Anda di halaman 1dari 3

PENGALAMAN DIJAMBORE BAHASA DAN SASTRA 2011 28 NOVEMBER - 03 DESEMBER 2011 DI BUMI PERKEMAHAN CIBUBUR Subhanalloh, Allhamdulilah..

Kata-kata itu yang dapat saya sampaikan untuk memulai cerita ini. Allhamdulilah saya bisa ikut serta dalam Jambore Nasional Bahasa dan Sastra 2011 yang diadakan di Bumi Perkemahan Cibubur, dari tanggal 28 November - 03 Desember 2011. Acara yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa atau biasa yang kita sebut Pusat Bahasa ini sangat berkesan. Banyak pengalaman yang saya dapat dari sejak pertama saya datang keacara ini. Kami dai kampus berangkat tanggal 28 November 2011 siang hari, dan sampai di Cibubur malam hari, kami kaget karena ketika kami registrasi ternyata kontingen dari UNSUR ini dipecah, tidak ditempatkan di dalam satu tenda. Saya ragu dalam hati apakah saya bisa bergabung dengan teman-teman baru dari berbagai universitas yang datang pada acara itu. Kami dibagi kedalam tiga kampung, yaitu kampung Nusa, Bangsa dan Bahasa, yang sesuai dengan tiga aspek isi sumpah pemuda. Saya ditempatkan di kampung Bangsa, kampung paling ujung diantara kampung yang lainnya. Saya ditempatkan di tenda C3. Ketika masuk tenda saya bertemu dengan wajah-wajah baru yang baik dan ramah. Saya satu tenda dengan teman-teman dari 6 universitas, yaitu dari UNJ (dua orang), UNAS, UHAMKA, UPI, UNTIRTA, dan UNPAK. Ketika hari pertama bertemu kami masih saling jaga jarak karena belum begitu akrab. Namun setelah melewati satu malam perkenalan itu, kami mulai mengenal satu sama lain dan kami mulai akrab. Subhanalloh, kami menjadi satu keluarga yang bisa menerima satu sama lain dan kompak. Hari pertama kami lalui dengan pemberina materi dari salah satu mayor, beliau memberikan materi tentang nasionalisme pemuda yang mulai berkurang. Materi yang beliau sajikan kepada kami sangatlah bagus, dan yang paling berkesan adalal beliau tidak mau menerima honor dari panitia, bahkan honornya beliau minta untuk dibagikan kepada kami, dan hebatnya lagi beliau juga memberikan kami uang cash USD 100. Uang cash tersebut kami sepakati dibagikan dengan cara kuis, siapa yang bisa jawab pertanyaan dia yang dapat uang Rp. 50.000,-. Saya tidak dapat kesempatan untuk mendapat uang tersebut, karena saya salah cepat dari teman-teman yang lain. Yang paling berkesan juga pada hari pertama adalah penampilan dari Putu Wijaya pada malam harinya. Putu wijaya memberikan sedikit materi tentang kearifan local dan Putu juga memberikan satu Monolog dan pembacaan Puisi. Malam itu sangatlah berkesan karena selain dapat materi dari Putu Wijaya, kami juga mendapat materi dari Pusat Bahasa, selain

