Anda di halaman 1dari 28

PURPURA TROMBOSITOPENIA IDIOPATIK

KELOMPOK 2

DEFINISI
Gangguan autoimun yang ditandai dengan trombositopenia yang menetap (angka trombosit darah perifer kurang dari 150.000/ L)

PEMBAGIAN
PTI akut sering terjadi pada anak-anak ( 2-8 thn), sembuh dalam 6 bulan y PTI kronik sering pada orang dewasa, trombositopenik menetap lebih dari 6 bulan, sebagian besar dapat hidup dengan perdarahan ringan pada kulit.
y

EPITAKSIS

PATOFISIOLOGI
Autoantibodi trombosit spesifik yang berikatan dengan trombosit autolog kemudian dengan cepat dibersihkan dari sirkulasi oleh sistem fagosit mononuklear melalui reseptor Fe makrofag.

Etiologi
y

Pada ITP, sistem imun melawan platelet dalam tubuh sendiri. Alasan sistem imun menyerang platelet dalam tubuh masih belum diketahui. (ana information center, 2008)..

Tetapi kemungkinan akibat dari: y Hipersplenisme (untuk menggambarkan depresi jumlah eritrosit dan trombosit akibat pembesaran lien dengan sumsum tulang yang berkerja aktif) y Infeksi virus. (sering pada anak-anak) y Intoksikasi makanan / obat (asetosal para amino salisilat (PAS). Fenil butazon, diamokkina, sedormid). y Bahan kimia. y Pengaruh fisi (radiasi, panas). y Kekurangan factor pematangan (malnutrisi). y Koagulasi intra vascular diseminata CKID. y Autoimmune.

Klasifikasi
PTI akut y PTI kronis
y

PTI Akut

PTI Kronik

Sering pada anak

Onset mendadak

Onset tidak menentu

Sering didahului infeksi

Infeksi jarang terjadi Ekimosis, petekie, purpura. Frekuensi perdarahan terkait dengan jumlah trombosit.
y

Trombosit > 50.000/uL: asimptomatik Trombosit 30.000 50.000/uL: luka memar/hematoma

Dapat dijumpai eksantema (rubeola/rubella), ISPA, VZV, dan EBV

Trombosit 10.000 30.000/uL: perdarahan spontan, menoragia, perdarahan memanjang pada luka.

Trombosit < 10.000/uL: perdarahan mukosa dan risiko perdarahan SSP

Perdarahan ringan paling sering, perdarahan intracranial hanya < Perdarahan 1% Self-limiting; remisi spontan terjadi pada 90% pasien

ringan-sedang,

selama

beberapa

hari-minggu,

intermiten/kontinu Remisi spontan jarang terjadi

PTI akut dewasa keadaannya lebih buruk

Klinis fluktuatif

PENATALAKSANAAN
Terapi Awal PTI (Standar) y Terapi PTI Kronik Refrakter y Pendekatan Terapi Konvensional Lini Kedua y Pendekatan Penderita yang Gagal Terapi Standard dan Terapi Lini Kedua
y

Terapi Awal PTI (Standar) (Standar)


Prednison : 1,0 1,5 mg/kgBB/hari selama 2 minggu y Imunoglobulin intravena : Imunoglobulin intravena (IgIV) dosis 1 g/kg/hari selama 2 3 hari berturut turut digunakan bila terjadi perdarahan internal y splenektomi : Efek splenektomi pada kasus yang berhasil adalah menghilangkan tempat tempat antibodi yang tertempel trombosit yang bersifat merusak dan menghilangkan produksi antibodi antitrombin
y

Terapi PTI Kronik Refrakter


PTI refrakter kronik ditegakkan bila ditemukan 3 kriteria sebagai berikut : y PTI menetap lebih dari 3 bulan y Penderita gagal berespon dengan splenektomi y AT <30.000L

Pendekatan Terapi Konvensional Lini Kedua


Untuk penderrita yang dengan terapi standar kortikosteroid tidak membaik Steroid dosis tinggi; IVIg dosis tinggi; Anti-D intravena; Alkaloid vinka; danazol; obat imunosupresif(azathioprin, siklofosfamid); kemoterapi kombinasi; dan Dapsone

Pendekatan Penderita yang Gagal Terapi Standard dan Terapi Lini Kedua
y

Bagi mereka yang gagal dengan terapi lini pertama dan kedua hanya memilih terapi yang terbatas meliputi : (i) interveron-a, (ii) anti CD-20, (iii) Campath 1-H, (iv) mycophenolate mofetil, (v) protei A columns

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN
1. Asimtomatik sampai jumlah trombosit menurun di bawah 20.000. 2. Tanda-tanda perdarahan. - Petekie terjadi spontan. - Ekimosis terjadi pada daerah trauma minor. - Pendarahan dari mukosa gusi, hidung, saluran pernafasan. - Menoragie. - Hematuria. - Perdarahan gastrointestinal. 3. Perdarahan berlebih setelah prosedur bedah.

4. Aktivitas / istirahat. Gejala : - keletihan, kelemahan, malaise umum. - toleransi terhadap latihan rendah. Tanda : - takikardia / takipnea, dispnea pada beraktivitas / istirahat. - kelemahan otot dan penurunan kekuatan. 5. Sirkulasi. Gejala : - riwayat kehilangan darah kronis, misalnya perdarahan GI kronis, menstruasi berat. - palpitasi (takikardia kompensasi). Tanda : TD: peningkatan sistolik dengan diastolic stabil.

