Anda di halaman 1dari 81

TAHUN XL EDISI 406 SEPTEMBER 2008

AUDIT
CUKAI
UNTUK MENGUJI KEPATUHAN
BUKAN MENCARI KESALAHAN

PROFIL WAWANCARA

MENUNGGU IMPLEMENTASI
AMBANG PRIYONGGO
KEHIDUPAN SAYA DI BC HANYALAH SALAH SATU
FACET DARI BANGUNAN HIDUP SEBAGAI MANUSIA
THOMAS SUGIJATA
SAAT INI PEMBUKUAN INTERNAL YANG DIPAKAI
SEBAGAI ALAT PENGAWASAN OLEH DJBC
DARI REDAKSI

TERBIT SEJAK 25 APRIL 1968

MEMBANGUN IZIN DEPPEN: NO. 1331/SK/DIRJEN-G/SIT/72


TANGGAL, 20 JUNI 1972 ISSN.0216-2483

KEPATUHAN INTERNAL PELINDUNG

DAN EKSTERNAL
Direktur Jenderal Bea dan Cukai:
Drs. Anwar Suprijadi, MSc
PENASEHAT

P
Direktur Penerimaan & Peraturan
Kepabeanan dan Cukai:
Drs. Hanafi Usman
asca pemeriksaan KPK ke KPU Bea Cukai Tanjung Priok yang Direktur Teknis Kepabeanan
Ir. Agung Kuswandono, MA
mengakibatkan beberapa pegawai ditindak, sempat ada Direktur Fasilitas Kepabeanan
Drs. Kusdirman Iskandar
komentar begini, “Bagaimana dengan pengusaha yang nakal, Direktur Cukai
Drs. Frans Rupang
kok nggak ada beritanya ?”. Jawabannya muncul kemudian Direktur Penindakan & Penyidikan
Drs. R.P. Jusuf Indarto
bulan Agustus lalu. Direktur Audit
Drs. Thomas Sugijata, Ak. MM
Media massa pada pertengahan bulan Agustus memberitakan Direktur Kepabeanan Internasional
Drs. M. Wahyu Purnomo, MSc
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) telah mencoret 2000 Direktur Informasi Kepabeanan & Cukai
Dr. Heri Kristiono, SH, MA
perusahaan penyedia jasa kepabeanan (PPJK) yang dinilai tidak Kepala Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Bea dan Cukai
menjalankan bisnis secara jujur. DJBC juga telah menonaktifkan 1000 Drs. Endang Tata
Inspektur Bea dan Cukai
perusahaan importir yang dianggap nakal dan tidak bisa menjelaskan Edy Setyo
Tenaga Pengkaji Bidang Pelayanan &
identitasnya. Kemudian, DJBC menghentikan kegiatan operasional 1.204 Penerimaan KC
Drs. Bambang Prasodjo
Tenaga Pengkaji Bidang Pengawasan &
pabrik rokok karena tidak mengantongi izin NPPBKC atau nomor pokok Penegakan Hukum KC
Drs. Erlangga Mantik, MA
pengusaha barang kena cukai. Tenaga Pengkaji Bidang Pengembangan
Kapasitas & Kinerja Organisasi KC
Data tersebut menunjukkan keseriusan DJBC dalam melakukan Susiwijono, SE
penegakan hukum, tidak hanya di internal tapi juga lingkup eksternal. Hal KETUA DEWAN PENGARAH
Sekretaris Direktorat Jenderal
ini ditegaskan Dirjen Bea Cukai Anwar Suprijadi ketika meresmikan Bea dan Cukai:
Drs. Kamil Sjoeib, MA
KPPBC Madya Cukai Malang pada 1 Agustus 2008 (hal. 19). Di hadapan WAKIL KETUA DEWAN PENGARAH/
PENANGGUNG JAWAB
para pengusaha rokok di kota Malang, Dirjen mengatakan bahwa program Kepala Bagian Umum:
Sonny Subagyo, S.Sos
reformasi yang dilakukan di DJBC adalah membangun kepatuhan baik DEWAN PENGARAH
Ir. Harry Mulya, MSi,
internal maupun eksternal. Drs. Patarai Pabottinggi,
Drs. R. Syarif Hidayat, M.Sc,
“Terus terang kami ingin tingkat kepatuhannya kita tingkatkan. Muhamad Purwantoro
Marisi Zainuddin Sihotang, SH.,M.M.
Kepatuhan di internal di lingkungan BC dan kepatuhan mitra utama kami”. Lupi Hartono, Muhammad Zein, SH, MA.
Maimun, Ir. Agus Hermawan, MA.
PEMIMPIN REDAKSI
Buat mitra usaha, Dirjen secara tegas mengatakan, “Yang patuh kami Lucky R. Tangkulung
REDAKTUR
layani dengan baik, yang tidak patuh kita bina, kalau gak bisa dibina, Aris Suryantini,
Supriyadi Widjaya,
sarannya dibinasakan saja.” FOTOGRAFER
Andy Tria Saputra
Sedangkan buat internal bea cukai, Dirjen bilang begini, “Sekarang KORESPONDEN DAERAH
` Hulman Simbolon (Medan),
saya mohon kita harus tegas, kalau (pegawai) yang tidak benar kita Ian Hermawan (Pontianak), Donny
Eriyanto (Makassar), Bambang Wicaksono
benahi, kalau bisa kita bina, kalau tidak… ya jangan gabung di jajaran (Ambon), Muqsith Hamidi (Balikpapan)
KOORDINATOR PRACETAK
bea cukai, itu harapan kami.” Asbial Nurdin
SEKRETARIS REDAKSI
Pesan tersebut seharusnya tidak dibaca sebagai ancaman semata, Kitty Hutabarat
PIMPINAN USAHA/IKLAN
namun sebagai upaya untuk mengajak pegawai dan pengusaha untuk Piter Pasaribu
TATA USAHA
bekerja dan berbisnis secara benar dan taat hukum. Shinta Dewi Arini
Untung Sugiarto
Sementara itu, perlu kami informasikan adanya perubahan formasi IKLAN
Kitty Hutabarat
redaksional majalah WBC. Salah satu anggota redaksi, Zulfril Adha Putra SIRKULASI
H. Hasyim, Amung Suryana
telah mengundurkan diri dari posisinya sebagai redaktur di WBC per BAGIAN UMUM
Rony Wijaya
PERCETAKAN
Agustus lalu. Kami mengucapkan terima kasih untuk kontribusinya selama PT. BDL Jakarta
kurang lebih lima tahun di WBC, dan sukses untuk karirnya kedepan. ALAMAT REDAKSI/TATA USAHA
Kantor Pusat Direktorat Jenderal
Sehubungan dengan hal tersebut, maka rencananya mulai awal Bea dan Cukai,
Jl. Jenderal A. Yani (By Pass) Jakarta Timur
September redaksi akan menambah satu hingga maksimum dua anggota Telp. (021) 478 65608, 478 60504,
4890308 Psw. 154
baru. Bila telah resmi bergabung, kami akan segera perkenalkan, karena Fax. (021) 4892353
majalah_wbc@yahoo.com
anggota baru inilah yang akan mulai berkomunikasi dengan pembaca REKENING GIRO a/n :
PITER PASARIBU
sekalian. BANK BRI KANTOR KAS
DITJEN BEA DAN CUKAI JAKARTA
Selamat menjalankan ibadah puasa. Nomor Rekening : 1256.01.000001.30.5
Pengganti Ongkos Cetak Rp. 12.500,-
Lucky R. Tangkulung

EDISI 406 SEPTEMBER 2008 WARTA BEA CUKAI 1


NOMOR INI DAFTAR ISI
1
3
4
DARI REDAKSI
SURAT PEMBACA
KARIKATUR
5-14
19 DAERAH KE DAERAH
Laporan Utama
- Peresmian KPPBC Tipe Sebagai salah satu pilar
Madya Cukai Malang utama praktek kepabeanan
- Implementasi tahap Dua dan Cukai, audit dibidang
NSW kepabeanan dan Cukai
memainkan peran yang
29 SEPUTAR BEA CUKAI sangat signifikan dalam
36 SIAPA MENGAPA mengemban tugas DJBC.
- Dwi Noeroel Soesanti Terkait dengan pelaksanaan
- Khrisnawan audit Cukai DJBC kembali
- Ilmi H.D. akan memiliki kewenangan
38 ENGLISH SECTION yang lebih luas dalam
Optimizing Excise Revenue melaksanakan.
Collection of Tobacco Product
41 KEPABEANAN
INTERNASIONAL
Kunjungan Menteri Dalam 15-18
Negeri Australia Ke KPU Bea Wawancara
dan Cukai Tanjung Priok
42 KERJASAMA Dalam ketentuan audit Cukai sesu-
INTERNASIONAL ai Peraturan Menteri Keuangan,
pejabat bea dan Cukai berwenang
DJBC dan Kastam Diraja
melakukan audit Cukai terhadap
Malaysia Gelar Operasi Patkor pengusaha pabrik, pengusaha
Kastima 14/2008 di Perairan tempat penyimpanan, importir
Selat Malaka barang kena Cukai, penyalur dan
44 OPINI pengguna barang kena Cukai yang
- Royalties and Licence Fees mendapat fasilitas pembebasan
as a Condition of Sale Cukai, demikian menurut Direktur
- Apa Itu Barang kena Cukai? Audit DJBC, Thomas Sugjata.
48 KOLOM
Dewan Kemakmuran Masjid di
Lingkungan Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai 23-28
50 KONSULTASI Pengawasan
KEPABEANAN DAN
CUKAI Beberapa kegiatan bidang
pengawasan mengisi rubrik
- Paket Kiriman Luar Negeri ini antara lain Narcotic
Melalui Kantor Pos Intelligence Operation DJBC-
- Bonus Barang Sebagai Free CNB, penegahan perhiasan
of Charge oleh petugas Bandara
51 CUKAI Soekarno-Hatta, Pelatihan
Sosialisasi Penyediaan dan Perpindahan Lintas Batas
Pemesanan Pita Cukai Hasil Limbah B3 ilegal serta
Tembakau retraining Doghandler dan
Anjing Pelacak DJBC.
53 RENUNGAN ROHANI
Puasa, Ajang Untuk Melatih

60-63
Disiplin Waktu
54 RUANG INTERAKSI
Toleransi
55 RUANG KESEHATAN Profil
Pemeriksaan Kesehatan Sejak kecil Ambang
(Medical Check Up) bercita-cita menjadi
57 PERISTIWA diplomat, cita-cita ini
- Pekan Olahraga di tumbuh karena
Lingkungan Kanwil DJBC kegemarannya
Nangroe Aceh darussalam membaca dan berdebat.
- Sarasehan Pensiunan Bea Kini Ambang yang
mengabdi sebagai
dan Cukai 2008 pegawai di DJBC
- Tarakan Cycling Club memilih untuk
Promosikan Hidup Sehat menjalani hidup
Dengan Bersepada sebagai suatu totalitas.

2 WARTA BEA CUKAI EDISI 406 SEPTEMBER 2008


Surat Pembaca
Kirimkan surat anda ke Redaksi WBC melalui alamat surat, fax
atau e-mail. Surat hendaknya dilengkapi dengan identitas diri yang benar
dan masih berlaku.

PAKAIAN DINAS b. Rok dengan model sama dengan rok PDH-BC.


3) Tutup Kaki :
Melalui surat ini saya ingin mengetahui tata cara berpakaian dinas Sama dengan PDH-BC.
pada Ditjen Bea dan Cukai. Apakah ada aturan secara khusus tentang E. Ketentuan Lainnya :
tata cara berpakaian dinas, khususnya bagi pegawai wanita berpakaian Untuk Pegawai yang memangku Jabatan Struktural Eselon IV
muslim. Apakah diperbolehkan pegawai wanita yang berpakaian muslim ke atas di lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, pada
memakai jilbab dengan ukuran yang lebih besar dari jatah/pembagian setiap hari Jum’at, memakai kemeja batik lengan panjang dan
jilbab dari kantor pusat. rok warna gelap, model sesuai ketentuan busana muslimah.
Demikian surat dari saya, terima kasih atas jawabannya mohon
maaf jika kurang berkenan. Demikian kami sampaikan untuk dapat dimaklumi.
Nurwanti
NIP 060111xxx Sekretaris Direktorat Jenderal
DJBC Sulawesi u.b.
Kepala Bagian Organisasi Dan Tata Laksana
Sehubungan dengan surat Saudari Nurwanti, dengan ini kami
sampaikan sebagai berikut: Harry Mulya
l Bahwa ketentuan pakaian dinas seragam DJBC diatur berdasarkan NIP 060079900
Surat Edaran Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor SE-29/BC/
2005 tentang Penegasan Kembali Pemakaian Dinas Seragam
Pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. IJIN MELANJUTKAN SEKOLAH
l Dalam rangka meningkatkan ketertiban dan disiplin, pada Surat 1. Apakah ada peraturan yang baru mengenai ijin melanjutkan
Edaran tersebut juga diatur ketentuan berpakaian dinas seragam sekolah/kuliah yang menyatakan bahwa :
untuk pegawai wanita yang menggunakan busana muslimah, yaitu a. Sebelum pangkat pengatur (gol. II c) tidak boleh melanjutkan
sebagai berikut : sekolah/kuliah S1.
b. Sebelum pangkat penata muda Tk. I (gol III a) tidak boleh
A. Pemakaian Pakaian Dinas Seragam melanjutkan sekolah/kuliah S2.
Warna pakaian dinas seragam (tutup badan dan sepatu) dan Mengingat ada isu-isu hal tersebut yang meragukan.
waktu pemakaiannya sama dengan pegawai lainnya, namun 2. Apakah nantinya ijazah S1 dan S2 tersebut diakui ? Padahal belum
khusus untuk pegawai wanita yang menggunakan busana mencapai pangkat pengatur (gol II c) dan belum mengikuti UPKP V
muslimah memakai kaos kaki berwarna hitam dan tanpa ikat (S1) dan UPKP VI (S2) ?
pinggang. 3. Apakah ada peraturan terbaru berkaitan syarat-syarat untuk
B. Bentuk Model Pakaian Dinas Harian (PDH-BC) : mengikuti UPKP V (S1) dan UPKP VI (S2) ?
1) Tutup Kepala :
Menggunakan jilbab sesuai warna pakaian dinas seragam Richi A.J. Ndolu
yang dipakai, yaitu berwarna coklat kehijau-hijauan dan/ NIP. 060108270
atau biru kehitam-hitaman dengan ukuran 100 cm x 100 KPPBC Tipe A Ngurah Rai
cm.
2) Tutup Badan : Sehubungan dengan surat Sdr. Richi A.J. Ndolu, NIP 060108270,
a. Kemeja lengan panjang krah tegak dengan epolet tentang peraturan mengenai ijin melanjutkan sekolah/kuliah, kami
yang dipasang di atas bahu, kemeja di bagian depan sampaikan hal-hal sebagai berikut :
ditutup dengan 5 (lima) buah kancing dan dengan 2
(dua) buah saku tertutup dalam bentuk lurus setinggi 1. Bahwa terkait hal tersebut, ketentuan yang berlaku saat ini adalah
dada, dipakai di luar rok, dalam bentuk dan model Keputusan Menteri Keuangan Nomor 411/KMK.01/2002 tanggal 24
sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran IV September 2002 tentang Ujian Penyesuaian Kenaikan Pangkat
Keputusan Menteri Keuangan No. 466/KMK.05/1999; (UPKP) Bagi PNS di Lingkungan Departemen Keuangan.
b. Rok model span sebatas mata kaki, dengan 2 (dua) Ketentuan tersebut meskipun tidak secara tersurat mengatur
buah lipatan berhadapan setinggi-tingginya 50 cm di mengenai ijin melanjutkan sekolah/kuliah, namun dengan membaca
belakang, dalam bentuk dan model sebagaimana Pasal 1 Butir 5 dan Butir 7, Pasal 4 Ayat (1) a, Pasal 9 Ayat (3), dan
ditetapkan dalam Lampiran IV Keputusan Menteri Lampiran I keputusan Menteri Keuangan tersebut, dapat
Keuangan No. 466/KMK.05/1999; disimpulkan bahwa mekanisme untuk melanjutkan sekolah/kuliah
c. Ikat pinggang berwarna hitam, lebar lebih kurang 3,50 dapat melalui ijin melanjutkan pendidikan di luar kedinasan dan
cm. melalui tugas belajar.
3) Tutup Kaki :
Tutup kaki kulit berwarna hitam, dengan tumit setinggi- 2. Pegawai yang melanjutkan sekolah/kuliah di luar kedinasan, untuk
tingginya lebih kurang 7 cm di atas mata kaki dan kaos dapat diikutkan dalam UPKP harus memenuhi persyaratan
kaki berwarna hitam. sebagaimana tersebut dalam Pasal 3 dan Pasal 4 keputusan
C. Bentuk Model Pakaian Dinas Lapangan (PDL-BC) : Menteri Keuangan tersebut dalam butir 1. Departemen Keuangan
1) Tutup Kepala : pada prinsipnya tidak membatasi pegawai yang akan
Sama dengan PDH-BC. mengembangkan dirinya untuk memperoleh tingkat pendidikan
2) Tutup Badan : yang lebih tinggi, yang diatur disini adalah persyaratan yang harus
a. Kemeja lengan panjang polos tanpa manset, dipenuhi pegawai yang telah memperoleh pendidikan yang lebih
sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran VIII tinggi untuk dapat mengikuti UPKP. Namun yang perlu diperhatikan
Keputusan Menteri Keuangan No. 466/KMK.05/1999; dalam persyaratan untuk mengikuti UPKP adalah sebagaimana
b. Rok kulot span sebatas mata kaki, sebagaimana tersebut dalam Pasal 3 Ayat (3), bahwa pertimbangan penunjukan
ditetapkan dalam Lampiran VIII Keputusan Menteri peserta UPKP diatur lebih lanjut oleh masing-masing unit eselon I,
Keuangan No. 466/KMK.05/1999; dalam hal ini DJBC menyesuaikannya dengan kebutuhan dan
3) Tutup Kaki : sumber daya organisasi.
Sama dengan PDH-BC
D. Bentuk Model Pakaian Dinas Upacara (PDU-BC) : 3. Terhadap pegawai yang telah memperoleh ijazah yang lebih
1) Tutup Kepala : tinggi melalui ijin belajar di luar kedinasan, apabila tidak melalui
Menggunakan jilbab sesuai warna pakaian dinas seragam UPKP atau tidak lulus UPKP, ijazah tersebut tetap dapat diakui
yang dipakai, yaitu berwarna coklat kehijau-hijauan dan/ untuk kenaikan pangkatnya secara reguler sesuai dengan ke-
atau biru kehitam-hitaman dengan ukuran 100 cm x 100 cm. tentuan PP 99 tahun 2000 sebagaimana terakhir diubah dengan
2) Tutup Badan : PP 12 tahun 2002. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan sesuai
a. Kemeja berbentuk jas lengan panjang dengan epo- Pasal 32 ketentuan tersebut, adalah adanya pengecualian
let yang dipasang di atas bahu kemeja dan dengan untuk mengikuti ujian dinas tingkat I bagi pegawai yang telah
4 (empat) kancing dan 2 (dua) buah saku atas memperoleh ijazah S1 atau DIV, dan pengecualian untuk
dengan lipatan di tengah dan tutup saku berbentuk mengikuti ujian dinas tingkat I atau tingkat II bagi pegawai yang
alokade. Bagian depan ditutup dengan 4 (empat) telah memperoleh ijazah S2 atau ijazah S3.
buah kancing dan 2 (dua) buah kancing saku,
dipakai di luar rok. Kancing berwarna Kuning emas Demikian kami sampaikan, atas perhatian Saudara, kami ucapkan
untuk golongan III dan IV serta berwarna putih pe- terima kasih.
rak untuk golongan I dan II , kancing-kancing me- Kepala Bagian Kepegawaian
makai Tanda Korps Bea dan Cukai. Contoh gambar
sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran XI Kepu- Azhar Rasyidi
tusan Menteri Keuangan No. 466/KMK.05/1999; NIP 060079946

EDISI 406 SEPTEMBER 2008 WARTA BEA CUKAI 3


KARIKATUR

4 WARTA BEA CUKAI EDISI 406 SEPTEMBER 2008


LAPORAN UTAMA

AUDIT

CUKAI
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
(DJBC) saat ini sedang giat-giatnya
melakukan pengawasan di bidang
cukai. Pengawasan yang dilakukan
b. pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti;
c. dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen;
d. dan pelaporan

Menurut Kepala Seksi Audit Impor, Mudji Raharjo, dalam


dimulai dengan penelitian pada tahap setiap pelaksanaan audit, perlu dimulai dengan penetapan
awal pengusaha mengajukan tujuan agar dapat menentukan jenis audit yang akan dilaksana-
perijinan, kegiatan operasi intelijen, kan, serta standar audit yang harus diikuti oleh auditor. Apakah
audit yang akan dilakukan merupakan audit keuangan, audit
penindakan, dan pelaksanaan audit. kinerja atau operasional, atau audit untuk tujuan tertentu yang

D
biasa disebut dengan audit ketaatan dan audit investigasi.
JBC kembali akan memiliki kewenangan yang lebih “Untuk audit keuangan, audit yang dilakukan meliputi audit
luas dalam melaksanakan tugas audit cukai. atas laporan keuangan yang bertujuan untuk memberikan
Kewenangan audit cukai kini tidak hanya dilakukan keyakinan apakah laporan keuangan dari entitas yang diaudit
terhadap pihak pabrikan saja, kewenangan itu juga telah menyajikan secara wajar tentang posisi keuangan, hasil
dapat dilakukan terhadap pihak penyalur, importir ba- operasi/usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi
rang kena cukai, dan pengguna barang kena cukai yang men- yang berlaku umum,” jelas Mudji Raharjo.
dapatkan fasilitas. Lebih lanjut Mudji Raharjo menjelaskan, audit atas hal yang
Kewenangan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Keu- berkaitan dengan keuangan, mencakup penentuan apakah
angan Nomor 91/PMK.04/2008 tentang audit cukai, rencana- Informasi keuangan telah disajikan secara wajar sesuai dengan
nya akan diberlakukan terhitung sejak 15 Agustus 2008. kriteria yang telah ditetapkan, entitas yang diaudit telah meme-
Perubahan pelaksanaan audit cukai yang cukup mendapat an- nuhi persyaratan kepatuhan terhadap peraturan keuangan ter-
tusias dari pihak pabrikan berskala be- FOTO-FOTO WBC/ATS tentu, dan sistem pengendalian intern
sar, diharapkan dapat lebih mencapai instansi tersebut, baik terhadap
sasaran dan meningkatkan tingkat ke- laporan keuangan maupun terhadap
patuhan dari pengusaha barang kena pengamanan atas kekayaannya, telah
cukai. dirancang dan dilaksanakan secara
Sebagai salah satu pilar utama memadai untuk tujuan pengendalian.
praktek kepabeanan dan cukai, audit Sementara untuk audit kinerja atau
di bidang kepabeanan dan cukai audit operasional, audit yang dilakukan
memainkan peran yang sangat signifi- meliputi pemeriksaan secara objektif
kan dalam mengemban tugas DJBC. dan sistematik terhadap berbagai
Hal ini adalah konsekuensi logis dari macam bukti, untuk dapat melakukan
penerapan prinsip self-assesment penilaian secara independen atas
system yang memberikan hak kepada kinerja entitas atau program/kegiatan
importir atau pengguna jasa untuk pemerintah yang diaudit. Audit kinerja
menghitung dan membayarkan kewa- dimaksudkan untuk dapat meningkat-
jiban pabean dan cukainya sendiri ke- kan tingkat akuntabilitas dan
pada negara. memudahkan pengambilan keputusan
Kegiatan audit kepabeanan mau- oleh pihak yang bertanggung jawab
pun cukai, secara prinsip tidak jauh untuk mengawasi atau memprakarsai
berbeda, karena pengertian audit tindakan koreksi. Audit kinerja menca-
secara umum adalah pengumpulan kup audit tentang ekonomi, efisiensi,
informasi dan bukti-bukti dari dan program.
informasi yang dilakukan oleh orang Sedangkan untuk audit dengan tu-
yang kompeten dan independen, juan tertentu atau audit investigasi,
untuk menentukan dan melaporkan biasanya dilakukan dengan pemerik-
tingkat kesesuaian antara informasi san untuk tujuan khusus, di luar peme-
tersebut dengan kriteria yang telah riksaan keuangan dan pemeriksaan
ditetapkan. kinerja. Termasuk dalam pemeriksaan
Untuk itu, terdapat beberapa hal tujuan tertentu ini adalah pemeriksaan
penting dalam pelaksanaan audit, atas hal-hal yang berkaitan dengan
yaitu adanya: KEWENANGAN BARU. DJBC terhitung 15 Agustus 2008 keuangan dan bersifat investigatif atau-
a. informasi dan kriteria yang akan melaksanakan audit cukai bukan hanya kepada pihak pun audit ketaatan tertentu.
ditetapkan; pabrikan saja, tapi juga kepada importir hingga penyalur. Karena, audit investigasi merupa-

EDISI 406 SEPTEMBER 2008 WARTA BEA CUKAI 5


LAPORAN UTAMA

kan kegiatan pemeriksaan dengan lingkup yang terkait dengan kegiatan usaha di bidang
tertentu, periodenya tidak dibatasi, lebih cukai ataukah hanya terbatas pada buku, catat-
spesifik pada area-area pertanggungjawaban an atau dokumen yang diwajibkan oleh undang-
yang diduga mengandung inefisiensi atau undang (contoh : Buku persedian Barang Kena
indikasi penyalahgunaan wewenang, dengan Cukai, Buku Persediaan pita cukai, dll).
hasil audit berupa rekomendasi untuk ditin- Dengan pengertian audit cukai yang diatur
daklanjuti bergantung pada derajat dalam undang-undang tersebut, sangat jelas
penyimpangan wewenang yang ditemukan. apa yang dilakukan DJBC saat melakukan audit
Audit ketaatan atau audit investigasi sendiri cukai, yaitu melakukan pemeriksaan laporan
bertujuan untuk menentukan apakah auditee keuangan, buku, catatan dan dokumen yang
telah memenuhi atau mengikuti prosedur dan menjadi bukti dasar pembukuan, dan dokumen
peraturan tertentu yang telah ditetapkan. lain yang berkaitan dengan kegiatan usaha,
“Salah satu contoh dari audit ketaatan termasuk data elektronik, serta surat yang
adalah audit cukai yang dilakukan dengan tu- berkaitan dengan kegiatan di bidang cukai dan/
juan apakah auditee telah memenuhi atau sediaan barang.
peraturan penundang-undangan di bidang “Pentingnya audit cukai dilakukan sebenar-
Cukai. Secara ringkas sesuai definisi umum nya dapat dilihat dari hubungannya dengan audit
yang dijelaskan di bagian sebelumnya, pelak- di bidang kepabeanan. Audit kepabenanan
sanaan audit cukai dapat digambarkan seper- MUDJI RAHARJO. Audit cukai dilakukan
untuk memastikan kepatuhan dilakukan sebagai konsekuensi dari pemberlaku-
ti gambar di bawah ini,” ujar Mudji pengusaha terhadap ketentuan peratuan an sistem self assessment, nilai pabean berda-
Audit Cukai sebagai alat pengawasan di bidang cukai. sarkan nilai transaksi, dan pemberian fasilitas
yang komprehensif, dilakukan untuk memas- bea masuk tidak dipungut, dibebaskan,
tikan kepatuhan pengusaha terhadap Ketentuan di Bidang Cukai. ditangguhkan, dengan persyaratan tertentu yang harus dipenuhi
Kewenangan pejabat bea dan cukai untuk melakukan audit oleh perusahaan,” ujar Mudji.
diatur dalam Pasal 39 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 Di bidang cukai, audit cukai dilakukan sebagai konsekuensi
tentang Cukai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun diberlakukannya :
1995 Nomor 76, sebagaimana telah diubah dengan Undang- 1. sistem self assesment;
Undang Nomor 39 Tahun 2007 yang menyatakan bahwa “Peja- 2. pemberian fasilitas tidak dipungut cukai, pembebasan cukai,
bat bea dan cukai berwenang melakukan audit cukai terhadap atau penundaan cukai; dan
pengusaha pabrik, pengusaha tempat penyimpanan, importir 3. penggantian “Buku Persediaan” dengan pembukuan yang
barang kena cukai, penyalur, dan pengguna barang kena cukai sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
yang mendapatkan fasilitas pembebasan cukai.” di Indonesia.
Lebih lanjut dalam undang-undang tentang cukai tersebut,
audit cukai didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan SISTEM SELF ASSESMENT
pemeriksaan laporan keuangan, buku, catatan dan dokumen Pada sistem self assesment di bidang cukai, terdapat kewajib-
yang menjadi bukti dasar pembukuan, dan dokumen lain yang an pengusaha untuk memberitahukan Barang Kena Cukai (BKC)
berkaitan dengan kegiatan usaha, termasuk data elektronik, yang selesai dibuat (untuk BKC yang dibuat di Indonesia) dan
serta surat yang berkaitan dengan kegiatan di bidang cukai memberitahukan BKC yang dimasukan ke dalam Daerah Pabean
dan/atau sediaan barang dalam rangka pelaksanaan ketentuan (untuk BKC yang diimpor dari luar Daerah Pabean). Hal ini
perundang-undangan di bidang cukai. didasarkan pada pasal 3 ayat (1) UU No. 39 Tahun 2007 tentang
Sebelum diberlakukannya Undang-Undang Nomor 39 Ta- Cukai, yang mengatur saat terutang cukai yaitu pada :
hun 2007, Pejabat bea dan cukai berwenang memeriksa buku, a. Saat selesai dibuat untuk Barang Kena Cukai yang dibuat di
catatan, atau dokumen yang diwajibkan oleh undang-undang Indonesia, karena ada kewajiban untuk memberitahukan
dan pembukuan perusahaan yang berkaitan dengan Barang Barang Kena Cukai yang dibuat oleh Pengusaha, dengan do-
Kena Cukai. Pada bagian penjelasan dinyatakan bahwa dalam kumen cukai yang ditetapkan.
hal pemeriksaan pembukuan perusahaan, dapat b. Saat pemasukannya ke dalam daerah pabean untuk Barang
dikoordinasikan dengan Direktorat Jenderal Pajak. Hal ini da- Kena Cukai yang diimpor, dimana pengusaha diwajibkan
lam prakteknya di lapangan menimbulkan pertanyaan tentang memberitahukan pemasukan Barang Kena Cukai yang dila-
batasan di dalam melakukan audit, apakah seluruh dokumen kukan dengan Pemberitahuan Impor Barang.
“Oleh karenanya,
audit cukai dilakukan
untuk memastikan
kepatuhan pengusaha
terhadap ketentuan
peratuan di bidang cu-
kai, apakah yang
diberitahukan tentang
Barang Kena Cukai
yang selesai dibuat dan
yang dimasukkan telah
sesuai dengan keada-
an yang sebenarnya,”
papar Mudji.
Pada Undang-
Undang Cukai pasal 7A
tentang penundaan cu-
kai, pasal 8 tentang ti-
dak dipungut cukai, dan
pasal 9 tentang pembe-
basan cukai telah diatur
norma dan syarat pem-

6 WARTA BEA CUKAI EDISI 406 SEPTEMBER 2008


BABAK
BARU
IMPLEMENTASI
DAN PELAKSANAAN
PENGAWASAN. Pelaksanaan audit cukai pada penyalur sebagai
AUDIT CUKAI
sarana pengawasan yang lebih efektif.
Sesuai dengan Amanat pasal 39 ayat
berian fasilitas cukai tersebut. Pengusaha berkewajiban untuk (3) Undang-Undang Nomor 11 Tahun
memenuhi kriteria-kriteria yang ditetapkan selama yang ber-
sangkutan menggunakan fasilitas yang diperolehnya. 1995 tentang Cukai, sebagaimana telah
Penyalahgunaan terhadap kriteria yang telah ditetapkan diubah dengan Undang-Undang Nomor
dimungkinkan terjadi selama tidak ada instrumen pengawas- 39 Tahun 2007, yang ketentuannya
an yang komprehensif. Audit cukai sebagai instrumen lebih lanjut mengenai audit cukai diatur
pengawasan yang komprehensif diperlukan untuk memban- dengan atau berdasarkan peraturan
dingkan antara kriteria yang ditetapkan dengan kondisi yang Menteri. Menindak lanjuti amanat
ada dan untuk membuktikan apakah barang kena cukai telah
digunakan sesuai tujuan peruntukannya.
tersebut, maka dibuat dan diterbitkan-
Karena audit cukai sangat erat kaitannya dengan pembu- lah Peraturan Menteri Keuangan RI
kuan di bidang cukai, maka pengaturan dan penegasan Nomor 91/PMK.04/2008 tanggal
pembukuan dalam undang-undang cukai ini sangat penting. 23 Juni 2008 tentang Audit Cukai.

