Anda di halaman 1dari 16

I. PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Dalam era ekonomi dewasa ini, aliansi strategis memungkinkan korporasi meningkatkan keunggulan bersaing bisnisnya melalui akses kepada sumber daya partner atau rekanan. Akses ini dapat mencakup pasar, teknologi, kapital dan sumber daya manusia. Pembentukan team dengan korporasi lain akan menambahkan sumber dya dan kapabilitas yang saling melengkapi (komplementer), sehingga korporasi mampu untuk tumbuh dan memperluas secara lebih cepat dan efisien. Khususny pada korporasi yang tumbuh dengan pesat, relatif akan berat untuk memperluas sumber daya teknis dan operasional. Dalam proses, korporasi membutuhkan penghematan waktu dan peningkatan produktivitas dengan tanpa mengembangkan secara individual; hal ini agar korporasi dapat tetap fokus pada inovasi dan bisnis inti organisasi. Korporasi yang tumbuh pesat dipastikan harus melakukan aliansi strategis untuk memperoleh benefit dari saluran distribusi, pemasaran, reputasi merek dari para pemain bisnis yang lebih baik. Aliansi strategis adalah hubungan formal antara dua atau lebih kelompok untuk mencapai satu tujuan yang disepakati bersama ataupun memenuhi bisnis kritis tertentu yang dibutuhkan masing-masing organisasi secara independen. Aliansi strategis pada umumnya terjadi pada rentang waktu tertentu, selain itu pihak yang melakukan aliansi bukanlah pesaing langsung, namun memiliki kesamaan produk atau layanan yang ditujukan untuk target yang sama. Dengan melakukan aliansi, maka pihak-pihak yang terkait haruslah menghasilkan sesuatu yang lebih baik melalui sebuah transaksi. Rekanan dalam aliansi dapat memberikan peran dalam aliansi strategis dengan sumberdaya seperti produk, saluran distribusi, kapabilitas manifaktur, pendanaan projek, pengetahuan, keahlian ataupun kekayaan intelektual. Dengan aliansi maka terjadi kooperasi atau kolaborasi dengan tujuan muncul sinergi. Dengan aliansi, perusahaan dapat saling berbagi kemampuan transfer teknologi, risiko, dan pendanaan. Aliansi strategis terkait pula dengan konsep seperti koalisi internasional, jaringan strategis, joint venture. Aliansi dapat diartikan sebagai kumpulan perseorangan, kelompok atau organisasi yang memiliki sumberdaya (sarana, prasarana, dana, keahlian, akses, pengaruh, informasi) yang bersedia dan kemudian terlibat aktif mengambil peran atau menjalankan fungsi dan tugas tertentu dalam suatu rangkaian kegiatan yang terpadu. Dengan kata lain, aliansi adalah sebuah jaringan kerja (networking) antar lintas yang memiliki keahlian dan sumberdaya berbeda namun memiliki komitmen dan agenda yang sejalan.

