Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perguruan Tinggi merupakan salah satu alat penunjang potensial untuk
menghasilkan engineer yang ahli dan profesional. Untuk mencapai sasaran ini
diperlukan kurikulum yang baik, agar terbentuk hubungan yang sinergi antara
lembaga pendidikan dan dunia industri yang terkait. Tugas Elemen Mesin
merupakan salah satu latihan yang baik bagi mahasiswa agar dapat
mengaplikasikan ilmu yang telah diperolehnya ke dalam bentuk suatu analisis dari
suatu peralatan. Selain untuk menambah wawasan mahasiswa, tugas ini dapat
menjadi tantangan tersendiri bagi mahasiswa dalam menguji keseriusannya dalam
menempuh pendidikannya di perguruan tinggi ini.
Proses perancangan telah ada sejak manusia diciptakan, karena sifat
manusia yang ingin mudah dalam menjalani hidupnya dan pada dasarnya proses
perancangan memang ditujukan untuk memudahkan manusia untuk memenuhi
kebutuhannya. Proses perancangan sangat banyak kelompoknya, bisa dikatakan
tidak terbatas, sesuai dengan kebutuhan manusia yang tidak pernah puas dengan
apa yang ada. Sebagai mahasiswa teknik Pertanian sudah pasti harus bisa
merancang sesuatu yang bisa memudahkan untuk memenuhi kebutuhan yang tentu
berkaitan dengan bidangnya.
Tapi untuk merencanakan sesuatu yang dapat memudahkan untuk
memenuhi kebutuhan bukan hal yang mudah, apalagi di zaman sekarang ini yang
bisa dikatakan segalanya telah ada tetapi manusia tidak pernah puas dan ingin lebih
Recognition of need
Definition of problem
Synthesis
Analysis and optimization
Evaluation
Presentation
Analysis and optimization
Iteration
mudah lagi. Untuk sampai pada hasil rancangan harus melalui proses yang rumit
dan panjang, tetapi bisa disederhanakan seperti gambar di samping ini.
Di zaman sekarang ini yang segalanya sudah tersedia, proses perancangan
dapat dipermudah. Dengan berbagai organisasi yang mengeluarkan standar-
standar tertentu untuk bermacam-macam elemen mesin, para perancang tidak perlu
membuat keseluruhan elemen mesin yang akan digunakan dalam rancangannya.
Tetapi yang sulit bagi para perancang adalah proses pemilihan elemen mesin yang
tepat, yang dapat memenuhi persyaratan si perancang itu sendiri.
Analisis merupakan salah satu dari tahapan perancangan. Proses ini
berujuan untuk memperkirakan kondisi suatu alat atau mesin dengan menggunakan
pemikiran yang terstruktur dan perhitungan-perhitungan tertentu. Dengan
menganalisis kita dapat memperkirakan suatu mesin akan berjalan dengan baik
atau tidak. Jika didapat dari proses analisis bahwa suatu mesin tidak akan berjalan
dengan baik maka akan dapat ditentukan cara untuk memperbaiki kesalahan yang
terjadi, baik dengan memperbaiki mesin tersebut atau mengganti bagian yang akan
atau telah rusak, atau cara apapun yang dapat menjadikan mesin tersebut berjalan
sebagaimana mestinya.
Analisis yang dapat digunakan dalam proses perancangan bermacam-
macam, tetapi pada paper ini akan dibahas mengenai analisis tentang kerja suatu
elemen elemen mesin seperti bantalan, poros, kopling, yang mengalami kerja
kemudian berapa keberhasilan yang dicapai untuk setiap jenis bahan yang
digunakan ketika bahan tersebut diberikan beban atau gaya.
.
2. Tujuan
Tujuan dari pembuatan paper ini adalah memberikan pencerdasan dan
pengetahuan bagaimana menganalisa dan menghitung suatu kerja elemen
elemen mesin berupa poros, kopling, bantalan, dll yang mengalami kerja kemudian
berapa keberhasilan yang dicapai untuk setiap jenis bahan yang digunakan ketika
bahan tersebut di berikan beban atau gaya.
3. Rumusan Masalah
Penulis akan membatasi pembahasan hanya sampai memperhitungkan
aspek mekanika saja dan terbatas kepada komponen-komponen mesin yang telah
dipelajari pada mata kuliah elemen mesin. Sedangkan aspek-aspek yang lainnya
yang akan dibahas secara sekilas saja. Dalam paper tugas elemen mesin ini penulis
membatasi permasalahan hanya pada perhitungan beberapa komponen mesin
antara lain: Poros, Puli dan sabuk, Bantalan dan kolping.
BAB II
TINJAUAN FUSTAKA
2.2 Macam-macam komponen mesin
Dalam perancangan suatu alat dibutuhkan beberapa komponen pendukung.
Teori komponen berfungsi untuk memberi landasan dalam perancangan ataupun
