AUDIT
CUKAI
UNTUK MENGUJI KEPATUHAN
BUKAN MENCARI KESALAHAN
PROFIL WAWANCARA
MENUNGGU IMPLEMENTASI
AMBANG PRIYONGGO
KEHIDUPAN SAYA DI BC HANYALAH SALAH SATU
FACET DARI BANGUNAN HIDUP SEBAGAI MANUSIA
THOMAS SUGIJATA
SAAT INI PEMBUKUAN INTERNAL YANG DIPAKAI
SEBAGAI ALAT PENGAWASAN OLEH DJBC
DARI REDAKSI
DAN EKSTERNAL
Direktur Jenderal Bea dan Cukai:
Drs. Anwar Suprijadi, MSc
PENASEHAT
P
Direktur Penerimaan & Peraturan
Kepabeanan dan Cukai:
Drs. Hanafi Usman
asca pemeriksaan KPK ke KPU Bea Cukai Tanjung Priok yang Direktur Teknis Kepabeanan
Ir. Agung Kuswandono, MA
mengakibatkan beberapa pegawai ditindak, sempat ada Direktur Fasilitas Kepabeanan
Drs. Kusdirman Iskandar
komentar begini, “Bagaimana dengan pengusaha yang nakal, Direktur Cukai
Drs. Frans Rupang
kok nggak ada beritanya ?”. Jawabannya muncul kemudian Direktur Penindakan & Penyidikan
Drs. R.P. Jusuf Indarto
bulan Agustus lalu. Direktur Audit
Drs. Thomas Sugijata, Ak. MM
Media massa pada pertengahan bulan Agustus memberitakan Direktur Kepabeanan Internasional
Drs. M. Wahyu Purnomo, MSc
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) telah mencoret 2000 Direktur Informasi Kepabeanan & Cukai
Dr. Heri Kristiono, SH, MA
perusahaan penyedia jasa kepabeanan (PPJK) yang dinilai tidak Kepala Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Bea dan Cukai
menjalankan bisnis secara jujur. DJBC juga telah menonaktifkan 1000 Drs. Endang Tata
Inspektur Bea dan Cukai
perusahaan importir yang dianggap nakal dan tidak bisa menjelaskan Edy Setyo
Tenaga Pengkaji Bidang Pelayanan &
identitasnya. Kemudian, DJBC menghentikan kegiatan operasional 1.204 Penerimaan KC
Drs. Bambang Prasodjo
Tenaga Pengkaji Bidang Pengawasan &
pabrik rokok karena tidak mengantongi izin NPPBKC atau nomor pokok Penegakan Hukum KC
Drs. Erlangga Mantik, MA
pengusaha barang kena cukai. Tenaga Pengkaji Bidang Pengembangan
Kapasitas & Kinerja Organisasi KC
Data tersebut menunjukkan keseriusan DJBC dalam melakukan Susiwijono, SE
penegakan hukum, tidak hanya di internal tapi juga lingkup eksternal. Hal KETUA DEWAN PENGARAH
Sekretaris Direktorat Jenderal
ini ditegaskan Dirjen Bea Cukai Anwar Suprijadi ketika meresmikan Bea dan Cukai:
Drs. Kamil Sjoeib, MA
KPPBC Madya Cukai Malang pada 1 Agustus 2008 (hal. 19). Di hadapan WAKIL KETUA DEWAN PENGARAH/
PENANGGUNG JAWAB
para pengusaha rokok di kota Malang, Dirjen mengatakan bahwa program Kepala Bagian Umum:
Sonny Subagyo, S.Sos
reformasi yang dilakukan di DJBC adalah membangun kepatuhan baik DEWAN PENGARAH
Ir. Harry Mulya, MSi,
internal maupun eksternal. Drs. Patarai Pabottinggi,
Drs. R. Syarif Hidayat, M.Sc,
“Terus terang kami ingin tingkat kepatuhannya kita tingkatkan. Muhamad Purwantoro
Marisi Zainuddin Sihotang, SH.,M.M.
Kepatuhan di internal di lingkungan BC dan kepatuhan mitra utama kami”. Lupi Hartono, Muhammad Zein, SH, MA.
Maimun, Ir. Agus Hermawan, MA.
PEMIMPIN REDAKSI
Buat mitra usaha, Dirjen secara tegas mengatakan, “Yang patuh kami Lucky R. Tangkulung
REDAKTUR
layani dengan baik, yang tidak patuh kita bina, kalau gak bisa dibina, Aris Suryantini,
Supriyadi Widjaya,
sarannya dibinasakan saja.” FOTOGRAFER
Andy Tria Saputra
Sedangkan buat internal bea cukai, Dirjen bilang begini, “Sekarang KORESPONDEN DAERAH
` Hulman Simbolon (Medan),
saya mohon kita harus tegas, kalau (pegawai) yang tidak benar kita Ian Hermawan (Pontianak), Donny
Eriyanto (Makassar), Bambang Wicaksono
benahi, kalau bisa kita bina, kalau tidak… ya jangan gabung di jajaran (Ambon), Muqsith Hamidi (Balikpapan)
KOORDINATOR PRACETAK
bea cukai, itu harapan kami.” Asbial Nurdin
SEKRETARIS REDAKSI
Pesan tersebut seharusnya tidak dibaca sebagai ancaman semata, Kitty Hutabarat
PIMPINAN USAHA/IKLAN
namun sebagai upaya untuk mengajak pegawai dan pengusaha untuk Piter Pasaribu
TATA USAHA
bekerja dan berbisnis secara benar dan taat hukum. Shinta Dewi Arini
Untung Sugiarto
Sementara itu, perlu kami informasikan adanya perubahan formasi IKLAN
Kitty Hutabarat
redaksional majalah WBC. Salah satu anggota redaksi, Zulfril Adha Putra SIRKULASI
H. Hasyim, Amung Suryana
telah mengundurkan diri dari posisinya sebagai redaktur di WBC per BAGIAN UMUM
Rony Wijaya
PERCETAKAN
Agustus lalu. Kami mengucapkan terima kasih untuk kontribusinya selama PT. BDL Jakarta
kurang lebih lima tahun di WBC, dan sukses untuk karirnya kedepan. ALAMAT REDAKSI/TATA USAHA
Kantor Pusat Direktorat Jenderal
Sehubungan dengan hal tersebut, maka rencananya mulai awal Bea dan Cukai,
Jl. Jenderal A. Yani (By Pass) Jakarta Timur
September redaksi akan menambah satu hingga maksimum dua anggota Telp. (021) 478 65608, 478 60504,
4890308 Psw. 154
baru. Bila telah resmi bergabung, kami akan segera perkenalkan, karena Fax. (021) 4892353
majalah_wbc@yahoo.com
anggota baru inilah yang akan mulai berkomunikasi dengan pembaca REKENING GIRO a/n :
PITER PASARIBU
sekalian. BANK BRI KANTOR KAS
DITJEN BEA DAN CUKAI JAKARTA
Selamat menjalankan ibadah puasa. Nomor Rekening : 1256.01.000001.30.5
Pengganti Ongkos Cetak Rp. 12.500,-
Lucky R. Tangkulung
60-63
Disiplin Waktu
54 RUANG INTERAKSI
Toleransi
55 RUANG KESEHATAN Profil
Pemeriksaan Kesehatan Sejak kecil Ambang
(Medical Check Up) bercita-cita menjadi
57 PERISTIWA diplomat, cita-cita ini
- Pekan Olahraga di tumbuh karena
Lingkungan Kanwil DJBC kegemarannya
Nangroe Aceh darussalam membaca dan berdebat.
- Sarasehan Pensiunan Bea Kini Ambang yang
mengabdi sebagai
dan Cukai 2008 pegawai di DJBC
- Tarakan Cycling Club memilih untuk
Promosikan Hidup Sehat menjalani hidup
Dengan Bersepada sebagai suatu totalitas.
AUDIT
CUKAI
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
(DJBC) saat ini sedang giat-giatnya
melakukan pengawasan di bidang
cukai. Pengawasan yang dilakukan
b. pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti;
c. dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen;
d. dan pelaporan
D
biasa disebut dengan audit ketaatan dan audit investigasi.
JBC kembali akan memiliki kewenangan yang lebih “Untuk audit keuangan, audit yang dilakukan meliputi audit
luas dalam melaksanakan tugas audit cukai. atas laporan keuangan yang bertujuan untuk memberikan
Kewenangan audit cukai kini tidak hanya dilakukan keyakinan apakah laporan keuangan dari entitas yang diaudit
terhadap pihak pabrikan saja, kewenangan itu juga telah menyajikan secara wajar tentang posisi keuangan, hasil
dapat dilakukan terhadap pihak penyalur, importir ba- operasi/usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi
rang kena cukai, dan pengguna barang kena cukai yang men- yang berlaku umum,” jelas Mudji Raharjo.
dapatkan fasilitas. Lebih lanjut Mudji Raharjo menjelaskan, audit atas hal yang
Kewenangan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Keu- berkaitan dengan keuangan, mencakup penentuan apakah
angan Nomor 91/PMK.04/2008 tentang audit cukai, rencana- Informasi keuangan telah disajikan secara wajar sesuai dengan
nya akan diberlakukan terhitung sejak 15 Agustus 2008. kriteria yang telah ditetapkan, entitas yang diaudit telah meme-
Perubahan pelaksanaan audit cukai yang cukup mendapat an- nuhi persyaratan kepatuhan terhadap peraturan keuangan ter-
tusias dari pihak pabrikan berskala be- FOTO-FOTO WBC/ATS tentu, dan sistem pengendalian intern
sar, diharapkan dapat lebih mencapai instansi tersebut, baik terhadap
sasaran dan meningkatkan tingkat ke- laporan keuangan maupun terhadap
patuhan dari pengusaha barang kena pengamanan atas kekayaannya, telah
cukai. dirancang dan dilaksanakan secara
Sebagai salah satu pilar utama memadai untuk tujuan pengendalian.
praktek kepabeanan dan cukai, audit Sementara untuk audit kinerja atau
di bidang kepabeanan dan cukai audit operasional, audit yang dilakukan
memainkan peran yang sangat signifi- meliputi pemeriksaan secara objektif
kan dalam mengemban tugas DJBC. dan sistematik terhadap berbagai
Hal ini adalah konsekuensi logis dari macam bukti, untuk dapat melakukan
penerapan prinsip self-assesment penilaian secara independen atas
system yang memberikan hak kepada kinerja entitas atau program/kegiatan
importir atau pengguna jasa untuk pemerintah yang diaudit. Audit kinerja
menghitung dan membayarkan kewa- dimaksudkan untuk dapat meningkat-
jiban pabean dan cukainya sendiri ke- kan tingkat akuntabilitas dan
pada negara. memudahkan pengambilan keputusan
Kegiatan audit kepabeanan mau- oleh pihak yang bertanggung jawab
pun cukai, secara prinsip tidak jauh untuk mengawasi atau memprakarsai
berbeda, karena pengertian audit tindakan koreksi. Audit kinerja menca-
secara umum adalah pengumpulan kup audit tentang ekonomi, efisiensi,
informasi dan bukti-bukti dari dan program.
informasi yang dilakukan oleh orang Sedangkan untuk audit dengan tu-
yang kompeten dan independen, juan tertentu atau audit investigasi,
untuk menentukan dan melaporkan biasanya dilakukan dengan pemerik-
tingkat kesesuaian antara informasi san untuk tujuan khusus, di luar peme-
tersebut dengan kriteria yang telah riksaan keuangan dan pemeriksaan
ditetapkan. kinerja. Termasuk dalam pemeriksaan
Untuk itu, terdapat beberapa hal tujuan tertentu ini adalah pemeriksaan
penting dalam pelaksanaan audit, atas hal-hal yang berkaitan dengan
yaitu adanya: KEWENANGAN BARU. DJBC terhitung 15 Agustus 2008 keuangan dan bersifat investigatif atau-
a. informasi dan kriteria yang akan melaksanakan audit cukai bukan hanya kepada pihak pun audit ketaatan tertentu.
ditetapkan; pabrikan saja, tapi juga kepada importir hingga penyalur. Karena, audit investigasi merupa-
kan kegiatan pemeriksaan dengan lingkup yang terkait dengan kegiatan usaha di bidang
tertentu, periodenya tidak dibatasi, lebih cukai ataukah hanya terbatas pada buku, catat-
spesifik pada area-area pertanggungjawaban an atau dokumen yang diwajibkan oleh undang-
yang diduga mengandung inefisiensi atau undang (contoh : Buku persedian Barang Kena
indikasi penyalahgunaan wewenang, dengan Cukai, Buku Persediaan pita cukai, dll).
hasil audit berupa rekomendasi untuk ditin- Dengan pengertian audit cukai yang diatur
daklanjuti bergantung pada derajat dalam undang-undang tersebut, sangat jelas
penyimpangan wewenang yang ditemukan. apa yang dilakukan DJBC saat melakukan audit
Audit ketaatan atau audit investigasi sendiri cukai, yaitu melakukan pemeriksaan laporan
bertujuan untuk menentukan apakah auditee keuangan, buku, catatan dan dokumen yang
telah memenuhi atau mengikuti prosedur dan menjadi bukti dasar pembukuan, dan dokumen
peraturan tertentu yang telah ditetapkan. lain yang berkaitan dengan kegiatan usaha,
“Salah satu contoh dari audit ketaatan termasuk data elektronik, serta surat yang
adalah audit cukai yang dilakukan dengan tu- berkaitan dengan kegiatan di bidang cukai dan/
juan apakah auditee telah memenuhi atau sediaan barang.
peraturan penundang-undangan di bidang “Pentingnya audit cukai dilakukan sebenar-
Cukai. Secara ringkas sesuai definisi umum nya dapat dilihat dari hubungannya dengan audit
yang dijelaskan di bagian sebelumnya, pelak- di bidang kepabeanan. Audit kepabenanan
sanaan audit cukai dapat digambarkan seper- MUDJI RAHARJO. Audit cukai dilakukan
untuk memastikan kepatuhan dilakukan sebagai konsekuensi dari pemberlaku-
ti gambar di bawah ini,” ujar Mudji pengusaha terhadap ketentuan peratuan an sistem self assessment, nilai pabean berda-
Audit Cukai sebagai alat pengawasan di bidang cukai. sarkan nilai transaksi, dan pemberian fasilitas
yang komprehensif, dilakukan untuk memas- bea masuk tidak dipungut, dibebaskan,
tikan kepatuhan pengusaha terhadap Ketentuan di Bidang Cukai. ditangguhkan, dengan persyaratan tertentu yang harus dipenuhi
Kewenangan pejabat bea dan cukai untuk melakukan audit oleh perusahaan,” ujar Mudji.
diatur dalam Pasal 39 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 Di bidang cukai, audit cukai dilakukan sebagai konsekuensi
tentang Cukai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun diberlakukannya :
1995 Nomor 76, sebagaimana telah diubah dengan Undang- 1. sistem self assesment;
Undang Nomor 39 Tahun 2007 yang menyatakan bahwa “Peja- 2. pemberian fasilitas tidak dipungut cukai, pembebasan cukai,
bat bea dan cukai berwenang melakukan audit cukai terhadap atau penundaan cukai; dan
pengusaha pabrik, pengusaha tempat penyimpanan, importir 3. penggantian “Buku Persediaan” dengan pembukuan yang
barang kena cukai, penyalur, dan pengguna barang kena cukai sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
yang mendapatkan fasilitas pembebasan cukai.” di Indonesia.
Lebih lanjut dalam undang-undang tentang cukai tersebut,
audit cukai didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan SISTEM SELF ASSESMENT
pemeriksaan laporan keuangan, buku, catatan dan dokumen Pada sistem self assesment di bidang cukai, terdapat kewajib-
yang menjadi bukti dasar pembukuan, dan dokumen lain yang an pengusaha untuk memberitahukan Barang Kena Cukai (BKC)
berkaitan dengan kegiatan usaha, termasuk data elektronik, yang selesai dibuat (untuk BKC yang dibuat di Indonesia) dan
serta surat yang berkaitan dengan kegiatan di bidang cukai memberitahukan BKC yang dimasukan ke dalam Daerah Pabean
dan/atau sediaan barang dalam rangka pelaksanaan ketentuan (untuk BKC yang diimpor dari luar Daerah Pabean). Hal ini
perundang-undangan di bidang cukai. didasarkan pada pasal 3 ayat (1) UU No. 39 Tahun 2007 tentang
Sebelum diberlakukannya Undang-Undang Nomor 39 Ta- Cukai, yang mengatur saat terutang cukai yaitu pada :
hun 2007, Pejabat bea dan cukai berwenang memeriksa buku, a. Saat selesai dibuat untuk Barang Kena Cukai yang dibuat di
catatan, atau dokumen yang diwajibkan oleh undang-undang Indonesia, karena ada kewajiban untuk memberitahukan
dan pembukuan perusahaan yang berkaitan dengan Barang Barang Kena Cukai yang dibuat oleh Pengusaha, dengan do-
Kena Cukai. Pada bagian penjelasan dinyatakan bahwa dalam kumen cukai yang ditetapkan.
hal pemeriksaan pembukuan perusahaan, dapat b. Saat pemasukannya ke dalam daerah pabean untuk Barang
dikoordinasikan dengan Direktorat Jenderal Pajak. Hal ini da- Kena Cukai yang diimpor, dimana pengusaha diwajibkan
lam prakteknya di lapangan menimbulkan pertanyaan tentang memberitahukan pemasukan Barang Kena Cukai yang dila-
batasan di dalam melakukan audit, apakah seluruh dokumen kukan dengan Pemberitahuan Impor Barang.
“Oleh karenanya,
audit cukai dilakukan
untuk memastikan
kepatuhan pengusaha
terhadap ketentuan
peratuan di bidang cu-
kai, apakah yang
diberitahukan tentang
Barang Kena Cukai
yang selesai dibuat dan
yang dimasukkan telah
sesuai dengan keada-
an yang sebenarnya,”
papar Mudji.
Pada Undang-
Undang Cukai pasal 7A
tentang penundaan cu-
kai, pasal 8 tentang ti-
dak dipungut cukai, dan
pasal 9 tentang pembe-
basan cukai telah diatur
norma dan syarat pem-
D
Hal ini dikarenakan, dalam pelaksanaan di lapangan diperlu-
kan suatu aturan yang tegas dan batas–batas yang jelas ten- alam ketentuan audit cukai sesuai PMK tersebut,
tang norma–norma yang harus dipenuhi dalam penyelengga- pejabat bea dan cukai berwenang melakukan
raan pembukuan. audit cukai terhadap pengusaha pabrik, pengusa-
Di dalam undang-undang tentang cukai, pengaturan ten- ha tempat penyimpanan, importir barang kena
tang audit cukai dimaksudkan untuk : cukai, penyalur, dan pengguna barang kena cukai
a. Mempertegas kewenangan Pejabat Bea dan Cukai untuk yang mendapatkan fasilitas pembebasan cukai. Ini berarti
melaksanakan pemeriksaan dalam rangka audit di bidang terdapat perluasan dan penegasan terhadap obyek audit
cukai dalam PMK yaitu importir barang kena cukai, penyalur, dan
b. Mempertegas dan mengatur lebih rinci tentang kewenangan pengguna barang kena cukai yang mendapatkan fasilitas
Pejabat Bea dan Cukai dalam melaksanakan audit sehingga pembebasan cukai.
obyek audit kooperatif dalam membantu proses audit. Berkaitan dengan perluasan obyek audit tersebut, mes-
c. Mengatur kewajiban perusahaan untuk menyediakan te- kipun sudah di dalam peredaran bebas dan sudah dilunasi
naga, peralatan dan menyerahkan buku, catatan, cukainya, audit cukai terhadap penyalur tetap dapat dilaku-
dokumen, dan/atau surat yang berkaitan dengan kegiatan kan dalam rangka pengawasan terhadap peredaran barang
usahanya dalam rangka audit cukai agar pelaksanaan kena cukai itu sendiri. Hal ini terkait dengan karakteristik
audit dapat berjalan dengan baik dan lancar. barang kena cukai sesuai pasal 2 Undang-undang No. 39
d. Untuk memberikan efek jera maka terdapat penambahan tahun 2007 tentang cukai, yaitu :
sanksi administrasi bagi pengusaha yang menyebabkan a. konsumsinya perlu dikendalikan;
Pejabat Bea dan Cukai tidak dapat melaksanakan kewe- b. peredarannya perlu diawasi;
nangan untuk keperluan audit. Kalau dulu sanksi c. pemakaiannya dapat menimbulkan dampak negatif bagi
administrasi berupa denda paling sedikit Rp 5.000.000 masyarakat atau lingkungan hidup;
dan paling banyak Rp 50.000.000 sekarang dikenakan d. pemakaiannya perlu pembebanan pungutan negara
sanksi adminitrasi berupa denda sebesar Rp 75.000.000. demi keadilan dan keseimbangan
Dengan sanksi yang cukup jelas dalam undang-undang Tujuan dari audit cukai adalah untuk menguji kepatuhan
cukai, maka pembukuan yang baik dan sesuai dengan aturan pengusaha pabrik, pengusaha tempat penyimpanan, impor-
yang berlaku, diharapkan dapat menimbulkan ketaatan dari tir barang kena cukai, penyalur, dan pengguna barang kena
pengusaha barang kena cukai dalam mencatat dan membu- cukai yang mendapatkan fasilitas pembebasan cukai atas
kukan kegiatan cukai yang dilaksanakan. pelaksanaan pemenuhan ketentuan perundang-undangan
Pentingnya audit cukai yang dilaksanakan DJBC, me- di bidang cukai.
mang bukan sekedar sebagai pengawas kegiatan yang dila- Dalam pelaksanaannya, Audit cukai terdiri dari audit
kukan pengusaha barang kena cukai, audit cukai juga penting umum, audit khusus dan audit investigasi. Secara umum
dilaksanakan agar negara dapat mengetahui seberapa penjelasan ketiga jenis audit tersebut adalah sebagai berikut :
banyak barang kena cukai yang telah diproduksinya, dan a. Audit Umum adalah audit cukai yang memiliki ruang
seberapa banyak negara dapat memungut pajak dari kegiatan lingkup pemeriksaan secara lengkap dan menyeluruh
produksi tersebut. adi/mr terhadap pemenuhan kewajiban cukai.
DAN PENCATATAN
pan laporan keuangan, buku, catatan dan dokumen yang
menjadi bukti dasar pembukuan, dan dokumen lain yang
berkaitan dengan kegiatan usaha, termasuk sarana/media
T
dengan kegiatan di bidang cukai, serta menunjukkan
sediaan barangnya untuk diperiksa; erkait dengan kewenangan DJBC dalam melakukan
b. memberikan keterangan lisan dan/atau tertulis; dan audit sesuai Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007,
c. menyediakan tenaga dan/atau peralatan atas biaya maka perlu diatur secara detail kewajiban
auditee apabila penggunaan data elektronik menyelenggarakan dan menyimpan pembukuan. Ke-
memerlukan peralatan dan/atau keahlian khusus. wajiban ini akan memudahkan pejabat bea dan cukai
dalam melaksanakan audit di bidang kepabeanan dan cukai
Dalam hal pimpinan auditee tidak berada di tempat atau (auditable).
berhalangan, kewajiban tersebut beralih kepada yang mewa- Dalam hubungannya dengan peraturan pembukuan dalam
kilinya. bentuk suatu hukum positif, banyak kepentingan yang berben-
“Terkait dengan waktu penyelesaian audit, pelaksana- turan pada tataran pelaksanaan ketentuan mengenai pembu-
an audit harus diselesaikan dalam jangka waktu paling kuan, baik itu dari sisi dunia usaha maupun sisi pemerintah
lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal surat tugas atau su- sebagai aparat pengawasan. Oleh karena itu, perlu diatur
rat perintah. Dan, jangka waktu ini dapat diperpan-jang,” secara tegas pengertian pembukuan agar tidak menimbulkan
jelasnya. multi tafsir.
PENGECUALIAN. Untuk pengusaha kecil mendapat pengecualian pembuatan pembukuan, namun tetap diharuskan membuat laporan.
kuan dalam bidang kepabeanan dan cukai diselaraskan dengan gian pengusaha meminta bantuan kepada pegawai bea dan cu-
undang-undang perpajakan tanpa menghilangkan fungsi peng- kai untuk melakukan pengisian dalam buku persediaan barang
awasan di bidang kepabeanan dan cukai. Sehingga, diharap- kena cukainya,” ujar Mudji.
kan pembukuan yang akan diatur tidak akan menimbulkan be- Selain itu papar Mudji, masih dijumpai adanya perusahaan
ban ekonomis dan administratif bagi dunia usaha. yang mempunyai sistem pengendalian internal yang sudah cukup
Menurut Kepala Seksi Audit Impor, Mudji Raharjo, per- bagus, menggunakan EDP (Electronic data Processing) dalam
ubahan yang mendasar yang terkait dengan audit di bidang cu- setiap transaksinya tetapi masih harus membuat buku persediaan
kai yaitu dengan adanya perubahan Pasal 16 UU no. 11 tahun yang formatnya sudah ditentukan. Hal ini merupakan kewajiban
2005 tentang cukai. Pada peraturan lama pasal 16 ayat (1) tambahan yang kurang perlu.
huruf a disebutkan bahwa: “Pengusaha pabrik wajib mencatat
dalam buku persediaan barang kena cukai yang dibuat di pab- PEMBUKUAN YANG SESUAI STANDAR AKUTANSI INDONESIA
rik, dimasukkan ke pabrik atau dikeluarkan dari pabrik”. Pada Dalam praktek pengawasan di Kantor Pengawasan dan Pela-
pasal 2 disebutkan bahwa : “Pengusaha tempat penyimpanan yanan Bea dan Cukai (KPPBC) juga timbul penafsiran yang
wajib mencatat dalam buku persediaan barang kena cukai sempit, bahwa kewenangan pemeriksaan oleh bea cukai terbatas
yang dimasukkan atau dikeluarkan dari tempat penyimpanan.” pada buku persediaan yang diwajibkan saja. Hal ini tentunya
Dalam peraturan baru UU No. 39 tahun 2007 pasal 16 ayat menimbulkan hambatan dalam pelaksanaan tugas DJBC. Dalam
(1) disebutkan “Pengusaha pabrik, pengusaha tempat penyim- kenyataannya, waktu pelaksanaan audit data dalam buku perse-
panan, importir barang kena cukai atau penyalur yang wajib diaan itulah yang perlu diuji kebenarannya melalui pemeriksaan
memiliki izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) pencatatan internal perusahaan.
huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, wajib menyelenggarakan Penggantian “Buku Persediaan” dengan pembukuan yang se-
pembukuan. suai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Perubahan tersebut didasari bahwa kewajiban “mencatat Indonesia, pada pengusaha pabrik non skala kecil, pengusaha
persediaan” dalam pasal 16 terlalu sempit cakupannya, tempat penyimpanan, importir barang kena cukai, dan penyalur
sehingga perlu diubah menjadi “kewajiban menyelenggarakan non skala kecil, dilakukan karena sudah tidak sesuai dengan per-
pembukuan” karena pencatatan juga merupakan bagian dari kembangan administrasi perusahaan modern.
pembukuan. Pembukuan yang diwajibkan adalah pembukuan Pengertian pembukuan sesuai dengan penjelasan pasal 16
yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku undang-undang tentang cukai berbunyi: “Suatu proses pencatat-
umum dan dilaporkan berdasarkan standar akuntansi keuang- an yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan
an Indonesia. informasi yang meliputi dan mempengaruhi keadaan harta,
“Dalam buku persediaan yang diwajibkan oleh undang- hutang, modal, pendapatan, dan biaya yang secara khusus meng-
undang cukai, pengisian dirasa masih rumit, hal ini terlihat dari gambarkan jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau
beberapa masukkan pihak pengusaha yang mengalami jasa yang kemudian diikhtisarkan dalam laporan keuangan.”
kesulitan dalam melakukan pencatatan dalam buku persediaan Dalam hubungannya dengan “pengawasan”, unsur-unsur
khususnya yang terkait dengan hasil tembakau. Bahkan seba- yang terkait dengan pengertian pembukuan dan laporan pembu-
PRINSIP ADMINISTRASI MODERN tersebut, pembukuan harus diselenggarakan dengan cara atau
Perlu dijelaskan pula bahwa audit cukai berbeda dengan audit sistem yang lazim dipakai di Indonesia, misalnya berdasar-
perpajakan, karena audit cukai terbatas pada transaksi-transaksi kan standar akuntansi keuangan, kecuali peraturan perundang-
yang terkait dengan barang kena cukai dan pita cukai, yang tentu- undangan di bidang cukai menentukan lain,” jelas Mudji.
nya tidak terkait dengan transaksi yang menjadi domain audit
perpajakan, seperti penyusutan, biaya, besarnya pendapatan ma- PEMBUKUAN SECARA ELEKTRONIK
upun besarnya keuntungan suatu perusahaan. Sesuai dengan perkembangan teknologi, pembukuan
Dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi penye- tersebut dapat diselenggarakan secara manual dan/atau
lenggaraan, penyimpanan, dan penatausahaan pembukuan, saat elektronik. Dan, khusus terhadap sediaan barang harus
ini perusahaan tidak hanya menggunakan media kertas secara dilakukan penatausahaan sediaan barang yang sekurang-
manual, tetapi juga menggunakan media elektronik lainnya. Un- kurangnya memuat jenis, spesifikasi, jumlah pemasukan dan
tuk itu peraturan yang akan dibuat disesuaikan dengan perkem- pengeluaran sediaan barang.
bangan yang ada. Dalam hal pengusaha memperoleh dan/atau
Selain hal tersebut, seiring tuntutan untuk menciptakan menggunakan fasilitas cukai, penatausahaan sediaan barang
good corporate governance, setiap perubahan yang dilakukan tersebut harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat
harus menerapkan prinsip-prinsip administrasi modern, yaitu : diketahui jenis, spesifikasi, jumlah pemasukan dan
pengeluaran sediaan barang yang berkaitan dengan fasilitas
1. Accountable cukai yang diperoleh dan/atau digunakan.
Setiap perusahaan harus dapat menyajikan informasi yang Khusus mengenai laporan keuangan, telah diatur hal-hal
dapat dipertanggung jawabkan kepada stakeholders. sebagai berikut ;
2. Reliable a. Laporan keuangan disusun dan disajikan berdasarkan pada
Setiap perusahaan harus menyajikan informasi yang dapat prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
diandalkan. Suatu informasi dikatakan memiliki kualitas andal jika b. Laporan keuangan wajib disusun dan disajikan paling sedi-
bebas dari pengertian yang menyesatkan, dan kesalahan kit setahun sekali.
material. c. Laporan keuangan wajib disajikan di atas kertas dan di-
3. Transparansi tandatangani oleh pengusaha pabrik, pengusaha
Setiap perusahaan harus menerapkan transparansi dalam tempat penyimpanan, importir barang kena cukai, atau
segala aspek terutama dari sisi pengelolaan keuangannya. penyalur yang wajib memiliki izin.
