Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN PRAKTIKUM MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI

KAJIAN PENJADWALAN DAN PENGAWASAN DENGAN METODE PERT PADA PT LOMBOK GANDARIA DAN PT RUMPUN SARI DI KABUPATEN KARANGANYAR

Oleh : Kelompok 14 Dewandono Bimo S. Nadia Oktaviana Siska Wahyu W. Tri Widianto Matina Nur Sabila H0809024 H0809080 H0809102 H0809108 H0809118

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

HALAMAN PENGESAHAN Laporan Praktikum Manajemen Operasi dan Produksi KAJIAN PENJADWALAN DAN PENGAWASAN DENGAN METODE PERT PADA PT. LOMBOK GANDARIA DAN PT. RUMPUN SARI DI KABUPATEN KARANGANYAR

Telah diuji : Pada tanggal : Oleh penguji :

Mengetahui, Ketua Program Studi Agribisnis Koordinator Praktikum

Dr. Ir. Mohd. Harisudin, Msi NIP. 19671012 199301 1 001

Erlyna Wida R, SP. MP NIP. 19720708 200312 2 002

INTISARI

Kelompok 14. 2011. Laporan Praktikum Manajemen Produksi dan Operasi bidang kajian Penjadwalan dan Pengawasan Dengan Metode PERT. Praktikum manajemen produksi dan operasi ini dilaksanakan pada tanggal 24 November 2011 di dua tempat yaitu PT. Lombok Gandaria yang merupakan penghasil kecap merek Lombok Gandaria yang terletak di kawasan Jaten, Kabupaten Karanganyar. Lokasi ini dipilih karena PT. Lombok Gandaria merupakan pabrik lokal yang terletak di wilayah Karesidenan Surakarta. Lokasi praktikum yang kedua yaitu PT. Rumpun Sari yang terletak di kawasan Kemuning, Kabupaten Karanganyar. PT. Rumpun Sari merupakan pabrik pengolahan teh khususnya the hijau yang telah merambah skala nasional bahkan sudah bisa mengekspor ke luar negeri. Pada dasarnya manajemen kualitas didefinisikan sebagai suatu cara meningkatkan performansi secara terus menerus pada setiap level operasi atau proses, dalam setiap area fungsional dari suatu organisasi, dengan menggunakan semua sumber daya manusia dan modal yang tersedia. Dalam rangka mencukupkan kebutuhan pelanggan dan ketepatan waktu dengan anggaran yang hemat dan ekonomis, seorang manager proyek harus memasukkan dan mengadakan pelatihan management kualitas. Hal hal yang menyangkut kualitas yang di maksud adalah : (1) Produk / pelayanan / proses pelaksanaan, (2) Proses management proyek itu sendiri. Dalam pelaksanaan sebuah proses produksi diperlukan perencanaan dan pengendalian yang baik agar setiap kegiatan dalam proses produksi tersebut dapat diselesaikan tepat waktu. Pengaturan waktu merupakan hal yang penting untuk dilakukan dimana suatu produksi akan lebih efisien dalam produksi. Teknik PERT adalah suatu metode yang bertujuan untuk sebanyak mungkin mengurangi adanya penundaan, maupun gangguan produksi, serta mengkoordinasikan berbagai bagian suatu pekerjaan secara menyeluruh dan mempercepat selesainya proyek. Tujuan dari PERT adalah pencapaian suatu taraf tertentu dimana waktu merupakan dasar penting dari PERT dalam penyelesaian kegiatan-kegiatan bagi suatu proyek. Desain produk yang baik akan dapat meningkatkan jumlah dan harga jual dari produk, sehingga dapat meningkatkan keuntungan. Akan tetapi, desain produk yang gagal mengakibatkan produk tidak terjual. Hal ini, akan menimbulkan kerugian tidak hanya dibidang desain saja, bidang yang lain pun akan terkena pengaruhnya. Pengembangan produk merupakan serangkaian aktivitas yang dimulai dari analisis persepsi dan peluang pasar, kemudian diakhiri dengan tahap produksi, penjualan, dan pengiriman produk.Usaha pengembangan produk dikatakan sukses jika produk tersebut memberikan laba pada perusahaan atau produsen.

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga laporan Manajenen Produksi dan Operasi ini dapat

terselesaikan tepat pada waktunya. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah dan terlimpah kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan para pengikut beliau. Laporan Manajenen Produksi dan Operasi ini disusun sebagai pemenuhan nilai dalam rangkaian kegiatan mata kuliah Manajemen Produksi dan Operasi program studi Agribisnis di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca. Dalam penyusunan laporan ini, penyusun tidak lepas dari bantuan beberapa pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. 2. 3. 4. 5. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Ketua Jurusan Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dosen Pengampu mata kuliah Manajemen Produksi dan Operasi. Segenap Direksi dan Karyawan PT. Lombok Gandaria dan PT. Rumpun Sari yang telah memberikan ijin dan bimbingannya saat praktikum ini. Co-Assisten Manajemen Produksi dan Operasi yang telah membimbing dan membantu dalam penyusunan laporan ini.
6. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu baik dalam pelaksanaan

praktikum maupun dalam penyusunan laporan ini Selanjutnya penyusun menyadari bahwa laporan ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, untuk itu penyusun mohon saran dan kritik yang membangun dari pembaca sekalian guna kesempurnaan laporan ini. Surakarta, Desember 2011 Penyusun DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................ HALAMAN PENGESAHAN..................................................................

INTISARI.................................................................................................. KATA PENGANTAR.............................................................................. DAFTAR ISI............................................................................................. DAFTAR TABEL..................................................................................... DAFTAR GAMBAR................................................................................ I. PENDAHULUAN.............................................................................. A. Latar Belakang................................................................................ B. Rumusan Masalah.......................................................................... C. Tujuan Praktikum........................................................................... II. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... A. Manajemen Produksi dan Operasi................................................ B. Penjadwalan dan Pengawasan dengan Metode PERT................... III. HASIL PRAKTIKUM...................................................................... A. Profil dan Proses Produksi di PT Lombok Gandaria..................... 1. Profil PT Lombok Gandaria..................................................... 2. Proses Produksi......................................................................... B. Profil dan Proses Produksi di PT Rumpun Sari............................. 1. Profil PT Rumpun Sari............................................................. 2. Proses Produksi......................................................................... C. Penjadwalan dan Pengawasan dengan Metode PERT................... 1. PT Lombok Gandaria............................................................... 2. PT Rumpun Sari........................................................................ IV. PEMBAHASAN................................................................................. A. PT Lombok Gandaria..................................................................... 1. Penjadwalan Produksi............................................................... 2. Desain Metode PERT............................................................... B. PT Rumpun Sari............................................................................. 1. Penjadwalan Produksi............................................................... 2. Desain Metode PERT............................................................... V. KESIMPULAN DAN SARAN......................................................... A. Kesimpulan...................................................................................

B. Saran............................................................................................. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR TABEL Tabel 1. Penjadwalan kegiatan pembuatan kecap manis dengan Metode PERT................................................................................ Tabel 2. Penjadwalan kegiatan pembuatan teh dengan Metode PERT................................................................................ Tabel 3. Penjadwalan kegiatan pembuatan kecap manis dengan Metode PERT................................................................................ Tabel 4. Penjadwalan kegiatan pembuatan teh dengan Metode PERT................................................................................

DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Proses pembuatan kecap......................................................... Gambar 4.1 Proses Perkembangan PT Lombok Gandaria......................... Gambar 4.2 Jalur PERT Kegiatan Pembuatan Kecap Manis di PT Lombok Gandaria............................................................. Gambar 4.3 Jalur PERT Kegiatan di PT Rumpun Sari..............................