pembuatan alat. Ketepatan dan ketelitian dalam pemilihan berbagai nilai atau
ukuran dari komponen itu sangat mempengaruhi kinerja dari alat yang akan
dirancang
Mesin merupakan kesatuan dari berbagai komponen yang selalu berkaitan
dengan elemen-elemen mesin yang bekerja sama satu dengan yang lainnya secara
kompak sehingga menghasilkan suatu rangkaian gerakan yang sesuai dengan apa
yang sudah direncanakan. Dalam merencanakan sebuah mesin harus
memperhatikan faktor keamanan baik untuk mesin itu sendiri maupun bagi
operatornya. Dalam pemilihan elemen-elemen dari mesin juga harus
memperhatikan kekuatan bahan, safety factor, dan ketahanan dari berbagai
komponen tersebut. Adapun elemen tersebut adalah bantalan duduk, poros, pully,
mototr elektrik, mur dan baut.
2.3 Poros
Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin.
Hampir setiap mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Elemen
utama dalam tranmisi seperti itu adalah poros.
2.3.1 Macam-macam poros
Poros untuk meneruskam daya diklasifikasikan menurut
pembebanannya sebagai berikut:
1. Poros transmisi
Poros semacam ini mendapat beban puntir murni atau puntir dan
lentur. Daya ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi
puli sabuk atau sprocket rantai, dan lain-lain.
2. Spindel
Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin
perkakas, dimana beban utamanya berupa puntiran, disebut sepindel.
Syarat yang harus di penuhi poros ini adalah deformasinya harus kecil
dan bentuk serta ukuranya harus teliti.
3. Gandar
Poros seperti yang di pasng di antara roda roda kereta barang,
dimana tidak mendapat beban puntir, bahkan kadang kadang tidak
boleh berputar, disebut gandar. Gandar ini hanya mendapat beban
lentur, kecuali jika digerakan oleh penggerak mula dimana akan
mengalami beban puntir juga.
Menurut bentuk poros dapat digolongkan atas poros lurus umum,
poros engkol sebagai poros utama dari mesin torak, dan lain-lain. Poros
luwes untuk tranmisi daya kecil agar terdapat kebebasan bagi perubahan
arah, dan lain-lain. Contoh gambar poros adalah gambar 2.3.
Gambar 2.3. Poros.
2.3.2 Hal-hal penting dalam Perencanaan poros
Hal-hal penting dalam merencanakan sebuah poros sebagai berikut
ini perlu diperhatikan : (Sularso, 1994)
1. Kekuatan poros
Suatu poros transmisi dapat mengalami suatu beban puntir atau
lentur atau gabungan antara puntir dan lentur seperti telah diutarakan di
atas. Juga ada poros yang mendapat beban tarik atau tekan seperti
poros baling- baling kapal atau turbin.
Kelelahan, tumbukan atau pengaruh kosentrasi tegangan bila
diameter poros diperkecil (poros bertangga ) atau bila poros mempunyai
alur pasak, harus diperhatikan. Sebuah poros harus di rencanakan
hingga cukup kuat untuk menahan beban- beban di atas.
2. Kekakuan poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup tetapi
jika lenturan atau defleksi puntiran terlalu besar akan mengakibatkan
ketidak telitian atau getaran dan suara. Disamping kekuatan poros,
kekakuannya juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan macam
mesin yang akan dilayani poros tersebut.
3. Putaran kritis
Bila putaran suatu mesin dinaikkan maka suatu harga putaran
tertentu dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini
disebut putaran kritis. Hal ini dapat terjadi pada turbin, motor torak, motor
listrik , dan lain-lain. Juga dapat mengakibatkan kerusakan pada poros
dan bagian bagian lainya. Jika mungkin, poros harus direncanakan
sedemikian rupa hingga putaran kerjanya lebih rendah dari putaran
kritisnya.
4. Korosi
Bahan-bahan tahan korosi (termasuk plastik) harus dipilih untuk
poros propeller dan pompa bila terjadi dengan kontak dengan fluida yang
korosif. Demikian juga yang terancam kavitasi, dan poros-poros mesin
yang sering berhenti lama. Sampai dengan batas-batas tertentu dapat
pula dilakukan perlidungan terhadap korosi.
2.3.3 Perhitungan pada poros
Pada poros yang menderita beban puntir dan beban lentur sekaligus,
maka pada permukaan poros akan terjadi tegangan geser karena momen
puntir dan tegangan lentur karena momen lengkung, maka daya rencana
poros dapat ditentukan denan rumus:
( ) kW P f P
c d