6. Integritas ego. Gejala : - keyakinan agama / budaya mempengaruhi pilihan pengobatan: penolakan transfuse darah. Tanda : - DEPRESI. 7. Eliminasi. Gejala : - Hematemesis, feses dengan darah segar, melena, diare, konstipasi. Tanda : - distensi abdomen. 8. Makanan / cairan. Gejala : - penurunan masukan diet. - mual dan muntah. Tanda : - turgor kulit buruk, tampak kusut, hilang elastisitas.

9. Neurosensori. Gejala : - sakit kepala, pusing. - kelemahan, penurunan penglihatan. Tanda : - epistaksis. - mental: tak mampu berespons (lambat dan dangkal). 10. Nyeri / kenyamanan. Gejala : - nyeri abdomen, sakit kepala. Tanda : - takipnea, dispnea.

11. Pernafasan. Gejala : - nafas pendek pada istirahat dan aktivitas. Tanda : - takipnea, dispnea. 12. Keamanan Gejala : - penyembuhan luka buruk sering infeksi, transfuse darah sebelumnya. Tanda : - petekie, ekimosis.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Gangguan pemenuhan nutrisi dan cairan kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia.  Perubahan perfusi jaringan b.d penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen dan nutrisi ke sel.  Gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen b.d penurunan kapasitas pembawa oksigen darah.  Intoleransi aktivitas b.d kelemahan.  Kurang pengetahuan pada keluarga tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan b.d salah interpretasi informasi.


-1. Gangguan pemenuhan nutrisi dan cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia. Tujuan: - Menghilangkan mual dan muntah Criteria standart: - Menunjukkan berat badan stabil Intervensi keperawatan: - Berikan nutrisi yang adekuat secara kualitas maupun kuantitas. Rasional : mencukupi kebutuhan kalori setiap hari. - Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering. Rasional : porsi lebih kecil dapat meningkatkan masukan yang sesuai dengan kalori. - Pantau pemasukan makanan dan timbang berat badan setiap hari. Rasional : anoreksia dan kelemahan dapat mengakibatkan penurunan berat badan dan malnutrisi yang serius. -Lakukan konsultasi dengan ahli diet. Rasional : sangat bermanfaat dalam perhitungan dan penyesuaian diet untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien. - Libatkan keluarga pasien dalam perencanaan makan sesuai dengan indikasi. Rasional : meningkatkan rasa keterlibatannya, memberikan informasi pada keluarga untuk memahami kebutuhan nutrisi pasien.

2. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen dan nutrisi ke sel. - Tujuan: Tekanan darah normal. Pangisian kapiler baik - Kriteria standart: Menunjukkan perbaikan perfusi yang dibuktikan dengan TTV stabil. - Intervensi keperawatan: - Awasi TTV, kaji pengisian kapiler. Rasional : memberikan informasi tentang derajat/ keadekuatan perfusi jaringan d an membantu menentukan kebutuhan intervensi. - Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi. Rasional : meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi untuk kebutuhan seluler. - Kaji untuk respon verbal melambat, mudah terangasang. Rasional : dapat mengindikasikan gangguan fungsi serebral karena hipoksia. - Awasi upaya parnafasan, auskultasi bunyi nafas. Rasional : dispne karena regangan jantung lama / peningkatan kompensasi curah jantung.

3. Gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen berhubungan dengan penurunan kapasitas pembawa oksigen darah. - Tujuan: - Mengurangi distress pernafasan. - Criteria standart: - Mempertahankan pola pernafasan normal / efektif - Intervensi keperawatan: - Kaji / awasi frekuensi pernafasan, kedalaman dan irama. Rasional : perubahan (seperti takipnea, dispnea, penggunaan otot aksesoris) dapat menindikasikan berlanjutnya keterlibatan / pengaruh pernafasan yang membutuhkan upaya intervensi. - Tempatkan pasien pada posisi yang nyaman. Rasional : memaksimalkan ekspansi paru, menurunkan kerja pernafasan dan menurunkan resiko aspirasi. - Beri posisi dan Bantu ubah posisi secara periodic. Rasional : meningkatkan areasi semua segmen paru dan mobilisasikan sekresi. - Bantu dengan teknik nafas dalam. Rasional : membantu meningkatkan difusi gas dan ekspansi jalan nafas kecil.

4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan. - Tujuan: Meningkatkan partisipasi dalam aktivitas. - Criteria standart: Menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas. - Intervensi keperawatan: - Kaji kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas normal, catat laporan kelemahan, keletihan. Rasional : mempengaruhi pilihan intervensi. - Awasi TD, nadi, pernafasan. Rasional : manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk membawa jumlah oksigen ke jaringan. - Berikan lingkungan tenang. Rasional : meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksigen tubuh. - Ubah posisi pasien dengan perlahan dan pantau terhadap pusing. Rasional : hipotensi postural / hipoksin serebral menyebabkan pusing, berdenyut dan peningkatan resiko cedera.

5. Kurang pengetahuan pada keluarga tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan salah interpretasi informasi. - Tujuan: Pemahaman dan penerimaan terhadap program pengobatan yang diresepkan. - Criteria standart: - Menyatakan pemahaman proses penyakit. - Faham akan prosedur dagnostik dan rencana pengobatan. - Intervensi keperawatan: - Berikan informasi tntang ITP. Diskusikan kenyataan bahwa terapi tergantung pada tipe dan beratnya ITP. Rasional : memberikan dasar pengetahuan sehingga keluarga / pasien dapat membuat pilihan yang tepat. - Tinjau tujuan dan persiapan untuk pemeriksaan diagnostic. Rasional : ketidak tahuan meningkatkan stress. - Jelaskan bahwa darah yang diambil untuk pemeriksaan laboratorium tidak akan memperburuk ITP. Rasional : merupakan kekwatiran yang tidak diungkapkan yang dapat memperkuat ansietas pasien / keluarga.

Anda mungkin juga menyukai