Keterbukaan dapat dicapai melalui sistem dan prosedur adminis- d. Dalam hal pengusaha pabrik, pengusaha tempat penyim-
trasi yang baik dan laporan keuangan yang dapat dipercaya. panan, importir barang kena cukai, atau penyalur yang wa-
4. Representational Faithfullness jib memiliki izin, merupakan badan hukum, laporan keuang-
Penyajian yang tulus dan jujur mengandung arti bahwa in- an ditandatangani oleh pimpinan atau pegawai yang
formasi harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta ditunjuk di lingkungan badan hukum yang bersangkutan.
SEBAGAI
haan tersebut akan diaudit.
ADMINISTRASI
perubahan yang cukup sig-
nifikan dalam kebijakan
audit cukai, menurut Lekir
Daud selaku Corporate &
S
an tarif bea masuk, padahal pada audit sebelumnya tidak
ebagai salah satu pilar pengawasan yang dilakukan terdapat temuan seperti itu.
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), audit “Audit yang dilaksanakan selama ini memang cukup
cukai yang sebelumnya telah diatur dalam Undang- baik dan memberikan masukan untuk memperbaiki sistem
Undang nomor 11 tahun 1995 tentang cukai, dan kontrol dan pelaksanaan di BAT. Selain itu, personel bea
kembali diatur dengan lebih jelas pada Undang-Un- cukai yang terlibat dalam audit cukai sangat kooperatif dan
dang nomor 39 tahun 2007 tentang Cukai, dalam pelaksana- sangat memahami aturan-aturan kepabeanan yang berlaku
annya memiliki andil yang cukup signifikan terhadap upaya dan teknis audit secara umum,” ujar Lekir Daud.
peningkatan target penerimaan cukai. Namun demikian masih menurut Lekir Daud, ada bebe-
Adanya tambah bayar dan pelunasan tunggakan cukai rapa hal yang menjadi kendala bagi BAT, antara lain pema-
yang harus diselesaikan oleh perusahaan cukai, menjadikan haman personel mengenai proses yang berkaitan dengan
audit cukai selain sebagai alat pembinaan dalam administrasi cukai tembakau masih kurang, demikian juga pemahaman
pembukuan perusahaan cukai, juga sebagai alat untuk mengenai proses pabrik rokok. Selain itu, pada audit cukai
melihat sejauhmana tingkat kepatuhan dari perusahaan cukai ini tidak ada kepastian mengenai jangka waktu
terhadap kebijakan cukai. pelaksanaan audit, sehingga sering terjadi tumpang tindih
Agar dalam pelaksanaannya dapat lebih mencapai sasar- dalam pelaksanaan audit cukai yang dilakukan oleh kantor
an, belum lama ini Menteri Keuangan mengeluarkan kebijak- bea cukai yang berbeda, seperti Kantor Wilayah dan
an baru tentang audit cukai, yang mana pada kebijakan ter- Kantor Pelayanan Utama.
sebut DJBC mendapatkan kewenangan yang lebih luas untuk Sementara itu menurut Direktur Keuangan PT. Panjang
mengaudit bukan hanya pihak pabrikan saja, tapi juga impor- Jiwo, Martono, selaku perusahaan minuman mengandung
tir barang kena cukai, penyalur, hingga pengguna barang etil alkohol (MMEA), perusahaannya sudah tiga kali
kena cukai yang mendapatkan fasilitas pembebasan cukai. dilakukan audit, namun dari audit yang dilakukan itu, tidak
Kebijakan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Keua- satu pun kendala yang dihadapinya, bahkan dengan
ngan nomor: 91/PMK.04/2008 tentang audit cukai, selain pelaksanaan audit cukai ini, PT. Panjang Jiwo menjadi lebih
DOK. PT. BAT memberikan kewenangan paham akan sistem administrasi yang lebih baik.
lebih luas kepada DJBC, “Audit cukai yang selama ini dilaksanakan oleh DJBC
juga memberikan keringan- sudah sesuai dengan prosedur dan mengacu pada pera-
an kepada para penggusa- turan-peraturan yang ada. Makanya, selama ini kami tidak
ha cukai dalam hal pembu- mengalami kendala ketika dilakukan audit, bahkan dengan
atan buku persediaan adanya audit cukai ini sangat membantu kami dalam hal
barang kena cukai. Buku tertib administrasi cukai,” kata Martono.
tersebut sejauh ini dipan- Lain halnya yang disampaikan oleh Direktur Keuangan
dang cukup merepotkan PT. TOP TEN Tobacco, Yuli Soekarno, menurutnya walau-
oleh pengusaha berskala pun perusahaannya baru satu kali dilakukan audit pada ta-
besar, karena mereka hun 2007, namun dalam pelaksanaan audit tersebut banyak
umumnya telah mengguna- hal yang menjadi kendala bagi perusahaannya. Yuli menilai
kan sistem akuntasi nasio- sosialisasi tentang audit cukai belum efektif dilaksanakan
nal harus mendapat tamba- sehingga perusahaanya kesulitan saat akan diaudit.
han pekerjaan dengan Selain itu, audit cukai yang seharusnya menjadi pembi-
pembuatan buku tersebut. naan dalam sistem pembukuan masih kurang dilaksanakan
Bagi perusahaan skala sehingga perusahaannya belajar sendiri untuk proses audit
kecil, buku tersebut terka- ini.
dang juga menyulitkan me- “Audit cukai memang sangat bagus dijalankan untuk
LEKIR DAUD. Kebijakan audit cukai reka, karena dengan SDM melihat tingkat kepatuhan dari pengusaha cukai. Namun
yang baru ini harus dilaksanakan yang minim dan umumnya demikian, jangan jadikan audit cukai ini sebagai pembina-
secara benar dan konsisten. masih menggunakan sis- saan, jadikanlah audit cukai sebagai sarana pembinaan
“TUJUAN AUDIT
CUKAI LEBIH
SPESIFIK, UNTUK
MENGUJI
KEPATUHAN
PENGUSAHA”
Terhitung sejak 15 Agustus 2008,
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
(DJBC) mendapatkan kewenangan
yang lebih luas untuk melakukan audit
di bidang cukai. Dari Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.04/
2008 tentang Audit Cukai, selain
memberikan kewenangan yang lebih
luas juga memberikan nuansa baru
dalam pembukuan persedian barang
kena cukai yang kini lebih menggunakan
sistem akuntansi nasional.
Adanya perubahan yang cukup signifikan
pada kebijakan audit cukai yang baru ini,
pada umumnya disambut positif oleh
pengusaha barang kena cukai.
Karena selain memberikan kemu-
dahan dalam mengerjakan
pembukuan, pada
kebijakan ini juga dapat
membantu pihak
pabrikan untuk lebih
mengawasi pere-
daran barang kena
cukai yang mereka
produksi, yang
akhirnya dapat
menciptakan
persaingan yang
lebih sehat.
Untuk mengeta-
hui perubahan
antara peraturan
audit cukai yang
lama dengan
audit cukai yang
baru, juga visi
dari kebijakan
audit cukai yang
baru ini, WBC
mewawancarai
Direktur Audit,
T homas Sugija ta
Sugijata
ta.
Berikut petikan
wawacaranya:
Terkait dengan adanya ketentuan baru tentang Audit mengatur kewenangan pejabat bea dan cukai pelaksana-
Cukai dalam UU No. 39 tahun 2007 tentang Cukai, aan pemeriksaan dalam rangka audit di bidang cukai.
perubahan apa yang ada pada ketentuan tersebut?
Kewenangan untuk melakukan audit sudah diatur di da- Siapa yang menjadi Obyek Pemeriksaan dalam Rangka
lam UU No. 11 Tahun 1995 tentang Cukai. Dalam UU No. 39 Audit Cukai ?
tahun 2007 tentang Cukai, perubahan yang terkait dengan Kalau dahulu, dalam Undang-Undang Cukai sebelum di-
audit cukai diantaranya adalah: lakukan perubahan, pejabat bea dan cukai berwenang
1. Adanya pengertian/definisi audit cukai : Dulu di dalam memeriksa buku, catatan atau dokumen yang diwajibkan oleh
Undang-Undang No. 11 tahun 1995 tentang cukai, tidak undang-undang dan pembukuan perusahaan yang berkaitan
diatur secara tegas tentang definisi audit cukai. Sekarang dengan barang kena cukai serta sediaan barang kena cukai
telah dicantumkan secara jelas definisi audit cukai yaitu : dari pabrik, tempat penyimpanan dan tempat lain untuk ke-
serangkaian kegiatan pemeriksaan laporan keuangan, perluan audit di bidang cukai
buku, catatan dan dokumen yang menjadi bukti dasar Sekarang sudah diatur secara rinci siapa-siapa yang
pembukuan, dan dokumen lain yang berkaitan dengan ke- menjadi obyek audit. Dalam ketentuan tentang audit cukai
giatan usaha, termasuk data elektronik, serta surat yang sesuai PMK tersebut pejabat bea dan cukai berwenang mela-
berkaitan dengan kegiatan di bidang cukai dan/atau sedi- kukan audit cukai terhadap, pengusaha pabrik, pengusaha
aan barang dalam rangka pelaksanaan ketentuan tempat penyimpanan, Importir barang kena cukai, penyalur;
perundang-undangan di bidang cukai. dan pengguna barang kena cukai yang mendapatkan fasilitas
2. Tujuan audit cukai lebih spesifik yaitu menguji kepatuhan pembebasan cukai.
pengusaha pabrik, pengusaha tempat penyimpanan, im- Terdapat perluasan dan penegasan terhadap obyek audit
portir barang kena cukai, penyalur, dan pengguna barang dalam PMK yaitu importir barang kena cukai, penyalur, dan
kena cukai yang mendapatkan fasilitas pembebasan cu- pengguna barang kena cukai yang mendapatkan fasilitas
kai atas pelaksanaan pemenuhan ketentuan perundang- pembebasan cukai.
undangan di bidang cukai. Kewenangan melakukan pemeriksaan dalam rangka audit
3. Perluasan (penambahan) dan penegasan obyek audit cukai, meskipun sudah di dalam peredaran bebas dan sudah
yaitu importir barang kena cukai, penyalur, dan pengguna dilunasi cukainya, yaitu audit cukai terhadap penyalur tetap
barang kena cukai yang mendapatkan fasilitas pembe- dapat dilakukan dalam rangka pengawasan terhadap pere-
basan cukai. daran barang kena cukai itu sendiri. Hal ini terkait dengan
4. Penggantian buku persediaan dengan kewajiban menye- karakteristik barang kena cukai sesuai pasal 2 Undang-
lenggarakan pembukuan bagi pengusaha yang bergerak Undang No. 39 tahun 2007 tentang cukai, yaitu konsumsinya
di bidang cukai dan Pengecualian dari kewajiban menye- perlu dikendalikan, peredarannya perlu diawasi, pemakaian-
lenggarakan pembukuan tetapi wajib menyelenggarakan nya dapat menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat
pencatatan bagi pengusaha skala kecil. atau lingkungan hidup, pemakaiannya perlu pembebanan
5. Pengaturan secara terinci dan detail tentang kewenangan pungutan negara demi keadilan dan keseimbangan.
tim audit dalam pelaksanaaan audit cukai.
6. Kewajiban pihak perusahaan terkait dengan pelaksanaan Terdapat 3 jenis Jenis Audit Cukai yaitu Audit Umum,
audit cukai. Audit Khusus, dan Audit Investigasi, apa yang
7. Hasil audit cukai yang merupakan penetapan pejabat bea membedakan diantara ketiga jenis audit tersebut ?
dan cukai. Pengertian masing-masing jenis audit cukai, sesuai de-
8. Dalam mekanisme audit, dimungkinkan banding atas pe- ngan ketentuan umum Peraturan Menteri Keuangan tentang
netapan pejabat bea dan cukai (akibat temuan audit) se- audit cukai adalah, audit umum, audit khusus, dan audit
telah melalui mekanisme keberatan. investigasi.
9. Penambahan sanksi atas penyelenggaraan pembukuan Yang membedakan masing-masing jenis audit tersebut
dan penyelenggaraan pencatatan serta apabila menye- pada intinya dapat dilihat dari ruang lingkup pemeriksaan.
babkan Pejabat Bea dan Cukai tidak dapat menjalankan Pada audit umum ruang lingkup pemeriksaan adalah menye-
kewenangan di bidang audit. luruh dan lengkap terhadap pemenuhan kewajiban cukai.
Pada audit umum ruang lingkup terbatas/tertentu terhadap
Apa Visi dari ketentuan baru tersebut ? hal-hal tertentu yang menjadi sasaran pemeriksaan. Pada
Pada dasarnya Kewenangan untuk melakukan audit su- audit investigasi hanya memeriksa yang terkait dengan duga-
dah diatur di dalam UU No. 11 Tahun 1995 tentang Cukai. an tindak pidana cukai.
Ketentuan baru tersebut dilakukan untuk mengantisipasi dan Dari perbedaan ruang lingkup tersebut berpengaruh ter-
menampung perkembangan yang ada dan terjadi selama 12 hadap pelaksanaan jenis audit masing-masing yang meliputi,
pelaksanaan kegiatan audit cukai. Kewenangan Audit lebih waktu pelaksanaan audit, dasar pelaksanaan tugas/perintah
dirinci di dalam aturan yang baru tersebut. audit, prosedur pemeriksaan, susunan tim, dan pelaporan
Ketentuan baru tersebut dimaksudkan untuk : hasil audit.
1. Mempertegas kewenangan pejabat bea dan cukai untuk
melaksanakan pemeriksaan dalam rangka audit di bidang Apa yang menjadi kendala DJBC selama ini dalam
cukai, melaksanakan Audit Cukai ?
2. mempertegas dan mengatur lebih rinci tentang kewe- Selama ini terkait dengan jumlah SDM (Auditor) yang ter-
nangan pejabat bea dan cukai dalam melaksanakan audit batas, konsentrasi pelaksanaan audit cukai masih menitikbe-
sehingga obyek audit kooperatif dalam membantu proses ratkan pada kegiatan audit kepabeanan, mengingat banyak
audit. rekomendasi audit kepabeanan dan beban pengawasan di
3. mengatur kewajiban perusahaan untuk menyediakan te- bidang kepabeanan.
naga, peralatan dan menyerahkan buku, catatan, Sebagian pengusaha belum mengetahui, kalau mereka
dokumen, dan/atau surat yang berkaitan dengan kegiatan merupakan obyek audit. Mereka beranggapan bahwa penga-
usahanya dalam rangka audit cukai agar pelaksanaan wasan selama ini hanya dilakukan oleh KPPBC setempat.
audit dapat berjalan dengan baik dan lancar. Terdapat resistensi oleh beberapa pengusaha yang
4. untuk memberikan efek jera, dengan sanksi administrasi menganggap bahwa kewenangan dalam pelaksanaan audit
bagi Pengusaha yang menyebabkan pejabat bea dan cu- cukai terbatas hanya pada buku persediaan yang diwajibkan.
kai tidak dapat melaksanakan kewenangan untuk keperlu- Padahal untuk mengetahui kondisi sebenarnya dalam buku
an audit. persediaan perlu dilakukan pengujian transaksi internal
5. penambahan beberapa ayat yang dimaksudkan untuk perusahaan. Dan, belum semua pengusaha yang bergerak di
MALANG
b) Dalam buku persediaan, yang menjadi dasar pemasukan
dan pengeluaran adalah dokumen cukai dan bukan
dokumen internal perusahaan.
c) Merupakan kewajiban tambahan yang tidak perlu, karena
banyak perusahaan yang sudah menyelenggarakan Setelah sukses melakukan soft
pembukuan, bahkan lebih lengkap dibanding dengan launching awal Juli lalu, Kantor
buku persediaan yang diwajibkan. Pengawasan dan Pelayanan Bea dan
d) Kepastian dalam pelaksanaan audit, mengingat kegiatan Cukai (KPPBC) Tipe A3 Malang
pada 1 Agustus 2008 secara resmi
audit sampai batas buku persediaan yang diwajibkan atau
sampai ke pembukuan internal perusahaan.
ditetapkan menjadi KPPBC Tipe Madya
Pada ketentuan yang baru : Cukai Malang, sesuai Keputusan
a) Penyempurnaan dari ketentuan yang lama yang menggu- Dirjen Bea Cukai No. KEP-46/BC/2008.
nakan buku persediaan, saat ini pembukuan internal
FOTO-FOTO : KY
perusahaan yang dipakai sebagai alat pengawasan oleh
DJBC.
b) Menghilangkan kewajiban bagi pengusaha untuk
membuat buku persediaan.
c) Khusus untuk pengusaha skala kecil akan dibuatkan su-
atu format yang sederhana yang dapat diterapkan untuk
pencatatan produksi dan mutasi keluar masuknya barang
kena cukai.
d) Kepastian di dalam pelaksanaan audit sesuai dengan
definisi audit cukai.
P
mengenai Program Audit; dan
f. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai mengenai eresmian KPPBC Madya Cukai Malang dilaku-
Sertifikasi Auditor, Ketua Auditor, Pengendali Teknis kan oleh Direktur Jenderal Bea Cukai Anwar
Audit (PTA) dan Pengawas Mutu Audit (PMA) Bea dan Suprijadi, didampingi Kepala Kanwil DJBC Jawa
Cukai. Timur II CF Sidjabat, dan Kepala KPPBC Tipe
Madya Cukai Malang Barid Effendi.
Apa harapan Bapak dengan adanya ketentuan baru di Bersama Dirjen yang tiba di kota Malang pada 1 Agus-
bidang audit cukai? tus pagi, ikut serta Sekretaris DJBC Kamil Sjoeib, Ketua
Ada empat harapan terkait dengan dikeluarkannya Tim Percepatan Reformasi sekaligus Direktur Audit
ketentuan baru di bidang audit cukai. Pertama, tentunya Thomas Sugijata, Direktur Cukai Frans Rupang, Direktur
dengan ketentuan yang baru diharapkan pelaksanaan P2 Jusuf Indarto, dan Kepala Bagian Kepegawaian Azhar
audit menjadi lebih efektif, sederhana, dan implementatif. Rasyidi.
Kedua, secara internal para auditor secara aktif Acara peresmian yang diadakan di aula pertemuan
membekali diri dengan pemahaman dan pengetahuan gedung KPPBC Malang dihadiri undangan dari instansi
akan ketentuan peraturan di bidang cukai. Ketiga, secara terkait di kota Malang, mitra kerja yang terdiri dari pengu-
ekternal kami berharap agar perusahan agar patuh dan saha pabrik rokok, etil alkohol, dan minuman mengan-
kooperatif bila dilakukan audit cukai atas kegiatan dung etil alkohol (MMEA), serta pejabat dan pegawai di
usahanya. Dan keempat, perlu dipahami bahwa kegiatan lingkungan Kanwil dan KPPBC Madya Cukai Malang.
audit cukai bukan untuk mencari kesalahan demi tagihan Mengawali acara, Kepala Kanwil DJBC Jawa Timur
negara, tapi sesuai tujuan audit cukai adalah menguji (Jatim) II CF Sidjabat dalam sambutannya melaporkan
kepatuhan pengusaha atas pelaksanaan pemenuhan ke- bahwa secara keseluruhan Kanwil DJBC Jatim II telah
tentuan perundang-undangan di bidang cukai. mencapai target cukai sebesar 102% dari target semes-
“Kita
cukai sebesar Rp. 9,79 triliun dari target penerimaan sebesar
Rp. 19,15 triliun. Dalam pencapaian tersebut KPPBC Tipe
Madya Cukai Malang menempati peringkat kedua dengan
memberikan kontribusi pencapaian target Kanwil DJBC Jatim
II, setelah KPPBC Madya Cukai Kediri. Tidak
Pandang
KPPBC Madya Cukai Malang untuk tahun anggaran 2008
ditargetkan menghimpun total penerimaan hingga 4 triliun
lebih, dengan perincian sebagai berikut :
Kita
Total = Rp. 4.228.520.170.000
KEPATUHAN PEGAWAI DAN MITRA USAHA Terhadap pihak internal yang ternyata bersalah ?
Sebelum memukul gong tanda peresmian KPPBC Tipe Kita proses hukuman disiplin sampai pemberhantian.
Madya Cukai, Dirjen Bea Cukai Anwar Suprijadi kepada mitra Kalau di 2008 sudah sekitar 21 pegawai yang kita usul-
usaha yang hadir mengatakan bahwa peresmian ini merupa- kan, yang diberhentikan sudah tujuh (Dalam pemberitaan
kan suatu rentetan dari program reformasi di bidang bea dan di media massa pada pertengahan Agustus, sudah ada
cukai. Dirjen menambahkan, peresmian ini juga merupakan delapan pegawai bea cukai yang diberhentikan - red).
suatu bentuk policy dari pemerintah khususnya DJBC untuk Mayoritas kasusnya banyak menerima uang tidak resmi.
membuat administrasi di bidang cukai menjadi lebih baik Apa yang kita lakukan sebenarnya membangun
serta bagaimana membuat prosedur lebih sederhana. kepatuhan, baik internal pegawai kami di bea cukai
“Mungkin bapak-bapak bertanya apa bedanya kantor yang maupun eksternal, klien. Kalau ada pelanggaran ya kita
dulu dengan sekarang? Bedanya adalah kami mempunyai lakukan law enforcement. Jadi kita tidak pandang bulu,
seksi kepatuhan internal. Jadi bagi rekan-rekan yang melang- siapa pun kita tertibkan.
gar kode etik akan ditindak oleh seksi kepatuhan internal”.
Namun, tidak hanya kepatuhan di tingkat internal saja Untuk merubah perilaku sehingga pencitraan bisa
yang ingin ditingkatkan, Dirjen juga menegaskan pentingnya lebih baik?
kepatuhan mitra usaha. “Yang patuh kami layani dengan baik, Kita komitmen, kita tegas dalam reward dan
yang tidak patuh kita bina, kalau yang gak bisa dibina, saran- punishment dan keteladanan pimpinan, kalau pimpin-
nya dibinasakan saja. Inilah yang kami sepakat bagaimana annya tegas tidak menerima kan harusnya dibawah-
sistem ini kita bangun dengan baik.” nya ikut juga. ky
“Hal yang berbeda lagi adalah ada seksi bimbingan dan
FOTO BERSAMA. Dari kiri ke kanan, Kepala Bagian Kepegawaian Azhar Rasyidi, Sekretaris DJBC Kamil Sjoeib, Direktur P2 Jusuf Indarto, Kepala
Kanwil DJBC Jawa Timur II CF Sidjabat, Direktur Jenderal Bea Cukai Anwar Suprijadi, Kepala KPPBC Tipe Madya Cukai Malang Barid Effendi, Ketua
Tim Percepatan Reformasi sekaligus Direktur Audit Thomas Sugijata, dan Direktur Cukai Frans Rupang.
konsultasi. Kami ingin melakukan sosialisasi, kami ingin me- sedikit saya makin bangga. Harapan kami supaya bapak-
lakukan bimbingan dan kepatuhan supaya program ini bisa bapak tidak usah jauh-jauh ke Jakarta, tapi bisa diselesai-
dilakukan dengan baik. Tentunya apa yang kita lakukan hari kan di Malang.”
ini belum tentu cocok untuk satu tahun ke depan, untuk ini Di akhir sambutannya, Dirjen menyampaikan penghargaan-
saya mengharapkan masukan, kritik dari bapak-bapak, nya kepada para pengusaha yang telah membayar cukai dengan
bidang atau urusan apa yang harus kita perbaiki,” ujar Dirjen. tertib. “Saya menyampaikan terima kasih, mudah-mudahan di
Para pengusaha di bidang cukai di kota Malang kemudian hari kita akan lebih patuh dan lebih tertib lagi”.
tergabung ke dalam beberapa wadah seperti Gaperoma (Ga- Ketua Gaperoma, Johny, ketika ditemui WBC mengata-
bungan Pengusaha Rokok Malang) yang memiliki anggota 34 kan, yang perlu dibenahi dari KPPBC Madya Cukai Malang
perusahaan rokok, ada juga Asperki (Asosiasi Pengusaha adalah masalah sistem penerapan TI dan aplikasinya, namun
Rokok Kecil) serta yang sifatnya nasional Asprindo (Asosiasi ia memaklumi hal tersebut karena dari jadwal soft launching
Produsen Etil Alkohol Indonesia). hingga peresmian adalah masa transisi. Ia juga berharap
Kepada para pengusaha Anwar Suprijadi kembali menga- sarana dan prasarana kantor lebih ditingkatkan untuk
takan, “Kalau bapak-bapak pengusaha di Malang ini banyak kenyamanan pengguna jasa, “Parkir disini susah, kantin gak
menghadap saya atau menghadap Pak Frans berarti meka- ada, fotokopi juga gak ada, susah jadinya. Tapi kalau menge-
nisme di Kantor Pelayanan Madya ini tidak jalan, jadi makin nai kinerja karyawan saya angkat jempol pada mereka.” ky
FOTO-FOTO : KY
NSW
Melalui National Single Window (NSW),
semua ketentuan, prosedur dan
proses bisnis yang terkait dengan ekspor
impor dapat diselaraskan dan sebagai
momentum untuk membenahi aspek
koordinasi antar instansi terkait, sehingga PENEKANAN TOMBOL oleh Menkeu didampingi para menteri sebagai
tanda peluncuran implementasi tahap kedua Sistem NSW.
berbagai persoalan dikarenakan
lemahnya koordinasi antar instansi dapat Jenderal Bea dan Cukai, Anwar Suprijadi, jajaran eselon II dan staf inti
lebih mudah diatasi secara sistemik. di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, para pimpinan Tim Persiapan
I
NSW, para pejabat terkait dari instansi pemerintah pusat dan daerah,
mplementasi tahap kedua sistem NSW resmi diluncurkan oleh serta para pelaku usaha dari berbagai daerah.
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati selaku Ketua Dalam sambutannya selaku Ketua Tim Persiapan NSW, Sri Mul-
Tim Persiapan NSW pada 11 Agustus 2008 bertempat di Gumaya yani Indrawati menyampaikan, sebagaimana yang ditetapkan dalam
Tower Hotel, Semarang Jawa Tengah. Acara peluncuran NSW kali Cetak Biru Pembangunan dan Penerapan NSW yang agenda pelak-
ini agak berbeda dibandingkan acara peluncuran tahap sebelum- sanaannya dituangkan dalam Instruksi Presiden No.5 Tahun 2008
nya di Bali, karena pada momen kali ini dikaitkan dengan peringatan tentang Fokus Kebijakan Ekonomi 2008-2009, bahwa sebelum NSW
Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-63. berintegrasi dalam sistem ASEAN Single Window (ASW) yang
Suasana pun juga agak berbeda karena hadirnya sejumlah tamu direncanakan pada bulan Juni 2009, maka implementasi NSW perlu
asing, antara lain pejabat yang mewakili Sekretaris Jenderal ASEAN dilakukan secara bertahap agar fasilitas pelayanan impor ekspor be-
dan komunitas NSW dari negara-negara anggota ASEAN serta per- nar-benar efektif dan berkelanjutan.
wakilan dari Kedutaan Besar negara-negara ASEAN. Acara peresmi- Peluncuran tahap kedua sistem NSW ini, lanjut Menkeu Sri Mul-
an diawali dengan menyanyikan bersama-sama Lagu Kebangsaan yani Indrawati, semula akan dilaksanakan pada awal bulan Juli,
Indonesia Raya oleh peserta yang hadir. namun karena pada bulan Agustus Indonesia mendapat giliran untuk
Acara juga dihadiri oleh para menteri terkait, antara lain Menteri menjadi tuan rumah bagi serangkaian pertemuan kelompok kerja pa-
Perhubungan (selaku Wakil Ketua II Tim Persiapan NSW),Jusman da ASEAN Single Window (ASW), maka penyelenggaraan peluncuran
Syafii Djamal, Menteri Komunikasi dan Informatika, Muhamad Nuh, sistem NSW sengaja dilaksanakan menjelang pelaksanaan rangkaian
serta Wakil Sekretaris Kabinet, Lambok Nahatan, Gubernur Jawa Te- pertemuan ASW yaitu pada tanggal 12-19 Agustus 2008.
ngah, Ketua Pelaksana Harian Tim NSW, Edy Putra Irawady, Direktur “Mulai 12 sampai 19 Agustus 2008 Tim NSW dari seluruh negara-
PENYERAHAN TANDA PENGHARGAAN, kepada pihak yang memberikan dukungan, kontribusi dan komitmennya dalam mendukung kelancaran
pembangunan dan penerapan sistem NSW.
PARA MENTERI BESERTA PIMPINAN TIM NSW melakukan kunjungan MENKEU MENINJAU TEGAHAN KAYU didampingi Kakanwil DJBC
kerja ke Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Semarang, Ismartono.
negara anggota ASEAN akan mengadakan pertemuan di hotel ini. Un- Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Anwar Suprijadi menyatakan
tuk itu saya ucapkan selamat datang dan selamat melakukan terhadap para importir yang terkait dengan keperluan NSW, pihaknya
pertemuan, semoga rangkaian pertemuan ASW dapat membuahkan masih melakukan penyeleksian dan pendataan terhadap importir. Dari
hasil yang baik, untuk memperlancar pembangunan dan penerapan hasil pendataan tersebut lanjutnya, terdapat sekitar 14.000 importir
sistem ASW di kawasan ASEAN,” imbuh Menkeu. bisa melaksanakan NSW yang 30 persen diantaranya merupakan
Hal ini lanjut Sri Mulyani, dimaksudkan untuk memanfaatkan keha- importir high risk, hal ini sesuai dengan keinginan pemerintah yang
diran para tamu asing dari negara-negara anggota ASEAN sebagai menargetkan seluruh importir nasional yang mencapai 14.000
sarana untuk penyebarluasan mengenai perkembangan pembangun- perusahaan dan sejumlah eksportir untuk mengimplementasikan
an dan penerapan sistem NSW pada tingkat ASEAN. Dikemukakan NSW pada Desember 2008.
pula bahwa pertimbangan pemilihan tempat penyelenggaraan di Pendataan ini lanjut Anwar, akan terus dilaksanakan terhadap
Semarang, antara lain karena Semarang merupakan salah satu kota para importer untuk selanjutnya menawarkan kepada semua
pelabuhan yang akan dijadikan lokasi perluasan penerapan sistem pengguna jasa untuk ikut dalam pelaksanaan NSW. Bagi yang tidak
NSW pada akhir 2008, sehingga melalui kegiatan ini sekaligus dimak- siap atau tidak ingin dalam pelakanaan NSW otomatis pengguna jasa
sudkan untuk sosialisasi perkembangan sistem NSW kepada para akan diblokir aksesnya ke sistem importasi barang di NSW.
pelaku usaha setempat. Untuk instansi terkait seperti Departemen Perhubungan telah
membangun sistem pelayanan kepelabuhan secara online yaitu
PENINGKATAN JUMLAH PENGGUNA SISTEM NSW inaportnet dan persiapan pembangunan sistim NSW untuk airport.
