Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Komunikasi dalam organisasi tidak akan terlepas dari bentuk komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Betapa pentingnya komunikasi internal dalam membina hubungan antarindividu di dalam organisasi di mana masing-masing anggota memiliki berbagai kepentingan tetapi memiliki tujuan untuk kepentingan bersama. Demikian pula dengan komunikasi eksternal dalam membina hubungan dengan pihak khalayak di luar organisasi.
C. Downward Communication
Yaitu komunikasi dari atas ke bawah yang artinya informasi yang berlangsung secara formal dari seseorang yang memiliki wewenang atau kedudukan lebih tinggi kepada orang yang kedudukannya lebih rendah. Terdapat lima jenis informasi yang biasa dikomunikasikan dari atasan ke bawahan (Khan dan Katz, 1966 dalam Pace) dalam Yenny dkk (2004: 4.4), yaitu: 1. How to job adalah jenis informasi yang menyangkut bagaimana kita melaksanakan tugas atau pekerjaan. Perintah/instruksi dapat berupa pemberitahuan, petunjuk, penjelasan dan job description. 2. Rationale for doing jobs adalah jenis informasi mengenai atas dasar alasan apa kita melaksanakan tugas yang dibebankan kepada kita. Dalam hal ini, suapya karyawan memahami bagaimana dia bekerja yang berkaitan dengan tugas lainnya.
3. Organizational policies dan practices adalah jenis informasi mengenai kebijakan dan pentunjuk-pentunjuk praktis. Dalam hal ini, karyawan diberikan informasi mengenai jam kerja, gaji, pemutusan hubungan kerja, asuransi, cuti, insentif, sanksi dan sebagainya. 4. Employee performance yaitu jenis informasi mengenai kinerja karyawan, bagaimana karyawan melaksanakan pekerjaannya dengan baik untuk efisien dan efektifnya tujuan organisasi. 5. Mission of the organization adalah informasi untuk mengembangkan kesamaan misi.
E. Upward Communication
1. Yaitu informasi yang berlangsung dari seseorang yang memiliki kedudukan lebih rendah kepada yang lebih tinggi. 2. Fungsi dan argumentasi untuk komunikasi ke atas:Arus informasi ke atas memasok informasi berharga bagi pengambilan keputusan pemegang organisasi dan kegiatan supervisi lainnya (Sharma, 1979 dalam Pace).
Komunikasi ke atas membuat supervisor tahu ketika bawahan menyampaikan infor-masi dan bagaimana baiknya menerima masukan dari bawahan (Planty dan Machaver, 1952 dalam Pace). Mendorong omelan dan keluhan kepermukaan, dan supervisor mengetahui siapa yang terbuka dan yang lebih tertutup untuk operasi aktual (Conby, 1976 dalam pace). Komunikasi ke atas memperkuat penghargaan dan kesetiaan terhadap organisasi dan merupakan suatu kesempatan untuk meminta pertanyaan dan sumbangan ide serta saran tentang operasi organisasi (Planty dan Machaver, 1952 dalam Pace). Komunikasi ke atas membolehkan supervisor untuk menetapkan apakah bawahan memperoleh pengertian yang dimaksudkan dari arus informasi ke bawah (Planty dan Machaver, 1952 dalam Pace). Membantu karyawan menanggulangi masalah pekerjaan mereka dan memperkuat keterlibatan dalam pekerjaan mereka dan organisasi (Harriman, 1974 dalam Pace).
F. Komunikasi Horisontal
Komunikasi horizontal yaitu berbagai informasi diantara rekan sejawat dalam satu unit pekerjaan yang sama. Komunikasi horizontal yang merupakan komunikasi mendatar, misalnya anggota staf dengan anggota staf dan biasanya lebih informal. Bertujuan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Untuk koordinasi tugas. Berbagi informasi terhadap perencanaan dan kegiatan. Pemecahan masalah. Menjamin kesamaan pengertian. Mendamaikan, negosiasi dan menyatukan perbedaan. Mengembangkan dukungan interpersonal.
