Anda di halaman 1dari 7

RESUME SEJARAH PERKEMBANGAN POLITIK DAN EKONOMI SERTA PERUBAHAN MASYARAKAT DAN MASA REFORMASI

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 5

 MUHAMMAD KHAERUL ANAM  AKBAR ISMAIL  ASMAR SUYUTI

Pondok Pesantren Hj. Haniah Desa Bonto Tallasa Kecamatan Simbang Kabupaten Maros Tahun ajaran 2010/2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas rahmat dan karunia yang telah diberikan, kami dapat menyusun Resume ini. Yang dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia. Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada guru yang telah memberikan tugas membuat resume ini, karena dengan adanya tugas ini pengetahuan kami dapat bertambah, selain itu dengan adanya tugas ini kami juga dapat berlatih untuk membuat resume. Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada kawan-kawan yang telah berpartisipasi dalam penyelesaian resume ini. Karena apabila tanpa partisipasi kawan-kawan sekalian, resume ini tidak mungkin dapat terselesaikan. Kami sadar, bahwa sebesar apapun usaha kami dalam menyelesaikan tugas ini, pasti terdapat yang namanya kekurangan. Olehnya itu, kami nantikan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari guru/ustadz/ustadzah dan para pembaca resume ini demi penyempurnaan pada pembuatan resume selanjutnya.

A. Kondisi Politik Setelah Tanggal 21 Mei 1998

Selama rezim orde baru berkuasa, fungsi lembaga tinggi Negara dan organisasi social politik berjalan kurang efektif karena kekuasaan lembaga kepresidenan sangat dominan. Kedudukan presiden yang merangkap sebagai kepala pemerintahan, mandataris MPR, dan kepala Negara benar-benar terwujud sebagai kekuasaan yang absolute. Kekurangan tersebut berusaha diperbaiki pada masa pasca Suharto. Setelah era reformasi, presiden B.J. Habibie sebagai peletak dasar arah kebijaksanaan program pemerintahan menerapkan beberapa kebijakan, antara lain sebagai berikut. 1. Menegakkan kembali demokrasi yang bertumpu pada partisipasi aktif rakyat dan pemberian ruang gerak yang luas terhadap hak-hak rakyat untuk mengeluarkan pendapat secara lisan ataupun tulisan yang diwujudkan dalam bentuk, antara lain a. Pembentukan partai politik dan organisasi masyarakat; b. Kebebasan untuk berunjuk rasa dalam rangka menyampaikan apresiasi. Hal itu terbukti dengan keluarnya UU No. 2/1999 tentang partai politik dan UU No. 9/1998 tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat. 2. Menciptakan pemerintahan yang bersih, beribawa, dan bebas dari praktik-praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) serta pemberian pelayanan kepada masyarakat secara adil dan merata. Selain itu, masa reformasi juga ruknya Indonesia, antara lain sebagai berikut. 1. Adanya demokratisasi politik. 2. Pemerintah tidak lagi bertindak sewenang-wenang. 3. Berkurangnya dominasi militer dalam pemerintahan. 4. Munculnya parpol-parpol baru.

B. Perkembangan Politik Masa Reformasi

1. Masa Pemerintahan B.J Habibie a. Kebijakan Politik, Hukum, dan Ekonomi Sejak dilantik sebagai presiden RI ketiga pada tanggal 21 Mei 1998, presiden B.J Habibie segera melakukan berbagai kebijakan untuk melaksanakan amanta reformasi. Tugas poko cabinet reformasi pembangunan adalah menyiapkan proses reformasi di beberapa bidang, antara lain sebagai berikut. 1) Bidang Politik Program kerja kebinet reformasi pembangunan bidang politik adalah merevisi berbagai perundang-undangan warisan Orba dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan berpolitik dan melaksanakan pemilu yang dimanatkan dalam garis-garis besar haluan Negara (GBHN). 2.) Bidang Hukum Program kerja cabinet reformasi pembangunan bidang hukum adalah maninjau kembali undang-undang subversi. 3.) Bidang ekonomi  Mempercepat penyelesain penyusanan undang-undang antimonopoly dan persaingan yang tidak sehat.  Merevisi rancangan anggaran pendapatan dan belanja Negara (RAPBN)  Revitalisasi lembaga perbankan dan keuangan nasional.  Melaksanakan semua komitmen yang telah disepakati dengan kreditur pihak luar negri, seperti melaksanakan program reformasi ekonomi sesuai dengan kesepakatan dengan IMF.  Menjunjung tinggi kerja sama kerja-kerja sama regional dan internasional yang telah dilaksanakan Indonesia.