Pada peluncuran implementasi tahap kesatu jumlah instansi yang Sementara Departemen Perdagangan yang telah mendorong dan
bergabung dalam sistem NSW hanya 5 (lima) instansi terkait perizinan mengarahkan jajarannya dalam membangun dan menerapkan
atau Government Agency (GA) . Kelima instansi yang telah tergabung inatrade dan mengintegrasikannya ke dalam Portal INSW sehingga
tersebut sejak Desember 2007 selain Direktorat Jenderal (Ditjen) Bea pelayanan perijinan ekspor dan impor dapat dilakukan secara online
dan Cukai adalah Ditjen Perdagangan Luar Negeri, Badan Pengawas- melalui Portal INSW.
an Obat dan Makanan, Karantina Ikan, Karantina Tumbuhan, dan Demikian halnya yang dilakukan oleh Departemen Pertanian, me-
Karantina Hewan. Sedangkan pada tahap kedua ini jumlah instansi lalui Badan Karantina Pertanian membangun Sistem Pelayanan
yang terlibat telah bertambah menjadi 15 GA dengan menggandeng Karantina Hewan secara online melalui sistem Pelayanan Online Ka-
10 GA baru yaitu Departemen Kesehatan, Departemen ESDM, Depar- rantina Hewan (Sikawan) dan Sistem Pelayanan Online Karantina
temen Perindustrian, Kementerian Lingkungan Hidup, Departemen Tumbuhan (Sipusra). Hal sama juga dilakukan Menteri Kelautan dan
Kehutanan, Departemen Pertanian, Ditjen Postel, Badan Pengawasan Perikanan yang bersama jajarannya telah berhasil membangun
Tenaga Nuklir, Departemen Perhubungan dan Kepolisian Republik SistemTerpadu Pelayanan Karantina Ikan Online (Sister Karoline), ter-
Indonesia. masuk juga yang dilakukan BPOM yang telah membangun dan me-
Meskipun pada implementasi tahap kedua ini pelayanan sistem ngembvangkan sistem pelayanan e-BPOM dan mengintegrasikannya
NSW masih terbatas untuk melayani importir, namun jumlah ke dalam Sistem Portal INSW.
perusahaan yang dilayani secara bertahap terus ditingkatkan. Jika Pada peluncuran NSW tahap ini, acara juga diisi dengan kunjung-
pada implementasi tahap kesatu sistem NSW hanya melayani Importir an Menteri Keuangan beserta rombongan, termasuk Menteri
Jalur Prioritas (IJP) sebanyak 88 perusahaan, maka pada tahapan Perhubungan, ke Terminal Peti Kemas Semarang yang sejak 1 Juli
yang kedua importir yang dilayani oleh sistem NSW telah diperluas, 2001 lalu ditetapkan sebagai unit bisnis tersendiri yang terpisah dari
sehingga menjangkau importir Mitra Utama (MITA) Prioritas sebanyak manajemen Pelabuhan Tanjung Emas Semarang dengan sebutan
97 perusahaan (dari 102 MITA Prioritas) dan MITA Non Prioritas Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS). Di tempat ini Menkeu
sebanyak 46 perusahaan. Dengan demikian semua dokumen PIB mendapat penjelasan dari pihak pengelola TPKS mengenai pelayanan
(Pemberitahuan Impor Barang) yang dikirimkan oleh MITA Prioritas yang dilakukan TPKS dalam mendukung kegiatan distribusi barang
dan MITA Non-Prioritas telah menggunakan fasilitas di Portal INSW dengan rute nasional maupun internasional.
(Indonesia Nasional Single Window). Selanjutnya rombongan melihat kegiatan pemeriksaan barang
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang bertindak sebagai dalam kontainer yang dilakukan aparat petugas Kantor Wilayah
koordinator pembangunan dan pengembangan NSW dan Tim (Kanwil) Bea dan Cukai Jawa Tengah dan DIY. Dalam
persiapan NSW telah melakukan langkah-langkah untuk mengin- pemeriksaan tersebut aparat berhasil mengamankan kontainer
tegrasikan berbagai pelayanan dari setiap instansi ke dalam berisi kayu yang akan diekspor ke luar negeri yang kasusnya se-
sistem Portal INSW. Dalam portal NSW telah di upload database dang dalam proses pendalaman lebih lanjut oleh aparat Bea dan
Lartas (ketentuan larangan dan pembatasan impor) secara real Cukai. Kunjungan berakhir di Kanwil Bea dan Cukai Jawa Tengah
time dilengkapi dengan buku pintar untuk memudahkan pelaku dan DIY dan selanjutnya dilakukan briefing oleh Menkeu kepada
usaha mengetahui kebijakan pengimporan barang ke Indonesia. jajaran Bea dan Cukai. ris
RETRAINING
DOGHANDLER DAN
ANJING PELACAK
NARKOTIKA DJBC
Anjing Pelacak Narkotika (APN) yang
dimiliki Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai (DJBC) disiapkan untuk membantu
mendeteksi adanya narkoba dan
prekursor pada barang impor yang
masuk ke Indonesia, baik itu melalui
udara, darat maupun laut. Meski
sebenarnya APN bisa dilatih untuk
mendeteksi bahan peledak, tetapi sam-
pai sekarang belum dilakukan karena
APN yang ada saat ini penggunaannya
masih dikonsentrasikan pada
penindakan narkoba dan prekursor. SEBAGIAN PESERTA RETRAINING doghandler dan APN DJBC 2008 .
U
ntuk meningkatkan kemampuan para doghandler, sebut- an yang diberikan adalah 20 persen teori dan 80 persen praktek.
an bagi petugas yang mendampingi anjing pelacak Untuk pelatihan di lapangan, peserta diterjunkan di bumi perke-
narkotika yang tergabung dalam tim K-9, maupun mahan Cibubur dan juga di Kantor Pengawasan dan Pelayanan
kepada APN itu sendiri, DJBC mengadakan pelatihan (KPPBC) di Jakarta dan sekitarnya sebagai tempat praktek. Saat
dan penyegaran (retraining) yang diadakan pada 4-29 ini jumlah APN dan doghandler aktif ada sebanyak 40 pasang.
Agustus 2008. APN yang dimiliki DJBC berasal dari Jerman, Belanda, Australia
Retraining diberikan kepada para doghandler angkatan XI dan dengan jenis yang beragam seperti Malinois, German Shepperd,
XII yang selama ini bertugas dibeberapa wilayah pengawasan Golden Retriever dan Labrador.
Bea dan Cukai, antara lain Bandara Ngurah Rai Bali, Bandara Jumlah APN yang aktif tersebut dirasakan masih jauh dari
Polonia dan Pelabuhan Belawan Medan, Bandara Juanda Sura- ideal untuk mem-back up kegiatan pengawasan narkoba dan pre-
baya, Bandara Hang Nadim Batam serta petugas doghandler di- cursor illegal. Karena itu untuk kedepan akan terus diupayakan
beberapa wilayah pengawasan Bea dan Cukai lainnya. penambahannya, namun disesuaikan dengan fasilitas yang ter-
Setelah kurang lebih setahun doghandler dan APN menjalan- sedia di KPPBC.
kan tugas pengawasan terhadap upaya masuknya narkotika “Saat ini kebutuhan terbesar ada di Jakarta dan sekitarnya,
secara illegal di wilayah Indonesia, mereka dipanggil untuk mela- karena meliputi pelabuhan Tanjung Priok, Bandara Halim
kukan penyegaran kembali. Penyegaran yang dilakukan meliputi Perdana Kusuma, serta Kantor Pos Pasar Baru,” imbuh Duki.
materi teori dan praktek kepada para pawang anjing pelacak ma- Ketika ditanya apakah ada kemungkinan DJBC membiakkan
upun kepada APN. sendiri anggota unit anjing pelacaknya, Duki menyatakan,
Menurut Kepala Seksi Penindakan IV Kantor Pusat DJBC, mengenai rencana tersebut belum pernah ada, demikian juga
Duki Rusnadi, tujuan dari penyegaran dan pelatihan ini ada dengan kajiannya, jadi pengadaannya masih dengan melakukan
beberapa hal, yaitu ; memonitor kinerja tim K-9 di daerah, evalua- pembelian ke negara asal APN.
si dan penyempurnaan sistem dan prosedur pelacakan, pertukar-
an informasi peta kerawanan daerah, dan evaluasi beban kerja ORGANISASINYA PERLU DITINGKATKAN
dan kebutuhan unit k-9 di ma- Salah seorang pelatih (trainer) senior APN yang merupakan
sing-masing daerah. angkatan pertama ketika DJBC pertama kali mendirikan unit
Peserta yang mengikuti anjing pelacak narkotika dan pawang anjing pelacak pada tahun
retraining ini berjumlah 15 1981, menyatakan bahwa tujuan retraining ini adalah untuk mem-
orang, dengan sasaran yag bangkitkan motivasi, baik bagi doghandler maupun APN-nya.
hendak dicapai adalah pe- “Petugas doghandler harus telaten, tekun dan hati-hati. Jika
ngembangan kapasitas dan anjingnya sudah jenuh maka secepatnya kita tarik untuk dilaku-
kualitas unit K-9, standarisasi kan retraining. Setelah retraining dijalankan selanjutnya APN di-
kapasitas dan kualitas unit K- kembalikan ke unit tugasnya masing-masing. Lain halnya jika ma-
9 seluruh Indonesia, dan najemen operasional APN di suatu wilayah tidak memadai atau
standarisasi manajemen ope- tidak layak untuk APN maka tidak akan kita paksakan ditempat-
rasional APN. Dalam bebera- kan di sana melainkan kita tempatkan di unit anjing pelacak Kan-
pa kesempatan sebelumnya, tor Pusat, karena nantinya akan merusak mental APN maupun
para trainer dikirim ke luar doghandler-nya.” imbuh trainer tersebut.
negeri seperti ke Jepang dan Di retraining ini terdapat materi baru, terkait dengan mulai
Australia untuk meningkatkan maraknya penyelundupan ketamine, untuk itu jumlah yang
kemampuannya. “Dalam diawasi yang sebelumnya ada sabu, ganja, morphin, kini ditam-
waktu dekat kami juga akan bah jenis ketamine, demikian menurut trainer senior tadi yang ju-
melakukan penyegaran para ga instruktur X-ray dan instruktur Customs Narcotic Team.
trainer bersama dengan Aus- Anjing pelacak narkotika memiliki dua tipe yaitu agresif dan
DUKI RUSNADI. Kemampuan unit K-9 tralia Customs,” imbuh Duki. pasif, yang dibedakan berdasarkan reaksi dari APN tersebut.
dapat lebih dijaga atau ditingkatkan Dalam retraining ini me- Tipe APN agresif menunjukkan reaksi dengan menggaruk-garuk
kualitasnya dari tahun ke tahun. nurut Duki, komposisi pelatih- barang yang diduga mengandung narkoba, sedangkan APN
APN AGRESIF sedang melacak keberadaan barang yang diduga TRAINER SENIOR, Jangan sampai korban narkotika semakin banyak
mengandung unsure narkoba. tetapi organisasi khusus APN Bea dan Cukai semakin turun.
pasif akan menunjukkan reaksinya dengan duduk didekat obyek Robert adalah menyegarkan kembali, baik kepada doghandler
yang diduga mengandung narkoba. Respon ini disesuaikan maupun APN-nya. Karena selama ini ada image bahwa
dengan wilayah tugasnya, seperti untuk pelacakan di dalam doghandler yang bertugas hanya bekerja dengan APN-nya, dan
terminal penumpang dan di pesawat digunakan tipe pasif agar memang kenyataannya anjing pelacak hanya memiliki kekuatan
tidak mengganggu atau membahayakan penumpang atau pesa- mendeteksi narkoba selama 4 jam sedangkan para doghandler
wat. memiliki jam kerja sampai 8 jam, berarti ada sisa waktu 4 jam
Khusus untuk unit APN, instruktur senior ini mengharapkan yang mulai dimaksimalkan dengan melakukan pekerjaan selain
agar kedudukan organisasinya bisa ditingkatkan lagi. Menurut- membawa anjing pelacak, misalnya melakukan surveillance, ana-
nya, pada masa pembentukan unit APN tahun 1981, DJBC ber- lisa data dan sebagainya.
sama Kepolisian sama-sama merintis, tetapi kini Kepolisian telah Sementara itu Hotman Simorangkir, Asisten Instruktur APN
memiliki direktorat tersendiri atau setingkat eselon II. Sementara yang bertugas di Bandara Polonia Medan, mengaku agak kesu-
di DJBC unit APN-nya yang setingkat Kasubdit atau eselon III litan terutama dalam hal mendapatkan contoh barang ketika akan
tetapi kini justru turun lagi menjadi unit selevel eselon IV. me-refresh anjing pelacak. Menurutnya, di daerah jarang sekali
“Dulu tahun 1981 di Polres tidak ada tahanan narkotika, seka- melakukan training addict (training untuk barang narkotika),
rang di Polsek pun sudah ada tahanan untuk pelanggar narkoti- padahal prinsip dari APN adalah pengulangan dan pengulangan
ka, karena itu saya berharap supaya unit APN menjadi kasubdit “Kalau tidak refresh nanti anjing jadi liar lagi. Makanya perlu-
lagi, syukur-syukur bisa menjadi direktorat. Jangan sampai nya refreshment adalah mengenalkan kembali narkoba kepada
korban narkotika semakin banyak tetapi organisasi kita semakin APN,” ujar Hotman.
turun,” ujarnya yang selama 20 tahun berkecimpung dengan ma- Sementara itu Alfredo M Silalahi, doghandler pada KPPBC
salah narkotika di KPPBC Soekarno-Hatta. Tipe A3 Polonia Medan, mengaku senang meng-
Ia kembali menekankan kepada para ikuti retraining ini. Mengingat ia bisa bertemu
doghandler, dengan adanya retraining ini kembali dengan rekan-rekan satu angkatannya
diharapkan fisik dan mental yang notabene yang telah tersebar di beberapa KPPBC di Indo-
para junior bisa terus berkembang dan nesia. Di kesempatan ini pula ia bisa bertukar
meningkat sehingga tidak mengandalkan yang pengalaman dengan rekan-rekannya selama
senior saja, mereka bisa lebih baik lagi dan menjalankan tugas, begitu juga untuk APN-nya
jangan sampai macet. menjadi terbentuk lagi motivasinya sehingga
kembali semangat untuk bertugas.
APN DAN DOGHANDLER, MITRA KERJA “Retraining ini jelas menunjang tugas saya se-
Kecintaan terhadap binatang, sehat jasmani bagai doghandler dan manfaatnya jelas membuat
dan rohani, tabah dan sabar menghadapi bi- APN semangat lagi bekerja. Pawang berperan se-
natang terutama anjing pelacak dan bisa mem- kali untuk mengendalikan APN. Jadi peran handler
praktekkan kemampuan intelijen, merupakan adalah bagaimana membuat anjing itu nyaman
persyaratan yang harus dimiliki seorang bekerja. Harapan kami retraining seperti ini bisa
pawang, demikian menurut Robert Sipahutar, dilakukan setiap tahun untuk menunjang tugas kita
salah seorang trainer APN yang bertugas di di lapangan,” ujar Alfredo yang mengaku selama
KPPBC Ngurah Rai. bertugas di Medan, kendala yang dihadapinya
“Dalam berlatih, para pawang dituntut untuk adalah suasana bandara yang semrawut dan ramai
memiliki tingkat keseriusan yang tinggi meng- oleh hiruk pikuk orang.
ingat nantinya pawang dan APN adalah mitra “Bisa dibilang Bandara Polonia semrawut,
kerja, jadi manusianya yang harus memahami tanpa pass orang saja bisa masuk seenak-
karakter masing-masing anjing pelacak, yang ALFREDO M. SILALAHI. Bisa bertukar nya, jadi terlalu banyak orang, dan memang
dipisahkan menjadi anjing agresif dan anjing pengalaman dengan rekan-rekannya kondisi di Polonia banyak orang sehingga
selama menjalankan tugas,
pasif,” ujar Robert yang sudah setahun menjadi termasuk APN-nya menjadi terbentuk waktu untuk APN melakukan pemeriksaan
instruktur APN. lagi motivasinya sehingga kembali sebentar sekali. Selain itu tingkat stres-nya
Yang terpenting dari retraining ini, lanjut semangat untuk bertugas. cukup tinggi buat APN,” tandas Alfredo. ris
I
yang masuk.
ndonesia sebagai negara kepulauan yang jumlahnya mencapai “Untuk itu pada pelatihan kali ini juga dijelaskan mengenai prose-
ribuan, terkadang menjadi tujuan pembuangan limbah B3 oleh dur penangan jenis limbah yang masuk agar petugas bea cukai
negara lain. Perkembangan pembuangan limbah pun akhir-akhir paham akan jenis-jenis limbah, baik limbah yang diatur dalam konven-
ini sudah tidak lagi memakai cara-cara kuno seperti dibuang ke si basel maupun jenis limbah yang tidak diatur oleh konvensi basel.
laut, untuk itu perlu kesiapan dan pengetahuan dari penegak hu- Selain itu kami harapkan pelatihan ini juga dapat berjalan secara konti-
kum akan jenis-jenis limbah yang masuk ke Indonesia. nyu agar pemahaman limbah bagi petugas bea cukai dapat merata,”
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) yang bertugas menga- ujar Ilham.
wasi keluar masuknya barang-barang yang termasuk larangan dan Masih menurut Ilham, pelatihan serupa akan diupayakan menjadi
pembatasan, menyadari bahwa pengetahuan para pegawai DJBC kegiatan rutin pada waktu yang akan datang, dengan menyempurna-
akan jenis-jenis limbah dan tatacara penyelesaiannya sangat diperlu- kan materi-materi pelatihan yang masukannya berasal dari pelatihan
kan, karena pemasukan limbah saat ini sudah dilakukan dengan cara sebelumnya.
modern seperti dimasukan ke dalam kontainer. Hal ini juga diamini oleh Direktur P2, Jusuf Indarto, menurut-
Untuk mendukung tantangan tugas yang semakin berat tersebut, nya Indonesia yang kini menjadi salah satu negara tujuan pembu-
belum lama ini DJBC bekerjasama dengan Kementrian Lingkungan angan limbah, harus mempersiapkan diri dengan pengetahuan
Hidup (KLH) dan Basel Convention Regional Centre for South-East mengenai jenis-jenis limbah yang akan masuk. Karena, sampai
Asia (BCRC), mengadakan pelatihan nasional perpindahan lintas ba- saat ini sudah banyak kasus pemasukan limbah yang
tas limbah B3 ilegal untuk pegawai DJBC, yang berlangsung di ge- menyatakan aman namun pada kenyataannya limbah tersebut
dung KLH Jakarta pada 22 hingga 24 Juli 2008. sangat tidak bermanfaat dan dapat merusak lingkungan.
Pelatihan yang diikuti oleh 25 pegawai dari seluruh Kantor Peng- “Limbah itu kini sudah hampir sama denga narkoba, banyak dari
awasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) di Indonesia yang negara-negara lain mencoba memasukannya ke Indonesia, untuk itu
memiliki potensi masuknya limbah, dibuka oleh Pjs. Direktur Penindak- dengan pelatihan ini saya berharap petugas bea cukai mampu men-
an dan Penyidikan, Achmad Budiyanto dan Direktur BCRC, deteksi secara dini jenis limbah yang masuk dan cara penyelesaian-
Aboejoewono. Dalam pemaparannya Aboejoewono menjelaskan, nya,” kata Jusuf Indarto.
sedikitnya 8,5 juta ton limbah B3 bergerak atau pindah dari satu nega- Pelatihan yang berlangsung selama tiga hari ini sangat bermanfa-
ra ke negara lain setiap tahunnya. at bagi petugas bea cukai. Materi yang diajarkan untuk menambah
“Perpindahan limbah B3 tersebut, dari satu sisi merupakan pengetahun peserta misalnya seperti masalah penyelundupan limbah
kegiatan perdagangan yang menguntungkan. Ini dikarenakan B3 antar negara, peran petugas bea dan cukai dalam pelaksanaan
iming-iming keuntungan yang cukup besar dari negara maju ke- konvensi basel, dan indikator resiko. Dalam pelatihan tersebut juga
pada negara berkembang jika mau menerima limbah mereka. Ini menghadirkan nara sumber yang berkompenten dibidangnya,
dilakukan oleh negara maju karena mereka menyadari kalau sehingga pengetahuan peserta pelatihan semakin kaya akan jenis-
pengolahan limbah di negara mereka sangat mahal dan lahan jenis limbah dan tatacara penanganannya.
yang tersedia pun tidak ada, sementara di negara berkembang Pelatihan juga dilengkapi dengan kunjungan ke fasilitas pengelola-
lahan untuk pembuangan limbah masih ada,” papar Aboejoewono. an limbah (receipt facility) di Cileungsi Bogor, dimana para peserta
DOK. BCRC
1 29 Juli 2004 Batam Limbah B3 Jenis Material Singapura Diberitahukan sebagai Pupuk
Organic Waste
2 23 Februari 2005 Tanjung Priok Limbah B3 jenis Mix Waste Inggris Diberitahukan sebagai Waste Paper
(United Kingdom) (Limbah yang diperbolehkan impor)
3 14 Maret 2005 Tanjung Priok Limbah B3 Berupa Sampah Belanda Diberitahukan sebagai Waste Paper
Domestik (Domestic/Municipal Unsorted & Mix Paper (Limbah yang
Waste) berupa plastik, diperbolehkan impor)
kertas, kain bekas
4 18 Maret 2005 Tanjung Priok Limbah B3 jenis Limbah Amerika (USA) Diberitahukan sebagai Waste Paper
Campuran Plastic, Kayu, Logam (Limbah yang diperbolehkan impor)
5 29 Maret 2005 Tanjung Priok Limbah B3 jenis Limbah Amerika (USA) Diberitahukan sebagai Waste Paper
Campuran Plastic, Kayu, Logam (Limbah yang diperbolehkan impor)
6 01 Januari 2007 Selat Panjang Limbah B3 jenis Limbah Singapura Penyelundupan Impor
Elektronik berupa Monitor
Komputer Bekas, CPU Bekas,
Laptop Bekas, Proyektor Bekas,
dan Spare Part Bekas
7 23 Nopember 2007 Tanjung Priok Limbah B3 berupa Kondom Jerman Diberitahukan sebagai New Latex
Bekas & Waste Lateks Scrap
8 28 Januari 2008 Tanjung Perak Limbah B3 berupa Aki Bekas Amerika (USA) Diberitahukan sebagai Refined Lead
9 04 Februari 2008 Tanjung Perak Limbah B3 berupa Aki Bekas Uni Emirat Arab Diberitahukan sebagai Refined Lead,
Lead Ores
10 11 Mei 2008 Tanjung Balai Limbah B3 berupa Aki Bekas Singapura Penyelundupan Impor
Karimun
dapat melihat secara langsung kembali limbah kondom bekasnya, berawal dari diangkatnya isu lim-
proses pengelolaan limbah bah kondom bekas tersebut sebagai isu internasional pada konvensi
shield oil eks kapal asing dan basel di Denpasar belum lama ini.
jenis-jenis limbah apa saja yang Terkait dengan materi pelatihan dan kunjungan ke perusahan
dapat diolah atau dimanfaatkan pengolahan limbah, juga ke Tanjung Priok, menurut salah satu
kembali. peserta pelatihan, Heri Purwanto, analis P2 Kantor Pelayanan
Kunjungan juga dilakukan Utama (KPU) Tanjung Priok, pelatihan ini sangat penting untuk
ke pelabuhan Tanjung Priok, petugas bea cukai, karena dengan pelatihan ini dapat mendeteksi
dimana diperlihatkan unit pena- apakah barang yang masuk tersebut limbah atau bukan. Karena
nganan limbah yang berada di selama ini belum ada alat yang mendeteksi apakah barang yang
bawah Pelindo. Dalam dikirim berupa limbah atau bukan.
kunjungan ke Tanjung Priok “Kami sangat terbantu sekali dengan adanya pelatihan limbah B3
tersebut, para peserta menda- ini, namun kami melihat pelatihan yang berlangsung selama tiga hari
patkan pengetahuan baru, di- tersebut masih berkutat seputar prosedur saja, sementara untuk
mana selama ini proses pengenalan jenis-jenis limbah masih sangat sedikit sekali. Untuk itu,
penanganan limbah khususnya kedepan pelatihan harus dititikberatkan ke lapangan jangan hanya
HERI PURWANTO. Saat ini alat limbah oli dari kapal asing yang prosedur, selain itu data-data yang dimiliki oleh KLH juga disampaikan
pendeteksi limbah belum ada, untuk itu masuk ke Indonesia, penga- ke kami agar kami dapat memahaminya dengan baik,” ungkap Heri.
perlu pengalaman dan pengetahuan wasannya belum berjalan Sementara menurut Adang, Widyaswara Pusdiklat Bea Cukai,
yang luas tentang limbah.
dengan baik. Padahal, jumlah yang turut serta dalam pelatihan limbah B3 ini, untuk pegawai bea
yang mereka buang ke Indonesia cukup besar. cukai pelatihan ini sangat penting karena dapat mengerti jenis-jenis
Berdasarkan informasi, selama ini kapal-kapal asing yang masuk limbah dan tatacara penyelesaiannya. Namun, untuk tatacara
“membuang” limbah olinya di Indonesia minimal 5 ton dan maksimal FOTO-FOTO WBC/ATS penyelesaian kasus limbah dan
100 ton. Hasil buangan limbah tersebut selanjutnya ditampung oleh persyaratan-persyaratan
perusahaan-perusahaan swasta Indonesia yang kemudian diolah limbah, belum banyak disentuh
kembali menjadi barang yang tidak diketahui. Kegiatan pengumpulan pada diklat ini.
oli-oli bekas kapal tersebut sudah berlangsung cukup lama, dan peng- “Mungkin kalau jenis-jenis
awasan yang dilakukan DJBC belum berjalan dengan baik. limbah lebih detail dijelaskan
Terkait dengan minimnya pengawasan yang dilakukan DJBC, hal termasuk klasifikasi barang dan
ini juga karena rezim pengaturan yang berbeda dan kontradiktif antara kode HS-nya, maka pelatihan
pengaturan basel convention yang dilaksanakan oleh KLH dengan akan semakin menarik. Kami
pengertian moupel convention yang dijalankan oleh Dephub. Sehing- berharap ada materi khusus
ga, koordinasi yang baik antara KLH, Departemen Perhubungan, dan dalam diklat tersebut yang
Adpel, khususnya dalam hal perijinan belum berjalan dengan baik. Hal membahas jenis limbah yang
inilah yang menyebabkan masih adanya kesimpangsiuran perijinan, sering masuk ke Indonesia dan
sehingga upaya pengawasan yang dilakukan DJBC tidak dapat dilaku- bagaimana tatacara penyele-
kan secara maksimal. saiannya,” harap Adang.
Dari unit penanganan limbah di pelabuhan Tanjung Priok, kunjung- Masih menurut Adang, un-
an kemudian diakhiri dengan melihat hasil tegahan limbah kondom tuk Pusdiklat pelatihan ini sa-
asal Jerman yang diberitahukan sebagai new latex scrap, yang kini ADANG. Untuk materi perlu ada satu ngat bermanfaat karena ba-
dalam proses reekspor. Keberhasilan pemerintah Indonesia melaku- sesi khusus tentang klasifikasi nyak materi-materi yang dapat
kan penekanan kepada pemerintah Jerman untuk bersedia menerima barang dan HS-nya. dijadikan bahan kajian. adi
PELATIHAN DILAKSANAKAN selama lima hari dimulai dengan kegiatan teori dari tanggal 21-23 Juli 2008, meliputi enam materi.
Narcotics Intelligence penjuru dari Airport Interdiction sama halnya Seaport Interdiction
dengan cara seperti peme-riksaan pabean, pengamatan, analisis
Operations Workshop dan metode investigasi lainnya.Dengan demikian jalur narkotika,
DJBC-CNB
terutama yang berasal dari China, Taiwan, Hongkong, Thailand
dan Malaysia secara serius dapat ditekan.
“Sebagai aparat penegak hukum, kami berada di garis depan ber-
sama pemerintah dalam upaya memerangi peredaran narkotika.
Institusi kami sangat menyambut baik hubungan yang baik ini dengan
Pelatihan sumber daya manusia yang Singapura Customs (CNB ), dalam hal pertukaran informasi dan pe-
menitikberatkan pada peningkatan nyediaan bantuan berupa kerjasama yang ada saat ini,” imbuh Anwar.
Diakhir sambutannya Anwar menekankan, tindakan untuk
kemampuan surveillance dan operasi melawan masuknya narkoba hanya bisa dilaksanakan dengan adanya
intelijen hasil kerjasama antara Direktorat kerjasama dan hubungan baik antara instansi di Indonesia. Selaku
Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) dengan Dirjen Bea dan Cukai Anwar berharap pelatihan ini dapat membantu
Central Narcotic Bureau (CNB) yang petugas Bea dan Cukai Indonesia untuk menjadi lebih baik dalam
berkedudukan di Singapura, baru-baru ini memahami elemen yang baik dalam bidang kerjasama antara instansi
diselenggarakan. Pelatihan dengan nama untuk menghasilkan kontrol yang efektif.
Narcotics Intelligence Operations Work- MATERI PELATIHAN
shop ini diadakan pada 21-25 Juli 2008 di Maksud dan tujuan diselenggarakannya workshop adalah untuk
Aula Loka Muda, Kantor Pusat DJBC. meningkatkan kerjasama antara dua institusi dalam menangani masa-
K
lah peredaran gelap narkoba dengan menciptakan SDM yang berkua-
egiatan workshop ini merupakan bentuk kepedulian di- litas, peduli dan mempunyai rasa tanggung jawab terhadap upaya
antara kedua belah pihak, DJBC maupun CNB dalam pencegahan penyelundupan narkotika, psikotropika dan precursor.
menghadapi tantangan penyalahgunaan dan peredaran Sementara, manfaat yang diperoleh dari pelatihan bagi peserta
gelap narkotika, psikotropika dan precursor di Indone-
sia yang semakin meningkat.