Metode komunikasi horizontal antaralain: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pertemuan kepanitiaan Interaksi informal sewaktu istirahat Percakapan telepon Memo dan catatan Aktifitas sosial Lingkaran kualitas adalah suatu kelompok pekerja sukarela berbagai area pertanggungjawaban.
G. Komunikasi Diagonal
Komunikasi silang atau diagonal ini terjadi misalnya dalam suatu fakultas yang terdiri dari berbagai jurusan terjadi komunikasi anatara anggota satu jurusan dengan anggota jurusan lainnya. Ada tiga prinsip yang memperkuat peranan komunikasi staf khusus, yaitu: 1. Staf khusus harus dilatih dalam keahlian komunikasi. 2. Membutuhkan pengenalan penting dari peranan komuikasi mereka. 3. Managemen harus mengakui peranan staf khusus dan membuat lebih baik untuk mempergunakan dalam komunikasi organisasi.
1. Asking, yaitu bertanya atau meminta informasi yang tidak kita miliki dari orang lain. 2. Telling sebelum kita understanding, kita harus terlebih dahulu memberitahukan atau mengirim pesan dalam bentuk telling. 3. Listening, yaitu kita harus mengerti apa yang disampaikan orang lain. 4. Understanding, untuk dapat memahami, maka kita perlu menyelami diri individu dan motivasi individu.
L. Struktur Organisasi
Yaitu merupakan bentuk organisasi secara keseluruhan yang merupakan gambaran mengenai kesatuan dari berbagai segemen organisasi yang masing-masing dipengaruhi oleh salah satu dari faktor-faktor yang tersebut diatas. Struktur organisasi digambarkan pada peta atau skema organisasi (organigramme, organization chart). Ada empat komponen dasar dalam memberikan definisi struktur organisasi, yaitu: 1. 2. 3. 4. Gambaran mengenai pembagian tugas. Gambaran mengenai hubungan pelaporan yang ditetapkan resmi Penetapan pengelompokkan individu menjadi bagian organisasi Penetapan sistem hubungan yang memungkinkan tercapainya komunikasi koordinasi dan integrasi.
oleh para eksekutif dan juru bicara perusahaan; Operative yang lebih spesifik, di tuangkan dalam kebijakan dan prosedur yang dioperasikan langsung pada unit-unit khusus. 2. Pandangan rasional: Tujuan official merupakan suatu kerangka untuk mengembangkan tujuan operasional dan mempengaruhi aktifitas organisasi.
3. Sasaran sistem (system goal) berhubungan dengan pemeliharaan atau perawatan organisasi sendiri yang menggambarkan ukuran, bentuk dan iklim organisasiyang dikehendaki untuk tercapai. 4. Sasaran produk (product goal) menggambarkan karakteristik produk atau jasa yang akan diberikan kepada konsumen. 5. Sasaran bagian (sub unit goal) menggambarkan sasaran dari suatu bagian ataupun satuan kerja yang merupakan bagian dari suatu organisasi.
H. Efektifitas Organisasi
Efektifitas adalah tingkat keberhasilan organisasi dalam usaha untuk mencapai tujuan atau sasaran yang ingin dicapai organisasi. Efisiensi adalah sebuah konsep yang bersifat lebih terbatas dan menyangkut proses internal yang terjadi dalam suatu organisasi. Efisiensi menunjukkan banyaknya input atau sumber yang diperlukan oleh organisasi,
3. Pendekatan sumber: Melalui keberhasilan organisasi dalam mendapatkan berbagai macam sumber yang dibutuhkannya.
Terrence E. Deal dan Allan A Kennedy: the dominant values espored by an organization. RT Pascale dan AG Athos: the philosophy that guides an organizations policy toward employees and customers. Marvin Bower: the way this are done around here. Edgar H Schein: the basic assumptions and belief that are shared members of organization. Linda Smirch: pattern of beliefs, symbols, ritual, myths, and practices that evolve over time.