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kegiatan manajemen produksi tidak hanya menyangkut pemrosesan (manufacturing) barang, tetapi lenih luas mencakup organisasi atau orang yang melaksanakan kegiatan yang menunjang proses produksi. Maka istilah manjemen produksi dipandang lebih luas yaitu mencakup seluruh kegiatan dalam sistem produksi dalam perekonomian. Sistem produksi mempunyai unsur-unsur yaitu masukan, pentransformasian dan keluaran. Produksi dan operasi merupakan suatu sistem untuk meyediakan barangbarang dan jasa-jasa yang dibutuhkan dan akan dikombinasi oleh anggota masyarakat. Yang dimaksud dengan sistem adalah merupakan suatu rangkaian unsur-unsur yang saling terkait dan dan tergantung serta saling pengaruhmempengaruhi satu dengan yang lainnya, yang keseluruhannya merupakan suatu kesatuan bagi pelaksanaan kegiatan bagi pencapaian suatu tujuan tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan sistem produksi dan operasi adalah suatu keterkaitan unsur-unsur yang berbeda secara terpadu, menyatu dan menyeluruh dalam pentransformasian masukan menjadi keluaran. Sistem produksi tidak hanya terdapat pada industri manufaktur, tetapi juga dalam industri jasa seperti perbankan, asuransi, pasar swalayan dan rumah sakit. Sistem produksi dan operasi dalam industri jasa menggunakan bauran yang berbeda dari masukan yang dipergunakan dalam industri manufaktur. Pemahaman mengenai manajemen produksi dan operasi akan memiliki manfaat yang besar terhadap proses produksi. Manajemen Produksi dan Operasi dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya seperti faktor-faktor produksi, tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan mentah dan sebagainya dalam proses transformasi bahan mentah dan tenaga kerja menjadi barang atau jasa. Salah satu aspek penting dalam managemen produksi dan operasi yang biasanya melibatkan banyak kegiatan adalah perencanaan. Dalam tahapan perencanaan diperlukan analisis mengenai estimasi durasi suatu proyek. Realita di lapangan menunjukkan bahwa waktu penyelesaian sebuah proyek bervariasi, akibatnya perkiraan waktu penyelesaian suatu proyek tidak dapat dipastikan akan dapat

ditepati. Tingkat ketepatan estimasi waktu penyelesaian suatu proyek ditentukan oleh tingkat ketepatan perkiraan durasi setiap kegiatan di dalam proyek. Alasan inilah yang memotivasi untuk dianjurkannya digunakannya metode PERT, yang mempertimbangkan aspek probabilitas dari waktu penyelesaian sebuah proyek untuk kegiatan-kegiatan yang akan dijadwalkan. Dengan metode CPM, hasil analysis dari metode Pert akan digunakan untuk penyusunan jadwal semua kegiatan, seperti perkiraan biaya minimum untuk proyek yang waktu penyelesaiannya diinginkan untuk dipercepat, resource leveling dan penyusunan jadwal tercepat/terlambat untuk memulai kegiatan tertentu. Dalam makalah ini akan diberikan secara berurutan prosedur dari metode PERT untuk mendapatkan jalur maksimum dari waktu kegiatan proyek, sekaligus menandai kegiatan-kegiatan yang memerlukan perhatian lebih besar dikarenakan peluang untuk ditepati jadwalnya kecil. Praktikum manajemen produksi dan operasi ini dilakukan di PT Lombok Gandaria dan PT Rumpun Sari sebagai salah satu contoh perusahaan agribisnis dan dilaksanakan pada tanggal 24 Nopember 2011. PT Lombok Gandaria PT Rumpun Sari ini dipilih sebagai lokasi praktikum mengingat perusahaan ini tergolong perusahaan yang mengolah dan memproduksi hasil pertanian. Selain itu PT Lombok Gandaria dan PT Rumpun Sari merupakan contoh perusahaan yang dianggap telah berhasil melakukan manajemen produksi dan pemasaran dengan baik, khususnya pada penjadwalan dan pengawasan dalam produksi. B. Perumusan Masalah Perumusan masalah dari praktikum Manajemen Produksi dan Operasi dari PT Lombok Gandaria dan PT Rumpun Sari adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana proses penjadwalan produksi di PT Lombok Gandaria dan

PT Rumpun Sari di Kabupaten Karanganyar?


2. Bagaimana desain penjadwalan proses produksi yang efisien dengan metode

PERT pada PT Lombok Gandaria dan PT Rumpun Sari di Kabupaten Karanganyar? C. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari Praktikum Manajemen Produksi dan Operasi ini adalah:
1. Mengetahui penjadwalan produksi di PT Lombok Gandaria dan PT Rumpun

Sari di Kabupaten Karanganyar.


2. Mengetahui proses produksi yang efisien dengan menggunakan metode

PERT pada PT Lombok Gandaria dan PT Rumpun Sari di Kabupaten Karanganyar.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen operasi merupakan suatu proses yang berkesinambungan dan efektif menggunakan fungsi manajemen dan untuk mengintegrasikan berbagai sumber daya secara efisien dalam rangka mencapai tujuan. Kegiatan dalam manajemen operasi mencakup penggunaan fungsi manajemen. Dalam perencanaan, manajer operasi menentukan tujuan subsistem operasi dari organisasi dan mengembangkan program, kebijakan dan prosedur penentuan peranan dan fokus dari operasi termasuk perencanaan produk, perencanaan fasilitas dan perencanaan penggunaan sumber daya produksi (Susetyo, 2010). Manajemen produksi dan operasi merupakan serangkaian proses dalam menciptakan barang atau jasa atau kegiatan yang mengubah bentuk dengan menciptakan atau menambah manfaat suatu barang atau jasa yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Proses tersebut dimulai dari merancang, mengeksekusi dan mengevaluasi persediaan yang ada dengan instrumen kebijakan terkait dengan kapan pemesanan kembali harus dilakukan, berapa besar jumlah item yang harus dipesan, berapa rata-rata level persediaan yang harus dijaga. Dengan pengertian semacam ini, paling tidak perusahaan memiliki panduan mengenai apa saja yang harus diputuskan dalam setiap model persediaan yang dipilih. Fungsi produksi suatu perusahaan tidak dapat berjalan lacar tanpa adanya persediaan yang mencukupi. Persediaan timbul karena penawaran dan permintaan berada dalam tingkat yang berbeda sehingga material yang disediakan berbeda (Lee, 2007). Manajemen Produksi adalah penerapan manajemen berdasarkan fungsinya untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan standar yang ditetapkan berdasarkan keinginan konsumen, dengan teknik produksi yang seefisien mungkin, dari mulai pilihan lokasi produksi hingga produk akhir yang dihasilkan dalam proses produksi. Proses produksi diantaranya : 1. Proses pertama adalah bagaimana suatu produk itu di kerjakan. Ada produk yang dibuat dengan proses lini seperti pada perusahaan mobil, di

mana komponen-komponennya dirakit dalam satu garis assembling hingga menjadi mobil yang utuh. 2. Proses kedua adalah yang dinamakan intermitten. Proses ini mengelompokkan pekerjaan sejenis yang membutuhkan alat dan keahlian tertentu. 3. Proses ketiga adalah yang di sebut dengan proyek. Pengerjaan barang, atau produksi itu dilakukan dengan khusus, yaitu hanya satu produk yang di kerjakan dari awal sampai akhir. (Fathia, 2010). Manajemen produksi dan operasi adalah kegiatan untuk mengatur agar dapat menciptakan dan menambah kegunaan (utility) dari suatu barang atau jasa. Untuk mengatur ini diperlukan keputusan-keputusan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan agar barang-barang atau jasa yang akan dihasilkan sesuai dengan apa yang diharapkan baik mengenai kualitas, kuantitas, waktu yang diharapkan dan biaya yang sekecil-kecilnya (Assauri,2006). Sistem produksi mempunyai masukan yang dapat berupa, bahan baku, komponen atau bagian dari produk, barang setengah jadi, formulir-formulir, para pemesan atau langganan dari para pasien. Keluaran dari sistem produksi dapat berupa barang jadi, barang setengah jadi, bahan-bahan kimia, pelayanan kepada pembeli dan pasien, formulir-formulir yang telah selesai diisi dan diproses. Sistem produksi yang sering dipergunakan dapat dibedakan atas 2 macam yaitu :
1. Proses produksi yang kontinue (continuous process), dimana peralatan

produksi yang digunakan disusun dan diatur dengan memperhatikan uruturutan kegiatan atau routing dalam menghasilkan produk tersebut, serta arus bahan dalam proses telah distandardisir.
2. Proses produksi yang terputus-putus (intermitten process), dimana kegiatan

produksi dilakukan tidak standar, tetapi didasarkan produk yang dikerjakan, sehingga peralatan produksi yang digunakan disusun dan diatur yang dapat bersifat lebih luwes ( flexible) untuk dapat dipergunakan bagi menghasilkan berbagai produk dan berbagai ukuran.

