Anda di halaman 1dari 11

KEPERAWATAN JIWA

ASKEP GANGGUAN KOGNITIF

OLEH KELOMPOK 1V

ARAHMAN HASRAWATI SATRIA JAYA NILA KURNIATY ARDIANA SEPTIANY ARIF

JURUSAN KEPERAWTAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR MAKASSAR 2011

DEFINISI Kognitif adalah : Kemampuan berpikir dan memberikan rasional, termasuk proses mengingat, menilai, orientasi, persepsi dan memperhatikan ( Stuart and Sundeen, 1987. Hal.612). Gangguan kognitif pada pasien akan mempengaruhi pada kemampuan

berpikir dan rasional sesorang. Repon kognitif yang ditimbulkan berbeda dan tergantung pada bagian yang mengalami gangguan. Perubahan dalam perilaku juga akan terjadi. Pada kasus delirium akan terjadi gangguan pada

proses pikir, sedangkan pada demensia akan mengalami respon kognitif yang maladaptip ETIOLOG 1. FaktorPredisposisi Gangguan kognitif umumnya disebabkan oleh gangguan fungsi susunan saraf pusat (SSP).SSP memerlukan nutrisi untuk berfungsi, setiap gangguan pengiriman nutrisi mengakibatkan gangguan fungsi SSP. Faktor yang dapat menyebabkan adalah penyakit infeksi sistematik, gangguan peredaran darah, keracunanzat (Beck, Rawlins dan Williams, 1984, hal 871).Banyak factor lain yang menurut beberapa ahli dapat menimbulkan gangguan kognitif, seperti kekurangan vitamin, malnutrisi, gangguan jiwa fungsional. 2. FaktorPresipitasi Setiap kejadian diotak dapa terakibat gangguan kognitif.Hipoksia dapat berupa anemia Hipoksia, HitoksikHipoksia, Hipoksemia Hipoksia, atau IskemikHipoksia.Semua Keadaan ini mengakibat kandistribusi nutrisi ke otak berkurang. Gangguan metabolisme sering mengganggu fungsi mental, hipotiroidisme, hipoglikemia.Racun, virus dan virus menyerang otak mengakibatkan gangguan fungsi otak, misalnya sifilis. Perubahan struktur otak akibat trauma atau tumor juga mengubah fungsi otak.Stimulus yang kurang.Misalnya ruangICU dengan cahaya, bunyi yang konstan merang sang

dapatmencetuskandisorientasi, delusi dan halusinasi, namun belum ada penelitian yang tepat. GEJALA GEJALA KLINIS 1. Delirium a. Fluktuasi tingkat kesadaran b. Dis orientasi proses pikir c. Kerusakan penilaian dan pengambilan keputusan d. Ilusi e. Halusinasi penglihatan f. Afek labil g. Gelisah h. Agitasi 2. Demensia a. Dis orientasi kehilangan daya ingat b. Penurunan konsentrasi c. Kerusakan penilaian dan pengambilan keputusan d. Perilaku social yang tidak sesuai e. Afek labil f. Gelisah g. Agitasi h. Menolak perubahan 3. Gangguan Kognitif a. Daya ingat terganggu b. Dis orientasi c. Koheren d. Sukar berpikir logis PENGKAJIAN 1. Faktor Predisposisi a. Gangguan fungsi susunan saraf pusat b. Gangguan pengiriman nutrisi

c. Gangguan peredaran darah 2. Faktor Presipitasi a. Hipoksia b. Anemia hipoksik c. Histotoksik hipoksia d. Hipoksemia hipopoksik e. Iskemia hipoksik 3. Suplai darah ke otak menurun/berkurang a. Gangguan metabolisme Malfungsi endokrin : Underproduct / Overproduct Hormon Hipotiroidisme Hipertiroidisme Hipoglikemia Hipopituitarisme

b. Racun, Infeksi Gagal ginjal Syphilis Aids Dement Comp

c. Perubahan Struktur - Tumor - Trauma d. Stimulasi Sensori Stimulasi sensori berkurang Stimulasi berlebih

