Anda di halaman 1dari 37

HUSEN ZAENAL MUTTAQIN LC.M,Pd.

I
Mudir Mahad Ali Baeturrahman
PD Persis Garut

Dari Abu Huraerah Ra ia berkata : Kekasihku


telah mewasiatkan kepadaku 3 (tiga) hal, aku
tidak akan meninggalkannya sampai aku
mati; shaum 3 hari setiap bulan, shalat dhuha
dan tidur dalam keadaan sudah
melaksanakan shalat witir. (HR Bukhari,
No.1107)

Dari Abu Darda Ra ia berkata : Kekasihku


telah mewasiatkan kepadaku 3 (tiga) hal,
selama aku hidup tidak akan
meninggalkannya ; shaum 3 hari setiap
bulan, shalat dhuha dan tidur dalam keadaan
sudah melaksanakan shalat witir. (HR Muslim
, No.1183)

Kedua hadits itu merupakan hujjah yang kuat


disyareatkannya shalat dhuha dan bahkan ia
termasuk sunat muakad, karea jika
Rasulullah Saw mewasiatkan sesuatu kepada
seseorang maka wasiat beliau tersebut
ditunjukan kepada umat secara keseluruhan
dan tidak hanya husus seorang saja.(Syarah
Bulughul Maram no 415)

Imam Nawawi berkata: Ringkasnya shalat


dhuha adalah sunnah muakkadah, minimal 2
rakaat dan yang paling sempurna adalah 4
atau 6 rakaat keduanya lebih baik dari 2
rakaat dibawah yang 8 rakaat.















Dari Aisyah Ra ia berkata : Aku belum pernah

sama sekali melihat Rasulullah Saw shalat dhuha,


namun aku selalu
mengerjakannya.Sesungguhnya Rasulullah Saw
suka meninggalkan amalan tersebut padahal ia
sangat suka untuk mengerjakannya karena takut
diamalkan oleh orang-orang lalau diwajibkan
kepada mereka. (HR Muslim No 1174)

1.Sebanding Dengan 360 kali sedekah


2. Mendapatkan Kifayah (kecukupan dan
perlindungan ) dari Allah SWT.
3.Sebanding Dengan Ibadah Haji Dan Umrah Yang
Sempurna
4. Lebih Baik Dari pada Mendapatkan Ghanimah
5.Gelar Awwbn (orang yang banyak kembali
kepada Allah SWT)
6.Dihadiri oleh para malaikat

( ) ( )

Al-Mubarak furi menjelaskan (akfika/ aku


akan memberi kecukupan) yaitu kepada
semua keinginanmu (akhirahu) yaitu diwaktu
siang

Al-Thb mengatakan : Aku akan memberikan


kecukupan terhadap kesibukan dan segala
kebutuhanmu demikian juga aku akan
melindungimu dari segala yang tidak kau
sukai setelah shalat dhuhamu sampai akhir
siang.

Dengan demikian makna hadits tersebut


adalah , Pokuskanlah hatimu untuk
beribadah kepadaku di awal siang pasti Aku
akan memberi kepuasan terhadap hatimu di
akhir siang dengan dipenuhinya semua
keinginanmu.




Dari Abi Dzar Ra dari Nabi Saw ia berkata : Setiap

tulang persendian salah seorang di antara kamu,


setiap pagi hari mesti dibayar dengan sedekah, setiap
mengucapkan tasbih adalah sedekah setiap
mengucapkan tahmid adalah sedekah, setiap
mengucapkan tahlil adalah sedekah setiap
mengucapkan takbir adalah sedekah, amar makruf
adalah sedekah nahyu munkar adalah sedekah.Cukup
untuk itu semua dengan melaksanakan shalat dhuha
2 (dua)rakaat. (HR Muslim No.1181)

Dari Nuaim Bin Hammar, dia bercerita, aku pernah


mendengar Rasulullah Saw bersabda : Allah SWT
berfirman, Wahai Ibnu Adam, janganlah engkau
lemah untuk mengerjakan 4 rakaat pada awal siang
niscaya Aku akan memberi kecukupan kepadamu
pada akhir siang. (HR Ahmad No.21431, Tirmidzi No
475.Dinilai shahih oleh Albani di dalam kitab shahih
Tirmidzi I/47 dan Irwaul Ghalil II/219)

Dari Abi Buraidah Ra, dia bercerita, aku pernah mendengar


Rasulullah Saw bersabda : Di dalam diri manusia
terdapat 360 persendian, maka ia hendaklah
mengeluarkan satu sedekah untuk setiap ruas
tersebut.Para sahabat bertanya : Siapa yang mampu
mengerjakan hal tersebut? Beliau menjawab, Dahak di
mesjid yang engkau pendam, sesuatu gangguan yang
engkau singkirkan dari jalanan, dan jika engkau tidak
mendapatkannya maka 2 rakaat shalat dhuha sudah cukup
bagimu.(HR Abu Daud No. 5242, dinilai shahih oleh
Albani)

( )


