Anda di halaman 1dari 5

Bagian Satu I.

Latar Belakang

Tujuan Millenium Development Goals kedua terkait dengan penyediaan akses pendidikan dasar untuk anak laki-laki maupun perempuan, di manapun mereka berada. Mengingat tujuan pendidikan dasar adalah penguasaan dasar-dasar literasi informasi (calistung), perlu ada dukungan kuat dari semua pengampu pendidikan termasuk LSM untuk bahumembahu memperkuat promosi dan advokasi literasi informasi, terutama untuk penerima manfaat pendidikan di wilayah desa yang memiliki keterbatasan akses. Alasan kuat di balik kepentingan ini adalah akses pendidikan bermutu tidak merata. Kedua, terdapat data sejumlah anak di tempat sasaran yang masa kecilnya terabaikan-dan karenanya kemampuan kognitifnya terbatas sebab korteksnya yang tidak berkembang dengan sempurna, tetapi tetap memiliki hak inklusif atas pendidikan. Pada tataran filosofis, promosi dan advokasi literasi informasi terutama bagi pendidikan dasar di pedesaan akan menjawab hambatan-hambatan besar yang ada dalam budaya dan tata masyarakat Indonesia. Pertama, tingkat melek huruf yang terus membaik perlu didukung dengan upaya gemar membaca sebagai akses informasi. Hal ini bisa perlu ditumbuhkembangkan semenjak anak menempuh pendidikan dasar-termasuk dukungan yang layak atas murid yang berkebutuhan khusus dan pada akhirnya meluaskan dampaknya pada masyarakat sekitar. Jika kebutuhan akses informasi lewat bacaan sebagai tindak lanjut dari melek aksara sudah mulai muncul, maka kapasitas kognitif dan kemampuan mengembangkan keterampilan hidup akan meningkat. Hal ini menjawab pertanyaan nyata permasalahan kebudayaan nusantara - bahwa peningkatan budaya baca tulis disamping keunggulan budaya lisan akan serta merta meningkatkan mutu sumber daya manusia secara lebih baik. Bagi penduduk marginal di desa termasuk SD pedesaan, hal ini adalah isu penting untuk diadvokasi. Terlepas dari kepentingan adanya dukungan, sebagai bagian dari keihlasan untuk maju, maka penerima manfaat dan pengampunya juga disemangati untuk berkontribusi sebagian biaya sebagai investasi peningkatan kapasitas. Jika dukungan dan swadaya disandingkan, pembangunan potensi penuh , peningkatan kapasitas, dan pembangunan sikap gigih para penerima manfaat dan pengampu yang berusaha akan merupakan modal pendidikan dari desa untuk membangun SDM yang lebih baik. II. Rencana Kerja

Program ini dirancang untuk mencakup tahapan pemberdayaan partisipatif yaitu pemahaman bersama lewat strategi taktis dan operasional dalam sejumlah kegiatan terinci bertema pendidikan inklusif dan literasi informasi berbasis kearifan lokal untuk pendidikan dasar. Sasaran utama penerima manfaat adalah para guru di lingkungan desa kegiatan, konselor dan orang tua di dalam tabel 1 III. Target Pencapaian dan Jadwal Kegiatan Pada triwulan pertama, target pencapaian adalah intervensi primer yang meliputi penyadaran dan layanan (service delivery), hal ini penting untuk mendukung keberhasilan program dalam enam bulan. Tahapan ini juga melibatkan penelitian berbasis grounded dengan teknik deskripsi penuh arti. Pada triwulan akhir, keseluruhan program dilanjutkan dengan pencatatan sistematik untuk basis pengolahan data dan media advokasi. Jadwal dirancang sebagai berikut: Kode dilihat dari tabel yang mengikuti. lingkup yayasan sasaran yang pada akhirnya member kontribusi layanan pada klien anak yang jauh lebih baik. Sejumlah kegiatan telah dirinci

KODE URAIAN KEGIATAN


1. P1.1 dan P1.2 (P.2.3 sudah mulai dari tahapan awal ke akhir) 2. Kelanjutan P1.2 dan 3 3. Kelanjutan P1.2 dan 3 4. P2.1 dan P2.2 5. P.2.2 dan olah data P.2.3 6. P.2.4

Kode Bulan dalam Enam Bulan Program


1 2 3 4 5 6

Tabel 1: Promosi dan AdvokasiPendidikan Inklusif dan Literasi Informasi di Pendidikan Dasar

Kode: P1: Intervensi primer, P2: Intervensi sekunder. No. Kegiatan Tujuan Kegiatan

Kata kunci untuk dititikberatkan


Partisipatif, penyadaran, kapasitas Arti teks, ketrampilan hidup, akses informasi

Metode

Alokasi Waktu

1.