4. Perilaku Delirum adalah : Suatu keadaan proses pikir yang terganggu, ditandai dengan: Gangguan perhatian, memori, pikiran dan orientasi Demensia : Suatu keadaan respon kognitif maladaptif yang ditandai dengan hilangnya kemampuan intelektual/ kerusakan memori, penilaian, berpikir abstrak. Karakteristik Delirium dan demensia

a. Biasanya tiba-tiba b. Biasanya singkat/ < 1 bulan c. Racun, infeksi, trauma, d. Fluktuasi tingkat kesadaran e. Disorientasi f. Gelisah g. Agitasi h. Biasanya perlahan i. Biasanya lama dan progressif j. Paling banyak dijumpai pada usia & gt; 65 th k. Hipertensi, hipotensi, anemia. Racun, deficit vitamin, tumor atropi jaringan otak l. Hilang daya ingat m. Kerusakan penilaian n. Perhatian menurun o. Perilaku sosial tidak p. Ilusi q. Halusinasi r. Pikiran tidak teratur s. Gangguan penilaian dan pengambilan keputusan t. Afek labil u. Sesuai v. Agitasi 5. Mekanisme koping a. Dipengaruhi pengalaman masa lalu b. Regresi c. Rasionalisasi d. Denial e. Intelektualisasi 6. Sumber Koping a. Pasien

b. Keluarga c. Teman DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. 2. 3. 4.

Anxietas Komunikasi, kerusakan verbal Resiko tinggi terhadap cedera Sindrom defisit perawatan diri ( mandi,/kebersihan diri, makan, berpakaian, berhias, toileting

5. 6. 7. 8.

Perubahan sensori/perseptual ( penglihatan, pendengaran, pengecapan, perabaan, dan penghidu) Gangguan pola tidur Perubahan proses pikir ( Stuart and Sundeen, 1995.hal 556 ) a. Gangguan proses pikir berhubungan dengan gangguan otak ditandai dengan : Interpretasi lingkungan yang tidak akurat Kurang memori saat ini Kerusakan kemampuan memberikan rasional Konfabulasi

b. Resiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan : Ketakutan Disorientasi yang ditandai dengan perilaku agitasi

c. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan : Kerusakan kognitif Kehilangan memori saat ini Konfabulasi

INTERVENSI KEPERAWATAN 1. Identifikasi hasil : a. Pasien dapat mencapai fungsi kognitif yang optimal 2. Prioritas : a. Menjaga keselamatan hidup

b. Pemenuhan kebutuhan bio-psiko-sosial c. Libatkan keluarga d. Pendidikan kesehatan mental 3. Usaha perawatan : a. Memfungsikan pasien seoptimal mungkin sesuai kemampuan pasien IMPLEMENTASI KEPERAWATAN Intervensi Delirium : 1. Kebutuhan Fisiologis 2. Prioritas : menjaga keselamatan hidup 3. Kebutuhan dasar dengan mengutamakan nutrisi dan cairan Jika pasien sangat gelisah perlu : 1. Pengikatan untuk menjaga therapi, tapi sedapat mungkin harus 2. dipertimbangkan dan jangan ditinggal sendiri 3. Gangguan tidur : Kolaborasi pemberian obat tidur, Gosok punggung, Beri susu hangat, Berbicara lembut, Libatkan keluarga, Temani menjelang tidur, Buat jadwal tetap untuk bangun dan tidur, Hindari tidur diluar jam tidur, Mandi sore dengan air hangat, Hindari minum yang dapat mencegah tidur seperti : kopi, dll, Lakukan methode relaksasi seperti : napas dalam Disorientasi : 1. Ruangan yang terang 2. Buat jam, kalender dalam ruangan 3. Lakukan kunjungan sesering mungkin 4. Orientasikan pada situasi lingkungan 5. Beri nama/ petunjuk/ tanda yang jelas pada ruangan/ kamar 6. Orientasikan pasien pada barang milik pribadinya ( kamar, tempat tidur, lemari, photo keluarga, pakaian, sandal ,dll) 7. Tempatkan alat-alat yang membantu orientasi massa 8. Ikutkan dalam therapi aktifitas kelompok dengan program orientasi realita (orang, tempat, waktu).

Halusinasi : 1. Lindungi pasien dan orang lain dari perilaku merusak diri 2. Ruangan : Hindari dari benda-benda berbahaya, Barang-barang seminimal mungkin 3. Perawatan 1 1 dengan pengawasan yang ketat 4. Orientasikan pada realita 5. Dukungan dan peran serta keluarga 6. Maksimalkan rasa aman 7. Sikap yang tegas dari pemberi/ pelayanan perawatan (konsisten) Komunikasi 1. Pesan jelas 2. Sederhana 3. Singkat dan beri pilihan terbatas Pendidikan kesehatan 1. Mulai saat pasien bertanya tentang yang terjadi pada keadaan 2. sebelumnya 3. Seharusnya perawat harus harus tahu sebelumnya tentang : Masalah pasien, Stressor, Pengobatan, Rencana perawatan, Usaha pencegahan, Rencana perawatan dirumah 4. Penjelasan diulang beberapa kali 5. Beri petunjuk lisan dan tertulis 6. Libatkan anggota keluarga agar dapat melanjutkan perawatan dirumah dengan baik sesuai rencana yang telah ditentukan Intervensi Demensia : Orientasi 1. Tujuan : Membentuk pasien berfungsi dilingkungannya 2. Tulis nama petugas pada kamar pasien jelas, besar, sehingga dapat dibaca pasien 3. Orientasikan pada situasi lingkungan 4. Perhatikan penerangan terutama dimalam hari