(di awal siang aku akan memberi kecukupan di
akhirnya) yaitu dijaga dari segala kejelekan yang akan

terjadi pada akhir hari tersebut, baik berupa ujian


dan cobaan.Maka Allah SWT memerintahkan untuk
mengerjakan sesuatu atau meninggalkannya hanya
untuk kemaslahatan hamba-Nya adapun bagi Allah
SWT tidak akan memberikan manfaat satu ketaatan
demikian pula tidak akan memberikan kemadharatan
satu perbuatan maksiat. (Al-Manawi dalam faidh
Qadhir IV: 615)





















Dari Anas Ra, Rasulullah Saw bersabda :

Barangsiapa yang mengerjakan shalat subuh


dengan berjamaah lalu berdzikir kepada Allah
SWT sampai terbit matahari, kemudian shalat 2
rakaat , maka pahala shalat itu baginya seperti
pahala haji dan umrah, sempurna, sempurna,
sempurna. (HR Tirmidzi, dinilai Hasan oleh
Albani, shahih Tirmidzi I/181).

( )

(Kemudian shalat 2 rakaat) yaitu setelah terbit


matahari.
Al-Thb menjelaskan yaitu shalat setelah
matahari meninggi seukuran satu tumbak
sehingga keluar dari waktu yang dilarang
(mengerjakan shalat).Shalat itu dinamakan
dengan shalat isyrq dan itu merupakan awal
waktu dhuha.

Dari Abdillah Bin Amr Bin Ash , Rasulullah Saw


mengutus pasukan, maka mereka mendapatkan
ghanimah dan cempat kembali dari medan
perangnya, orang-orang membicarakan mengenai
dekatnya peperangan, banyaknya mendapatkan
ghanimah dan kepulangan yang begitu cepat, maka
Rasulullah Saw bersabda : Maukah aku tunjukan
kepada yang lebih dekat peperangan, lebih banyak
ghanimah dan lebih segera kembali?Barangsiapa yang
wudu kemudian berangkat ke mesjid untuk
mengerjakan shalat dhuha maka ia lebih dekat
peperangannya, lebih banyak ghanimahnya dan lebih
segera kembalinya. (HR Ahmad dan Thabrani, dinilai
hasan shahih oleh Albani dalam kitab Shahih Targhib
wa Tarhib)

Dari Al-Qasim Al-Syaibani, sesungguhnya Zaid Bin Arqam


melihat orang-orang sedang melaksanakan shalat dhuha
di mesjid Quba, maka ia berkata, Tidakah mereka tahu

bahwa shalat dhuha pada waktu selain saat ini lebih


utama, sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda :
Sesungguhnya shalat Awwabiin adalah saat anak unta
kepanasan.HR Muslim N0.748)

di)

( )

(Shalat Awwabin) dengan tasdid, adalah orang


yang banyk kembali kepada Allah SWT,
dengan taubat, ikhlas dalam taat dan
meninggalkan hawa nafsu.

( ) ()

(Hina Tarmadh)dengan fatah ta dan mim dalam


riwayat Muslim dengan lafadz Ramadhat (alFishal) yaitu saat batu-batu panas mengenai
anak unta, akan membakar telapak kakinya
karena panas yang begitu terik.Sebab, waktu
dhuha apabila sudah meninggi pada musim
panas panas bebatuan/pasir akan meningkat
panasnya kemudian akan membakar telapak kaki
anak unta karena kena bebatuan/pasir tersebut.

Hanya saja shalat diwaktu tersebut dinamakan


shalat awwabiin (orang yang banyak kembali
kepada Allah ) karena hawa nafsu pada waktu
tersebut lebih cenderung untuk diam dan
istirahat dipalingkannya keinginan tersebut
kepada ketaatan dan menyibukan diri untuk
shalat berarti benar ruju (
menarik/mengembalikan) keinginan hawa nafsu
kepada ridha Allah.Hal itu dijelaskan oleh Al-Qha

Amr Bin Abasah, Aku berkata, Wahai Nabi Allah,

ceritakanlah kepadaku dari apa yang telah Allah ajarkan


kepadamu dan aku tidak mengetahuinya, ceritakanlah
kepadaku tentang shalat !, Rasulullah Saw bersabda :
Shalatlah shalat shubuh kemudian tahanlah dirimu dari
shalat sampai matahari terbit sehingga meninggi, karena
matahari terbit saat terbit di antara 2 tanduk setan saat
itu pula orang-orang kafir sujud kepadanya, kemudian
shalatlah (shalat dhuha) karena shalat padaa saat itu
disaksikan (oleh para malaikat) sampai bayangan hilang
dari anak panah kemudian tahanlah dari shalat karena
saat itu jahanam sedang dinyalakan, apabila bayangan
kembali ada maka shalatlah (shalat zuhur) karena shalat
itu disaksikan dan dihadiri sampai engkau shalat asar .(
Muslim 1374)

Dari hadits-hadits terdahulu dapat disimpulkan


bahwa , awal waktu shalat dhuha adalah setelah
matahari terbit kemudian meninggi sekitar satu
tombak.Kalau diperkirakan dengan ukuran jam
sekitar 1 jam lebih 15 menit dari shalat
subuh.Hal itu berdasarkan, satu jam dari shalat
subuh matahari mulai terbit dan itu adalah saat
terlarang untuk melakukan shalat.Setelah 15
menit diperkirakan matahari sudah meninggi
waktu terlarang sudah lewat.
Adapun akhir dari shalat dhuha adalah kira-kira 15
menit sebelum zhuhur.