Dimana
Pd = daya rencana (kW)
Fc = factor koreksi
P = daya nominal motor penggerak (kW)
Jika momen puntir (disebut juga momen rencana) adalah T (kg.mm)
maka:
( )( )
1
5
1
10 74 , 9
102
60 / 2 1000 /
n
P
x T
sehingga
n T
P
d
d


Bila momen rencana T (kg.mm) dibebankan pada suatu diameter
poros d (mm), maka tegangan geser (kg.mm
2
) yang terjadi adalah:
( )
3 3
1 , 5
16 / d
T
d
T

Meskipun dalam perkiraan sementara ditetapkan bahwa beban


hanya terdiri atas momen puntir saja, perlu ditinjau pula apakah ada
kemungkinan pemakaian dengan beban lentur dimasa mendatang. Jika
memang diperkirakan akan terjadi pemakaian dengan beban lentur maka
dapat dipertimbangkan pemakaian factor Cb yang harganya antara 1,2-2,3.
(jika tidak diperkirakan akan terjadi pembebanan lentur maka Cb diambil =
1,0).
Dari persamaan diatas diperoleh rumus untuk menghitung diameter
poros
( )
2 1
3 / 1
/
: dimana
1 , 5
sf x sf
T C K d
B a
b t
a

1
]
1

Perhitungan putaran kritis


W
I
Il
d
Nc
2
52700
Dimana :
W = berat beban yang berputar
l = jarak antara bantalan
2.4 Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga
putaran atau geraan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman, dan
panjang umur. Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta
elemen mesin lainya bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik
maka prestasi seluruh system akan menurun atau tidak dapat bekerja secara
semestinya. Jadi bantalan dalam permesinan dapat disamakan perannya dengan
pondasi pada gedung.
Dalam memilih bantalan yang digunakan, perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1. Tinggi rendahnya putaran poros
2. Jenis bahan yang digunaka
3. Besar kecilnya beban yang dikenakan
4. Kemudahan perawatan
Adapun analisa terhadap bantalan dilakukan untuk menghitung umur
bantalan berdasar beban yang diterima oleh bantalan.
Perhitungan umur bantalan.
Untuk setiap beban :
L = ,
a
F
C

,
_

dimana L = Dalam jutaan putaran


C = FL
a
1
Beban bantalan

,
_

1
2
2
1
F
F
L
L
; di mana a =3 untuk bantalan peluran
a = 10/3 untuk bantalan rol
Tegangan geser maksimum:
xy
x 2
2
max
2

+
1
]
1

( kpsi )
Umur bantalan yang menerima
Nilai beban dasar :
CR = F
a
g
D
R
D
n
n
L
L
1
1
1
]
1