3. Proses produksi yang bersifat proyek, dimana kegiatan produksi dilakukan

pada tempat dan waktu yang berbeda-beda, sehingga peralatan produksi yang digunakan ditempatkan di tempat atau lokasi dimana proyek tersebut dilaksanakan dan pada saat yang direncanakan (Anonim, 2008). B. Penjadwalan dan Pengawasan dengan Metode PERT PERT merupakan singkatan dari Program Evaluation and Review Technique (teknik menilai dan meninjau kembali program). Teknik PERT adalah suatu metode yang bertujuan untuk sebanyak mungkin mengurangi adanya penundaan, maupun gangguan produksi, serta mengkoordinasikan berbagai bagian suatu pekerjaan secara menyeluruh dan mempercepat selesainya proyek. Teknik ini memungkinkan dihasilkannya suatu pekerjaan yang terkendali dan teratur, karena jadwal dan anggaran dari suatu pekerjaan telah ditentukan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan. (Joko, 2009). Tujuan dari PERT adalah pencapaian suatu taraf tertentu dimana waktu merupakan dasar penting dari PERT dalam penyelesaian kegiatan-kegiatan bagi suatu proyek. Dalam metode PERT masalah utama yaitu teknik untuk menentukan jadwal kegiatan beserta anggaran biayanya dengan maksud pekerjaan-pekerjaan yang telah dijadwalkan itu dapat diselesaikan secara tepat waktu serta tepat biaya (Denty, 2010). Teknik PERT adalah suatu metode yang bertujuan untuk sebanyak mungkin mengurangi adanya penundaan maupun konflik dan gangguan produksi, serta mengkoordinasikan dan mengsingkronisasikan berbagai bagian dari keseluruhan pekerjaan dan mempercepat selesainya proyek. PERT adalah suatu metode analisis yang dirancang untuk membantu dalam penjadwalan dan pengendalian proyek-proyek yang kompleks, yang menuntut bahwa masalah utama yang dibahas yaitu masalah teknik untuk menentukan jadwal kegiatan beserta anggaran biayanya sehingga dapat diselesaikan secara tepat waktu dan biaya (Handoko, 2009). Persoalan penjadwalan produksi pada dasarnya adalah pengalokasian sumber daya untuk menyelesaikan sekumpulan pekerjaan agar memenuhi

kriteria tertentu. Kriteria tersebut dapat berupa waktu penyelesaian pekerjaan yang minimal, penggunaaan sumber daya yang maksimal, meminimasi total biaya yang ditimbulkan dan kriteria-kriteria lainnya. Ada tiga aspek penting yang akan menentukan pemenuhan kriteria tersebut, yaitu penentuan ukuran lot produksi, penentuan urutan pekerjaan dan penentuan kapasitas produksi yang diperlukan (Tagawa, 2006). Suatu perusahaan dalam menggunakan metode PERT memiliki manfaat yakni mengetahui ketergantungan dan keterhubungan tiap pekerjaan dalam suatu proyek. Mengetahui implikasi dan waktu jika terjadi keterlambatan suatu pekerjaan. Mengetahui kemungkinan untuk mencari jalur alternatif lain yang lebih baik untuk kelancaran proyek. Mengetahui kemungkinan percepatan dari salah satu atau beberapa jalur kegiatan.Mengetahui batas waktu penyelesaian proyek (Soekanto, 2007). PERT adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang ada didalam suatu proyek. PERT yang memiliki kepanjangan Program Evalution Review Technique adalah suatu metodologi yang dikembangkan oleh Angkatan Laut Amerika Serikat pada tahun 1950 untuk mengatur program misil. Metodologi PERT divisualisasikan dengan suatu grafik atau bagan yang melambangkan ilustrasi dari sebuah proyek. Diagram jaringan ini terdiri dari beberapa titik (nodes) yang merepresentasikan kejadian (event) atau suatu titik tempuh (milestone). Titik-titik tersebut dihubungkan oleh suatu vektor (garis yang memiliki arah) yang merepresentasikan suatu pekerjaan (task) dalam sebuah proyek. Arah dari vektor atau garis menunjukan suatu urutan pekerjaan (Nasution, 2009).

III. HASIL PRAKTIKUM


A. Profil dan Proses Produksi di PT. Lombok Gandaria 1. Profil PT Lombok Gandaria

Sejarah PT Lombok Gandaria yaitu pada tahun 1977 Ibu Maria Inggrit ingin mencoba mengolah resep yang diwariskan dari ibunya, yakni dengan mencampurkan rempah-rempah. Setelah beberapa kali dicoba, pada tahun 1973 Ibu Maria mantap untuk mengolah bahan-bahan kecap dengan kapasitas produksi 10 kg kedelai, bertempat di Jl. Warung Miri 134B Solo untuk pertama kalinya. Ibu Maria mengolah kecap hanya dengan alat-alat tradisional yang ada. Asal nama Lombok Gandaria berawal dari nama gandaria menggambarkan rempah-rempah atau biji buah-buahan yang enak rasanya serta kecintaan Ibu Maria kepada kelima anaknya digambarkan dengan 5 buah cabai di etiketnya. Pada tahun 1977 membuka pabrik di Jl. Sorogenen 33 dengan jumlah karyawan 30 orang dan kapasitas produksi 500 kg. Karena lokasi di Sorogenen sudah tidak mencukupi dan sempat terjadi kebakaran akibat konsleting, maka pada tahun 1983 pindah ke Jaten Karanganyar dengan lokasi yang sangat luas. Situasi sekarang dengan jumlah karyawan 350 orang dan kapasitas produksi menjadi 600 ton, terjadi persaingan yang ketat sehingg harus diupayakan untuk perbaikan dan perubahan. Dengan dipimpin oleh Bapak Gunawan Pranoto selaku direktur PT Lombol Gandaria, beliau melakukan perubahan-perubahan antara lain : a. Perombakan orang b. Perbaikan sistem kerja c. Perbaikan strategi bisnis dan pemasaran d. Pelatihan dan pengembangan SDM e. Penataan sarana dan prasarana perusahaan f. Penetapan visi, misi, dan budaya perusahaan

serta masih banyak lagi perbaikan yang sudah dan akan terus dilakukan, yang kesemuanya ini bertujuan membawa PT Lombok Gandaria menjadi perusahaan yang terdepan. Motto dari PT Lombok Gandaria adalah totalitas dalam kualitas, khususnya dalam produk. Visinya adalah menjadi perusahaan terdepan dalam industri makanan dan minuman yang berkualitas denga keunggulan produk dan pelayanan yang berorientasi pada loyalitas pelanggan. Sedangkan untuk misi dari PT Lombok Gandaria :
a. b. c.

Membangun totalitas terhadap kualitas produk dan pelayanan Membangun sikap kerja komitmen dan kualitas Memberi nilai tambah terhadap seluruh proses produk Selain itu yang merupakan paying dari PT Lombok Gandaria adalah

Logan Value dari PT Lombok Gandaria adalah Logan Value, yaitu:


a. Loyal hatinya

Hati yang loyal membentuk pribadi yang dapat dipercaya. (Nilai : kesetiaan, kepatuhan, kejujuran dan ketulusan). b. Optimis pikirannya Optimis berarti melihat keseluruhan secara utuh, memiliki keyakinan yang teguh dan keberanian dalam menghadapi setiap tantangan. (Nilai : kerendahan hati, keyakinan, dan keberanian). c. Gigih usahanya Kegigihan merupakan takad yang kuat, bagaikan perjalanan pendek yang terus bersambung. (Nilai : keuletan dan pengorbanan). d. Antusias semangatnya Semangat yang antusias terwujud dalam totalitas unjuk kerja. (Nilai : kedisiplinan). e. Nyata hasilnya Nyata hasilnya sebagai bukti kinerja terakhir ia adalah buah dari biji yang ditanam dan skor dari sebuah pertandingan. (Nilai : inovasi dan kesatuan).

2. Proses Produksi PT Lombok Gandaria Profil PT. Lombok Gandaria yang lebih dari 30 tahun berdiri, terus mengembangkan kualitas produk. Dari industri rumah tangga menjadi pabrik dengan skala produksi tinggi kemudian pabrik penerapan CPMB (Cara Produksi Makanan yang Baik) sesuai standar. CPMB (Cara Produksi Makanan yang Baik) yang dilakukan perusahaan antara lain : keamanan pangan, kesesuaian pangan, pencegahan kontaminan produksi. Untuk produk kecap, bahan bakunya antara lain : kedelai (kuning), garam, gula merah jamur Aspergillus, dan rempah-rempah. Setiap kecap memiliki cita rasa dan aroma yang berbeda dikarenakan proses pengolahan yang berbeda dan komposisi bumbu rempah yang berbeda pula. Kecap yang diproduksi secara modern akan mengalami perubahan genetika mikroorganisme yang mengandung aflatoksin, untuk terbebas dari unsur tersebut membutuhkan waktu yang lama. Untuk kecap merk ternama dapat memproduksi ribuan botol per hari, padahal fermentasi basah membutuhkan waktu minimal 4 bulan, hal tersebut dipertanyakan keasliannya. Lama fermentasi basah berpengaruh pada kualitas filtrate. Semakin lama fermentasi basah maka akan semakin tinggi dan kompleks kandungan nutrisinya. Keunggulan produk kecap dari PT. Lombok Gandaria ini adalah tanpa bahan makannan tambahan, tanpa pewarna buatan, tanpa bahan pengawet (msg), dan tanpa pemanis buatan. Kecap ini tidak perlu menambahkan bahan makanan tambahan karena untuk kecap manis, kadar gula yang tinggi dapat membuat tahan lama (awet alami), manis dan tekstur kental. Sedangkan untuk kecap asin, kadar garam yang tinggi dapat sebagai pengawet alami. Berikut merupakan proses pembuatan kecap.