D
Hal ini dikarenakan, dalam pelaksanaan di lapangan diperlu-
kan suatu aturan yang tegas dan batas–batas yang jelas ten- alam ketentuan audit cukai sesuai PMK tersebut,
tang norma–norma yang harus dipenuhi dalam penyelengga- pejabat bea dan cukai berwenang melakukan
raan pembukuan. audit cukai terhadap pengusaha pabrik, pengusa-
Di dalam undang-undang tentang cukai, pengaturan ten- ha tempat penyimpanan, importir barang kena
tang audit cukai dimaksudkan untuk : cukai, penyalur, dan pengguna barang kena cukai
a. Mempertegas kewenangan Pejabat Bea dan Cukai untuk yang mendapatkan fasilitas pembebasan cukai. Ini berarti
melaksanakan pemeriksaan dalam rangka audit di bidang terdapat perluasan dan penegasan terhadap obyek audit
cukai dalam PMK yaitu importir barang kena cukai, penyalur, dan
b. Mempertegas dan mengatur lebih rinci tentang kewenangan pengguna barang kena cukai yang mendapatkan fasilitas
Pejabat Bea dan Cukai dalam melaksanakan audit sehingga pembebasan cukai.
obyek audit kooperatif dalam membantu proses audit. Berkaitan dengan perluasan obyek audit tersebut, mes-
c. Mengatur kewajiban perusahaan untuk menyediakan te- kipun sudah di dalam peredaran bebas dan sudah dilunasi
naga, peralatan dan menyerahkan buku, catatan, cukainya, audit cukai terhadap penyalur tetap dapat dilaku-
dokumen, dan/atau surat yang berkaitan dengan kegiatan kan dalam rangka pengawasan terhadap peredaran barang
usahanya dalam rangka audit cukai agar pelaksanaan kena cukai itu sendiri. Hal ini terkait dengan karakteristik
audit dapat berjalan dengan baik dan lancar. barang kena cukai sesuai pasal 2 Undang-undang No. 39
d. Untuk memberikan efek jera maka terdapat penambahan tahun 2007 tentang cukai, yaitu :
sanksi administrasi bagi pengusaha yang menyebabkan a. konsumsinya perlu dikendalikan;
Pejabat Bea dan Cukai tidak dapat melaksanakan kewe- b. peredarannya perlu diawasi;
nangan untuk keperluan audit. Kalau dulu sanksi c. pemakaiannya dapat menimbulkan dampak negatif bagi
administrasi berupa denda paling sedikit Rp 5.000.000 masyarakat atau lingkungan hidup;
dan paling banyak Rp 50.000.000 sekarang dikenakan d. pemakaiannya perlu pembebanan pungutan negara
sanksi adminitrasi berupa denda sebesar Rp 75.000.000. demi keadilan dan keseimbangan

Dengan sanksi yang cukup jelas dalam undang-undang Tujuan dari audit cukai adalah untuk menguji kepatuhan
cukai, maka pembukuan yang baik dan sesuai dengan aturan pengusaha pabrik, pengusaha tempat penyimpanan, impor-
yang berlaku, diharapkan dapat menimbulkan ketaatan dari tir barang kena cukai, penyalur, dan pengguna barang kena
pengusaha barang kena cukai dalam mencatat dan membu- cukai yang mendapatkan fasilitas pembebasan cukai atas
kukan kegiatan cukai yang dilaksanakan. pelaksanaan pemenuhan ketentuan perundang-undangan
Pentingnya audit cukai yang dilaksanakan DJBC, me- di bidang cukai.
mang bukan sekedar sebagai pengawas kegiatan yang dila- Dalam pelaksanaannya, Audit cukai terdiri dari audit
kukan pengusaha barang kena cukai, audit cukai juga penting umum, audit khusus dan audit investigasi. Secara umum
dilaksanakan agar negara dapat mengetahui seberapa penjelasan ketiga jenis audit tersebut adalah sebagai berikut :
banyak barang kena cukai yang telah diproduksinya, dan a. Audit Umum adalah audit cukai yang memiliki ruang
seberapa banyak negara dapat memungut pajak dari kegiatan lingkup pemeriksaan secara lengkap dan menyeluruh
produksi tersebut. adi/mr terhadap pemenuhan kewajiban cukai.

EDISI 406 SEPTEMBER 2008 WARTA BEA CUKAI 7


LAPORAN UTAMA

c. ketua auditor; dan


d. seorang atau lebih auditor.

Dalam pelaksanaan audit cukai, untuk


kepentingan pemantapan audit dan teknis
pemeriksaan tim audit memerlukan tam-
bahan pegawai baru atau pegawai yang
menguasai bidang keahlian khusus, oleh
karena itu susunan keanggotaan tim audit
dapat ditambah dengan :
a. seorang atau lebih pejabat bea dan cu-
kai selain auditor; dan/atau
b. seorang atau lebih pejabat instansi lain
di luar Direktorat Jenderal Bea dan Cu-
kai.

PMA, PTA, Ketua Auditor, Auditor, dan/


atau pejabat Bea dan Cukai dalam tim
audit dapat diganti apabila dialihtugaskan,
dianggap tidak mampu, atau atas perminta-
an dari yang bersangkutan. Di samping itu,
jumlah Auditor dapat ditambah dalam hal
volume pekerjaan mempunyai tingkat kesu-
litan tinggi.
TETAP DILAKUKAN AUDIT. Kendati barang kena cukai tersebut sudah berada di peredaran bebas, “Saat ini, dalam melaksanakan audit,
namun tetap bisa dilakukan audit. tim audit berpedoman pada standar audit.
standar audit terdiri dari 3 kategori yaitu :
Pelaksanaan audit umum bisa dilakukan secara terenca- standar umum, standar pelaksanaan lapangan dan standar
na atau insidental. Audit umum yang terencana dilaku- pelaporan. Dalam standar umum ditegaskan bahwa auditor
kan sesuai Daftar Rencana Obyek Audit (DROA) yang harus memiliki keahlian, kemampuan, pengetahuan, dan ke-
disusun setiap 6 (enam) bulan / semester sekali, ber- terampilan, serta telah mengikuti pelatihan teknis yang diper-
dasarkan manajemen resiko. Sedangkan audit umum lukan dalam tugasnya. Oleh karena itu anggota tim tersebut
yang insidentil dilakukan atas Perintah Dirjen, Perminta- yaitu PMA, PTA, Ketua Auditor dan auditor harus memiliki
an Direktur, KaKanwil, KaKPU, instansi diluar DJBC dan sertifikat keahlian yang diterbitkan Direktur Jenderal Bea dan
Informasi Masyarakat. Cukai sesuai jenjang penugasannya sebagai PMA, PTA, Ke-
b. Audit Khusus adalah audit cukai yang memiliki ruang tua Auditor dan auditor,” ungkap Mudji
lingkup pemeriksaan tertentu terhadap pemenuhan ke- Kegiatan audit cukai juga dapat dilaksanakan bersama-
wajiban cukai. sama dengan instansi lain, dalam hal ini dilakukan antara lain
Audit khusus dilakukan sewaktu-waktu berdasarkan dengan Direktorat Jenderal Pajak dan BPKP.
perintah Dirjen, Permintaan Direktur, KaKanwil, KaKPU, Dalam pelaksanaan audit, tim audit mempunyai kewenangan:
instansi diluar DJBC dan Informasi Masyarakat, a. meminta laporan keuangan, buku, catatan dan dokumen yang
menggunakan skala prioritas. menjadi bukti dasar pembukuan, dan dokumen lain yang
c. Audit Investigasi adalah audit cukai yang dilakukan berkaitan dengan kegiatan usaha, termasuk data elektronik
untuk menyelidiki dugaan tindak pidana cukai. serta surat yang berkaitan dengan kegiatan di bidang cukai;
Audit investigasi dilakukan secara sewaktu-waktu dalam b. meminta keterangan lisan dan/atau tertulis kepada peng-
hal terdapat indikasi tindak pidana di bidang kepabean- usaha pabrik, pengusaha tempat penyimpanan, importir
an/cukai didasarkan pada rekomendasi Direktur Penin- barang kena cukai, penyalur, pengguna barang kena cu-
dakan dan Penyidikan (P2) atau Kepala Bidang Penin- FOTO-FOTO WBC/ATS
dakan dan Penyidikan. Pelaksanaan audit investigasi
harus didahulukan dari audit umum dan audit khusus,
guna penyelesaian secepatnya.

Menurut Kepala Seksi Audit Impor, Mudji Raharjo, seti-


ap jenis audit tersebut mempunyai karakteristik yang
berbeda, antara lain menyangkut ruang lingkup pemeriksa-
an, prosedur pemeriksaan, susunan tim, dan pelaporan
hasil audit. Audit cukai dilaksanakan secara terencana se-
suai Daftar Rencana Obyek Audit atau sewaktu-waktu.
“Audit umum dan audit khusus dilaksanakan berdasarkan
surat tugas Direktur Jenderal. Sedangkan audit investigasi
dilaksanakan berdasarkan surat perintah Direktur Jenderal.
audit investigasi dilakukan berdasarkan surat perintah,
karena dalam pelaksanaan audit susunan keanggotaan tim
melibatkan pegawai, bukan saja dari Direktorat Audit atau
bidang audit, tetapi ditambah pegawai dari Direktorat
Penindakan dan Penyidikan atau Bidang Penindakan dan
Penyidikan,” papar Mudji.
Untuk melakukan audit kegiatan Audit Cukai, dibentuk
Tim audit. Susunan keanggotaan tim audit terdiri dari : WAJIB MENYERAHKAN. Laporan keuangan, buku, catatan dan dokumen
a. seorang Pengawas Mutu Audit (PMA); yang menjadi bukti dasar pembukuan, wajib diserahkan untuk melihat
b. seorang Pengendali Teknis Audit (PTA); kebenaran dan keakuratan data perusahaan yang akan diaudit.

8 WARTA BEA CUKAI EDISI 406 SEPTEMBER 2008


PEMBUKUAN
kai yang mendapatkan fasilitas pembebasan cukai, dan/
atau pihak lain yang terkait;
c. memasuki bangunan atau ruangan tempat untuk menyim-

DAN PENCATATAN
pan laporan keuangan, buku, catatan dan dokumen yang
menjadi bukti dasar pembukuan, dan dokumen lain yang
berkaitan dengan kegiatan usaha, termasuk sarana/media

PADA AUDIT CUKAI


penyimpan data elektronik, pita cukai atau tanda pelunas-
an cukai lainnya, sediaan barang, dan/atau barang yang
dapat memberi petunjuk tentang keadaan kegiatan usaha
dan/atau tempat lain yang dianggap penting, serta mela- Kegiatan audit cukai sangat terkait
kukan pemeriksaan di tempat tersebut; dan
d. melakukan tindakan pengamanan yang dipandang
erat dengan pembukuan di bidang
perlu terhadap bangunan atau ruangan sebagaimana cukai. Pengaturan dan penegasan
dimaksud dalam huruf c. pembukuan dalam undang-undang
cukai ini sangat penting karena dalam
Terkait dengan kewenangan tersebut, dalam pelaksa- pelaksanaan di lapangan diperlukan
naan audit, auditee wajib : suatu aturan yang tegas dan batas–
a. menyerahkan laporan keuangan, buku, catatan dan batas yang jelas tentang norma–norma
dokumen yang menjadi bukti dasar pembukuan, dan
dokumen lain yang berkaitan dengan kegiatan usaha, yang harus dipenuhi dalam
termasuk data elektronik serta surat yang berkaitan penyelenggaraan pembukuan.

T
dengan kegiatan di bidang cukai, serta menunjukkan
sediaan barangnya untuk diperiksa; erkait dengan kewenangan DJBC dalam melakukan
b. memberikan keterangan lisan dan/atau tertulis; dan audit sesuai Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007,
c. menyediakan tenaga dan/atau peralatan atas biaya maka perlu diatur secara detail kewajiban
auditee apabila penggunaan data elektronik menyelenggarakan dan menyimpan pembukuan. Ke-
memerlukan peralatan dan/atau keahlian khusus. wajiban ini akan memudahkan pejabat bea dan cukai
dalam melaksanakan audit di bidang kepabeanan dan cukai
Dalam hal pimpinan auditee tidak berada di tempat atau (auditable).
berhalangan, kewajiban tersebut beralih kepada yang mewa- Dalam hubungannya dengan peraturan pembukuan dalam
kilinya. bentuk suatu hukum positif, banyak kepentingan yang berben-
“Terkait dengan waktu penyelesaian audit, pelaksana- turan pada tataran pelaksanaan ketentuan mengenai pembu-
an audit harus diselesaikan dalam jangka waktu paling kuan, baik itu dari sisi dunia usaha maupun sisi pemerintah
lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal surat tugas atau su- sebagai aparat pengawasan. Oleh karena itu, perlu diatur
rat perintah. Dan, jangka waktu ini dapat diperpan-jang,” secara tegas pengertian pembukuan agar tidak menimbulkan
jelasnya. multi tafsir.

Dalam pelaksanaan audit langkah-langkah yang KETENTUAN BARU DIBIDANG PEMBUKUAN


ditempuh adalah sebagai berikut: Ketentuan tentang pembukuan selama ini telah diatur dan
a. Tim audit menyusun Daftar Temuan Sementara (DTS) ya- diwajibkan dalam undang-undang perpajakan. Konsep pembu-
itu daftar yang memuat temuan dan kesimpulan FOTO-FOTO WBC/ATS
sementara atas hasil pelaksanaan audit. Dikecualikan dari
penyusunan DTS dalam hal audit investigasi.
b. DTS disampaikan oleh tim audit kepada auditee
untuk ditanggapi. Tanggapan auditee disampaikan ke-
pada tim audit dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja
sejak tanggal diterimanya DTS oleh auditee.
c. Atas permohonan auditee, jangka waktu tersebut
dapat diperpanjang satu kali untuk waktu paling lama
7 (tujuh) hari kerja.
d. Apabila auditee tidak memberikan tanggapan dalam
jangka waktu sebagaimana yang ditentukan, temuan
dalam DTS dianggap disetujui oleh auditee.

Terkait dengan pelaporan hasil pelaksanaan audit


dituangkan dalam bentuk Laporan Hasil Audit (LHA). LHA
tersebut ditandatangani oleh ketua auditor, PTA, dan
PMA. LHA digunakan sebagai dasar penetapan pejabat
bea dan cukai dan ditindaklanjuti dengan surat tagihan
dan/atau surat rekomendasi.
Kewenangan lebih luas kini telah diberikan kepada DJBC,
tentunya dengan kewenangan ini DJBC diharapkan mampu
menciptakan tingkat kepatuhan dari auditee dalam menjalan-
kan usahanya. Karena, sebagai produk cukai yang sangat
dibatasi jumlahnya, peran audit sangat menentukan bagi
penerimaan negara yang tiap tahunnya selalu bertambah.
Dengan berpedoman pada standar audit yang berlaku
saat ini, tentunya kebijakan audit cukai yang baru dapat
lebih menyentuh pokok-pokok dalam audit, sehingga STANDAR AKUNTASI NASIONAL. Dengan kebijakan baru di bidang audit
mampu mendeteksi segala kemungkinan penyelewengan cukai, penyelenggaraan pembukuaan pun kini disesuaikan dengan standar
dari pihak pengusaha cukai. adi/mr akuntasi nasional.

EDISI 406 SEPTEMBER 2008 WARTA BEA CUKAI 9


LAPORAN UTAMA

PENGECUALIAN. Untuk pengusaha kecil mendapat pengecualian pembuatan pembukuan, namun tetap diharuskan membuat laporan.

kuan dalam bidang kepabeanan dan cukai diselaraskan dengan gian pengusaha meminta bantuan kepada pegawai bea dan cu-
undang-undang perpajakan tanpa menghilangkan fungsi peng- kai untuk melakukan pengisian dalam buku persediaan barang
awasan di bidang kepabeanan dan cukai. Sehingga, diharap- kena cukainya,” ujar Mudji.
kan pembukuan yang akan diatur tidak akan menimbulkan be- Selain itu papar Mudji, masih dijumpai adanya perusahaan
ban ekonomis dan administratif bagi dunia usaha. yang mempunyai sistem pengendalian internal yang sudah cukup
Menurut Kepala Seksi Audit Impor, Mudji Raharjo, per- bagus, menggunakan EDP (Electronic data Processing) dalam
ubahan yang mendasar yang terkait dengan audit di bidang cu- setiap transaksinya tetapi masih harus membuat buku persediaan
kai yaitu dengan adanya perubahan Pasal 16 UU no. 11 tahun yang formatnya sudah ditentukan. Hal ini merupakan kewajiban
2005 tentang cukai. Pada peraturan lama pasal 16 ayat (1) tambahan yang kurang perlu.
huruf a disebutkan bahwa: “Pengusaha pabrik wajib mencatat
dalam buku persediaan barang kena cukai yang dibuat di pab- PEMBUKUAN YANG SESUAI STANDAR AKUTANSI INDONESIA
rik, dimasukkan ke pabrik atau dikeluarkan dari pabrik”. Pada Dalam praktek pengawasan di Kantor Pengawasan dan Pela-
pasal 2 disebutkan bahwa : “Pengusaha tempat penyimpanan yanan Bea dan Cukai (KPPBC) juga timbul penafsiran yang
wajib mencatat dalam buku persediaan barang kena cukai sempit, bahwa kewenangan pemeriksaan oleh bea cukai terbatas
yang dimasukkan atau dikeluarkan dari tempat penyimpanan.” pada buku persediaan yang diwajibkan saja. Hal ini tentunya
Dalam peraturan baru UU No. 39 tahun 2007 pasal 16 ayat menimbulkan hambatan dalam pelaksanaan tugas DJBC. Dalam
(1) disebutkan “Pengusaha pabrik, pengusaha tempat penyim- kenyataannya, waktu pelaksanaan audit data dalam buku perse-
panan, importir barang kena cukai atau penyalur yang wajib diaan itulah yang perlu diuji kebenarannya melalui pemeriksaan
memiliki izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) pencatatan internal perusahaan.
huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, wajib menyelenggarakan Penggantian “Buku Persediaan” dengan pembukuan yang se-
pembukuan. suai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Perubahan tersebut didasari bahwa kewajiban “mencatat Indonesia, pada pengusaha pabrik non skala kecil, pengusaha
persediaan” dalam pasal 16 terlalu sempit cakupannya, tempat penyimpanan, importir barang kena cukai, dan penyalur
sehingga perlu diubah menjadi “kewajiban menyelenggarakan non skala kecil, dilakukan karena sudah tidak sesuai dengan per-
pembukuan” karena pencatatan juga merupakan bagian dari kembangan administrasi perusahaan modern.
pembukuan. Pembukuan yang diwajibkan adalah pembukuan Pengertian pembukuan sesuai dengan penjelasan pasal 16
yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku undang-undang tentang cukai berbunyi: “Suatu proses pencatat-
umum dan dilaporkan berdasarkan standar akuntansi keuang- an yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan
an Indonesia. informasi yang meliputi dan mempengaruhi keadaan harta,
“Dalam buku persediaan yang diwajibkan oleh undang- hutang, modal, pendapatan, dan biaya yang secara khusus meng-
undang cukai, pengisian dirasa masih rumit, hal ini terlihat dari gambarkan jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau
beberapa masukkan pihak pengusaha yang mengalami jasa yang kemudian diikhtisarkan dalam laporan keuangan.”
kesulitan dalam melakukan pencatatan dalam buku persediaan Dalam hubungannya dengan “pengawasan”, unsur-unsur
khususnya yang terkait dengan hasil tembakau. Bahkan seba- yang terkait dengan pengertian pembukuan dan laporan pembu-

10 WARTA BEA CUKAI EDISI 406 SEPTEMBER 2008


kuan, harus dipenuhi saat mengatur masalah pembukuan, karena peristiwa lain yang seharusnya disajikan atau yang secara wa-
dengan pembukuan yang baik maka sebuah perusahaan dikata- jar dapat diharapkan untuk disajikan
kan “dapat diaudit” (auditable).
“Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa laporan keua- Dalam pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan pembuku-
ngan, sangat penting dalam hubungannya dengan “Audit” karena an, ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan sebagaima-
laporan keuangan adalah instrumen yang dapat mengikhtisarkan na diatur dalam pasal 16 A, yaitu :
seluruh kegiatan perusahaan, dengan berbagai karakteristiknya,” a. Pembukuan wajib diselenggarakan dengan baik yang men-
kata Mudji. cerminkan keadaan atau kegiatan usaha yang sebenarnya
Untuk itu, laporan keuangan sebagai bagian yang tidak terpi- dan sekurang-kurangnya terdiri dari catatan mengenai har-
sahkan dari pembukuan, perlu diminta/diperlihatkan kepada ta, kewajiban, modal, pendapatan, dan biaya.
pejabat bea cukai yang melaksanakan audit cukai, karena walau- b. Pembukuan wajib diselenggarakan di Indonesia dengan
pun audit cukai bersifat compliance tetapi pada hakekatnya audit menggunakan huruf latin, angka Arab, mata uang rupiah,
harus dilakukan secara komprehensif. Dimulai dari laporan serta Bahasa Indonesia, atau dengan mata uang asing dan
keuangan yang merupakan “suatu laporan yang disusun secara bahasa lain yang diijinkan oleh Menteri.
teratur dan disajikan secara ringkas atas transaksi keuangan c. Laporan keuangan, buku, catatan dan dokumen yang men-
yang meliputi neraca, laba rugi, dan arus kas” sampai dengan do- jadi bukti dasar pembukuan, dan surat yang berkaitan de-
kumen yang menjadi dasar pembukuan (divergen). ngan kegiatan usaha wajib disimpan selama 10 (sepuluh)
Disamping itu, dalam melakukan audit harus dilakukan peng- tahun pada tempat usahanya di Indonesia.
ujian-pengujian yang dapat diperbandingkan (comparable) antara
komponen pelaporan yang satu dengan yang lainnya sesuai “Pengaturan pada ayat ini dimaksudkan agar dari pembuku-
ruang lingkup pemeriksaan dalam audit cukai. Sehingga pada an tersebut dapat dihitung besarnya nilai cukai yang seharus-
prinsipnya proses audit merupakan kebalikan dari proses penyu- nya dibayar dan/atau pengawasan terhadap produksi dan per-
sunan laporan keuangan, seperti bagan di bawah ini : edaran barang kena cukai. Untuk menjamin tercapainya maksud

PRINSIP ADMINISTRASI MODERN tersebut, pembukuan harus diselenggarakan dengan cara atau
Perlu dijelaskan pula bahwa audit cukai berbeda dengan audit sistem yang lazim dipakai di Indonesia, misalnya berdasar-
perpajakan, karena audit cukai terbatas pada transaksi-transaksi kan standar akuntansi keuangan, kecuali peraturan perundang-
yang terkait dengan barang kena cukai dan pita cukai, yang tentu- undangan di bidang cukai menentukan lain,” jelas Mudji.
nya tidak terkait dengan transaksi yang menjadi domain audit
perpajakan, seperti penyusutan, biaya, besarnya pendapatan ma- PEMBUKUAN SECARA ELEKTRONIK
upun besarnya keuntungan suatu perusahaan. Sesuai dengan perkembangan teknologi, pembukuan
Dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi penye- tersebut dapat diselenggarakan secara manual dan/atau
lenggaraan, penyimpanan, dan penatausahaan pembukuan, saat elektronik. Dan, khusus terhadap sediaan barang harus
ini perusahaan tidak hanya menggunakan media kertas secara dilakukan penatausahaan sediaan barang yang sekurang-
manual, tetapi juga menggunakan media elektronik lainnya. Un- kurangnya memuat jenis, spesifikasi, jumlah pemasukan dan
tuk itu peraturan yang akan dibuat disesuaikan dengan perkem- pengeluaran sediaan barang.
bangan yang ada. Dalam hal pengusaha memperoleh dan/atau
Selain hal tersebut, seiring tuntutan untuk menciptakan menggunakan fasilitas cukai, penatausahaan sediaan barang
good corporate governance, setiap perubahan yang dilakukan tersebut harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat
harus menerapkan prinsip-prinsip administrasi modern, yaitu : diketahui jenis, spesifikasi, jumlah pemasukan dan
pengeluaran sediaan barang yang berkaitan dengan fasilitas
1. Accountable cukai yang diperoleh dan/atau digunakan.
Setiap perusahaan harus dapat menyajikan informasi yang Khusus mengenai laporan keuangan, telah diatur hal-hal
dapat dipertanggung jawabkan kepada stakeholders. sebagai berikut ;
2. Reliable a. Laporan keuangan disusun dan disajikan berdasarkan pada
Setiap perusahaan harus menyajikan informasi yang dapat prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
diandalkan. Suatu informasi dikatakan memiliki kualitas andal jika b. Laporan keuangan wajib disusun dan disajikan paling sedi-
bebas dari pengertian yang menyesatkan, dan kesalahan kit setahun sekali.
material. c. Laporan keuangan wajib disajikan di atas kertas dan di-
3. Transparansi tandatangani oleh pengusaha pabrik, pengusaha
Setiap perusahaan harus menerapkan transparansi dalam tempat penyimpanan, importir barang kena cukai, atau
segala aspek terutama dari sisi pengelolaan keuangannya. penyalur yang wajib memiliki izin.
Keterbukaan dapat dicapai melalui sistem dan prosedur adminis- d. Dalam hal pengusaha pabrik, pengusaha tempat penyim-
trasi yang baik dan laporan keuangan yang dapat dipercaya. panan, importir barang kena cukai, atau penyalur yang wa-
4. Representational Faithfullness jib memiliki izin, merupakan badan hukum, laporan keuang-
Penyajian yang tulus dan jujur mengandung arti bahwa in- an ditandatangani oleh pimpinan atau pegawai yang
formasi harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta ditunjuk di lingkungan badan hukum yang bersangkutan.

EDISI 406 SEPTEMBER 2008 WARTA BEA CUKAI 11


LAPORAN UTAMA

tetap menjamin pengamanan hak-hak negara,” ungkap Mudji.


Lebih lanjut Mudji menjelaskan, yang dimaksud dengan pe-
ngusaha pabrik skala kecil dan penyalur skala kecil adalah orang
pribadi yang tidak dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak
sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan
di bidang perpajakan. Sebagai konsekuensi dari ketentuan
kewajiban penyelenggaraan pembukuan dimaksud, khusus untuk
pengusaha yang melakukan kegiatan usaha di bidang cukai yang
sudah dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak diwajibkan
menyelenggarakan pembukuan dan tidak diwajibkan menyeleng-
garakan buku persediaan, atau buku bantu persediaan yang sela-
ma ini diwajibkan.
Yang dimaksud dengan “pencatatan” adalah proses pengum-
pulan dan penulisan data secara teratur tentang :
a. Pemasukan, produksi, dan pengeluaran barang kena cukai; dan
b. Penerimaan, pemakaian, dan pengembalian pita cukai atau
MEDIA ELEKTRONIK. Untuk pengusaha besar yang menggunakan
tanda pelunasan cukai lainnya.
media elektronik dalam pembukuaannya, juga diatur dalam kebijakan
yang baru ini. Mengingat keterbatasan dari pengusaha skala kecil dimaksud
dalam menyelenggarakan pencatatan, perlu diberikan petunjuk
Dalam perkembangannya, nanti akan diatur mengenai pe- atau format yang memudahkan mereka dalam mencatat transak-
ngalihan data ke dalam bentuk elektronik dimana: si dalam kegiatan usahanya. Pencatatan wajib dilakukan oleh :
a. Laporan keuangan, buku, catatan, dokumen, dan surat, a. Pengusaha pabrik skala kecil;
yang asli dapat dialihkan ke dalam bentuk data elektronik. b. Penyalur etil alkohol atau minuman mengandung etil alkohol
b. Laporan keuangan, buku, catatan, dokumen, dan surat skala kecil yang wajib memiliki Nomor Pokok Pengusaha Ba-
yang asli, yang mempunyai kekuatan pembuktian otentik rang Kena Cukai; atau
dan masih mengandung kepentingan hukum tertentu, wajib c. Pengusaha tempat penjualan eceran etil alkohol atau
tetap disimpan. minuman mengandung etil alkohol yang wajib memiliki Nomor
Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai.
Setiap pengalihan laporan keuangan, buku, catatan, doku-
men, dan surat wajib dilegalisasi oleh pimpinan atau orang Pengusaha pabrik skala kecil dan penyalur etil alkohol atau
yang ditunjuk di lingkungan badan hukum yang bersangkutan, minuman mengandung etil alkohol skala kecil merupakan orang
dengan dibuatkan berita acara yang sekurang-kurangnya pribadi yang tidak dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.
memuat : Dalam pelaksanaanya, nanti akan dibuatkan format pencatat-
a. keterangan tempat, hari, tanggal, bulan, dan tahun an untuk masing-masing jenis BKC, sehingga untuk pengusaha
dilakukannya legalisasi; skala kecil dapat memakai format tersebut untuk kegiatan penca-
b. keterangan bahwa pengalihan laporan keuangan, buku, tatan. Catatan tersebut, sebelum digunakan harus mendapat
catatan, dokumen, dan surat yang dibuat diatas kertas ke pengesahan dari Kepala Kantor Pelayanan Utama atau pejabat
dalam disket, compact disk, tape backup, hard disk atau yang ditunjuknya, atau Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayan-
media lainnya telah dilakukan sesuai dengan aslinya; dan an Bea dan Cukai atau pejabat yang ditunjuknya.
c. tanda tangan dan nama jelas orang bersangkutan. Sama dengan ketentuan tentang pembukuan, pengusaha
pabrik skala kecil, penyalur skala kecil yang wajib memiliki izin,
Buku, catatan, dokumen, dan surat dalam bentuk data elek- dan pengusaha tempat penjualan eceran yang wajib memiliki izin,
tronik wajib dijaga atau dijamin keandalan sistem pengolahan harus menyimpan catatan selama 10 (sepuluh) tahun pada tem-
datanya supaya dapat dibuka, dibaca, atau diambil kembali su- pat usahanya di Indonesia.
atu saat.
Lebih lanjut diatur bahwa laporan keuangan, buku, catatan, SANKSI
dan dokumen yang menjadi bukti dasar pembukuan, dan doku- Dalam ketentuan mengenai pembukuan dan pencatatan juga
men lain yang berkaitan dengan kegiatan usaha, serta surat diatur mengenai sanksi bagi pengusaha yang tidak mengindah-
yang berkaitan dengan kegiatan di bidang cukai, baik tertulis di kan ketentuan pembukuan dan pencatatan.
atas kertas atau sarana lain yang terekam dalam bentuk Dalam penerapan pembukuan di bidang cukai, telah diatur
apapun yang dapat dilihat dan dibaca, wajib disimpan selama juga sanksi bagi pengusaha yang tidak menyelenggarakan
10 (sepuluh) tahun pada tempat usahanya di Indonesia, terma- pembukuan berupa denda sebesar Rp 50.000.000 (Lima puluh
suk tempat-tempat lain yang khusus diperuntukkan sebagai juta rupiah), sanksi bagi pengusaha yang menyelenggarakan
tempat penyimpanan laporan keuangan, buku, catatan, doku- pembukuan, tetapi tidak mengindahkan kriteria yang telah
men, dan surat. ditetapkan dalam penyelenggaraan pembukuan berupa denda
sebesar Rp 25.000.000 (Dua puluh lima juta rupiah). Sanksi bagi
PENGECUALIAN PADA PENGUSAHA KECIL pengusaha skala kecil yang tidak melakukan pencatatan berupa
Pada pasal 16 ayat (2) UU No. 39 tahun 2007 tentang cu- denda sebesar Rp 10.000.000 (Sepuluh juta rupiah).
kai disebutkan bahwa “Dikecualikan dari kewajiban menye- Dengan adanya aturan baru tentang pembukuan, diharapkan
lenggarakan pembukuan tetapi wajib melakukan pencatatan para pengusaha dapat lebih baik lagi dalam mencatat segala
adalah pengusaha pabrik skala kecil, penyalur skala kecil yang kegiatan produksi yang dilakukannya. Selain itu, kejelasan akan
wajib memiliki izin dan pengusaha tempat penjualan eceran batas waktu pelaksanaan audit yang lebih terprogram juga dapat
yang wajib memiliki izin.” Ketentuan ini dimaksudkan untuk membantu pengusaha dalam menyediakan data-data yang diper-
memberikan pengecualian bagi pengusaha pabrik dengan lukan, sehingga pelaksanaan audit dapat berjalan dengan baik.
skala kecil, penyalur skala kecil dan pengusaha TPE yang Pelaksanaan audit cukai, pada prinsipnya untuk meningkat-
tidak mampu untuk menyelenggarakan pembukuan. kan kepatuhan pangusaha dalam menjalankan bisnisnya. Untuk
“Namun demikian pengecualian ini tidak menghapus kewajiban itu, pentingnya audit cukai dilaksanakan baik terhadap pengusa-
pengusaha-pengusaha tersebut untuk melakukan pencatatan. Ke- ha berskala besar maupun skala kecil adalah untuk menciptakan
wajiban melakukan pencatatan ini dimaksudkan untuk memberi ke- persaingan usaha yang sehat dan menjadi sarana pendidikan bagi
mudahan dalam memenuhi ketentuan undang-undang ini dengan pengusaha dalam menyelenggarakan pembukuan. adi/mr

12 WARTA BEA CUKAI EDISI 406 SEPTEMBER 2008


AUDIT CUKAI
DOK PT. PANJANG JIWO
tem tradisional dalam hal
pembukuan, sehingga men-
jadi kendala ketika perusa-

SEBAGAI
haan tersebut akan diaudit.