Acara yang dibuka oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Anwar
Suprijadi pada pukul 08.00 diikuti oleh 25 peserta yang merupakan
pegawai yang berasal dari 11 kantor, baik dari Kantor Pusat, Kantor
Wilayah maupun Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai.
Para peserta dipilih dari anggota Customs Narcotic Team (CNT) yang
telah berhasil melakukan penegahan narkoba periode 2008 serta yang
memiliki kompetensi di bidang surveilence dan operasi intelijen.
Ketika menyampaikan sambutannya dalam pembukaan work-
shop tersebut, Anwar Suprijadi menyampaikan program
khususnya untuk bidang Penindakan dan Penyidikan (P2) di bi-
dang pemberantasan peredaran gelap narkotika. Ia menjelaskan,
dalam kurun waktu enam bulan terakhir, pihaknya telah
menjalankan konsep dan melaksanakan program penting dengan
membentuk suatu satuan tugas yang dinamakan CNT.
CNT, lanjut Anwar, dalam menjalankan tugasnya berdasarkan
peraturan anti narkotika dengan standar internasional. Petugas
bea cukai dalam hal ini telah melakukan beberapa penegahan pe- PENYEMATAN TANDA PESERTA PELATIHAN, sebagai tanda dimulainya
nyalahgunaan obat terlarang dan menjalankan tugas sebagai Narcotics Intelligence Operations Workshop DJBC-CNB.
adalah meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam teknik Keberadaan petugas bea cukai saat ini dalam pelatihan adalah
surveillance, source handling (penanganan informasi) maupun teknik dalam rangka melaksanakan tugas dengan metode yang berkaitan
perencanaan operasi. Selain itu yang diajarkan hal-hal yang berkaitan dengan bagaimana cara untuk melakukan investigasi dalam hal per-
dengan narkotika terutama pengetahuan dan keterampilan menangani dagangan narkoba. “Saya yakin dari berbagai materi yang diperoleh,
informan dan bagaimana teknik interview yang baik. para peserta dapat melaksanakannya dalam tugas sehari-hari dan
Keseluruhan pelatihan dilaksanakan selama lima hari dimulai de- bisa memberi nilai tambah bagi para peserta,” ujar Jusuf Indarto.
ngan kegiatan teori dari tanggal 21-23 Juli 2008, meliputi enam materi Berbagai kerjasama, baik pertukaran informasi dan juga pengala-
yaitu intelligence cycle, information and source handling, interview man diharapkan mampu dijalankan melalui berbagai program yang
techniques, surveillance technique, surveillance practical dan opera- nantinya dapat membantu DJBC untuk mencapai tujuan, yaitu mene-
tional intelligence. Dengan pengajar terdiri dari enam orang personil kan peredaran narkoba secara maksimal. Pertukaran pengetahuan ini,
CNB Singapura yaitu, Mr Khrishnan Suppiah (Deputy Head Intel II), Mr lanjut Jusuf Indarto, merupakan kesempatan bagi kedua belah pihak
Mohd Hamzah Md Yusop (Deputy Head Intel II), Mr. Saherly Limat untuk mendapat kesempatan meningkatkan kemampuan dan manfa-
(OC Intel Projects), Mr Wong Chong Yeo, Mark (OC Training) serta Mr at dimasa yang akan datang.
Kamarudin Wanjor (Surveillance Trainer). “Dukungan yang diperoleh seperti melalui pelatihan saat ini meru-
Setelah menerima materi teori, peserta melanjutkan pelatihan pakan upaya kami untuk menjadikan negara kami sebagai negara
dengan kegiatan praktek dari tanggal 23-24 Juli 2008 meliputi yang aman dan juga nyaman untuk dikunjungi. Saya berharap kerja-
praktek teknik perencanaan operasi, pengintaian target operasi, sama yang ada saat ini melalui berbagai program dapat membantu
penanganan informasi (informan) dan penindakan dengan teknik kami untuk menjalankan tujuan yang sama untuk mencapai efektifitas
pelaksanaan dimulai dari Bandara Soekarno-Hatta dilanjutkan di dalam menekan peredaran narkoba,” ujar Jusuf Indarto mengenai
sekitar Arion Mall dan berakhir di sekitar Kantor Pusat DJBC. kerjasama antara DJBC dengan CNB.
Setelah materi teori dan praktek telah lengkap diberikan, pelatihan Diakhir sambutannya Jusuf Indarto menyampaikan terima ka-
ditutup pada 25 Juli 2008. Acara ditutup secara resmi oleh Direk- sih atas kesuksesan CNB yang telah melakukan workshop dan
tur P2 DJBC, Jusuf Indarto. Direktur P2 dalam sambutan penu- juga para peserta pelatihan yang telah mengikuti pelatihan. Ter-
tupan workshop menyatakan tugas untuk menegah masuknya masuk ucapan terimakasih kepada para pengajar yang telah me-
narkoba ke Indonesia kini sudah menjadi tugas utama dan men- nyampaikan materi pelatihan kepada petugas bea cukai berkaitan
jadi agenda dari berbagai institusi dalam berbagai program kerja. dengan peraturan anti narkotika dan pelaksanaannya. ris
FOTO-FOTO WBC/ATS
PERHIASAN TEGAHAN. Dimasukkan oleh penumpang EKO DHARMANTO. Pelaku tidak memberitahukan perhiasan terebut dalam
dari Hongkong tanpa memberitahukannya dalam formulir formulir pemberitahuan pabean untuk menghindari kewajiban membayar pajak
pemberitahuan pabean. Bea Masuk dan pungutan lainnya
P
apakah perhiasan tersebut akan digunakan sendiri atau akan dijual
etugas Bea dan Cukai Bandara Soekarno-Hatta pada 26 Juli kembali, pihak KPPBC Soekarno Hatta masih melakukan proses pe-
2008 berhasil menegah sejumlah perhiasan yang dibawa nyelidikan menyeluruh terhadap kasus tersebut.
seorang penumpang dari Hongkong menuju Indonesia. IJ, Untuk menentukan jumlah kewajiban yang seharusnya dibayar IJ,
penumpang yang membawa 77 periasan tersebut arget pe- maka perhiasan-perhiasan tadi akan dicocokan dengan nilai pabean-
tugas Bea dan Cukai berdasarkan analisa profil penumpang nya, sehingga dapat ditentukan jumlah nilai perolehan sebenarnya dari
maupun juga pengecekan melalui X-ray. Dari hasil pengecekan barang-barang tadi sebagai dasar untuk pembebanan terhadap Bea
terhadap tas yang dibawa IJ baik yang disimpan di bagasi maupun tas Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor lainnya (PDRI).
bawaannya ternyata tersimpan perhiasan mewah yang nilainya diper- Selama proses penyelidikan ke-77 perhiasan tersebut diamankan
kirakan lebih dari Rp. 1 Milyar. petugas terutama untuk pengamanan terhadap persepsi atau peneri-
Kepala Seksi Pencegahan dan Penindakan Kantor Pengawasan maan negara. Kasus penyelundupan perhiasan ini adalah adalah
dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Soekarno-Hatta, Eko kasus kedua yang berhasil diungkap oleh petugas Bea dan Cukai
Dharmanto pada press release yang dilaksanakan di KPBBC Soekar- Bandara Soekarno-Hatta selama tahun 2008 ini. zap
JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani memimpin upacara bendera Hari Proklamasi Kemerdekaan RI ke-63 pada 17 Agustus 2008 di Departemen Keuangan Lapangan
Banteng Jakarta Pusat. Pelaksanaan upacara tahun ini kembali dikoordinir oleh petugas dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, diantaranya dalam pembacaan naskah
Proklamasi, pembacaan naskah Pancasila, serta sebagai komandan upacara yaitu Kepala Bagian Keuangan DJBC, Untung Basuki. Upacara yang dimeriahkan pula dengan
penampilan Marching Band Bina Caraka Bea dan Cukai, dihadiri pejabat eselon I, II, III dan IV dilingkungan Departemen Keuangan. Pelaksanaan upacara yang dimulai pada
pukul 08.00 WIB, berlangsung secara khidmat dan berakhir pada pukul 09.30 WIB.
JAKARTA. Bertempat di aula Juanda gedung Departemen Keuangan (Depkeu) pada 12 Agustus 2008 berlangsung pelantikan pejabat eselon I dilingkungan Depkeu. Pelantikan
didasarkan pada Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83/M, tahun 2008 yang menyatakan melantik Hekinus Manao sebagai Inspektorat Jenderal Departemen
Keuangan, Permana Agung sebagai Staf Ahli Menteri Keuangan bidang Hubungan Ekonomi Keuangan Internasional, dan Agus Suprijanto sebagai Staf Ahli Menteri Keuangan
Bidang Penerimaan Negara. Acara pelantikan dipimpin langsung Menteri Keuangan Sri Mulyani dan dihadiri seluruh pejabat I dan II dilingkungan Depkeu (gambar kiri).
Tampak Sri Mulyani memberi ucapan selamat kepada Permana Agung serta kepada kedua pejabat yang baru dilantik (gambar kanan).
JAKARTA. Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-63 menyelenggarakan pertandingan persahabatan
voli antara tim DJBC melawan tim Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Pertandingan persahabatan yang diselenggarakan di KP-DJBC pada 8 Agustus 2008 ini
memepertandingkan tim pejabat eksekutif, tim putri dan tim putra (Tampak foto bersama tim putra DJBC dan DJP - foto kanan). Pertandingan diawali tim pejabat
eksekutif DJBC dipimpin Anwar Suprijadi melawan tim eksekutif DJP yang dipimpin Darmin Nasution (foto kiri). Dalam pertandingan ini Tim DJP juga diperkuat oleh
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF), Anggito Abimanyu. Pertandingan tersebut dimenangkan oleh tim pejabat eksekutif DJBC dengan skor set pertama 25 : 20 dan
set kedua 25 : 21. Acara dilanjutkan dengan pertandingan putri dengan hasil akhir seri, dan tim putra yang dimenangkan tim DJP. Dirjen Pajak Darmin Nasution
ketika diwawancarai usai pertandingan mengatakan, melalui pertandingan ini diharapkan hubungan antara DJBC dan DJP menjadi lebih erat lagi. Bahkan bila
memungkinkan pertandingan persahabatan ini selain dibuat secara berkala juga bisa meluas ke wilayah-wilayah dilingkungan Depkeu. Dirjen Bea dan Cukai Anwar
Suprijadi mengatakan ide pertandingan ini yang datangnya dari teman-teman Bea dan Cukai memang bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan.
s
JAKARTA. Tim BKF yang dipimpin Anggito Abimanyu menghadiri
pertandingan final voli antara tim Direktorat P2 melawan Kanwil
DJBC Jakarta pada 1 Agustus 2008 dalam rangka memperingati
Hari Kemerdekaan RI Ke-63. Pada gambar kanan pertandingan
final Dit. P2 melawan tim Kanwil DJBC Jakarta yang
dimenangkan oleh tim Dit. P2. Sedangkan pada gambar kiri, foto
bersama Anggito Abimanyu (kostum putih) dengan pejabat
eselon II dan III DJBC beserta tim yang akan bertanding.
s
JAKARTA. Poliklinik DJBC bekerjasama dengan Kopesat
DJBC dam Kimia Farma dalam rangka Hari Koperasi ke-61
menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan menyeluruh
(medical check up) di poliklinik DJBC Bojana Tirta
Rawamangun pada 11 Juli 2008. Para pegawai yang ikut
dalam pemeriksaan tersebut tercatat sebanyak 37 orang,
yang melakukan pemeriksaan paru-paru, mata, gigi, jantung
dan lain-lainnya Tampak pada gambar suasana para pegawai
sedang diperiksa oleh tim medis poliklinik KP-DJBC.
JAKARTA. Jumat pagi pada 31 Juli 2008 usai melakukan senam kesegaran jasmani,
dilaksanakan pertandingan final bola basket antara tim Direktorat IKC melawan tim
Sekretariat KP-DJBC. Tampak pada gambar, sebelum bertanding kedua tim foto
bersama, dengan tim Dit. IKC memakai kostum hitam dan tim Sekretariat memakai
kostum abu-abu. Pertandingan yang diselenggarakan dihalaman parkir belakang
gedung utama dalam rangka memperingati hari Kemerdekaan RI ke-63 ini
dimenangkan tim Sekretariat. Kiriman Direktorat IKC
JAKARTA. Kantor Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Tanjung Priok menyelenggarakan serangkaian acara kegiatan olahraga yakni pertandingan voli, tenis meja, bulu
tangkis, dan sepak bola, dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-63. Pertandingan yang diselenggarakan dilapangan olahraga kantor, dibuka pada 18 Juli 2008
oleh Kepala Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Tanjung Priok M. Nadjib ditandai dengan pelepasan serangkaian balon udara. Tampak pada gambar kiri Kepala Pangsar-
op melakukan pemukulan bola pertama dalam pertanding bola voli, dan gambar kanan, empat tim yang akan bertanding yakni tim pegawai Kantor Pangkalan Sarana Operasi
Bea dan Cukai Tanjung Priok, tim armada Kapal Patroli Speed boat, tim Kapal Patroli BC 8004 dan BC 9006 foto bersama dengan Kepala Pangsarop dan pejabat eselon IV.
JAKARTA. Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Tanjung Priok dalam puncak acara kegiatan olah raga dalam rangka Hari Kemerdekaan RI ke-63
menyelenggarakan acara hiburan yakni tarik tambang, balap karung, terong bola, balap kelereng, joget duduk dan joget balon. Acara hiburan yang diselenggarakan
pada 14 Agustus 2008 diisi dengan penyerahan piala kepada tim patroli BC 8004 yang menjadi juara umum dengan menjuarai pertandingan voli, badminton dan
sepakbola. Selain itu dalam acara yang sama juga dilakukan penyerahan cindera mata kepada empat pegawai yang berpindah tugas yakni Afif Supriatin, Hendra
Maulana, Dini Hardi (pindah ke KPU Tanjung Priok sebagai operator Gamma Ray) dan Hendri Gunawan (pindah ke KPPBC Surabaya juga sebagai operator Gamma
Ray). Tampak pada gambar kiri, tim – tim yang telah menerima piala foto bersama dengan Kepala Pangsarops dan pejabat eselon IV, dan pada gambar kanan, M.
Nadjib menyerahan cindera mata kepada empat pegawai yang berpindah tugas ketempat baru. Kiriman Kantor Pangkalan Sarana Operasi Tanjung Priok
MALANG. BAPOR Kanwil DJBC Jatim II dalam rangka memperingati HUT Proklamasi RI ke-63 menyelenggarakan beberapa cabang olahraga/ pertandingan diantaranya
pertandingan tenis meja, bulutangkis, permainan kartu domino, catur dan voli. Pertandingan tersebut diikuti para pejabat dan pegawai Kanwil DJBC Jatim II dan KPPBC
Madya Malang. Tampak pada gambar kiri, Kakanwil Jatim II Malang CF Sidjabat (no 2 dari kanan) ikut ambil bagian dalam pertandingan domino, sedangkan gambar
kanan, Kabid P2 Kanwil Jatim II M Aflah Farobi (baju safari) sedang berkonsentrasi dalam pertandingan catur. Kiriman Agung Nugroho, KWBC Jatim II
PALU. Pada 1 Juni 2008 Kantor Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Pantoloan mengadakan tes tertulis assessment untuk KPPBC Utama. Sebelumnya tes di
selenggarakan di Kanwil Makassar, namun karena banyaknya peminat dari kantor Pangsarops yang berjumlah hampir 40-an pegawai, maka test diadakan di Kantor Pangsarops
Pantoloan. Tampak dalam gambar kiri panitia test dari UI (Universitas Indonesia) didampingi Kepala Pangkalan Nasaruddin serta Kepala Seksi Nautika, sedangkan pada gambar
kanan, para pegawai yang sedang mengisi lembar jawaban. Kiriman Trilabali, Kantor Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Pantoloan (foto Trilabali)
PALU. Pada 4 Juni 2008 Kepala Kanwil DJBC Makassar Teguh Indrayana melakukan kunjungan kerja ke Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Pantoloan bersama Kabid
P2 Kanwil DJBC Makassar beserta Kepala Seksi Penindakan, dan Kepala Seksi Penyidikan DJBC Makassar. Tampak pada gambar kiri, Kakanwil yang didampingi Kepala
Pangsarops dan Kabid P2 DJBC Makassar memberikan pengarahan (briefing) kepada para pegawai. Setelah melakukan briefing Kakanwil juga menyempatkan diri melihat-lihat
beberapa armada kapal patroli yang ada di Pangkalan Sarana Opersi Bea Cukai Pantoloan saat ini. Sedangkan gambar kanan, para pegawai Pangsarops BC Pantoloan berfoto
bersama Kakanwil, Kabid P2, dan Kepala Seksi DJBC Makassar. Kiriman Trilabali, Kantor Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Pantoloan (foto Trilabali)
PALU. Pada 27 Juli 2008 Kantor Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Tipe B Pantoloan melaksanakan acara malam pelepasan Kepala Kantor Pangsarops Bea dan Cukai
Pantoloan Nasaruddin. Tampak dalam gambar kiri, pemberian tanda mata dari pegawai yang diwakili oleh RM Agus Ekawijaya selaku Kepala Seksi Nautika kepada Nasaruddin
yang akan berpindah tugas ke KPPBC Makassar. Dalam acara tersebut para Kepala Seksi dan para pegawai menyempatkan diri berfoto bersama-sama dengan Nasaruddin
beserta ibu sebagai kenang-kenangan seperti tampak pada gambar kanan. Kiriman Trilabali, Kantor Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Pantoloan (foto Trilabali)
KUDUS. Terhitung mulai 1 Agustus 2008, KPPBC Tipe A3 Kudus resmi memberlakukan uji coba menjadi KPPBC Tipe Madya Cukai Kudus. Bertempat di Aula KPPBC
Kudus, Kepala Kantor Wilayah Bea dan Cukai Jateng dan DIY, Ismartono, meresmikan uji coba tersebut. Tampak pada gambar, Kakanwil Jateng dan DIY, Ismartono,
sedang memberikan potongan tumpeng kepada Kepala KPPBC Kudus, B. Wijayanta BM. Pada kesempatan tersebut, Kakanwil juga melakukan inspeksi ke unit
pelayanan KPPBC dan melakukan dialog dengan pegawai dan perwakilan market forces. Dijadwalkan pada awal Oktober 2008, KPPBC Tipe A3 Kudus resmi menjadi
KPPBC Tipe Madya Cukai Kudus. Pengirim Darmawan Sigit Pranoto, KPPBC Kudus.
JAKARTA. Direktur Audit Thomas Sugijata memimpin Apel pagi Kantor Pusat DJBC yang rutin dilaksanakan tiap pertengahan bulan (gambar kiri). Apel yang biasanya
dilakukan tiap tanggal 17 tersebut, kali ini dilaksanakan pada 15 Agustus 2008. Dalam Apel tersebut dilakukan pemberian piala kepada para juara I dalam
pertandingan voli, basket, bulutangkis dan sepakbola dalam rangka memperingati hari kemerdekaan RI ke-63 (gambar kanan). Tahun ini, juara I voli dipegang tim Dit.
P2, basket dipegang tim Sekretariat, bulutangkis dipegang oleh tim Kanwil DJBC Jakarta, dan Sepakbola dipegang oleh tim Dit. P2.
JAKARTA. Dalam rangka memperingati Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW panitia Masjid Baitut Taqwa (MBT) KP-DJBC menyelenggarakan ceramah motivasi dengan
tema Mencari Mutiara Hikmah Perjalanan Isra’Mi’raj, yang diadakan pada 13 Agustus 2008 dengan mengambil tempat di Auditorium Utama KP-DJBC. Hadir dalam
acara tersebut Direktur PPKC Hanafi Usman yang mewakili Dirjen membuka acara, Direktur Fasilitas Kusdirman dan Kepala Kanwil DJBC Jakarta Heru Santoso. Usai
membuka acara Hanafi Usman melakukan pemotongan pita dalam rangka pembukaan perpustakaan masjid dan toko MBT. Acara ceramah motivasi ini dibawakan oleh
Jammil Azzaini dari Inspirator Suksesmulia dari Kubik Training dan Consultacy, dengan dihadiri oleh para pejabat eselon III dan IV serta para pegawai DJBC. Selain
itu acara di meriahkan pula dengan penampilan Nasyid D’ Customs (Mahasiswa Prodip III Bea dan Cukai)
BALIKPAPAN. Pada 31 Juli 2008 bertempat di ruang kerja Kepala Kanwil DJBC
Kalimantan Bagian Timur dilakukan penandatanganan berkas serah terima
jabatan Pejabat Eselon III di lingkungan Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Timur
antara pejabat yang lama dengan pejabat yang menggantikan, yang kemudian
dilanjutkan acara ramah tamah atau pisah sambut bersama seluruh pegawai Bea
CENGKARENG. Tanggal 5 Agustus 2008, KPPBC Soekarno Hatta menerima dan Cukai di lingkungan Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Timur di Aula Kanwil.
kunjungan dua penyidik dari Hong Kong Customs Drug Investigation Bureau Tampak dalam gambar foto bersama dari kiri : Lupi Hartono (Pj. Kasubdit
untuk saling bertukar informasi tegahan narkoba yang dilakukan di KPPBC SH. Perencanaan Audit); Sunarto (KBU Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Timur);
Pertemuan ini juga dijadikan sebagai ajang saling tukar informasi tentang trend Ambang Priyonggo (Pj. Kabid P2 Kanwil DJBC Jawa Tengah dan D.I.
modus dan alur perdagangan narkoba internasional. Tampak pada gambar dari Yogyakarta); Kepala Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Timur, Nasir Adenan;
kiri kekanan, Mr. Chan, Kasi P2 Eko Darmanto, Kepala KPPBC SH Rahmat Imron (Kabid P2 Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Timur) dan Djanurindro
Subagio, Mr Philip Chan, dan Decy Arifinscah (perwakilan DJBC di Hongkong). Wibowo (Kepala KPPBC Tipe A4 Bontang). MuQsith Hamidi, Balikpapan
Kiriman KPPBC Soekarno-Hatta
BANDA ACEH. Keluarga besar pegawai di lingkungan Kanwil DJBC Nanggroe Aceh Darussalam yang meliputi : KPPBC Tipe A4 Sabang, KPPBC Tipe B Meulaboh, KPPBC
Tipe B Kuala Langsa, KPPBC Tipe A4 Lhokseumawe, KPPBC Tipe A4 Banda Aceh dan Kantor Wilayah DJBC NAD, dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-63
menyelenggarakan beberapa kegiatan lomba. Lomba memanfaatkan fasilitas olah raga di komplek rumah dinas kantor wilayah seperti lapangan bulutangkis, voli, dan tenis meja.
Usai melaksanakan serangkaian olahraga, acara ditutup dengan family gathering di Pantai Ujung Batee dengan beberapa games (gambar kiri). Acara dilanjutkan dengan
penyerahan piala bergilir juara umum oleh Kepala Kanwil DJBC NAD, Iswan Ramdana kepada kontingen Kanwil DJBC NAD yang diwakili oleh Kepala Bagian Umum dan
Kepatuhan Internal Kanwil DJBC NAD, Safuadi pada acara penutupan di Pantai Ujung Batee. Kiriman Muhammad Firstananto, Kanwil DJBC Nanggroe Aceh Darussalam
MERAUKE. Pada 25 – 26 Juli 2008, Kepala Kantor Wilayah DJBC Maluku, Papua dan Irian Jaya Barat (Kanwil MPI) Ariohadi melakukan kunjungan kerja ke KPPBC
Tipe B Merauke dalam rangka pelaksanaan pengawasan dan pemantauan KPPBC – KPPBC yang berada dibawah pengawasan Kanwil MPI. Pada kesempatan
tersebut, Kepala Kanwil DJBC Maluku, Papua dan Irian Jaya Barat Ariohadi bersama dengan Kepala KPPBC Tipe B Merauke Myfriend P Limbong dan pegawai
KPPBC Merauke melakukan foto bersama di Pelabuhan Laut Merauke dan Pos Pengawasan Bea dan Cukai (LBD) Sota. Kiriman KPPBC Tipe B Merauke
JAKARTA. Bertempat di Aula Gedung Induk Kantor Pelayanan Utama (KPU) Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok, berlangsung kegiatan bimbingan mental (Bintal) bagi
pegawai KPU dan Dharma Wanita KPU Tanjung Priok. Sebagai motivator dan pembicara dalam Bintal tersebut adalah Kyai Haji Abdullah Gymnastiar yang populer
dengan panggilan AA Gym. Agenda rutin yang dilakukan oleh Dewan Kemakmuran Masjid KPU Tanjung Priok ini berlangsung pada 23 Juli 2008 dengan tema
“Perubahan Diri Menyongsong Kesuksesan Institusi”. Tampak pada gambar AA Gym dan Kepala Kantor, Kushari Suprianto berpose bersama dengan para pegawai
peserta Bintal dan bersama anggota Dharma Wanita. Kiriman KPU Tanjung Priok
INFO PEGAWAI
PEGAWAI PENSIUN T.M.T 01 SEPTEMBER 2008
NO N A M A N I P GOL J A B A T A N K E D U D U K A N
1 Samsu, Drs. 060060059 IV/b Kepala Kantor KPPBC Tipe A4 Kotabaru
2 Manahara Manurung, S.IP. 060034161 IV/a Kepala Seksi Tempat Penimbunan I KPPBC Tipe A2 Tangerang
3 Rachmat Rahardjo 060040734 IV/a Kepala Subbagian Kepegawaian Kanwil Banten
4 S u p r i j a t n a Yu s u f 060051832 IV/a Kepala Seksi KITE II Kanwil Jawa Barat
5 Hariyo Soedarsono, S.H. 060045486 IV/a Kepala Seksi Tempat Penimbunan VI KPPBC Tipe A2 Juanda
6 Muhammad Rivai 060035065 IV/a Seksi Peraturan Cukai dan Direktorat PPKC
Peraturan Lainnya
7 Purwito 060041668 IV/a Kepala Seksi Kepabeanan dan Cukai I KPPBC Tipe A2 Purwakarta
8 Suma Kasan Saputra 060033018 IV/a Kepala Seksi Kepabeanan dan Cukai I KPPBC Tipe A3 Surakarta
9 Faudji 60052414 III/b Pelaksana KPPBC Tipe A2 Purwakarta
10 Djasiman, S.IP 060040803 III/c Pelaksana KPPBC Tipe A2 Bekasi
11 Muchidin Rumakway, S.Sos. 060058051 III/a Pelaksana KPPBC Tipe A4 Ambon
12 Ilmi HD 060058647 III/b Pelaksana KPPBC Tipe A3 Samarinda
13 Margiono 060049009 III/b Pelaksana KPPBC Tipe A2 Bekasi
14 Husein 060052426 III/b Pelaksana KPPBC Tipe A2 Tangerang
15 Effendi 060040747 III/c Pelaksana KPPBC Tipe A2 Tangerang
16 Hasan Basri Panjaitan, S.H. 60049453 III/b Pelaksana KPPBC Tipe A3 Merak
17 Frans Nait 060062732 III/a Pelaksana Kanwil Bali, NTB dan NTT
18 Baginda Ginting 060052314 III/b Pelaksana KPPBC Tipe A3 Medan
19 Redjo 060052523 III/a Pelaksana KPPBC Tipe A3 Kudus
20 Buchari 060049184 III/b Pelaksana KPPBC Tipe A2 Jakarta
21 Ta h j u d i n 060057423 II/d Pelaksana KPPBC Tipe A2 Jakarta
22 A.Karim Senin 060045288 II/b Pelaksana PANGSAROP TBK
23 Muslim 060058160 II/d Pelaksana KPPBC Tipe A3 Dumai
24 Djuragan Hasibuan 060059616 II/d Pelaksana KPPBC Tipe A4 Teluk Nibung
25 Onah 060044496 II/d Pelaksana KPPBC Tipe A3 Palembang
26 A b d Wa h i d 060057361 II/d Pelaksana KPPBC Tipe A4 Tarakan
* DATA DITERIMA DARI BAGIAN KEPEGAWAIAN
TAMBAHAN : DATA PEGAWAI PENSIUN T.M.T 01 AGUSTUS 2008 *
NO NAMA NIP GOL JABATAN KEDUDUKAN
1 Sofyan Permana, Drs. 60044388 IV/e Pelaksana Pemeriksa Pejabat Sekretariat DJBC
Diperbantukan
2 Njanandren 60041575 III/b Koordinator Pelaksana Operasi KPPBC Tipe B Teluk Nibung
3 Murod Zaini 60045471 II/d Pelaksana KPPBC Tipe A Palembang
Segenap jajaran Direktorat Jenderal Bea dan Cukai menyatakan duka yang sedalam-dalamnya. Bagi keluarga
yang ditinggalkan semoga diberikan ketabahan dan kekuatan oleh Tuhan Yang maha Esa. Amin.
Optimizing
SECTION EXCISE REVENUE COLLECTION
OF TOBACCO PRODUCTS
Hopefully, this year target will be matic policy shows how serious this economy turbulence
surpassed. Consequently, it will is. It is predicted that the targeted economic growth rate
give extra cash for the government (6.8%) will not be achieved.
to help finance our budget deficits.