kedelai pemasakan kedelai penambahan jamur fermentasi

beras pemasakan beras bibit fermentasi fermentasi kering (di rumah Koji)

garam + air penambahan garam dan air

fermentasi basah pembaceman (moromi) pengepresan kecap asin

gula merah pemasakan gula filtrasi (penambahan gula) kecap manis

blending kecap quality control pengemasan Gambar 3.1 Proses pembuatan kecap

Selain produk kecap, PT. Lombok Gandari juga mengeluarkan produk berupa saos dan cuka. Saos dengan bahan dasar tomat, cabai merah, dan ubi. Sedangkan cuka berbahan dasar asam asitat dan air. Berikut adalah namanama merk dari produk-produk PT. Lombok Gandaria : a. Kecap : Lombok Gandaria, Semar, Bagong, Sari Kecap (perbedaan pasa komposisi gula merah dan kualitas)
b. Saos : Lombok Gandaria, Bagong (saos tomat, saos sambal) c. Cuka : Lombok Gandaria (cuka 25% dan cuka 5%)

Berikut ini merupakan beberapa pengawasan mutu di laboratorium yang dikontrol oleh QC lab : a. Proses bongkar muat bahan baku b. Fermentasi

c. Pengolahan pangan d. Proses pengemasan e. Higienitas karyawan produksi f. Penyimpanan bahan baku di gudang g. Penyimpanan barang di gudang Selain pengawasan mutu di laboratorium, ada pula pengawasan mutu di lapangan yang dikontrol oleh QC lapang : a. Bahan baku dan bahan tambahan b. Produksi setengah jadi c. Produksi jadi d. Bahan pengemas e. Air proses f. Limbah B. Profil dan Proses Produksi di PT Rumpun Sari 1. Profil PT Rumpun Sari a. Keadaan Umum Perusahaan PT Rumpun Sari merupakan salah satu perkebunan dari PT. Rumpun Bersaudara, dimana PT Rumpun Sari ini mengelola perkebunan dan pengolahan hasil dari komoditas teh. Pelaksanaan di PT Rumpun Sari dibagi menjadi 3 bagian utama : 1) Bagian kebun yang bertugas mengusahakan pucuk teh sebagai bahan baku teh dengan seoptimal mungkin baik dari segi kuantitas maupun kualitas. 2) Bagian pabrik yang mengelola hasil dari bagian kebun menjadi teh siap jual sesuai dengan permintaan pasar atau konsumen. Bagian pabrik ini meliputi pengolahan, analisa, dan gudang. 3) Bagian kantor dan umum yang melaksanakan pekerjaan administrasi dan masalah perkantoran lainnya sebagai bagian dari kegiatan suatu usaha. b. Kondisi Wilayah

Perkebunan teh PT Rumpun Sari terletak pada 7,4 - 7,6 LS dan 11,1 - 11,25 BT dengan ketinggian antara 700 - 1300 mdpl. Apabila dilihat dari wilayah perkebunan PT. Rumpun Sari termasuk dalam Kelurahan Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Kawedanan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, Karisidenan Surakarta, Provinsi Jawa Tengah.PT. Rumpun Sari dibatasi oleh : Utara Selatan Timur Barat : Kecamatan Jenawi : Nggadungan, Kecamatan Ngargoyoso : Daerah Hutan Pinus Wonomarto (Perhutani Gunung Sewu) : Kebun Karet PT Rumpun Sari XXVIII Kebun Batu Jamus

Luas areal konsesi Perkebunan PT Rumpun Sari pada tahun 2005 adalah 437,82 ha. Areal tersebut digunakan untuk tanaman teh, lahan cadangan, albizia, emplacement, jalan jurang, makam, parit atau sungai dan terdapat pula lahan yang tidak dapat ditanami. Lahan produktif tanaman menghasilkan (TM) terbagi dalam 2 afdeling yaitu afdeling OA terdiri dari 13 blok dan afdeling OB terdiri dari 14 blok.
c. Sejarah Perkebunan PT Rumpun Sari

Berdasarkan surat keputusan Mendagri No. 17/HGU/DA/71 pada tanggal 3 November dibentuk PT Rumpun yang berada dibawah yayasan Rumpun Diponegoro. Pada tahun 1980 PT Rumpun dipecah menjadi 2, yaitu : 1) PT Rumpun Antan dengan komoditri karet, kopi, kelapa, randu dan cengkeh yeng meliputi perkebunan : a) Perkebunan Carui/Kebun Darmo Kradenan di Banyumas b) Perkebunan Samudra di Banyumas c) Perkebunan Carui/Rejodadi di Cilacap d) Perkebunan Jati Pablengan di Semarang e) Perkebunan Sluwak di Pati

2)

PT Rumpun Teh dengan komoditi kopi dan teh yang

meliputi perkebunan : a) Perkebunan Kemuning di Karanganyar b) Perkebunan Medini di Kendal c) Perkebunan Kaligintung di Semarang PT Rumpun pada bulan Maret tahun 1990 bekerjasama dengan PT Rumpun Sari. Astra Agroniaga Jakarta, kemudian pada tahun 2004 atau lebih tepatnya pada tanggal 1 Mei 2004, PT Rumpun ini menjadi hak milik perorangan. Hal itu bisa terjadi karena PT Astra Agro Niaga ingin lebih berkonsentrasi untuk lebih menangani perkebunan kelapa sawit. Oleh karena itu, saham dari perkebunan non kelapa sawit ditawarkan untuk dijual ke pihak lain dan salah satunya adalah saham PT Rumpun termasuk PT Rumpun Sari ini dibeli oleh orang Bali yang bernaman Bapak Ketut Gedhe Yudantara. Bapak Ketut Gede Yudantara ini merupakan orang kepercayaan dari PT Astra Agro Niaga dan yang kemudian membeli salah satu asset dari PT Astra Agro Niaga, yaitu PT Rumpun. Kemudian Bapak Ketut Gede Yudantara bekerjasama dengan PT Sats. PT Rumpun Sari menangani masalah pabrikasi dan PT Sats lebih ke manajemen pemasarannya. Kepemilikan perorangan yang bekerjasama dengan PT Sats ini berlaku sampai sekarang. d. Visi dan Misi Visi Perusahaan adalah :
1) Perusahaan yang tangguh, tumbuh dan berkembang dengan menekan

pada peningkatan kualitas, kemitraan dan ramah lingkungan. 2) Mempertahankan perkebunan untuk kepentingan masyarakat Kemuning khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya karena merupakan asset yang perlu dilestarikan. Misi perusahaan adalah perusahaan ingin meningkatkan mutu yang benar-benar mempunyai kualitas super dan perusahaan ingin memperkenalkan pada masyarakat internasional. e. Ketenagakerjaan

Susunan pengurus. Sistem kerja dan penggajian karyawan dibagi dalam 2 golongan : 1) Karyawan staff, non staff dan bulanan merupakan wewenang direksi pusat dan mendapat gaji 1 bulan penuh. 2) Karyawan harian tetap, musiman dan borongan merupakan wewenang administrator dan cara penggajiannya adalah 2 kali sebulan sedangkan besarnya upah karyawan tidak sama tergantung kedudukan dalam perusahaan. 2. Proses Produksi PT. Rumpun Sari Kemuning Di PT Rumpun Sari, produk yang dipilih adalah teh hijau karena teh kemuning ini menjadi kualitas ke-2 di dunia. Sebelum diambil alih ASTRA, produknya adalah black tea, karena prosesnya panjang dan rumit, maka diambil kebijakan untuk mengolah green tea dengan biaya yang lebih terjangkau dan hasilnya memuaskan. Teh hijau ini hanya dibatasi maksimal 40% untuk diekspor, sedangkan 60% untuk lokal. Pabrik di PT Rumpun Sari ini tidak menggunakan BBM yang berupa bensin atau LPG. namun hanya menggunakan kayu bakar untuk bahan bakar setiap proses produksinya. Sehingga mengakibatkan kotor akibat abu yang dihasilkan oleh kayu bakar tersebut, mengakibatkan kondisi pabrik tidak sebersih pabrik teh lainnya. PT Rumpun Sari dapat memproduksi teh hijau dengan kualitas I dan kualitas II. Untuk produk teh hijau itu sendiri ada Peko (Super Besar dan Super Kecil) dan CM (Cun Mi). PEKO diambil 3 pucuk daun dari atas, yang berbentuk kecil untuk Peko Super Kecil, daun yang besar untuk Peko Super Besar. Sedangkan pucuk yang paling kecil (biasanya masih menggulung) untuk CM (Cun Mi). Sedangkan 3 daun kebawah disebut sikeng (daun tua). Kemudian pucuk tersebut ditimbang dan secepat mungkin diolah menjadi teh hijau karena jika tidak cepat diolah akan terjadi fermentasi, kalau untuk teh hitam memang menggunakan fermentasi jadi harus didiamkan/diangin-anginkan kurang lebih selama 9 jam. Dalam proses awal ini terdapat 3 tahap dengan 5 jenis mesin :