KENDALA KEBIJAKAN YANG


LAMA

PEMBINAAN Menanggapi pelaksana-


an audit yang saat ini
sudah berjalan dan adanya

ADMINISTRASI
perubahan yang cukup sig-
nifikan dalam kebijakan
audit cukai, menurut Lekir
Daud selaku Corporate &

PEMBUKUAN Regulatory Affairs Director


PT. British American
Tobacco Indonesia (BAT),
perusahaannya hingga kini
Disesuaikannya sistem pembukuan yang telah empat kali dilakukan
MARTONO. Dari audit yang
lama dengan standar akuntansi nasional audit, yaitu pada tahun
dilakukan, banyak hal yang dapat
pada Peraturan Menteri Keuangan 1998, 2003, 2007, dan kami perbaiki terutama dalam hal
2008. Dari hasil audit ter- administrasi cukai.
Nomor: 91/PMK.04/2008 tentang audit akhir, ada perbedaan per-
cukai, mendapat sambutan yang sangat sepsi antara BAT dengan auditor mengenai tarif HS, yang
positif dari para pengusaha. mengakibatkan PT. BAT harus membayar selisih perbeda-

S
an tarif bea masuk, padahal pada audit sebelumnya tidak
ebagai salah satu pilar pengawasan yang dilakukan terdapat temuan seperti itu.
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), audit “Audit yang dilaksanakan selama ini memang cukup
cukai yang sebelumnya telah diatur dalam Undang- baik dan memberikan masukan untuk memperbaiki sistem
Undang nomor 11 tahun 1995 tentang cukai, dan kontrol dan pelaksanaan di BAT. Selain itu, personel bea
kembali diatur dengan lebih jelas pada Undang-Un- cukai yang terlibat dalam audit cukai sangat kooperatif dan
dang nomor 39 tahun 2007 tentang Cukai, dalam pelaksana- sangat memahami aturan-aturan kepabeanan yang berlaku
annya memiliki andil yang cukup signifikan terhadap upaya dan teknis audit secara umum,” ujar Lekir Daud.
peningkatan target penerimaan cukai. Namun demikian masih menurut Lekir Daud, ada bebe-
Adanya tambah bayar dan pelunasan tunggakan cukai rapa hal yang menjadi kendala bagi BAT, antara lain pema-
yang harus diselesaikan oleh perusahaan cukai, menjadikan haman personel mengenai proses yang berkaitan dengan
audit cukai selain sebagai alat pembinaan dalam administrasi cukai tembakau masih kurang, demikian juga pemahaman
pembukuan perusahaan cukai, juga sebagai alat untuk mengenai proses pabrik rokok. Selain itu, pada audit cukai
melihat sejauhmana tingkat kepatuhan dari perusahaan cukai ini tidak ada kepastian mengenai jangka waktu
terhadap kebijakan cukai. pelaksanaan audit, sehingga sering terjadi tumpang tindih
Agar dalam pelaksanaannya dapat lebih mencapai sasar- dalam pelaksanaan audit cukai yang dilakukan oleh kantor
an, belum lama ini Menteri Keuangan mengeluarkan kebijak- bea cukai yang berbeda, seperti Kantor Wilayah dan
an baru tentang audit cukai, yang mana pada kebijakan ter- Kantor Pelayanan Utama.
sebut DJBC mendapatkan kewenangan yang lebih luas untuk Sementara itu menurut Direktur Keuangan PT. Panjang
mengaudit bukan hanya pihak pabrikan saja, tapi juga impor- Jiwo, Martono, selaku perusahaan minuman mengandung
tir barang kena cukai, penyalur, hingga pengguna barang etil alkohol (MMEA), perusahaannya sudah tiga kali
kena cukai yang mendapatkan fasilitas pembebasan cukai. dilakukan audit, namun dari audit yang dilakukan itu, tidak
Kebijakan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Keua- satu pun kendala yang dihadapinya, bahkan dengan
ngan nomor: 91/PMK.04/2008 tentang audit cukai, selain pelaksanaan audit cukai ini, PT. Panjang Jiwo menjadi lebih
DOK. PT. BAT memberikan kewenangan paham akan sistem administrasi yang lebih baik.
lebih luas kepada DJBC, “Audit cukai yang selama ini dilaksanakan oleh DJBC
juga memberikan keringan- sudah sesuai dengan prosedur dan mengacu pada pera-
an kepada para penggusa- turan-peraturan yang ada. Makanya, selama ini kami tidak
ha cukai dalam hal pembu- mengalami kendala ketika dilakukan audit, bahkan dengan
atan buku persediaan adanya audit cukai ini sangat membantu kami dalam hal
barang kena cukai. Buku tertib administrasi cukai,” kata Martono.
tersebut sejauh ini dipan- Lain halnya yang disampaikan oleh Direktur Keuangan
dang cukup merepotkan PT. TOP TEN Tobacco, Yuli Soekarno, menurutnya walau-
oleh pengusaha berskala pun perusahaannya baru satu kali dilakukan audit pada ta-
besar, karena mereka hun 2007, namun dalam pelaksanaan audit tersebut banyak
umumnya telah mengguna- hal yang menjadi kendala bagi perusahaannya. Yuli menilai
kan sistem akuntasi nasio- sosialisasi tentang audit cukai belum efektif dilaksanakan
nal harus mendapat tamba- sehingga perusahaanya kesulitan saat akan diaudit.
han pekerjaan dengan Selain itu, audit cukai yang seharusnya menjadi pembi-
pembuatan buku tersebut. naan dalam sistem pembukuan masih kurang dilaksanakan
Bagi perusahaan skala sehingga perusahaannya belajar sendiri untuk proses audit
kecil, buku tersebut terka- ini.
dang juga menyulitkan me- “Audit cukai memang sangat bagus dijalankan untuk
LEKIR DAUD. Kebijakan audit cukai reka, karena dengan SDM melihat tingkat kepatuhan dari pengusaha cukai. Namun
yang baru ini harus dilaksanakan yang minim dan umumnya demikian, jangan jadikan audit cukai ini sebagai pembina-
secara benar dan konsisten. masih menggunakan sis- saan, jadikanlah audit cukai sebagai sarana pembinaan

EDISI 406 SEPTEMBER 2008 WARTA BEA CUKAI 13


LAPORAN UTAMA

tem akuntasi yang memang sudah


ada di perusahaan.
“Kebijakan baru untuk pergantian
buku barang kena cukai dengan buku
laporan ini, kami sangat mendukung-
nya. Memang, kami berada dalam skala
menengah, tapi untuk skala kecil buku
ini juga terkadang merepotkan dan tak
heran kalau masih ada yang meminta
petugas bea cukai untuk membuatkan-
nya. Inikan tidak fair, masa pembukuan
kita yang buat bea cukai,” kata Yuli Soe-
karno.
Masih menurut Yuli, untuk kedepan-
nya diharapkan sosialisasi akan audit
cukai lebih ditingkatkan lagi, karena se-
bagian perusahaan yang ada di daerah
adalah perusahaan kecil, sehingga per-
lu bimbingan yang lebih intensif dalam
pembuatan pelaporan hasil produksi
yang sesuai dengan undang-undang.
Selain itu, sosialisasi akan kebijakan
baru juga harus jelas waktunya, jangan
sampai pengusaha masih mengguna-
kan kebijakan lama, padahal sudah ada
kebijakan baru yang mengatur lebih
baik lagi.
KEJELASAN WAKTU. Dengan lebih jelasnya waktu pelaksanaan audit, membuat perusahaan siap
untuk menyediakan data-data yang diperlukan. HARAPAN PADA AUDIT CUKAI YANG
BARU
perusahaan dalam tertib administrasi. Untuk itu sosialisasi Masih terkait dengan kebijakan baru tentang audit cukai,
mengenai tatacara audit juga harus disosialisasikan PT. BAT menilai kebijakan yang baru memang memberikan
dengan jelas, bukan hanya secara lisan tapi juga secara aturan yang lebih jelas mengenai audit cukai, namun
tertulis,” jelas Yuli Soekarno. demikian PT. BAT tetap mengalami kendala dalam pelaksa-
naan audit cukai, karena batas waktu yang diberikan kepa-
PERUBAHAN PADA SISTEM PEMBUKUAN DAN WAKTU AUDIT da perusahaan untuk memberikan tanggapan terhadap
Sementara itu menurut Lekir Daud, dengan adanya per- data temuan sementara (DTS) hanya diberikan tujuh hari
ubahan pada sistem pembukuan dan kejelasan pada waktu kerja.
pelaksanaan audit, pada peraturan yang baru tentang audit “Ini sangat memberatkan, karena pada kenyataannya seca-
cukai, jelas lebih baik. Artinya, definisi terhadap personel ra internal kami butuh waktu lebih dari 14 hari untuk mempela-
yang terlibat kini lebih jelas, dan adanya perbedaan yang jari dan mendiskusikan sebelum memberikan tanggapan,
lebih detail antara audit umum, audit khusus, dan audit karena dibutuhkan koordinasi dengan departemen lain yang
investigasi menjadikan pengusaha lebih paham akan jenis sering kali tidak ada di satu lokasi,” ungkap Lekir Daud.
audit yang dilakukan terhadap perusahaannya. Untuk itu PT. BAT berharap dengan adanya kebijakan
Demikian halnya dengan PT. Panjang Jiwo, perusahaan yang baru di bidang audit cukai, maka audit cukai dapat di-
ini menilai pada kebijakan baru tentang audit cukai, terda- laksanakan secara benar dan konsisten, termasuk peratur-
pat kejelasan yang lebih spesifik baik mengenai perubahan an pelaksanaannya harus dibuat dengan mempertimbang-
pembukuan barang kena cukai maupun lama waktu proses kan masukan yang diberikan oleh perusahaan cukai, untuk
audit. meningkatkan kualitas personel dan proses audit cukai.
“Digantinya buku persediaan barang kena cukai, dengan Sementara PT. Panjang Jiwo berharap, dengan kebi-
pelaporan yang sesuai dengan standar akuntasi nasional jakan yang baru ini perusahaannya dapat banyak belajar
membuat perusahaan tidak mengerjakan dua kali dalam menata adminsitrasi sehingga menjadi lebih baik, se-
pembukuan, karena bagi perusahaan besar yang sistem lain itu Panjang jiwo juga berharap SDM yang ada di peru-
pembukuannya sudah berjalan baik, akan mengalami sahaannya akan lebih giat lagi belajar mekanisme pembu-
kerepotan jika harus mengerjakan buku pelaporan lainnya,” kuan yang baik sesuai dengan kebijakan baru di bidang
ungkap Martono. audit cukai.
Masih menurut Martono, dari sisi waktu audit yang me- Baik PT. BAT, PT. Panjang Jiwo, PT. TOP TEN, terma-
ngatur lamanya pemeriksaan, kini sudah jauh lebih baik, suk juga diyakini perusahaan-perusahaan dibidang cukai
karena dalam kebijakan yang baru, audit harus diselesai- tentunya sangat mendukung sekali keluarnya kebijakan
kan dalam jangka waktu paling lama tiga bulan. Selain itu, baru di bidang audit cukai. Kebijakan baru tentang audit
untuk permintaan laporan yang lebih spesifik dari pihak cukai kini tinggal menunggu pelaksanaannya, dengan
auditor, kini waktunya juga semakin jelas sehingga pihak kebijakan ini DJBC berharap dapat lebih memaksimalkan
perusahaan dapat menyiapkan data-data yang diperlukan perannya sebagai unit pengawasan di bidang cukai, dan
sedini mungkin, dan pada saat pelaksanaan audit sudah perusahaan cukai tentunya akan lebih mudah dalam
dapat mempersiapkanya sehingga proses pelaksanaan menyediakan data produksinya yang pada akhirnya audit
audit akan semakin lancar. cukai dapat mencapai sasaran.
Hal ini juga diamini oleh Yuli Soekarno, menurutnya di- Satu hal yang penting pada pelaksanaan audit cukai ada-
gantinya buku persediaan barang kena cukai dengan lah audit cukai dapat menjadi sarana bimbingan atau pem-
pelaporan yang sesuai dengan standar akuntasi nasional, belajaran dalam sistem administrasi yang baik dan benar
akan lebih mempermudah perusahaan dalam menyajikan kepada perusahaan cukai, sehingga mereka akan semakin
data-data produksi dan dapat menyesuaikan dengan sis- patuh karena pembukuan mereka terus diawasi. adi

14 WARTA BEA CUKAI EDISI 406 SEPTEMBER 2008


WAWANCARA

Thomas Sugijata, Direktur Audit

“TUJUAN AUDIT
CUKAI LEBIH
SPESIFIK, UNTUK
MENGUJI
KEPATUHAN
PENGUSAHA”
Terhitung sejak 15 Agustus 2008,
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
(DJBC) mendapatkan kewenangan
yang lebih luas untuk melakukan audit
di bidang cukai. Dari Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.04/
2008 tentang Audit Cukai, selain
memberikan kewenangan yang lebih
luas juga memberikan nuansa baru
dalam pembukuan persedian barang
kena cukai yang kini lebih menggunakan
sistem akuntansi nasional.
Adanya perubahan yang cukup signifikan
pada kebijakan audit cukai yang baru ini,
pada umumnya disambut positif oleh
pengusaha barang kena cukai.
Karena selain memberikan kemu-
dahan dalam mengerjakan
pembukuan, pada
kebijakan ini juga dapat
membantu pihak
pabrikan untuk lebih
mengawasi pere-
daran barang kena
cukai yang mereka
produksi, yang
akhirnya dapat
menciptakan
persaingan yang
lebih sehat.
Untuk mengeta-
hui perubahan
antara peraturan
audit cukai yang
lama dengan
audit cukai yang
baru, juga visi
dari kebijakan
audit cukai yang
baru ini, WBC
mewawancarai
Direktur Audit,
T homas Sugija ta
Sugijata
ta.
Berikut petikan
wawacaranya:

EDISI 406 SEPTEMBER 2008 WARTA BEA CUKAI 15


WAWANCARA

Terkait dengan adanya ketentuan baru tentang Audit mengatur kewenangan pejabat bea dan cukai pelaksana-
Cukai dalam UU No. 39 tahun 2007 tentang Cukai, aan pemeriksaan dalam rangka audit di bidang cukai.
perubahan apa yang ada pada ketentuan tersebut?
Kewenangan untuk melakukan audit sudah diatur di da- Siapa yang menjadi Obyek Pemeriksaan dalam Rangka
lam UU No. 11 Tahun 1995 tentang Cukai. Dalam UU No. 39 Audit Cukai ?
tahun 2007 tentang Cukai, perubahan yang terkait dengan Kalau dahulu, dalam Undang-Undang Cukai sebelum di-
audit cukai diantaranya adalah: lakukan perubahan, pejabat bea dan cukai berwenang
1. Adanya pengertian/definisi audit cukai : Dulu di dalam memeriksa buku, catatan atau dokumen yang diwajibkan oleh
Undang-Undang No. 11 tahun 1995 tentang cukai, tidak undang-undang dan pembukuan perusahaan yang berkaitan
diatur secara tegas tentang definisi audit cukai. Sekarang dengan barang kena cukai serta sediaan barang kena cukai
telah dicantumkan secara jelas definisi audit cukai yaitu : dari pabrik, tempat penyimpanan dan tempat lain untuk ke-
serangkaian kegiatan pemeriksaan laporan keuangan, perluan audit di bidang cukai
buku, catatan dan dokumen yang menjadi bukti dasar Sekarang sudah diatur secara rinci siapa-siapa yang
pembukuan, dan dokumen lain yang berkaitan dengan ke- menjadi obyek audit. Dalam ketentuan tentang audit cukai
giatan usaha, termasuk data elektronik, serta surat yang sesuai PMK tersebut pejabat bea dan cukai berwenang mela-
berkaitan dengan kegiatan di bidang cukai dan/atau sedi- kukan audit cukai terhadap, pengusaha pabrik, pengusaha
aan barang dalam rangka pelaksanaan ketentuan tempat penyimpanan, Importir barang kena cukai, penyalur;
perundang-undangan di bidang cukai. dan pengguna barang kena cukai yang mendapatkan fasilitas
2. Tujuan audit cukai lebih spesifik yaitu menguji kepatuhan pembebasan cukai.
pengusaha pabrik, pengusaha tempat penyimpanan, im- Terdapat perluasan dan penegasan terhadap obyek audit
portir barang kena cukai, penyalur, dan pengguna barang dalam PMK yaitu importir barang kena cukai, penyalur, dan
kena cukai yang mendapatkan fasilitas pembebasan cu- pengguna barang kena cukai yang mendapatkan fasilitas
kai atas pelaksanaan pemenuhan ketentuan perundang- pembebasan cukai.
undangan di bidang cukai. Kewenangan melakukan pemeriksaan dalam rangka audit
3. Perluasan (penambahan) dan penegasan obyek audit cukai, meskipun sudah di dalam peredaran bebas dan sudah
yaitu importir barang kena cukai, penyalur, dan pengguna dilunasi cukainya, yaitu audit cukai terhadap penyalur tetap
barang kena cukai yang mendapatkan fasilitas pembe- dapat dilakukan dalam rangka pengawasan terhadap pere-
basan cukai. daran barang kena cukai itu sendiri. Hal ini terkait dengan
4. Penggantian buku persediaan dengan kewajiban menye- karakteristik barang kena cukai sesuai pasal 2 Undang-
lenggarakan pembukuan bagi pengusaha yang bergerak Undang No. 39 tahun 2007 tentang cukai, yaitu konsumsinya
di bidang cukai dan Pengecualian dari kewajiban menye- perlu dikendalikan, peredarannya perlu diawasi, pemakaian-
lenggarakan pembukuan tetapi wajib menyelenggarakan nya dapat menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat
pencatatan bagi pengusaha skala kecil. atau lingkungan hidup, pemakaiannya perlu pembebanan
5. Pengaturan secara terinci dan detail tentang kewenangan pungutan negara demi keadilan dan keseimbangan.
tim audit dalam pelaksanaaan audit cukai.
6. Kewajiban pihak perusahaan terkait dengan pelaksanaan Terdapat 3 jenis Jenis Audit Cukai yaitu Audit Umum,
audit cukai. Audit Khusus, dan Audit Investigasi, apa yang
7. Hasil audit cukai yang merupakan penetapan pejabat bea membedakan diantara ketiga jenis audit tersebut ?
dan cukai. Pengertian masing-masing jenis audit cukai, sesuai de-
8. Dalam mekanisme audit, dimungkinkan banding atas pe- ngan ketentuan umum Peraturan Menteri Keuangan tentang
netapan pejabat bea dan cukai (akibat temuan audit) se- audit cukai adalah, audit umum, audit khusus, dan audit
telah melalui mekanisme keberatan. investigasi.
9. Penambahan sanksi atas penyelenggaraan pembukuan Yang membedakan masing-masing jenis audit tersebut
dan penyelenggaraan pencatatan serta apabila menye- pada intinya dapat dilihat dari ruang lingkup pemeriksaan.
babkan Pejabat Bea dan Cukai tidak dapat menjalankan Pada audit umum ruang lingkup pemeriksaan adalah menye-
kewenangan di bidang audit. luruh dan lengkap terhadap pemenuhan kewajiban cukai.
Pada audit umum ruang lingkup terbatas/tertentu terhadap
Apa Visi dari ketentuan baru tersebut ? hal-hal tertentu yang menjadi sasaran pemeriksaan. Pada
Pada dasarnya Kewenangan untuk melakukan audit su- audit investigasi hanya memeriksa yang terkait dengan duga-
dah diatur di dalam UU No. 11 Tahun 1995 tentang Cukai. an tindak pidana cukai.
Ketentuan baru tersebut dilakukan untuk mengantisipasi dan Dari perbedaan ruang lingkup tersebut berpengaruh ter-
menampung perkembangan yang ada dan terjadi selama 12 hadap pelaksanaan jenis audit masing-masing yang meliputi,
pelaksanaan kegiatan audit cukai. Kewenangan Audit lebih waktu pelaksanaan audit, dasar pelaksanaan tugas/perintah
dirinci di dalam aturan yang baru tersebut. audit, prosedur pemeriksaan, susunan tim, dan pelaporan
Ketentuan baru tersebut dimaksudkan untuk : hasil audit.
1. Mempertegas kewenangan pejabat bea dan cukai untuk
melaksanakan pemeriksaan dalam rangka audit di bidang Apa yang menjadi kendala DJBC selama ini dalam
cukai, melaksanakan Audit Cukai ?
2. mempertegas dan mengatur lebih rinci tentang kewe- Selama ini terkait dengan jumlah SDM (Auditor) yang ter-
nangan pejabat bea dan cukai dalam melaksanakan audit batas, konsentrasi pelaksanaan audit cukai masih menitikbe-
sehingga obyek audit kooperatif dalam membantu proses ratkan pada kegiatan audit kepabeanan, mengingat banyak
audit. rekomendasi audit kepabeanan dan beban pengawasan di
3. mengatur kewajiban perusahaan untuk menyediakan te- bidang kepabeanan.
naga, peralatan dan menyerahkan buku, catatan, Sebagian pengusaha belum mengetahui, kalau mereka
dokumen, dan/atau surat yang berkaitan dengan kegiatan merupakan obyek audit. Mereka beranggapan bahwa penga-
usahanya dalam rangka audit cukai agar pelaksanaan wasan selama ini hanya dilakukan oleh KPPBC setempat.
audit dapat berjalan dengan baik dan lancar. Terdapat resistensi oleh beberapa pengusaha yang
4. untuk memberikan efek jera, dengan sanksi administrasi menganggap bahwa kewenangan dalam pelaksanaan audit
bagi Pengusaha yang menyebabkan pejabat bea dan cu- cukai terbatas hanya pada buku persediaan yang diwajibkan.
kai tidak dapat melaksanakan kewenangan untuk keperlu- Padahal untuk mengetahui kondisi sebenarnya dalam buku
an audit. persediaan perlu dilakukan pengujian transaksi internal
5. penambahan beberapa ayat yang dimaksudkan untuk perusahaan. Dan, belum semua pengusaha yang bergerak di

16 WARTA BEA CUKAI EDISI 406 SEPTEMBER 2008


bidang cukai menyelenggarakan pembukuan yang dapat Sebagai konsekuensi dari ketentuan kewajiban penye-
diaudit (auditable) termasuk ketertiban di dalam penyimpanan lenggaraan pembukuan dimaksud, khusus untuk pengusaha
dokumen. yang melakukan kegiatan usaha di bidang cukai yang sudah
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak diwajibkan
Dalam ketentuan baru mengenai Audit Cukai, ada hal menyelenggarakan pembukuan dan tidak diwajibkan menye-
yang baru di dalam pelaksanaan audit, yaitu kewajiban lenggarakan buku persediaan, atau buku bantu persediaan
menyelenggarakan Pembukuan bagi Perusahaan ? Bisa yang selama ini diwajibkan.
dijelaskan ?
Yang dimaskud dengan pembukuan adalah “suatu proses Dari sisi peraturan yang menjadi Dasar Hukum, apa
pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpul- perbedaan Ketentuan Pembukuan yang lama dan yang
kan data dan informasi yang meliputi dan mempengaruhi baru, termasuk pembukuan di bidang kepabeanan?
keadaan harta, utang, modal, pendapatan dan biaya yang Dari beberapa aspek perbandingan dapat dilihat dari
secara khusus menggambarkan jumlah harga perolehan dan matriks di bawah ini :
penyerahan barang atau jasa, yang kemudian diikhtisarkan
dalam laporan keuangan.”
Memang kegiatan audit cukai sangat terkait dengan pem-
bukuan yang dilakukan oleh pihak perusahaan. Dalam
pelaksanaan di lapangan diperlukan suatu aturan yang tegas
dan batas–batas yang jelas tentang norma–norma yang ha-
rus dipenuhi dalam penyelenggaraan pembukuan. Oleh kare-
na itu pengaturan dan penegasan pembukuan dalam keten-
tuan peraturan perundang-undangan sangat penting
Untuk mendukung kegiatan audit cukai, perlu diatur seca-
ra detail kewajiban menyelenggarakan dan penyimpanan
pembukuan. Kewajiban ini akan mempermudah pejabat bea
dan cukai dalam melaksanakan audit di bidang kepabeanan
dan cukai (auditable).
Dulu kewajiban melakukan pencatatan oleh pengusaha pab-
rik dan pengusaha tempat penyimpanan, dilakukan dalam buku
persediaan yang sudah ditetapkan bentuk dan format
dokumennya. Buku persediaan yang diwajibkan oleh undang-
undang cukai pengisiannya dirasa masih rumit, hal ini terlihat dari
beberapa masukan diketahui bahwa pihak pengusaha mengala-
mi kesulitan di dalam melakukan pencatatan dalam buku persedi-
aan khususnya yang terkait dengan hasil tembakau.
Sekarang ini telah dibuat khusus untuk pengusaha skala
kecil suatu format khusus pencatatan yang sederhana dan
dapat diimplementasikan untuk mencatat kegiatan transaksi
barang kena cukai dan pita cukai.
Di Lapangan terdapat juga adanya perusahaan yang mempu-
nyai sistem pengendalian internal yang sudah cukup bagus,
menggunakan EDP (Electronic data Processing) dalam setiap
transaksinya, tetapi untuk memenuhi ketentuan peraturan masih
harus membuat buku persediaan yang formatnya sudah ditentu-
kan. Hal ini merupakan kewajiban tambahan yang kurang perlu.
Penggantian “Buku Persediaan” dengan pembukuan yang
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia, karena seiring tuntutan untuk menciptakan good
corporate governance, setiap perubahan yang dilakukan harus
menerapkan prinsip-prinsip administrasi modern, yaitu account-
able, reliable, transparansi, dan representational faithfulness.

Apakah kewajiban untuk menyelenggarakan


pembukuan tersebut di berlakukan untuk semua
perusahaan yang bergerak di bidang Cukai ?
Kewajiban menyelenggarakan pembukuan tidak diberlakukan
untuk setiap perusahaan, ada batas yang jelas pada pembukuan
tersebut diwajibkan atau tidak diwajibkan untuk perusahaan.
Ada pengecualian kewajiban untuk menyelenggarakan ii. Ketentuan Pembukuan
pembukuan tetapi wajib melakukan pencatatan yaitu bagi
adalah pengusaha pabrik skala kecil, penyalur skala kecil
yang wajib memiliki izin dan pengusaha Tempat Penjualan
Eceran (TPE) yang wajib memiliki izin.” Ketentuan ini dimak-
sudkan untuk memberikan pengecualian bagi pengusaha
pabrik dengan skala kecil, penyalur skala kecil dan pengusa-
ha TPE yang tidak mampu atau secara teknis mengalami
kesulitan untuk menyelenggarakan pembukuan.
Sesuai dengan ketentuan yang baru tersebut, peng-
usaha pabrik skala kecil dan penyalur skala kecil adalah
orang pribadi yang tidak dikukuhkan sebagai Pengusaha
Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam peraturan
perundang-undangan di bidang perpajakan.

EDISI 406 SEPTEMBER 2008 WARTA BEA CUKAI 17


WAWANCARA DAERAH KE DAERAH

Apa yang menjadi kelemahan dari ketentuan yang lama


dan Keunggulan dari peraturan yang baru sehingga
perlu ada perubahan dalam ketentuan pembukuan ?
PERESMIAN
Pada ketentuan yang lama yang mengatur tentang buku
persediaan :
a) Semua pengusaha untuk jenis BKC yang sama KPPBC TIPE
MADYA CUKAI
menggunakan format buku persediaan yang sama, tanpa
membedakan sistem pembukuan yang dilakukan oleh
pengusaha.

MALANG
b) Dalam buku persediaan, yang menjadi dasar pemasukan
dan pengeluaran adalah dokumen cukai dan bukan
dokumen internal perusahaan.
c) Merupakan kewajiban tambahan yang tidak perlu, karena
banyak perusahaan yang sudah menyelenggarakan Setelah sukses melakukan soft
pembukuan, bahkan lebih lengkap dibanding dengan launching awal Juli lalu, Kantor
buku persediaan yang diwajibkan. Pengawasan dan Pelayanan Bea dan
d) Kepastian dalam pelaksanaan audit, mengingat kegiatan Cukai (KPPBC) Tipe A3 Malang
pada 1 Agustus 2008 secara resmi
audit sampai batas buku persediaan yang diwajibkan atau
sampai ke pembukuan internal perusahaan.
ditetapkan menjadi KPPBC Tipe Madya
Pada ketentuan yang baru : Cukai Malang, sesuai Keputusan
a) Penyempurnaan dari ketentuan yang lama yang menggu- Dirjen Bea Cukai No. KEP-46/BC/2008.
nakan buku persediaan, saat ini pembukuan internal
FOTO-FOTO : KY
perusahaan yang dipakai sebagai alat pengawasan oleh
DJBC.
b) Menghilangkan kewajiban bagi pengusaha untuk
membuat buku persediaan.
c) Khusus untuk pengusaha skala kecil akan dibuatkan su-
atu format yang sederhana yang dapat diterapkan untuk
pencatatan produksi dan mutasi keluar masuknya barang
kena cukai.
d) Kepastian di dalam pelaksanaan audit sesuai dengan
definisi audit cukai.

Untuk melaksanakan ketentuan di dalam Peraturan


Menteri Keuangan No. 91/PMK/2008 tentang Audit
Cukai, adakah produk hukum misalnya Peraturan
Direktur Jenderal untuk membantu implementasi ?
Terdapat beberapa aturan hukum untuk
pelaksananaan ketentuan yang terkait dengan
pelaksanaan audit yaitu diantaranya ketentuan mengenai
:
a. Peraturan Menteri Keuangan mengenai Pembukuan di
bidang Cukai;
b. Peraturan Menteri Keuangan mengenai Pencatatan;
c. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai mengenai
Tata laksana Audit Kepabeanan dan Audit Cukai.
d. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai mengenai
Standart Audit Kepabeanan dan Audit Cukai; PEMUKULAN GONG. Dilakukan oleh Dirjen Bea Cukai Anwar Suprijadi
e. Surat Edaran Direktur Jenderal Bea dan Cukai sebagai tanda peresmian KPPBC Tipe Madya Cukai Malang.