,
_

,
_

F = Beban radial bantalan yang sebenarnya


2.5 Puli
Puli merupakan salah satu elemen mesin yang berfungsi untuk
mentransmisikan daya seperti halnya sprocket rantai dan roda gigi (Gambar 2.4).
Puli pada umumnya dibuat dari besi cor kelabu FC 20 atau FC 30, dan adapula
yang terbuat dari baja.
Perkembangan pesat dalam bidang penggerak pada berbagai mesin
perkakas dengan menggunakan motor listrik telah membuat arti sabuk untuk alat
penggerak menjadi berkurang. Akan tetapi sifat elastisitas daya dari sabuk untuk
menampung kejutan dan getaran pada saat transmisi membuat sabuk tetap
dimanfaatkan untuk mentransmisikan daya dari penggerak pada mesin perkakas.
Keuntungan jika menggunakan puli :
1. Bidang kontak sabuk-puli luas, tegangan puli biasanya lebih kecil
sehingga lebar puli bisa dikurangi.
2. Tidak menimbulkan suara yang bising dan lebih tenang.

Gambar 2.4. Puli.
2.6 Transmisi Sabuk V
Jarak yang jauh antara dua buah poros sering tidak memungkkinkan
transmisi langsung dengan roda gigi. Dalam hal demikian, cara transmisi putaran
atau daya yang lain dapat di terapkan, di mana sebuah sabuk luwes atau rantai
dibelitkan sekeliling puli atau sprocket pada poros.
Sabuk atau belt terbuat dari karet dan mempunyai penampung trapezium.
Tenunan, teteron dan semacamnya digunakan sebagai inti sabuk untuk membawa
tarikan yang besar. Sabuk V dibelitkan pada alur puli yang berbentuk V pula. Bagian
sabuk yang membelit akan mengalami lengkungan sehingga lebar bagian dalamnya
akan bertambah besar. Gaya gesekan juga akan bertambah karena pengaruh
bentuk baji, yamg akan menghasilkan transmisi daya yang besar pada tegangan
yang relatif rendah. Hal ini merupakan salah satu keunggulan dari sabuk-V jika
dibandingkan dengan sabuk rata.
Sebagian besar transmisi sabuk menggunakan sabuk V karena mudah
penanganannya dan harganyapun murah. Kecepatan sabuk direncanakan untuk 10
sampai 20 (m/s) pada umumnya, dan maksimal sampai 25 (m/s). Dalam gambar 2.5
diberikan sebagai proporsi penampang sabuk V yang umum dipakai. Daya
maksimum yang dapat ditransmisikan kurang lebih 500 (kW). Di bawah ini ( gambar
2.5) dibahas tentang hal-hal dasar pemilihan sabuk-v dan puli.

Gambar 2.5 Konstruksi dan ukuran penampang sabuk-V
(Sularso, 1994: 164)
2.6.1. Pemilihan Puli
Pemilihan puli belt sebagai elemen transmisi didasarkan atas pertimbangan-
pertimbangan sebagai berikut :
Dibandingkan roda gigi atau rantai, penggunaan sabuk lebih halus,
tidak bersuara, sehingga akan mengurangi kebisingan.
Kecepatan putar pada transmisi sabuk lebih tinggi jika dibandingkan
dengan belt.
Karena sifat penggunaan belt yang dapat selip, maka jika terjadi
kemacetan atau gangguan pada salah satu elemen tidak akan
menyebabkan kerusakan pada elemen lain.
2.6.2. Rumus Dan Perhitungan
Sabuk-V sebagai penerus daya dari motor listrik ke poros, (dapat dihitung)
dengan rumus:
Perbandingan transmisi (Sularso, 1994 : 166)
1
2
2
1
d
d
n
n

Dimana :
1
n = putaran poros pertama (rpm)
2
n = Putaran poros kedua (rpm)
1
d = diameter puli penggerak (mm)
2
d = diameter puli yang digerakan (mm)
Kecepatan sabuk
1000 . 60
. . n d
v

(m/s)
Dimana :
V = kecepatan sabuk (m/s)
d = diameter puli motor (mm)
n = putaran motor listrik (rpm)
Panjang sabuk
L = 2C +
2