a. Tahap pertama. Proses pelayuan di mesin Rotary Panner, dimana daun

yang segar/muda dilayukan dengan pemanasan secara langsung antara suhu 90-100C, agar tidak terjadi kelebihan suhu yang dapat mengakibatkan kerusakan daun teh, kandungan klorofil akan mati pada suhu yang terlalu tinggi, dan dapat menonaktifkan enzim polifenol. Kapasitas mesin 350 kg dalam waktu 3 sampai 5 menit. Sebelum proses berakhir tidak boleh berhenti, hal ini untuk mempertahankan kualitas. Ciri-ciri daun yang telah layu adalah warna daun hijau zaitun, tekstur lemas, kadar air bertambah, 80% derajat layu.
b. Tahap kedua. Proses penggulungan di mesin. Apabila terjadi kesalahan

derajat layu tidak seperti standar, daun kering, hancur maka terjadi kerusakan dan akan menurunkan kualitas produk juga. Di mesin Roller ini akan membentuk gulungan-gulungan kecil, dan akan mememarkan daun, sehingga keluar gel yang dapat menjadi lem agar daun yang menggulung tidak pudar setelah selesai proses. Kapasitas mesin 150 kg selama 20 menit. Setelah 20 menit daun teh bisa diturunkan dan tidak boleh terlalu lama karena dapat menghancurkan daun teh. c. Tahap ketiga. Terdapat 3 macam proses pengeringan :
1)

Pengeringan pertama di mesin ECP (Endless Chain

Pressure) Dryer. Mengurangi kadar air sebesar 20-25%, dari 80% kadar air menjadi 55-60% dengan pemanasan tidak langsung yaitu dengan udara panas tungku di luar yakni dengan suhu 150C dalam waktu 30 menit. Daun tidak boleh terlalu kering karena akan hancur untuk proses selanjutnya. Agar tidak terjadi kekeringan dapat dengan cara mengatur suhu nya (diturunkan) atau inputnya dinaikkan.
2)

Pengeringan kedua di mesin Rotary Dryer. Pengeringan

kedua dilakukan untuk menyeragamkan tingkat kadar air kurang lebih menjadi 35% kadar air, suhu 80C untuk mengeluarkan uapuapnya saja, dengan kapasitas 100 kg dalam waktu 30-45 menit.
3)

Tahap ketiga di mesin Ball Tea menurunkan kadar air yang

paling tinggi yaitu 30% dengan waktu yang lebih lama kurang lebih

12-14 jam. Kapasitas 1100-1400 kg, diputar dengan pemanasan tidak langsung pada suhu 150C. Setelah melalui proses awal dengan 3 tahap tersebut, daun-daun teh tadi memasuki proses akhir. Memasuki mesin pertama yaitu mesin sortasi (mesin meksi) dimana mesin ini berfungsi untuk memisahkan antara grade kualitas ekspor dengan kualitas biasa. Di mesin ini akan memisahkan besar kecilnya partikel teh. Peko Super Besar dan Kecil dengan kualitas nomor 2 (lokal) akan dikemas dalam kotak-kotak kecil. Sedangkan kualitas pertama dikemas lebih kecil dengan harga lebih mahal untuk diekspor. Kualitas I memiliki ciri-ciri bentuk menggulung secara sempurna dan warna hitam kehijauan. Kualitas II bentuknya menggulung tidak sempurna, tidak beraturan dan berwarna kekuningan. Selanjutnya masuk ke mesin kedua yaitu mesin Middleton yang fungsinya memisahkan partikel menggulung dengan batangnya (tulang). Setelah keluar dari mesin 2 tulang menjadi berkurang sehingga menjadi bahan Peko Super Besar. Peko Super Kecil partikelnya lebih kecil. Untuk Peko yang tidak menggulung, hancur, dan berwarna hitam kehijauan. Aroma harum teh sesungguhnya ada di batang, maka batang tidak dibuang begitu saja melainkan dihancurkan untuk aroma tehnya. Setelah melalui tahap 2 mesin, selanjutnya masuk ke tahap 3 mesin Winower. Mesin ini berfungsi sebagai pemisah berat jenis (antara yang ringan dan yang berat), yang berat merupakan Peko. Di mesin 2 tadi masih tercampur Peko dengan sikeng, maka dipisahkan dengan mesin Winower ini. Teh yang masih bercampur tadi dinaikkan dengan conveyor, dihisap, dan yang paling berat akan menjadi Peko Super. Cara pengolahan tersebut di Nako, jika lebih berat maka Nako ditutup rapat, jika ringan Nako akan dibuka. Setelah itu sudah 95% menjadi Peko Super sedangkan 5%nya di mesin kecil (mesin sparator). Mesin Sparator berfungsi sebagai finishing atau pembersihan partikel teh dari bahan-bahan kecil supaya 100% didapat hanya Peko Super. Setelah itu masuk mesin poles, dimana di mesin poles ini akan mengurangi kadar air yang normal menjadi standar 3-5% kadar airnya.

Juga untuk menyeragamkan warna menjadi hitam keputihan. Lalu produk siap dikemas dalam kondisi masih hangat. Seluruh rangkaian proses tadi memerlukan waktu kurang lebih 17 jam. PT Rumpun Sari hanya memproses bahan baku teh hijau, yang nantinya akan diproses lebih lanjut oleh pabrik teh lain (misal Gunung Subur). Teh hijau ini bisa langsung dikonsumsi, khasiatnya lebih besar karena kandungan protein di dalam teh tidak seluruhnya mati. Perusahaan ini tidak berproduksi ketika hari libur nasional. Dengan input sebesar 10 ton per hari pucuk basar, menghasilkan output 2 ton 250 kg kering. Bahan baku didapatkan dari kebun teh milik perusahaan seluas 386 ha.
C. Penjadwalan dan Pengawasan dengan Metode PERT

1. PT Lombok Gandaria PT Lombok Gandaria merencanakan segala proses produksi mulai dari kedatangan bahan baku, persediaan bahan baku, pengolahan bahan baku menjadi produk setengah jadi, pengolahan bahan baku menjadi produk jadi, packing/pengemasan, hingga jadinya produk untuk dipasarkan. Berikut merupakan data penjadwalan proses produksi kecap dari PT Lombok Gandaria. Tabel 1. Penjadwalan kegiatan pembuatan kecap manis dengan Metode PERT Kegiatan Pemilihan biji kedelai Pemasakan I Proses fermentasi Proses pembaceman Pengepresan Pemasakan II Penyaringan Penampungan Pembotolan Penggudangan Kode A B C D E F G H I J Kegiatan sebelumnya A dan B C D E E F G dan H I Lama pengerjaan (hari) 1 1 5 120 3 1 1 1 1 1

Sumber : Data Sekunder PT Lombok Gandaria Untuk perubahan perencanaan sangat minim dilakukan karena di PT Lombok Gandaria sudah tersedia persediaan bahan baku yang telah tersedia

dalam waktu minimal 1 bulan. Sehingga proses produksi selalu tepat waktu. Sedangkan untuk penjadwalan yang dilakukan apabila permintaan pasar naik turun yaitu dengan menggunakan kapasitas produksi yang disesuaikan dengan permintaan. Dalam proses pembuatan kecap ini pengawasan sangatlah diperhatikan. Dari pertama kali pemilihan bahan baku yang berkualitas untuk menghasilkan produk kecap yang memiliki mutu yang tinggi. Pengawasan proses produksi dilakukan untuk memaksimalkan sumberdaya yang ada antara teknologi yang digunakan dengan karyawan yang bekerja pada pabrik tersebut, agar lebih efektif dalam memanfaatkan faktor internal yang ada dalam industri tersebut. Selanjutnya pengawasan juga dilakukan pada hasil kecap yang sudah di produksi. Seperti melakukan pengawasan terhadap mutu produk, pengemasan, penyimpanan, dan lain-lain. Hal ini berguna untuk menjaga mutu dari produk itu sendiri. 2. PT Rumpun Sari Kemuning Produksi tidak bisa dipastikan oleh perusahaan, karena produksi berhubungan dengan alam. Apabila musim kemarau produksi bisa turun karena daun-daun layu. Namun jika musim penghujan, produksi bisa naik. Penjadwalan yang dilakukan saat permintaan naik, yaitu dengan melakukan penyimpanan terlebih dahulu. Sehingga saat permintaan naik, masih terdapat stok di gudang. Namun saat permintaan turun, perusahaan dapat menunda pengiriman produk atau mengurangi pengiriman produk tersebut Berikut merupakan data penjadwalan proses produksi.