Berdasarkan kedekatan visi dan fungsi dari masing-masing anggota aliansi, maka dapat dibedakan menjadi : Aliansi Strategis menunjuk pada sekutu dekat atau lingkar inti. Mereka tergabung dalam Kelompok Kerja (Pokja) Garis Depan yang bertugas sebagai penggagas, pemrakarsa, pendiri, penggerak utama, sekaligus penentu dan pengendali arah kebijakan dari sebuah aliansi. Aliansi Taktis menunjuk pada sekutu jauh atau lingkar luar yang seringkali tidak terlibat langsung dalam kegiatan aliansi. Mereka umumnya tergabung dalam Pokja Pendukung (supporting unit) dan Pokja Basis (ground work) yang bertugas membantu penyediaan sarana, logistik, data dan kader yang dibutuhkan oleh lingkar inti. B. Permasalahan Dalam manajemen aliansi startegis dibutuhkan persiapan yang berkaitan dengan dasardasar aliansi seperti tujuan, bentuk, kerangka waktu, kordinasi dan lain-lain. Selain itu persiapan mental SDM juga harus mendapat perhatian, karena perbedaan norma perusahaan dapat mencuatkan potensi konflik yang telah ada. Misalnya kejelasan tujuan, distribusi informasi, dan penyesuaian sistem manajemn SDM. Kemudian sistem pengamanan seperti sistem monitor dan evaluasi kemajuan juga harus mendapat perhatian agar aliansi dapat berjalan sesuai dengan harapan. Manajamen aliansi mempunyai berbagai tantangan karena mempertemukan dua struktur, strategi dan kultur yang berbeda. Ambiguitas yang disebabkan ketidakjelasan harapan masingmasing pihak, ketidakseimbangan prioritas antara dimensi koperasi dan kompetisi, serta kurangnya sensitifitas dalam membaca keragaman budaya dapat menjadi kendala yang serius. Saluran komunikasi yang tersumbat, ketidakharmonisan dan meningkatnya kompleksitas pengelolaan hubungan, serta kesulitan menyelaraskan network internal dan eksternal merupakan gejala lain yang harus diwaspadai. Eksekutif kunci terutama harus meningkatkan kualitas proses komunikasi dan distribusi informasi. Dari komunikasi dan pola manajemen informasi yang terarah, dapat dibentuk right chemistry, yaitu atmosfir kerja yang didasari oleh adanya keterbukaan, saling pengertian, adaptabilitas, kesesuaian budaya dan organizational trust. Proses ini ditindaklanjuti dengan mempercepat terbentuknya internal & external relationship yang dapat menciptakan kelanggengan formulasi alliance teams. Tugas penting lain bagi eksekutif kunci adalah menajadi agen aliansi, yang bertindak sebagai penyelaras keragaman budaya, insiator implementasi strategi aliansi, serta pengamanan citra dan tingkat trustworthiness perusahaan dalam proses aliansi.

C. Tujuan Tujuan Dari Penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa : 1. Pasar aset keuangan lebih kuat sebagai kriteria dalam memilih mitra internasional aliansi strategis. 2. Eksekutif dariperusahaan pasar berkembang lebihmenekankan kemampuan teknologi dalam memilih mitra aliansi internasional strategis dari pada eksekutif dari perusahaan pasar yang baru berkembang. 3. Eksekutif dari perusahaan-perusahaan pasar berkembang lebih menekankan kemampuan manajerial dalam memilih mitra internasional aliansi strategis dari pada eksekutif dari perusahaan pasar yang baru berkembang. 4. Eksekutif dari perusahaan-perusahaan pasar berkembang lebih menekankan aset tidak berwujud dalam memilih mitra internasional aliansi strategis dari pada eksekutif dari perusahaan pasar yang baru berkembang. 5. Eksekutif dari perusahaan-perusahaan pasar berkembang lebih memiliki kemauan yang kuat untuk berbagi keahlian dalam memilih mitra internasional aliansi strategis dari pada eksekutif dari perusahaan pasar yang baru berkembang. 6. Eksekutif dari perusahaan-perusahaan maju dan pasar yang baru berkembang menekankan kemampuan komplementer dalam pemilihan mitra aliansi strategis internasional. 7. Eksekutif dari perusahaan pasar yang baru berkembang lebih menekankan pengetahuan pasar dan akses dalam pemilihan mitra internasional aliansi strategis dari pada eksekutif dari perusahaan-perusahaan pasar berkembang. 8. Eksekutif dari perusahaan pasar berkembang lebih menekankan kompetensi yang unik dalam pemilihan strategi aliansi internasional dari pada eksekutif dari perusahaan pasar yang baru berkembang.

