disebar marata diatas permukaan tanah. Pada tanah yang kurang subur dapat diberikan lebih. 2. Untuk mencampurkan bokashi ke dalam tanah, tanah perlu dicangkul/bajak. Penggunaan penutup tanah (mulsa) dari jerami atau rumput-rumputan kering sangat dianjurkan pada tanah tegalan. Pada tanah sawah pemberian bokashi dilakukan sebelum pembajakan tanah. 3. Biarkan bokashi selama seminggu, setelah itu baru bibit ditanam. 4. Untuk tanaman buah-buahan, bokasi diebar merata dipermukaan tanah/perakaran tanaman dan siramkan 3-4 cc EM-4 perliter air setiap minggu sekali. B. Cara penggunaan secara khusus : 1. Bokashi jerami dan bokashi pupuk kandang baik dipakai untuk melanjutkan fermentasi penutup tanah (mulsa) dan bahan organik lainnya di lahan pertanian juga banyak digunakan pada tanah swahkarena ketersediaan bahan yang cukup. 2. Bokashi jerami dan bokashi pupuk kandang baik dipakai untuk pembibitan/ menanam bibit yang masih kecil. 3. Bokashi expres baik digunakan sebagai penutup tanah (mulsa) pada tanaman sayur dan buah-buahan.

Bahan dan Cara Pembuatan Pupuk Cair


A. 1. 2. Bahan dan Alat: 1 liter bakteri 5 kg hijau-hijauan/daun-daun segar (bukan sisa dan

jangan menggunakan daun dari pohon yang bergetah berbahaya seperti karet, pinus, damar, nimba, dan yang sulit lapuk seperti jato, bambu, dan lain-lainnya) 3. 4. 5. 6. 7. B. Cara Pembuatan: 1. Kotoran hewan dan daun-daun hijau dimasukkan ke dalam ember. Cairan gula dan terasi dimasukkan ke dalam ember. 2. Larutkan bakteri ke dalam air dan dimasukkan ke dalam drum, kemudian ditutup rapat. 3. Setelah 8-10 hari, pembiakan bakteri sudah selesai dan drum sudah dapat dibuka. 4. Saring dan masukkan ke dalam wadah yang bersih (botol) untuk disimpan/digunakan. 5. Ampas sisa saringan masih mengandung bakteri, sisakan sekitar 1 sampai 2 liter, tambahkan air, terasi, dan gula dengan perbandingan yang sama. Setelah 8-10 hari kemudian bakteri sudah berkembang biak lagi dan siap digunakan. Demikian seterusnya. C. Kegunaan: 1. Mempercepat pengomposan dari 3-4 bulan menjadi 30-40 hari. 0,5 kg terasi dicairkan dengan air secukupnya 1 kg gula pasir/merah/tetes tebu (pilih salah satu) dan 30 kg kotoran hewan Air secukupnya Ember/gentong/drum yang dapat ditutup rapat

dicairkan dengan air

2.

Dapat digunakan langsung sebagai pupuk semprot, apabila tanah

sudah diberi kompos (subur), tetapi apabila tanah kurang subur/tandus, penggunaan langsung sebagai pupuk tidak dianjurkan. 3. Pupuk cair (larutan bakteri) ini tidak diperbolehkan untuk dicampur dengan bakteri lain, terutama bahan kimia atau bahan untuk pestisida lainnya seperti tembakau. PROSES PEMBUATAN KOMPOS SUPER A. 1. 2. 3. 4. 5. Bahan yang diperlukan: Kotoran sapi : 80-83% Serbuk gergaji : 5% Bahan pemacu mikroorganisme : 0,25% Abu Sekam : 10%n Kalsit/Kapur : 2%

Boleh menggunakan bahan-bahan yang lain asalkan kotoran sapi minimal 40%, kotoran ayam maksimal 25% B. Tempat Sebidang tempat beralas tanah, ternaungi agar pupuk tidak terkena sinar matahari dan air hujan secara langsung. C. Prosesing satu minggu untuk mendapatkan kadar air mencapai 60%. 2. Kotoran sapi yang sudah ditiriskan tersebut kemudian dipindahkan ke lokasi, tempat pembuatan kompos super dan diberi serbuk gergaji, abu, kalsit/kapur dan stardec sesuai dosis dan seluruh bahan dicampur diaduk merata. 3. Setelah .seminggu di lokasi I, tumpukan dipindahkan ke lokasi 2 dengan cara diaduk/ dibalik secara merata untuk menambah suplai oksigen dan meningkatkan homogenitas bahan. Pada tahap ini diharapkan terjadi peningkatan suhu sampai 70 C untuk mematikan pertumbuhan biji gulma sehingga kompos super yang dihasilkan dapat bebas dari biji gulma. 1. Kotoran sapi (faeses dan urine) diambil dari kandang dan ditiriskan selama

4. Seminggu kemudian dilakukan pembalikan untuk dipindahkan pada lokasi ke 3 dan dibiarkan selama satu minggu. 5. Setelah satu minggu pada lokasi ke 3 kemudian dilakukan pembalikan untuk membawa pada lokasi ke 4. Pada tempat ini kompos super telah matang dengan warna pupuk coklat kehitaman bertekstur remah dan tidak berbau. 6. Kemudian pupuk diayak/disaring untuk mendapatkan bentuk yang seragam serta memisahkan dare bahan yang tidak di harapkan (misalnya batu, potongan kayu, rafia) sehingga kompos super yang dihasilkan benarbenar berkualitas. 7. Selanjutnya pupuk organik kompos super siap dikemas dan siap diaplikasikan ke lahan sebagai pupuk organik berkualitas pengganti pupuk kimia. 8. Kandungan Kompos Super Moisture/kelembaban 45%5 TotaI N >l,8l% P0205 >1,89% K20 >1,96% Ca0 >2,96% Mg0 >0,70% C/N Ratio Maks 16% Manfaat Penggunaan Kompos Super pada Lahan Pertanian 1. Mampu menggantikan atau mengefektifkan penggunaan pupuk kimia (anorganik) sehingga biaya pembelian pupuk dapat ditekan. 2. Bebas dari biji tanaman liar (gulma). 3. Tidak berbau dan mudah digunakan. 4. Menyediakan unsur hara yang seimbang dalam tanah. 5. Meningkatkan populasi mikroba tanah sehingga struktur tanah tetap gembur. 6. Memperbaiki derajat keasarnan (pH) tanah. 7. Meningkatkan produksi berbagai tanaman antara I0-30%.

Anda mungkin juga menyukai