REFRAT Tetanus
REFRAT Tetanus
Definisi
y Tetanus adalah penyakit infeksi dengan gangguan neurologis
Etiologi
Clostridium tetani
y Gram positif, batang, ramping, berspora, anaerob obligat y Spora dewasa bulat di ujung (drum stick) y Spora tahan terhadap sinar matahari, disinfektan, pendidihan
20 menit y Spora dapat dieliminasi dengan autoclav P 1 atm, 120C selama 15 menit
y Produksi 2 toksin:
- tetanospasmin: toksin botulisme kejang otot dan saraf perifer setempat - tetanolisin
Epidemiologi
y Sporadis y CDC 1998-2000 melaporkan insidensi tetanus di Amerika
0,16 kasus/1000000 populasi, 43 kasus tiap tahun 15% kasus terjadi pada pengguna obat suntik. Angka kematian 18% y Nigeria melaporkan 14% gangguan neurologis disebabkan oleh tetanus y WHO 1992 memperkirakan 1000000 kematian terjadi akibat tetanus di seluruh dunia 580000 tetanus neonatorum, 210000 di Asia Tenggara, 152000 di Afrika
Patogenesis
y C. tetani masuk tubuh lewat luka anaerob spora tumbuh
y y y
produksi tetanospasmin & tetanolisin spora menetap di jaringan normal Toksin diabsorbsi ujung saraf motorik dibawa ke kornu anterior CNS Toksin diabsorbsi oleh susunan limfatik sirkulasi arteri CNS Tetanospasmin dilepaskan di tempat luka menyebar melalui sirkulasi vaskuler&limfatik end plates semua saraf toksin masuk ke sistem saraf perifer di neuromuscular junction ditranspor secara retrograd ke dalam badan sel batang otak&saraf spinal toksin migrasi melalui sinaps ke ujung presinaps memblok pelepasan penghambat neurotransmiter glisin & GABA Sebagian saraf sensitif tetanospasmin kegagalan menghambat respon refleks motor terhadap rangsangan sensorik spasme otot
Manifestasi Klinis
y Inkubasi 3-21 hari (rata-rata 8 hari).letak luka yang jauh dari
CNS masa inkubasi lebih panjang y Tetanus general: peningkatan tonus otot dan spasme menyeluruh. Peningkatan tonus otot masseter (trismus), disfagia (spasme otot faring), kekakuan/nyeri leher, bahu, otot punggung (opistotonus), reflek spasme, perut mengeras, kekakuan otot meluas dari dagu dan otot fasial (risus sardonicus) lengan kaku
menetap di dekat luka , , grikontraksi biasa sembuh sendiri,prognosis baik y Tetanus sefalik: jarang terjadi, menyertai trauma atau luka kepala atau infeksi telinga, ditandai dengan trismus dan disfungsi saraf krainalis ( sarafVII) tetanus general y Tetanus neonatorum: tidak mampu menghisap pada 3-10 hari setelah lahir, iritabel, menangis keras, grimace, kekakuan, opistotonus. Biasa ibu tidak mendapat imunisasi yang adekuat
Klasifikasi
y Derajat I (ringan): trismus y Derajat II ( sedang): kekakuan otot ( trismus, disfagia, risus
sardonicus, leher kaku, opistotonus), kejang otot respirasi dengan episode singkat y Derajat IIIA (berat): kekakuan otot dan kejang yang berat y Derajat IIIB (sangat berat): kekakuan otot, kejang yang berat, disfungsi saraf otonom
Sistem Skoring
Gejala Inkubasi < 7 hari 8-12 hari > 12 hari < 3 hari 4-6 hari > 7 hari spontan rangsang Skor 3 2 1 3 2 1 1 2 1 1 1 1 Keterangan: Tetanus ringan : 3-7 Tetanus sedang: 8-12 Tetanus berat : > 13
Onset
Disfagia Kejang
Trismus, risus sardonicus, perut papan, opistotonus, kaku kuduk Gejala aktivitas simpatis dan kardiovascular Spasme laring
Diagnosis
y Berdasar temuan klinis, tidak ada tes laboratorium yang
spesifik y Kultur luka dilakukan pada kasus yang dicurigai tetanus. C. tetani dapat diisolasi dari luka pasien tanpa tetanus, hasil positif bukan merupakan bukti bahwa organisme menghasilkan toksin. y Angka leukosit dapat meningkatkadar enzim otot meningkat y Kadar antitoksin serum 0,15 U/ml protektif terhadap tetanus
Diagnosis Banding
y Gangguan konversi y Ensefalitis y Hipokalsemi y Meningitis y Abses peritonsiler y Rabies y Stoke hemoragik y Perdarahan subarakhnoid
Terapi
y Penatalaksanaan umum
merawat luka, membersihkan luka, diet cukup protein dan kalori, mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit, mempertahankan ventilasi dan oksigenasi. Sebaiknya dirawat di ruangan yang tenang, ICU monitor kardiopulmoner
TIG manusia 3000-6000 unit Intramuscular Menurunkan mortalitas menetralkan toksin yang ada di sirkulasi dan toksin pada luka yang belum terikat
Debridemen luka dan pemberian antibiotik (mengeradikasi sel sel vegetatif sebagai sumber toksin) mencegah multiplikasi C.tetani . - Penicillin G 10-12 juta Unit/hari dalam dosis terbagi selama 10-14 hari antagonis GABA dan berkaitan dg konvulsi - Metronidazole 500mg tiap 6 jam atau 1 gr tiap 12 jam selama 7-10 hari aman - Doksisiklin 100mg/12 jam - Klindamisin 150-300mg/6jam intravena - Eritromisin/tetrasiklin 1 gram/hari intravena
- Diazepam dosis awal 10-30 mg intravena spasme ringan : 5-10 mg PO/4-6jam (prn) spasme sedang : 5-10 mg IV (prn) spasme berat : 50-10 mg dalam D5% (40mg/h) - Meprobamate 300-400mg/4 jam intramuscular - Klorpromasin 25-75 mg/4 jam - Fenobarbital 50-100mg/4 jam digunakan untuk terapi kejang otot pada tetanus, rasa nyeri, gangguan ventilasi karena spasme laring dan otot pernapasan
y Penghambat neuromuskuler
y Penatalaksanaan respirasi
Intubasi atau trakeostomi pada kasus hipoventilasi yang berkaitan dengan sedasi berlebihan/ laringospasme, atau menghindari aspirasi y Pengendalian disfungsi otonomik - morfin sulfat 0,5 mg-1 mg/kgBB/jaminfus kontinu sering digunakan untuk mengontrol disfungsi otonom - magnesium sulfatdapat mencegah hiperaktivitas saraf simpatik
y Terapi tambahan
- fisioterapi cegah kontraktur - heparin/ antikoagulan cegah emboli paru y Vaksinasi setelah sembuh dari tetanus dilakukan vaksin karena imunitas tidak diinduksi oleh toksin yang menyebabkan tetanus
Pencegahan
y Imunisasi aktif
Program utama orang dewasa: 3 dosis Td ( tetanus-diphteriatoxoid adsorbed), dosis pertama dan kedua diberikan dalam 4-8 minggu, dosis ketiga diberikan 6-12 bulan setelah dosis kedua. Dosis booster diberikan setiap 10 tahun y Perawatan luka Merawat luka secara adekuat, pemberian tetanus toxoid/ ATS dalam beberapa jam setelah luka. ATS 1500U intramuscular
Terima Kasih