b. Lepasnya Timor Timur dari Pengkuan Indonesia Salah satu perestiwa penting yang terjadi pada masa pemerintahan presiden Habibie adalah lepasnya Timor Timur dari pangkuan Indonesia. Untuk menyelesaikan masalah Timor Timur, pemerintahan B.J. Habibie telah memberikan dua opsi, yakni otonomi khusus atau merdeka. Pada tanggal 27 januari 1999, pemerintah mengumumkan kebijakan baru mengenai penyelesaian masalah Timor Timur berupa kemungkinan pemisahan diri Timor Timur secara adil, damai, bermartabat, dan konstisional. c. Pelaksanaan Pemilu 1999 Pada tanggal 7 Juni 1999 dilaksanakan pemilu yang diikuti oleh 48 partai. Pemilu 1999 menghasilkan lima pemenang, yaitu PDIP, Golkar, PPP, PAN, dan PKB. Berdasarkan hasil pemilu 1999, disusunlah keanggotaan PMR yang berjumlah 700 orang dengan komposisi 500 orang anggota DPR dan 200 orang utusan daerah dan utusan golongan. 2. Masa Pemerintahan K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) a. Terbentuknya Kabinet Persatuan Nasional I Cabinet persatuan nasional I yang dilantik pada tanggal 29 Oktober 1999 oleh wakil presiden Megawati terdiri atas 35 orang menteri ataupun setingkat menteri. Namun, meskipun pembentukan cabinet tersebut merupakan hasil kompromi dari sejumlah elite politik, pada tanggal 23 Agustus 2000, presiden mengumumkan susunan cabinet baru hasil reshuffle sehingga cabinet Persatuan Nasional I dinyatakan demisioner. b. Konflik-DPR Dihapuskannya Depertemen Penerangan dan Depertemen Sosial menimbulkan reaksi keras dari DPR atas pembuburan kedua depertemen tersebut. Selanjutnya, DPR menggunakan

hak interpelasinya guna meminta keteranga kepada presiden. DPR menilai presiden mengambil kebijakan tersebut tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan DPR. c. Proses Pelengseran Presiden Gus Dur Pada tanggal 23 Agustus 2000, setelah presiden mengadakan sidang cabinet terakhir cabinet Persatuan Nasional II, Presiden Gus Dur mengumumkan perombakan cabinet di istana merdeka. Namun, presiden tidak didampingi Wakil Presiden Megawati Sukarnoputri. Selanjutnya, melalui Keputusan DPR No. XXXVI tanggal 1 Februari 2001, DPR secara resmi menyetujui dan menerima hasil kerja pansus Buloggate. Adapun tindak lanjut dari keputusan ini, antara lain sebagai berikut. 1.) Berdasarkan ketetapan MPR No. III / MPR / 1978 pasal 7, DPR menyampaikan memorandum untuk mengingatkan bahwa presiden Abdurrahman Wahid telah melanggar haluan Negara, antara lain a.) Melanggar UUD 1945 Pasal 9 tentang sumpah jabatan; b.) Melanggaran ketetapan MPR No. XI / MPR / 1998 tentang penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme. 2.) Hal-hal yang berkaitan dengan dugaan adanya pelanggaran hukum, DPR menyerahkan persoalan ini untuk diproses sesuai ketentuan hukum yang berlaku. 3. Masa Kepemimpinan Megawati a. Pembentukan Kabinet Gotong Royong Pada tanggal 9 Agustus 2001, presiden Megawati megumpulkan komposisi cabinet gotong royong. Anggota cabinet Gotong Royong merupakan para tokoh professional. Namun, cabinet baru ini juga harus menhadapi persoalan-persoalan lama yang belum terselesaikan pemerintah Gus Dur, yaitu dalam bidang politik, ekonomi, dan hukum. 4. Pemerintahan Susilo Bambang Yudhono (SBY)

Pemilu presiden tahun 2004 dimenangkan oleh pasangan Susilo Bambang Yudhono (SBY) dan Jusuf Kalla (JK). Pasangan SBY dan JK berhasil mengungguli keempat kandidat calon preseiden dan wakil presiden yang dicalonkan oleh partai-partai besar.

C. Perbaikan Perbaikan di Berbagai Bidang


1. Bidang Politik a. Pembatasan Masa Jabatan Presiden Didalam sidang umum MPR tanggal 1-21 Oktober 1999 telah berhasil ditetapkan 9 ketetapan MPR yang berisi perubahan Tata Tertib MPR, tata cara pencalonan presiden dan wakil presiden, dan Amandemen UUD 1945. Dalam tap. MPR No. IX tentang Amandemen UUD 1945 terdapat perubahan pasal-pasal UUD 1945 seperti pembatasan masa jabatan presiden untuk dua kali masa jabatan. b. Otonomi Daerah

Anda mungkin juga menyukai