P
mengenai Program Audit; dan
f. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai mengenai eresmian KPPBC Madya Cukai Malang dilaku-
Sertifikasi Auditor, Ketua Auditor, Pengendali Teknis kan oleh Direktur Jenderal Bea Cukai Anwar
Audit (PTA) dan Pengawas Mutu Audit (PMA) Bea dan Suprijadi, didampingi Kepala Kanwil DJBC Jawa
Cukai. Timur II CF Sidjabat, dan Kepala KPPBC Tipe
Madya Cukai Malang Barid Effendi.
Apa harapan Bapak dengan adanya ketentuan baru di Bersama Dirjen yang tiba di kota Malang pada 1 Agus-
bidang audit cukai? tus pagi, ikut serta Sekretaris DJBC Kamil Sjoeib, Ketua
Ada empat harapan terkait dengan dikeluarkannya Tim Percepatan Reformasi sekaligus Direktur Audit
ketentuan baru di bidang audit cukai. Pertama, tentunya Thomas Sugijata, Direktur Cukai Frans Rupang, Direktur
dengan ketentuan yang baru diharapkan pelaksanaan P2 Jusuf Indarto, dan Kepala Bagian Kepegawaian Azhar
audit menjadi lebih efektif, sederhana, dan implementatif. Rasyidi.
Kedua, secara internal para auditor secara aktif Acara peresmian yang diadakan di aula pertemuan
membekali diri dengan pemahaman dan pengetahuan gedung KPPBC Malang dihadiri undangan dari instansi
akan ketentuan peraturan di bidang cukai. Ketiga, secara terkait di kota Malang, mitra kerja yang terdiri dari pengu-
ekternal kami berharap agar perusahan agar patuh dan saha pabrik rokok, etil alkohol, dan minuman mengan-
kooperatif bila dilakukan audit cukai atas kegiatan dung etil alkohol (MMEA), serta pejabat dan pegawai di
usahanya. Dan keempat, perlu dipahami bahwa kegiatan lingkungan Kanwil dan KPPBC Madya Cukai Malang.
audit cukai bukan untuk mencari kesalahan demi tagihan Mengawali acara, Kepala Kanwil DJBC Jawa Timur
negara, tapi sesuai tujuan audit cukai adalah menguji (Jatim) II CF Sidjabat dalam sambutannya melaporkan
kepatuhan pengusaha atas pelaksanaan pemenuhan ke- bahwa secara keseluruhan Kanwil DJBC Jatim II telah
tentuan perundang-undangan di bidang cukai. mencapai target cukai sebesar 102% dari target semes-

18 WARTA BEA CUKAI EDISI 406 SEPTEMBER 2008


ter, atau pencapaian pada 1 Agustus sudah mencapai
51,15% dari target tahunan 2008, dengan nilai penerimaan

“Kita
cukai sebesar Rp. 9,79 triliun dari target penerimaan sebesar
Rp. 19,15 triliun. Dalam pencapaian tersebut KPPBC Tipe
Madya Cukai Malang menempati peringkat kedua dengan
memberikan kontribusi pencapaian target Kanwil DJBC Jatim
II, setelah KPPBC Madya Cukai Kediri. Tidak
Pandang
KPPBC Madya Cukai Malang untuk tahun anggaran 2008
ditargetkan menghimpun total penerimaan hingga 4 triliun
lebih, dengan perincian sebagai berikut :

Target Penerimaan TA 2008 Bulu,


Siapapun
BM = Rp. 2.175.260.000
Cukai = Rp. 4.226.344.910.000

Kita
Total = Rp. 4.228.520.170.000

Hingga bulan Juli 2008, penerimaan yang berhasil


dikumpulkan dari bea masuk maupun cukai sebagai berikut :
Tertibkan”
Realisasi Penerimaan Januari sd Juli 2008
BM = Rp. 1.194.667.612 (54,92%)
Cukai = Rp.2.744.419.919.959 (64,94%) Disela-sela acara ramah tamah peresmian KPPBC
Total = Rp.2.745.614.587.571 (64,93%) Tipe Madya Cukai Malang, WBC bersama beberapa
media lokal mewawancarai Dirjen Bea Cukai untuk
Secara geografis, wilayah kerja KPPBC Madya Cukai Malang mengetahui perkembangan terakhir di DJBC. Berikut
meliputi tiga Daerah Tingkat II yaitu Kota Malang, Kabupaten Ma- petikannya:
lang, dan Kota Batu. Dari ke-3 wilayah yang cukup luas tersebut,
tugas pengawasan dan pelayanan yang dilakukan meliputi pabrik Setelah peresmian di Malang ini, kantor-kantor
Hasil Tembakau sebanyak 367 pabrik, pabrik Etil Alkohol 1 pabrik, mana lagi yang akan diresmikan ?
MMEA 3 pabrik, Kawasan Berikat 3 pabrik, Kantor Pos lalu bea 1 Setelah peresmian di Malang, terus ke Kediri mudah-
kantor, dan pengusaha pengguna fasilitas KITE. mudahan akhir Agustus, setelah itu Tanjung Perak Sura-
Kepala KPPBC Tipe Madya Cukai Malang Barid Effendi, baya, kemudian Kudus, Soekarno-Hatta, dan Belawan.
dihadapan Dirjen dan undangan mengatakan, “Sejak muncul-
nya rencana pembentukan Kantor Madya Cukai kami terus Untuk di Kediri persiapan yang dilakukan ?
melakukan pembenahan dan langkah-langkah persiapan Menata jaringan IT (teknologi informasi), SDM-nya,
serta evaluasi dan kajian secara terpadu dan komprehensif”. sama persiapan fisik bangunan
Langkah-langkah yang sudah dan sedang dijalankan ter-
sebut diantaranya renovasi gedung kantor baik interior mau- Dalam sambutan, bapak bilang salah satu tujuan
pun eksterior, melakukan perhitungan kebutuhan SDM, pene- pembentukan KPPBC Madya Cukai juga KPU adalah
rapan teknologi informasi (TI) dalam pelayanan dan penga- kepatuhan internal dan eksternal. Pasca kerjasama
wasan, penyusunan dan penerapan key performance indica- KPK dan Bea Cukai, di tingkat internal ada
tor, sosialisasi dan internalisasi bagi pegawai dan pengguna perubahan besar yang bapak lihat ?
jasa, serta penerapan polling kepuasan pelanggan yang dila- Cukup besar, kemarin kami sendiri melakukan pener-
kukan sejak 1 Juli - 31 Juli, dan telah mengumpulkan respon- tiban di Juanda, kita tidak bersama KPK tapi dari internal
den sebanyak 110, dengan hasil 25 sangat memuaskan, 42 kita, dan ternyata ada dua pegawai yang kena kasus,
memuaskan, 26 cukup memuaskan dan 17 tidak memuaskan. karena ada pengusaha yang diminta uang yang nggak
“Seluruh proses persiapan dan pembenahan tersebut ti- resmi. Sudah kita tindak, sudah kita proses. Kita sih terus
dak terlepas dari dukungan dan kerjasama semua pihak dan lakukan pembenahan-pembenahan, bisa dilihat di kantor
dapat kami laksanakan tepat waktu, mulai sejak jadwal persi- pusat ada banyak kontainer-kontainer numpuk eks
apan, jadwal uji coba, jadwal soft launching hingga peresmi- batam, ini sedang kita lakukan penyelidikan terhadap
an pada saat ini,” ujar Barid. orang-orang kita yang lalai melakukan tugasnya

KEPATUHAN PEGAWAI DAN MITRA USAHA Terhadap pihak internal yang ternyata bersalah ?
Sebelum memukul gong tanda peresmian KPPBC Tipe Kita proses hukuman disiplin sampai pemberhantian.
Madya Cukai, Dirjen Bea Cukai Anwar Suprijadi kepada mitra Kalau di 2008 sudah sekitar 21 pegawai yang kita usul-
usaha yang hadir mengatakan bahwa peresmian ini merupa- kan, yang diberhentikan sudah tujuh (Dalam pemberitaan
kan suatu rentetan dari program reformasi di bidang bea dan di media massa pada pertengahan Agustus, sudah ada
cukai. Dirjen menambahkan, peresmian ini juga merupakan delapan pegawai bea cukai yang diberhentikan - red).
suatu bentuk policy dari pemerintah khususnya DJBC untuk Mayoritas kasusnya banyak menerima uang tidak resmi.
membuat administrasi di bidang cukai menjadi lebih baik Apa yang kita lakukan sebenarnya membangun
serta bagaimana membuat prosedur lebih sederhana. kepatuhan, baik internal pegawai kami di bea cukai
“Mungkin bapak-bapak bertanya apa bedanya kantor yang maupun eksternal, klien. Kalau ada pelanggaran ya kita
dulu dengan sekarang? Bedanya adalah kami mempunyai lakukan law enforcement. Jadi kita tidak pandang bulu,
seksi kepatuhan internal. Jadi bagi rekan-rekan yang melang- siapa pun kita tertibkan.
gar kode etik akan ditindak oleh seksi kepatuhan internal”.
Namun, tidak hanya kepatuhan di tingkat internal saja Untuk merubah perilaku sehingga pencitraan bisa
yang ingin ditingkatkan, Dirjen juga menegaskan pentingnya lebih baik?
kepatuhan mitra usaha. “Yang patuh kami layani dengan baik, Kita komitmen, kita tegas dalam reward dan
yang tidak patuh kita bina, kalau yang gak bisa dibina, saran- punishment dan keteladanan pimpinan, kalau pimpin-
nya dibinasakan saja. Inilah yang kami sepakat bagaimana annya tegas tidak menerima kan harusnya dibawah-
sistem ini kita bangun dengan baik.” nya ikut juga. ky
“Hal yang berbeda lagi adalah ada seksi bimbingan dan

EDISI 406 SEPTEMBER 2008 WARTA BEA CUKAI 19


DAERAH KE DAERAH

FOTO BERSAMA. Dari kiri ke kanan, Kepala Bagian Kepegawaian Azhar Rasyidi, Sekretaris DJBC Kamil Sjoeib, Direktur P2 Jusuf Indarto, Kepala
Kanwil DJBC Jawa Timur II CF Sidjabat, Direktur Jenderal Bea Cukai Anwar Suprijadi, Kepala KPPBC Tipe Madya Cukai Malang Barid Effendi, Ketua
Tim Percepatan Reformasi sekaligus Direktur Audit Thomas Sugijata, dan Direktur Cukai Frans Rupang.

konsultasi. Kami ingin melakukan sosialisasi, kami ingin me- sedikit saya makin bangga. Harapan kami supaya bapak-
lakukan bimbingan dan kepatuhan supaya program ini bisa bapak tidak usah jauh-jauh ke Jakarta, tapi bisa diselesai-
dilakukan dengan baik. Tentunya apa yang kita lakukan hari kan di Malang.”
ini belum tentu cocok untuk satu tahun ke depan, untuk ini Di akhir sambutannya, Dirjen menyampaikan penghargaan-
saya mengharapkan masukan, kritik dari bapak-bapak, nya kepada para pengusaha yang telah membayar cukai dengan
bidang atau urusan apa yang harus kita perbaiki,” ujar Dirjen. tertib. “Saya menyampaikan terima kasih, mudah-mudahan di
Para pengusaha di bidang cukai di kota Malang kemudian hari kita akan lebih patuh dan lebih tertib lagi”.
tergabung ke dalam beberapa wadah seperti Gaperoma (Ga- Ketua Gaperoma, Johny, ketika ditemui WBC mengata-
bungan Pengusaha Rokok Malang) yang memiliki anggota 34 kan, yang perlu dibenahi dari KPPBC Madya Cukai Malang
perusahaan rokok, ada juga Asperki (Asosiasi Pengusaha adalah masalah sistem penerapan TI dan aplikasinya, namun
Rokok Kecil) serta yang sifatnya nasional Asprindo (Asosiasi ia memaklumi hal tersebut karena dari jadwal soft launching
Produsen Etil Alkohol Indonesia). hingga peresmian adalah masa transisi. Ia juga berharap
Kepada para pengusaha Anwar Suprijadi kembali menga- sarana dan prasarana kantor lebih ditingkatkan untuk
takan, “Kalau bapak-bapak pengusaha di Malang ini banyak kenyamanan pengguna jasa, “Parkir disini susah, kantin gak
menghadap saya atau menghadap Pak Frans berarti meka- ada, fotokopi juga gak ada, susah jadinya. Tapi kalau menge-
nisme di Kantor Pelayanan Madya ini tidak jalan, jadi makin nai kinerja karyawan saya angkat jempol pada mereka.” ky
FOTO-FOTO : KY

KOTAK POLLING. Pengguna jasa bisa


memanfaatkan kotak polling yang ada dibagian
depan kantor untuk menyampaikan
pendapatnya atas pelayanan yang diberikan
KPPBC Tipe Madya Cukai Malang Undangan yang hadir

20 WARTA BEA CUKAI EDISI 406 SEPTEMBER 2008


IMPLEMENTASI
TAHAP DUA

NSW
Melalui National Single Window (NSW),
semua ketentuan, prosedur dan
proses bisnis yang terkait dengan ekspor
impor dapat diselaraskan dan sebagai
momentum untuk membenahi aspek
koordinasi antar instansi terkait, sehingga PENEKANAN TOMBOL oleh Menkeu didampingi para menteri sebagai
tanda peluncuran implementasi tahap kedua Sistem NSW.
berbagai persoalan dikarenakan
lemahnya koordinasi antar instansi dapat Jenderal Bea dan Cukai, Anwar Suprijadi, jajaran eselon II dan staf inti
lebih mudah diatasi secara sistemik. di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, para pimpinan Tim Persiapan

I
NSW, para pejabat terkait dari instansi pemerintah pusat dan daerah,
mplementasi tahap kedua sistem NSW resmi diluncurkan oleh serta para pelaku usaha dari berbagai daerah.
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati selaku Ketua Dalam sambutannya selaku Ketua Tim Persiapan NSW, Sri Mul-
Tim Persiapan NSW pada 11 Agustus 2008 bertempat di Gumaya yani Indrawati menyampaikan, sebagaimana yang ditetapkan dalam
Tower Hotel, Semarang Jawa Tengah. Acara peluncuran NSW kali Cetak Biru Pembangunan dan Penerapan NSW yang agenda pelak-
ini agak berbeda dibandingkan acara peluncuran tahap sebelum- sanaannya dituangkan dalam Instruksi Presiden No.5 Tahun 2008
nya di Bali, karena pada momen kali ini dikaitkan dengan peringatan tentang Fokus Kebijakan Ekonomi 2008-2009, bahwa sebelum NSW
Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-63. berintegrasi dalam sistem ASEAN Single Window (ASW) yang
Suasana pun juga agak berbeda karena hadirnya sejumlah tamu direncanakan pada bulan Juni 2009, maka implementasi NSW perlu
asing, antara lain pejabat yang mewakili Sekretaris Jenderal ASEAN dilakukan secara bertahap agar fasilitas pelayanan impor ekspor be-
dan komunitas NSW dari negara-negara anggota ASEAN serta per- nar-benar efektif dan berkelanjutan.
wakilan dari Kedutaan Besar negara-negara ASEAN. Acara peresmi- Peluncuran tahap kedua sistem NSW ini, lanjut Menkeu Sri Mul-
an diawali dengan menyanyikan bersama-sama Lagu Kebangsaan yani Indrawati, semula akan dilaksanakan pada awal bulan Juli,
Indonesia Raya oleh peserta yang hadir. namun karena pada bulan Agustus Indonesia mendapat giliran untuk
Acara juga dihadiri oleh para menteri terkait, antara lain Menteri menjadi tuan rumah bagi serangkaian pertemuan kelompok kerja pa-
Perhubungan (selaku Wakil Ketua II Tim Persiapan NSW),Jusman da ASEAN Single Window (ASW), maka penyelenggaraan peluncuran
Syafii Djamal, Menteri Komunikasi dan Informatika, Muhamad Nuh, sistem NSW sengaja dilaksanakan menjelang pelaksanaan rangkaian
serta Wakil Sekretaris Kabinet, Lambok Nahatan, Gubernur Jawa Te- pertemuan ASW yaitu pada tanggal 12-19 Agustus 2008.
ngah, Ketua Pelaksana Harian Tim NSW, Edy Putra Irawady, Direktur “Mulai 12 sampai 19 Agustus 2008 Tim NSW dari seluruh negara-

PENYERAHAN TANDA PENGHARGAAN, kepada pihak yang memberikan dukungan, kontribusi dan komitmennya dalam mendukung kelancaran
pembangunan dan penerapan sistem NSW.

EDISI 406 SEPTEMBER 2008 WARTA BEA CUKAI 21


DAERAH KE DAERAH
FOTO-FOTO WBC/RIS

PARA MENTERI BESERTA PIMPINAN TIM NSW melakukan kunjungan MENKEU MENINJAU TEGAHAN KAYU didampingi Kakanwil DJBC
kerja ke Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Semarang, Ismartono.

negara anggota ASEAN akan mengadakan pertemuan di hotel ini. Un- Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Anwar Suprijadi menyatakan
tuk itu saya ucapkan selamat datang dan selamat melakukan terhadap para importir yang terkait dengan keperluan NSW, pihaknya
pertemuan, semoga rangkaian pertemuan ASW dapat membuahkan masih melakukan penyeleksian dan pendataan terhadap importir. Dari
hasil yang baik, untuk memperlancar pembangunan dan penerapan hasil pendataan tersebut lanjutnya, terdapat sekitar 14.000 importir
sistem ASW di kawasan ASEAN,” imbuh Menkeu. bisa melaksanakan NSW yang 30 persen diantaranya merupakan
Hal ini lanjut Sri Mulyani, dimaksudkan untuk memanfaatkan keha- importir high risk, hal ini sesuai dengan keinginan pemerintah yang
diran para tamu asing dari negara-negara anggota ASEAN sebagai menargetkan seluruh importir nasional yang mencapai 14.000
sarana untuk penyebarluasan mengenai perkembangan pembangun- perusahaan dan sejumlah eksportir untuk mengimplementasikan
an dan penerapan sistem NSW pada tingkat ASEAN. Dikemukakan NSW pada Desember 2008.
pula bahwa pertimbangan pemilihan tempat penyelenggaraan di Pendataan ini lanjut Anwar, akan terus dilaksanakan terhadap
Semarang, antara lain karena Semarang merupakan salah satu kota para importer untuk selanjutnya menawarkan kepada semua
pelabuhan yang akan dijadikan lokasi perluasan penerapan sistem pengguna jasa untuk ikut dalam pelaksanaan NSW. Bagi yang tidak
NSW pada akhir 2008, sehingga melalui kegiatan ini sekaligus dimak- siap atau tidak ingin dalam pelakanaan NSW otomatis pengguna jasa
sudkan untuk sosialisasi perkembangan sistem NSW kepada para akan diblokir aksesnya ke sistem importasi barang di NSW.
pelaku usaha setempat. Untuk instansi terkait seperti Departemen Perhubungan telah
membangun sistem pelayanan kepelabuhan secara online yaitu
PENINGKATAN JUMLAH PENGGUNA SISTEM NSW inaportnet dan persiapan pembangunan sistim NSW untuk airport.
Pada peluncuran implementasi tahap kesatu jumlah instansi yang Sementara Departemen Perdagangan yang telah mendorong dan
bergabung dalam sistem NSW hanya 5 (lima) instansi terkait perizinan mengarahkan jajarannya dalam membangun dan menerapkan
atau Government Agency (GA) . Kelima instansi yang telah tergabung inatrade dan mengintegrasikannya ke dalam Portal INSW sehingga
tersebut sejak Desember 2007 selain Direktorat Jenderal (Ditjen) Bea pelayanan perijinan ekspor dan impor dapat dilakukan secara online
dan Cukai adalah Ditjen Perdagangan Luar Negeri, Badan Pengawas- melalui Portal INSW.
an Obat dan Makanan, Karantina Ikan, Karantina Tumbuhan, dan Demikian halnya yang dilakukan oleh Departemen Pertanian, me-
Karantina Hewan. Sedangkan pada tahap kedua ini jumlah instansi lalui Badan Karantina Pertanian membangun Sistem Pelayanan
yang terlibat telah bertambah menjadi 15 GA dengan menggandeng Karantina Hewan secara online melalui sistem Pelayanan Online Ka-
10 GA baru yaitu Departemen Kesehatan, Departemen ESDM, Depar- rantina Hewan (Sikawan) dan Sistem Pelayanan Online Karantina
temen Perindustrian, Kementerian Lingkungan Hidup, Departemen Tumbuhan (Sipusra). Hal sama juga dilakukan Menteri Kelautan dan
Kehutanan, Departemen Pertanian, Ditjen Postel, Badan Pengawasan Perikanan yang bersama jajarannya telah berhasil membangun
Tenaga Nuklir, Departemen Perhubungan dan Kepolisian Republik SistemTerpadu Pelayanan Karantina Ikan Online (Sister Karoline), ter-
Indonesia. masuk juga yang dilakukan BPOM yang telah membangun dan me-
Meskipun pada implementasi tahap kedua ini pelayanan sistem ngembvangkan sistem pelayanan e-BPOM dan mengintegrasikannya
NSW masih terbatas untuk melayani importir, namun jumlah ke dalam Sistem Portal INSW.
perusahaan yang dilayani secara bertahap terus ditingkatkan. Jika Pada peluncuran NSW tahap ini, acara juga diisi dengan kunjung-
pada implementasi tahap kesatu sistem NSW hanya melayani Importir an Menteri Keuangan beserta rombongan, termasuk Menteri
Jalur Prioritas (IJP) sebanyak 88 perusahaan, maka pada tahapan Perhubungan, ke Terminal Peti Kemas Semarang yang sejak 1 Juli
yang kedua importir yang dilayani oleh sistem NSW telah diperluas, 2001 lalu ditetapkan sebagai unit bisnis tersendiri yang terpisah dari
sehingga menjangkau importir Mitra Utama (MITA) Prioritas sebanyak manajemen Pelabuhan Tanjung Emas Semarang dengan sebutan
97 perusahaan (dari 102 MITA Prioritas) dan MITA Non Prioritas Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS). Di tempat ini Menkeu
sebanyak 46 perusahaan. Dengan demikian semua dokumen PIB mendapat penjelasan dari pihak pengelola TPKS mengenai pelayanan
(Pemberitahuan Impor Barang) yang dikirimkan oleh MITA Prioritas yang dilakukan TPKS dalam mendukung kegiatan distribusi barang
dan MITA Non-Prioritas telah menggunakan fasilitas di Portal INSW dengan rute nasional maupun internasional.
(Indonesia Nasional Single Window). Selanjutnya rombongan melihat kegiatan pemeriksaan barang
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang bertindak sebagai dalam kontainer yang dilakukan aparat petugas Kantor Wilayah
koordinator pembangunan dan pengembangan NSW dan Tim (Kanwil) Bea dan Cukai Jawa Tengah dan DIY. Dalam
persiapan NSW telah melakukan langkah-langkah untuk mengin- pemeriksaan tersebut aparat berhasil mengamankan kontainer
tegrasikan berbagai pelayanan dari setiap instansi ke dalam berisi kayu yang akan diekspor ke luar negeri yang kasusnya se-
sistem Portal INSW. Dalam portal NSW telah di upload database dang dalam proses pendalaman lebih lanjut oleh aparat Bea dan
Lartas (ketentuan larangan dan pembatasan impor) secara real Cukai. Kunjungan berakhir di Kanwil Bea dan Cukai Jawa Tengah
time dilengkapi dengan buku pintar untuk memudahkan pelaku dan DIY dan selanjutnya dilakukan briefing oleh Menkeu kepada
usaha mengetahui kebijakan pengimporan barang ke Indonesia. jajaran Bea dan Cukai. ris

22 WARTA BEA CUKAI EDISI 406 SEPTEMBER 2008


PENGAWASAN
FOTO-FOTO WBC/RIS

RETRAINING
DOGHANDLER DAN
ANJING PELACAK
NARKOTIKA DJBC
Anjing Pelacak Narkotika (APN) yang
dimiliki Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai (DJBC) disiapkan untuk membantu
mendeteksi adanya narkoba dan
prekursor pada barang impor yang
masuk ke Indonesia, baik itu melalui
udara, darat maupun laut. Meski
sebenarnya APN bisa dilatih untuk
mendeteksi bahan peledak, tetapi sam-
pai sekarang belum dilakukan karena
APN yang ada saat ini penggunaannya
masih dikonsentrasikan pada
penindakan narkoba dan prekursor. SEBAGIAN PESERTA RETRAINING doghandler dan APN DJBC 2008 .

U
ntuk meningkatkan kemampuan para doghandler, sebut- an yang diberikan adalah 20 persen teori dan 80 persen praktek.
an bagi petugas yang mendampingi anjing pelacak Untuk pelatihan di lapangan, peserta diterjunkan di bumi perke-
narkotika yang tergabung dalam tim K-9, maupun mahan Cibubur dan juga di Kantor Pengawasan dan Pelayanan
kepada APN itu sendiri, DJBC mengadakan pelatihan (KPPBC) di Jakarta dan sekitarnya sebagai tempat praktek. Saat
dan penyegaran (retraining) yang diadakan pada 4-29 ini jumlah APN dan doghandler aktif ada sebanyak 40 pasang.
Agustus 2008. APN yang dimiliki DJBC berasal dari Jerman, Belanda, Australia
Retraining diberikan kepada para doghandler angkatan XI dan dengan jenis yang beragam seperti Malinois, German Shepperd,
XII yang selama ini bertugas dibeberapa wilayah pengawasan Golden Retriever dan Labrador.
Bea dan Cukai, antara lain Bandara Ngurah Rai Bali, Bandara Jumlah APN yang aktif tersebut dirasakan masih jauh dari
Polonia dan Pelabuhan Belawan Medan, Bandara Juanda Sura- ideal untuk mem-back up kegiatan pengawasan narkoba dan pre-
baya, Bandara Hang Nadim Batam serta petugas doghandler di- cursor illegal. Karena itu untuk kedepan akan terus diupayakan
beberapa wilayah pengawasan Bea dan Cukai lainnya. penambahannya, namun disesuaikan dengan fasilitas yang ter-
Setelah kurang lebih setahun doghandler dan APN menjalan- sedia di KPPBC.
kan tugas pengawasan terhadap upaya masuknya narkotika “Saat ini kebutuhan terbesar ada di Jakarta dan sekitarnya,
secara illegal di wilayah Indonesia, mereka dipanggil untuk mela- karena meliputi pelabuhan Tanjung Priok, Bandara Halim
kukan penyegaran kembali. Penyegaran yang dilakukan meliputi Perdana Kusuma, serta Kantor Pos Pasar Baru,” imbuh Duki.
materi teori dan praktek kepada para pawang anjing pelacak ma- Ketika ditanya apakah ada kemungkinan DJBC membiakkan
upun kepada APN. sendiri anggota unit anjing pelacaknya, Duki menyatakan,
Menurut Kepala Seksi Penindakan IV Kantor Pusat DJBC, mengenai rencana tersebut belum pernah ada, demikian juga
Duki Rusnadi, tujuan dari penyegaran dan pelatihan ini ada dengan kajiannya, jadi pengadaannya masih dengan melakukan
beberapa hal, yaitu ; memonitor kinerja tim K-9 di daerah, evalua- pembelian ke negara asal APN.
si dan penyempurnaan sistem dan prosedur pelacakan, pertukar-
an informasi peta kerawanan daerah, dan evaluasi beban kerja ORGANISASINYA PERLU DITINGKATKAN
dan kebutuhan unit k-9 di ma- Salah seorang pelatih (trainer) senior APN yang merupakan
sing-masing daerah. angkatan pertama ketika DJBC pertama kali mendirikan unit
Peserta yang mengikuti anjing pelacak narkotika dan pawang anjing pelacak pada tahun
retraining ini berjumlah 15 1981, menyatakan bahwa tujuan retraining ini adalah untuk mem-
orang, dengan sasaran yag bangkitkan motivasi, baik bagi doghandler maupun APN-nya.
hendak dicapai adalah pe- “Petugas doghandler harus telaten, tekun dan hati-hati. Jika
ngembangan kapasitas dan anjingnya sudah jenuh maka secepatnya kita tarik untuk dilaku-
kualitas unit K-9, standarisasi kan retraining. Setelah retraining dijalankan selanjutnya APN di-
kapasitas dan kualitas unit K- kembalikan ke unit tugasnya masing-masing. Lain halnya jika ma-
9 seluruh Indonesia, dan najemen operasional APN di suatu wilayah tidak memadai atau
standarisasi manajemen ope- tidak layak untuk APN maka tidak akan kita paksakan ditempat-
rasional APN. Dalam bebera- kan di sana melainkan kita tempatkan di unit anjing pelacak Kan-
pa kesempatan sebelumnya, tor Pusat, karena nantinya akan merusak mental APN maupun
para trainer dikirim ke luar doghandler-nya.” imbuh trainer tersebut.
negeri seperti ke Jepang dan Di retraining ini terdapat materi baru, terkait dengan mulai
Australia untuk meningkatkan maraknya penyelundupan ketamine, untuk itu jumlah yang
kemampuannya. “Dalam diawasi yang sebelumnya ada sabu, ganja, morphin, kini ditam-
waktu dekat kami juga akan bah jenis ketamine, demikian menurut trainer senior tadi yang ju-
melakukan penyegaran para ga instruktur X-ray dan instruktur Customs Narcotic Team.
trainer bersama dengan Aus- Anjing pelacak narkotika memiliki dua tipe yaitu agresif dan
DUKI RUSNADI. Kemampuan unit K-9 tralia Customs,” imbuh Duki. pasif, yang dibedakan berdasarkan reaksi dari APN tersebut.
dapat lebih dijaga atau ditingkatkan Dalam retraining ini me- Tipe APN agresif menunjukkan reaksi dengan menggaruk-garuk
kualitasnya dari tahun ke tahun. nurut Duki, komposisi pelatih- barang yang diduga mengandung narkoba, sedangkan APN

EDISI 406 SEPTEMBER 2008 WARTA BEA CUKAI 23


PENGAWASAN

APN AGRESIF sedang melacak keberadaan barang yang diduga TRAINER SENIOR, Jangan sampai korban narkotika semakin banyak
mengandung unsure narkoba. tetapi organisasi khusus APN Bea dan Cukai semakin turun.

pasif akan menunjukkan reaksinya dengan duduk didekat obyek Robert adalah menyegarkan kembali, baik kepada doghandler
yang diduga mengandung narkoba. Respon ini disesuaikan maupun APN-nya. Karena selama ini ada image bahwa
dengan wilayah tugasnya, seperti untuk pelacakan di dalam doghandler yang bertugas hanya bekerja dengan APN-nya, dan
terminal penumpang dan di pesawat digunakan tipe pasif agar memang kenyataannya anjing pelacak hanya memiliki kekuatan
tidak mengganggu atau membahayakan penumpang atau pesa- mendeteksi narkoba selama 4 jam sedangkan para doghandler
wat. memiliki jam kerja sampai 8 jam, berarti ada sisa waktu 4 jam
Khusus untuk unit APN, instruktur senior ini mengharapkan yang mulai dimaksimalkan dengan melakukan pekerjaan selain
agar kedudukan organisasinya bisa ditingkatkan lagi. Menurut- membawa anjing pelacak, misalnya melakukan surveillance, ana-
nya, pada masa pembentukan unit APN tahun 1981, DJBC ber- lisa data dan sebagainya.
sama Kepolisian sama-sama merintis, tetapi kini Kepolisian telah Sementara itu Hotman Simorangkir, Asisten Instruktur APN
memiliki direktorat tersendiri atau setingkat eselon II. Sementara yang bertugas di Bandara Polonia Medan, mengaku agak kesu-
di DJBC unit APN-nya yang setingkat Kasubdit atau eselon III litan terutama dalam hal mendapatkan contoh barang ketika akan
tetapi kini justru turun lagi menjadi unit selevel eselon IV. me-refresh anjing pelacak. Menurutnya, di daerah jarang sekali
“Dulu tahun 1981 di Polres tidak ada tahanan narkotika, seka- melakukan training addict (training untuk barang narkotika),
rang di Polsek pun sudah ada tahanan untuk pelanggar narkoti- padahal prinsip dari APN adalah pengulangan dan pengulangan
ka, karena itu saya berharap supaya unit APN menjadi kasubdit “Kalau tidak refresh nanti anjing jadi liar lagi. Makanya perlu-
lagi, syukur-syukur bisa menjadi direktorat. Jangan sampai nya refreshment adalah mengenalkan kembali narkoba kepada
korban narkotika semakin banyak tetapi organisasi kita semakin APN,” ujar Hotman.
turun,” ujarnya yang selama 20 tahun berkecimpung dengan ma- Sementara itu Alfredo M Silalahi, doghandler pada KPPBC
salah narkotika di KPPBC Soekarno-Hatta. Tipe A3 Polonia Medan, mengaku senang meng-
Ia kembali menekankan kepada para ikuti retraining ini. Mengingat ia bisa bertemu
doghandler, dengan adanya retraining ini kembali dengan rekan-rekan satu angkatannya
diharapkan fisik dan mental yang notabene yang telah tersebar di beberapa KPPBC di Indo-
para junior bisa terus berkembang dan nesia. Di kesempatan ini pula ia bisa bertukar
meningkat sehingga tidak mengandalkan yang pengalaman dengan rekan-rekannya selama
senior saja, mereka bisa lebih baik lagi dan menjalankan tugas, begitu juga untuk APN-nya
jangan sampai macet. menjadi terbentuk lagi motivasinya sehingga
kembali semangat untuk bertugas.
APN DAN DOGHANDLER, MITRA KERJA “Retraining ini jelas menunjang tugas saya se-
Kecintaan terhadap binatang, sehat jasmani bagai doghandler dan manfaatnya jelas membuat
dan rohani, tabah dan sabar menghadapi bi- APN semangat lagi bekerja. Pawang berperan se-
natang terutama anjing pelacak dan bisa mem- kali untuk mengendalikan APN. Jadi peran handler
praktekkan kemampuan intelijen, merupakan adalah bagaimana membuat anjing itu nyaman
persyaratan yang harus dimiliki seorang bekerja. Harapan kami retraining seperti ini bisa
pawang, demikian menurut Robert Sipahutar, dilakukan setiap tahun untuk menunjang tugas kita
salah seorang trainer APN yang bertugas di di lapangan,” ujar Alfredo yang mengaku selama
KPPBC Ngurah Rai. bertugas di Medan, kendala yang dihadapinya
“Dalam berlatih, para pawang dituntut untuk adalah suasana bandara yang semrawut dan ramai
memiliki tingkat keseriusan yang tinggi meng- oleh hiruk pikuk orang.
ingat nantinya pawang dan APN adalah mitra “Bisa dibilang Bandara Polonia semrawut,
kerja, jadi manusianya yang harus memahami tanpa pass orang saja bisa masuk seenak-
karakter masing-masing anjing pelacak, yang ALFREDO M. SILALAHI. Bisa bertukar nya, jadi terlalu banyak orang, dan memang
dipisahkan menjadi anjing agresif dan anjing pengalaman dengan rekan-rekannya kondisi di Polonia banyak orang sehingga
selama menjalankan tugas,
pasif,” ujar Robert yang sudah setahun menjadi termasuk APN-nya menjadi terbentuk waktu untuk APN melakukan pemeriksaan
instruktur APN. lagi motivasinya sehingga kembali sebentar sekali. Selain itu tingkat stres-nya
Yang terpenting dari retraining ini, lanjut semangat untuk bertugas. cukup tinggi buat APN,” tandas Alfredo. ris