II .TINJAUAN PUSTAKA A.Tinjauan pustaka 1.Teori Pembangunan Pembangunan adalah upaya untuk meningkatkan taraf hidup serta merealisasikan potensi yang ada secara sistematis.Proses sistematik paling tidak terdiri dari 3 unsur. Pertama, Adanya input, yaitu bahan masukan konservasi. Kedua, adanya proses konservasi, yaitu wahana untuk mengolah bahan masukan. Ketiga, adanya output yaitu sebgai hasil dari proses konservasi yang dilaksanakan. Teori pembangunan dalam ilmu sosial dapat dibagi ke dalam dua paradigma besar, modernisasi dan ketergantungan. Paradigma modernisasi mencakup teori-teori makro tentang pertumbuhan ekonomi dan perubahan sosial dan teori-teori mikro tentang nilainilai individu yang menunjang proses perubahan. Paradigma ketergantungan mencakup teori-teori keterbelakangan (under-development) ketergantungan (dependent development) dan sistem dunia (world system theory) sesuai dengan klassifikasi.Klasifiikasi tersebut dibagi kedalam tiga klasifikasi teori pembangunan, yaitu modernisasi, keterbelakangan dan ketergantungan. Dalam hal ini perusahaan mencari mitra aliansi strategis yang memiliki sumber daya yang dibutuhkan.Perusahaan dapat memanfaatkan sumber daya yang lengkap dengan pengintegrasian untuk menciptakan perusahaan mitra akan mereka mencapai synergy.Perusahaan belajar keterampilan meningkatkan kompetensi.Dengan keunggulan kompetitif. Jenis-jenis sumber dan kemampuan dari demikian perusahaan untuk

daya perusahaan yang mereka butuhkan sangat berhubungan dengan kontek pasar merek(negara berkembang atau dikembangkan). Pembelajaran perspektif berbasis sumber daya dan organisasi membantu perusahaan dalam memilih mitra kerjanya.Perusahaan aliansi khusus memiliki kelebihan sumber daya yang spesifik tetapi masih membutuhkan sumber daya tambahan untuk dapat bersaing dalam pasar,khususnya untuk aliansi strategis dan untuk pemilihan mitra aliansi spesifik sumber daya lintas perbatasan.Aliansi kepentingan tertentu meliputi kemampuan modal,keuangan,kema mpuan dan akses teknis manajerial dan aset intangable lainnya sistem seperti dari sumber reputasi (dalam daya untuk kasus perusahaan pasar berkembang). Selain itu,untuk mencari pengetahuan pada pasar lokal pasar perusahaan dikembangkan hibah.Besarnya dimanfaatkan dengan memilih mitra aliansi yang memiliki kemampuan saling melengkapi dan bisa berkompetensi dengan cara yang unik. Semua aliansi memanfaatkan kesempatan yang ada

dan menggabungkan dengan sumberdaya perusahaan dengan mitra kerja perusahaan.Hal ini bertujuan untuk membantu perusahaan dalam membangun sumber daya hibah dan memajukan organisasi. 2.Emerging Market (Pasar yang baru berkembang) Emerging market merupakan pasar negara berkembang yang berisikan negara- negara dengan bisnis kegiatan sosial dalam proses yang cepat dalam pertumbuhan dan industrialisasi. pasar negara maju dan berkembang memberikan pengaturan terutama negara yang kaya menjadi kontras karakteristik perusahaan yang digunakan.contohnya dalam perbedaan mencari mitra kerja.Dua konteks yang mempengaruhi tingkat ketidakpastian dan ambiguitas dengan sumber daya lembaga-lembaga formal dalam pengambilan keputusan mencakup bentuk aturan informal pada setiap organisasi. Negara-negara berkembang telah tumbuh sangat cepat.Dari sebagian besar ekonomi negara maju banyak bisnis di pasar negara berkembang masih baru diprivatisasi dan memiliki kelebihan sumber daya yang sulit untuk diatasi. Hal ini membuat perusahaan menggunakan aliansi pasar yang baru berkembang sebagai sarana untuk memperoleh sumber daya tidak berwujud untuk mengembangkan kemampuan dalam menghitung keuntungan di pasar domestik dan global denganperusahaan multinasional dari negara lainnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hal yang terpenting adalah untuk mempertimbangkan secara teliti konteks yang berbeda dalam setiap pengambilan keputusan.Serta dalam pemilihan mitra aliansi yang strategis untuk mendapatkan target yang diinginkan. B.HIPOTESIS Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik hiotesis sebagai berikut :
9. Pasar aset keuangan lebih kuat sebagai kriteria dalam memilih mitra internasional aliansi

strategis.
10.

Eksekutif dari

perusahaan pasar

berkembang lebih

menekankan kemampuan teknologi dalam memilih mitra aliansi internasional strategis dari pada eksekutif dari perusahaan pasar yang baru berkembang.
11.

