Anda di halaman 1dari 4

KOMUNIKASI DENGAN PASIEN

Oleh: Devi Oktavia Utami Keperawatan UNTAN Pontianak

A. Pengertian Komunikasi Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis yang berarti membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Sedangkan menurut Cherry dan Stuart (1983) komunikasi berasal dari kata communico yang artinya membagi. B. Fungsi Komunikasi 1. Dapat menyampaikan pikiran atau perasaan 2. Tidak terasing atau terisolasi dari lingkungan 3. Dapat mengajarkan atau memberitahu sesuatu 4. Dapat mengetahui atau mempelajari peristiwa di lingkungan 5. Dapat mengenal diri sendiri 6. Dapat memperoleh hiburan atau menghibur orang lain 7. Dapat mengurangi atau menghilangkan perasaan tegang 8. Dapat mengisi waktu luang 9. Dapat menambah pengetahuan dan mengubah sikap, serta perilaku kebiasaan 10. Dapat membujuk atau memaksa orang lain agar berpendapat bersikap atau berperilaku sebagaimana yang diharapkan C. Unsur-unsur Komunikasi a. Source/Pengirim/Encoder/Sender b. Message/Pesan/Content atau Information c. Channel/Media d. Receiver/Penerima/Decoder/Audience/Komunikan e. Efek/Pengaruh f. Umpan Balik

Sumber

Pesan

Media

Penerima

Efek

Umpan Balik

D. Tujuan Komunikasi Tujuan utama komunikasi adalah untuk membangun /menciptakan pemahaman atau pengertian bersama. Saling memahami bukan berarti saling menyetujui, tetapi mungkin dengan komunikasi terjadi suatu perubahan sikap, pendapat, perilaku, ataupun perubahan secara sosial. Tujuan lainnya adalah: 1. Perubahan sikap (attitude change) 2. Perubahan pendapat (opinion change) 3. Perubahan perilaku (behavior change) 4. Perubahan Sosial (Social change) E. Faktor Penghambat Komunikasi 1. Status Sosial 2. Status Psikologis 3. Sosial Budaya 4. Prasangka 5. Lingkungan

F. Komuniksi Terapeutik Suasana yang menggambarkan komunikasi terapeutik adalah apabila dalam berkomunikasi dengan klien, perawat mendapat gambaran ynag jelas menganai kondisi klien yang sedang dirawat, mengenai tanda dan gejala yang ditampilkan, serta keluhan yang dirasakan. Gambaran tersebut dapat dijadikan acuan dalam menentuankan masalah keperawatan dan tindakan keperawatan yang akan dilakukan, dengan harapan tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan keluhan dan masalah kepearawatan yang sedang dialami klien atau bisa dikatakan bahwa tindakan keperawatan teapat sasaran sehingga membantu mempercepat proses penyembuhan. Menurut As Homby (1974() yang dikutip oleh Nurjannah mengatakan bahwa terapeutik merupakan kata sifat yang digabungkan dengan seni dari penyembuhan. Hal ini menggambarkan bahwa dalam menjalani proses komunikasi terapeutik, seorang perawat melakukan kegiatan dari mulai penkajian, menentukan masalah keperawatan, menentukan rencana tindakan, melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan yang

telah direncanakan sampai pada evaluasi yang semuanya itu bisa dicapai dengan maksimal apabila terjadi proses komunkiasi yang efektif dan intensif. Komunikasi terapeutik dapat terjadi apabila didahului oleh hubungan saling percaya antara perawat dan klien. Dalam konteks pelayanan keperawatan kepada klien, peratama-tama klien harus percaya bahwa perawat mampu memberikan pelayan keperawatan dalam mengatasi keluhannya, demikian juga perawat harus dapat dipercaya dan diandalkan atas kemampuannya yang telah dimiliki sehingga klien tidak meragukan kemampuan yang dimiliki perawat. Selain itu, perawat harus mampu memberikan jaminan atas kualitas pelayanan keperawatan agar klien tidak ragu, tidak cemas, pesimis, dan skeptis dalam menjalani proses pelayanan keperawatan.

G. Tahap Komunikasi terapeutik 1. Tahap Pra-Interaksi Pada tahap ini peraat menggali terlebih dahulu kemampuan yang dimiliki dan kilen atau dengan kata lain menyiapkan diri sendiri dan pasien misalnya dengan membaca terlebih dahulu status pasien sebelum kontak/berhubungan dengan klien. 2. Tahap Orientasi Pada tahap orientasi perawat menggali keluhan-keluhan yang dirasakan oleh kliendan divalidasi dengan tanda dan gejala yang lain untuk memperkuat perumusan diagnosis keperawatan. 3. Tahap Kerja Tahap Kerja merupakan tahapuntuk mengimplementasikan rencana keperawatan yang telah dibuatpada tahap orientasi. Perawat menolong klien untuk mengatasi cemas, meningkatkan kemandirian, dan tanggung jawab terhadap diri. 4. Tahap Terminasi Pada tahap ini perawat mengakhiri pertemuan dalam menjalankan tindakan keperawatan serta mengakhiri interaksinya dengan klien.

H. Syarat Komunikasi Efektif a. Dapat Dipercaya (Credible) b. Konteks (Context)

Pesan yang disampaikan hendaknya sesuai dengan kepentingan sasaran. Materi yang Kontekstual artinya materi yang akan disampaikan didesain untuk memenuhi kepentingan sasaran yang berarti bahwa materi yang akan disampaikan sesuai dengan yang dibutuhkan saat itu. c. Isi (Content) Isi materi merupakan inti dari kegiatan komunikasi. Hal ini sesuai dengan tujuan komunikasi yang akan dilakukan, dengan harapan akan memberikan efek positif yaitu terjadinya perubahan perilaku dari komunikan. d. Kejelasan (Clarity) Selain harus dimengerti dan diterima, maka kejelasan dari pesan itu sendiri perlu dipertegas sehingga tidak menimbulkan multi interprestasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. e. Kesinambungan dan Konsistensi (Continuity dan Consistency) Pesan yang disampaikan sebaiknya konsisten dan berkesinambungan serta tidak menyimpang dari topik ataupun tujuan komunikasi yang telah ditetapkan. f. Saluran (Channel) Saluran yang digunakan dalam komunikasi sesuai dan memungkinkan penerimaan yang baik dan cermat oleh komunikan. Intinya saluran yang akan digunakan disesuaikan denhgan kondisi saat itu termasuk penggunaan alat atau tidak. g. Kapabilitas Sasaran (Capability of Audience) Materi yang dipersiapkan harus memandang karakteristik dari komunikasi antara lain bahasa yang digunakan, tingkat pendidikan, agama, serta kondisi emosi saat itu dan sosial budayanya. Disamping itu komunikator juga harus memperhatikan situasi dan kondisi saat itu.

Anda mungkin juga menyukai