24 WARTA BEA CUKAI EDISI 406 SEPTEMBER 2008


PELATIHAN
Lebih lanjut Aboejoewono menjelaskan, dari sisi lainnya banyak
negara yang mengeluhkan kalau mereka menerima pengiriman lim-
bah tanpa perijinan dan tanpa kejelasan penanganan, sebagaimana
PERPINDAHAN LINTAS BATAS laiknya secara ramah lingkungan.
Pengiriman limbah tanpa ijin tersebut umumnya untuk merekaya-
LIMBAH B3 ILEGAL sa dan menghindar dari aturan-aturan yang disepakati, seperti dengan
cara penyelundupan melalui pengapalan lintas batas, penyuapan,
Masalah penyelundupan limbah bahan penipuan dan pemalsuan dokumen. Akibat kegiatan tersebut semua
berbahaya dan beracun (B3) ke Indone- orang bisa terkena dampaknya, karena tanpa pengolahan dan penge-
lolaan yang tepat, limbah B3 berdampak pada kesehatan manusia dan
sia saat ini perlu penanganan yang lingkungan.
sangat serius. Banyak dalih yang Sementara itu menurut M. Ilham Malik, Asisten Deputi Urusan
digunakan negara lain untuk membuang Administrasi Pengendalian Limbah B3 KLH, pelatihan limbah B3 untuk
limbahnya ke Indonesia. Untuk itu pegawai DJBC sangatlah penting karena sebagai penjaga pintu
perlu pengetahuan yang cukup luas dari gerbang bangsa DJBC harus mampu mendeteksi jenis limbah yang
pegawai bea cukai tentang limbah B3 masuk dan cara penanganannya. Selain itu, pengenalan jenis limbah
yang jumlah dan jenisnya berbeda-beda tentunya harus dipahami oleh
dan proses penyelesaiannya. petugas bea cukai agar dapat mendeteksi secara dini jenis limbah

I
yang masuk.
ndonesia sebagai negara kepulauan yang jumlahnya mencapai “Untuk itu pada pelatihan kali ini juga dijelaskan mengenai prose-
ribuan, terkadang menjadi tujuan pembuangan limbah B3 oleh dur penangan jenis limbah yang masuk agar petugas bea cukai
negara lain. Perkembangan pembuangan limbah pun akhir-akhir paham akan jenis-jenis limbah, baik limbah yang diatur dalam konven-
ini sudah tidak lagi memakai cara-cara kuno seperti dibuang ke si basel maupun jenis limbah yang tidak diatur oleh konvensi basel.
laut, untuk itu perlu kesiapan dan pengetahuan dari penegak hu- Selain itu kami harapkan pelatihan ini juga dapat berjalan secara konti-
kum akan jenis-jenis limbah yang masuk ke Indonesia. nyu agar pemahaman limbah bagi petugas bea cukai dapat merata,”
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) yang bertugas menga- ujar Ilham.
wasi keluar masuknya barang-barang yang termasuk larangan dan Masih menurut Ilham, pelatihan serupa akan diupayakan menjadi
pembatasan, menyadari bahwa pengetahuan para pegawai DJBC kegiatan rutin pada waktu yang akan datang, dengan menyempurna-
akan jenis-jenis limbah dan tatacara penyelesaiannya sangat diperlu- kan materi-materi pelatihan yang masukannya berasal dari pelatihan
kan, karena pemasukan limbah saat ini sudah dilakukan dengan cara sebelumnya.
modern seperti dimasukan ke dalam kontainer. Hal ini juga diamini oleh Direktur P2, Jusuf Indarto, menurut-
Untuk mendukung tantangan tugas yang semakin berat tersebut, nya Indonesia yang kini menjadi salah satu negara tujuan pembu-
belum lama ini DJBC bekerjasama dengan Kementrian Lingkungan angan limbah, harus mempersiapkan diri dengan pengetahuan
Hidup (KLH) dan Basel Convention Regional Centre for South-East mengenai jenis-jenis limbah yang akan masuk. Karena, sampai
Asia (BCRC), mengadakan pelatihan nasional perpindahan lintas ba- saat ini sudah banyak kasus pemasukan limbah yang
tas limbah B3 ilegal untuk pegawai DJBC, yang berlangsung di ge- menyatakan aman namun pada kenyataannya limbah tersebut
dung KLH Jakarta pada 22 hingga 24 Juli 2008. sangat tidak bermanfaat dan dapat merusak lingkungan.
Pelatihan yang diikuti oleh 25 pegawai dari seluruh Kantor Peng- “Limbah itu kini sudah hampir sama denga narkoba, banyak dari
awasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) di Indonesia yang negara-negara lain mencoba memasukannya ke Indonesia, untuk itu
memiliki potensi masuknya limbah, dibuka oleh Pjs. Direktur Penindak- dengan pelatihan ini saya berharap petugas bea cukai mampu men-
an dan Penyidikan, Achmad Budiyanto dan Direktur BCRC, deteksi secara dini jenis limbah yang masuk dan cara penyelesaian-
Aboejoewono. Dalam pemaparannya Aboejoewono menjelaskan, nya,” kata Jusuf Indarto.
sedikitnya 8,5 juta ton limbah B3 bergerak atau pindah dari satu nega- Pelatihan yang berlangsung selama tiga hari ini sangat bermanfa-
ra ke negara lain setiap tahunnya. at bagi petugas bea cukai. Materi yang diajarkan untuk menambah
“Perpindahan limbah B3 tersebut, dari satu sisi merupakan pengetahun peserta misalnya seperti masalah penyelundupan limbah
kegiatan perdagangan yang menguntungkan. Ini dikarenakan B3 antar negara, peran petugas bea dan cukai dalam pelaksanaan
iming-iming keuntungan yang cukup besar dari negara maju ke- konvensi basel, dan indikator resiko. Dalam pelatihan tersebut juga
pada negara berkembang jika mau menerima limbah mereka. Ini menghadirkan nara sumber yang berkompenten dibidangnya,
dilakukan oleh negara maju karena mereka menyadari kalau sehingga pengetahuan peserta pelatihan semakin kaya akan jenis-
pengolahan limbah di negara mereka sangat mahal dan lahan jenis limbah dan tatacara penanganannya.
yang tersedia pun tidak ada, sementara di negara berkembang Pelatihan juga dilengkapi dengan kunjungan ke fasilitas pengelola-
lahan untuk pembuangan limbah masih ada,” papar Aboejoewono. an limbah (receipt facility) di Cileungsi Bogor, dimana para peserta
DOK. BCRC

PENGOLAHAN LIMBAH. Para peserta pelatihan saat


meninjau langsung perusahaan pengolahan limbah di
Cileungsi Bogor yang merupakan perusahaan
FOTO BERSAMA. Direktur P2, Asisten Deputi KLH dan para peserta pelatihan. pengelolaan limbah terbesar di Indonesia.

EDISI 406 SEPTEMBER 2008 WARTA BEA CUKAI 25


PENGAWASAN

DATA TANGKAPAN LIMBAH B3 DJBC


NO TANGGAL PELABUHAN JENIS BARANG NEGARA ASAL MODUS

1 29 Juli 2004 Batam Limbah B3 Jenis Material Singapura Diberitahukan sebagai Pupuk
Organic Waste
2 23 Februari 2005 Tanjung Priok Limbah B3 jenis Mix Waste Inggris Diberitahukan sebagai Waste Paper
(United Kingdom) (Limbah yang diperbolehkan impor)
3 14 Maret 2005 Tanjung Priok Limbah B3 Berupa Sampah Belanda Diberitahukan sebagai Waste Paper
Domestik (Domestic/Municipal Unsorted & Mix Paper (Limbah yang
Waste) berupa plastik, diperbolehkan impor)
kertas, kain bekas
4 18 Maret 2005 Tanjung Priok Limbah B3 jenis Limbah Amerika (USA) Diberitahukan sebagai Waste Paper
Campuran Plastic, Kayu, Logam (Limbah yang diperbolehkan impor)
5 29 Maret 2005 Tanjung Priok Limbah B3 jenis Limbah Amerika (USA) Diberitahukan sebagai Waste Paper
Campuran Plastic, Kayu, Logam (Limbah yang diperbolehkan impor)
6 01 Januari 2007 Selat Panjang Limbah B3 jenis Limbah Singapura Penyelundupan Impor
Elektronik berupa Monitor
Komputer Bekas, CPU Bekas,
Laptop Bekas, Proyektor Bekas,
dan Spare Part Bekas
7 23 Nopember 2007 Tanjung Priok Limbah B3 berupa Kondom Jerman Diberitahukan sebagai New Latex
Bekas & Waste Lateks Scrap
8 28 Januari 2008 Tanjung Perak Limbah B3 berupa Aki Bekas Amerika (USA) Diberitahukan sebagai Refined Lead
9 04 Februari 2008 Tanjung Perak Limbah B3 berupa Aki Bekas Uni Emirat Arab Diberitahukan sebagai Refined Lead,
Lead Ores
10 11 Mei 2008 Tanjung Balai Limbah B3 berupa Aki Bekas Singapura Penyelundupan Impor
Karimun

dapat melihat secara langsung kembali limbah kondom bekasnya, berawal dari diangkatnya isu lim-
proses pengelolaan limbah bah kondom bekas tersebut sebagai isu internasional pada konvensi
shield oil eks kapal asing dan basel di Denpasar belum lama ini.
jenis-jenis limbah apa saja yang Terkait dengan materi pelatihan dan kunjungan ke perusahan
dapat diolah atau dimanfaatkan pengolahan limbah, juga ke Tanjung Priok, menurut salah satu
kembali. peserta pelatihan, Heri Purwanto, analis P2 Kantor Pelayanan
Kunjungan juga dilakukan Utama (KPU) Tanjung Priok, pelatihan ini sangat penting untuk
ke pelabuhan Tanjung Priok, petugas bea cukai, karena dengan pelatihan ini dapat mendeteksi
dimana diperlihatkan unit pena- apakah barang yang masuk tersebut limbah atau bukan. Karena
nganan limbah yang berada di selama ini belum ada alat yang mendeteksi apakah barang yang
bawah Pelindo. Dalam dikirim berupa limbah atau bukan.
kunjungan ke Tanjung Priok “Kami sangat terbantu sekali dengan adanya pelatihan limbah B3
tersebut, para peserta menda- ini, namun kami melihat pelatihan yang berlangsung selama tiga hari
patkan pengetahuan baru, di- tersebut masih berkutat seputar prosedur saja, sementara untuk
mana selama ini proses pengenalan jenis-jenis limbah masih sangat sedikit sekali. Untuk itu,
penanganan limbah khususnya kedepan pelatihan harus dititikberatkan ke lapangan jangan hanya
HERI PURWANTO. Saat ini alat limbah oli dari kapal asing yang prosedur, selain itu data-data yang dimiliki oleh KLH juga disampaikan
pendeteksi limbah belum ada, untuk itu masuk ke Indonesia, penga- ke kami agar kami dapat memahaminya dengan baik,” ungkap Heri.
perlu pengalaman dan pengetahuan wasannya belum berjalan Sementara menurut Adang, Widyaswara Pusdiklat Bea Cukai,
yang luas tentang limbah.
dengan baik. Padahal, jumlah yang turut serta dalam pelatihan limbah B3 ini, untuk pegawai bea
yang mereka buang ke Indonesia cukup besar. cukai pelatihan ini sangat penting karena dapat mengerti jenis-jenis
Berdasarkan informasi, selama ini kapal-kapal asing yang masuk limbah dan tatacara penyelesaiannya. Namun, untuk tatacara
“membuang” limbah olinya di Indonesia minimal 5 ton dan maksimal FOTO-FOTO WBC/ATS penyelesaian kasus limbah dan
100 ton. Hasil buangan limbah tersebut selanjutnya ditampung oleh persyaratan-persyaratan
perusahaan-perusahaan swasta Indonesia yang kemudian diolah limbah, belum banyak disentuh
kembali menjadi barang yang tidak diketahui. Kegiatan pengumpulan pada diklat ini.
oli-oli bekas kapal tersebut sudah berlangsung cukup lama, dan peng- “Mungkin kalau jenis-jenis
awasan yang dilakukan DJBC belum berjalan dengan baik. limbah lebih detail dijelaskan
Terkait dengan minimnya pengawasan yang dilakukan DJBC, hal termasuk klasifikasi barang dan
ini juga karena rezim pengaturan yang berbeda dan kontradiktif antara kode HS-nya, maka pelatihan
pengaturan basel convention yang dilaksanakan oleh KLH dengan akan semakin menarik. Kami
pengertian moupel convention yang dijalankan oleh Dephub. Sehing- berharap ada materi khusus
ga, koordinasi yang baik antara KLH, Departemen Perhubungan, dan dalam diklat tersebut yang
Adpel, khususnya dalam hal perijinan belum berjalan dengan baik. Hal membahas jenis limbah yang
inilah yang menyebabkan masih adanya kesimpangsiuran perijinan, sering masuk ke Indonesia dan
sehingga upaya pengawasan yang dilakukan DJBC tidak dapat dilaku- bagaimana tatacara penyele-
kan secara maksimal. saiannya,” harap Adang.
Dari unit penanganan limbah di pelabuhan Tanjung Priok, kunjung- Masih menurut Adang, un-
an kemudian diakhiri dengan melihat hasil tegahan limbah kondom tuk Pusdiklat pelatihan ini sa-
asal Jerman yang diberitahukan sebagai new latex scrap, yang kini ADANG. Untuk materi perlu ada satu ngat bermanfaat karena ba-
dalam proses reekspor. Keberhasilan pemerintah Indonesia melaku- sesi khusus tentang klasifikasi nyak materi-materi yang dapat
kan penekanan kepada pemerintah Jerman untuk bersedia menerima barang dan HS-nya. dijadikan bahan kajian. adi

26 WARTA BEA CUKAI EDISI 406 SEPTEMBER 2008


FOTO-FOTO WBC/ATS

PELATIHAN DILAKSANAKAN selama lima hari dimulai dengan kegiatan teori dari tanggal 21-23 Juli 2008, meliputi enam materi.

Narcotics Intelligence penjuru dari Airport Interdiction sama halnya Seaport Interdiction
dengan cara seperti peme-riksaan pabean, pengamatan, analisis
Operations Workshop dan metode investigasi lainnya.Dengan demikian jalur narkotika,

DJBC-CNB
terutama yang berasal dari China, Taiwan, Hongkong, Thailand
dan Malaysia secara serius dapat ditekan.
“Sebagai aparat penegak hukum, kami berada di garis depan ber-
sama pemerintah dalam upaya memerangi peredaran narkotika.
Institusi kami sangat menyambut baik hubungan yang baik ini dengan
Pelatihan sumber daya manusia yang Singapura Customs (CNB ), dalam hal pertukaran informasi dan pe-
menitikberatkan pada peningkatan nyediaan bantuan berupa kerjasama yang ada saat ini,” imbuh Anwar.
Diakhir sambutannya Anwar menekankan, tindakan untuk
kemampuan surveillance dan operasi melawan masuknya narkoba hanya bisa dilaksanakan dengan adanya
intelijen hasil kerjasama antara Direktorat kerjasama dan hubungan baik antara instansi di Indonesia. Selaku
Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) dengan Dirjen Bea dan Cukai Anwar berharap pelatihan ini dapat membantu
Central Narcotic Bureau (CNB) yang petugas Bea dan Cukai Indonesia untuk menjadi lebih baik dalam
berkedudukan di Singapura, baru-baru ini memahami elemen yang baik dalam bidang kerjasama antara instansi
diselenggarakan. Pelatihan dengan nama untuk menghasilkan kontrol yang efektif.
Narcotics Intelligence Operations Work- MATERI PELATIHAN
shop ini diadakan pada 21-25 Juli 2008 di Maksud dan tujuan diselenggarakannya workshop adalah untuk
Aula Loka Muda, Kantor Pusat DJBC. meningkatkan kerjasama antara dua institusi dalam menangani masa-

K
lah peredaran gelap narkoba dengan menciptakan SDM yang berkua-
egiatan workshop ini merupakan bentuk kepedulian di- litas, peduli dan mempunyai rasa tanggung jawab terhadap upaya
antara kedua belah pihak, DJBC maupun CNB dalam pencegahan penyelundupan narkotika, psikotropika dan precursor.
menghadapi tantangan penyalahgunaan dan peredaran Sementara, manfaat yang diperoleh dari pelatihan bagi peserta
gelap narkotika, psikotropika dan precursor di Indone-
sia yang semakin meningkat.
Acara yang dibuka oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Anwar
Suprijadi pada pukul 08.00 diikuti oleh 25 peserta yang merupakan
pegawai yang berasal dari 11 kantor, baik dari Kantor Pusat, Kantor
Wilayah maupun Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai.
Para peserta dipilih dari anggota Customs Narcotic Team (CNT) yang
telah berhasil melakukan penegahan narkoba periode 2008 serta yang
memiliki kompetensi di bidang surveilence dan operasi intelijen.
Ketika menyampaikan sambutannya dalam pembukaan work-
shop tersebut, Anwar Suprijadi menyampaikan program
khususnya untuk bidang Penindakan dan Penyidikan (P2) di bi-
dang pemberantasan peredaran gelap narkotika. Ia menjelaskan,
dalam kurun waktu enam bulan terakhir, pihaknya telah
menjalankan konsep dan melaksanakan program penting dengan
membentuk suatu satuan tugas yang dinamakan CNT.
CNT, lanjut Anwar, dalam menjalankan tugasnya berdasarkan
peraturan anti narkotika dengan standar internasional. Petugas
bea cukai dalam hal ini telah melakukan beberapa penegahan pe- PENYEMATAN TANDA PESERTA PELATIHAN, sebagai tanda dimulainya
nyalahgunaan obat terlarang dan menjalankan tugas sebagai Narcotics Intelligence Operations Workshop DJBC-CNB.

EDISI 406 SEPTEMBER 2008 WARTA BEA CUKAI 27


PENGAWASAN

adalah meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam teknik Keberadaan petugas bea cukai saat ini dalam pelatihan adalah
surveillance, source handling (penanganan informasi) maupun teknik dalam rangka melaksanakan tugas dengan metode yang berkaitan
perencanaan operasi. Selain itu yang diajarkan hal-hal yang berkaitan dengan bagaimana cara untuk melakukan investigasi dalam hal per-
dengan narkotika terutama pengetahuan dan keterampilan menangani dagangan narkoba. “Saya yakin dari berbagai materi yang diperoleh,
informan dan bagaimana teknik interview yang baik. para peserta dapat melaksanakannya dalam tugas sehari-hari dan
Keseluruhan pelatihan dilaksanakan selama lima hari dimulai de- bisa memberi nilai tambah bagi para peserta,” ujar Jusuf Indarto.
ngan kegiatan teori dari tanggal 21-23 Juli 2008, meliputi enam materi Berbagai kerjasama, baik pertukaran informasi dan juga pengala-
yaitu intelligence cycle, information and source handling, interview man diharapkan mampu dijalankan melalui berbagai program yang
techniques, surveillance technique, surveillance practical dan opera- nantinya dapat membantu DJBC untuk mencapai tujuan, yaitu mene-
tional intelligence. Dengan pengajar terdiri dari enam orang personil kan peredaran narkoba secara maksimal. Pertukaran pengetahuan ini,
CNB Singapura yaitu, Mr Khrishnan Suppiah (Deputy Head Intel II), Mr lanjut Jusuf Indarto, merupakan kesempatan bagi kedua belah pihak
Mohd Hamzah Md Yusop (Deputy Head Intel II), Mr. Saherly Limat untuk mendapat kesempatan meningkatkan kemampuan dan manfa-
(OC Intel Projects), Mr Wong Chong Yeo, Mark (OC Training) serta Mr at dimasa yang akan datang.
Kamarudin Wanjor (Surveillance Trainer). “Dukungan yang diperoleh seperti melalui pelatihan saat ini meru-
Setelah menerima materi teori, peserta melanjutkan pelatihan pakan upaya kami untuk menjadikan negara kami sebagai negara
dengan kegiatan praktek dari tanggal 23-24 Juli 2008 meliputi yang aman dan juga nyaman untuk dikunjungi. Saya berharap kerja-
praktek teknik perencanaan operasi, pengintaian target operasi, sama yang ada saat ini melalui berbagai program dapat membantu
penanganan informasi (informan) dan penindakan dengan teknik kami untuk menjalankan tujuan yang sama untuk mencapai efektifitas
pelaksanaan dimulai dari Bandara Soekarno-Hatta dilanjutkan di dalam menekan peredaran narkoba,” ujar Jusuf Indarto mengenai
sekitar Arion Mall dan berakhir di sekitar Kantor Pusat DJBC. kerjasama antara DJBC dengan CNB.
Setelah materi teori dan praktek telah lengkap diberikan, pelatihan Diakhir sambutannya Jusuf Indarto menyampaikan terima ka-
ditutup pada 25 Juli 2008. Acara ditutup secara resmi oleh Direk- sih atas kesuksesan CNB yang telah melakukan workshop dan
tur P2 DJBC, Jusuf Indarto. Direktur P2 dalam sambutan penu- juga para peserta pelatihan yang telah mengikuti pelatihan. Ter-
tupan workshop menyatakan tugas untuk menegah masuknya masuk ucapan terimakasih kepada para pengajar yang telah me-
narkoba ke Indonesia kini sudah menjadi tugas utama dan men- nyampaikan materi pelatihan kepada petugas bea cukai berkaitan
jadi agenda dari berbagai institusi dalam berbagai program kerja. dengan peraturan anti narkotika dan pelaksanaannya. ris
FOTO-FOTO WBC/ATS

PERHIASAN TEGAHAN. Dimasukkan oleh penumpang EKO DHARMANTO. Pelaku tidak memberitahukan perhiasan terebut dalam
dari Hongkong tanpa memberitahukannya dalam formulir formulir pemberitahuan pabean untuk menghindari kewajiban membayar pajak
pemberitahuan pabean. Bea Masuk dan pungutan lainnya

PERHIASAN no-Hatta pada 28 Juli 2008 mengatakan, petugas menahan IJ karena


tidak memberitahukan perhiasan yang dibawanya itu pada formulir
DITEGAH PETUGAS BEA CUKAI
pemberitahuan pabean atau customs declaration yang sudah menjadi
prosedur standar internasional. Tidak melakukan pengisian pemberi-
BANDARA SOEKARNO-HATTA tahuan pabean terhadap barang yang dibawanya adalah modus yang
digunakan IJ agar terhindar dari kewajiban membayar Bea Masuk,
Perhiasan sebanyak 77 buah dengan ber- Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI) maupun juga pungutan lainnya.
bagai macam bentuk yang masuk secara Hingga berita ini diturunkan, IJ masih ditahan oleh petugas Bea
ilegal ditegah oleh petugas Bea dan Cukai dan Cukai Bandara Soekarno-Hatta untuk proses penyelidikan lebih
lanjut. Eko juga mengatakan, dari hasil pemeriksaan petugas
Bandara Soekarno Hatta untuk pengaman- diperoleh keterangan bahwa seluruh perhiasan tersebut adalah titipan
an terhadap persepsi penerimaan negara. dari beberapa orang yang dibawa IJ dari Hongkong. Sedangkan motif

P
apakah perhiasan tersebut akan digunakan sendiri atau akan dijual
etugas Bea dan Cukai Bandara Soekarno-Hatta pada 26 Juli kembali, pihak KPPBC Soekarno Hatta masih melakukan proses pe-
2008 berhasil menegah sejumlah perhiasan yang dibawa nyelidikan menyeluruh terhadap kasus tersebut.
seorang penumpang dari Hongkong menuju Indonesia. IJ, Untuk menentukan jumlah kewajiban yang seharusnya dibayar IJ,
penumpang yang membawa 77 periasan tersebut arget pe- maka perhiasan-perhiasan tadi akan dicocokan dengan nilai pabean-
tugas Bea dan Cukai berdasarkan analisa profil penumpang nya, sehingga dapat ditentukan jumlah nilai perolehan sebenarnya dari
maupun juga pengecekan melalui X-ray. Dari hasil pengecekan barang-barang tadi sebagai dasar untuk pembebanan terhadap Bea
terhadap tas yang dibawa IJ baik yang disimpan di bagasi maupun tas Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor lainnya (PDRI).
bawaannya ternyata tersimpan perhiasan mewah yang nilainya diper- Selama proses penyelidikan ke-77 perhiasan tersebut diamankan
kirakan lebih dari Rp. 1 Milyar. petugas terutama untuk pengamanan terhadap persepsi atau peneri-
Kepala Seksi Pencegahan dan Penindakan Kantor Pengawasan maan negara. Kasus penyelundupan perhiasan ini adalah adalah
dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Soekarno-Hatta, Eko kasus kedua yang berhasil diungkap oleh petugas Bea dan Cukai
Dharmanto pada press release yang dilaksanakan di KPBBC Soekar- Bandara Soekarno-Hatta selama tahun 2008 ini. zap

28 WARTA BEA CUKAI EDISI 406 SEPTEMBER 2008


SEPUTAR BEACUKAI

JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani memimpin upacara bendera Hari Proklamasi Kemerdekaan RI ke-63 pada 17 Agustus 2008 di Departemen Keuangan Lapangan
Banteng Jakarta Pusat. Pelaksanaan upacara tahun ini kembali dikoordinir oleh petugas dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, diantaranya dalam pembacaan naskah
Proklamasi, pembacaan naskah Pancasila, serta sebagai komandan upacara yaitu Kepala Bagian Keuangan DJBC, Untung Basuki. Upacara yang dimeriahkan pula dengan
penampilan Marching Band Bina Caraka Bea dan Cukai, dihadiri pejabat eselon I, II, III dan IV dilingkungan Departemen Keuangan. Pelaksanaan upacara yang dimulai pada
pukul 08.00 WIB, berlangsung secara khidmat dan berakhir pada pukul 09.30 WIB.

JAKARTA. Bertempat di aula Juanda gedung Departemen Keuangan (Depkeu) pada 12 Agustus 2008 berlangsung pelantikan pejabat eselon I dilingkungan Depkeu. Pelantikan
didasarkan pada Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83/M, tahun 2008 yang menyatakan melantik Hekinus Manao sebagai Inspektorat Jenderal Departemen
Keuangan, Permana Agung sebagai Staf Ahli Menteri Keuangan bidang Hubungan Ekonomi Keuangan Internasional, dan Agus Suprijanto sebagai Staf Ahli Menteri Keuangan
Bidang Penerimaan Negara. Acara pelantikan dipimpin langsung Menteri Keuangan Sri Mulyani dan dihadiri seluruh pejabat I dan II dilingkungan Depkeu (gambar kiri).
Tampak Sri Mulyani memberi ucapan selamat kepada Permana Agung serta kepada kedua pejabat yang baru dilantik (gambar kanan).

JAKARTA. Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-63 menyelenggarakan pertandingan persahabatan
voli antara tim DJBC melawan tim Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Pertandingan persahabatan yang diselenggarakan di KP-DJBC pada 8 Agustus 2008 ini
memepertandingkan tim pejabat eksekutif, tim putri dan tim putra (Tampak foto bersama tim putra DJBC dan DJP - foto kanan). Pertandingan diawali tim pejabat
eksekutif DJBC dipimpin Anwar Suprijadi melawan tim eksekutif DJP yang dipimpin Darmin Nasution (foto kiri). Dalam pertandingan ini Tim DJP juga diperkuat oleh
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF), Anggito Abimanyu. Pertandingan tersebut dimenangkan oleh tim pejabat eksekutif DJBC dengan skor set pertama 25 : 20 dan
set kedua 25 : 21. Acara dilanjutkan dengan pertandingan putri dengan hasil akhir seri, dan tim putra yang dimenangkan tim DJP. Dirjen Pajak Darmin Nasution
ketika diwawancarai usai pertandingan mengatakan, melalui pertandingan ini diharapkan hubungan antara DJBC dan DJP menjadi lebih erat lagi. Bahkan bila
memungkinkan pertandingan persahabatan ini selain dibuat secara berkala juga bisa meluas ke wilayah-wilayah dilingkungan Depkeu. Dirjen Bea dan Cukai Anwar
Suprijadi mengatakan ide pertandingan ini yang datangnya dari teman-teman Bea dan Cukai memang bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan.

EDISI 406 SEPTEMBER 2008 WARTA BEA CUKAI 29


SEPUTAR BEACUKAI

s
JAKARTA. Tim BKF yang dipimpin Anggito Abimanyu menghadiri
pertandingan final voli antara tim Direktorat P2 melawan Kanwil
DJBC Jakarta pada 1 Agustus 2008 dalam rangka memperingati
Hari Kemerdekaan RI Ke-63. Pada gambar kanan pertandingan
final Dit. P2 melawan tim Kanwil DJBC Jakarta yang
dimenangkan oleh tim Dit. P2. Sedangkan pada gambar kiri, foto
bersama Anggito Abimanyu (kostum putih) dengan pejabat
eselon II dan III DJBC beserta tim yang akan bertanding.

s
JAKARTA. Poliklinik DJBC bekerjasama dengan Kopesat
DJBC dam Kimia Farma dalam rangka Hari Koperasi ke-61
menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan menyeluruh
(medical check up) di poliklinik DJBC Bojana Tirta
Rawamangun pada 11 Juli 2008. Para pegawai yang ikut
dalam pemeriksaan tersebut tercatat sebanyak 37 orang,
yang melakukan pemeriksaan paru-paru, mata, gigi, jantung
dan lain-lainnya Tampak pada gambar suasana para pegawai
sedang diperiksa oleh tim medis poliklinik KP-DJBC.