Tujuan budaya organisasi adalah melengkapi para anggota dengan rasa (identitas) organisasi dan menimbulkan komitmen terhadap nilai-nilai yang dianut organisasi. Dengan demikian, budaya organisasi merupakan penerapan nilai-nilai dalam suatu masyarakat yang terkait bekerja di bawah naungan suatu organisasi.
Sedangkan menurut Schein (dalam Hatch, 1997) menjelaskan bahwa budaya organisasi dapat ditemukan dalam tiga tingkatan/lapisan, yaitu: 1. artifact, di mana budaya bersifata kasat mata tetapi seringkali tidak dapat diartikan. 2. nilai yang memiliki tingkat kesadaran yang lebih tinggi dari artifact, 3. asumsi dasar, di mana budaya diterima begitu saja (taken for granted), tidak kasat mata dan tidak disadari.
Lingkungan Organisasi
April 4, 2010 in Komunikasi, Resume | by Fatah H Sidik | Tinggalkan komentar
A. Definisi
Menurut Lubis, Hari dan Martini Huseini (1987), secara lingkungan organisasi dapat diartikan sebagai sesuatu yang tidak terhingga dan mencakup seluruh elemen yang terdapat di luar organisasi. Secara lebih sempit, dapat diartikan sebagai seluruh elemen yang terdapat di luar batas-batas organisasi yang mempunyai potensi untuk mem-pengaruhi sebagian ataupun suatu organisasi secara keseluruhan.
B. Segmen-Segmen Lingkungan
1. industri: Mencakup seluruh organisasi lain yang bergerak di sektor yang sama dan merupakan saingan bagi organisasi. Corak dari segmen industry ini berpengaruh terhadap ukuran organisasi, intensitas promosi, jenis konsumen serta tingkat keuntungan dari seluruh organisasi yang bergerak disektor kegiatan tersebut. 2. bahan baku: Organisasi harus mendapatkan bahan baku dari lingkungannya yang kadangkadang lingkungan tidak menyediakan bahan baku dalam jumlah cukup atau kalaupun tersedia, harganya tinggi, sehingga dapat membahayakan organisasi. 3. tenaga kerja: Organisasi perlu mendapatkan tenaga kerja dengan tingkat keahlian, kualifikasi dan jumlah yang cukup. 4. keuangan: Segmen ini menggambarkan tingkat kemudahan untuk memperoleh sumber keuangan bagi organisasi. 5. pasar: Segmen ini menggambarkan besarnya permintaan konsumen terhadap produk atau pun jasa yang dihasilkan oleh organisasi. Segmen pasar berpengaruh terhadap organisasi melalui besarnya permintaan akan output organisasi. 6. teknologi: Merupakan pengetahuan serta teknik-teknik yang digunakan untuk membuat produk ataupun jasa berpengaruh terhadap cara pengelolaan organisasi. 7. kondisi ekonomi: Segmen ini menggambarkan keadaan umum dari perekonomian daerah ataupun negara di mana suatu organisasi berada. Kondisi ekonomi ini antara lain digambarkan oleh besarnya daya beli masyarakat, tingkat pengangguran, tingkat bunga yang berlaku, besarnya inflasi, kemudahan memperoleh bahan baku dan tenaga kerja, tingkat permintaan terhadap produk dan kapasitas produksi total dari sektor 8. pemerintah: Mencakup peraturan-peraturan dan sistem pemerintahan serta politik yang melingkupi organisasi. 9. kebudayaan: Mencakup karakteristik demografi dan sistem nilai yang berlaku pada masyarakat di mana organisasi itu berada.