(dp + Dp) +
C . 4
1
(Dp - dp)
2

Dimana :
L = panjang sabuk (mm)
C = jarak sumbu poros (mm)
D
1
= diameter puli penggerak (mm)
D
2
= diameter puli poros (mm)
KOPLING
Defenisi Kopling dan Jenis-jenisnya
Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya
dari poros penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft),
dimana putaran inputnya akan sama dengan putaran outputnya. Tanpa kopling, sulit
untuk menggerakkan elemen mesin sebaik-baiknya. Dengan adanya kopling
pemindahan daya dapat dilakukan dengan teratur dan seefisien mungkin.
Beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah kopling adalah:
1. Mampu menahan adanya kelebihan beban.
2. Mengurangi getaran dari poros penggerak yang diakibatkan oleh
gerakan dari elemen lain.
3. Mampu menjamin penyambungan dua poros atau lebih.
4. Mampu mencegah terjadinya beban kejut.
Untuk perencanaan sebuah kopling kita harus memperhatikan kondisi-kondisi
sebagai berikut:
1. Kopling harus mudah dipasang dan dilepas
2. Kopling harus dapat mentransmisikan daya sepenuhnya dari poros
3. Kopling harus sederhana dan ringan
4. Kopling harus dapat mengurangi kesalahan hubungan pada poros
Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis:
1. Kopling Tetap
2. Kopling Tak Tetap
Kopling Tetap
Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran
dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti (tanpa terjadi
slip), dimana sumbu kedua poros tersebut terletak pada satu garis lurus atau dapat
sedikit berbeda sumbunya. Kopling tetap selalu dalam keadaan terpasang, untuk
memisahkannya harus dilakukan pembongkaran.
Kopling tetap terbagi atas: /4/
1. Kopling kaku
Kopling kaku dipergunakan bila kedua poros harus dihubungkan sumbu segaris,
dan dipakai pada poros mesin dan transmisi umum di pabrik-pabrik, kopling ini
terdiri atas :
a. Kopling bus
b. Kopling flens kaku
c. Kopling flens tempa
2. Kopling luwes
Kopling luwes ( fleksibel ) memungkinkan adanya sedikit ketidaklurusan sumbu
poros yang terdiri atas:
a. Kopling flens luwes
b. Kopling karet ban
c. Kopling karet bintang
d. Kopling gigi
e. Kopling rantai
3. Kopling universal
Kopling universal digunakan bila kedua poros akan membentuk sudut yang
cukup besar, terdiri dari:
a. Kopling universal hook
b. Kopling universal kecepatan tetap
Kopling universal digunakan bila poros penggerak dan poros yang digerakkan
membentuk sudut yang cukup besar.
Kopling Fluida
Penerusan daya dilakukan oleh fluida sehingga tidak ada hubungan antara
kedua poros. Kopling Fluida sangat cocok untuk mentransmisikan putaran tinggi
dan daya yang besar. Keuntungannya adalah getaran dari sisi penggerak dan
tumbukan dari sisi beban tidak saling diteruskan. Demikian pula pada waktu
terjadi pembebanan lebih , penggerak mula tidak akan terkena momen yang
akan melebihi batas kemampuan.
Kopling Tidak Tetap
Kopling tidak tetap adalah kopling yang digunakan untuk menghubungkan poros
penggerak dan poros yang digerakkan dengan putaran yang sama saat
meneruskan daya. Kopling juga dapat melepaskan hubungan kedua poros tersebut
dalam keadaan diam maupun berputar tanpa harus menghentikan putaran dari
poros penggerak.
Kopling tak tetap meliputi:
1. Kopling cakar, terdiri dari:
a. Kopling cakar persegi
b. Kopling cakar spiral
c. Kopling kerucut
d. Kopling friwil
2. Kopling pelat, terdiri dari:
a. Menurut jumlah pelatnya:
Kopling pelat tunggal
Kopling pelat banyak
b. Menurut cara pelayanannya:
Kopling pelat cara manual
Kopling pelat cara hidrolik
Kopling pelat cara pneumatik
c. Menurut pelumasannya:
Kopling pelat kering
