Anda di halaman 1dari 1

Pada awal film terjadi proses komunikasi sekunder, yaitu Maria menggunakan media yaitu berupa tulisan yang

nantinya, dijadikan alat Maria sebagai komunikator yang kemudian disampaikan pada pembaca diari yang merupakan komunikan. Dalam dialog yang terjadi antara fakhri dan aisyah terjadi komunikasi yang berkaitan dengan hubungan manusiawi, namun disini tidak terjadi keberhasilan, karena aisyah tidak menaruh penghargaan terhadap Fakhri. Ketika ustad dan ustadzah datang, ini berkaitan dengan komunikasi dengan retorika, ustadzah dan ustadzah bersilat lidah agar Fakhri terpengaruh dengan alasan alasan yang diberitahukan mereka, yang bertujuan agar fakhri menikahi putrinya Nurul. Dalam konflik ini, terjadi komunikasi internal yaitu komunikasi persona antara aisyah dan Fakhri. Ketika polisi menangkap Fakhri disini terdapat metode Perang urat syaraf dimana polisi mencoba memengaruhi sikap dan emosi Fakhri untuk menjatuhkannya. Percakapan antara pengacara dan aisyah berhubungan dengan tori komunikasi dan ketahanan nasional, didalam ketahanan nasional terdapat disiplin nasional, dan pengacara mempertanyakan disiplin nasional aisyah yang menikah dengan fakhri namun masih berwarganegara Jerman. Pembicaraan antara Aisyah dan Nurul termasuk kedalam teori publistik dimana Nurul sebagai komunikator yang memberikan pernyataan secara actual. Yang kemudian pernyataannya berakibat pada pemikiran Aisyah terhadap Fakhri. Kericuhan siding masih terkait dengan komunikasi dengan metode perang urat syaraf, dimana teriakan uu dari kelompok dibagian kanan mempropoganda sehingga kelompok dibagian kiri terpancing emosinya. Adegan pemotretan oleh wartawan berhubungan dengan komunikasi dan jurnalistik, dimana para wartawan yang merupakan pers, disini terdapat cirri cirri pers yaitu menggunakan sifat actualitas, jadi kasus Fakhri ini menjadi sebuah berita hangat yang patut diberitakan kepada pembaca melalui media elektronik maupun cetak. Bentuk Koran dalam video tersebut merupakan bentuk dari kegiatan publistik , dimana media massa sebagai penyebar pesan terhadap khalayak, sehingga menimbulkan dampak yang serempak ketika pesan tersebut dipubliskan. Nura dalam kesaksiannya menggunakan retorika modern, dimana dia membiarkan hadirin bereaksi dan menyimpulkan dari gaya bicara dia. Diskusi antara beberapa orang ini, merupakan komunikasi internal antara kelompok.

Anda mungkin juga menyukai