Tabel 2. Penjadwalan kegiatan pembuatan teh dengan Metode PERT Kegiatan Pelayuan Kode A Kegiatan sebelumnya Lama pengerjaan 5 menit

Penggulungan Pengeringan I Pengeringan II Pengeringan III Sortasi Pemisahan Partikel Pemisahan Berat Jenis

B C D E F G H

A B C D E F G

20 menit 30 menit 45 menit 14 jam 30 menit 30 menit 20 menit

Sumber : Data Sekunder PT Rumpun Sari Seluruh produksi dilakukan dengan tepat waktu. Untuk teh hijau harus secepatnya diolah sebab akan terjadi proses fermentasi apabila tidak segera diolah. Hanya saja terkandang terjadi kendala di perkebunan. Misalnya tanaman teh rusak terkena hama, hal tersebut dapat diatasi dengan penyemprotan pestisida dan pemangkasan/peremajaan teh. Peremajaan teh ini, 3 bulan kemudian daun teh baru tumbuh. Pengawasan pada PT Rumpun Sari dilakukan selama proses produksi selama 24 jam. Disini pekerja, bekerja dengan melakukan pembagian waktu kerja dan para mandor yang mengawasi juga dilakukan pembagian kerja. Selama proses produksi pengawasan selalu dilakukan untuk memperoleh hasil yang maksimal serta memantau pekerjaan yang dilakukan oleh masing-masing pekerja. Meskipun sudah terbiasa melakukan pekerjaan tersebut perlu adanya kontrol agar mutu dan kualitas teh yeng dihasilkan tetap terjamin. Selain itu pengawasan terhadap bahan baku yang tersedia juga selalu di perhatikan. Dari kebun teh yang ada dilakukan pengawasan dan penanganan jika mengalami gangguan seperti tanaman teh terserang hama atau penyakit yang memungkinkan menurunkan produksi teh untuk bahan baku membuat teh.

IV. PEMBAHASAN A. PT Lombok Gandaria


1. Penjadwalan Produksi di PT Lombok Gandaria

PT Lombok Gandaria saat ini mempunyai karyawan dengan jumlah 350 orang dan kapasitas produksi setiap hari 600 ton. PT Lombok Gandaria yang lebih dari 30 tahun berdiri, terus mengembangkan kualitas produk.

Gambar 4.1 Proses Perkembangan PT Lombok Gandaria PT Lombok Gandaria menerapkan CPMB sesuai standar antara lain: a. Keamanan pangan, b. Kesesuaian pangan, c. Pencegahan kontaminan produksi. Bahan baku untuk produk kecap antara lain : kedelai (kuning), garam, gula merah jamur Aspergillus, dan rempah-rempah. Setiap kecap memiliki cita rasa dan aroma yang berbeda dikarenakan proses pengolahan yang berbeda dan komposisi bumbu rempah yang berbeda pula. Kecap yang diproduksi secara modern akan mengalami perubahan genetika mikroorganisme yang mengandung aflatoksin, untuk terbebas dari unsur tersebut membutuhkan waktu yang lama. Untuk kecap merk ternama dapat memproduksi ribuan botol per hari, padahal fermentasi basah

membutuhkan waktu minimal 4 bulan, hal tersebut dipertanyakan keasliannya. Lama fermentasi basah berpengaruh pada kualitas filtrate. Semakin lama fermentasi basah maka akan semakin tinggi dan kompleks kandungan nutrisinya. Keunggulan produk kecap dari PT Lombok Gandaria ini adalah tentang komposisi pada kecap tanpa bahan makanan tambahan, tanpa pewarna buatan, tanpa bahan pengawet (MSG), dan tanpa pemanis buatan. Kecap ini tidak perlu menambahkan bahan makanan tambahan karena untuk kecap manis, kadar gula yang tinggi dapat membuat tahan lama (awet alami), manis dan tekstur kental. Sedangkan untuk kecap asin, kadar garam yang tinggi dapat sebagai pengawet alami. Jam kerja di PT Lombok Gandaria adalah 8 jam dalam sehari untuk hari Senin sampai Jumat yaitu jam 08.00-16.00 WIB berlaku bagi para karyawan kantor dan karyawan bagian produksi. Di hari Sabtu jam kerja di PT Lombok Gandaria yaitu jam 08.00-12.00 WIB. Jam istirahat di PT Lombok Gandaria adalah selama 1 jam yaitu pada pukul 11.30 sampai 12.30 WIB. Apabila ada pesanan produksi dalam jumlah yang besar seperti pada Hari Raya Idul Fitri maka diadakan jam kerja tambahan bagi para karyawan produksi yaitu hari Sabtu lembur dari jam 08.00-16.00 WIB. Penjadwalan kegiatan pembuatan kecap manis di PT Lombok Gandaria dengan Metode PERT (Program Evaluation and Review Technique) yaitu sebagai berikut: Tabel 3. Penjadwalan kegiatan pembuatan kecap manis dengan Metode PERT Kegiatan Pemilihan biji kedelai Pemasakan I Proses fermentasi Proses pembaceman Pengepresan Pemasakan II Penyaringan Penampungan Pembotolan Kode A B C D E F G H I Kegiatan sebelumnya A dan B C D E E F G dan H Lama pengerjaan (hari) 1 1 5 120 3 1 1 1 1

Penggudangan

2. Desain Metode PERT A (1) B (1)


G (1) H (1)

C (5)

D (120)

E (3)

F (1)

I (1) J (1) Gambar 4.2 Jalur PERT Kegiatan Pembuatan Kecap Manis di PT Lombok Gandaria Dari gambar di atas dapat diketahui jalur PERT sebagai berikut : A C D E F H I J = 1+5+120+3+1+1+1+1 = 133 hari A C D E G I J = 1+5+120+3+1+1+1 = 132 hari B C D E F H I J = 1+5+120+3+1+1+1+1 = 133 hari B C D E G I J = 1+5+120+3+1+1+1+1 = 132 hari Maka didapatkan jalur kritis dengan waktu terlama yaitu 133 hari untuk menyelesaikan pembuatan kecap manis yaitu jalur A C D E F H I J dan B C D E F H I J. Perubahan perencanaan sangat minim dilakukan karena di PT Lombok Gandaria sudah tersedia buffer stock (persediaan bahan baku yang telah tersedia dalam waktu minimal 1 bulan). Sehingga untuk proses produksi selalu tepat waktu. Sedangkan untuk penjadwalan yang dilakukan apabila permintaan pasar naik turun yaitu dengan menggunakan kapasitas produksi

yang disesuaikan dengan permintaan. Apabila permintaan naik maka perusahaan akan memaksimalkan penggunaan mesin-mesin produksi dan juga akan menambah jam kerja karyawan yakni Sabtu yang seharusnya jam kerja 08.00-12.00 WIB menjadi 08.00-16.00 WIB. Apabila permintaan turun maka perusahaan akan mengurangi kegiatan. Saat ini terjadi persaingan yang ketat sehingga harus diupayakan untuk perbaikan dan perubahan. Dengan dipimpin oleh Bapak Gunawan Pranoto selaku direktur PT. Lombol Gandaria, beliau melakukan perubahanperubahan antara lain : a. Perombakan orang-orang dalam perusahaan b. Perbaikan sistem kerja c. Perbaikan strategi bisnis dan pemasaran d. Pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) e. Penataan sarana dan prasarana perusahaan f.Penetapan visi, misi, dan budaya perusahaan Serta masih banyak lagi perbaikan yang sudah dan akan terus dilakukan, yang kesemuanya ini bertujuan membawa PT. Lombok Gandaria menjadi perusahaan yang terdepan. Dalam menjaga kualitas dan kuantitas produksi dalam 1 bulan dibuat per minggunya PT. Lombok Gandaria melakukan pengontrolan dan pengawasan, supaya tidak ada kesalahan dari awal hingga akhir produksi. Berikut ini merupakan beberapa pengawasan mutu di laboratorium yang dikontrol oleh Quality Control laboratorium antara lain : a. Proses bongkar muat bahan baku b. Fermentasi c. Pengolahan pangan

d. Proses pengemasan e. Higienitas karyawan produksi f.Penyimpanan bahan baku di gudang g. Penyimpanan barang di gudang Selain pengawasan mutu di laboratorium, ada pula pengawasan mutu di lapangan yang dikontrol oleh Quality Control lapang : a. Bahan baku dan bahan tambahan b. Produksi setengah jadi c. Produksi jadi d. Bahan pengemas e. Air proses f.Limbah B. PT Rumpun Sari
1. Penjadwalan Produksi di PT Rumpun Sari