Eksekutif dari

perusahaan-perusahaan pasar

berkembang

lebih

menekankan kemampuan manajerial dalam memilih mitra internasional aliansi strategis dari pada eksekutif dari perusahaan pasar yang baru berkembang.

12.

Eksekutif dari perusahaan-perusahaan pasar berkembang lebih menekankan aset berwujud dalam memilih mitra internasional aliansi strategis dari pada eksekutif

tidak

dari perusahaan pasar yang baru berkembang.


13.

Eksekutif dari yang kuat

perusahaan-perusahaan pasar untuk berbagi keahlian dalam pada eksekutif dari perusahaan

berkembang lebih memilih mitra yang baru pasar

memiliki kemauan berkembang.


14.

internasional aliansi strategis dari

Eksekutif dari perusahaan-perusahaan maju dan pasar yang baru berkembang

menekankan kemampuan komplementer dalam pemilihan mitra aliansi strategis internasional.


15.

Eksekutif

dari perusahaan dan

pasar

yang

baru

berkembang

lebih

menekankan pengetahuan pasar

akses dalam

pemilihan mitra

internasional aliansi

strategis dari pada eksekutif dari perusahaan-perusahaan pasar berkembang.


16.

Eksekutif dari perusahaan pasar berkembang lebih menekankan kompetensi yang

unik dalam pemilihan strategi aliansi internasional dari pada eksekutif dari perusahaan pasar yang baru berkembang.

C. Kerangka Pemikiran Aliansi strategis saat ini menjadi sangat populer dan penting untuk masuk ke markets internasional. Aliansi dirancang untuk memungkinkan mitra untuk berbagi risiko dan sumber daya, memperoleh pengetahuan, dan memperoleh akses ke pasar. Aliansi internasional dalam melakukan perjanjian kerjasama, dengan lintas batas aliran dan hubungan yang memanfaatkan sumber daya dari organisasi-organisasi otonom headquarterd di negara-negara terpisah. Maksud umum dari mitra aliansi strategis adalah untuk membangun dan mempertahankan hubungan kerjasama jangka panjang dalam rangka untuk bersaing yang lebih efektif dengan perusahaan lain. Meskipun sulit untuk mengidentifikasi tingkat kegagalan yang tepat, Hennart, Kim, dan Zeng (1998) berpendapat bahwa aliansi strategis internasional cenderung memiliki tingkat kegagalan yang tinggi. Namun setelah perusahaan telah membuat keputusan untuk terlibat dalam aliansi, seleksi dari mitra yang tepat adalah keputusan penting berikutnya. Peneliti berpendapat bahwa proses pemilihan mitra yang sulit, tetapi juga penting untuk succes aliansi. Beberapa penelitian ada pada pemilihan mitra, tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menjelaskan dasar yang memilih mitra perusahaan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini kita menguji pilihan aliansi mitra internasional strategis. Secara khusus, kami fokus pada perbedaan dalam prioritas pemilihan mitra antara perusahaan pasar berkembang dan dikembangkan.