Government, through the Head of Fiscal Policy Body,
said that the target will be revised down to 6.4%. In its
G
budget revision, government also assumes the inflation
lobally, year of 2008 has been marked by so- rate at 6.5% which is higher than the previous assump-
me negative concerns in economy. It is tion (6%). However, the targets still need to be consulted
believed that there are two major things that with the House of Representatives sometime in mid
cause this so called world economy turbu- February. Compared to last year achievement, newly
lence; the increasing of oil price and the Uni- proposed target is only 0.68% higher than our last year
ted States slowdown economy. Since we apply the open achievement when our economic growth rate can reach
economy policy, the fundamental change in global 6.32% (the highest rate for the last ten years).
economy will also give direct impact on our national eco- Thus, government needs to find financial resource to
nomy. The impact itself will depend highly on our econo- finance the increasing deficits (from 1.7% to 2%) in state
mic sustainability. Unfortunately, our country is not strong budget due to an increase of oil subsidy, food subsidy
enough to face this “global pressure”. That is why and electricity subsidy. Like it or not, Government has to
economy authority formulates some programs to resolve carry out this “in-efficient policy” in order to sustain
this economy problem, with the biggest concern to household’s purchasing power. This needs to be done so
maintain the rate of economy growth in one side and to that the function of the households’ consumption as
control the inflation in the other side. Those two actions economic growth’s “buffer” will not decrease.
require high-quality economy formula. To respond to the situation, economy authority, in this
The latest news stated that government will readjust case Minister of Finance exercises some strategic appro-
the state budget (APBN) since most of the assumptions aches, like optimizing the national revenue, increasing
used to determine objectives are not realistic anymore. In subsidies (oil, food and electricity) and cutting down depar-
one of his comments, our President said that should the tmental expenses. The question is, how can Government
government insist on maintaining the 2008 state budget, find alternative sources of revenue in such a very short
the country’s economy may collapse. Usually, Govern- time? With the limited time, it will almost be impossible for
ment readjusts state budget in mid year (July). This dra- government to find new revenue sources. Hence, the most-
FOTO : ISTIMEWA
LABOR. Tobacco
products
industry is a big
industry in
Indonesia. Many
labors employed
in this industry.
quantity consumed. Nevertheless, it does not mean excise under its jurisdiction. This is to ensure that the total pro-
tariff on tobacco products can be set as high as possible duction in one fiscal year is appropriate to its classifica-
to increase its revenue contribution. For this reason, it tion. Based on this monitoring activity, KPPBC sends
seems that tobacco product is an easy source of revenue. reports to headquarter periodically. Besides focusing on
Then, what is the right level of cigarette taxation, if any? retail price and production activities, KPPBC should also
What is the basis for determining that it is right? (Chalo- be empowered to control the distribution of excise tape.
SECTION upka, et al 2000). Obviously, we cannot find an ideal However, the current report system should be impro-
answer to that question. But, of course we can not allow ved. We must start to think how to establish an online-
ourselves to be trapped just trying to get an ideal formula. report system from each of KPPBC to headquarter (Di-
Regarding to effects of price, many studies con- rectorate of Excise).
ducted to assess the price elasticity on cigarettes. They What is the benefit of the system? Principally, there
came up with the same result that the estimated price two major advantages that this online-report system offers.
elasticity fall within the relatively wide range from -0.14 to First, the control system can be done more effectively.
-1.23, but most fall in the narrower range from -0.3 to -0.5 With this system, production growth and market price of
(Chaloupka, et al 2000). Had I got the data, I would have tobacco products can be reviewed accurately. Second,
come up with our own range. Assume that the range is the availability of the updated data will make things easier
quite same from ours; than it means that raising cigarette for the decision maker to evaluate or improve the system
excise to a certain level would lead to both significant re- and to more important, to evaluate the target.
ductions in smoking and large increases in cigarette tax
revenues. c. Simplifying tariff structure
Formulating an excise policy on tobacco products is As noted earlier, the system applied in our administra-
not an easy task. Philosophically, that policy can be tion is a combination of advalorem and specific system.
viewed in revenue target. One appropriate approach to Relating to the advalorem system, (Townsend, 1998)
formulate revenue target is by using econometrics suggested that one disadvantage of an advalorem tax
methods to accommodate the factors related to the exci- system is that the tobacco industry might keep prices,
se collection. The formula itself should at least consider and consequently tax revenues, below where they would
the effects of price on tobacco products on demand, to- otherwise be. Therefore, the introduction of the specific
bacco control policies, socioeconomic and demographic system partially in the current tariff structure is brilliant. It
factors. is hoped, in the near future, government will impose 100
Information of the demand pattern of tobacco products % specific system. By implementing the specific system,
is the key element to get an almost ideal econometrics control system will be conducted more effectively. The
model. This is important since each type of tobacco pro- implementation of the specific system will also make
ducts has diverse market which requires different policy. things easier for calculating or setting up target revenue.
Had we got the pattern or magnitude of each type of In addition, it is also important not to change the
tobacco products, it would have helped us to originate an excise tariff structure in a very short time. Therefore, the
almost ideal formula. policy or regulation enacted should be accommodative in
In the process of determining the target revenue, we response to external changes.
should also consider the socioeconomic and demo-
graphic factors which can be represented by income per CONCLUSION
capita (GDP per capita), households’ expenditure and Having briefly described about the current system, I
total number of people aged and population aged 15 to may conclude that there is still a “room” to be maximized.
64 year old. The introduction of the lower income and the Based on the timeframe, the improvement can be divided
higher income spending on cigarettes consumption data into two steps, short-run strategy and medium-run
will be useful to evaluate the consumption pattern. strategy. In the short-run, strengthening of controlling
Based on her research in 2005, Aditomo finds that functions and using econometrics model to set revenue
the low-income group is very responsive to increases in target as explained earlier are not negotiable. In the
income. For that group, a 10 percent increase in income medium-run, implementing an online report system from
increases average cigarette consumption by 12.2 KPPBC to headquarter and imposing 100% specific sys-
percent. Of this, 9.1 percent is attributable to an increase tem is a must.
in the quantity of cigarettes smoked; 3.1 percent is attri- Hopefully, this year target will be surpassed. Conse-
butable to an increase in smoking participation. House- quently, it will give extra cash for the government to help
holds in middle and high-income groups are not very finance our budget deficits.
responsive to increases in income. Knowing the exact
consumption pattern based on income spending will help Reference
us set the target more accurately. Aditomo, Sri Moertiningsih. Triasih Djutaharta. Hendratno. 2005. Cigarette
Consumption, Taxation and Household Income: Indonesia Case Study. HNP
Meanwhile, the reasoning of why we use the num- Discussion Paper. Economics of Tobacco Control Paper No. 26, The World
ber of people aged and population aged 15 to 64 year Bank Washington.
old is based on WHO estimation about productive age of Chaloupka, F. J., T. W. Hu, K. E. Warner, R. Jacobs, and A. Yurekli. 2000.
The Taxation of Tobacco Products. In Tobacco Control in Developing
smoking. Tobacco control policies are in line with the Countries, ed. P. Jhaand F. Chaloupka. New York: Oxford University Press.
health issues. Besides revenue collection, we should Graves, P.E, Robert,L.S, Dwight, R.L. (1996). Slope versus Elasticity and the
also consider the negative effects of smoking in the burden of Taxation, The Journal of Economic Education Vol.27 No. 23 pp.
229-232.
policy making decision. Nowadays, this health issue has Jakarta Post. February 2008. (Newspaper).
been brought up to more serious concern due to the Kompas. February 2008. (Newspaper).
findings in medical researches that smoking give a lot of Nicholson, Walter. Christopher Snyder B. (2007). Intermediate Microecono-
mics and Its Application (7th edition) Mason, Ohio: Thomson South-Western.
negative impact on health. Warner K.E. (2000). The Economics of Tobacco: Myths and Realities, Tobacco
Control pp 78-89.
b. Strengthening control system Wibowo Tri. (2003). Potret Industri Rokok di Indonesia, Kajian Ekonomi dan
There are two objects that KPPBC focuses, retail pri- Keuangan Vol.7 No.2 pp. 83-107.
Witoelar, Firman. Pungpond Rukumnuaykit. John Strauss. (2005) Smoking
ce and total production. KPPBC continuously monitories Behavior among Youth in a Developing Country: Case of Indonesia, Yale
the market price to ensure that it is still in the range allo- University.
wed. As for the production of tobacco products, KPPBC Saut Mulia Simbolon,
is also monitoring the production of tobacco products Pelaksana Pemeriksa pada Bagian Organisasi Tata Laksana
SIMULASI KINERJA PENGAWASAN. Bob Debus bersama rombongan melihat PEMAPARAN KINERJA KPU BEA DAN CUKAI TANJUNG PRIOK. Rombongan
dari dekat kinerja petugas yang melakukan pengawasan dari ruang Hi-Co Scan Menteri Dalam Negeri Australia mendapat pemaparan mengenai kinerja
dalam acara simulasi penegahan narkoba dari luar negeri. KPU Bea dan Cukai Tanjung Priok
KUNJUNGAN
Tanjung Priok. Ketika melihat dari dekat kemampuan Hi-Co Scan ter-
sebut Bob berkata,”Kami tidak mempunyai alat secanggih ini di Syd-
MENTERI
ney,” yang disambut dengan tawa para hadirin saat itu.
Bob beserta rombongan juga menyaksikan kemampuan anjing
pelacak milik KPU Bea dan Cukai dalam mendukung kinerja petugas
AUSTRALIA
Usai menyaksikan simulasi tadi, kepada pers Bob mengatakan,
pihaknya merasa puas dengan kinerja para petugas KPU Bea dan
Cukai baik yang telah dipaparkan maupun dalam simulasi yang
KE KANTOR PELAYANAN UTAMA disaksikannya. Menurutnya kerjasama yang baik selama ini dengan
BEA DAN CUKAI TANJUNG PRIOK Indonesia khususnya dengan DJBC bisa ditingkatkan lagi terutama
kerjasama dalam penanganan kejahatan transnasional seperti per-
edaran narkotika.
Australian Customs Service dan Hal senada juga dikatakan Dirjen Bea dan Cukai Anwar Suprijadi,
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai telah menurutnya kerjasama yang ada saat ini sangat besar manfaatnya
menjalin kerjasama sejak lama terutama bagi kedua belah pihak. “Kami membahas berbagai perkembangan
dalam bidang community protection. yang ada saat ini terutama bidang kepabeanan dalam forum customs
to customs talk yang secara rutin dilaksanakan, “
M
Mengenai sarana yang dimiliki oleh DJBC untuk menunjang
enteri Dalam Negeri Australia (Minister for Home Af- kinerja pengawasan,Anwar mengatakan pihaknya memiliki bebe-
fairs Australia) Bob Debus berserta dengan rombong- rapa alat deteksi yang berada di Tanjung Priok maupun di
an pada 5 Agustus 2008 berkunjung ke Kantor Pe- pelabuhan lain seperti Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Alat-
layanan Utama (KPU) Bea dan Cukai Tanjung Priok. alat tersebut seperti Hi-Co scan dan juga Gamma Ray yang kini
Kunjungan merupakan bagian dari kunjungan resmi- tengah diuji cobakan diharapkan dapat meningkatkan kinerja dibi-
nya ke Indonesia, dimana ia dan rombongan melihat dan meman- dang pengawasan, sehingga fungsi sebagai community Protecti-
tau beberapa area yang berada dalam wilayah kerja yang on menjadi benar-benar terlaksana.
keberadaannya berasal dari kerjasama antara Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai (DJBC) dengan pemerintah Australia dalam hal ini KERJASAMA DJBC DENGAN ACS
Australian Customs Service yang berada di bawah Ministry for Australian Customs Service dengan Direktorat Jenderal Bea dan
Home Affairs yang dipimpinnya. Cukai telah menjalin kerjasama sejak lama terutama dalam bidang
Pada kunjungan tersebut Bob Debus yang diterima langsung oleh community protection. Topik mengenai berbagai kerjasama yang
Direktur Jenderal Bea dan Cukai Anwar Suprijadi beserta staf inti ter- dilakukan oleh ACS dengan DJBC selalu dilaksanakan melalui forum
masuk Kepala KPU Bea dan Cukai Tanjung Priok Kushari Suprianto, customs to customs talk yang diselenggarakan bergantian baik di
mendapat pemaparan mengenai kinerja KPU selama ini serta Australia maupun juga di Indonesia, dimana tahun ini rencananya
berbagai prestasi yang diperoleh KPU Bea dan Cukai Tanjung Priok pertemuan tersebut akan berlangsung di Indonesia.
baik dalam bidang pelayanan, pengawasan dan juga dalam Selain itu ACS dan DJBC juga terlibat dalam kerangka kerjasama
menghimpun pendapatan negara dari Bea Masuk. Selain pemaparan Special Travel Security Fund (STSF) yang berlangsung pada 2004
yang berlangsung di Gedung Induk KPU Tanjung Priok, Bob Debus hingga 2007. STSF merupakan kerjasama antara ACS Dengan DJBC
juga menyaksikan simulasi kerja pengawasan Bidang P2 pada KPU dalam hal peningkatan kemampuan pengawasan DJBC terutama
Bea dan Cukai dalam menegah masuknya narkotika dari luar negeri. untuk merespon aktifitas dan dan transaksi melalui laut yang dinilai
Dalam acara simulasi tersebut, Bob terlihat antusias melihat kiner- beresiko tinggi oleh ACS. Dalam kerjasama ini DJBC mendapat
ja petugas Bea dan Cukai dalam menjalankan tugasnya yang begitu bantuan berupa pelatihan dibidang analisis intelejen, ship search, dan
cekatan, dan juga kemampuan Hi-Co Scan yang dimiliki KPU Bea juga bantuan berupa peralatan berupa CCTV, radiation detector dan
dan Cukai Tanjung Priok yang berfungsi maksimal dalam melakukan itemizer (alat pendeteksi narkoba) disamping bantuan berupa anjing
penegahan masuknya narkoba dari luar negeri melalui pelabuhan pelacak narkoba beserta denga pelatihnya. zap
S
K-36, Perantas KB-51, Perantas KB-59 dan Perantas KB-85.
elat Malaka merupakan satu perairan yang sangat Sementara itu personil yang diturunkan mencapai 130 orang
penting bagi perdagangan Indonesia dan Malaysia. gabungan dari instansi Pabean kedua negara.
Perairan Selat Malaka merupakan perairan tersibuk Dalam patroli kali ini juga dilakukan pertukaran perso-
yang menjadi jalur perdagangan dan kegiatan nil yaitu masing-masing delapan orang personil antar ke-
ekonomi dunia, sehingga negara Indonesia dan dua negara, dengan harapan dapat memberikan pengala-
Malaysia yang merupakan negara serumpun yang dipisahkan man dan pengetahuan baru bagi kedua belah pihak
oleh selat tersebut memiliki kepentingan untuk mengaman- mengenai pelaksanaan patroli Bea dan Cukai di kedua
kan Selat Malaka. negara, serta yang terpenting lebih merapatkan hubungan
Selain untuk mencegah dari berbagai macam tindakan silaturahmi antara instansi pabean kedua negara.
Pembukaan PATKOR
KASTIMA 14/2008 dilak-
sanakan di Pulau Penang
Malaysia. Delegasi DJBC
berangkat dari Belawan
menuju Pulau Penang
tanggal 6 Juli 2008. Keti-
ka memasuki wilayah per-
airan Malaysia, Kapal
Patroli Bea dan Cukai di-
jemput di titik pertemuan
RV-1 oleh Kapal Patroli
Kastam Diraja Malaysia
untuk kemudian dipandu
memasuki Dermaga Kas-
tam Pulau Penang. Dengan
menggunakan bis milik
Kastam Diraja Malaysia,
delegasi Indonesia
PEMBUKAAN PATKOR KASTIMA
DI MALAYSIA. Dihadiri Direktur
P2 DJBC Jusuf Indarto dipimpin
oleh Ketua Pengarah Kastam
Diraja Malaysia, yaitu Datuk Sri
Abdul Rahman bin Abdul Hamid.
ROYALTIES AND
Kondisi royalti yang ditemukan pada auditee adalah bahwa terdapat
perjanjian lisensi dimana importir tersebut berkewajian membayar royalti
secara periodik dengan persentase tertentu dari harga jual/nilai penjualan
LICENCE FEES
ke DPIL. Perjanjian lisensi tersebut dibuat sebelum dilakukannya
importasi atas barang yang mengandung Hak Atas Kekayaan Intelektual
(HAKI) berupa hak atas merek.
AS A CONDITION
Kemudian auditee berpendapat bahwa royalti yang merupakan per-
syaratan penjualan barang impor yang ditambahkan pada nilai transaksi
adalah royalti yang disyaratkan dan dibayarkan tepat pada saat
OF SALE
importasi. Auditee juga berargumen bahwa pada saat importasi tidak ada
royalti yang dibayarkan dan perusahaan secara rutin membeli barang
impor dengan menggunakan purchase order/sales contract. Royalti
ROYALTI DAN BIAYA LISENSI dibayarkan setelah terjadi penjualan barang impor di DPIL yang dihitung
berdasarkan persentase tertentu dari harga jual/nilai penjualan barang
SEBAGAI PERSYARATAN impor tersebut ke DPIL.
PENJUALAN BARANG IMPOR Auditee menggunakan dalil berdasarkan Salinan Lampiran I
halaman 29 butir 4.3.2. huruf c yaitu “Dalam rangka pembelian barang,
S
pembeli diharuskan membayar royalti atau biaya lisensi”. Berdasarkan
aya sangat senang membaca tulisan Sdri. Nanik Susilawati kalimat itulah auditee menyatakan bahwa pada saat pembelian barang
Rizain dalam WBC edisi 402 Mei 2008, yang berjudul impor perusahaan tidak diharuskan membayar royalti, dan tetap bisa
“Menggali potensi penerimaan melalui pengawasan terhadap melakukan importasi hanya dengan menggunakan purchase order/sales
Pembayaran Royalty”. Melalui tulisan ini saya juga ingin contract, sehingga auditee berpendapat bahwa pembayaran royalti yang
menyampaikan selamat dan penghargaan setinggi-tingginya dibayarkan setelah terjadi penjualan ke DPIL tidak ditambahkan pada
kepada Tim Audit KWBC Jakarta yang telah menemukan permasalahan nilai transaksi.
royalti pada PT WI dan PT MJI, dalam pelaksanaan auditnya. Apakah royalti seperti ini ditambahkan pada harga yang sebenarnya
Melalui tulisan ini pula saya juga ingin memperdalam pembahasan dibayar atau yang seharusnya dibayar? Coba kita kaji lebih mendalam.
seluk beluk tentang royalti yang juga kami temui sebelumnya ketika Auditee mengartikan “dalam rangka pembelian barang” tersebut semata-
melaksanakan tugas sebagai auditor KWBC Bandung. Permasalahan mata dilihat transaksi per transaksi. Sedangkan tim audit berpendapat
tentang royalti ini juga menjadi diskusi hangat di lingkungan auditor bahwa “dalam rangka pembelian barang” semestinya dilihat secara kese-
KWBC Bandung. Selain itu saya ingin memperkaya pembahasan luruhan sebab musabab suatu importir dapat melakukan importasi dan
dengan menambahkan referensi yang saya gunakan dalam memperkuat berdagang barang impor yang mengandung HAKI berupa hak atas me-
argumen terutama berkaitan dengan royalti dan biaya lisensi sebagai rek di DPIL, yaitu karena adanya perjanjian lisensi dimana perusahaan
persyaratan penjualan barang impor. diharuskan membayar royalti atas penggunaan merek.
Sebelum membahas lebih jauh, ada baiknya kita lihat lagi pengertian Untuk memperkuat argumen tim audit, selain dengan dasar Kep
royalti terlebih dahulu. Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Bea Dirjen BC No. Kep-81/BC/1999, kami juga menggunakan referensi dari
dan Cukai No. KEP-81/BC/1999 tanggal 31 Desember 1999 tentang Pe- WTO Agreement and Texts of The Technical Committee on Customs
tunjuk Pelaksanaan Penetapan Nilai Pabean untuk Penghitungan Bea Valuation 2nd Edition July 1997 tentang kasus royalti yang dikeluarkan
Masuk, halaman 5, paragraf 3, pasal 5, ayat 1c, royalti dan biaya lisensi oleh Customs Co-operation Council (CCC) / World Customs Organiza-
ditambahkan, sepanjang: tion (WCO) berupa Advisory Opinion terutama butir 4.11 sebagaimana
i) Dibayar oleh pembeli secara langsung dan tidak langsung; juga menjadi referensi dalam tulisan Sdri. Nanik tersebut.
ii) Merupakan persyaratan penjualan barang impor; Namun ada satu referensi lagi yang ingin saya bahas disini yang sa-
iii) Berkaitan dengan barang impor yang sedang ditetapkan nilai ngat membantu kami memperkuat argumen tentang royalti, yaitu
pabeannya; dan Information Document dari Technical Committee on Customs Valuation
iv) Belum termasuk dalam harga yang sebenarnya dibayar atau yang saya peroleh dari website World Customs Organization (http://
yang seharusnya dibayar. www.wcoomd.org) dengan nomor dokumen 40.818 E / V11-11743, 4th
Session yang dikeluarkan di Brussel, 28 November 1996. (lihat lampiran)
Kemudian royalti dijelaskan lebih lanjut pada lampiran Kep Dirjen
tersebut. Pada Salinan Lampiran I halaman 29 butir 4.3.1. Kep Dirjen BC Dari dokumen tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut :
No. Kep-81/BC/1999 disebutkan bahwa Pengertian Royalti dan Biaya 1. Apabila royalti dan biaya lisensi dibayarkan kepada penjual dalam
Lisensi adalah pembayaran yang berkaitan dengan paten, merek rangka pemenuhan kontrak penjualan, itu jelas merupakan
dagang dan hak cipta. Dan berdasarkan Salinan Lampiran I halaman persyaratan penjualan. Akan tetapi, bisa juga terjadi kasus dimana
29 butir 4.3.2., royalti dan lisensi ditambahkan sepanjang: kontrak penjualan barang tidak secara eksplisit mengharuskan suatu
a. Dibayar oleh pembeli secara langsung atau tidak langsung; pembayaran dan kewajiban membayar royalti dan biaya lisensi
Pembeli berkewajiban membayar royalti atau biaya lisensi atas muncul dari perjanjian terpisah yang dibuat sebelum atau sesudah
pembelian barang impor yang bersangkutan. penjualan atau dinyatakan dalam perjanjian lain dibawah judul yang
b. Merupakan persyaratan penjualan barang impor; berbeda yang dibuat sebelum atau setelah penjualan.
Dalam rangka pembelian barang, pembeli diharuskan membayar ro- Sifat atau karakteristik dan kepentingan ekonomi dari suatu royalty
yalti atau biaya lisensi. Tanpa mempermasalahkan apakah pemba- agreement umumnya memerlukan suatu kontrak terpisah/tersendiri
yaran royalti ditujukan kepada penjual atau pihak lain (royalti holder dimana secara eksplisit akan menunjuk kewajiban untuk membayar
atau kuasanya) yang sama sekali tidak terlibat dalam transaksi ba- suatu royalty atau licence fee. Akan tetapi mungkin tidak selalu
rang impor yang bersangkutan. eksplisit bahwa pembayaran semacam itu harus dibuat sebagai
c. Berkaitan dengan barang impor; suatu persyaratan dari penjualan atau sebagai suatu hasil dari
Pada barang impor yang bersangkutan terdapat Hak Atas Kekayaan importasi barang yang sedang dinilai (paragraf 3).
Intelektual, antara lain berupa hak atas merek, hak cipta atau hak pa- Didalam kasus-kasus seperti ini seluruh keadaan ekonomi disekitar
ten (di dalam barang impor terdapat proses kerja yang dipatenkan). transaksi harus diuji/diperiksa. Dimana, apabila penjual tidak akan
APA ITU
masuk ke dalam biaya royalti/lisensi.
b. Penggunaan istilah lain selain royalti dan biaya lisensi di-
mungkinkan seperti dijelaskan dalam Information Document
BARANG
dari Technical Committee on Customs Valuation dengan
nomor dokumen 40.818 E / V11-11743, 4th Session yang
dikeluarkan di Brussel, 28 November 1996 tersebut.
Sehingga auditor harus lebih cermat dalam membaca doku-
KENA
men perjanjian yang berkaitan dengan HAKI baik paten, me-
rek dagang dan hak cipta.
USULAN
Untuk lebih memudahkan pelaksanaan penerapan aturan nilai
CUKAI?
pabean, sebaiknya poin-poin penting dalam Information Document
dari Technical Committee on Customs Valuation dengan nomor
dokumen 40.818 E / V11-11743, 4th Session yang dikeluarkan di
Brussel, 28 November 1996 diadopsi untuk memberbaiki penjelasan
dalam Kep Dirjen BC No. Kep-81/BC/1999.
B
Selain itu contoh-contoh kasus yang secara resmi dikeluarkan
oleh WCO untuk kasus royalti dalam Advisory Opinion sebaiknya arang-barang tertentu yang mempunyai sifat atau karakteris-
juga dijadikan lampiran contoh kasus pada Kep Dirjen BC No. Kep- tik : konsumsinya perlu dikendalikan, peredarannya perlu
81/BC/1999 sehingga memudahkan pelaksanaan di lapangan, kare- diawasi, pemakaiannya dapat menimbulkan dampak negatif
na selama ini lima kali revisi terhadap Kep Dirjen BC No. Kep-81/BC/ bagi masyarakat atau lingkungan hidup, atau pemakaiannya
1999 belum pernah membahas secara khusus masalah royalti. perlu pembebanan pungutan negara demi keadilan dan
Sudah beberapa kali auditor menemukan permasalahan royalti keseimbangan, dikenai cukai berdasarkan undang-undang tentang
dan mungkin ke depannya masih banyak lagi kasus-kasus tentang cukai. Barang-barang tertentu tersebut selanjutnya dinyatakan sebagai
royalti yang dihadapi auditor karena makin meningkatnya penerapan barang kena cukai.
aturan HAKI dan pada umumnya auditee masih resisten atau kebe- Cukai dikenakan terhadap barang kena cukai yang terdiri dari: etil
ratan terhadap masalah ini karena memang penerapan aturan nilai alkohol atau etanol, dengan tidak mengindahkan bahan yang diguna-
pabean berkenaan dengan royalti/biaya lisensi belum begitu populer. kan dan proses pembuatannya; minuman yang mengandung etil
Untuk memperjelas permasalahan royalti ini dan guna membe- alkohol dalam kadar berapapun, dengan tidak mengindahkan bahan
rikan perlakuan yang sama kepada seluruh importir yang berkaitan yang digunakan dan proses pembuatannya, termasuk konsentrat yang
dengan HAKI ada baiknya pembahasan juga dilakukan dengan mengandung etil alkohol; hasil tembakau, yang meliputi sigaret, ceru-
semacam simposium atau sosialisasi dan perbaikan peraturan yang tu, rokok daun, tembakau iris, dan hasil pengolahan tembakau lainnya,
melibatkan Direktorat Audit, Direktorat Teknis Kepabeanan, dan dengan tidak mengindahkan digunakan atau tidak bahan pengganti
Direktorat Kepabeanan Internasional. atau bahan pembantu dalam pembuatannya.
Sehubungan dengan penetapan jenis barang kena cukai sebagai-
SARAN mana disebutkan di atas sesuai dengan Undang-Undang 11 Tahun
Untuk lebih memudahkan auditor melihat adanya transaksi royal- 1995 Tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Un-
ti, maka sebaiknya auditor lebih mencermati Laporan Keuangan, dang Nomor 39 Tahun 2007 Tentang Perubahan Atas Undang-
Catatan atas Laporan Keuangan dan/atau General Ledger, karena Undang Nomor 11 Tahun 1995 Tentang Cukai, maka saat ini untuk se-
apabila importir mengimpor barang-barang yang mengandung HAKI mentara waktu kita baru mengenal tiga jenis barang kena cukai secara
dengan hak distribusi dan penjualan di DPIL secara eksklusif, biasa- umum, yaitu etil alkohol, minuman yang mengandung etil alkohol, dan
nya importir memiliki perjanjian lisensi dimana umumnya importir di- hasil tembakau. Penambahan atau pengurangan jenis barang kena
haruskan membayar biaya lisensi atau royalti. cukai tersebut sangat dimungkinkan mengikuti perkembangan ekono-
Apabila importir melaksanakan sistem akuntansinya dengan se- mi, situasi politik, serta keuangan negara. Pengertian dari masing-
hat (sound practice), maka tentunya dia akan menyatakannya dalam masing jenis barang kena cukai tersebut dijelaskan pada keterangan
Laporan Keuangan, Catatan atas Laporan Keuangan dan/atau di bawah ini.
General Ledger dalam perkiraan/account sesuai prinsip-prinsip akun- Etil alkohol atau etanol adalah barang cair, jernih, dan tidak ber-
tansi yang berlaku umum (Generally Accepted Accounting Principles/ warna, merupakan senyawa organik dengan rumus kimia C2H5OH,
GAAP). yang diperoleh baik secara peragian dan/atau penyulingan maupun
Sebaliknya pemberi lisensi yang umumnya adalah perusahaan secara sintesa kimiawi.
multinasional juga tidak akan sembarang memberikan lisensi terha- Minuman yang mengandung eti alkohol adalah semua barang cair
dap importir yang tidak memenuhi prinsip-prinsip akuntansi yang yang lazim disebut minuman yang mengandung etil alkohol yang diha-
berlaku umum, karena tentunya pemberi lisensi tidak mau HAKI-nya silkan dengan cara peragian, penyulingan, atau cara lainnya, antara
dilanggar dan umumnya pemberi lisensi berhak memiliki akses lain bir, shandy, anggur, gin, whisky, dan yang sejenis. Sementara
terhadap pembukuan importir tersebut untuk memeriksa/menghitung yang dimaksud dengan konsentrat yang mengandung etil alkohol
royalti yang harus dibayarkan, baik pemeriksaan langsung oleh adalah bahan yang mengandung etil alkohol yang digunakan sebagai
pemberi lisensi maupun melalui Akuntan Publik yang ditunjuk untuk bahan baku atau bahan penolong dalam pembuatan minuman yang
mengaudit pembukuan importir. mengandung etil alkohol.
Selain itu pembayaran royalti juga dilaporkan dalam SPT Hasil tembakau berupa sigaret adalah hasil tembakau yang dibuat
Tahunan. Dengan demikian Laporan Keuangan yang telah diaudit dari tembakau rajangan yang dibalut dengan kertas dengan cara dilin-
Akuntan Publik dan SPT Tahunan dapat diandalkan oleh auditor bea ting, untuk dipakai, tanpa mengindahkan bahan pengganti atau bahan
cukai dalam melaksanakan tugas auditnya. pembantu yang digunakan dalam pembuatannya. Sigaret ini terdiri
Semoga tulisan ini bermanfaat. Wallahu a’lam bisshowab. dari sigaret kretek, sigaret putih, dan sigaret kelembak kemenyan.