materi kami juga diberikan tugas kelompok tentang kearifan local daerah kami masingmasing. Saya dan teman-teman satu tenda menjadi sangat dekat, sangat terasa kehangatan mereka ketika berdiskusi dengan mereka. Malam menjelang tidur ditenda kami terjadi diskusi tentang sastra yang sangat menarik yaitu antara mahasiswa UNJ dan UPI. Sayang sekali malam itu saya hanya bisa menjadi pendengar saja, karena pengetahuan saya yang sedikit tentang sastra dan saya jarang sekali membaca buku. Malam itu saya sangat malu bisa setenda dengan mereka yang berpengetahuan yang luas, saya tidak bisa berkomentar banyak, namun diakhir diskusi kami becanda dengan cerita-cerita lucu dan tebak-tebakan. Malam itu tenda kami hangat karena canda tawa dari dalam tenda. Hari kedua diisi dengan pemateri dari Pusat Bahasa, dalam acara ini kami diberikan tugas juga mengenai kearifan local, dan kemudian kami presentasikan di deppa teman-teman lain yang satu kampung dengan kami. Pada saat itu kelompok kami yang paling ramai dan seru, dan ditentukanlah duta bahasa dari tenda kami yaitu bang Deny dari UNJ, hal tersebut menjadi tertawaan yang sangat ramai pada acara tersebut. Acara malam harinya diisi dengan pentas seni. Setiap kontingen dari Universitas atau dari tenda masing-masing bisa menampilkan apapun dalam acara pentas seni ini. Kebetulan teman-teman dari tenda kami tidak menampilkan apa-apa, karena mereka ikut serta dengan kontingen dari universitas masing-masing. Pada malam pentas seni ini saya ikut serta dengan kontingen, kami menampilkan musikalisasi puisi. Saya tidak hafal karena saya latihan pas akan pentas, jadi tidak begitu ikut serta dalam hal tersebut, saya hanya ikut mengiringi saja. Dalam acara jambore ini kami diberi beberapa fasilitas yang menurut kami sangat wah, karena kami diberi tenda yang layak, dan walau kami tinggal ditenda namun seperti tinggal di hotel, karena makan 3X sehari dengan menu yang sangat bergizi, kemudian kudapan 2X dengan menu internasonal dan daerah, kemudian kami diberi alat tulis, rompi, dan topi. Selain itu kami juga diberikan uang jajan, sehari Rp. 230.00,-. Selain fasilitas materi di atas, kami juga diberikan pemateri-pemateri yang sangat luar biasa dibidangnya, sehingga mendapatkan pengalaman belajar yang luar biasa dari mereka. Lanjut pada hari ketiga kampung Nusa dan kampung Bahasa mendapatkan giliran untuk Wisata Budaya ke Monumen Nasional (MONAS) dan Musium Gajah. Kami berangkat pagi-pagi pukul 06.00, dan sampai pukul 09.00. Di sana kami diberikan kebebasan untuk melakukan aktivitas namun diberikan waktu selama 1 jam 30 menit. Saya dan teman-teman tenda memanfaatkan kesempatan wisata ini dengan sangat indah, kami berfoto-foto, membuat video clip dll. Pada saat di MONAS itu kami seperti keluarga baru yang tidak bisa dipisahkan. Setelah dari MONAS kami berjalan kaki ke Musium Gajah, yang tidak jauh dari MONAS. Di sana kami menikmati juga nuansa zaman dahulu, karena di Musium Gajah terdapat arca-acra dan sejarah manusia pada masa lampau. Selain itu di sana juga baru

dibangun gedung museum baru yaitu tentang teknologi. Pukul 12.30 kami sudah tiba lagi di Bumi Perkemahan dan langsung bersiap-siap untuk mendapatkan materi selanjutnya. Banjir, topic yang sangat menarik pada hari keempat ini. Disore hari pada hari keempat ini tenda-tenda kami kebanjiran, semua barang kami terendam air. Saya yang pada waktu itu sedang tidak ada ditenda, dikagetkan dengan adanya sms dari teman-teman kalau tenda kami kebajiran dan barang-barang saya terendam basah. Pada saat itu saya sedang ada kumpulan dengan para dosen pembimbing mengenai kepulangan kami esok harinya. Mendapat berita itu saya langsung bergegas walaupun masih hujan untuk langsung ke tenda, tapi Alhamdullilah ternyata teman-teman saya sudah menyelamatkan barang saya. Malam itu kami dipindahkan ke wiswa, namun teman-teman satu tenda saya tidak mau, dan kami bertekad untuk membersikan dan membereskan kembali tenda yang ada. Dengan semangat gotong royong akhirnya kami bisa membuat tenda kami menjadi lebih mewah dan nyaman. Malam terakhir dengan mereka saya habiskan dengan bermain kartu, dan yang kalah harus meminum air satu botol. Dan malam itu saya habis 2. Hari terakhir suasana di Perkemahan sudah tidak kondusif, karena kejadian banjir malam kemarin. Karena tidak ada kegiatan saya dan teman-teman tenda yang lain ingin perpisahan dengan mengadakan makan-makan di luar, karena kami sudah terlalu bosan dengan nasi box. Kami makan di Pizza Hut, tak terasa dengan mereka itu merupakan hari terakhir. Hati saya sangat sedih walapun saya belum berpisah dengan mereka. Mereka sudah seperti keluarga saya sendiri, mereka adalah keluarga baruku yang tidak akan saya lupakan sampai kapanpun, pengalaman yang sangat indah pernah saya ukir di Bumi Perkemahan Cibubur dalam acara Jambore Nasional Bahasa dan Sastra Indonesia 2011 bersama mereka. Kami punya selogan yaitu C3 Exis pada tempatnya. Malam penutupan kami dikumpulkan dilapangan untuk mengikuti upacara penutupan, api unggun dan pentas seni. Namun sayang saya tidak bisa mengikuti upacara penutupan sampai akhir karena kontingen dari kampus saya pulang pada malam itu disaat acara belum selesai. Malam itu saya menangis, karena saya harus berpahmitan dengan mereka. Malam yang sangat mengharukan sekaligus membanggakan untuk saya karena saya telah berkesempatan untuk merasakan ilmu baru, keluarga baru, dan pengalaman baru diacara Jambore Nasional Bahasa dan Sastra 2011. Terima kasih untuk pihak kampus dan pusat bahasa.

Anda mungkin juga menyukai