5. Kontak personal dan fisik sesring mungkin 6. Libatkan dalam kegiatan T.A.K 7. Tanamkan kesadaran : Mengapa pasien dirawat, Memberikan percaya diri, Berhubungan dengan orang lain, Tanggap situasi lingkungan dengan menggunakan panca indera, Interaksi personal 8. Identifikasi proses pulang Komunikasi 1. Membina hubungan saling percaya : Umpan balik yang positif, Tentramkan hati, Ulangi kontrak, Respek, pendengaran yang baik, Jangan terdesak, Jangan memaksa 2. Komunikasi verbal : Jelas, Ringkas, Tidak terburu buru 3. Topik percakapan dipilih oleh pasien 4. Topik buat spesipik 5. Waktu cukup untuk pasien 6. Pertanyaan tertutup 7. Pelan dan diplomatis dalam menghadapi persepsi yang salah 8. Empati 9. Gunakan tehnik klarifikasi 10. Summary 11. Hangat 12. Perhatian Pengaturan koping 1. Koping yang selama dipakai ini yang positif positif dimaksimalkan dan yang negatif diminimalkan 2. Bantu mencari koping baru yang posistf Kurangi agitasi 1. Didorong melakukan sesuatu yang tidak biasa dan tidak jelas 2. Beri penjelasan 3. Beri pilihan

4. Penyaluran energi : Perawatan mandiri, Menggunakan kekuatan dan kemampuan dengan tepat, misalnya berolahraga 5. Saat agitasi : Tetap senyum, Tunjukkan sikap bersahabat, Empati Keluarga dan masyarakat 1. Siapkan keluarga untuk menerima keadaan pasien 2. Siapkan fasilitas dalam berinteraksi dengan dimasyarakat 3. Perlu bantuan dalam merawat 24 jam dirumah, yang diprogramkan melalui : Puskesmas, Pos-pos pelayanan kesehatan dirumah sakit Farmakologi 1. Tergantung penyebab gangguan, seperti : Penyakit Alzheimers 2. Pada orang tua harus hati-hati, karena keadaan yang sensitive Wandering 1. Perilaku yang harus diperhatikan oleh pemberi perawatan Therapeutik Milieu 1. Stimulasi kognitif Intervensi interpersonal 1. Psychotherapi 2. Life review therafi 3. Untuk menyelesaikan masalah yang melibatkan individu dan kelompok dengan saling menceritakan riwayat hidup latihan dan terafi kognitif 4. Therapi relaksasi 5. Kelompok pendukung dan konseling Gangguan daya ingat 1. Mulai percakapan dengan menyebut nama anda dan panggil nama pasien 2. Hindarkan konfrontasi atas pernyataan pasien yang salah 3. Penataan barang pribadi jangan dirubah 4. Lakukan program orientas

DAFTAR PUSTAKA

Fortinash, C.M, dan Holloday, P.A. (1991). Psychiatric nursing care plan. St.Louis : Mosby year book Keltner, N.L, Schueke, L.H dan Bostrom, CE (1991). Psychiatric nursing :a psycho therapeutic management approach. St. Louis : Mosby year book Stuart, Gw. and Sundeen S.J (1995). Perbandingan Delirium, Depresi dan Demensia.St.louis : Mosby year book Stuart, Gw. And Sundeen S.J (1995). Pendidikan Kesehtan Keluarga . St. Louis Mosby Year book Stuart, Gw. And Sundeen S,J (1987). Petunjuk Komunikasi dengan Pasien Demensia.St. Louis Mosby year Book Towsend, M.C (1993). Psychiatric Mental Health Nursing : Concept of Care .Philadelphia, 2nd, Davis Company. Wilson, H.S, and Kneils, C.R . (1992). Psychiatric Nursing . California : Addison

Anda mungkin juga menyukai