Pasar negara berkembang telah menjadi fenomena global yang sangat penting, dan ada kebutuhan untuk penelitian lebih lanjut untuk dikembangkan. Secara khusus, telah ada sedikit penelitian tentang aliansi strategis dengan mitra di pasar negara berkembang (Lee & Beamisb, 1995). Beamisb (1994) berpendapat bahwa usaha patungan, bentuk paling umum dari aliansi strategis, adalah strategi dominan yang digunakan di pasar negara berkembang oleh perusahaan multinasional. Secara khusus, kami memeriksa karakteristik aliansi pemilihan mitra perusahaan dari tiga pasar negara berkembang (Meksiko, Polandia, dan Rumania) dan tiga pasar negara maju (Kanada, Perancis, dan atjalan Amerika Serikat). Variasi antara pasar negara maju dan berkembang kemungkinan akan terjadi sebagai fungsi dari perbedaan dalam norma-norma, sumber daya, dan infrastruktur. Oleh karena itu, perbedaan penting diharapkan dalam preferensi mitra perusahaan dari masing-masing pasar yang berbeda. Penjelasan teoritis kami untuk kriteria pemilihan mitra diferensial digunakan oleh perusahaanperusahaan dari pasar negara berkembang dan dikembangkan sebagian besar diambil dari pandangan berbasis sumber daya dari perusahaan dan teori pembelajaran organisasi. Penelitian kami membuat kontribusi penting beberapa literatur tentang pemilihan mitra dan studi aliansi strategis pada umumnya. Pertama, hasil kami memungkinkan pemahaman lebih lengkap tentang sifat pemilihan mitra, menunjukkan bahwa mitra dapat dipilih sebagian besar untuk akses ke sumber daya dan organisasi belajar yang dapat enbance kemampuan perusahaan fokus itu. Kedua, studi ini meneliti pentingnya konteks pasar tertentu (muncul vs dikembangkan) dalam menjelaskan perbedaan dalam keputusan pemilihan mitra. Akhirnya, penelitian kami meningkatkan pemahaman tentang bagaimana anugerah sumber daya saat ini perusahaan dan kebutuhan memotivasi pemilihan mitra aliansi, sehingga menambah nilai untuk atjalan berbasis sumber daya literatur. Karena aliansi merupakan sarana untuk memperoleh sumber daya yang sangat dibutuhkan dan kompetensi, penelitian ini membantu para ahli untuk pemahaman lebih lanjut dari pembangunan (yaitu, belajar) kemampuan dan eksploitasi (memanfaatkan) sumber daya. Kita mulai dengan diskusi dari argumen teoritis tentang pemilihan mitra dalam konteks pasar berkembang dan dikembangkan. Perusahaan / Organisasi

Aliansi Strategis

Pemilihan mitra

Pemilihan mitra

Pemilihan mitra

Gambar Kerangka Pemikiran

Model penelitian

Pasar aset keuangan

kemampuan teknologi

kemampuan manajerial

aset tidak berwujud

strategi aliansi internasional

berbagi keahlian

kemampuan komplementer

pengetahuan pasar dan akses

kompetensi yang unik

III. METODE PENELITIAN 1. Jenis penelitian ini adalah penelitian Survei Untuk memperoleh fakta dari gejala yang ada dengan mencari keterangansecara factual dari suatu kelompok atau daerah. Melakukan evaluasi serta perbandingan terhadap hal yang telah dilakukan orang lain dalam menangani hal yang serupa.
2. Subyek Penelitian

Top executive dari beberapa perusahaan yang menjadi obyek penelitian.


3. Obyek penelitian

Obyek penelitian adalah sebanyak 202 perusahaan , 89 diantaranya perusahaan yang pasar berkembang dan 113 pasar yang baru keluar, serta 24 perusahaan dari tiga Negara.
4. Jenis dan Sumber Data a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden melalui jawaban

kuisioner danmelalui observasi.


b. Data Sekunder, yaitu data yang diperolehdari literature-literatur yang berhubungan

dengan masalah yang diteliti.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pembahasan model kita pertama kali dikembangkan model untuk pasar berkembang dan pasar perusahaan dikembangkan dengan menggunakan pemodelan linier hirarkis. Storyboard jenis hirarkis memungkinkan pengguna untuk melihat materi yang dipresentasikan secara mendalam untuk topik-topik tertentu. Informasi masih dipresentasikan dalam model linier, tetapi pengguna dapat memilih topik-topik tertentu yang ingin disampaikan, tidak hanya bergerak maju atau mundur seperti model linier. Ciri-cirinya memiliki menu indeks pada tampilan awal, mudah untuk dipahami. Model hirarkis ini cukup umum digunakan orang. B. Pembahasan Hipotesis Berdasarkan hipotesis pada Bab II berikut ini adalah pembahasan mengenai hipotesis tersebut dengan lebih mendetail.
1. Pencarian mitra berdasarkan asset keuangan Meskipun munculnya pasar perusahaan dan pasar perusahaan dari negara berkembang keduanya mementingkan pada aset keuangan mitra, eksekutif dari perusahaan-perusahaan pasar berkembang menekankan aset keuangan yang lebih kuat sebagai ciptaan dalam memilih strategi mitra internasional aliansi