JAKARTA. Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-


63, pada 8 Agustus 2008 di Auditorium gedung B, tim bulutangkis
Direktorat Fasilitas bertanding di final melawan tim Kanwil DJBC
Jakarta. Tampak pada gambar kedua tim melakukan foto bersama
sebelum bertanding. Pertandingan tersebut dimenangkan Kanwil
DJBC Jakarta dengan skor 2 : 1.
t

JAKARTA. Jumat pagi pada 31 Juli 2008 usai melakukan senam kesegaran jasmani,
dilaksanakan pertandingan final bola basket antara tim Direktorat IKC melawan tim
Sekretariat KP-DJBC. Tampak pada gambar, sebelum bertanding kedua tim foto
bersama, dengan tim Dit. IKC memakai kostum hitam dan tim Sekretariat memakai
kostum abu-abu. Pertandingan yang diselenggarakan dihalaman parkir belakang
gedung utama dalam rangka memperingati hari Kemerdekaan RI ke-63 ini
dimenangkan tim Sekretariat. Kiriman Direktorat IKC

JAKARTA. Kantor Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Tanjung Priok menyelenggarakan serangkaian acara kegiatan olahraga yakni pertandingan voli, tenis meja, bulu
tangkis, dan sepak bola, dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-63. Pertandingan yang diselenggarakan dilapangan olahraga kantor, dibuka pada 18 Juli 2008
oleh Kepala Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Tanjung Priok M. Nadjib ditandai dengan pelepasan serangkaian balon udara. Tampak pada gambar kiri Kepala Pangsar-
op melakukan pemukulan bola pertama dalam pertanding bola voli, dan gambar kanan, empat tim yang akan bertanding yakni tim pegawai Kantor Pangkalan Sarana Operasi
Bea dan Cukai Tanjung Priok, tim armada Kapal Patroli Speed boat, tim Kapal Patroli BC 8004 dan BC 9006 foto bersama dengan Kepala Pangsarop dan pejabat eselon IV.

30 WARTA BEA CUKAI EDISI 406 SEPTEMBER 2008


JAKARTA. Pada 25 Juli 2008 di Aula Loka Muda, Direktur P2 Jusuf Indarto menutup acara pelatihan Narcotics Intelligence Operator Workshop yang diselenggarakan selama
lima hari, kerjasama Central Narcotic Bureau (CNB) Singapura dengan DJBC. Dalam acara penutupan tersebut dilakukan penyerahan sertifikat Best Participant oleh Kepala
Operasi CNB Mr Khrishnan Suppiah kepada Khoirul Hadziq (Kanwil DJBC Jakarta) seperti tampak pada gambar kiri. Selain itu dalam kesempatan yang sama juga dilakukan
penyerahan cindera mata DJBC yang diserahkan Direktur P2 Jusuf Indarto kepada enam orang personil CNB Singapura. Malam harinya di Jimbaran Ancol diselenggarakan
acara ramah tamah yang dihadiri seluruh personil CNB dan para peserta training. Tampak foto bersama dalam acara tersebut (kanan).

JAKARTA. Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Tanjung Priok dalam puncak acara kegiatan olah raga dalam rangka Hari Kemerdekaan RI ke-63
menyelenggarakan acara hiburan yakni tarik tambang, balap karung, terong bola, balap kelereng, joget duduk dan joget balon. Acara hiburan yang diselenggarakan
pada 14 Agustus 2008 diisi dengan penyerahan piala kepada tim patroli BC 8004 yang menjadi juara umum dengan menjuarai pertandingan voli, badminton dan
sepakbola. Selain itu dalam acara yang sama juga dilakukan penyerahan cindera mata kepada empat pegawai yang berpindah tugas yakni Afif Supriatin, Hendra
Maulana, Dini Hardi (pindah ke KPU Tanjung Priok sebagai operator Gamma Ray) dan Hendri Gunawan (pindah ke KPPBC Surabaya juga sebagai operator Gamma
Ray). Tampak pada gambar kiri, tim – tim yang telah menerima piala foto bersama dengan Kepala Pangsarops dan pejabat eselon IV, dan pada gambar kanan, M.
Nadjib menyerahan cindera mata kepada empat pegawai yang berpindah tugas ketempat baru. Kiriman Kantor Pangkalan Sarana Operasi Tanjung Priok

MALANG. BAPOR Kanwil DJBC Jatim II dalam rangka memperingati HUT Proklamasi RI ke-63 menyelenggarakan beberapa cabang olahraga/ pertandingan diantaranya
pertandingan tenis meja, bulutangkis, permainan kartu domino, catur dan voli. Pertandingan tersebut diikuti para pejabat dan pegawai Kanwil DJBC Jatim II dan KPPBC
Madya Malang. Tampak pada gambar kiri, Kakanwil Jatim II Malang CF Sidjabat (no 2 dari kanan) ikut ambil bagian dalam pertandingan domino, sedangkan gambar
kanan, Kabid P2 Kanwil Jatim II M Aflah Farobi (baju safari) sedang berkonsentrasi dalam pertandingan catur. Kiriman Agung Nugroho, KWBC Jatim II

EDISI 406 SEPTEMBER 2008 WARTA BEA CUKAI 31


SEPUTAR BEACUKAI

PALU. Pada 1 Juni 2008 Kantor Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Pantoloan mengadakan tes tertulis assessment untuk KPPBC Utama. Sebelumnya tes di
selenggarakan di Kanwil Makassar, namun karena banyaknya peminat dari kantor Pangsarops yang berjumlah hampir 40-an pegawai, maka test diadakan di Kantor Pangsarops
Pantoloan. Tampak dalam gambar kiri panitia test dari UI (Universitas Indonesia) didampingi Kepala Pangkalan Nasaruddin serta Kepala Seksi Nautika, sedangkan pada gambar
kanan, para pegawai yang sedang mengisi lembar jawaban. Kiriman Trilabali, Kantor Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Pantoloan (foto Trilabali)

PALU. Pada 4 Juni 2008 Kepala Kanwil DJBC Makassar Teguh Indrayana melakukan kunjungan kerja ke Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Pantoloan bersama Kabid
P2 Kanwil DJBC Makassar beserta Kepala Seksi Penindakan, dan Kepala Seksi Penyidikan DJBC Makassar. Tampak pada gambar kiri, Kakanwil yang didampingi Kepala
Pangsarops dan Kabid P2 DJBC Makassar memberikan pengarahan (briefing) kepada para pegawai. Setelah melakukan briefing Kakanwil juga menyempatkan diri melihat-lihat
beberapa armada kapal patroli yang ada di Pangkalan Sarana Opersi Bea Cukai Pantoloan saat ini. Sedangkan gambar kanan, para pegawai Pangsarops BC Pantoloan berfoto
bersama Kakanwil, Kabid P2, dan Kepala Seksi DJBC Makassar. Kiriman Trilabali, Kantor Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Pantoloan (foto Trilabali)

PALU. Pada 27 Juli 2008 Kantor Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Tipe B Pantoloan melaksanakan acara malam pelepasan Kepala Kantor Pangsarops Bea dan Cukai
Pantoloan Nasaruddin. Tampak dalam gambar kiri, pemberian tanda mata dari pegawai yang diwakili oleh RM Agus Ekawijaya selaku Kepala Seksi Nautika kepada Nasaruddin
yang akan berpindah tugas ke KPPBC Makassar. Dalam acara tersebut para Kepala Seksi dan para pegawai menyempatkan diri berfoto bersama-sama dengan Nasaruddin
beserta ibu sebagai kenang-kenangan seperti tampak pada gambar kanan. Kiriman Trilabali, Kantor Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai Pantoloan (foto Trilabali)

KUDUS. Terhitung mulai 1 Agustus 2008, KPPBC Tipe A3 Kudus resmi memberlakukan uji coba menjadi KPPBC Tipe Madya Cukai Kudus. Bertempat di Aula KPPBC
Kudus, Kepala Kantor Wilayah Bea dan Cukai Jateng dan DIY, Ismartono, meresmikan uji coba tersebut. Tampak pada gambar, Kakanwil Jateng dan DIY, Ismartono,
sedang memberikan potongan tumpeng kepada Kepala KPPBC Kudus, B. Wijayanta BM. Pada kesempatan tersebut, Kakanwil juga melakukan inspeksi ke unit
pelayanan KPPBC dan melakukan dialog dengan pegawai dan perwakilan market forces. Dijadwalkan pada awal Oktober 2008, KPPBC Tipe A3 Kudus resmi menjadi
KPPBC Tipe Madya Cukai Kudus. Pengirim Darmawan Sigit Pranoto, KPPBC Kudus.

32 WARTA BEA CUKAI EDISI 406 SEPTEMBER 2008


SEMARANG. Dalam rangka mewujudkan Good Governance, Kantor Wilayah DJBC Jawa Tengah dan DIY mengadakan Rapat Kerja Wilayah yang berlangsung 10 - 11
Juli 2008 dengan tema “ Melalui Transformasi Sikap dan Perilaku Kita Bangun Citra Bea dan Cukai Menuju Good Governance. Acara Rakerwil yang diselenggarakan
di ruang Rapat Kanwil DJBC Jawa Tengah dan DIY, Jl. Coaster 1-3 Tanjung Mas – Semarang dipimpin langsung oleh Kepala Kanwil DJBC Jawa Tengah dan DIY,
Ismartono dan dihadiri para Pejabat Eselon III dan IV serta para pegawai KPPBC di lingkungan Kanwil DJBC Jawa Tengah dan DIY. Dalam rapat tersebut Kepala
Kanwil mengajak para peserta Rakerwil untuk merubah sikap dan mental kearah yang lebih baik, guna mendukung reformasi birokrasi Departermen Keuangan untuk
mewujudkan Good Governance. Tampak pada gambar kiri, foto bersama peserta rakerwil, sedangkan gambar kanan, Kepala Kanwil, Ismartono didampingi Kabid
Fasilitas Zulkarnain, memberikan sambutan sekaligus membuka acara rapat kerja wilayah. Pengirim Untung SL - Kanwil DJBC Jawa Tengah dan DIY

JAKARTA. Direktur Audit Thomas Sugijata memimpin Apel pagi Kantor Pusat DJBC yang rutin dilaksanakan tiap pertengahan bulan (gambar kiri). Apel yang biasanya
dilakukan tiap tanggal 17 tersebut, kali ini dilaksanakan pada 15 Agustus 2008. Dalam Apel tersebut dilakukan pemberian piala kepada para juara I dalam
pertandingan voli, basket, bulutangkis dan sepakbola dalam rangka memperingati hari kemerdekaan RI ke-63 (gambar kanan). Tahun ini, juara I voli dipegang tim Dit.
P2, basket dipegang tim Sekretariat, bulutangkis dipegang oleh tim Kanwil DJBC Jakarta, dan Sepakbola dipegang oleh tim Dit. P2.

JAKARTA. Dalam rangka memperingati Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW panitia Masjid Baitut Taqwa (MBT) KP-DJBC menyelenggarakan ceramah motivasi dengan
tema Mencari Mutiara Hikmah Perjalanan Isra’Mi’raj, yang diadakan pada 13 Agustus 2008 dengan mengambil tempat di Auditorium Utama KP-DJBC. Hadir dalam
acara tersebut Direktur PPKC Hanafi Usman yang mewakili Dirjen membuka acara, Direktur Fasilitas Kusdirman dan Kepala Kanwil DJBC Jakarta Heru Santoso. Usai
membuka acara Hanafi Usman melakukan pemotongan pita dalam rangka pembukaan perpustakaan masjid dan toko MBT. Acara ceramah motivasi ini dibawakan oleh
Jammil Azzaini dari Inspirator Suksesmulia dari Kubik Training dan Consultacy, dengan dihadiri oleh para pejabat eselon III dan IV serta para pegawai DJBC. Selain
itu acara di meriahkan pula dengan penampilan Nasyid D’ Customs (Mahasiswa Prodip III Bea dan Cukai)

EDISI 406 SEPTEMBER 2008 WARTA BEA CUKAI 33


SEPUTAR BEACUKAI

BALIKPAPAN. Pada 31 Juli 2008 bertempat di ruang kerja Kepala Kanwil DJBC
Kalimantan Bagian Timur dilakukan penandatanganan berkas serah terima
jabatan Pejabat Eselon III di lingkungan Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Timur
antara pejabat yang lama dengan pejabat yang menggantikan, yang kemudian
dilanjutkan acara ramah tamah atau pisah sambut bersama seluruh pegawai Bea
CENGKARENG. Tanggal 5 Agustus 2008, KPPBC Soekarno Hatta menerima dan Cukai di lingkungan Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Timur di Aula Kanwil.
kunjungan dua penyidik dari Hong Kong Customs Drug Investigation Bureau Tampak dalam gambar foto bersama dari kiri : Lupi Hartono (Pj. Kasubdit
untuk saling bertukar informasi tegahan narkoba yang dilakukan di KPPBC SH. Perencanaan Audit); Sunarto (KBU Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Timur);
Pertemuan ini juga dijadikan sebagai ajang saling tukar informasi tentang trend Ambang Priyonggo (Pj. Kabid P2 Kanwil DJBC Jawa Tengah dan D.I.
modus dan alur perdagangan narkoba internasional. Tampak pada gambar dari Yogyakarta); Kepala Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Timur, Nasir Adenan;
kiri kekanan, Mr. Chan, Kasi P2 Eko Darmanto, Kepala KPPBC SH Rahmat Imron (Kabid P2 Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Timur) dan Djanurindro
Subagio, Mr Philip Chan, dan Decy Arifinscah (perwakilan DJBC di Hongkong). Wibowo (Kepala KPPBC Tipe A4 Bontang). MuQsith Hamidi, Balikpapan
Kiriman KPPBC Soekarno-Hatta

JAKARTA. Bapor KP-DJBC menyelenggarakan pertandingan final sepakbola


kesebelasan Direktorat P2 melawan kesebelasan Direktorat Fasilitas dalam
rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-63. Pertandingan final dengan
BALIKPAPAN. Agenda Rapat Kerja (Raker) Kantor Wilayah DJBC Kalimantan waktu 2 x 40 menit ini cukup seru dengan hasil imbang 1 : 1. Setelah diadakan
Bagian Timur yang diselenggarakan pada tanggal 7 - 8 Agustus 2008 di Aula perpanjangan waktu skor namun tetap imbang maka dilakukan adu pinalti yang
Kantor Wilayah DJBC Kalimantan Bagian Timur berlangsung sukses dan lancar juga menghasilkan angka imbang 5 : 5. Oleh wasit diadakan tambahan
dengan dipimpin langsung oleh Kepala Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Timur, tendangan yang akhirnya dimenangkan oleh Direktorat P2 dengan skor
Nasir Adenan. Tampak pada gambar, foto bersama seluruh peserta seusai Raker keseluruhan 7 : 6. Tampak pada gambar foto bersama kedua kesebelasan,
dilaksanakan. MuQsith Hamidi, Balikpapan kesebelasan Dit. P2 berkostum putih merah dan Dit. Fasilitas berkostum merah.

MALANG. Pada 5 dan 7 Agustus 2008 Kanwil DJBC Jatim II Malang


menyelenggarakan Turnamen Futsal dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan
RI ke-63. Turnamen diikuti oleh 4 tim yaitu, tim Kanwil Jatim II Bidang P2, tim Kanwil
Jatim II Bidang Audit, dan dari KPPBC Madya Malang yang menurunkan 2 tim (Tim
A dan Tim B). Pembukaan Turnamen Futsal ditandai dengan tendangan bola
LHOKSEUMAWE. Dalam rangka peringatan HUT Kemerdekaan RI ke 63, tim pertama (kick off) oleh Kepala KPPBC Madya Cukai Malang, Barid Effendi. Tim
olah raga Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Futsal KPPBC Madya Malang berhasil keluar sebagai juara pertama setelah dalam
Lhokseumawe NanggroeAceh Darussalam mengadakan pertandingan olah raga final mengalahkan tim Kanwil Jatim II (Bidang P2) dengan skor 7-2. Tampak dalam
bola voli. Tampak pada gambar tim bola voli KPPBC Lhokseumawe sebelum gambar, tim futsal KPPBC Madya Malang (seragam orange) foto bersama dengan
bertanding melawan PT. Pelindo I Cabang Lhokseumawe pada 25 Juli 2008. tim Futsal KWBC Jatim II Bidang P2 (seragam merah) mengapit Barid Effendi
Kiriman Bapor KPPBC Lhokseumawe (berdiri no. 4 dikiri memakai jaket). Kiriman KPPBC Madya Cukai Malang

34 WARTA BEA CUKAI EDISI 406 SEPTEMBER 2008


PURWAKARTA. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Purwakarta terpilih menjadi kantor percontohan dilingkungan Departemen Keuangan.
Kantor tersebut pada 14 Agustus 2008 dikunjungi oleh tim penilai dari Departemen Keuangan yang dipimpin Juni Hastoto (Karo Ortala). Para tim penilai setiba di
KPPBC Purwakarta diterima Sekretaris Ditjen Bea dan Cukai Kamil Sjoeib dengan didampingi Kepala Kanwil DJBC Jawa Barat Jody Koesmendro dan Kepala KPPBC
Purwakarta Martediansyah. Acara yang diselenggarakan di lantai tiga Aula KPPBC Purwakarta, diawali kata sambutan dari Kepala Kanwil DJBC Jawa Barat Jody
Koesmendro, sambutan ketua tim penilai, presentasi Kepala KPPBC Purwakarta Martediansyah (gambar kiri) dan diakhiri dengan tanya jawab. Usai acara tim penilai
meninjau setiap ruangan yang berada di KPPBC Purwakarta seperti tampak pada gambar kanan.

BANDA ACEH. Keluarga besar pegawai di lingkungan Kanwil DJBC Nanggroe Aceh Darussalam yang meliputi : KPPBC Tipe A4 Sabang, KPPBC Tipe B Meulaboh, KPPBC
Tipe B Kuala Langsa, KPPBC Tipe A4 Lhokseumawe, KPPBC Tipe A4 Banda Aceh dan Kantor Wilayah DJBC NAD, dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-63
menyelenggarakan beberapa kegiatan lomba. Lomba memanfaatkan fasilitas olah raga di komplek rumah dinas kantor wilayah seperti lapangan bulutangkis, voli, dan tenis meja.
Usai melaksanakan serangkaian olahraga, acara ditutup dengan family gathering di Pantai Ujung Batee dengan beberapa games (gambar kiri). Acara dilanjutkan dengan
penyerahan piala bergilir juara umum oleh Kepala Kanwil DJBC NAD, Iswan Ramdana kepada kontingen Kanwil DJBC NAD yang diwakili oleh Kepala Bagian Umum dan
Kepatuhan Internal Kanwil DJBC NAD, Safuadi pada acara penutupan di Pantai Ujung Batee. Kiriman Muhammad Firstananto, Kanwil DJBC Nanggroe Aceh Darussalam

MERAUKE. Pada 25 – 26 Juli 2008, Kepala Kantor Wilayah DJBC Maluku, Papua dan Irian Jaya Barat (Kanwil MPI) Ariohadi melakukan kunjungan kerja ke KPPBC
Tipe B Merauke dalam rangka pelaksanaan pengawasan dan pemantauan KPPBC – KPPBC yang berada dibawah pengawasan Kanwil MPI. Pada kesempatan
tersebut, Kepala Kanwil DJBC Maluku, Papua dan Irian Jaya Barat Ariohadi bersama dengan Kepala KPPBC Tipe B Merauke Myfriend P Limbong dan pegawai
KPPBC Merauke melakukan foto bersama di Pelabuhan Laut Merauke dan Pos Pengawasan Bea dan Cukai (LBD) Sota. Kiriman KPPBC Tipe B Merauke

JAKARTA. Bertempat di Aula Gedung Induk Kantor Pelayanan Utama (KPU) Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok, berlangsung kegiatan bimbingan mental (Bintal) bagi
pegawai KPU dan Dharma Wanita KPU Tanjung Priok. Sebagai motivator dan pembicara dalam Bintal tersebut adalah Kyai Haji Abdullah Gymnastiar yang populer
dengan panggilan AA Gym. Agenda rutin yang dilakukan oleh Dewan Kemakmuran Masjid KPU Tanjung Priok ini berlangsung pada 23 Juli 2008 dengan tema
“Perubahan Diri Menyongsong Kesuksesan Institusi”. Tampak pada gambar AA Gym dan Kepala Kantor, Kushari Suprianto berpose bersama dengan para pegawai
peserta Bintal dan bersama anggota Dharma Wanita. Kiriman KPU Tanjung Priok

EDISI 406 SEPTEMBER 2008 WARTA BEA CUKAI 35


SIAPA MENGAPA
DWI NOEROEL SOESANTI, SH, MM
menjadi sarjana teknik industri, akhirnya tertarik
masuk ke DJBC dengan mengikuti test di STAN
prodip III.”Padahal ujian masuk perguruan tinggi
Dalam bekerja Wiwieq selalu berpegang negeri saya lulus juga, tapi karena teman-teman
pada kesabaran dan keiklashan kepada banyak yang ikut STAN dan lulus, akhirnya saya
Tuhan, “Semua pekerjaan harus diawali dan juga lebih memilih STAN,” kenangnya.
diakhiri dengan doa. Sehingga semua dapat Khrisnawan mulai meniti karir di Bea Cukai
berjalan dengan lancar,” kata pegawai yang sejak tahun 2002, dengan penempatan pertama di
pernah ikut diklat PKN dan Verifikasi ini. bagian Kepegawaian. Belum lama di Kepegawaian
Semangat belajar yang tinggi membuat ia ia dipindah ke Bagian Organisasi Tata Laksana
melanjutkan kuliah di luar jam kerja kantor. (OTL). Lagi-lagi, enam bulan berjalan di OTL ia
Gelar Sarjana Hukum ia raih pada 2002 di Uni- dipindahkan ke Sekretariat, dan kemudian masuk
versitas Bhayangkara Surabaya dan Pasca- dalam Tim Direktorat Fasilitas Kepabeanan. Khris-
sarjana Magister Manajemen disandang pada nawan mengaku merasa beruntung dapat menja-
2004 dari Universitas Mahardika Surabaya. lankan pekerjaan yang diberikan selama kini. Ken-
Sebelum menjadi pegawai ia dan ketiga dati di DJBC memiliki sistem mutasi, Khrisnawan
adiknya bergabung dalam grup Drum Band merasa tidak perlu khawatir karena dengan mutasi
Bina Caraka Surabaya. Memiliki hobi yang justru akan menambah pengalaman dan variasi
dalam bekerja. Saat ini ia bertugas di Kanwil
sama dengan ketiga adiknya membuat ia DJBC Jakarta sebagai pelaksana pada bagian
tidak perlu repot untuk mengawasi adik- Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE).
adiknya karena waktu kegiatannya selalu “Sekarang di Kanwil Jakarta yang notabene
bersamaan. Selain memimpin adik-adiknya kantornya berada di Kan- tor Pusat, lusa atau en-
ia juga punya tanggung jawab memimpin tah kapan saya pasti akan dimutasi, baik di Pulau
Pepatah buah jatuh tidak jauh dari teman-temannya sebagai mayoret. Prestasi Jawa maupun di luar Pulau Jawa, namun
pohonnya tampaknya berlaku bagi Wiwieq. yang pernah diraih dengan Drum Band Bina semuanya itu dapat saya nikmati sebagai abdi
Wiwieq adalah nama panggilan sehari- Caraka adalah juara II Marching Band pada negara dalam menjalankan tugas, dan saya tidak
harinya. Wanita kelahiran Situbondo, 6 1983 di Senayan Jakarta mewakili Kantor perlu khawatir jika ditempatkan didaerah mana-
Oktober 1962 ini mengikuti jejak sang ayah Bea dan Cukai Surabaya. pun,” ungkapnya.
menjadi pegawai Bea dan Cukai. “Waktu itu Selain di dunia musik,Wiwieq juga aktif Seperti pengalaman pertamanya sebagai tim
saya diminta ayah untuk mengikuti tes di dunia olah raga renang, senam, dan di Direktorat Fasilitas dalam menangani masalah
masuk pegawai Bea dan Cukai, walaupun volley. Dengan hobinya itu ia juga pernah pengalihan Bapeksta ke Bea dan Cukai. Kendala
sebenarnya cita-cita saya seorang polisi meraih juara I senam poco-poco dan juara yang dihadapinya pun cukup banyak, mulai dari
wanita.,” tuturnya. II bola volley pada upacara ulang tahun kendala sistem hingga perlunya penyempurnaan
aturan yang ada, harus dijalani dengan baik walau-
“Pada 1982 ketika masih duduk di Departemen Keuangan. pun dirasakannya sangat berat, namun semua
bangku kelas tiga SMA Hang Tuah Banyak keuntungan yang didapatnya bisa diatasi dengan baik.
Surabaya dengan berbekal ijasah SMP dengan berolah raga, disamping badan “Kalau sukanya, ya saya bersyukur karena
saya ikut dan berhasil lulus,”kenangnya. sehat hati juga senang. “ Karena dengan hingga kini saya masih dapat melihat Monumen
Pertama kali bertugas Wiwieq di kesehatan semua aktivitas dapat berjalan Nasional (Monas) dengan mudah dan kapan saja.
tempatkan di Kantor Inspeksi Tanjung dengan lancar. Health is everything, without Sedangkan dukanya, saya terkadang sedih
Perak dengan Pangkat Juru Muda Tingkat I it everything is nothing,”imbuh Wiwieq yang karena hingga kini masih banyak masyarakat yang
atau golongan I b sebagai pelaksana. Pada saat ini merupakan pegawai golongan III b. menilai bea cukai tidak berubah, padahal bea
1992 ia dimutasi ke Kantor Inspeksi Juanda Bakat olah raga pun menurun kepada cukai sekarang dan dulu sudah jauh berbeda,”
Surabaya sebagai verifikator dan auditor dua orang puterinya Bunga Anisa dan ungkapnya. ats
hingga pada 2005. Setelah itu ia Farisa Asfara yang kini menjadi atlit
dipromosikan menjadi Korlak Administrasi panahan tingkat nasional mewakili daerah
Impor di Kantor Pengawasan dan
Pelayanan Bea dan Cukai Tanjung Perak
Surabaya hingga sekarang.
Ibu dari dua orang anak ini mengaku ter-
propinsi Jawa Timur.
Kedepannya ia berharap agar citra Bea
dan Cukai semakin baik di mata masyara-
kat. “Dengan adanya Kantor Pelayanan
ILMI H.D.
kesan saat bertugas di Kantor Inspeksi Tan- Utama nantinya bisa menjadi tolak ukur
jung Perak Surabaya ketika waktu itu kepa- kantor-kantor Bea dan Cukai lainnya dan
la kantor dijabat oleh (Alm.) G. Soetipto. berjalan sesuai dengan tujuat
“Tiada hari tanpa olah raga, setiap hari jika pendiriannya,” tutur pegawai yang aktif di
ada waktu luang pegawai diajak olah raga pengajian Al Hikmah Surabaya mengakhiri
terutama bola volley,” ujarnya mengenang. wawancara. bambang w. (ambon)

KHRISNAWAN ikutinya selama 45 hari tersebut, dijadikan modal


dasar pengetahuan, keterampilan mengenai audit
dalam rangka pelaksanaan tugas teknis dibidang
kepabeanan dan cukai.
Terkait dengan diklat yang telah diikutinya,
Khrisnawan merasa materi yang didapat dalam
diklat sudah cukup memadai termasuk didalam-
nya dipaparkan berbagai contoh kasus, namun
akan lebih baik jika pelaksanaan diklat yang akan
datang lebih diperbanyak praktek lapangan, karena
untuk pelaksanaan tugasnya nanti para auditor ba-
nyak terjun kelapangan. Bahkan dalam UU Kepa- “Menikmati dan menghayati sebuah pekerja-
beanan dan Cukai yang baru pun memberi ruang an,” begitu kalimat yang terlontar dari pria yang
bagi para auditor dalam melaksanakan tugasnya. mengabdi selama 26 tahun 3 hari di Bagian
“Penambahan waktu tersebut untuk praktek Umum, tepatnya di Kepegawaian ketika ditanya
lapangan, artinya terjun langsung ke perusahaan mengapa menghabiskan hampir seluruh masa
sebagai pendamping tugas auditor yang ada. Satu kerjanya dibagian tersebut selama mengabdi di
hal yang penting dilakukan auditor saat ini adalah, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC).
ranjin-rajinlah bertanya kepada teman-teman yang Ilmi H.D.atau biasa disapa Pak Ilmi saat ini
lebih senior, sehingga akan mengembangkan kre- bertugas di KPPBC Tipe A3 Samarinda hingga
atifitas dalam diri,” ujar Khrisnawan. memasuki masa purnabaktinya pada tanggal 1
Dengan peringkat yang diraihnya itu, Khrisna- September 2008. Mengabdi selama 28 tahun 6
wan merasa dirinya sebagai salah satu pegawai bulan di DJBC dijalani bapak 8 orang anak ini
negeri sipil yang menjadi ujung tombak dalam me- dengan suka cita karena sesuai prinsip hidupnya
ngawasi dan mengamankan penerimaan negara, bahwa setiap pekerjaan itu harus dinikmati dan
khususnya dalam hal audit. Untuk itu ia selalu dihayati sehingga ditempatkan dimanapun kita
Pegawai yang mendapat peringkat pertama menanamkan dalam dirinya untuk selalu taat pada sebagai pegawai menjalaninya dengan perasaan
dari 60 peserta yang ikut diklat Post Clearance aturan, karena sebagai auditor sanksinya juga senang tanpa beban. Prinsip hidupnya itu pun
Audit (PCA) di Pusdiklat Bea dan Cukai pada 29 sangat berat jika melanggar ketentuan yang ada. dituangkan dalam kesehariannya selama bekerja
Oktober 2007 lalu, bertekad mempertahankan Pria kelahiran 21 Nopember 1980 dan ayah sehingga tidak mengherankan bila ia begitu betah
Prestasinya itu dalam pekerjaan sehari-hari satu putra ini, mengaku menjadi pegawai DJBC dibagian kepegawaian mengurus segala hal yang
dengan tetap bersikap profesional. Diklat yang di- bukanlah cita-citanya. Ia yang awalnya bercita-cita berkaitan dengan pegawai seperti permohonan

36 WARTA BEA CUKAI EDISI 406 SEPTEMBER 2008


cuti, kenaikan pangkat, gaji berkala, DP3 dan yang lainnya yang bisa dikata waian, bersama delapan rekan kerjanya. Banyak masalah di kepegawaian
merupakan pekerjaan rutin dari pria kelahiran Banjarmasin, 12 Agustus 1952 menjadi tantangan tersendiri baginya, apalagi di Tanjung Priok yang menurut-
dari pasangan Haji Djapri dan Hj. Haniah ini. nya banyak permasalahan yang hampir tiap hari ia dan rekan-rekan hadapi.
Sebagai seorang guru mengetik selama 11 tahun yakni sejak duduk di “Namanya juga bekerja, tentunya akan ada masalah yang harus dihadapi dan
SMP Banjarmasin hingga diterima menjadi pegawai bea cukai pada tahun sebagai seorang pegawai yang berintegritas dan profesional harus kita hadapi
1980, Ilmi merupakan pribadi yang bersahaja dan senang bekerja. Waktu dengan penuh tanggung jawab dan semua tentu ada hikmah yang dapat kita
luang sekolah dimanfaatkannya untuk belajar mengetik ditempat kursus petik menjadi pelajaran” paparnya dengan lugas.
yang dimiliki kakaknya hingga ia sendiri yang membantu mengajar disana. Setelah sekian lama merantau akhirnya Ilmi mutasi ke KPBC Banjarma-
Mengetik dengan sepuluh jari bukan hal yang sulit baginya sampai-sampai sin yakni dikampung halamannya. Kurang lebih dua tahun disini ia dapat me-
Ilmi memiliki 3 buah ijazah mengetik antara lain Ijazah mengetik Swasta, Calon rasakan pekerjaan dibidang lain yakni Pabean. Dan menjelang masa purna-
Juru Ketik Negeri dan Juru Ketik Negeri. Kesemuanya itu di gunakan untuk baktinya ia dimutasikan ke KPPBC Samarinda awal tahun 2008.
mendaftar ketika ada penerimaan capeg (calon pegawai) di Departemen Keu- Ketika ditanya mengenai mesin absen yakni finger print yang mulai digu-
angan pada tahun 1980. nakan di Kantor Bea Cukai didaerah ia menyambut baik karena dengan ada-
Menanti kurang lebih satu tahun akhirnya diumumkan yang lulus dan nya ini diharapkan setiap pegawai lebih disiplin dalam bekerja karena dengan
menjadi capeg di Departemen Keuangan yaitu di DJBC sebanyak 49 orang terbiasa datang tepat pada waktunya ke kantor merupakan kunci awal
dari total 3.300 pendaftar kala itu. Dan nama Ilmi termasuk dalam daftar orang- bagaimana seorang pegawai memiliki integritas yang baik, begitu lanjut pria
orang yang lulus tersebut, walaupun ia belum mengerti apa yang akan dikerja- yang telah terbiasa berangkat pukul 07.00 ke kantor.
kan di instansi DJBC yang akan dimasukinya. Mengenai diklat yang pernah diikuti, Ilmi menuturkan hanya ada dua yang
Penempatan pertamanya di Kantor Inspektorat Bea dan Cukai 8 Banjar- pernah diikutinya yakni DPT I Pabean pada tahun 1982 dan DPT I Kepegawai-
masin (sekarang menjadi Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Timur) di Bagian an tahun 1984. Walau demikian Ilmi begitu mengutamakan masalah pendidik-
Kepegawaian dengan Golongan I/b. Selama empat tahun empat bulan disana an bagi anak-anaknya, karena hanya dengan ilmu pendidikan seorang akan
kemudian dimutasi ke Kantor Inspeksi Bea dan Cukai Samarinda juga di Bagi- berhasil sesuai apa yang diharapkannya ungkap suami Fauziah ini. Di akhir
an Kepegawaian. Di Samarinda selama 8 tahun 2 bulan akhirnya ia mendapat wawancara, ia hanya menyampaikan sebuah pesan yang merupakan
kesempatan mencari pengalaman bertugas di Jakarta yakni di Kantor Pela- harapannya agar korupsi dilingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
yanan Bea dan Cukai Tanjung Priok (sekarang KPU Tanjung Priok) dari tahun (DJBC) yang telah begitu mengakar setidaknya dapat berkurang dengan
1992 sampai 2005 atau selama 13 tahun 8 bulan 23 hari begitu paparnya se- adanya reformasi birokrasi dan kejadian sidak oleh Komisi Pemberantasan
cara detail. Di Tanjung Priok pun Ilmi ditempatkan kembali di Bagian Kepega- Korupsi (KPK). muQsith hamidi, balikpapan