C. Lingkungan Organisasi Berdasar Elemen-Elemennya Menurut Perspektif Modernist (Hatch, Mary Jo: 1987: 65)
1. jaringan interorganisasional: setiap organisasi berinteraksi dengan anggota lingkungan lainnya. Interaksi tersebut antara lain dalam memperoleh bahan mentah, pekerja, modal, memperoleh pengetahuan, membeli fasilitas dan perlengkapan, sehingga disebut sebagai jaringan interorganisasional yang berisi antara lain seperti supplier, customer, competitor, regulatory agencies, special interest. 2. lingkungan umum: lingkungan ini terbagi dalam beberapa sektor, diantaranya sosial, budaya, legal, ekonomi, politik, teknologi, dan fisik. 3. lingkungan internasional/global
D. Ketidakpastian Lingkungan
Ketidakpastian lingkungan adalah keadaan di mana pimpinan organisasi tidak mempunyai informasi yang cukup mengenai keadaan lingkungannya sehingga akan menyebabkan timbul-nya kesulitan dalam memperkirakan perubahan-perubahan lingkungan yang akan terjadi. Ada dua dimensi untuk menganalisis pengaruh lingkungan terhadap organisasi yang akan me-nentukan besarnya tingkat ketidakpastian lingkungan, yaitu (1) kompleksitas adalah heterogenitas atau banyaknya elemen-lemen eksternal yang berpengaruh terhadap ber-fungsinya suatu organisasi;
dan (2) stabilitas menggambarkan kecepatan perubahan yang terjadi pada elemen-elemen lingkungan.
A. Definisi
Definisi Komunikasi Menurut Hovland, Janis dan Kelley dalam Yenny dkk (2004:1.11): the process by which an individual (the communicator) transmit stimuli (usually) verbal) to modify the behavior of the other individuals (the audience). Sedangkan menurut Dance, komunikasi sebagai suatu usaha menimbulkan respon melalui lambing-lambang verbal. Definisi Organisasi Chester I Bernard mendefinisikan organisasi sebagai sistem dari kegiatan manusia yang bekerjasama (an organization is a system of cooperative human activities). Sedangkan menurut Everett M Rogers dan Rekha Agarwala-Rogers dalam bukunya Communication in Organizations menyatakan, organisasi adalah sistem yang mapan dari orang-orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama melalui suatu jenjang kepangkatan dan pembagian kerja (a stable system of individual who work together to achieve, through hierarchy of ranks and dividion of labor, common goals).
Definisi Komunikasi Organisasi Menurut Joseph Devito dalam bukunya Human Communication, terjemahan Komunikasi Antarmanusia (1996: 340), menyatakan bahwa komunikasi organisasi merupakan pengirim-an dan penerimaan pesan baik dalam organisasi di dalam kelompok formal maupun informal organisasi. Sedangkan menurut Roger dan Rogers (1976: 10), menyatakn lebih komplek lagi, yaitu komunikasi di dalam dan diantara organisasi serta lingkungannya. Dari definisi tersebut, maka komunikasi organisasi adalah komunikasi yang terjadi antara orang-orang yang berada dalam organisasi itu sendiri maupun di lingkungannya guna mencapai beberapa tujuan. Sementara itu, Pace, R Wayne dan Faules, Don F (2000: 31-32), menyatakan definisi fungsional (objektif) adalah cenderung menekankan kegiatan penangan pesan yang ter-kandung dalam batas organisasi dan definisi interpretatif (subyektif) proses penciptaan makna atas interaksi yang merupakan organisasi.
B. Fungsi
Menurut Sendjaja S Djuarsa (1993: 136) suatu organisasi sekurang-kurangnya melibatkan empat fungsi, diantaranya: 1. Fungsi Informatif: Organisasi dipandangsebagai suatu sistem pemprosesan informasi (information processing system) di mana seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tentu saja tepat waktu. 2. Fungsi Regulatif: Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Setidaknya fungsi ini berkaitan dengan dua hal, yaitu orang-orang yang berada dalam tataran managemen sebagai pengendali informasi yang disampaikan dan pesan-pesan regulatif berorientasi pada pekerjaan. 3. Fungsi Persuasif: Fungsi ini berkaitan dengan mempersuasi. Maksudnya adalah adakalanya kekuasaan dan kewenangan tidak dapat mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan, untuk itu para atasan mempersuasi bawahan dalam melaksanakan tugas daripada memberikan perintah. 4. Fungsi Integratif: Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan sebaikbaiknya.