Hipotesis tersebut menyatakan bahwa perusahaan pasar muncul lebih kuat menekankan aset keuangan dalam memilih strategi mitra aliansi internasional daripada perusahaan pasar devoleped. hasil disajikan dalam tabel 4 mendukung hipotesis ini. meskipun hasil dalam tabel 3 menunjukkan bahwa aset keuangan yang penting dalam pemilihan mitra aliansi oleh kedua perusahaan pasar muncul lebih kuat menekankan aset mitra keuangan. memang, tidak hanya merupakan koefisien untuk aset keuangan dalam model perusahaan pasar berkembang statistik bermakna (p <.01), juga kriteria terkuat (karena kesalahan standars yang relatif sama, estimasi parameter memberikan perkiraan yang efisien kekuatan relatif). Dapat disimpulkan bahwa aset keuangan mitra ternyata berpengaruh kuat terhadap strategi mitra aliansi internasional. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa aset keuangan mitra sangat di pertimbangkan dalam memilih mitra bisnis internasionalnya. Jadi aset keuangan yang dimiliki negara sangat mempengaruhi dalam hal kerjasama antara negara.

2. Pencarian mitra yang menekankan kemampuan teknologi

eksekutif dari munculnya perusahaan pasar lebih kuat menekankan kemampuan teknologi dalam memilih mitra internasional aliansi strategis daripada eksekutif dari perusahaan pasar dari negara berkembang Hipotesis tersebut menyatakan bahwa perusahaan pasar menekankan kemampuan teknis lebih kuat daripada yang perusahaan pasar dari negara berkembang dalam memilih mitra internasional aliansi strategis. hasilnya diwakili dalam tabel 4 mendukung hipotesis ini, menunjukkan bahwa koefisien kemampuan teknis untuk perusahaan pasar yang muncul adalah lebih kuat dari itu untuk perusahaan pasar dikembangkan. tambahan, hasil yang disajikan dalam tabel 3 menunjukkan bahwa koefisien untuk kemampuan teknis yang secara statistik bermakna (p <.01) dan di antara tiga kriteria pemilihan mitra terkuat dalam model perusahaan pasar berkembang. tambahan, koefisien untuk kemampuan teknis tidak signifikan secara statistik dalam model pasardari negara berkembang. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan teknologi ternyata berpengaruh kuat terhadap strategi mitra aliansi internasional dalam perusahaan pasar dari pada perusahaan pasar dari negara berkembang. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kemampuan teknologi mitra sangat di pertimbangkan dalam memilih mitra bisnis internasionalnya. Jadi kemampuan teknologi yang dimiliki negara sangat mempengaruhi dalam hal kerjasama antara negara.

3. Pencarian rekan kerja yang menekankan pada kemampuan manajerial

eksekutif dari perusahaan-perusahaan pasar berkembang menekankan kemampuan manajerial lebih kuat dalam memilih mitra internasional aliansi strategis daripada eksekutif dari perusahaan pasar dikembangkan Hipotesis tersebut menyatakan bahwa perusahaan pasar diharapkan untuk menekankan kemampuan manajerial lebih kuat dari perusahaan pasar dari negara berkembang dalam memilih mitra aliansi strategis internasional (hipotesis 3). Meskipun akan hasil yang disajikan dalam tabel 3 menunjukkan bahwa koefisien untuk kemampuan manajerial kuat dan secara statistik bermakna (p <.01) dalam model pasar muncul tegas, koefisien adalah eqqualy kuat untuk perusahaan pasar dikembangkan. Selanjutnya, hasilnya disajikan dalam tabel 4 menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara kedua subsampel. dengan demikian, baik yang muncul dan perusahaan pasar berkembangmenekankan kemampuan manajerial dalam pemilihan mitra aliansi. Hasil ini tidak mendukung hipotesis 3.

Dapat disimpulkan bahwa kemampuan manajerial ternyata sama-sama berpengaruh kuat terhadap memilih strategi mitra aliansi internasional dalam perusahaan pasar dan perusahaan pasar dari negara berkembang. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kemampuan manajerial sangat di pertimbangkan dalam memilih mitra bisnis internasionalnya. Jadi kemampuan manajerial yang dimiliki negara sangat mempengaruhi dalam hal kerjasama antara negara.