INFO PEGAWAI
PEGAWAI PENSIUN T.M.T 01 SEPTEMBER 2008
NO N A M A N I P GOL J A B A T A N K E D U D U K A N
1 Samsu, Drs. 060060059 IV/b Kepala Kantor KPPBC Tipe A4 Kotabaru
2 Manahara Manurung, S.IP. 060034161 IV/a Kepala Seksi Tempat Penimbunan I KPPBC Tipe A2 Tangerang
3 Rachmat Rahardjo 060040734 IV/a Kepala Subbagian Kepegawaian Kanwil Banten
4 S u p r i j a t n a Yu s u f 060051832 IV/a Kepala Seksi KITE II Kanwil Jawa Barat
5 Hariyo Soedarsono, S.H. 060045486 IV/a Kepala Seksi Tempat Penimbunan VI KPPBC Tipe A2 Juanda
6 Muhammad Rivai 060035065 IV/a Seksi Peraturan Cukai dan Direktorat PPKC
Peraturan Lainnya
7 Purwito 060041668 IV/a Kepala Seksi Kepabeanan dan Cukai I KPPBC Tipe A2 Purwakarta
8 Suma Kasan Saputra 060033018 IV/a Kepala Seksi Kepabeanan dan Cukai I KPPBC Tipe A3 Surakarta
9 Faudji 60052414 III/b Pelaksana KPPBC Tipe A2 Purwakarta
10 Djasiman, S.IP 060040803 III/c Pelaksana KPPBC Tipe A2 Bekasi
11 Muchidin Rumakway, S.Sos. 060058051 III/a Pelaksana KPPBC Tipe A4 Ambon
12 Ilmi HD 060058647 III/b Pelaksana KPPBC Tipe A3 Samarinda
13 Margiono 060049009 III/b Pelaksana KPPBC Tipe A2 Bekasi
14 Husein 060052426 III/b Pelaksana KPPBC Tipe A2 Tangerang
15 Effendi 060040747 III/c Pelaksana KPPBC Tipe A2 Tangerang
16 Hasan Basri Panjaitan, S.H. 60049453 III/b Pelaksana KPPBC Tipe A3 Merak
17 Frans Nait 060062732 III/a Pelaksana Kanwil Bali, NTB dan NTT
18 Baginda Ginting 060052314 III/b Pelaksana KPPBC Tipe A3 Medan
19 Redjo 060052523 III/a Pelaksana KPPBC Tipe A3 Kudus
20 Buchari 060049184 III/b Pelaksana KPPBC Tipe A2 Jakarta
21 Ta h j u d i n 060057423 II/d Pelaksana KPPBC Tipe A2 Jakarta
22 A.Karim Senin 060045288 II/b Pelaksana PANGSAROP TBK
23 Muslim 060058160 II/d Pelaksana KPPBC Tipe A3 Dumai
24 Djuragan Hasibuan 060059616 II/d Pelaksana KPPBC Tipe A4 Teluk Nibung
25 Onah 060044496 II/d Pelaksana KPPBC Tipe A3 Palembang
26 A b d Wa h i d 060057361 II/d Pelaksana KPPBC Tipe A4 Tarakan
* DATA DITERIMA DARI BAGIAN KEPEGAWAIAN
TAMBAHAN : DATA PEGAWAI PENSIUN T.M.T 01 AGUSTUS 2008 *
NO NAMA NIP GOL JABATAN KEDUDUKAN
1 Sofyan Permana, Drs. 60044388 IV/e Pelaksana Pemeriksa Pejabat Sekretariat DJBC
Diperbantukan
2 Njanandren 60041575 III/b Koordinator Pelaksana Operasi KPPBC Tipe B Teluk Nibung
3 Murod Zaini 60045471 II/d Pelaksana KPPBC Tipe A Palembang

BERITA DUKA CITA


Telah meninggal dunia, MUCHIDIN RUMAKWAY, S.Sos, Pelaksana Pemeriksa pada Kantor Pengawasan
dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A4 Ambon, pada hari Minggu, 03 Agustus 2008.

Segenap jajaran Direktorat Jenderal Bea dan Cukai menyatakan duka yang sedalam-dalamnya. Bagi keluarga
yang ditinggalkan semoga diberikan ketabahan dan kekuatan oleh Tuhan Yang maha Esa. Amin.

EDISI 406 SEPTEMBER 2008 WARTA BEA CUKAI 37


ENGLISH

Optimizing
SECTION EXCISE REVENUE COLLECTION
OF TOBACCO PRODUCTS
Hopefully, this year target will be matic policy shows how serious this economy turbulence
surpassed. Consequently, it will is. It is predicted that the targeted economic growth rate
give extra cash for the government (6.8%) will not be achieved.
to help finance our budget deficits.
Government, through the Head of Fiscal Policy Body,
said that the target will be revised down to 6.4%. In its

G
budget revision, government also assumes the inflation
lobally, year of 2008 has been marked by so- rate at 6.5% which is higher than the previous assump-
me negative concerns in economy. It is tion (6%). However, the targets still need to be consulted
believed that there are two major things that with the House of Representatives sometime in mid
cause this so called world economy turbu- February. Compared to last year achievement, newly
lence; the increasing of oil price and the Uni- proposed target is only 0.68% higher than our last year
ted States slowdown economy. Since we apply the open achievement when our economic growth rate can reach
economy policy, the fundamental change in global 6.32% (the highest rate for the last ten years).
economy will also give direct impact on our national eco- Thus, government needs to find financial resource to
nomy. The impact itself will depend highly on our econo- finance the increasing deficits (from 1.7% to 2%) in state
mic sustainability. Unfortunately, our country is not strong budget due to an increase of oil subsidy, food subsidy
enough to face this “global pressure”. That is why and electricity subsidy. Like it or not, Government has to
economy authority formulates some programs to resolve carry out this “in-efficient policy” in order to sustain
this economy problem, with the biggest concern to household’s purchasing power. This needs to be done so
maintain the rate of economy growth in one side and to that the function of the households’ consumption as
control the inflation in the other side. Those two actions economic growth’s “buffer” will not decrease.
require high-quality economy formula. To respond to the situation, economy authority, in this
The latest news stated that government will readjust case Minister of Finance exercises some strategic appro-
the state budget (APBN) since most of the assumptions aches, like optimizing the national revenue, increasing
used to determine objectives are not realistic anymore. In subsidies (oil, food and electricity) and cutting down depar-
one of his comments, our President said that should the tmental expenses. The question is, how can Government
government insist on maintaining the 2008 state budget, find alternative sources of revenue in such a very short
the country’s economy may collapse. Usually, Govern- time? With the limited time, it will almost be impossible for
ment readjusts state budget in mid year (July). This dra- government to find new revenue sources. Hence, the most-
FOTO : ISTIMEWA

LABOR. Tobacco
products
industry is a big
industry in
Indonesia. Many
labors employed
in this industry.

38 WARTA BEA CUKAI EDISI 406 SEPTEMBER 2008


ENGLISH
FOTO : ISTIMEWA
realistic approach is by maximizing the current sources of
revenue. Related to this subject, what can Directorate
General of Custom and Excise (DGCE) contribute?
There are two objective strategy should be addres-
sed. First, as our minister instructed, through budgeting
efficiency policy (15 % of total budget given) and second,
through optimizing revenue collection. From the perspec- SECTION
tive of DGCE, excise revenue has predominantly contri-
buted to national revenue. This writing aims to examine
tobacco excise contribution in respond to the need of na- HEALTH ISSUES.
tional revenue. Smoking give a
lot of negative
A POTENTIAL SOURCE OF REVENUE impact on health
In most countries, tobacco industry has always been
a sensitive issue, especially to developing countries. Ci-
garettes industry has a very unique characteristic. In one
side, its presence is really needed due to its excise
revenue contribution. On the other side, its growth is very
much controlled by the government for its negative exter-
nalities on health. For the last eleven years, averagely, it has shown an in-
Government is so concerned with this industry which crease about 24.86% per year. The figure shows that this
has become greatest contributor of excise revenue. To- sector promises a “potential range” to be maximized. The
bacco products industry is a big industry in Indonesia. question is how can we optimize this “potential range”?
Many labors employed in this industry. Based on World
Health Organization (WHO) report in 2002, approximately EXCISE TARIFF STRUCTURE
400,000 persons are employed in tobacco farming, factory, Most countries apply specific excise tariff. They impo-
and cigarette vendors. This is because in our country se the excise tariff on every piece of cigarette, instead of
most of tobacco products companies are labor intensive. every pack. And they let the tobacco companies deter-
In mid 1997, like other South East Asian countries, mine the price. Meanwhile, the case is different in Indone-
Indonesia experienced a monetary crisis which led to a sia. We apply combination of advalorem (percentage of
great economic crisis. Surprisingly, in 1998, which was retail price) and specific system. In practice, government
still in the period of economy crisis, cigarettes industry determines the minimum price as the basis for an
reached its highest production (Wibowo, Tri 2003). It advalorem excise tax. In short, the system applied in our
implied that economic crisis did not effect the consump- administration is a bit complex.
tion of cigarettes. According to the newly stipulated decree enacted by
As what Warner (2000) wrote in his paper that re- the Minister of Finance number 134/PMK.04/2007, to
gardless of its health consequences, tobacco is crucial to come up with a single excise tariff, we have to assess:
a nation’s (or region’s) economy. Without the cultivation kinds of tobacco products, the manufacturer’s classifica-
of tobacco, manufacture of tobacco products, distribution tion and then its retail minimum price. But, that is not end
and sale of products, a country’s economy will suffer of the story. We also have to add the specific tariff for the
devastating economic consequences. Jobs will be lost, final excise calculation. In short, the formula for calculat-
incomes will fall, tax revenues will plummet, and trade ing the excise is retail price times excise tariff (%) plus
surpluses will veer dangerously in the direction of deficits. specific tariff.
Tobacco products manufacturers have given great The highly rated - frequency of stipulation of ministe-
contribution. In private sector, many labors absorbed, rial decree concerning on excise tariff structure shows the
not to mention the spillover effects such as: tobacco far- weakness of current system. According to my research,
mers, distributors and sellers which directly and indi- from 1996 to 2007, at least there have been 21 ministe-
rectly very much depend on this sector. While for the rial decrees enacted concerning on tobacco products.
government, this sector contributes through its excise That actually gives ghastly impact, not only to manufactu-
taxation. Table below shows that the contribution rers, but also to government. It will give negative impact
of excise revenue increases significantly year by year. on the manufacturers in the sense of planning their
business. Ideally, planning business should be done with
EXCISE REVENUE OF TOBACCO PRODUCTS several conditions, internally and externally. We can
include production factors as their internal factors. At the
Fiscal Excise Progressive same time, they also have to consider the external
Year (in milyards Increase factors such as demand on tobacco products and gover-
rupiah) (year on year) nment policy (locally and nationally).
1995/1996 3,489.74 - Thus, changing the excise tariff in a short time is not
1996/1997 4,087.97 17.14% fair for the manufacturer’s perspective since it will compli-
cate the manufacturers for planning their business. From
1997/1998 4,937.19 20.77% the government viewpoint, the relatively hasty changing
1998/1999 7,436.27 50.62% excise policy indirectly shows our incapability to accom-
1999/2000 10,125.09 36.16% modate external changes in each of excise policy
2000 11,124.60 9.87% enacted. Briefly, changing the excise tariff in a short time
2001 17,063.64 53.39% is neither efficient nor effective.
2002 23,015.15 34.88%
2003 25,928.29 12.66% PERFECTING THE SYSTEM
2004 28,636.27 10.44%
a. Policy of determining target
2005 32,650.62 14.02%
Theoretically, tobacco products are relatively inelastic
2006 37,061.55 13.51% demand. This means that an increase in one unit price of
SOURCE: DIRECTORATE OF EXCISE tobacco products does not automatically decrease the

EDISI 406 SEPTEMBER 2008 WARTA BEA CUKAI 39


ENGLISH

quantity consumed. Nevertheless, it does not mean excise under its jurisdiction. This is to ensure that the total pro-
tariff on tobacco products can be set as high as possible duction in one fiscal year is appropriate to its classifica-
to increase its revenue contribution. For this reason, it tion. Based on this monitoring activity, KPPBC sends
seems that tobacco product is an easy source of revenue. reports to headquarter periodically. Besides focusing on
Then, what is the right level of cigarette taxation, if any? retail price and production activities, KPPBC should also
What is the basis for determining that it is right? (Chalo- be empowered to control the distribution of excise tape.
SECTION upka, et al 2000). Obviously, we cannot find an ideal However, the current report system should be impro-
answer to that question. But, of course we can not allow ved. We must start to think how to establish an online-
ourselves to be trapped just trying to get an ideal formula. report system from each of KPPBC to headquarter (Di-
Regarding to effects of price, many studies con- rectorate of Excise).
ducted to assess the price elasticity on cigarettes. They What is the benefit of the system? Principally, there
came up with the same result that the estimated price two major advantages that this online-report system offers.
elasticity fall within the relatively wide range from -0.14 to First, the control system can be done more effectively.
-1.23, but most fall in the narrower range from -0.3 to -0.5 With this system, production growth and market price of
(Chaloupka, et al 2000). Had I got the data, I would have tobacco products can be reviewed accurately. Second,
come up with our own range. Assume that the range is the availability of the updated data will make things easier
quite same from ours; than it means that raising cigarette for the decision maker to evaluate or improve the system
excise to a certain level would lead to both significant re- and to more important, to evaluate the target.
ductions in smoking and large increases in cigarette tax
revenues. c. Simplifying tariff structure
Formulating an excise policy on tobacco products is As noted earlier, the system applied in our administra-
not an easy task. Philosophically, that policy can be tion is a combination of advalorem and specific system.
viewed in revenue target. One appropriate approach to Relating to the advalorem system, (Townsend, 1998)
formulate revenue target is by using econometrics suggested that one disadvantage of an advalorem tax
methods to accommodate the factors related to the exci- system is that the tobacco industry might keep prices,
se collection. The formula itself should at least consider and consequently tax revenues, below where they would
the effects of price on tobacco products on demand, to- otherwise be. Therefore, the introduction of the specific
bacco control policies, socioeconomic and demographic system partially in the current tariff structure is brilliant. It
factors. is hoped, in the near future, government will impose 100
Information of the demand pattern of tobacco products % specific system. By implementing the specific system,
is the key element to get an almost ideal econometrics control system will be conducted more effectively. The
model. This is important since each type of tobacco pro- implementation of the specific system will also make
ducts has diverse market which requires different policy. things easier for calculating or setting up target revenue.
Had we got the pattern or magnitude of each type of In addition, it is also important not to change the
tobacco products, it would have helped us to originate an excise tariff structure in a very short time. Therefore, the
almost ideal formula. policy or regulation enacted should be accommodative in
In the process of determining the target revenue, we response to external changes.
should also consider the socioeconomic and demo-
graphic factors which can be represented by income per CONCLUSION
capita (GDP per capita), households’ expenditure and Having briefly described about the current system, I
total number of people aged and population aged 15 to may conclude that there is still a “room” to be maximized.
64 year old. The introduction of the lower income and the Based on the timeframe, the improvement can be divided
higher income spending on cigarettes consumption data into two steps, short-run strategy and medium-run
will be useful to evaluate the consumption pattern. strategy. In the short-run, strengthening of controlling
Based on her research in 2005, Aditomo finds that functions and using econometrics model to set revenue
the low-income group is very responsive to increases in target as explained earlier are not negotiable. In the
income. For that group, a 10 percent increase in income medium-run, implementing an online report system from
increases average cigarette consumption by 12.2 KPPBC to headquarter and imposing 100% specific sys-
percent. Of this, 9.1 percent is attributable to an increase tem is a must.
in the quantity of cigarettes smoked; 3.1 percent is attri- Hopefully, this year target will be surpassed. Conse-
butable to an increase in smoking participation. House- quently, it will give extra cash for the government to help
holds in middle and high-income groups are not very finance our budget deficits.
responsive to increases in income. Knowing the exact
consumption pattern based on income spending will help Reference
us set the target more accurately. Aditomo, Sri Moertiningsih. Triasih Djutaharta. Hendratno. 2005. Cigarette
Consumption, Taxation and Household Income: Indonesia Case Study. HNP
Meanwhile, the reasoning of why we use the num- Discussion Paper. Economics of Tobacco Control Paper No. 26, The World
ber of people aged and population aged 15 to 64 year Bank Washington.
old is based on WHO estimation about productive age of Chaloupka, F. J., T. W. Hu, K. E. Warner, R. Jacobs, and A. Yurekli. 2000.
The Taxation of Tobacco Products. In Tobacco Control in Developing
smoking. Tobacco control policies are in line with the Countries, ed. P. Jhaand F. Chaloupka. New York: Oxford University Press.
health issues. Besides revenue collection, we should Graves, P.E, Robert,L.S, Dwight, R.L. (1996). Slope versus Elasticity and the
also consider the negative effects of smoking in the burden of Taxation, The Journal of Economic Education Vol.27 No. 23 pp.
229-232.
policy making decision. Nowadays, this health issue has Jakarta Post. February 2008. (Newspaper).
been brought up to more serious concern due to the Kompas. February 2008. (Newspaper).
findings in medical researches that smoking give a lot of Nicholson, Walter. Christopher Snyder B. (2007). Intermediate Microecono-
mics and Its Application (7th edition) Mason, Ohio: Thomson South-Western.
negative impact on health. Warner K.E. (2000). The Economics of Tobacco: Myths and Realities, Tobacco
Control pp 78-89.
b. Strengthening control system Wibowo Tri. (2003). Potret Industri Rokok di Indonesia, Kajian Ekonomi dan
There are two objects that KPPBC focuses, retail pri- Keuangan Vol.7 No.2 pp. 83-107.
Witoelar, Firman. Pungpond Rukumnuaykit. John Strauss. (2005) Smoking
ce and total production. KPPBC continuously monitories Behavior among Youth in a Developing Country: Case of Indonesia, Yale
the market price to ensure that it is still in the range allo- University.
wed. As for the production of tobacco products, KPPBC Saut Mulia Simbolon,
is also monitoring the production of tobacco products Pelaksana Pemeriksa pada Bagian Organisasi Tata Laksana

40 WARTA BEA CUKAI EDISI 406 SEPTEMBER 2008


KEPABEANAN INTERNASIONAL
FOTO-FOTO WBC/ATS

SIMULASI KINERJA PENGAWASAN. Bob Debus bersama rombongan melihat PEMAPARAN KINERJA KPU BEA DAN CUKAI TANJUNG PRIOK. Rombongan
dari dekat kinerja petugas yang melakukan pengawasan dari ruang Hi-Co Scan Menteri Dalam Negeri Australia mendapat pemaparan mengenai kinerja
dalam acara simulasi penegahan narkoba dari luar negeri. KPU Bea dan Cukai Tanjung Priok

KUNJUNGAN
Tanjung Priok. Ketika melihat dari dekat kemampuan Hi-Co Scan ter-
sebut Bob berkata,”Kami tidak mempunyai alat secanggih ini di Syd-

MENTERI
ney,” yang disambut dengan tawa para hadirin saat itu.
Bob beserta rombongan juga menyaksikan kemampuan anjing
pelacak milik KPU Bea dan Cukai dalam mendukung kinerja petugas

DALAM NEGERI yang melakukan pengawasan dengan mendeteksi heroin yang


tersimpan dalam kontainer yang bercampur dengan barang lainnya.

AUSTRALIA
Usai menyaksikan simulasi tadi, kepada pers Bob mengatakan,
pihaknya merasa puas dengan kinerja para petugas KPU Bea dan
Cukai baik yang telah dipaparkan maupun dalam simulasi yang
KE KANTOR PELAYANAN UTAMA disaksikannya. Menurutnya kerjasama yang baik selama ini dengan
BEA DAN CUKAI TANJUNG PRIOK Indonesia khususnya dengan DJBC bisa ditingkatkan lagi terutama
kerjasama dalam penanganan kejahatan transnasional seperti per-
edaran narkotika.
Australian Customs Service dan Hal senada juga dikatakan Dirjen Bea dan Cukai Anwar Suprijadi,
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai telah menurutnya kerjasama yang ada saat ini sangat besar manfaatnya
menjalin kerjasama sejak lama terutama bagi kedua belah pihak. “Kami membahas berbagai perkembangan
dalam bidang community protection. yang ada saat ini terutama bidang kepabeanan dalam forum customs
to customs talk yang secara rutin dilaksanakan, “

M
Mengenai sarana yang dimiliki oleh DJBC untuk menunjang
enteri Dalam Negeri Australia (Minister for Home Af- kinerja pengawasan,Anwar mengatakan pihaknya memiliki bebe-
fairs Australia) Bob Debus berserta dengan rombong- rapa alat deteksi yang berada di Tanjung Priok maupun di
an pada 5 Agustus 2008 berkunjung ke Kantor Pe- pelabuhan lain seperti Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Alat-
layanan Utama (KPU) Bea dan Cukai Tanjung Priok. alat tersebut seperti Hi-Co scan dan juga Gamma Ray yang kini
Kunjungan merupakan bagian dari kunjungan resmi- tengah diuji cobakan diharapkan dapat meningkatkan kinerja dibi-
nya ke Indonesia, dimana ia dan rombongan melihat dan meman- dang pengawasan, sehingga fungsi sebagai community Protecti-
tau beberapa area yang berada dalam wilayah kerja yang on menjadi benar-benar terlaksana.
keberadaannya berasal dari kerjasama antara Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai (DJBC) dengan pemerintah Australia dalam hal ini KERJASAMA DJBC DENGAN ACS
Australian Customs Service yang berada di bawah Ministry for Australian Customs Service dengan Direktorat Jenderal Bea dan
Home Affairs yang dipimpinnya. Cukai telah menjalin kerjasama sejak lama terutama dalam bidang
Pada kunjungan tersebut Bob Debus yang diterima langsung oleh community protection. Topik mengenai berbagai kerjasama yang
Direktur Jenderal Bea dan Cukai Anwar Suprijadi beserta staf inti ter- dilakukan oleh ACS dengan DJBC selalu dilaksanakan melalui forum
masuk Kepala KPU Bea dan Cukai Tanjung Priok Kushari Suprianto, customs to customs talk yang diselenggarakan bergantian baik di
mendapat pemaparan mengenai kinerja KPU selama ini serta Australia maupun juga di Indonesia, dimana tahun ini rencananya
berbagai prestasi yang diperoleh KPU Bea dan Cukai Tanjung Priok pertemuan tersebut akan berlangsung di Indonesia.
baik dalam bidang pelayanan, pengawasan dan juga dalam Selain itu ACS dan DJBC juga terlibat dalam kerangka kerjasama
menghimpun pendapatan negara dari Bea Masuk. Selain pemaparan Special Travel Security Fund (STSF) yang berlangsung pada 2004
yang berlangsung di Gedung Induk KPU Tanjung Priok, Bob Debus hingga 2007. STSF merupakan kerjasama antara ACS Dengan DJBC
juga menyaksikan simulasi kerja pengawasan Bidang P2 pada KPU dalam hal peningkatan kemampuan pengawasan DJBC terutama
Bea dan Cukai dalam menegah masuknya narkotika dari luar negeri. untuk merespon aktifitas dan dan transaksi melalui laut yang dinilai
Dalam acara simulasi tersebut, Bob terlihat antusias melihat kiner- beresiko tinggi oleh ACS. Dalam kerjasama ini DJBC mendapat
ja petugas Bea dan Cukai dalam menjalankan tugasnya yang begitu bantuan berupa pelatihan dibidang analisis intelejen, ship search, dan
cekatan, dan juga kemampuan Hi-Co Scan yang dimiliki KPU Bea juga bantuan berupa peralatan berupa CCTV, radiation detector dan
dan Cukai Tanjung Priok yang berfungsi maksimal dalam melakukan itemizer (alat pendeteksi narkoba) disamping bantuan berupa anjing
penegahan masuknya narkoba dari luar negeri melalui pelabuhan pelacak narkoba beserta denga pelatihnya. zap

EDISI 406 SEPTEMBER 2008 WARTA BEA CUKAI 41


KERJASAMA INTERNASIONAL

DJBC DAN KASTAM


DIRAJA MALAYSIA
GELAR OPERASI
PATKOR KASTIMA
14/2008
DI PERAIRAN
SELAT MALAKA
Kerjasama bilateral antara Direktorat PETA sektor operasi Patkor Kastima
Jenderal Bea dan Cukai (DJBC)
Indonesia dengan Kastam Diraja
yang dapat mengganggu stabilitas keamanan dan ekono-
mi di perbatasan kedua negara, Patkor Kastima juga
Malaysia (KDM) semakin meningkat. Hal lebih spesifik bertujuan untuk mengamankan perairan ter-
ini terbukti dengan kembali digelarnya sebut dari kegiatan perdagangan ilegal berupa tindak pida-
Operasi Patroli Terkoordinasi na penyelundupan, sehingga dapat membuktikan kepada
Kastam Indonesia dan Malaysia, atau komunitas internasional mengenai terwujudnya kerjasama
lebih dikenal dengan nama PATKOR yang erat diantara negara pesisir Selat Malaka khususnya
KASTIMA ke-14 yang baru-baru ini diantara Malaysia dan Indonesia sebagai bentuk kedau-
latan kedua negara dalam penegakan hukum khususnya
diselenggarakan. Patkor Kastima dalam bidang Kepabeanan dan Cukai.
merupakan kerjasama instansi pabean PATKOR KASTIMA 14/2008 telah dilaksanakan dari tang-
kedua negara dalam bidang pengawasan gal 7-22 Juli 2008. Patroli kali ini melibatkan sembilan kapal
berupa patroli rutin tahunan patroli Bea dan Cukai kedua negara, dimana dari DJBC
untuk mengamankan perairan Selat menurunkan lima Kapal Patroli Cepat (Fast Patrol Boat/FPB)
Malaka yang merupakan salah satu yaitu BC-5002, BC-7005, BC-10001, VSV BC-1607 dan
VSV BC-1608. Sedangkan Kastam Diraja Malaysia
perairan tersibuk di dunia. menurunkan empat armada kapal patroli yaitu Bahtera Perak

S
K-36, Perantas KB-51, Perantas KB-59 dan Perantas KB-85.
elat Malaka merupakan satu perairan yang sangat Sementara itu personil yang diturunkan mencapai 130 orang
penting bagi perdagangan Indonesia dan Malaysia. gabungan dari instansi Pabean kedua negara.
Perairan Selat Malaka merupakan perairan tersibuk Dalam patroli kali ini juga dilakukan pertukaran perso-
yang menjadi jalur perdagangan dan kegiatan nil yaitu masing-masing delapan orang personil antar ke-
ekonomi dunia, sehingga negara Indonesia dan dua negara, dengan harapan dapat memberikan pengala-
Malaysia yang merupakan negara serumpun yang dipisahkan man dan pengetahuan baru bagi kedua belah pihak
oleh selat tersebut memiliki kepentingan untuk mengaman- mengenai pelaksanaan patroli Bea dan Cukai di kedua
kan Selat Malaka. negara, serta yang terpenting lebih merapatkan hubungan
Selain untuk mencegah dari berbagai macam tindakan silaturahmi antara instansi pabean kedua negara.
Pembukaan PATKOR
KASTIMA 14/2008 dilak-
sanakan di Pulau Penang
Malaysia. Delegasi DJBC
berangkat dari Belawan
menuju Pulau Penang
tanggal 6 Juli 2008. Keti-
ka memasuki wilayah per-
airan Malaysia, Kapal
Patroli Bea dan Cukai di-
jemput di titik pertemuan
RV-1 oleh Kapal Patroli
Kastam Diraja Malaysia
untuk kemudian dipandu
memasuki Dermaga Kas-
tam Pulau Penang. Dengan
menggunakan bis milik
Kastam Diraja Malaysia,
delegasi Indonesia
PEMBUKAAN PATKOR KASTIMA
DI MALAYSIA. Dihadiri Direktur
P2 DJBC Jusuf Indarto dipimpin
oleh Ketua Pengarah Kastam
Diraja Malaysia, yaitu Datuk Sri
Abdul Rahman bin Abdul Hamid.