Kopling pelat basah
Secara umum kopling pelat adalah kopling yang menggunakan satu pelat atau lebih
yang dipasang diantara kedua poros serta membuat kontak dengan poros tersebut,
sehingga terjadi penerusan daya melalui gesekan antara sesamanya. Konstruksi
kopling ini cukup sederhana, dapat dihubungkan dan dilepaskan dalam keadaan
berputar karena itu kopling ini sangat banyak dipakai.
Komponen Utama Kopling
Roda Penerus
Selain sebagai penstabil putaran motor,roda penerus juga berfungsi sebagai
dudukan hampir seluruh komponen kopling.
Pelat Kopling
Kopling berbentuk bulat dan tipis terbuat dari plat baja berkualitaas tinggi.
Kedua sisi plat kopling dilapisi dengan bahan yang memiliki koefesien gesek
tinggi.
Bahan gesek ini disatukan dengan plat kopling dengan menggunakan keling
(rivet).
Pelat Tekan
Pelat tekan kopling terbuat dari besi tuang.pelat tekan berbentuk bulat dan
diameternya hampir sama dengan diameter plat kopling. salah satu sisinya (sisi
yang berhubungan dengan plat kopling) dibuat halus, sisi ini akan menekan plat
kopling dan roda penerus, sisi lainnya mempunyai bentuk yang disesuaikan
dengan kebutuhan penempatan komponen kopling lainnya.
Unit Plat Penekan
Sebagai satu kesatuan dengan plat penekan, pelat penekan dilengkapi dengan
sejumlah pegas spiral atau pegas diaphragma. tutup dan tuas penekan. Pegas
digunakan untuk memberikan tekanan terhadap pelat tekan, pelat kopling dan
roda penerus. jumlah pegas (kekuatan tekan) disesuikan dengan besar daya
yang harus dipindahkan.
Mekanisme Penggerak
Komponen penting lainnya pada kopling ialah mekanisme pemutusan
hubungan (tuas tekan). mekanisme ini di lengkapi dengan bantalan bola,
bantalan bola diikat pada bantalan luncur yang akan bergerak maju/mundur
pada sambungan.
Bantalan bola yang dilengkapi dengan permukaan tekan akan mendorong tuas
tekan.
Rumah Kopling
Rumah kopling terbuat dari besi tuang atau aluminium. rumah kopling menutupi
seluruh unit kopling dan mekanisme penggerak. rumah kopling
umumnyamempunyai daerah terbuka yang berfungsi sebagai saluran sirkulasi
udara.
Cara Kerja Kopling
Pada saat pedal kopling ditekan/diinjak, ujung tuas akan mendorong bantalan luncur
kebelakang. bantalan luncur akan menarik plat tekan melawan tekananpegas.
Pada saat pelat tekan bergerak mundur, pelat kopling terbebas dari roda penerus
dan perpindahan daya terputus. bila tekanan pedal kopling dilepas, pegas kopling
akan mendorong pelat tekan maju dan menjepit pelat kopling dengan roda penerus
dan terjadi perpindahan daya.
Pada saat pelat tekan bergerak kedepan,pelat kopling akan menarik bantalan
luncur, sehingga pedal kopling kembali ke posisi semula. selain secara mekanik,
sebagai mekanisme pelepas hubungan.
Sekarang sudah banyak digunakan sistem hidrolik dan booster. secara umum,
sistem hidrolik dan hidrolik booster adalah sama. perbedaannya adalah pada sistem
hidrolik booster , digunakan booster untuk memperkecil daya tekan pada
pedal kopling. pemilihan sistem yang digunakan disesuikan dengan kebutuhan.
Pada sistem hidrolik, pada saat pedal kopling ditekan, maka batang penerus akan
mendorong piston pada master silinder kopling, fluidapada sistem akan meneruskan
daya ini keselinder pada unit kopling, dan piston silinder unit kopling
akan mendorong tuas, dan seperti pada sistem mekanik, pelat kopling terlepas,
sehingga penerusan daya dari motor ke transmisi terputus.
Cara kerja sistem hidrolik ini sama seperti cara kerja pada sistem rem.
Kebocoran sistem hidrolik akan mengganggu proses pelepasan hubungan.

Anda mungkin juga menyukai