Penulis adalah Kepala Seksi KITE Kanwil DJBC NAD Sigaret kretek adalah sigaret yang dalam pembuatannya dicampur
“
ganti atau bahan pembantu yang digunakan da- Contoh sekali lagi, dan ini agak kontroversial,
lam pembuatannya. apakah spiritus bakar (brand spiritus) termasuk
Hasil tembakau berupa rokok daun adalah hasil SAAT INI UNTUK barang kena cukai atau bukan? Sebelum sampai
tembakau yang dibuat dengan daun nipah, daun SEMENTARA WAKTU pada jawabannya, kita lihat dulu bagaimana bunyi
jagung (klobot), atau sejenisnya, dengan cara pasal 9 ayat (2) Undang-Undang Cukai.
dilinting, untuk dipakai, tanpa mengindahkan bahan KITA BARU MENGENAL “Pembebasan cukai dapat juga diberikan atas ba-
pengganti atau bahan pembantu yang digunakan TIGA JENIS BARANG rang kena cukai tertentu yaitu :
dalam pembuatannya. a. etil alkohol yang dirusak sehingga tidak baik
Hasil tembakau berupa tembakau iris adalah KENA CUKAI SECARA untuk diminum;
hasil tembakau yang dibuat dari daun tembakau UMUM, YAITU ETIL b. minuman yang mengandung etil alkohol dan
yang dirajang, untuk dipakai, tanpa mengindahkan hasil tembakau, yang dikonsumsi oleh
bahan pengganti atau bahan pembantu yang digu- ALKOHOL, MINUMAN penumpang dan awak sarana pengangkut yang
nakan dalam pembuatannya. berangkat langsung ke luar daerah pabean.”
Hasil tembakau berupa hasil pengolahan tem-
YANG MENGANDUNG
bakau lainnya adalah hasil tembakau yang dibuat ETIL ALKOHOL, DAN Penjelasan pasal 9 ayat (2) huruf a: yang di-
dari daun tembakau selain yang disebut dalam de- maksud dengan “etil alkohol yang dirusak sehingga
finisi hasil tembakau sebelumnya yang dibuat se-
HASIL TEMBAKAU tidak baik untuk diminum” adalah etil alkohol yang
”
cara lain dengan perkembangan teknologi dan se- dirusak dengan bahan perusak tertentu, yang dalam
lera konsumen, tanpa mengindahkan bahan peng- istilah perdagangan lazim disebut spiritus bakar
ganti atau bahan pembantu yang digunakan dalam pembuatannya. (brand spiritus). Dari kalimat yang tercantum di dalam pasal 9 ayat (2)
*** huruf a beserta penjelasannya tersebut dapat disingkat menjadi “Pem-
Begitu mudahnya mengidentifikasikan barang kena cukai sehing- bebasan cukai dapat juga diberikan atas barang kena cukai tertentu
ga lama-kelamaan banyak di antara pegawai bea dan cukai yang ma- yaitu spiritus bakar”. Jadi, spiritus bakar adalah termasuk dalam pe-
lah salah mengartikan suatu jenis barang sebagai barang kena cukai ngertian barang kena cukai, hanya saja diberikan pembebasan cukai.
atau bukan. Contoh, apabila suatu pabrik rokok merek Padud Akan tetapi ada juga yang membantahnya, pengertian pasal itu
membuat campuran rajangan daun tembakau dengan diberi cengkih dapat diartikan bahwa “etil alkohol (barang kena cukai) yang dirusak
dan saus rokok kemudian hasil blending tersebut dijual ke pabrik rokok (karena sudah dirusak maka tidak lagi sebagai barang kena)
lain merek Keris, apakah hasil blending itu berupa barang kena cukai sehingga...”. Namun coba persandingkan dengan pasal 9 ayat (2)
atau bukan? Kalau bukan merupakan barang kena cukai apa alasan- huruf b, yang menyatakan bahwa kata sambung “yang” adalah kata
nya? Kalau merupakan barang kena cukai apakah bisa dikategorikan sambung yang menjelaskan syarat mengapa barang kena cukai
sebagai tembakau iris? tersebut dibebaskan cukainya. Kata sambung “yang” bukan berfungsi
Sebagian di antara kita menyatakan bahwa hasil blending dari untuk menjelaskan pengertian barang kena cukai “yang” justru dijadi-
Padud tadi bukan merupakan barang kena cukai karena mendasarkan kan bukan sebagai barang kena cukai sehingga dibebaskan cukainya.
pada penggalan definisi tembakau iris “..., untuk dipakai,...”. Penganut Kurang jelas? Coba direnungkan lagi secara mendalam.
faham ini mungkin lupa bahwa dalam definisi sigaret juga terdapat Terakhir, yang perlu kita pahami bersama, bahwa undang-undang
penggalan kata-kata yang sama, akan tetapi coba diperhatikan, apa- adalah apa yang tertulis di dalamnya, bukan apa yang dimaui oleh
kah dengan demikian ada pabrik rokok yang menjual rokok batangan pembuatnya apalagi oleh penafsirnya, sehingga pemahaman kita mau
ke pabrik rokok lain? Kalau toh ada tentunya kejadian itu akan menjadi tidak mau, suka tidak suka, benar tidak benar, adalah dari hitam di
barang tangkapan P2 karena melanggar pasal 25, pasal 27, dan pasal atas putih yang dicantumkan di dalam undang-undang tersebut.
29 yang dilanjutkan dengan pasal 54 Undang-Undang Cukai, dengan Walaupun akibatnya bisa jadi bahan guyon, akan tatapi kalau undang-
kata lain berarti sigaret batangan tersebut sudah dikategorikan sebagai undangnya saja sudah bilang begitu terus mau gimana lagi?
barang kena cukai. Berkenan menanggapi? Atau mau menambahkan penjelasan me-
Hal yang sama seharusnya berlaku juga untuk hasil blending ter- ngenai barang kena cukai yang lainnya?Wassalam.
sebut. Kalau demikian apakah hasil blending tersebut dapat dikategori- Penulis adalah Client Coordinator pada KPU Tanjung Priok
DEWAN
b. Memberdayakan zakat, infaq, shodaqoh dan bentuk pengumpulan
dana lainnya yang tidak bertentangan dengan syariat Islam seba-
gai sumber dana dari seluruh kegiatan Masjid;
KEMAKMURAN
c. Melaksanakan kegiatan sosial yang dapat mendukung citra positif
DJBC.
MASJID
Ada lagi satu hal yang menarik untuk diketahui, dalam dokumen
Rencana Strategis Pengurus Masjid Baitut Taqwa Kantor Pusat DJBC
Tahun 2002 - 2007, ternyata Pengurus juga mempunyai motto yaitu
DI LINGKUNGAN “Menghidupkan Nurani Dalam Berkarya”. Sederhana tapi ternyata
menjadi hal yang sangat dibutuhkan saat ini dalam membangun in-
DIREKTORAT JENDERAL tegritas dan citra positif DJBC.
BEA DAN CUKAI Perlahan tapi pasti, Masjid Baitut Taqwa Kantor Pusat DJBC ber-
gerak menjadi model yang dipandang berpotensi untuk turut memba-
ngun integritas SDM Bea dan Cukai serta akan mampu mendukung
REFLEKSI (HAMPIR) TIGA TAHUN citra positif DJBC melalui program-program kegiatannya, sehingga
PERJALANANNYA layak untuk ditularkan ke unit struktural DJBC di bawahnya yaitu kan-
T
tor wilayah, kantor pelayanan, balai penelitian dan pangkalan sarana
adinya tulisan ini diniatkan untuk dibuat pada saat genap 3 operasi yang ada di lingkungan DJBC seluruh Indonesia.
(tiga) tahun perjalanan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Pertimbangan inilah yang akhirnya menjadi dasar pembentukan DKM
di lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) melalui beberapa musyawarah pengurus dan akhirnya mendorong
yang dimulai sejak terbitnya Keputusan Direktur Jenderal terbitnya Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-
Bea dan Cukai Nomor KEP-102/BC/2005 tanggal 21 102/BC/2005 tanggal 21 Oktober 2005 tentang Dewan Kemakmuran
Oktober 2005, tapi akhirnya tetap diselesaikan sekarang karena pada Masjid Di Lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
akhirnya untuk pemuatan sebuah artikel terserah pada Redaksi WBC.
Selain untuk menjadi evaluasi perjalanan DKM hingga saat ini, DKM SAAT INI
penulis juga ingin sumbang saran mengenai potensi pengembangan Sejak terbitnya Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai
yang bisa dilakukan untuk lebih memberdayakan keberadaan DKM. Nomor KEP-102/BC/2005 tanggal 21 Oktober 2005, sepertinya
Selain itu, tulisan ini juga ditujukan bagi para pelaku sejarah yang terli- perkembangan DKM tidak berjalan dengan masif sebagaimana yang
bat dalam merumuskan Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai diharapkan semula. Menurut catatan penulis, belum banyak pemben-
Nomor KEP-102/BC/2005, agar merenungkan kembali apakah sudah tukan DKM di kantor wilayah dan kantor pelayanan yang ada saat ini.
cukup puas hanya menjadi pencetus kelahirannya? Padahal, bukan- Selain Kantor Pusat DJBC, ternyata baru KPPBC Tipe A2 Jakarta,
kah itu baru langkah awal saja? Karena perjuangan yang sesungguh- KPU Bea Cukai Tipe A Tanjung Priok, dan KPU Bea dan Cukai Tipe B
nya adalah melaksanakan apa-apa yang sudah termaktub di dalam- Batam. Bagaimana dengan yang lain?
nya dan sudah kita sepakati dalam musyawarah dulu. Adakah nampak Jika dicari letak permasalahannya, mungkin terkait dengan keti-
sumbangan anda setelahnya, wahai sekalian Bapak, Ibu, Saudara? daktahuan adanya Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai
Nomor KEP-102/BC/2005 tentang Dewan Kemakmuran Masjid Di
SEKILAS SEJARAH DKM Lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Bagaimanapun harus
Sejarah terbentuknya DKM tidak bisa dipisahkan dari sejarah diakui bahwa tidak pernah ada sosialisasi khusus untuk mendistribusi-
Masjid Baitut Taqwa Kantor Pusat DJBC, dimulai dengan terbitnya kan keputusan tersebut. Namun, seiring dengan penyebaran para
Keputusan Ketua Yayasan Al Amanah Departemen Keuangan Nomor pelaku sejarah pembentukan DKM melalui jalur mutasi dan promosi,
142/KEP/YA/1994 tentang Pembentukan Panitia Pembangunan kenapa juga tidak diiringi dengan menjadi motor penggerak inisiatif
Masjid Dalam Lingkungan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan pembentukan DKM di kantor yang baru? Padahal untuk membentuk
Cukai. Dengan semangat ukhuwah Islamiyyah dan pengorbanan DKM tersebut tidak harus dari nol, karena hampir di setiap kantor
(tadhiyah) dari para pegawai Kantor Pusat DJBC yang ikut andil di sudah mempunyai pengurus musholla atau pengurus masjid masing-
dalamnya dengan merelakan dipotong sebagian dari gaji/TKPKN masing. Jadi, bukankah tinggal mengarahkan saja?
bulanannya, alhamdulillah akhirnya selesai juga pembangunan Masjid Hal yang berbeda, jika ternyata kantor yang bersangkutan me-
Baitut Taqwa di Kantor Pusat DJBC dan diresmikan oleh Menteri mang belum memiliki bangunan masjid atau musholla. Tetapi menurut
Keuangan saat itu yaitu Bapak Mar’ie Muhammad pada 31 Mei 1997. hemat penulis, walaupun belum mempunyai masjid atau musholla,
Sejak saat itulah, Masjid Baitut Taqwa menjadi bagian dari syiar seharusnya tidak menghalangi terbentuknya DKM, karena justru
Islam di Kantor Pusat DJBC yang dimotori oleh Pengurus Masjid mengupayakan pembangunan masjid atau musholla akan menjadi
Baitut Taqwa yang anggotanya terdiri dari para pejabat dan pegawai tugas pertama DKM ketika sudah terbentuk. Dan satu lagi, dengan
yang peduli untuk memakmurkan masjid, yang ditetapkan dengan Ke- adanya DKM akan dimungkinkan kerja sama dengan DKM kantor
putusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai. lainnya, sebagaimana tersebut dalam diktum Kelima ayat (2) Kepu-
Namun seiring perjalanannya, dirasakan ada yang tidak optimal tusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-102/BC/2005,
ketika untuk pembentukan pengurus masjid saja harus dengan Kepu- yang berbunyi “Dewan Kemakmuran Masjid dapat saling memberikan
tusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai tanpa ada pengaturan hal-hal bantuan dana atau bantuan dalam bentuk lain”.
yang menjadi lingkup tugas dan tanggung jawab yang jelas. Hal inilah
yang akhirnya menjadi latar belakang lahirnya Keputusan Direktur DKM DAN KPU
Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-42/BC/2002 tanggal 5 Juli 2002 Walaupun masih bisa dihitung dengan jari, faktanya pada 2
tentang Pengelolaan Masjid Baitut Taqwa Kantor Pusat Direktorat Jen- (dua) kantor baru yang diharapkan menjadi motor dalam reforma-
deral Bea dan Cukai, yang di dalamnya ditetapkan tugas pokok dan si birokrasi DJBC yaitu KPU Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok
fungsi Pengurus Masjid Baitut Taqwa. dan KPU Bea dan Cukai Tipe B Batam ternyata malah sudah
Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-42/BC/ membentuk DKM. Bahkan sudah bergerak aktif melaksanakan
2002 menyebutkan bahwa Pengurus Masjid Baitut Taqwa mempunyai tugas pokok dan fungsinya melalui program-program kegiatannya.
Tentu saja ini menjadi sebuah fakta yang menggembirakan PERATURAN MENTERI KEUANGAN
dan menarik untuk dianalisa. Apakah ini berarti konsep DKM Per Agustus 2008
yang memang menghendaki pembentukan SDM yang berinteg- No. PERATURAN P E R I H A L
ritas dan berkeinginan kuat untuk selalu membentuk citra positif
DJBC berkorelasi positif dengan tujuan pembentukan KPU? Nomor Tanggal
Pasti. Namun penulis lebih memilih bahwa sangat besar ke-
mungkinan di dalam duo KPU yang ada saat ini, memang terda- 1. 73/PMK.05/2008 9-05-08 Tata Cara Penatausahaan Dan
Penyusunan Laporan
pat SDM yang siap menjadi motor penggerak dan mempunyai Pertanggungjawaban Bendahara
karakter sebagai agen perubahan serta mampu melihat ke de- Kementerian Negara/Lembaga/
pan untuk terlibat aktif dalam proses perubahan DJBC yang lebih Kantor /Satuan Kerja.
baik melalui semua sarana yang ada, salah satunya dengan aktif 2. 77/PMK.01/2008 23-05-08 Bantuan Hukum Di Lingkungan
dalam DKM. Sebuah premis yang bisa diikuti oleh kantor-kantor Departemen Keuangan.
lain yang akan menjadi KPU-KPU berikutnya dan penulis akan 3. 91/PMK.04/2008 23-05-08 Audit Cukai
aktif memantau terus untuk membuktikan premis ini. 4. 94/PMK.011/2008 30-06-08 Modalitas Penurunan Tarif Bea
Masuk Dalam Rangka
Persetujuan Antara Republik
DKM DAN KEPEDULIAN SOSIAL Indonesia Dan Jepang Mengenai
Satu hal yang pasti, bahwa dengan reformasi birokrasi De- Suatu Kemitraan Ekonomi
partemen Keuangan sudah memberikan peningkatan take home 5. 95/PMK.011/2008 30-06-08 Penetapan Tarif Bea Masuk
pay pegawai DJBC. Suatu hal yang harus disikapi dengan Dalam Rangka Persetujuan
kebanggaan dan juga rasa syukur kepada Allah SWT. Setiap Antara Republik Indonesia Dan
muslim pasti meyakini dengan bersyukur Allah SWT akan Jepang Mengenai Suatu
menambahkan nikmatNya. Di sisi lain, keyakinan akan adanya Kemitraan Ekonomi.
hak fakir miskin pada rejeki yang Allah SWT berikan buat kita 6. 96/PMK.011/2008 30-06-08 Penetapan Tarif Bea Masuk
harus diimbangi dengan keaktifan untuk peduli dalam berbagi Dengan Skema Liser Specific
Duty Free Scheme (USDFS)
buat mereka. Dalam Rangka Persetujuan
Pertanyaannya, bisakah keinginan berbagi dari masing-ma- Antara Republik Indonesia Dan
sing individu tersebut bersinergi dengan pembentukan citra posi- Jepang Mengenai Suatu
tif institusi? Bagaimana caranya? Jawabannya adalah sangat bi- Kemitraan Ekonomi.
sa sekali, yaitu melalui DKM itu sendiri. DKM harus mempunyai 7. 97/PMK.01/2008 4-07-08 Layanan Pengadaan Secara
unit organisasi yang akan mampu mendukung pelaksanaan Elektronik Departemen Keuangan.
tugas pokok dan fungsinya atau mempunyai program kepedulian
yang bisa diterapkan secara khusus untuk masing-masing PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
Per Agustus 2008
kantor.
Mengadopsi konsep Corporate Social Responsibility (CSR) PERATURAN
yang sedang dikembangkan saat ini oleh perusahaan swasta,
DKM bisa merubah namanya menjadi Customs Social No. Nomor Tanggal P E R I H A L
Rensposibility atau Bea Cukai Peduli (Customs Care). Apapun 1. P-09/BC/2008 30-06-08 Tata Cara Pelayanan Dan
namanya, dengan sedikit kelebihan yang kita punya saat ini, Pengawasan Penggunaan Tarif
DKM harus mampu menjadi perantara individu-individu yang Bea Masuk Dalam Rangka User
peduli dan menyalurkannya semaksimal mungkin untuk Specific Duty Free Scheme
mewujudkan program-program kepedulian sosial di bidang- (USDFS) Berdasarkan
bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Sebagaimana yang Persetujuan Antara Republik
saat ini dilakukan oleh DKM KPU Bea dan Cukai Tipe B Batam Indonesia Dan Jepang Mengenai
yang tengah menjalankan program KPU Batam Peduli dengan Suatu Kemitraan Ekonomi.
2 P-10/BC/2008 22-07-08 Penyediaan Dan Pemesanan
berhasil mengajak hampir seluruh pegawainya untuk turut ber- Pita Cukai Hasil Tembakau.
partisipasi di dalamnya.
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
PENUTUP Per Agustus 2008
Demikian akhir dari tulisan ini dengan harapan semoga
rekan-rekan Bea dan Cukai di seluruh pelosok negeri ini dapat PERATURAN P E R I H A L
memahami dan selanjutnya mampu menjadi pelopor terbentuk- No. Nomor Tanggal
nya DKM di kantornya masing-masing. Mudah-mudahan ke
depan nanti, DKM benar-benar mampu menjadi sentra pembina- 1 SE-26/BC/2008 30-06-08 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pe-
an dan pembentukan SDM Bea dan Cukai yang aktif menjadi netapan Tarif Bea Masuk Dalam
agen perubahan dan juga mempunyai kepedulian sosial. Rangka Persetujuan antara Repub-
lik Indonesia Dan Jepang Mengenai
Dengan demikian, citra positif DJBC secara linier dapat terbentuk Suatu Kemitraan Ekonomi.
secara nyata di semua unit kantor yang ada di seluruh pelosok 2 SE-27/BC/2008 7-07-08 Penegakan disiplin Kerja Pegawai
nusantara, dan tidak hanya diwakili oleh KPU-KPU saja. Dan Penggunaan Mesin Absensi
Semoga. Selamat Berjuang! Elektronik Di Lingkungan Direkto-
rat Jenderal Bea dan Cukai.
Referensi : 3 SE-28/BC/2008 15-07-08 Pencabutan Surat Edaran Direktur
1. Keputusan Ketua Yayasan Al Amanah Departemen Keuangan Nomor Jenderal Bea dan Cukai Nomor
142/KEP/YA/1994 tentang Pembentukan Panitia Pembangunan Masjid SE-37/BC/2001 Tanggal 14
Dalam Lingkungan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
2. Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-42/BC/2002
Desember 2001 Tentang Petunjuk
tentang Pengelolaan Masjid Baitut Taqwa Kantor Pusat Direktorat Pelaksanaan Pemberian
Jenderal Bea dan Cukai. Pekerjaan Sub Kontrak Kepada
3. Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-102/BC/ PDKB Lainnya Tanpa Kewajiban
2005 tentang Dewan Kemakmuran Masjid Di Lingkungan Direktorat Mengembalikan Barang Hasil
Jenderal Bea dan Cukai. Pekerjaan Sub Kontrak.
Penulis adalah Kepala Seksi Bimbingan Kepatuhan I 4 SE-29/BC/2008 16-07-08 Penyesuaian Jam Kerja
di Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe B Batam, sekaligus Pelayanan Dan Pengawasan
Sekretaris Dewan Kemakmuran Masjid di KPU Bea Cukai Batam Kepabeanan Dan Cukai Dengan
dan pernah menjadi Pengurus DKM Kantor Pusat DJBC Jam Kerja Ketersediaan Listrik.
PAKET KIRIMAN LUAR NEGERI tetapi juga perusahaan-perusahaan besar yang sudah ber-
MELALUI KANTOR POS
bentuk Perseroan Terbatas (PT).
3. Form CN-23 itu dokumen siapa? Direktorat Jenderal Bea Cu-
S
kai atau PT. (Persero) Pos Indonesia ?
aya pernah bertugas di Pos Bea Cukai pada PT. DHL.
Di PT. DHL setiap barang kiriman dari luar negeri Terima kasih.
mereka buat PIBT-nya, dan setiap barang kiriman Ishak Effendi
ke luar negeri mereka buat PEB-nya (BC. 3.0). NIP. 060100884
Artinya setiap Pegawai Pelaksana Administrasi (Pe- Pelaksana Adm. pada KPPBC Tipe A3 Medan
tugas Jaga Pintu) tidak menanggung mutlak atas risiko
yang mungkin akan terjadi pada setiap paket kiriman ke luar Tanggapan :
negeri dan/atau paket kiriman dari luar negeri. Sebab PEB
setelah difiat ekspor terlebih dahulu oleh Korlak Administrasi Perihal pertanyaan dari pembaca WBC perihal paket kiriman
Ekspor (Kepala Hanggar Ekspor) baru kemudian Pelaksana ke luar negeri melalui Kantor Pos, disampaikan jawaban sebagai
Jaga Pintu menandatangani Persetujuan Ekspor, dan berikut :
barang tersebut siap untuk diterbangkan ke luar negeri tuju-
an ekspor. Begitu pula sebaliknya alur dokumen PIBT terha- 1. Terhadap barang ekspor yang dikirim melalui pos, dalam
dap barang kiriman dari luar negeri. batas berat barang tidak melebihi 100 kg, dikecualikan dari
Sekarang saya bertugas di Pos Bea Cukai pada PT. (Perse- kewajiban mengajukan pemberitahuan pabean ekspor (PEB);
ro) Pos Indonesia. Terhadap barang kiriman dari luar negeri
terlebih dahulu dicacah oleh Pelaksana Pemeriksa Bea Cukai 2. Untuk barang ekspor yang dikirim melalui pos dengan berat
dan disaksikan oleh Petugas dari PT. (Persero) Pos Indonesia, lebih dari 100 kg atau barang ekspor berupa cargo yang
kemudian hasil pencacahan tersebut dituangkan di dalam Pen- dikirim melalui PT. Pos Indonesia sesuai ketentuan yang
cacahan dan Pembeaan Kiriman Pos (PPKP), sebagaimana berlaku dilakukan oleh PPJK Pos Indonesia. Dalam hal ini
diatur dalam SKB Dirjen Bea dan Cukai dan Dirjen Postel Tang- pemberitahuan pabean ekspor/PEB dibuat oleh PT. Pos
gal 20 Desember 1976 masing-masing Nomor : KEP-1661/ Indonesia;
DJBC/76 dan 42/Dirjen/1978. Ketentuan tentang tata cara ekspor paket kiriman pos melalui
Setelah itu PPKP ditandatangani oleh Korlak Adm. Impor PT. Pos Indonesia (Persero) diatur dalam Keputusan
(Ka. Hanggar Impor) dan Pelaksana Pemeriksa Bea dan Cukai, Bersama Direktur Jenderal Bea dan Cukai dengan Direktur
lalu lembar ke-2, 3, dan 4 diserahkan oleh Pelaksana Adminis- Jenderal Pos dan Telekomunikasi nomor : KEP-34/BC/2000
trasi (Petugas Jaga Pintu) kepada Petugas PT. (Persero) Pos dan KEP-41/DIRJEN/2000 tanggal 05 Juni 2000 tentang
Indonesia untuk pengeluaran barang tersebut. Penyelesaian Barang Impor atau Barang Ekspor yang Dikirim
Terhadap barang kiriman ke luar negeri melalui PT. (Perse- Melalui Pos.
ro) Pos Indonesia, si pengirim hanya mengisi form CN-23 yang
mereka peroleh dari Petugas Loket PT. (Persero) Pos Indone- 3. Form CN-23 adalah dokumen PT. Pos Indonesia (Persero).
sia. Kemudian barang dan form CN-23 tersebut mereka bawa
ke Pos Bea Cukai. Disini Pelaksana Administrasi (Petugas Jaga 4. Sehubungan dengan berubahnya status Perum Pos dan Giro
Pintu Bea Cukai) membubuhi stempel “INDONESIA CUTOMS” menjadi PT. Pos Indonesia (Persero), saat ini kami sedang
dan menuliskan tanggal pengiriman paket tersebut dan membahas perubahan tatacara impor dan ekspor barang-
ditandatangani atau diparaf tanpa ada Fiat Ekspor dari Korlak barang melalui PT. Pos Indonesia (Persero) untuk disesuai-
Adm. Ekspor (Ka. Hanggar Ekspor) terlebih dahulu. Dan kan dengan peraturan perundang-undangan di bidang kepa-
terhadap barang tersebut dilakukan pemeriksaan secara selektif beanan dan pos yang berlaku.
oleh Pelaksana Administrasi (Petugas Jaga Pintu).
Disini Pelaksana Administrasi (Petugas Jaga Pintu) bekerja
secara tunggal, artinya Petugas Jaga Pintu pasti menanggung BONUS BARANG
SEBAGAI FREE OF CHARGE
risiko yang mungkin akan terjadi terhadap paket kiriman terse-
but, sebab hanya dia yang membubuhi tanda tangan di form
CN-23. (Di Bea Cukai ada istilah untuk apa tanda tangan kalau
bisa tidak karena akan meninggalkan bekas). Sebagai pembaca setia WBC, ijinkan saya mengajukan per-
tanyaan sehubungan dengan aktifitas perusahaan kami PT.
Pertanyaan saya adalah : Green Planet Indonesia yang rutin melakukan impor pupuk maje-
1. Bagaimana perlakuan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai muk organik non subsidi.
terhadap paket kiriman ke luar negeri melalui PT. (Persero) Sebagaimana biasanya jika perusahaan kami mempunyai
Pos Indonesia ? rencana impor, maka dibuat Purchase Order (PO) ke supplier/
2. Adakah ketentuan yang mengatur tata cara ekspor paket eksportir, dan dilanjutkan dengan pengiriman Proforma Invoice
kiriman melalui PT. (Persero) Pos Indonesia ? Maksud saya oleh supplier. Pernah satu kali, dengan maksud baik dari supplier
sampai batas berapa kilogramkah berat paket tersebut yang pada Proforma Invoice ditambahkan barang sebagai bonus yang
dapat dilayani pengirimannya melalui PT. (Persero) Pos In- berhubungan dengan barang impor tersebut.
donesia, cukup hanya menggunakan form CN-23 saja atau Pada invoice diberikan keterangan “no customs value”. Ka-
harus menggunakan BC 3.0 (PEB) ? Sebab yang melaku- mi katakan kepada supplier agar tidak perlu diberikan bonus,
kan pengiriman tersebut bukan hanya orang awam saja, nanti akan bermasalah dengan pabean Indonesia.
Irwan Susantio
Tembaga Dalam I No. L8B RT 02/03
Letjen Suprapto Jkt 10640
Tanggapan :
SOSIALISASI
dasarkan Metode I, maka nilai pabean ditetapkan
berdasarkan Metode II s.d Metode VI sesuai
hirarki.
U
bea masuk dan PDRI. Adapun nilai pabeannya adalah
dengan menggunakan Metode II s.d Metode VI sesuai ntuk tahun 2009, khususnya pada penyediaan dan
hirarki. pemesanan pita cukai hasil tembakau, DJBC
mengeluarkan kebijakan baru yang dituangkan
Demikian disampaikan dan atas kerjasamanya kami melalui Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai
ucapkan terima kasih. nomor P-10/BC/2008 tentang Penyediaan dan
pemesanan pita cukai hasil tembakau. Ada beberapa
Direktur Jenderal perbedaan yang cukup signifikan antara peraturan yang lama
u.b. dengan baru, khususnya untuk penyediaan dan pemesanan
Direktur Teknis Kepabeanan yang dilakukan oleh KPPBC Tipe Madya Cukai.
Agar kebijakan ini dapat berjalan dengan efefktif, maka
Agung Kuswandono pada 25 Juli 2008, Direktorat Cukai menyelenggarakan
NIP 060079971 sosialisasi yang berlangsung di ruang Auditorium gedung B
KP DJBC. Sosialisasi yang dibuka oleh Direktur Penerimaan
PUASA
AJANG UNTUK MELATIH DISIPLIN WAKTU
Dalam salah satu khotbahnya, sebagaimana diceritakan Salman Al-Farisi,
Rasulullah SAW berkata, “Dan ia (Ramadhan) adalah bulan yang awalnya
merupakan rahmat, pertengahannya merupakan ampunan, dan akhirnya sebagai
pembebas dari api neraka” (H.R. Baihaqi dan Ibnu Khuzaimah).
D
ari perjalanan hidup kita, baik yang langsung kita dianjurkan melakukannya segera setelah terdengar azan
alami maupun dari menengok apa yang terjadi di Magrib. Ini yang membuat disiplin waktu dalam menjalankan
sekitar kita, kita akan temui betapa besarnya ibadah puasa berbeda dengan ibadah shalat.
kerugian yang kita alami sebagai insan, keluarga, Puasa yang merupakan latihan efektif untuk kita berlatih
kelompok, organisasi, perusahaan sampai kantor disiplin waktu ini mendapat perhatian khusus dari Allah SWT.
pemerintahan hanya karena kita tidak istikamah dalam Puasa dijadikan begitu istimewa seperti difirmankan Allah
memegang amanah tentang waktu (waqt dalam bahasa Arab Sang Maha Mengetahui melalui hadis yang dituturkan
atau time dalam bahasa Inggris). Rasulullah SAW, yaitu, “Segala amal ibadah anak Adam
Waktu ini memegang peran penting dalam hidup kita di adalah miliknya kecuali puasa. Ia adalah untuk-Ku dan Aku
alam sementara atau di dunia ini. Alquran dalam beberapa sendiri yang akan memberikan pahalanya” (H.R. Bukhari).
ayat menyebut tentang waktu dalam berbagai kata atau wu- Jika ibadah sesuai dengan rukun Islam memiliki ukuran
jud, misalnya Al Ashr dan Lailatul Qadr. Bahkan, meninggal fisik melalui gerakan dan ucapan yang bisa diukur oleh
atau mati yang tidak lain adalah dimensi waktu dijadikan manusia kualitasnya, ibadah puasa lebih dari sekadar fisik.
misteri milik Allah. Paling sedikit tiga dari Asmaa ul Husnaa Ada ukuran kualitas yang kuantifikasinya sepenuhnya ada
(99 sifat istimewa Allah) terkait langsung dengan waktu yaitu pada Allah SWT, seperti digambarkan hadis tersebut.