4. Pemilihan rekan kerja yang menekankan pada aset tidak berwujud

eksekutif dari perusahaan-perusahaan pasar berkembang lebih kuat menekankan aset tidak berwujud dalam memilih mitra internationel aliansi strategis daripada eksekutif dari perusahaan pasar dikembangkan Hipotesis tersebut menunjukkan bahwa perusahaan pasar di negara berkembang yang muncul lebih kuat menekankan aset tidak berwujud dalam pemilihan mitra aliansi internasional daripada mengembangkan perusahaan pasar. hasil yang disajikan dalam tabel 4 memberikan dukungan untuk hipotesis ini, menunjukkan bahwa koefisien untuk aktiva tidak berwujud perusahaan pasar yang muncul adalah statistik diffirent dari (dan lebih kuat dari) koefisien untuk perusahaan pasar berkembang (p <.05). Dapat disimpulkan bahwa perusahaan pasar dinegara berkembang lebih memilih rekan kerja dengan menekankan pada asset tidak berwujud. Hasil penelitian menunjukan bahwa asset tidak berwujud sangat dipertimbangkan dalam memilih mitra bisnis internasionalnya. Jadi asset tidak berwujud yang dimiliki Negara sangat mempengaruhi dalam hal kerjasama antara negara.
5. Pencarian rekan kerja yang menekankan pada kesediaan untuk berbagi keahlian

Perbedaan keahlian setiap rekan kerja merupakan sesuatu yang special karena dengan adanya perbedaan ini mereka akan bekerjasama untuk saling melengkapi. Seperti adanya perbedaan kecanggihan teknologi antara perusahaan asing dan domestic. Maka dengan adanya kerjasama di harapkan mereka akan saling melengkapi untuk menghasilkan hasil yang sempurna. Namun, dalam praktiknya tidak semua rekan kerja mau untuk membagi keahlian yang dimilikinya kepada rekan kerja.Oleh karena itu sebuah perusahaan berkembang yang notabene masih membutuhkan banyak bantuan harus mencari strategi yang jitu agar rekan kerjanya bersedia untuk membagi seluruh pengetahuan serta kemampuan yang dimiliki. Penelitian menyatakan bahwa perusahaan berkembang harus lebih menekankan kesediaan untuk berbagi keahlian daripada yang dilakukan oleh perusahaan maju ketika memilih mitra internasional aliansi strategis. koefisien untuk kesediaan untuk berbagi keahlian secara statistik

bermakna (p <.01) di kedua pasar berkembang dan mengembangkan perusahaan model (tabel 3), tetapi hasilnya disajikan dalam tabel 4 menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan pasar berkembang menekankan kriteria ini lebih dari pasar perusahaan maju. Dapat disimpulkan bahwa kesediaan untuk berbagi keahlian ternyata sangat berpengaruh kuat terhadap memilih strategi mitra aliansi internasional bagi perusahaan berkembang.

6. Pencarian rekan kerja yang menekankan pada kemampuan untuk saling melengkapi

Perusahaan dengan pasar yang telah maju telah mempunyai kemampuan yang meju dalam bidang teknologi dan manajerialnya. Oleh karena itu, perusahaan berkembang lebih menekankan untuk mencari mitra yang mempunyai pengetahuan pasar dan akses ke pasar yang lebih luas. Dan di sisi lain, pasar perusahaan berkembang telah menyediakan seluruh hal tersebut. Dengan adanya kerjasama maka mereka akan dapat saling melengkapi. Penelitian ini menyatakan bahwa baik perusahaan berkembang maupun maju sama-sama menekankan pencarian rekan yang mempunyai kemampuan yang dapat saling melengkapi. hasil dalam tabel 3 mendukung hipotesis ini, sebagai koefisien untuk kemampuan yang saling melengkapi dalam kedua model ini hasil statistiknya signifikan (p <.01). informasi lebih lanjut ada di table 4 yang mengidentifikasi tidak ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan pelengkap yang dicari oleh perusahaan maju dan berkembang.
7. Pencarian rekan kerja yang menekankan pada pengetahuan tentang pasar dan akses pasar