P1.1: Penyadaran (Sangkep: adat Sasak untuk berkumpul bermusyawarah). P1.2: Layanan Pelatihan untuk Para pelatih/ (ToT)

Pembangunan komitmen bersama atas pentingnya literasi informasi untuk peningkatan mutu pendidikan dasar Peningkatan kapasitas untuk isu pengajaran literasi informasi lewat: 1. Proses penyadaran bersama dan pembangunan komitmen Penerima manfaat: Guru yayasan, guru MGMP gugus V (di lingkar Yayasan), konselor yayasan sebagai orang tua klien di asrama,dan orang tua kandung murid

Diskusi, sosialisasi

Setengah hari

2.

Diskusi dan Tanya jawab

Sehari

3.

2. Kajian profesional atas teks dan kemungkinan tendensi teks Penerima manfaat: Guru yayasan, dan guru MGMP gugus V 3. Penguasaan teknik pengambilan fakta tertentu dan menyarikan informasi Penerima manfaat; Guru yayasan dan guru MGMP gugus V, dan konselor yayasan.

Teks dan Pendidikan Dasar, teknik pengajaran berbasis teks memindai, mengambil inti sari, indeks,halaman, alinea, baris

Komparasi buku teks SD

Kajian mingguan, @ 1.5 jam

Lokakarya dan demonstrasi

Empat hari

3.

P.1.3: Tanggung jawab sipil dan inklusif

Penyadaran bahwa sejumlah anak di internal yayasan dan lingkungan yayasan terabaikan baik pada masa kandungan dan balita,

Inklusi, dorongan, kebutuhan khusus, korteks, mal nutrisi,

Presentasi, lokakarya, seminar

Seri pengembangan profesional

No.

Kegiatan

Tujuan Kegiatan

Kata kunci untuk dititikberatkan


keterlambatan kognitif

Metode

Alokasi Waktu

Kemampuan memahami setiap anak adalah unik dan latar belakang anak mempengaruhi kemampuan kognitif 4. P.2.1: Kegiatan Sesudah Sekolah Penyediaan Keperawatan anak sesudah sekolah 4. P.2.2: Akses Sumber informasi Promosi TBM dan unit TI di lingkup yayasan dari program Rintisan Balai Belajar Bersama KEMDIKBUD sebagai alat akses.

sehingga memiliki keterlambatan kognitif dan harus dirawat lebih seksama dalam kelas bersama untuk mampu literasi informasi. Penerima manfaat: anak sebagai klien, guru dan konselor, orang tua murid Peningkatan kesadaran dan ketrampilan konselor di lingkup yayasan dan para orang tua di lingkar yayasan untuk pembangunan kondisi kondusif literasi informasi bagi anak

diseminasi data catatan anekdot pekerja sosial

perminggu @ satu jam diikuti oleh pendampingan lapangan. Seminggu sekali sesuai penjadwalan/lot untuk konselor dan orang tua Sangkep dua jam diikuti oleh tutorial terjadwal dan fleksibilitas pendampingan

Atmosfir kondusif, waktu membaca di sela-sela membantu orang tua, kemandirian belajar Datar log buku, indeks buku Melek internet untuk informasi: kotak pencarian, kata kunci pencarian

pendampingan

Layanan Taman Bacaan Masyarakat dan Unit Teknologi Informasi yang sudah ada di lingkup yayasan untuk digunakan lebih luas sumber informasi

Sangkep, tutorial, dan Pendampingan

5.

P.2.3: Penelitian Pengumpulan data, analisis, dan perencanaan stratejik

Kualitatif naturalistik yang telah memiliki modal bagus dalam hal building rapport dengan 70 klien yayasan, 6 anak berkebutuhan khusus, dan stakeholders eksternal gugus V. Penyebaran praktik-praktik terbaik dan pelajaran yang bisa dipetik atas pelatihan dan pendampingan dengan isu pendidikan literasi informasi inklusif sebagai model penerapan di daerah lain

Kualitatif inkuiri, kearifan lokal, building rapport, catatan anekdot, rigor, dan olah data Best practices, lessons learnt, advokasi

Grounded, field works

Enam bulan atau bahkan prolonged di tempat penelitian Sehari dan Rencana tindak lanjut

6.

P.2.4 Advokasi Diseminasi penelitian ke perguruan tinggi terkait, pekerja sosial AMPK/Anjal, d

Public hearing

No.

Kegiatan

Tujuan Kegiatan

Kata kunci untuk dititikberatkan

Metode

Alokasi Waktu

KEMSOS/KEMDIKNAS

Anda mungkin juga menyukai