Ya Mumiitu (Maha Mematikan), Ya Awwal, dan Ya Dalam beberapa hadis memang ada upaya un-
Aakhir. Dalam ilmu fisika, waktu bersama ruang
merupakan besaran yang paling fundamental
yaitu tidak ada besaran lain yang ikut menentukan
keduanya. Beda dengan energi, gaya dan kece-
patan di mana besarannya ikut ditentukan oleh
waktu dan ruang. Dalam pepatah kuno berbahasa
Inggris, kita kenal time is money.
Kelima rukun Islam menekankan pentingnya
“
“…PUASA
YANG BUKAN
SEKADAR
MENAHAN
tuk menjelaskan betapa penting dan istimewanya
puasa di bulan Ramadhan ini. Misalnya, setiap
ibadah atau perbuatan baik yang dilakukan di
bulan suci ini mendapat pahala berlipat. Bahkan,
ada ulama dan guru-guru agama yang mencoba
menguantifikasi pahala yang tentu semua ini
mengacu pada ayat dalam surat Lailatul Qadr
yang mengatakan bahwa bulan Ramadhan ini
disiplin waktu. Dalam hal waktu, puasa memiliki LAPAR DAN lebih baik dari seribu bulan.
sifat unik bila dibandingkan dengan keempat ru-
kun Islam yang lain. Dalam dua kalimat syahadat, HAUS, INSYA kunKeberhasilan dalam berdisiplin memenuhi ru-
puasa, khususnya waktu ini membuat Muslim
zakat, dan haji, waktu memang disebut namun ALLAH dan Muslimah yang menjalankan ibadah shaum
tidak definitif. Dalam ibadah shalat, waktu sangat
ditekankan yaitu lakukanlah shalat segera setelah MENJADIKAN berbahagia. Ada hadis yang menggambarkan
kegembiraan tersebut, yaitu, “Orang yang berpu-
tiba waktunya yang ditandai dengan azan, pang- KUALITAS asa itu mempunyai dua macam kegembiraan,
gilan shalat. yang satu ialah ketika berbuka dan yang satu lagi
Dalam ibadah shaum, kita diingatkan akan ti- HIDUP KITA ketika ia bertemu dengan Tuhannya” (H.R. Bukha-
ga rukun puasa yaitu niat, imsak, dan zaman LEBIH BAIK…” ri-Muslim).
(atau waktu). Niat yang kita yakini betul sebagai Dengan kepatuhan kita menjalankan puasa
”
motivator dalam kita melaksanakan kegiatan, yang bukan sekadar menahan lapar dan haus,
termasuk ibadah shaum. “Aku berniat berpuasa insya Allah menjadikan kualitas hidup kita lebih
besok hari, melaksanakan fardu Ramadan tahun ini sebagai baik. Tidak ada lagi pemborosan waktu. Tidak ada lagi
kewajibanku tahun ini dan semata-mata karena Allah.” terlambat datang ke sekolah. Tidak ada lagi dosen terlambat
Dalam lafal niat ini ditekankan betul pentingnya berniat ma- mengumumkan hasil ujian. Tidak ada lagi istilah terlambat
lam hari. Ini langkah latihan disiplin tingkat awal, yaitu meni- masuk kerja. Tidak ada lagi keterlambatan memberi layanan
atkan shaum semalam sebelumnya. terbaik sesuai dengan amanah yang kita emban. Bulan
Kemudian imsak atau mulai menahan diri dari hal-hal Syawal menjadi bulan baru dengan disiplin waktu yang lebih
yang membatalkan puasa sejak terbit fajar sampai terbenam baik. Namun demikian, kita semua adalah manusia yang
matahari. Allah berfirman, “...makan minumlah hingga terang tidak sempurna dan yang mudah lupa akan hal-hal baik
bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. yang telah kita pelajari. Itu sebabnya puasa sunah menjadi
Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai datang malam” amanah kita yang selain untuk mengabdi dan membuat
(Al Baqarah 2:187). Allah SWT lebih menyayangi kita, juga sebagai ajang kita
Rukun yang terakhir adalah zaman atau waktu. Hadis terus melatih disiplin waktu. To learn dan to relearn menjadi
Rasulullah berikut memberi penjelasan tentang waktu. Dari kebiasaan yang kita terus upayakan dan sempurnakan.
Ibnu Umar, katanya, “Saya telah mendengar Nabi bersabda Umat Islam tidak lupa di hari akhir pada bulan suci
apabila malam datang dan siang lenyap dan waktu berbuka Ramadhan selain melafalkan hamdallah telah dapat
bagi orang yang berpuasa” (H.R. Bukhari-Muslim). Dalam menunaikan ibadah shaum sebulan penuh, sering dan
beberapa kesempatan, Rasulullah bersabda agar dalam sama-sama memanjatkan doa, “Ya Allah, izinkan kami
menjemput imsak, kita mesti mengikutinya sampai tiba saat- bertemu Ramadhan sekali lagi. Amin.
nya waktu imsak. Sementara untuk berbuka puasa, kita Kusmayanto Kadiman/ Titian
PENYEBAB INTOLERANSI
Manusia tidak secara alami berbekal
kepandaian untuk mengatasi intoleransi.
Keterampilan mengatasi intoleransi dipe-
lajari di sepanjang kehidupan melalui
interaksi sosial. Mengubah pola pikir untuk
menerima perbedaan secara rasional, tidak
menggunakan kekerasan, dengan menggu-
nakan tatakrama.
Beberapa penyebab utama intoleransi
pada abad modern ini adalah: berubah
atau putusnya hubungan relasi tradisional
(hubungan kekeluargaan dan kekerabatan),
perubahan pola orientasi yang cepat (gaya
hidup), kompleksitas masalah ekonomi dan
sosial (globalisasi), sangat cepatnya terjadi
perubahan informasi (media)
Perubahan situasi sosial mendorong
orang untuk berhadapan dengan rencana
hidup, opini, dan sikap yang rentang
perbedaannya luas sehingga menimbulkan
Untuk tetap dapat bersanding dalam sikap ambivalensi, pada satu sisi mempertahankan nilai budaya,
keanekaragaman, dalam kebhinekaan, agama, dan etnisitas sementara disisi lain terdapat perbedaan standar
maka diperlukan sikap bertoleransi. etika, dan tata nilai yang saling berkompetisi sehingga berpotensi
menimbulkan konflik.
K
Meningkatnya pluralisme di masyarakat membuat banyak orang
onflik merupakan kata yang pada sebagian orang menim- merasa tidak nyaman dan terancam. Pluralisme bukan hanya
bulkan interpretasi sedang terjadi perang dunia, sehingga memberi kesempatan orang untuk memilih apa yang dikehendakinya,
memerlukan tindak kekerasan atau penghindaran dengan tetapi juga membuat orang terpaksa memilih satu, sementara
cara memindahkan diri dari area konflik. Sementara bagi menjemput suatu pilihan berarti menolak pilihan lainnya. Dampak dari
orang lainnya merupakan kancah mengasah keterampilan proses ini adalah berbagai perasaan tidak nyaman, frustasi, tuntutan
diri menghadapinya dengan kepala dingin tanpa kekerasan. yang berlebihan dan stres.
Di Indonesia berbagai konflik terjadi, dan lebih banyak bernuansa Kompetisi yang kuat, membuat pola orientasi membentuk identitas
kekerasan. Kekerasan merupakan cikal bakal perlukaan baik fisik diri sering menerobos batas norma dan standar yang ada, seringkali
maupun emosi dalam dendam kesumat yang tak pernah habisnya jika pula sulit memantapkan identitas. Sedangkan untuk membuat
terus diwariskan. Konflik bermula dari perbedaan. Indonesia sendiri suasana nyaman tanpa kecurigaan, tidak bias dan mempunyai konsep
terdiri dari banyak ragam budaya yang jelas berbeda dari Sabang diri adalah kemantapan sebuah identitas.
sampai Merauke, dari kulit sawo matang gelap sampai kulit pualam,
dari rambut lurus sampai keriting. Jika saja perbedaan ini tetap memi- MEMBANGUN TOLERANSI
cu konflik berdarah, maka keanekaragaman budaya dan individu akan Setiap orang tak mungkin menghindari bertemu, bergaul dan ber-
punah sia-sia. interaksi dengan orang lain, orang yang berbeda pendapat, keperca-
Untuk tetap dapat bersanding dalam keanekaragaman, dalam ke- yaan dan tata nilai. Dengan terus berinteraksi dalam kebhinekaan, ma-
bhinekaan, maka diperlukan sikap bertoleransi. Kata toleransi hanya ka setiap orang memperoleh kesempatan belajar membentuk diri
muncul saat ada konflik, ketika orang dihadapkan pada tata nilai priba- menghadapi perbedaan secara rasional. Kesempatan belajar ini, yang
dinya yang terusik oleh tata nilai pihak lain yang menurutnya berten- tersedia bagi semua orang, pemanfaatannya sering dilakukan, sedikit
tangan dengan tata nilainya. Atau ketika pihak lain mengusik tata nilai dilakukan atau sama sekali tidak dilakukan. Perbedaan pemanfaatan
diri yang jelas bertentangan. kesempatan belajar, juga membuahkan konsep diri dalam tataran yang
Didalam toleransi tidak ada unsur kekerasan, artinya relasi diluar berbeda. Pendidikan, pengasuhan dan peran model sangat diperlukan
konflik tetap baik dan tidak ada kekerasan saat konflik. Untuk bertole- untuk mendapatkan kesamaan persepsi pada keberagaman.
ransi diperlukan motivasi dari dalam diri untuk menjaga hubungan Dalam masyarakat yang bertoleransi, lebih sedikit kemungkinan
baik, sekalipun dalam konflik, berakar dari sikap menghargai perbeda- orang mengalami ketakutan, ketidak berdayaan, permusuhan dan
an pada setiap individu dan hak perkembangan pikiran yang lain dari- kekerasan, keras kepala dan fanatisme. Toleransi akan menumbuhkan
MENGAJARKAN TOLERANSI
Toleransi tidak didapatkan secara alamiah, karena itu perlu PEMERIKSAAN
KESEHATAN
dipelajari dan diajarkan, lebih tepatnya dilatihkan. Setiap orang
mempunyai persepsi atas apa yang ditangkap inderanya, karena
itu pelajaran membimbing mengenali perbedaan secara kompre-
hensif dan bagaimana menghadapi dalam keseharian, baik
mengarahkan emosi dan sikap ketika menghadapinya dan cara
mengendalikan diri ketika berhadapan dengan konflik, termasuk
mengalah tanpa merasa kalah.
(Medical Check Up)
Pengetahuan tentang toleransi meliputi melihat perbedaan Mengapa perlu dilakukan pemeriksaan
dan kesamaan, konsekuensi ketika bersikap menghadapi konflik,
keuntungan dan hambatan dalam toleransi. Pembelajaran ini kesehatan ? Apakah anda pernah
akan membawa individu kedalam keterampilan berdialog dan mengalami hal berikut ? Anda menggigit
berkomunikasi, memahami cara pandang dan keyakinan orang sebuah apel yang kelihatan segar
lain tanpa meluruhkan keyakinan diri sendiri, mampu menerapkan hanya untuk mengetahui ternyata isinya
model menyelesaikan konflik secara demokratis dan konstruktif. busuk. Sama seperti halnya apel
Prasyarat penyerapan optimal pembelajaran menghadapi tersebut, Anda dan saya tidak dapat
konflik hanya diperoleh jika seseorang berkepribadian matang,
intelegensi cukup (bukan retardasi mental*) dan sehat jiwa (tidak
mengetahui kesehatan seorang
mengalami gangguan mental emosional berat**). Metode yang hanya dari penampakan luarnya saja.
P
dianggap tepat dalam pembelajaran ini adalah memodelkan
seseorang (biasanya orangtua dan tokoh masyarakat), edukasi erubahan dalam tubuh, seperti perubahan dalam darah
kreatif yang memungkinkan individu mengalami konflik dan merupakan kejadian awal yang terjadi sebelum suatu
menghadapinya, pengetahuan yang memadai dan tindakan ter- penyakit menunjukkan gejala dan tanda-tandanya. Seba-
bimbing (artinya ketika menghadapi konflik ada seseorang yang gai contoh, seorang yang menderita diabetes mellitus
dapat memahami dan bersama merencanakan jalan keluar). (penyakit gula/ kencing manis) akan mengalami kenaikan
Konsep pembelajaran toleransi meliputi menyiapkan individu kadar gula dalam darah jauh sebelum menunjukkan gejala seperti
untuk dapat menerima salah paham sebagai hal lumrah, sering mengalami kehausan, kehilangan berat badan dan luka
menanamkan pembentukan struktur dan menghadapkan individu yang susah sembuh. Kenaikan kadar kolesterol dan trigliserida
pada konflik spesifik dan merasakannya kemudian mendorong- (lemak dalam darah) juga dapat dideteksi beberapa tahun sebe-
nya untuk berkomunikasi sehingga terlatih mengendalikan emosi, lum terjadinya penyakit jantung dan stroke.
sikap dan perilaku, mengajarkan melakukan solusi atas masalah Kedua penyakit tersebut (jantung dan stroke) merupakan
dan meredakan gejolak emosi, mendorong individu untuk mau penyakit dengan kejadian yang sering terjadi di zaman globalisasi
dan mampu membicarakan perbedaan, mengubah opini dan ini dan tanpa ada kata wasalam. Penyakit langsung merenggut
mampu bernegosiasi keluar dan kedalam diri. jiwa dengan cepat. Sehingga sangat perlu dilakukan pencegah-
Bernegosiasi dengan diri sendiri atas ketidak nyamanan aki- an penyakit dengan pemeriksaan kesehatan secara berkala se-
bat benturan tata nilai yang dihadirkan konflik merupakan tahun sekali.
pembelajaran yang menyita energi. Cara yang biasa digunakan Pemeriksaan kesehatan memberikan informasi penting yang
adalah mengubah persepsi atas peristiwa yang dialami. Sebagai dilakukan dengan tes darah adalah :
contoh dalam pelatihan manajemen dimana hambatan diubah
menjadi tantangan, dan kegagalan sebagai sukses yang tertunda. 1. Nilai dasar
Dalam pembelajaran toleransi maka ada keseimbangan an- Pemeriksaan kesehatan dapat memberikan nilai dan kondisi
tara dukungan yang menentramkan hati dan penciptaan suasana kesehatan pada saat pemeriksaan dan sebagai perbandingan
ketidak pastian melalui langkah-langkah pendekatan sebagai untuk pemeriksaan di masa mendatang
berikut : menyadarkan individu atas interpretasi yang dibuatnya
dan pola tindakan yang diambilnya, mempertanyakan interpretasi 2. Mencegah penyakit
yang dibuatnya dan pola tindakan yang diambilnya, menyajikan Pemeriksaan kesehatan dapat mendeteksi secara dini penya-
alternatif pola pikir-sikap dan tindakan ketika berhadapan dengan kit yang belum bergejala dan tidak disadari oleh seorang
konflik tanpa melakukan tindak kekerasan, membuat ulang disain penderita. Sebagai contoh : penyakit hepatitis B yang tidak
baru yang memungkinkan individu melakukan tindakan menimbulkan gejala sehingga tidak disadari oleh pende-
menghadapi konflik tanpa tindak kekerasan dan menghargai hak- rita. Seperti diketahui penyakit hepatitis B merupakan pe-
hak orang lain. nyakit yang menyerang sel-sel hati oleh virus yang dikemudi-
an hari sekitar 10-20 tahun mendatang menjadi sel-sel hati
Keterangan : mengeras dan menimbulkan keganasan pada hati sebagai
*) retardasi mental adalah keterbelakangan mental yang biasanya kanker hati.
dibawa sejak lahir. Mereka mempunyai IQ dibawah rata-rata orang Penyakit hepatitis ini hanya dapat dideteksi dini dengan pe-
normal sehingga tidak dimungkinkan untuk menganalisis kejadian meriksaan darah Hbs Ag dan Anti Hbs Ag. Jika didapat Hbs Ag
disekitarnya atau ucapan orang. yang positif secepatnya memberi tanda penderita harus
**) gangguan mental emosional berat adalah mereka yang jiwanya ter- diberi pengobatan ke arah hepatitis B. Bila Hbs Ag negatif dan
belah antara dunia nyata dan tidak, sehingga seringkali mengacau- Anti Hbs Ag negative sebaiknya secepatnya dilakukan
kan antara realita dan bukan realita. immunisasi dengan vaksin hepatitis B, sebagai perlindungan
Ratna Sugeng adalah seorang Psikiater, ke arah hepatitis B.
pertanyaan ataupun konsultasi bisa melalui ratwika@yahoo.com Bila Hbs Ag negatif dan Anti Hbs Ag positif menunjukkan tan-
l Profil Lemak
- Total kolesterol
- Kolesterol HDL
- Kolesterol LDL
- Trigliserida
da baik sehingga sudah ada keamanan dalam tubuhnya. - Ratio total/ HDL
Bagi penderita yang dirawat, pemeriksaan kesehatan lebih
lanjut diperlukan untuk mencegah komplikasi penyakit. l Penyaringan Diabetes
- Gula darah puasa (glucose)
3. Kenyamanan hidup
Karena kita mengetahui dengan pasti kondisi kesehatan saat l Urinalisa (urin rutin/ urin lengkap)
ini akan memberikan kenyamanan hidup kita. Pemeriksaan Untuk mengetahui keadaan paru-paru dan jantung dilakukan
kesehatan juga mendeteksi apakah tubuh kita dengan thoraks foto dan ECg (ElectroCardiogram) serta treadmill.
aktivitas keseharian, pola makan dan gaya hidup kita sudah ECg dilakukan dalam keadaan berbaring untuk mengetahui
cukup baik untuk mendukung kesehatan hari ini dan di masa keadaan jantung dalam keadaan istirahat.
mendatang. Treadmill dilakukan dalam keadaan exercise untuk mengeta-
hui keadaan jantung dan kebugaran seseorang.
Terdapat beberapa faktor resiko untuk terkena serangan jan-
tung/ coroner atau stroke dibawah ini : Terdapat test-test tambahan lainnya yang dibutuhkan untuk
1. Pria >35 tahun, wanita 40 tahun, yang memiliki riwayat mengetahui lebih jelas kesehatan bagian tubuh lainnya atau ab-
keluarga berpenyakit jantung yang memiliki riwayat keluarga normalitas lainnya, antara lain :
berpenyakit jantung.
2. Tekanan darah tinggi (. 140/90 mmHg) l Penyakit menular : VDRL, Hepatitis A Antigen (Hbs Mg),
3. Diabetes Hepatitis B Antibodi (Anti Hbs Ag)
4. kolesterol tinggi (> 200 mg/dl)
5. Riwayat pemakai/ pecandu kambuhan (perokok berat) l Profil Tiroid : T4, TsHs
6. Gaya hidup yang monoton (kurangnya latihan 3 kali dalam
seminggu) l Tumor marker (petanda tumor)
7. kelebihan berat badan 20 persen atau lebih - AFP (Tumor marker hati/ liver)
8. stress karena pekerjaan - CEA (Tumor marker usus besar)
- CA 19.9 (Tumor marker gastrointestiral)
Segeralah melakukan pemeriksaan bila terdapat salah satu/ - CA 15.3 (Tumor marker ovari)
lebih faktor resiko di atas. Terdapat beberapa test-test yang dapat - PSA (Tumor marker prostate)
dipilih untuk memberikan informasi kesehatan tubuh secara me- - NPC/ EBU (Tumor marker nasopharyngeal)
nyeluruh dalam sistim paket sehingga dapat dilaksanakan dengan
biaya ekonomis. l Test pilihan lainnya
- HA VigG : Secrening hepatitis A Antibodi
l Profil Hematologi - HIV : Secrening AIDS
- Haemoglobin (Hb) - Beta Crosslap : Tes resiko Osteoporosis
- Laju Endap Darah (ESR) - LS-CRP : Resiko penyakit jantung
- Sel darah merah (RBC) - H. Pyloni : Bakteri penyebab gangguan lambung
- Sel darah putih (WBC) - HBA IC : Bagi penderita diabetes
- MCU
- MCH Ingatlah ! mencegah lebih baik daripada mengobati. Jagalah
- MCHC kesehatan anda mulai dari muda.
- Trombosit (PLT) dr. Rosalinda Harahap Poliklinik Kantor Pusat JBC
POR. Pembukaan Pekan Olah Raga dilakukan oleh Kakanwil DJBC NAD, Iswan Ramdana (foto kiri) dan barisan kontingen peserta pekan olah raga dari
Kanwil dan KPPBC di NAD (foto kanan).
PEKAN
D
alam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-63
Kantor Wilayah DJBC Nanggroe Aceh Darussalam menye-
lenggarakan kegiatan Pekan Olahraga. Panitia menetapkan
OLAHRAGA tema pekan olah raga tahun ini yaitu “Junjung Tinggi Sporti-
fitas, Kekeluargaan dan Kebersamaan”. Tujuan dari tema
dan acara ini adalah untuk silaturahmi serta memupuk rasa kebersa-
maan dan kekeluargaan diantara pegawai khususnya di lingkungan
DI LINGKUNGAN Kanwil dan KPPBC-KPPBC di wilayah Nanggroe Aceh Darussalam.
KANWIL DJBC NANGGROE ACEH Rangkaian acara dimulai dengan upacara pembukaan secara
DARUSSALAM (NAD) resmi oleh Kepala Kanwil DJBC Nanggroe Aceh Darussalam, Iswan
Ramdana pada 9 Agustus 2008 bertempat di Stadion Lambhuk.
Tujuan dari tema dan acara ini adalah Setelah itu diikuti foto bersama dan kemudian dilanjutkan dengan per-
untuk silaturahmi serta memupuk tandingan sepak bola. Adapun cabang olahraga yang dipertandingkan
rasa kebersamaan dan kekeluargaan adalah: Sepakbola, Bola Voli, Tenis Meja dan Bulutangkis bertempat
diantara pegawai di Lapangan Olahraga Kanwil DJBC NAD, serta Catur, Domino dan
pertandingan eksebisi Play Station Winning Eleven.
Kegiatan ini diikuti oleh lebih kurang 184 orang dari keluarga besar
pegawai di lingkungan Kanwil DJBC Nanggroe Aceh Darussalam yang
meliputi : KPPBC Tipe A4 Sabang, KPPBC Tipe B Meulaboh, KPPBC
Tipe B Kuala Langsa, KPPBC Tipe A4 Lhokseumawe, KPPBC Tipe A4
Banda Aceh dan Kantor Wilayah DJBC NAD. Suasana kebersamaan
makin terasa karena sebagian besar kegiatan dipusatkan di komplek
rumah dinas kantor wilayah dan memanfaatkan fasilitas olah raga di
komplek rumah dinas kantor wilayah seperti Lapangan Bulutangkis,
Voli, Tenis Meja, dan peserta dari luar Banda Aceh seperti Sabang,
Meulaboh, Lhokseumawe, dan Langsa berbaur menjadi satu dengan
menginap di rumah dinas dan mess kantor wilayah.
Rangkaian acara ditutup dengan mengadakan family gathering
dengan beberapa games kelompok di Pantai Ujung Batee, Banda
Aceh pada 10 Agustus 2008. Pada Pekan Olahraga tahun ini keluar
sebagai juara umum kontingen dari Kanwil setelah berhasil merebut
juara I untuk cabang olahraga Bulutangkis, Bola Voli, Catur dan
Domino. Kemudian disusul KPPBC Tipe A4 Lhokseumawe sebagai
Juara II yang menang di cabang sepak bola dan tennis meja, dan
KPPBC Tipe B Meulaboh sebagai Juara III. Acara ditutup dengan
pemberian hadiah terhadap para juara di masing-masing cabang dan
kesan-pesan dari Kepala Kantor Wilayah untuk meningkatkan prestasi
PERTANDINGAN BOLA VOLI di lapangan voli komplek Rumah Dinas & baik dalam olah raga dan pelaksanaan tugas-tugas di kantor masing-
Mess Kanwil DJBC NAD masing. moh firstananto j, sst, ak
DIRJEN BEA DAN CUKAI BESERTA BEBERAPA STAFF INTI. Berfoto bersama dengan para pensiunan
SARASEHAN
Bea Cukai, Warta Purnawirawan Bea dan Cukai sebagai media publi-
kasi, Ikatan Ahli Kepabeanan Indonesia (IAKI) dan lain sebagainya.
Menurut ketua pelaksana sarasehan yang juga Pemimpin Redaksi
PENSIUNAN BEA DAN CUKAI 2008 Warta Purnawirawan Bea dan Cukai Fx. Suwito Marsam, pihaknya
merasa gembira dengan antusiasnya para pensiunan untuk mengha-
Paguyuban Pensiunan diharapkan tidak diri acara tersebut, dimana diperkirakan 300 peserta hadir pada acara
hanya berkembang di Jakarta, namun tersebut.”Acara ini bukan hanya untuk menjalin silaturahmi antar
pensiunan,namun juga dengan para rekan-rekan yang masih aktif
juga bisa berkembang di daerah lainnya, “lanjutnya.
mengingat banyak para pensiunan Bea Direktur Jenderal Bea dan Cukai Anwar Suprijadi yang ikut hadir
dan Cukai yang bermukim di daerah. turut merasa gembira atas terlaksananya acara tersebut. Tidak hanya
“A
itu ia juga mengatakan, hubungan baik antara DJBC dengan para
pa kabar, udah lama tidak bertemu,” itulah kata-kata pensiunan memang harus terus terjalin dengan baik mengingat para
yang terlontar dari para mantan pegawai Direktorat pensiunan telah membangun dasar-dasar kepabeanan dan cukai
Jenderal Bea dan Cukai ketika menghadiri acara yang ada dan masih terus dijalankan hingga saat ini.
sarasehan Pensiunan Bea dan Cukai yang berlangsung Dalam sambutannya Anwar juga menunjukkan perhatiannya ter-
pada 30 Juli 2008 di Auditorium Gedung A Kantor Pusat hadap kiprah para pensiunan Bea dan Cukai yang aktif pada beberapa
Jenderal Bea dan Cukai. Tawa lepas dan canda sesama mantan pe- acara kegiatan yang dilaksanakan oleh Paguyuban Pensiunan Bea
gawai Bea Cukai menjadi pelepas rindu bagi para mantan pensiunan. dan Cukai dimana DJBC bersedia turut membantu dalam hal pendata-
Selain itu juga terlihat pula kebanggaan dari para pensiunan ketika an para pensiunan dan lain sebagainya dengan menunjuk Kepala
melihat ada “adik”nya kini menduduki jabatan penting di DJBC sehing- Bagian Umum DJBC untuk membantu pengembangan paguyuban
ga pertemuan tersebut tidak hanya menjadi ajang reuni dengan teman tersebut yang menurutnya telah menjadi program bersama antara
sejawat, tapi juga pertemuan dengan para “adik-adik” yang saat ini DJBC dengan Paguyuban Pensiunan Bea dan Cukai.
tengah bertugas. Berbagai pembicaraan menarik tidak jarang terjadi Untuk dapat terus berkembang ia menyarankan agar kedepannya
baik diantara para pensiunan maupun juga dengan para pegawai Paguyuban Pensiunan tidak hanya berkembang di Jakarta, namun
yang masih aktif, termasuk perbincangan mengenai Bea Cukai yang juga bisa berkembang di daerah lainnya, mengingat banyak para pen-
muncul di pemberitaan media masa. siunan Bea dan Cukai yang bermukim di daerah.
Acara yang digagas oleh Paguyuban Purnawirawan Bea dan Perhatian yang disampaikan Dirjen Bea dan Cukai Anwar
Cukai ini mendapat dukungan dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Suprijadi terhadap keberadaan wadah pensiunan Bea dan Cukai men-
seperti daei Sekretariat DJBC, Poliklinik Bea dan Cukai dalam kegiatan dapat tanggapan positif dari Ketua Paguyuban Bea dan Cukai
pemeriksaan kesehatan secara gratis maupun juga majalah Warta Soepardjo. Menurutnya perhatian tersebut dapat semakin memperko-
FOTO-FOTO WBC/ZAP koh silaturahmi antar pensiunan Bea dan Cukai dengan rekan
pegawai yang masih aktif . Selain itu ia juga menyampaikan terima
kasih kepada DJBC yang telah membantu penyelenggara acara sara-
sehan tersebut sehingga dapat berjalan dengan sukses.
Penyelenggaraan acara silaturahmi tersebut tidak hanya melibatk-
an para pensiunan Bea dan Cukai saja, namun juga melibatkan bebe-
rapa pegawai DJBC yang masih aktif. Begitu pula dengan hiburan
yang disajikan, tidak hanya diisi oleh para pensiunan juga, namun juga
melibatkan hiburan dari para pegawai maupun juga dari keluarga para
pensiunan.
Acara yang dihadiri Dirjen Bea dan Cukai, pensiunan Bea dan Cu-
kai serta mantan pejabat dilingkungan DJBC, juga dihadiri oleh bebe-
rapa pejabat staff inti dari Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai seperti Direktur Cukai Frans Rupang, Tenaga Pengkaji Bidang
Pengawasan dan penegakkan Hukum Kepabeanan dan Cukai Er-
langga Mantik dan juga Inspektur Jenderal Bea dan Cukai Edy Setyo.
Acara silaturahmi tersebut ditutup dengan pemberian cende-
PADUAN SUARA PENSIUNAN BEA DAN CUKAI yang terdiri dari para pensiunan ramata dari Direktur Jenderal Bea dan Cukai kepada 10 pensiun-
turut memeriahkan acara sarasehan pensiunan Bea dan Cukai an DJBC yang masuk dalam kategori senior. zap
CYCLING CLUB
KPPBC Tarakan, Heru Hariadi, yang juga merupakan anggota
Custom Cycling Club (CCC). Kegiatan bersepeda yang tadinya
hanya pada lingkup pegawai bea cukai Tarakan, kemudian
berkembang luas hingga bergabung banyak unsur masyarakat
PROMOSIKAN HIDUP SEHAT dan pejabat pemerintah dari instansi lain sehingga kemudian
DENGAN BERSEPEDA dilebur menjadi satu nama, Tarakan Cycling Club (TCC). Secara
rutin anggota TCC bersepeda setiap minggu pagi.