Hal yang penting dari pengetahuan dan akses pasar adalah prospek untuk memperluas pasar yang telah ada sehingga perusahaan akan lebih mudah untuk berkembang. Penelitian menunjukkan bahwa pasar berkembang, perusahaan maju menekankan pengetahuan pasar / akses lebih kuat dari perusahaan-perusahaan pasar berkembang dalam memilih mitra untuk aliansi strategis internasional. meskipun hasil dalam tabel 3 menunjukkan tha koefisien untuk pengetahuan pasar / akses statistik signifficant baik untuk pasar berkembang dan pasar yang dikembangkan perusahaan, hasil yang disajikan dalam tabel 4 menunjukkan bahwa pasar pengetahuan / akses adalah pilihan crtiterion kuat (p <.01 ) untuk mengembangkan perusahaan pasar dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan pasar berkembang, memberikan dukungan untuk hipotesis. Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara pencarian rekan kerja dengan kemampuan akses pasar yang dimiliki. Dan perusahaan maju sangat menekankan pada hal ini.
8. Pencarian rekan kerja yang menekankan pada kompetensi yang unik

Perbedaan kebutuhan antara pasar berkembang dan pasar maju membuat mereka menetapkan kriteria rekan kerja yang sesuai dengan kebutuhan mereka pula yaitu dengan adanya kompetensi yang unik sesuai kebutuhan perusahaan. Penelitian menyatakan bahwa perusahaan maju menekankan kompetensi yang unik lebih kuat daripada perusahaan pasar berkembang dalam pemilihan mitra aliansi strategis internasional. hasilnya memberikan dukungan kuat untuk hipotesis ini. koefisien untuk kompetensi yang unik secara statistik bermakna (p <.01) pada kedua model, tetapi adalah salah satu prediktor terkuat dalam model perusahaan pasar dikembangkan. penting, hasil dalam tabel 4 menunjukkan bahwa kriteria ini adalah prediktor kuat (p <.01). Jadi terdapat hubungan yang kuat antara pancarian rekan kerja oleh perusahaan berkembag dan maju dengan keunikan seorang rekan. Dan perusahaan maju lebih menekankan pada hal ini dibandingkan dengan perusahaan berkembang.

V. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Hasilnya menunjukkan bahwa perusahaan pasar dikembangkan upaya untuk meningkatkan sumber daya mereka untuk mendapatkan keuntungan kompetitif dengan mencari mitra dengan kompetensi yang unik dan pengetahuan pasar lokal dan akses. menyadari bahwa mereka membutuhkan mitra dengan pengetahuan pasar dan akses untuk memanfaatkan sumber daya mereka, perusahaan pasar dikembangkan keinginan untuk meminimalkan biaya transaksi mereka. semakin mereka harus mengajari pasangan mereka atau mengambil kendali dan mengkoordinasikan aliansi mereka, untuk biaya mereka yang lebih besar transaksi. sulit untuk mentransfer kemampuan spesifik perusahaan. mitra dengan pengalaman dan kemampuan aliansi yang lebih manajerial yang lebih besar dengan membutuhkan lebih sedikit dari mitra mereka. Pengalaman aliansi ditambah dengan kemampuan manajerial harus mengurangi biaya transaksi spasial dari aliansi strategis internasional. meskipun mereka meminimalkan perusahaan pengembangan pasar Potensi biaya transaksi, mereka juga meningkatkan kemungkinan suksesnya aliansi. 2. Saran Penelitian masa depan harus memeriksa bagaimana kriteria pemilihan mitra yang digunakan dalam konteks masing-masing relatif untuk mensukseskan aliansi. selain itu, pemilihan mitra adalah dinamis, harus terjadi perubahan dalam konteks (seperti perubahan di pasar negara berkembang) atau harus orientasi strategis pergeseran manajer, satu set yang berbeda dari kriteria seleksi dapat digunakan. penelitian masa depan harus meneliti apakah dan bagaimana pasangan kriteria seleksi mungkin bervariasi dengan berbagai jenis aliansi strategis. akhirnya, penelitian diperlukan untuk amina proses mendapatkan dan memanfaatkan sumberdaya. dengan demikian, adalah sangat penting bagi pengelola saldo untuk terus mempelajari proses pemilihan mitra, untuk mencapai pemahaman yang kaya dinamika yang berkontribusi terhadap evolusi pemilihan mitra dan untuk lebih memahami proses memperoleh dan memanfaatkan sumber daya

Anda mungkin juga menyukai