Dari Al-Qasim Al-Syaibani, sesungguhnya Zaid
Bin Arqam melihat orang-orang sedang
melaksanakan shalat dhuha di mesjid Quba,
maka ia berkata, Tidakah mereka tahu bahwa

shalat dhuha pada waktu selain saat ini lebih


utama, sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda :
Sesungguhnya shalat Awwabiin adalah saat anak
unta kepanasan.HR Muslim N0.748)

:
.

Ibnu Al-Atsir berkata, Maksudnya Shalat


dhuha itu dikerjakan saat matahari meninggi
dan panas meningkat.Hadits itu tersebut
dijadikan dalil keutamaan mengakhirkan
shalat dhuha.

Dari Abdurrahman Bin Abi Laila ia berkata : Tidak ada

seorang pun yang menceritakan bahwa ia melihat


Nabi Saw melaksanakan shalat dhuha selain Ummu
Hani , ia menceritakan bahwa Nabi Saw masuk
kerumahnya pada waktu Futuh Mekah lalu ia shalat 8
(delapan) rakaat, aku tidak pernah melihatnya
mengerjakan shalat apa pun yang lebih ringan selain
shalat tersebut, namun ia tetap menyempurnakan
ruku dan sujud. (HR Muslim 1177)

Shalat Dhuha minimal 2 rakaat dan tidak ada


batasan untuk jumlah maksimalnya.AlQahthani menjelaskan karena Rasulullah Saw
wasiat untuk melaksanakan shalat 2 rakaat
kemudian beliau sendiri mengerjakan shalat
dhuha 4 rakaat dan ia tambah
masyaallah.(Lihat Al-Qahthani hlm 277)











.





-

Sesungguhnya Muadzah bertanya kepada


Aisyah Ra, Berapa rakaatkah Rasulullah Saw
melaksanakan shalat dhuha?Beliau menjawab
: 4 (empat) rakaat dan ia menambah
sekehendaknya, dalam riwayat lain
sekehendak Allah SWT . (HR Muslim 1175)

-
. -

Telah berpendapat sekelompok ulamadiantaranya Abu Jafar Al-Thabari, kemudian


dengan pendat tersebut ditegaskan oleh AlMulaimi dan Al-Ruwiyani dari kalangan
Syafiiyyah- bahwa tidak ada batasan untuk
jumlah maksimal rakaat shalat dhuha.

:
. .

Al-Iraqi dalam syarah Tirmidzi menjelaskan,


Aku tidak pernah melihat dari seorang
sahabat dan tabiin membatasi shalat dhuha
dengan jumlah 12 rakaat, demikian pula
Imam Suyuthi

:
.. :
.

Telah meriwayatkan Said Bin Mansur dari


Hasan, bahwa ia pernah ditanya,Apakah para
shahabat Rasulullah suka melaksanakan
shalat dhuha?.Ia menjawab, Ya, diantara
mereka ada yang shalat (dhuha) 2rakaat, ada
yang 4 rakaat ada yang sampai pertengahan
siang.

:
. :

Dari Ibrahim Al-NakhaI , ada seorang lakilaki yang bertanya kepada Aswad Bin Zaid,
Berapakah aku mesti mengerjakan shalat
dhuha? Ia menjawab, Sekehendak kamu.

Dari Anas Bin Malik sesungguhnya Neneknya Mulaikah


mengundang Rasulullah Saw untuk mencicipi makanan yang ia
telah hidangkan, lalu Rasulullah Saw memakannya, kemduian ia
berkata , Berdirilah aku akan shalat untuk kalian.Anas Bin Malik
berkata : Aku berdiri pada sehelai tikar yang sudah hitam
karena sudah lama dipakai, kemdian aku menuangkan air
kepada tikar itu.Maka Rasulullah berdiri, aku dan anak yatim
berbaris di belakangnya sedangkan neneku ada di belakang
kami.Maka Rasulullah Saw Shalat bagi kami 2 rakaat kemudian
beliaupun pulang.(HR Muslim N0.658)

Dari Mahmud Bin Rabi dari Itban Bin Malik ,


Sesunggunya Nabi Saw datang kerumahnya, lalu
berkata, Diamana kau suka untuk aku
melakukan shalat di rumahmu? Ia berkata, Aku
menunjukan arah tempat itu Maka Nabi Saw
bertakbir dan kami berbaris di belakangnya.Lalu
shalat 2 rakaat.(HR Bukhari No.406)

Imam Bukhari memberikan judul untuk hadits


tersebut

Bab Shalat Dhuha Fi al-Hadhar.(Shalat Dhuha di


tempat/bukan saat safar)

Anda mungkin juga menyukai