Selain sebagai olahraga, lanjut Heru, bersepeda menjadi
Kegiatan bersepeda santai yang sarana berkoordinasi dengan semua lapisan dari unsur
menggabungkan unsur olahraga dan Muspida maupun pemerintah kota, dan juga sebagai wujud
hiburan ternyata sangat diminati koordinasi bea cukai dengan masyarakat kota Tarakan. “Ber-
di kota Tarakan, Kalimantan Timur. sepeda adalah forum komunikasi yang baik”. ky
H
FOTO-FOTO : DOK. TCC
al ini terlihat de-
ngan ikut sertanya
ratusan peserta
dalam acara Fun
Bike 2008 yang
pertama kali digelar di kota
ini, yang diselenggarakan
Tarakan Cycling Club
(TCC). Sambil mengusung
tema “Stop Global War-
ming”, acara TCC Fun Bike
berlangsung pada Minggu,
20 Juli 2008 dengan meng-
ambil start sekaligus finish di
Pasar Boom Panjang.
Menempuh rute sepanjang
kurang lebih 20 km, para
peserta memulai perjalanan
sepeda santai berkeliling ko-
ta Tarakan pada pukul 7.00
WITA dan berakhir satu se-
tengah jam kemudian.
Banyaknya jumlah pe-
serta diluar perkiraan pani-
tia. Awalnya diharapkan ha-
nya sekitar 300 peserta,
namun tercatat hingga 527 FUN BIKE 2008
JALANI
bau purba lumpur sawah. “Menemani belajar malam hari
waktu kuliah di Los Angeles, saya suka bikin ubi panggang,
sambil kadang ngingat kawan-kawan masa kecil yang tidak
HIDUP
bisa nerusin sekolah”.
Lingkungan masa kecil di Magelang juga mendekatkan-
nya pada kisah-kisah epos Pangeran Diponegoro, Jenderal
Soedirman, maupun tokoh fiksi Maesa Jenar. Saat liburan pu-
SEBAGAI
asa, Ambang yang memang hobi beratnya membaca ini se-
ring berkunjung ke perpustakaan Soedirman, dan selalu saja
menyempatkan melongok kamar Jenderal Soedirman wafat.
SUATU
CITA-CITA SEBAGAI DIPLOMAT
Ambang kecil sempat dimasukkan ke TK, namun hanya
bertahan beberapa hari saja. Ia tak tahan dan drop-out. Oleh
TOTALITAS
ibunya ia kemudian langsung dimasukkan SD, namun di ke-
las 1, ia oleh gurunya tidak dinaikkan karena dianggap tidak
mampu. Sebagai pendidik, ibunya tahu betul karakter dan
kapasitas Ambang yang juga ia didik sendiri di rumah. Ia
diselamatkan dari guru yang digambarkan agak bengis itu ke
kelas 2 di sekolah lain dengan pemantauan lebih khusus dari
Keinginannya untuk berbuat yang ibunya.
terbaik dalam segala hal ia jalani dengan Ternyata ibunya benar, Ambang dapat melanjutkan seko-
selalu memperkaya diri dengan ilmu lah dengan lancar. Selanjutnya, praktis ibu dan kakak-kakak-
pengetahuan dan berserah diri kepada nya tidak lagi banyak campur tangan urusan belajar hingga
Allah - Tuhan Yang Maha Sutradara. urusan mencari sekolah. Ambang diberi kepercayaan penuh
untuk menentukannya sendiri. Bahkan ketika nilai rapornya
L
kurang bagus, mereka tidak pernah mempermasalahkan.
ahir di Magelang pada 23 April 1969, Ambang Pri- Kata ibunya, yang penting jadi manusia ilmu, nilai hanya
yonggo merupakan anak bungsu dan satu-satunya ukuran di sekolah. Tapi tetap saja Ambang ditantang untuk
pria dari lima bersaudara dari pasangan (Alm) Nizam membuktikan setiap menjelang naik jenjang pendidikan. “SD-
Burhanudin yang berprofesi jaksa dan Misjati yang mu sudah Negeri 1, usahakan sekolah-mu negeri terus dan
seorang guru. Karena sang ayah telah tiada sejak ia bernomor 1, kalau tidak, apa kata orang-orang yang terlanjur
masih begitu kecil, ibunyalah yang praktis memegang peran melihatmu anak pintar,” begitu kata-kata ajaib ibunya, yang
utama dalam menjalankan kehidupan rumah tangga terus diulang hingga Ambang mau kuliah. “Alhamdulillah,
sekaligus proses pembentukan pribadi Ambang. “She’s the saya selalu dapat memenuhi harapan dan tantangan itu,” tu-
most inspiring person in my life”, kata Ambang tentang ibu kas Ambang.
tercintanya. Sejak kecil Ambang bercita-cita menjadi diplomat, cita-cita
“Dalam masa-masa sulit kami, ibu tampil sebagai pemim- ini tumbuh karena kegemarannya membaca dan berdebat.
pin keluarga yang tangguh dan tabah, bahkan masih mampu Tapi ia juga terobsesi menjadi guru atau pendidik karena
menjadi guru teladan, membuat grup drama anak-anak yang terinspirasi ibunya yang serba bisa dan guru di kampung itu
sering tampil di TVRI Yogya tapi sayangnya saya malah ndak sangat terhormat. Lulus SMAN 1 Magelang tahun 1987,
pernah direkrut, menang dalam beberapa kali lomba menulis, Ambang akhirnya memutuskan untuk kuliah di Jurusan Ilmu
dan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.” Orang terpenting Hubungan Internasional, Universitas Gadjah Mada
lainnya bagi Ambang kecil adalah sang kakek dari pihak ibu Yogyakarta, untuk menggapai cita-citanya menjadi diplomat.
yang tinggal tak jauh dari rumahnya. Ia seorang pensiunan Di kota pelajar inilah Ambang menemukan tempatnya
polisi yang katanya tahan membaca dari pagi hingga malam untuk mengembangkan kapasitas intelektualnya. Minatnya
setiap harinya dan banyak memberi pelajaran hikmah asam meluas hingga ke masalah agama, sastra dan filsafat. Di
manisnya kehidupan kepada Ambang. tempat kuliahnya sendiri ia merasa beruntung diajar oleh
Sebagai anak laki satu-satunya tentu saja Ambang sa- banyak dosen berkelas seperti Amien Rais, Yahya Muhaimin
ngat disayang, terlebih oleh kakak-kakaknya yang semua dan orang-orang muda pintar seperti Anggito Abimanyu.
perempuan. Ambang mengingat, kakak-kakaknya sering Baginya, Yogyakarta adalah persemaian dan ibukota hati.
berebut memandikan dan itu baru berhenti setelah ia disunat.
“Sebenarnya saya malu sama teman-teman, tapi untuk mem- MENJADI WARTAWAN
beri penghiburan saudara apa salahnya,” katanya berkilah. Menjelang lulus wisuda digambarkan sebagai saat yang
Kendati demikian, di banyak hal lain ia sebenarnya tidak ter- berat bagi Ambang, karena ia harus meninggalkan kota ter-
lalu diistimewakan. Ia sendiri sejak kecil menyadari keadaan cintanya untuk melanjutkan cita-cita menjadi diplomat.
menuntut tanggung jawabnya untuk berbuat terbaik dan Kebetulan waktu pulang ke Magelang, ia membaca lamaran
menjadi pemecah persoalan dalam keluarga yang dibilang- jadi wartawan koran Suara Karya. Sambil menunggu wisuda
nya sangat demokratis itu. ia ikut serangkain tes menjadi wartawan yang dipikirnya se-
Di sisi lain seluruh anggota keluarga sudah menaruh ke- bagai jembatan yang berharga untuk mengembangkan pe-
percayaan yang tinggi kepada Ambang sejak ia masih kecil. ngetahuan dan pengalaman praktis. Apalagi Ambang
Keputusan penting keluarga hampir selalu menunggu memang punya hobi menulis di surat kabar sebelumnya.
persetujuannya. Itulah mengapa Ambang senang merenung Diterima sebagai reporter di surat kabar Suara Karya ta-
dan haus akan ilmu pengetahuan khususnya melalui memba- hun 1994, membuat Ambang harus meninggalkan Yogyakarta
ca buku termasuk buku-buku berat bagi anak seusianya. dan hijrah ke Jakarta. Ambang mengakui menjadi wartawan
Kota kelahirannya Magelang memberi kesan masa kecil membuatnya paham akan banyak hal, karena sebagai seo-
yang indah bagi diri Ambang. Ia mengalami kegembiraan rang jurnalis ia mendapat kesempatan untuk meliput berbagai
kanak-kanak seperti bermain di latar (lapangan) saat bulan hal dari sidang DPR hingga perkampungan kumuh, bahkan
IMPLEMENTASI
KPPBC MADYA CUKAI KEDIRI
PERUSAHAAN ROKOK
TENTANG
PENGGUNAAN DANA BAGI HASIL
CUKAI HASIL TEMBAKAU
DAN SANKSI ATAS
PENYALAHGUNAAN ALOKASI
DANA BAGI HASIL
CUKAI HASIL TEMBAKAU
MENTERI KEUANGAN,
Menimbang :
a. bahwa berdasarkan Pasal 66A ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun
1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 39 Tahun 2007, diatur ketentuan mengenai penggunaan dana bagi
hasil cukai hasil tembakau;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana, dimaksud dalam huruf a
dan dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 66D ayat (2) Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007, perlu menetapkan
Peraturan Menteri Keuangan tentang Penggunaan Dana Bagi Hasil Cukai
Hasil Tembakau dan Sanksi atas Penyalahgunaan Alokasi Dana Bagi Hasil
Cukai Hasil Tembakau;
Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3613) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 105, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4755);
2. Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PENGGUNAAN DANA BAGI
HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU DAN SANKSI ATAS PENYALAHGUNAAN
ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
(1) Dana bagi hasil cukai hasil tembakau dialokasikan dalam undang-undang
mengenai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan perubahannya.
Pasal 2
(1) Penggunaan dana bagi hasil cukai hasil tembakau sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 66A ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang
Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun
2007, digunakan untuk mendanai kegiatan:
a. peningkatan kualitas bahan baku;
b. pembinaan industri;
c. pembinaan lingkungan sosial;
d. sosialisasi ketentuan di bidang cukai; dan/atau
e. pemberantasan barang kena cukai ilegal.
(2) Gubernur/bupati/walikota bertanggung jawab untuk menggerakkan,
mendorong, dan melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) sesuai dengan prioritas dan karakteristik daerah masing-masing.
BAB II
PENGGUNAAN DANA BAGI HASIL
CUKAIHASIL TEMBAKAU
Bagian Kesatu
Peningkatan Kualitas Bahan Baku
Pasal 3
(1) Peningkatan kualitas bahan baku sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat (1) huruf a digunakan untuk peningkatan kualitas bahan baku industri
hasil tembakau yang meliputi:
a. standardisasi kualitas bahan baku;
b. pembudidayaan bahan baku dengan kadar nikotin rendah;
c. pengembangan sarana laboratorium uji dan pengembangan metode
pengujian;
d. penanganan panen dan pascapanen bahan baku; dan/atau
e. penguatan kelembagaan kelompok petani bahan baku untuk industri
hasil tembakau.
(2) Gubernur/bupati/walikota bertanggung jawab untuk menggerakkan,
mendorong, dan melaksanakan kegiatan peningkatan kualitas bahan baku
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan prioritas dan
karakteristik daerah masing-masing.
Bagian Kedua
Pembinaan Industri
Pasal 4
(1) Pembinaan industri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b
digunakan untuk pembinaan industri hasil tembakau yang meliputi:
Pasal 5
Pendataan mesin/peralatan mesin produksi (registrasi mesin/peralatan
mesin) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a sekurang-
kurangnya mencakup data:
a. jumlah mesin/peralatan mesin produksi hasil tembakau di setiap pabrik
atau tempat lainnya;
b. identitas mesin/peralatan mesin produksi hasil tembakau (merek, type,
kapasitas, asal negara pembuat);
c. identitas kepemilikan mesin/peralatan mesin produksi hasil tembakau;
dan
d. perpindahan kepemilikan mesin/peralatan mesin produksi hasil
tembakau.
Pasal 6
(1) Pemetaan industri hasil tembakau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
ayat (1) huruf d merupakan bagian dari pembinaan industri berupa kegiatan
pengumpulan data yang berkaitan dengan industri hasil tembakau di suatu
daerah.
(2) Pemetaan industri hasil tembakau sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
sekurang-kurangnya meliputi:
a. nama pabrik, Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC),
dan nomor izin usaha industri;
b. lokasi/alamat pabrik (jalan/desa, kota/kabupaten, dan provinsi);
c. realisasi produksi;
d. jumlah tenaga kerja linting/ giling, tenaga kerja pengemasan, dan
tenaga kerja lainnya;
e. realisasi pembayaran cukai;
f. wilayah pemasaran;
g. jumlah, merek, type, dan kapasitas mesin/peralatan mesin produksi
hasil tembakau;
Bagian Ketiga
Pembinaan Lingkungan Sosial
Pasal 7
(1) Pembinaan lingkungan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat (1) huruf c meliputi :
a. pembinaan kemampuan dan ketrampilan kerja masyarakat di
lingkungan industri hasil tembakau dan/atau daerah penghasil
bahan baku industri hasil tembakau;
b. penerapan manajemen limbah industri hasil tembakau yang
mengacu kepada Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL);
c. penetapan kawasan tanpa asap rokok dan pengadaan tempat
khusus untuk merokok di tempat umum; dan/ atau
d. peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan penyediaan fasilitas
perawatan kesehatan bagi penderita akibat dampak asap rokok.
(2) Gubernur/bupati/walikota bertanggung jawab untuk menggerakkan,
mendorong, dan melaksanakan kegiatan pembinaan lingkungan sosial
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan prioritas dan
karakteristik daerah masing-masing.
Bagian Keempat
Sosialisasi Ketentuan di Bidang Cukai
Pasal 8
(1) Sosialisasi ketentuan di bidang cukai sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (1) huruf d merupakan kegiatan menyampaikan ketentuan
di bidang cukai kepada masyarakat yang bertujuan agar masyarakat
mengetahui, memahami, dan mematuhi ketentuan di bidang cukai.
(2) Sosialisasi ketentuan di bidang cukai dilaksanakan dalam periode
tertentu dan/atau secara insidentil.
(3) Gubernur/bupati/walikota bertanggung jawab untuk menggerakkan,
mendorong dan melaksanakan kegiatan sosialisasi ketentuan di
bidang cukai sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Bagian Kelima
Pemberantasan Barang Kena Cukai Ilegal
Pasal 9
(1) Pemberantasan barang kena cukai ilegal sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (1) huruf e meliputi :
(2) Dalam hal pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditemukan indikasi adanya hasil tembakau yang dilekati
pita cukai palsu, hasil tembakau yang tidak dilekati pita cukai, atau etil
alkohol dan minuman mengandung etil alkohol yang ilegal di
peredaran atau tempat penjualan eceran, gubernur/bupati/walikota
menyampaikan informasi secara tertulis kepada Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai.
BAB III
RANCANGAN
KEGIATAN
Pasal 10
(1) Bupati/walikota membuat dan menyampaikan rancangan program kegiatan
dan penganggaran dana bagi hasil cukai hasil tembakau sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 kepada gubernur sebelum tahun anggaran
berjalan.
Pasal 11
(1) Bupati/walikota membuat laporan alokasi penggunaan dana atas
pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, setiap 6
(enam) bulan kepada Gubernur.
(2) Gubernur membuat laporan alokasi penggunaan dana atas pelaksanaan
kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan laporan konsolidasi
dan bupati/walikota sebagaimana dimaksud pada ayat (1), setiap 6 (enam)
bulan kepada Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri.
(3) Laporan kegiatan disusun dengan menggunakan format sebagaimana
ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Menteri Keuangan ini.
Pasal 12
(1) Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1)
dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. untuk semester pertama paling lambat tanggal 10 Juli, dan
b. untuk semester kedua paling lambat tanggal 10 Desember.
(2) Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2)
dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. untuk semester pertama paling lambat tanggal 20 Juli; dan
b. untuk semester kedua paling lambat tanggal 20 Desember.
(3) Dalam hal tanggal 10 atau tanggal 20 jatuh pada hari libur, batas akhir
penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2)
dilaksanakan pada hari kerja sebelumnya.
BAB V
PEMANTAUAN DAN
EVALUASI
ATAS ALOKASI
PENGGUNAAN DANA
BAGI HASIL
CUKAI HASIL TEMBAKAU
Pasal 13
(1) Menteri Keuangan c.q Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan
melaksanakan pemantauan dan evaluasi atas laporan alokasi
penggunaan anggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11.
(2) Dalam melaksanakan kegiatan pemantauan dan evaluasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan
dapat berkoordinasi dengan instansi/unit terkait.
(3) Pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan kegiatan yang dilakukan untuk membandingkan antara
rancangan program kegiatan dan penganggaran dana bagi hasil cukai
hasil tembakau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dengan
laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11.
BAB VI
SANKSI ATAS
PENYALAHGUNAAN
ALOKASI DANA
BAGI HASIL CUKAI HASIL
TEMBAKAU
Pasal 14
(1) Atas penyalahgunaan alokasi dana bagi hasil cukai hasil tembakau dapat
diberikan sanksi berupa penangguhan sampai dengan penghentian
penyaluran dana bagi hasil cukai hasil tembakau yang dibuat di Indonesia.
(2) Termasuk dalam kategori menyalahgunakan alokasi dana bagi hasil cukai
hasil tembakau adalah provinsi/kabupaten/kota yang tidak menyampaikan
laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11.
Pasal 15
Sanksi berupa penangguhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14
dilakukan dalam hal provinsi/kabupaten/kota terindikasi menyalahgunakan
alokasi dana bagi hasil cukai hasil tembakau.
Pasal 16
(1) Dalam hal provinsi/kabupaten/kota tidak terbukti menyalahgunakan alokasi
dana bagi hasil cukai hasil tembakau maka sanksi berupa penangguhan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 dicabut.
(2) Dana bagi hasil cukai hasil tembakau yang penyalurannya ditangguhkan
dapat disalurkan kembali pada periode penyaluran berikutnya sepanjang
tidak melampaui tahun anggaran berjalan.
BAB VII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 18
Terhadap, penggunaan, pelaporan, serta pemantauan dan evaluasi Dana
Alokasi Cukai Hasil Tembakau Tahun Anggaran 2008 berlaku ketentuan
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan ini.
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 19
Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku, pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 2 Juni 2008
MENTERI KEUANGAN
ttd
TENTANG
PENYEDIAAN DAN
PEMESANAN PITA CUKAI
HASIL TEMBAKAU
Menimbang :
a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 4 Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 240/KMK.05/1996 tentang Pelunasan Cukai
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 60/PMK.04/2007;
b. bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat usaha
dan efisiensi penyediaan pita cukai; dan
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a
dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai
tentang Penyediaan dan Pemesanan Pita Cukai Hasil Tembakau;
Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3613) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 105, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4755);
2. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 240/KMK.05/1996 tentang Pelunasan
Cukai sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 60/PMK.04/2007;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG
PENYEDIAAN DAN PEMESANAN PITA CUKAI HASIL TEMBAKAU.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal ini, yang dimaksud dengan:
1. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Bea dan Cukai.
2. Direktur adalah Direktur Cukai pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
3. Kantor Pusat adalah Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
4. Kantor Wilayah adalah Kantor Wilayah Bea dan Cukai yang
membawahi Kantor.
BAB II
PENYEDIAAN PITA CUKAI
Pasal 2
(1) Pita cukai hasil tembakau disediakan di Kantor Pusat dan di Kantor.
(2) Pita cukai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disediakan berdasarkan
P3C.
Pasal 4
(1) Pita cukai hasil tembakau untuk pengusaha pabrik hasil tembakau:
a. dengan total produksi semua jenis hasil tembakau dalam 1 (satu) tahun
takwim sebelumnya lebih dari 100.000.000 (seratus juta) batang dan/
atau gram, disediakan di Kantor Pusat.
b. dengan total produksi semua jenis hasil tembakau dalam 1 (satu) tahun
takwim sebelumnya sampai dengan 100.000.000 (seratus juta) batang
dan/atau gram, disediakan di Kantor.
(2) Pita cukai hasil tembakau untuk Importir hasil tembakau disediakan di
Kantor Pusat.
(3) Pita cukai hasil tembakau untuk pengusaha pabrik sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b atas permohonan pengusaha yang bersangkutan
dapat disediakan di Kantor Pusat.
Pasal 5
(1) Untuk penyediaan pita cukai, pengusaha wajib mengajukan P3C kepada
Kepala Kantor.
(2) Kepala Kantor meneruskan P3C sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ke
Kantor Pusat secara:
a. elektronik dalam hal Kantor telah memiliki Sistem Aplikasi Cukai
Sentralisasi; atau
b. manual dalam hal Kantor tidak memiliki Sistem Aplikasi Cukai
Sentralisasi.
(3) Tata cara penyediaan pita cukai hasil tembakau sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I
Peraturan Direktur Jenderal ini.
(4) Bentuk P3C sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menggunakan
format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran II Peraturan Direktur
Jenderal ini.
Pasal 6
(1) Pengusaha dapat mengajukan permohonan penyediaan pita cukai mulai
tanggal 1 (satu) sampai dengan tanggal 10 (sepuluh) untuk kebutuhan 1
(satu) bulan berikutnya dengan menggunakan P3C pengajuan awal kepada
Kepala Kantor.
(2) Dikecualikan dari batas waktu P3C pengajuan awal sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan dalam hal :
Pasal 7
(1) Pengusaha dapat mengajukan P3C pengajuan tambahan kepada Kepala
Kantor dalam hal pita cukai yang telah disediakan berdasarkan P3C
pengajuan awal tidak mencukupi.
(2) P3C pengajuan tambahan hanya dapat diajukan paling lambat tanggal 20
(dua puluh) pada bulan pengajuan CK-1.
(3) Jenis pita cukai yang diajukan pada P3C pengajuan tambahan sama
dengan jenis pita cukai yang sudah diajukan pada P3C pengajuan awal
untuk periode yang sama.
(4) P3C pengajuan tambahan hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dalam 1
(satu) periode persediaan untuk setiap jenis pita cukai.
(5) Untuk Kantor yang tidak menerapkan Sistem Aplikasi Cukai Sentralisasi,
Kepala Kantor menyampaikan P3C pengajuan tambahan ke Kantor Pusat
paling lambat pada hari kerja berikutnya.
Pasal 8
(1) Pengusaha dapat mengajukan P3C pengajuan tambahan izin Direktur
Jenderal melalui Kantor dalam hal jumlah pita cukai
berdasarkan P3C pengajuan awal dan P3C pengajuan tambahan tidak
mencukupi.
(2) P3C pengajuan tambahan izin Direktur Jenderal dapat diajukan setelah
P3C pengajuan tambahan dan paling lambat sampai dengan tanggal 25
(dua puluh lima) pada bulan pengajuan CK-1.
(3) Jenis pita cukai yang diajukan pada P3C pengajuan tambahan izin
Direktur Jenderal, sama dengan jenis pita cukai yang sudah diajukan
pada P3C pengajuan awal dan P3C pengajuan tambahan untuk
periode yang sama.
(4) Pengajuan P3C pengajuan tambahan izin Direktur Jenderal sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu)
periode persediaan untuk setiap jenis pita cukai.
(5) Kepala Kantor menyampaikan P3C pengajuan tambahan izin Direktur
Jenderal dan Surat Rekomendasi Kepala Kantor ke Kantor Pusat paling
lambat pada hari kerja berikutnya.
Pasal 9
(1) Jumlah pita cukai yang diajukan oleh pengusaha pada P3C pengajuan
awal untuk setiap jenis pita cukai:
a. paling banyak 100% (seratus persen) dari rata-rata perbulan jumlah pita
cukai yang dipesan dengan CK-1 dalam kurun waktu tiga bulan terakhir
sebelum P3C pengajuan awal, dengan memperhatikan batasan
produksi golongan pengusaha pabrik; atau
b. dalam hal data rata-rata perbulan jumlah yang dipesan dengan CK-1
dalam kurun waktu tiga bulan terakhir sebelum P3C pengajuan awal
untuk jenis pita cukai yang diajukan tidak tersedia, jumlah pita cukai
yang dapat diajukan sesuai kebutuhan perbulan dengan
memperhatikan batasan produksi golongan pengusaha pabrik.
(2) Jumlah pita cukai yang diajukan oleh pengusaha dalam P3C pengajuan
tambahan paling banyak 50% (lima puluh persen) untuk setiap jenis pita
cukai dari P3C pengajuan awal yang telah diajukan dalam periode yang
sama dengan memperhatikan batasan produksi golongan pengusaha
pabrik.
(3) Dalam hal jumlah pita cukai yang dapat diajukan dengan P3C kurang dari
10 (sepuluh) lembar, maka jumlah pengajuan pita cukai dalam P3C adalah
10 (sepuluh) lembar.
(4) Jumlah pita cukai yang diajukan oleh pengusaha dalam P3C pengajuan
tambahan izin Direktur Jenderal, sesuai dengan kebutuhan dengan
memperhatikan batasan produksi golongan pengusaha pabrik.
Pasal 10
Pembulatan jumlah pita cukai yang diajukan dengan P3C dilakukan
dengan cara membulatkan jumlah ke bawah dan harus dalam kelipatan 10
(sepuluh).
BAB III
PEMESANAN PITA CUKAI
Pasal 11
(1) Pengusaha yang telah mengajukan P3C dapat mengajukan CK-1 kepada
Kepala Kantor untuk mendapatkan pita cukai.
Pasal 12
CK-1 hanya dapat diajukan oleh pengusaha dalam hal:
1. NPPBKC tidak dalam keadaan dibekukan;
2. tidak memiliki utang cukai yang tidak dibayar pada waktunya, kekurangan
cukai, dan/atau sanksi administrasi berupa denda yang belum dibayar
sampai dengan tanggal jatuh tempo; dan/atau
3. telah melunasi biaya pengganti penyediaan pita cukai dalam waktu yang
ditetapkan.
Pasal 13
(1) Untuk pemesanan pita cukai, pengusaha wajib mengajukan CK-1 kepada
Kepala Kantor.
(2) Dalam hal pita cukai disediakan di Kantor Pusat, Kepala Kantor
meneruskan CK-1 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ke Kantor Pusat
secara:
a. elektronik dalam hal Kantor telah memiliki Sistem Aplikasi Cukai
Sentralisasi; atau
b. manual dalam hal Kantor tidak memiliki Sistem Aplikasi Cukai
Sentralisasi.
(3) Tata cara pemesanan pita cukai hasil tembakau sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran III
Peraturan Direktur Jenderal ini.
BAB IV
PITA CUKAI
YANG TIDAK
DIREALISASIKAN
DENGAN CK-1
Pasal 14
(1) Setelah berakhirnya tahun anggaran dan/atau berlakunya kebijakan
baru di bidang cukai yang berpengaruh terhadap pita cukai, atas pita
cukai yang telah disediakan berdasarkan P3C yang tidak
direalisasikan dengan CK-1 dan masih berada di Kantor dan Kantor
Pusat dilakukan pencacahan.
(2) Pencacahan atas pita cukai yang tidak direalisasikan dengan CK-1
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 60 (enam
puluh) hari oleh:
a. Kepala Kantor, untuk sisa persediaan pita cukai di Kantor; dan
b. Kasubdit Pita Cukai atas nama Direktur, untuk sisa persediaan pita
cukai di Kantor Pusat.
BAB V
BIAYA PENGGANTI
PENYEDIAAN PITA CUKAI
Pasal 15
(1) Pengusaha yang telah mengajukan P3C namun tidak merealisasikan
seluruhnya dengan CK-1, dikenai biaya pengganti penyediaan pita cukai.
(2) Dikecualikan dari ketentuan pengenaan biaya pengganti penyediaan pita
cukai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam hal terjadi:
a. kenaikan HJE karena Harga Transaksi Pasar melebihi HJE;
b. karena kesalahan tulis, kesalahan hitung, dan/atau kekeliruan
administratif oleh Pejabat Bea dan Cukai.
(3) Besarnya biaya pengganti penyediaan pita cukai sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) untuk setiap keping pita cukai adalah:
a. pita cukai seri I : Rp 18,00 (delapan belas rupiah);
b. pita cukai seri II : Rp 35,00 (tiga puluh lima rupiah); dan
c. pita cukai seri III : Rp 18,00 (delapan belas rupiah).
(4) Atas sisa pita cukai yang tidak direalisasikan dengan CK-1 sebagaimana
dimaksud dalam pasal 14 ayat (2) huruf a, Kepala Kantor menerbitkan
SPPBP kepada pengusaha.
(5) Atas sisa pita cukai yang tidak direalisasikan dengan CK-1 sebagaimana
dimaksud dalam pasal 14 ayat (2) huruf b, Direktur memberitahukan
kepada Kepala Kantor untuk menerbitkan SPPBP kepada pengusaha.
(6) Pembayaran biaya pengganti penyediaan pita cukai dibuktikan dengan
menggunakan Surat Setoran Cukai atas Barang Kena Cukai dan PPN Hasil
Tembakau Buatan Dalam Negeri (SSCP) sebagai Penerimaan Cukai
Lainnya.
BAB VI
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 16
Dalam hal sistem aplikasi cukai sentralisasi tidak dapat digunakan dalam
kurun waktu 4 (empat) jam, untuk kelancaran pelayanan, Kepala Kantor dapat
melaksanakan pelayanan secara manual.
BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 17
Terhadap P3C/P3CT/P3CT Izin Direktur Jenderal/DP3C/DP3CT/DP3CT Izin
Direktur Jenderal atau CK-1 yang diajukan sebelum berlakunya Peraturan
Direktur Jenderal ini, akan diselesaikan berdasarkan P-31/BC/2007.
BAB VIII
PENUTUP
Pasal 18
Pada saat Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku, Peraturan Direktur
Jenderal Nomor P-31/BC/2007 tentang Penyediaan dan Pemesanan Pita
Cukai Hasil Tembakau dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.
Pasal 19
Peraturan Direktur Jenderal ini berlaku mulai tanggal 1 Agustus 2008.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 22 Juli 2008
DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
ttd
ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332