antagonism antara majikan dan bawahan. Dalam Yenny dkk (2004), pendekatan Taylorism dibangun dari empat elemen, yaitu (1) pembagian kerja dengan dua prinsip di mana pekerjaan harus dihitung dengan waktu yang diperlukan dan pegawai ingin memperbanyak bawahan bukan lawan; (2) proses scalar dan fungsional berkaitan dengan pertumbuhan secara vertical dan horizontal dalam organisasi yang mengacu pada rantai komando dan spesifikasi pekerjaan dalam pembagian kerja; (3) struktur yang berkaitan dengan hubungan-hubungan logis antara berbagai fungsi dalam organisasi; (4) kontrol merujuk pada pengawasan yang dilakukan atasan kepada bawahannya. 2. Pendekatan Hubungan Antarmanusia: Pendekatan hubungan antarmanusia berkembang sebagai reaksi perhatian ekslusif faktor-faktor fisik dalam mengukur keberhasilan organisasi. Asumsi pendekatan ini adalah bahwa kenaikan kepuasan kerja akan mengakibatkan kenaikan produktifitas. Tokoh pendekatan ini adalah Elton Mayo dan F.J. Roetlisberger pada tahun 1920-1930an. Menurut Elton Mayo, karyawan bukan sekedar alat dalam fungsi kerja tetapi suatu personalitas yang rumit yang berinteraksi dalam situasi-situasi kelompok kerja yang acapkali sulit dipahami. Aubrey Fisher (1986) menyatakan bahwa mahzab human realtions dalam komunikasi organisasional merupakan pendekatan psikologis untuk menjelaskan perilaku pegawai dalam setting organisasi. Keith Davis (1990) menyatakan bahwa hal yang mendasari adalah adanya kepentingan bersama (mutual interest), perbedaan antarindividu dan harga diri (human dignity). Ciri-ciri pengertian konsep human realtions, yaitu: (1) kegiatan ditandai adanya interaksi, (2) bentuk komunikasi interpersonal tatap muka, (3) metode komunikasi persuasif, (4) kegiatan diakhir dengan kepuasan bersama. 3. Pendekatan Sistem: Pendekatan ini mengkombinasikan unsur-unsur terbaik dari pendekatan ilmiah dengan pendekatan hubungan antarmanusia. Pendekatan ini memandang organisasi sebagai suatu sistem di mana semua bagian beriteraksi dan setiap bagian mempengaruhi bagian lainnya. Di sini, lahir konsep dasar dari hakikat manusia yang terdiri dari (1) perbedaan individu, (2) orang seutuhnya, (3) perilaku yang termotivasi, (4) nilai orang. Hakikat organisasi juga terlahir yang terdiri dari (1) sistem sosial dan (2) kepentingan bersama. Merupakan tinjauan teoritis yang dikenal dengan nama general system theory dengan prinsip utama keseluruhan lebih baik daripada jumlah bagian. System school memfokuskan pada sistem terbuka karena organisasi realtif terbuka. Ada dua macam sistem, yaitu (1) sistem terbuka di mana secara kontinu melakukan informasi dengan lingkungannya dan (2) sistem tertutup di mana situasi benar-benar terisolasi dari lingkungannya di mana ada pembatasan yang dihunakan sebagai penutup untuk melakukan pertukaran informasi dan energi dengan lingkungannya. 4. Pendekatan Kultural: Manurut Devito (1996: 342) adalah sebuah pendekatan kontemporer mengenai organisasi menganggap bahwa perusahaan harus dipandang sebagai suatu kesatuan sosial atau budaya.perspektif ini memandang organisasi dan para pekerjanya memiliki seperangat nilai-nilai dan tujuan yang sama. Dalam perspektif ini, komunikasi tidak hanya sekedar pesan yang dikirim dari satu anggota ke anggota yang lain melalui satu atau lebih saluran tetapi komunikasi mendefinisikan dan membentuk organisasi,divide-dividinya dan be-berapa fungsinya sehingga organisasi diciptakan dan dibentuk oleh pekerjanya dan interaksi komunikasinya.