PT Rumpun Sari dapat memproduksi teh hijau dengan kualitas I dan kualitas II. Untuk produk teh hijau itu sendiri ada Peko (Super Besar dan Super Kecil) dan CM (Cun Mi). Peko diambil 3 pucuk daun dari atas, yang berbentuk kecil untuk Peko Super Kecil, daun yang besar untuk Peko Super Besar. Sedangkan pucuk yang paling kecil (biasanya masih menggulung) untuk CM. Sedangkan 3 daun kebawah disebut sikeng (daun tua). Kemudian pucuk tersebut ditimbang dan secepat mungkin diolah menjadi teh hijau karena jika tidak cepat diolah akan terjadi fermentasi, kalau untuk teh hitam memang menggunakan fermentasi jadi harus didiamkan/diangin-anginkan kurang lebih selama 9 jam. Dalam proses awal ini terdapat 3 tahap dengan 5 jenis mesin :

a. Tahap pertama. Proses pelayuan di mesin Rotary Panner, dimana daun

yang segar/muda dilayukan dengan pemanasan secara langsung antara suhu 90-100C, agar tidak terjadi kelebihan suhu yang dapat mengakibatkan kerusakan daun teh, kandungan klorofil akan mati pada suhu yang terlalu tinggi, dan dapat menonaktifkan enzim polifenol. Kapasitas mesin 350 kg dalam waktu 3 sampai 5 menit. Sebelum proses berakhir tidak boleh berhenti, hal ini untuk mempertahankan kualitas. Ciriciri daun yang telah layu adalah warna daun hijau zaitun, tekstur lemas, kadar air bertambah, 80% derajat layu.
b. Tahap kedua. Proses penggulungan di mesin. Apabila terjadi kesalahan

derajat layu tidak seperti standar, daun kering, hancur maka terjadi kerusakan dan akan menurunkan kualitas produk juga. Di mesin Roller ini akan membentuk gulungan-gulungan kecil, dan akan mememarkan daun, sehingga keluar gel yang dapat menjadi lem agar daun yang menggulung tidak pudar setelah selesai proses. Kapasitas mesin 150 kg selama 20 menit. Setelah 20 menit daun teh bisa diturunkan dan tidak boleh terlalu lama karena dapat menghancurkan daun teh. c. Tahap ketiga. Terdapat 3 macam proses pengeringan :
1) Pengeringan pertama di mesin ECP (Endless Chain Pressure) Dryer.

Mengurangi kadar air sebesar 20-25%, dari 80% kadar air menjadi 5560% dengan pemanasan tidak langsung yaitu dengan udara panas tungku di luar yakni dengan suhu 150C dalam waktu 30 menit. Daun tidak boleh terlalu kering karena akan hancur untuk proses selanjutnya. Agar tidak terjadi kekeringan dapat dengan cara mengatur suhu nya (diturunkan) atau inputnya dinaikkan.
2) Pengeringan kedua di mesin Rotary Dryer. Pengeringan kedua

dilakukan untuk menyeragamkan tingkat kadar air kurang lebih menjadi 35% kadar air, suhu 80C untuk mengeluarkan uap-uapnya saja, dengan kapasitas 100 kg dalam waktu 30-45 menit.

3) Tahap ketiga di mesin Ball Tea menurunkan kadar air yang paling

tinggi yaitu 30% dengan waktu yang lebih lama kurang lebih 12-14 jam. Kapasitas 1100-1400 kg, diputar dengan pemanasan tidak langsung pada suhu 150C. Setelah melalui proses awal dengan 3 tahap tersebut, daun-daun teh tadi memasuki proses akhir. Memasuki mesin pertama yaitu mesin sortasi (mesin meksi) dimana mesin ini berfungsi untuk memisahkan antara grade kualitas ekspor dengan kualitas biasa. Di mesin ini akan memisahkan besar kecilnya partikel teh. Peko Super Besar dan Kecil dengan kualitas nomor 2 (lokal) akan dikemas dalam kotak-kotak kecil. Sedangkan kualitas pertama dikemas lebih kecil dengan harga lebih mahal untuk diekspor. Kualitas I memiliki ciriciri bentuk menggulung secara sempurna dan warna hitam kehijauan. Kualitas II bentuknya menggulung tidak sempurna, tidak beraturan dan berwarna kekuningan. Selanjutnya masuk ke mesin kedua yaitu mesin Middleton yang fungsinya memisahkan partikel menggulung dengan batangnya (tulang). Setelah keluar dari mesin 2 tulang menjadi berkurang sehingga menjadi bahan Peko Super Besar. Peko Super Kecil partikelnya lebih kecil. Untuk Peko yang tidak menggulung, hancur, dan berwarna hitam kehijauan. Aroma harum teh sesungguhnya ada di batang, maka batang tidak dibuang begitu saja melainkan dihancurkan untuk aroma tehnya. Setelah melalui tahap 2 mesin, selanjutnya masuk ke tahap 3 mesin Winower. Mesin ini berfungsi sebagai pemisah berat jenis (antara yang ringan dan yang berat), yang berat merupakan Peko. Di mesin 2 tadi masih tercampur Peko dengan sikeng, maka dipisahkan dengan mesin Winower ini. Teh yang masih bercampur tadi dinaikkan dengan conveyor, dihisap, dan yang paling berat akan menjadi Peko Super. Cara pengolahan tersebut di Nako, jika lebih berat maka Nako ditutup rapat, jika ringan Nako akan dibuka. Setelah itu sudah 95% menjadi Peko Super sedangkan 5%nya di mesin kecil (mesin sparator). Mesin Sparator berfungsi sebagai finishing atau pembersihan partikel teh dari bahan-bahan kecil supaya 100% didapat hanya

Peko Super. Setelah itu masuk mesin poles, dimana di mesin poles ini akan mengurangi kadar air yang normal menjadi standar 3-5% kadar airnya. Juga untuk menyeragamkan warna menjadi hitam keputihan. Lalu produk siap dikemas dalam kondisi masih hangat. Seluruh rangkaian proses tadi memerlukan waktu kurang lebih 17 jam. Berikut ini penjadwalan kegiatan pembuat teh di PT Rumpun Sari dengan Metode PERT (Program Evaluation and Review Technique) berdasarkan proses produksi yaitu sebagai berikut : Tabel 4. Penjadwalan kegiatan pembuatan teh dengan Metode PERT Kegiatan Pelayuan Penggulungan Pengeringan I Pengeringan II Pengeringan III Sortasi Pemisahan Partikel Pemisahan Berat Jenis Kode A B C D E F G H Kegiatan sebelumnya A B C D E F G Lama pengerjaan 5 menit 20 menit 30 menit 45 menit 840menit 30 menit 30 menit 20 menit

2. Desain Metode PERT A (5) B (20) C (30) D (45) E(840) F (30) G (30) H (20)

Gambar 4.3 Jalur PERT Kegiatan di PT Rumpun Sari Dari gambar diatas dapat diketahui jalur PERT sebagai berikut : ABCDEFGH = 5+20+30+45+40+840+30+30+20 = 1020 menit. Maka didapatkan jalur kritis dengan waktu 1020 menit atau 17 jam. Berdasar penjadwalan dengan metode PERT dapat di lihat bahwa layout yang di cepat di proses karena gunakan oleh PT Rumpun Sari adalah layout garis atau layout produk. Kebaikan dengan menggunakan layout ini adalah bahan yang teh harus segera di proses agar tidak terkena proses fermentasi, fasilitas mesin dapat dioperasikan secara cepat dan pada perusahaan ini mesin

dioperasikan terus 24 jam kecuali hari libur nasional, dan penentuan routing serta scheduling yang mudah untuk mempermudah proses penjadwalan. Penjadwalan yang dilakukan saat permintaan naik, yaitu dengan melakukan penyimpanan terlebih dahulu. Sehingga saat permintaan naik, masih terdapat stok di gudang. Namun saat permintaan turun, perusahaan dapat menunda pengiriman produk atau mengurangi pengiriman produk tersebut. PT Rumpun Sari memproduksi tidak hanya untuk kebutuhan lokal tetapi juga untuk di ekspor. Proses pengawasan yang dilakukan yakni 24 jam dengan pergantian shift antar mandor. Pengawasan dengan mandor dilakukan 24 jam agar selalu mendampingi pegawai yang bekerja 24 jam. Pengawasan secara kontinuitas agar dapat meminimalisasi kesalahan yang akan terjadi pada setiap produksi. Jika terjadi masalah pada proses produksi akan mengganggu kualitas dari bahan baku karena teh yang tidak cepat pemrosesannya akan terjadi proses fermentasi yang tidak di harapkan. Pengawasan lebih efektif terjadi saat musim hujan di karenakan hasil panen bahan baku lebih banyak di bandingkan musim kemarau. Pengawasan yang di lakukan tidak hanya pada proses produksi saja tapi juga pada saat penanaman bahan baku karena jika ada tanaman yang terkena hama maka harus segera di semprot pestisida dan dapat berproduksi lagi setelah 3 bulan.

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kesimpulan yang dari laporan pada praktikum kali ini adalah :
1. Penjadwalan produksi di PT Lombok Gandaria terutama untuk kegiatan

pembuatan kecap manis antara lain pemilihan biji kedelai, pemasakan I, proses fermentasi, proses pembaceman, pengepresan, pemasakan II, penyaringan, penampungan, pembotolan, penggudangan. Serangkaian kegiatan tersebut diselesaikan dalam waktu 135 hari. Proses produksi yang cukup lama pada PT. Lombok Gandaria tidak menghambat proses pemasaran karena sudah tersedia buffer stock (persediaan bahan baku yang telah tersedia dalam waktu minimal 1 bulan). Sedangkan untuk penjadwalan yang dilakukan apabila permintaan pasar naik turun yaitu dengan menggunakan kapasitas produksi yang disesuaikan dengan permintaan. Sedangkan penjadwalan produksi di PT Rumpun Sari untuk

kegiatan

pengeringan/pembuatan

teh

antara

lain

pelayuan,

penggulungan, pengeringan I, pengeringan II, pengeringan III, sortasi, pemisahan partikel, pemisahan berat jenis. Serangkaian kegiatan tersebut memerlukan waktu kurang lebih 17 jam. Pada PT Rumpun Sari penjadwalan tetap terjaga walaupun saat kemarau hasil panen menurun dan saat penghujan hasil panen meningkat. Penjadwalan yang dilakukan saat permintaan naik, yaitu dengan melakukan penyimpanan terlebih dahulu. Namun apabila permintaan turun, perusahaan dapat menunda pengiriman produk atau mengurangi jumlah dari pengiriman produk tersebut.
2. Desain penjadwalan proses produksi yang efisien dengan metode PERT

untuk PT Lombok Gandaria didapatkan jalur kritis dengan waktu terlama yaitu 133 hari untuk menyelesaikan pembuatan kecap manis yaitu jalur A C D E F H I J dan B C D E F H I J. Sedangkan desain penjadwalan proses produksi yang efisien dengan metode PERT untuk PT Rumpun Sari didapatkan jalur kritis dengan waktu 1020 menit atau 17 jam untuk menyelesaikan pembuatan teh yaitu jalur A B C D E F- G - H B. Saran Saran yang dapat diberikan untuk PT Lombok Gandaria dan PT Rumpun Sari, antara lain :
1.

Sebaiknya PT Lombok Gandaria perlu melakukan promosi lagi Sebaiknya PT Lombok Gandaria lebih mengoptimalkan

untuk memperluas pasar produksinya di beberapa daerah di Indonesia.


2.

penjadwalan dan pengawasan, khususnya dengan menggunakan metode PERT. 3. PT Rumpun Sari sebaiknya tidak hanya memproduksi teh sebagai bahan baku saja, namun sebagian juga dapat memproduksi teh untuk konsumsi.

4.

PT Rumpun Sari sebaiknya lebih mengoptimalkan masalah

pengawasan untuk setiap mesin, supaya proses pengeringan teh berjalan dengan lancer dan tepat waktu.

LAMPIRAN

1. Suatu contoh kasus dimana mempunyai formulasi masalah sebagai berikut : Maks 5A+7B+6C Syarat 2A+3B+2C 4 2A+4B+3C 3 A,B,C > 0 Selesaikan formulasi masalah tersebut sehingga mempunyai tujuan maksimal dengan menggunakan metode simpleks! x 5 2 2 0 -5 1/2 1/2 3 1/2 -1 1/2 y 7 3 4 0 -7 0 1 7 0 z 6 2 3 0 -6 - 1/4 3/4 5 1/4 - 3/4 1 - .0 = 1 0 - .1 = - 4 - .3 = 7/4 S1 1 0 0 0 1 0 0 0 S2 0 1 0 0 - 3/4 1/4 1 3/4 1 3/4 b1 4 3 0 0 1 3/4 3/4 5 1/4 5 1/4 R1 2 1 1/2

Cy S1 S2 Zy Zy - Cy S2 7B Zy Zy - Cy Mencari S2 = 2 - 3/4.2 = 3 - .4 = 0 2 - .3 = - Mencari R1 =

3 1/2 1 1/2

S2 = 7/4 : = 7/2 = 3 7B = : = 1 S1 5A Zy Zy - Cy Mencari S1 - 1. = 0 0 - 1.1 = -1 0 1 5 0 -1 2 10 3 -1 1 1/2 7 1/2 1 1/2 1 0 0 0 -1 1/2 2 1/2 2 1/2 1 1 1/2 7 1/2 7 1/2

- - 1. = -1 1 - 1.0 = 1

- - 1. = -1 7/4 - 1. = 1

Karena Zy sudah tidak menunjukkan angka negatif, maka tujuan sudah maksimal. Tujuan Maksimal = 5A+7B+6C = 5 (0) + 7 (3) + 6 (3/2) = 0 +21 + 9 = 30 2. Kegiatan untuk merencanakan suatu proyek dimana mempunyai hubungan ketergantungan antara waktu dan kegiatan sebagai berikut : Kegiatan A B C D E F G H I Cari jalur kritisnya ! B 10 F7 D6 A 5 C 8 Jalur PERT : B-F-H A-D-F-H A-E-H C-G-H C-I = 10 + 7 + 6 = 23 minggu = 5 + 6 + 7 + 6 = 24 minggu = 5 + 12 + 6 = 23 minggu = 8 + 4 + 6 = 18 minggu = 8 + 10 = 18 minggu E 12 G4 I 10 H6 Kegiatan Sebelumnya A A B, D C E, F, G C Waktu (Minggu) 5 10 8 6 12 7 4 6 10

Jadi jalur kritisnya adalah A - D - F - H dengan waktu terlama yaitu 24 minggu.

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2008. Manajemen Operasi. http://nurrahmanarif.wordpress.com. Diakses pada tanggal 8 Desember 2011 pukul 16.20 WIB Assauri, Sofan. 2006. Management Produksi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia : Jakarta. Denty. 2010. Pengantar Teknik dan Manajemen Industri. http://dentydyanzulfiyah.blogspot.com. Diakses pada tanggal 25 november 2011.

Fathia. 2010. Manajemen Produksi. http://chalidafathiha.blogspot.com. Diakses pada tanggal 25 November 2011. Handoko, T Hari. 2009. Dasar- Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. BPEF. Yogyakarta. Joko Purnomo, 2009. Menejer Produksi dan Operasi. Jaya Baya. Bandung Lee,at all. 2007. Fuzzy production inventory based on signed distance. Journal of Information Science and Engineeringv vol. 23 (2): 1939-1953. Nasution, Arman Hakim. 2009. Perencanaan Dan Pengendalian Produksi. Guna Widya. Jakarta Soekanto Reksohadiprojo. 2007. Perencanaan Dan Pengawasan Produksi. BPFE. Yogyakarta. Susetyo, Joko. 2010. Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Dengan Pendekatan Group Technology Dan Algoritma Blocplan Untuk Meminimasi Ongkos Material Handling. Jurnal Teknologi, Vol.3 Nomor 1 Tagawa, S., 2006. A New Concept of Jobshop Schedulling System Hierachical Decision Model, International Journal of Production Economics, vol. 44, no.12. Wibisono, Agus. 2009. Manajemen produksi dan operasi. http ://wibisono. blog.uns.ac.id/2009/ manajemen-produksi-dan-operasi/. Diakses tanggal 25 november 2011 Pukul 20.00 Wijaya, S. 2006. Analisa Segmentasi, Penentuan Target dan Posisi Pasar pada Restoran. Jurnal Manajemen Perhotelan, Vol. 2, NO. 2, September 2006: 76-85.

Anda mungkin juga menyukai