42 WARTA BEA CUKAI EDISI 406 SEPTEMBER 2008


FOTO-FOTO ASP
tugas kedua negara, sehingga pengawasan dapat dilaku-
kan secara lebih efektif.
Patkor Kastima 14/2008 telah memberikan kesan ter-
sendiri bagi personil kedua negara yang mengikuti opera-
si kali ini. Diantaranya adalah Rozaime bin Jamaludin
(Personil Perantas KB-51) yang bertugas di Pulau
Penang dan Abdul Yazaid bin Othman (Personil Perantas
KB-85) yang bertugas di Port Klang. Rozaime menyam-
paikan bahwa Patkor Kastima yang diikutinya merupakan
yang pertama, dan sekaligus memberikan kesan tersen-
diri. Dimana ada perbedaan pelaksanaan tugas patroli di
Malaysia dengan di Indonesia. Di Malaysia, kapal patroli
hanya melakukan patroli biasanya pagi sampai sore, ke-
mudian kembali ke pelabuhan.
Tapi berbeda dengan di Indonesia, dimana patroli di-
laksanakan berhari-hari, walaupun demikian petugas Bea
dan Cukai Indonesia tetap tegar dan selalu mengedepan-
kan tugas negara dalam keadaan apapun. Rozaime
KAPAL PATROLI BEA DAN CUKAI, memasuki wilayah perairan Malaysia. merupakan personil yang dipertukarkan, dan ditempat-
kan di kapal patroli Bea Cukai Indonesia, yaitu VSV BC-
selanjutnya menuju tempat pertemuan untuk selanjutnya 1608.
menikmati welcoming drink yang telah disiapkan. “Patroli dengan kapal VSV merupakan tantangan
Upacara pembukaan dilaksanakan di Perumahan Pega- tersendiri dan merupakan pengalaman yang tidak dapat
wai Kastam Diraja Malaysia di Bukit Perai, Pulau Penang. dilupakan,” mengingat di Malaysia tidak ada kapal seperti
Dalam Upacara pembukaan tersebut, Ketua delegasi Bea ini yang ia pergunakan yaitu kapal patroli “DUGONG”
dan Cukai Indonesia dipimpin oleh Direktur Pencegahan (duyung), demikian ia lebih suka menyebut kapal VSV
dan Penyidikan (P2) Kantor Pusat,. Jusuf Indarto, milik Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
sedangkan Kastam Diraja Malaysia dipimpin oleh Ketua Lain halnya dengan Abdul Yazaid bin Othman yang
Pengarah Kastam Diraja Malaysia, yaitu Datuk Sri Abdul dipertukarkan dan ditugaskan di FPB BC-5002. Ia merasa
Rahman bin Abdul Hamid. seperti di keluarga sendiri dengan sambutan dan
Dalam sambutannya, Ketua Pengarah Kastam Diraja pelayanan yang diberikan oleh personil Bea dan Cukai
Malaysia menyampaikan, Indonesia selama Patkor
bahwa yang paling pen- Kastima tahun ini. Keikut-
ting dari Operasi Patkor sertaan Yazaid pada
Kastima 14/2008 ini ada- Patkor Kastima tahun ini
lah bagaimana mening- merupakan yang keempat
katkan hubungan kerjasa- kali.
ma yang sudah terbina Penutupan Patkor Kas-
selama ini menuju kerja- tima 14/2008 dilaksana-
sama lainnya, seperti per- kan di Pelabuhan “Harbo-
tukaran informasi antar ur Bay” Batam tanggal 22
kedua instansi Pabean Juli 2008. Penutupan se-
dalam kerangka memba- lain dihadiri oleh personil
ngun Customs Intelligen- kedua negara juga diha-
ce Network serta melaku- diri oleh pejabat instansi
kan kerjasama pertukaran terkait yang ada di
pengiriman pegawai Provinsi Kepulauan Riau.
dalam rangka peningkat- Upacara penutupan
an kapasitas dan kapabili- dipimpin oleh Direktur P2,
tas SDM kedua instansi Jusuf Indarto dan Timba-
Pabean baik dalam lan Ketua Pengarah Bi-
bentuk pendidikan latihan dang Pencegahan Datuk
YAZAID. Keikutsertaannya pada ROZAIME. Patroli dengan kapal VSV meru-
Patkor Kastima tahun ini merupakan maupun kursus-kursus. Hj. Mardina binti Haji Alwi. pakan tantangan tersendiri dan merupakan
yang keempat kali. Selepas pembukaan Dalam sambutannya, Di- pengalaman yang tidak dapat dilupakan.
seluruh armada patroli rektur P2 menyampaikan
selanjutnya menuju sektor patroli yang sudah ditentukan bahwa pelaksanaan Operasi Patkor Kastima telah mem-
dalam Perintah Patroli Bersama yang diterima oleh kedua berikan dampak positif bagi kedua negara dalam upaya
Komandan Gugus Tugas (KGT) masing-masing. Adapun pengamanan di Selat Malaka, khususnya dalam upaya-
daerah operasi bagi Satuan Tugas Indonesia terletak an- upaya pemberantasan penyelundupan sebagai bagian
tara perairan Langsa, Aceh sampai dengan perairan Pu- dari penegakan hukum Kepabeanan dan Cukai.
lau Batam, dan bagi Satuan Tugas Malaysia terletak an- Selanjutnya, Direktur P2 juga menambahkan menge-
tara perairan Pulau Pinang sampai perairan Pulau Lima. nai perlunya peningkatan bentuk-bentuk kerjasama
antara instansi pabean kedua negara, selain meningkat-
PENGALAMAN BERKESAN PARA PERSONIL kan intensitas, frekuensi serta memperluas wilayah
Pelaksanaan Patkor Kastima 14/2008 berjalan dengan patroli, juga menyambut upaya-upaya yang akan dilaku-
baik dan lancar. Unsur Indonesia (BC-5002) telah berhasil kan kedua negara dalam melakukan kerjasama pertukar-
melakukan penegahan/penangkapan terhadap satu kapal an informasi, serta pertukaran pengiriman pegawai Bea
bermuatan barang-barang bekas tanpa dilengkapi dan Cukai kedua negara dalam bentuk pendidikan dan
dokumen manifest berasal dari Singapura dengan tujuan pelatihan, maupun kursus-kursus yang diharapkan akan
Pulau Batam. Selama patroli juga telah dilakukan tukar mampu meningkatkan kuallitas dan kapabilitas SDM
menukar informasi mengenai keberangkatan dan kedatang- pegawai Bea dan Cukai kedua negara di masa yang akan
an kapal beserta muatannya diantara unsur-unsur satuan datang. Asep Ridwan, SH., MH - (Kanwil Khusus DJBC Kepulauan Riau)

EDISI 406 SEPTEMBER 2008 WARTA BEA CUKAI 43


O P I N I
Oleh: Salah satu yang menjadi diskusi menarik antara auditor dengan
Moh Firstananto J, auditee adalah tentang kalimat “Merupakan persyaratan penjualan
SST, Ak. barang impor”, karena auditee berbeda pendapat pada butir ini. Selain itu
ke-4 syarat royalti dalam halaman 5, paragraf 3, pasal 5, ayat 1c Kep
Dirjen BC No. Kep-81/BC/1999 harus dibaca dalam “satu nafas” yang
apabila satu butir tidak terpenuhi maka royalti dan biaya lisensi tidak bisa
ditambahkan.

ROYALTIES AND
Kondisi royalti yang ditemukan pada auditee adalah bahwa terdapat
perjanjian lisensi dimana importir tersebut berkewajian membayar royalti
secara periodik dengan persentase tertentu dari harga jual/nilai penjualan

LICENCE FEES
ke DPIL. Perjanjian lisensi tersebut dibuat sebelum dilakukannya
importasi atas barang yang mengandung Hak Atas Kekayaan Intelektual
(HAKI) berupa hak atas merek.

AS A CONDITION
Kemudian auditee berpendapat bahwa royalti yang merupakan per-
syaratan penjualan barang impor yang ditambahkan pada nilai transaksi
adalah royalti yang disyaratkan dan dibayarkan tepat pada saat

OF SALE
importasi. Auditee juga berargumen bahwa pada saat importasi tidak ada
royalti yang dibayarkan dan perusahaan secara rutin membeli barang
impor dengan menggunakan purchase order/sales contract. Royalti
ROYALTI DAN BIAYA LISENSI dibayarkan setelah terjadi penjualan barang impor di DPIL yang dihitung
berdasarkan persentase tertentu dari harga jual/nilai penjualan barang
SEBAGAI PERSYARATAN impor tersebut ke DPIL.
PENJUALAN BARANG IMPOR Auditee menggunakan dalil berdasarkan Salinan Lampiran I
halaman 29 butir 4.3.2. huruf c yaitu “Dalam rangka pembelian barang,

S
pembeli diharuskan membayar royalti atau biaya lisensi”. Berdasarkan
aya sangat senang membaca tulisan Sdri. Nanik Susilawati kalimat itulah auditee menyatakan bahwa pada saat pembelian barang
Rizain dalam WBC edisi 402 Mei 2008, yang berjudul impor perusahaan tidak diharuskan membayar royalti, dan tetap bisa
“Menggali potensi penerimaan melalui pengawasan terhadap melakukan importasi hanya dengan menggunakan purchase order/sales
Pembayaran Royalty”. Melalui tulisan ini saya juga ingin contract, sehingga auditee berpendapat bahwa pembayaran royalti yang
menyampaikan selamat dan penghargaan setinggi-tingginya dibayarkan setelah terjadi penjualan ke DPIL tidak ditambahkan pada
kepada Tim Audit KWBC Jakarta yang telah menemukan permasalahan nilai transaksi.
royalti pada PT WI dan PT MJI, dalam pelaksanaan auditnya. Apakah royalti seperti ini ditambahkan pada harga yang sebenarnya
Melalui tulisan ini pula saya juga ingin memperdalam pembahasan dibayar atau yang seharusnya dibayar? Coba kita kaji lebih mendalam.
seluk beluk tentang royalti yang juga kami temui sebelumnya ketika Auditee mengartikan “dalam rangka pembelian barang” tersebut semata-
melaksanakan tugas sebagai auditor KWBC Bandung. Permasalahan mata dilihat transaksi per transaksi. Sedangkan tim audit berpendapat
tentang royalti ini juga menjadi diskusi hangat di lingkungan auditor bahwa “dalam rangka pembelian barang” semestinya dilihat secara kese-
KWBC Bandung. Selain itu saya ingin memperkaya pembahasan luruhan sebab musabab suatu importir dapat melakukan importasi dan
dengan menambahkan referensi yang saya gunakan dalam memperkuat berdagang barang impor yang mengandung HAKI berupa hak atas me-
argumen terutama berkaitan dengan royalti dan biaya lisensi sebagai rek di DPIL, yaitu karena adanya perjanjian lisensi dimana perusahaan
persyaratan penjualan barang impor. diharuskan membayar royalti atas penggunaan merek.
Sebelum membahas lebih jauh, ada baiknya kita lihat lagi pengertian Untuk memperkuat argumen tim audit, selain dengan dasar Kep
royalti terlebih dahulu. Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Bea Dirjen BC No. Kep-81/BC/1999, kami juga menggunakan referensi dari
dan Cukai No. KEP-81/BC/1999 tanggal 31 Desember 1999 tentang Pe- WTO Agreement and Texts of The Technical Committee on Customs
tunjuk Pelaksanaan Penetapan Nilai Pabean untuk Penghitungan Bea Valuation 2nd Edition July 1997 tentang kasus royalti yang dikeluarkan
Masuk, halaman 5, paragraf 3, pasal 5, ayat 1c, royalti dan biaya lisensi oleh Customs Co-operation Council (CCC) / World Customs Organiza-
ditambahkan, sepanjang: tion (WCO) berupa Advisory Opinion terutama butir 4.11 sebagaimana
i) Dibayar oleh pembeli secara langsung dan tidak langsung; juga menjadi referensi dalam tulisan Sdri. Nanik tersebut.
ii) Merupakan persyaratan penjualan barang impor; Namun ada satu referensi lagi yang ingin saya bahas disini yang sa-
iii) Berkaitan dengan barang impor yang sedang ditetapkan nilai ngat membantu kami memperkuat argumen tentang royalti, yaitu
pabeannya; dan Information Document dari Technical Committee on Customs Valuation
iv) Belum termasuk dalam harga yang sebenarnya dibayar atau yang saya peroleh dari website World Customs Organization (http://
yang seharusnya dibayar. www.wcoomd.org) dengan nomor dokumen 40.818 E / V11-11743, 4th
Session yang dikeluarkan di Brussel, 28 November 1996. (lihat lampiran)
Kemudian royalti dijelaskan lebih lanjut pada lampiran Kep Dirjen
tersebut. Pada Salinan Lampiran I halaman 29 butir 4.3.1. Kep Dirjen BC Dari dokumen tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut :
No. Kep-81/BC/1999 disebutkan bahwa Pengertian Royalti dan Biaya 1. Apabila royalti dan biaya lisensi dibayarkan kepada penjual dalam
Lisensi adalah pembayaran yang berkaitan dengan paten, merek rangka pemenuhan kontrak penjualan, itu jelas merupakan
dagang dan hak cipta. Dan berdasarkan Salinan Lampiran I halaman persyaratan penjualan. Akan tetapi, bisa juga terjadi kasus dimana
29 butir 4.3.2., royalti dan lisensi ditambahkan sepanjang: kontrak penjualan barang tidak secara eksplisit mengharuskan suatu
a. Dibayar oleh pembeli secara langsung atau tidak langsung; pembayaran dan kewajiban membayar royalti dan biaya lisensi
Pembeli berkewajiban membayar royalti atau biaya lisensi atas muncul dari perjanjian terpisah yang dibuat sebelum atau sesudah
pembelian barang impor yang bersangkutan. penjualan atau dinyatakan dalam perjanjian lain dibawah judul yang
b. Merupakan persyaratan penjualan barang impor; berbeda yang dibuat sebelum atau setelah penjualan.
Dalam rangka pembelian barang, pembeli diharuskan membayar ro- Sifat atau karakteristik dan kepentingan ekonomi dari suatu royalty
yalti atau biaya lisensi. Tanpa mempermasalahkan apakah pemba- agreement umumnya memerlukan suatu kontrak terpisah/tersendiri
yaran royalti ditujukan kepada penjual atau pihak lain (royalti holder dimana secara eksplisit akan menunjuk kewajiban untuk membayar
atau kuasanya) yang sama sekali tidak terlibat dalam transaksi ba- suatu royalty atau licence fee. Akan tetapi mungkin tidak selalu
rang impor yang bersangkutan. eksplisit bahwa pembayaran semacam itu harus dibuat sebagai
c. Berkaitan dengan barang impor; suatu persyaratan dari penjualan atau sebagai suatu hasil dari
Pada barang impor yang bersangkutan terdapat Hak Atas Kekayaan importasi barang yang sedang dinilai (paragraf 3).
Intelektual, antara lain berupa hak atas merek, hak cipta atau hak pa- Didalam kasus-kasus seperti ini seluruh keadaan ekonomi disekitar
ten (di dalam barang impor terdapat proses kerja yang dipatenkan). transaksi harus diuji/diperiksa. Dimana, apabila penjual tidak akan

44 WARTA BEA CUKAI EDISI 406 SEPTEMBER 2008


menjual barang untuk REFERENSI WCO
ekspor kepada pembeli
tanpa pembayaran
royalty atau licence fee,
atau pembeli tidak da-
pat membeli dan me-
ngimpor barang, seca-
ra legal dan definitif,
tanpa membayar royal-
ty atau licence fee, ma-
ka kewajiban semacam
ini merupakan suatu
persyaratan penjualan
barang yang sedang di-
nilai (paragraf 4).
Dari logika dan
hubungan sebab akibat
yang terjadi pada
importir tersebut jelas
bahwa royalti yang
dibayarkan merupakan
persyaratan penjualan
barang impor, karena
jelas royalti harus diba-
yarkan sebagai akibat
dari adanya perjanjian
lisensi yang dalam hal
ini dibuat sebelum tran-
saksi penjualan yang
merupakan perikatan
hukum bagi kedua be-
lah pihak.

2. Dari paragraf 5 pada


information document
tersebut, dapat disimpulkan bahwa esensi dari “persyaratan pen-
jualan” adalah pembayaran royalti itu masuk dalam suatu kontrak/
perjanjian yang merupakan suatu kewajiban hukum yang apabila
tidak dipenuhi maka membuat kontrak tersebut batal atau tidak
berlaku. Pada kenyataannya importir tersebut secara periodik harus
membayar royalti, sehingga hal ini jelas merupakan persyaratan
penjualan sebagaimana disyaratkan dalam perjanjian, dimana apa-
bila perjanjian tidak dipenuhi tentunya akan batal atau tidak berlaku
dan importir tidak dapat mengimpor lagi barang yang mengandung
HAKI tersebut.

Dari penjelasan berdasarkan information document diatas dapat


disimpulkan bahwa memang karakteristik royalti umumnya didasari
perjanjian lisensi yang dibuat sebelum atau sesudah importasi.
Sedangkan mengenai perhitungan royalti berdasarkan persentase
dari harga jual/nilai penjualan kembali barang impor di DPIL tetap
memenuhi persyaratan “berkaitan dengan barang impor” karena barang PERMASALAHAN
yang dijual tersebut adalah barang yang sama yang juga merupakan 1. Tentang “merupakan persyaratan penjualan barang impor”
barang impor itu sendiri dan yang terpenting pada barang tersebut Yang menjadi permasalahan adalah masih sederhananya penjelas-
terdapat HAKI, sehingga “berkaitan dengan barang impor” disini lebih an mengenai royalti terutama tentang “merupakan persyaratan pen-
ditekankan bahwa esensi dari pembayaran royalti tersebut karena jualan barang impor” dalam Kep Dirjen BC No. Kep-81/BC/1999 ter-
adanya HAKI pada barang impor tersebut, bukan cara perhitungannya, sebut. Sehingga apabila ditemui kasus-kasus yang serupa maka au-
karena ada juga pembayaran royalti yang tidak berdasarkan pada ditor akan kesulitan memberikan penjelasan terhadap auditee karena
persentase dari harga jual tetapi royalti dibayarkan dalam jumlah tertentu auditee umumnya resisten atau keberatan dengan masalah ini.
yang disebutkan dalam perjanjian tanpa dikaitkan dengan omset penjual- 2. Penggunaan istilah selain royalti dan biaya lisensi
an yang dibayarkan secara periodik selama periode perjanjian. Ada juga kasus royalti yang lain yang menarik yang kami temui da-
Namun yang umum ditemui adalah pembayaran royalti yang dihitung lam audit. Yaitu penggunaan istilah lain atau judul lain dalam perjanji-
berdasarkan persentase dari harga jual/nilai penjualan kembali ke DPIL. an yang berkaitan dengan merek. Buyer dan Seller atau licensor dan
Tentang perhitungan royalti berdasarkan persentase dari harga jual/nilai licensee dalam perjanjiannya sama sekali tidak menggunakan istilah
penjualan juga disebut dalam paragraph 6 information document dan hal perjanjian lisensi dimana umumnya terdapat biaya lisensi/royalti,
ini dapat dimengerti karena lebih fair bagi kedua belah pihak penjual dan namun menggunakan istilah perjanjian waralaba dengan membayar
pembeli dengan menghitung pembayaran royalti atas barang-barang fee waralaba/fee prinsipal atas penggunaan merek. Terhadap yang
impor yang laku terjual saja. demikian saya berpendapat bahwa hal ini masuk dalam kategori
Dari penjelasan berdasarkan information document tersebut dapat royalti/biaya lisensi dengan alasan:
disimpulkan bahwa royalti semacam ini “merupakan persyaratan a. Pada Salinan Lampiran I halaman 29 butir 4.3.1. Kep Dirjen BC
penjualan/as a condition of sale” sehingga harus ditambahkan pada har- No. Kep-81/BC/1999 disebutkan bahwa pengertian royalti dan
ga yang sebenarnya dibayar atau yang seharusnya dibayar. biaya lisensi adalah pembayaran yang berkaitan dengan paten,

EDISI 406 SEPTEMBER 2008 WARTA BEA CUKAI 45


O P I N I
merek dagang dan hak cipta. Sehingga pembayaran yang Oleh :
berkaitan dengan merek dengan menggunakan istilah fee Dian Jusriyati S.E., M.M.
waralaba/fee prinsipal yang dituangkan dalam bentuk
perjanjian waralaba tersebut esensinya adalah royalti/biaya
lisensi, terlebih lagi perusahaan membukukannya dengan
account biaya royalti/biaya lisensi, karena secara
akuntansi, sifat/karakteristik transaksi seperti ini memang

APA ITU
masuk ke dalam biaya royalti/lisensi.
b. Penggunaan istilah lain selain royalti dan biaya lisensi di-
mungkinkan seperti dijelaskan dalam Information Document

BARANG
dari Technical Committee on Customs Valuation dengan
nomor dokumen 40.818 E / V11-11743, 4th Session yang
dikeluarkan di Brussel, 28 November 1996 tersebut.
Sehingga auditor harus lebih cermat dalam membaca doku-

KENA
men perjanjian yang berkaitan dengan HAKI baik paten, me-
rek dagang dan hak cipta.

USULAN
Untuk lebih memudahkan pelaksanaan penerapan aturan nilai

CUKAI?
pabean, sebaiknya poin-poin penting dalam Information Document
dari Technical Committee on Customs Valuation dengan nomor
dokumen 40.818 E / V11-11743, 4th Session yang dikeluarkan di
Brussel, 28 November 1996 diadopsi untuk memberbaiki penjelasan
dalam Kep Dirjen BC No. Kep-81/BC/1999.

B
Selain itu contoh-contoh kasus yang secara resmi dikeluarkan
oleh WCO untuk kasus royalti dalam Advisory Opinion sebaiknya arang-barang tertentu yang mempunyai sifat atau karakteris-
juga dijadikan lampiran contoh kasus pada Kep Dirjen BC No. Kep- tik : konsumsinya perlu dikendalikan, peredarannya perlu
81/BC/1999 sehingga memudahkan pelaksanaan di lapangan, kare- diawasi, pemakaiannya dapat menimbulkan dampak negatif
na selama ini lima kali revisi terhadap Kep Dirjen BC No. Kep-81/BC/ bagi masyarakat atau lingkungan hidup, atau pemakaiannya
1999 belum pernah membahas secara khusus masalah royalti. perlu pembebanan pungutan negara demi keadilan dan
Sudah beberapa kali auditor menemukan permasalahan royalti keseimbangan, dikenai cukai berdasarkan undang-undang tentang
dan mungkin ke depannya masih banyak lagi kasus-kasus tentang cukai. Barang-barang tertentu tersebut selanjutnya dinyatakan sebagai
royalti yang dihadapi auditor karena makin meningkatnya penerapan barang kena cukai.
aturan HAKI dan pada umumnya auditee masih resisten atau kebe- Cukai dikenakan terhadap barang kena cukai yang terdiri dari: etil
ratan terhadap masalah ini karena memang penerapan aturan nilai alkohol atau etanol, dengan tidak mengindahkan bahan yang diguna-
pabean berkenaan dengan royalti/biaya lisensi belum begitu populer. kan dan proses pembuatannya; minuman yang mengandung etil
Untuk memperjelas permasalahan royalti ini dan guna membe- alkohol dalam kadar berapapun, dengan tidak mengindahkan bahan
rikan perlakuan yang sama kepada seluruh importir yang berkaitan yang digunakan dan proses pembuatannya, termasuk konsentrat yang
dengan HAKI ada baiknya pembahasan juga dilakukan dengan mengandung etil alkohol; hasil tembakau, yang meliputi sigaret, ceru-
semacam simposium atau sosialisasi dan perbaikan peraturan yang tu, rokok daun, tembakau iris, dan hasil pengolahan tembakau lainnya,
melibatkan Direktorat Audit, Direktorat Teknis Kepabeanan, dan dengan tidak mengindahkan digunakan atau tidak bahan pengganti
Direktorat Kepabeanan Internasional. atau bahan pembantu dalam pembuatannya.
Sehubungan dengan penetapan jenis barang kena cukai sebagai-
SARAN mana disebutkan di atas sesuai dengan Undang-Undang 11 Tahun
Untuk lebih memudahkan auditor melihat adanya transaksi royal- 1995 Tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Un-
ti, maka sebaiknya auditor lebih mencermati Laporan Keuangan, dang Nomor 39 Tahun 2007 Tentang Perubahan Atas Undang-
Catatan atas Laporan Keuangan dan/atau General Ledger, karena Undang Nomor 11 Tahun 1995 Tentang Cukai, maka saat ini untuk se-
apabila importir mengimpor barang-barang yang mengandung HAKI mentara waktu kita baru mengenal tiga jenis barang kena cukai secara
dengan hak distribusi dan penjualan di DPIL secara eksklusif, biasa- umum, yaitu etil alkohol, minuman yang mengandung etil alkohol, dan
nya importir memiliki perjanjian lisensi dimana umumnya importir di- hasil tembakau. Penambahan atau pengurangan jenis barang kena
haruskan membayar biaya lisensi atau royalti. cukai tersebut sangat dimungkinkan mengikuti perkembangan ekono-
Apabila importir melaksanakan sistem akuntansinya dengan se- mi, situasi politik, serta keuangan negara. Pengertian dari masing-
hat (sound practice), maka tentunya dia akan menyatakannya dalam masing jenis barang kena cukai tersebut dijelaskan pada keterangan
Laporan Keuangan, Catatan atas Laporan Keuangan dan/atau di bawah ini.
General Ledger dalam perkiraan/account sesuai prinsip-prinsip akun- Etil alkohol atau etanol adalah barang cair, jernih, dan tidak ber-
tansi yang berlaku umum (Generally Accepted Accounting Principles/ warna, merupakan senyawa organik dengan rumus kimia C2H5OH,
GAAP). yang diperoleh baik secara peragian dan/atau penyulingan maupun
Sebaliknya pemberi lisensi yang umumnya adalah perusahaan secara sintesa kimiawi.
multinasional juga tidak akan sembarang memberikan lisensi terha- Minuman yang mengandung eti alkohol adalah semua barang cair
dap importir yang tidak memenuhi prinsip-prinsip akuntansi yang yang lazim disebut minuman yang mengandung etil alkohol yang diha-
berlaku umum, karena tentunya pemberi lisensi tidak mau HAKI-nya silkan dengan cara peragian, penyulingan, atau cara lainnya, antara
dilanggar dan umumnya pemberi lisensi berhak memiliki akses lain bir, shandy, anggur, gin, whisky, dan yang sejenis. Sementara
terhadap pembukuan importir tersebut untuk memeriksa/menghitung yang dimaksud dengan konsentrat yang mengandung etil alkohol
royalti yang harus dibayarkan, baik pemeriksaan langsung oleh adalah bahan yang mengandung etil alkohol yang digunakan sebagai
pemberi lisensi maupun melalui Akuntan Publik yang ditunjuk untuk bahan baku atau bahan penolong dalam pembuatan minuman yang
mengaudit pembukuan importir. mengandung etil alkohol.
Selain itu pembayaran royalti juga dilaporkan dalam SPT Hasil tembakau berupa sigaret adalah hasil tembakau yang dibuat
Tahunan. Dengan demikian Laporan Keuangan yang telah diaudit dari tembakau rajangan yang dibalut dengan kertas dengan cara dilin-
Akuntan Publik dan SPT Tahunan dapat diandalkan oleh auditor bea ting, untuk dipakai, tanpa mengindahkan bahan pengganti atau bahan
cukai dalam melaksanakan tugas auditnya. pembantu yang digunakan dalam pembuatannya. Sigaret ini terdiri
Semoga tulisan ini bermanfaat. Wallahu a’lam bisshowab. dari sigaret kretek, sigaret putih, dan sigaret kelembak kemenyan.
Penulis adalah Kepala Seksi KITE Kanwil DJBC NAD Sigaret kretek adalah sigaret yang dalam pembuatannya dicampur

46 WARTA BEA CUKAI EDISI 406 SEPTEMBER 2008


dengan cengkih, atau bagiannya, baik asli maupun tiruan tanpa mem- kan sebagai tembakau iris? Jawabannya memang barang itu adalah
perhatikan jumlahnya. tembakau iris. Yang dimaksud dengan penggalan kata “..., untuk
Sigaret putih adalah sigaret yang dalam pembuatannya tanpa dipakai,...” dalam definisi sigaret maupun tembakau iris (juga cerutu
dicampuri dengan cengkih, kelembak, atau kemenyan. Sigaret kretek dan rokok daun) adalah sudah dapat dikonsumsi atau digunakan
dan sigaret putih terdiri dari sigaret yang dibuat dengan mesin atau sebagaimana barang kena cukai tersebut lazimnya dikonsumsi. Bukan
yang dibuat dengan cara lain selain daripada mesin. semata-mata harus sudah dikemas dan siap untuk penjualan eceran.
Sigaret kretek dan sigaret putih yang dibuat dengan mesin adalah Dalam contoh kasus di atas masih banyak yang terjebak bahwa
sigaret kretek dan sigaret putih yang dalam pembuatannya mulai dari barang kena cukai tersebut harus dikemas untuk penjualan eceran ter-
pelintingan, pemasangan filter, pengemasannya dalam kemasan lebih dahulu baru dapat dikeluarkan dari pabrik (acuannya pada pasal
untuk penjualan eceran, sampai dengan pelekatan pita cukai, seluruh- 8 dan pasal 29 Undang-Undang Cukai). Akan tetapi coba diperhatikan
nya, atau sebagian menggunakan mesin. Selanjutnya dalam pengo- pasal 27 Undang-Undang Cukai yang memungkinkan pengangkutan
longan tarif dan harga jual ecerannya dibedakan menjadi Sigaret Kre- barang kena cukai dalam keadaan curah, dengan demikian
tek Mesin (SKM) dan Sigaret Putih Mesin (SPM). bagaimanapun keadaan barang kena cukai tersebut, apakah sudah
Sigaret kretek dan sigaret putih yang dibuat dengan cara lain dari- dikemas maupun tidak dikemas, bukan sebagai bagian dari syarat
pada mesin adalah sigaret kretek dan sigaret putih yang dalam proses maupun definisi barang kena cukai itu sendiri.
pembuatannya mulai dari pelintingan, pemasangan filter, pengemasan Nah, kalau hasil blending tadi adalah barang kena cukai berupa
dalam kemasan untuk penjualan eceran, sampai dengan pelekatan tembakau iris, untuk selanjutnya pabrik rokok merek Padud tadi harus
pita cukai, tanpa menggunakan mesin. Selanjutnya dalam pengolong- memenuhi aturan dalam pasal 7, pasal 25 atau pasal 27, pasal 30,
an tarif dan harga jual ecerannya dibedakan menjadi Sigaret Kretek atau pasal 29 bila tidak ingin terkena pasal 54 pada waktu mengirim
Tangan (SKT), Sigaret Kretek Tangan Filter (SKTF,) dan Sigaret Putih hasil blendingnya ke pabrik rokok merek Keris.
Tangan (SPT). Jangan juga kita terjebak pada pengertian barang kena cukai yang
Sigaret kelembak kemenyan adalah sigaret yang dalam pembuat- tidak dipungut cukainya sebagaimana tercantum dalam pasal 8
annya dicampur dengan kelembak dan/atau kemenyan asli maupun Undang-Undang Cukai maupun barang kena cukai yang mendapat
tiruan tanpa memperhatikan jumlahnya. pembebasan sebagaimana tercantum dalam pasal 9 Undang-Undang
Hasil tembakau berupa cerutu adalah hasil tembakau yang di- Cukai. Ada sebagian orang yang berpendapat bahwa apabila sudah
buat dari lembaran-lembaran daun tembakau diiris maupun tidak, dibebaskan ataupun cukainya tidak dipungut maka barang tersebut
dengan cara digulung demikian rupa dengan daun tembakau, un- sudah bukan barang kena cukai sehingga tidak perlu dilindungi doku-
tuk dipakai, tanpa mengindahkan bahan peng- men cukai atau tidak perlu diawasi.


ganti atau bahan pembantu yang digunakan da- Contoh sekali lagi, dan ini agak kontroversial,
lam pembuatannya. apakah spiritus bakar (brand spiritus) termasuk
Hasil tembakau berupa rokok daun adalah hasil SAAT INI UNTUK barang kena cukai atau bukan? Sebelum sampai
tembakau yang dibuat dengan daun nipah, daun SEMENTARA WAKTU pada jawabannya, kita lihat dulu bagaimana bunyi
jagung (klobot), atau sejenisnya, dengan cara pasal 9 ayat (2) Undang-Undang Cukai.
dilinting, untuk dipakai, tanpa mengindahkan bahan KITA BARU MENGENAL “Pembebasan cukai dapat juga diberikan atas ba-
pengganti atau bahan pembantu yang digunakan TIGA JENIS BARANG rang kena cukai tertentu yaitu :
dalam pembuatannya. a. etil alkohol yang dirusak sehingga tidak baik
Hasil tembakau berupa tembakau iris adalah KENA CUKAI SECARA untuk diminum;
hasil tembakau yang dibuat dari daun tembakau UMUM, YAITU ETIL b. minuman yang mengandung etil alkohol dan
yang dirajang, untuk dipakai, tanpa mengindahkan hasil tembakau, yang dikonsumsi oleh
bahan pengganti atau bahan pembantu yang digu- ALKOHOL, MINUMAN penumpang dan awak sarana pengangkut yang
nakan dalam pembuatannya. berangkat langsung ke luar daerah pabean.”
Hasil tembakau berupa hasil pengolahan tem-
YANG MENGANDUNG
bakau lainnya adalah hasil tembakau yang dibuat ETIL ALKOHOL, DAN Penjelasan pasal 9 ayat (2) huruf a: yang di-
dari daun tembakau selain yang disebut dalam de- maksud dengan “etil alkohol yang dirusak sehingga
finisi hasil tembakau sebelumnya yang dibuat se-
HASIL TEMBAKAU tidak baik untuk diminum” adalah etil alkohol yang


cara lain dengan perkembangan teknologi dan se- dirusak dengan bahan perusak tertentu, yang dalam
lera konsumen, tanpa mengindahkan bahan peng- istilah perdagangan lazim disebut spiritus bakar
ganti atau bahan pembantu yang digunakan dalam pembuatannya. (brand spiritus). Dari kalimat yang tercantum di dalam pasal 9 ayat (2)
*** huruf a beserta penjelasannya tersebut dapat disingkat menjadi “Pem-
Begitu mudahnya mengidentifikasikan barang kena cukai sehing- bebasan cukai dapat juga diberikan atas barang kena cukai tertentu
ga lama-kelamaan banyak di antara pegawai bea dan cukai yang ma- yaitu spiritus bakar”. Jadi, spiritus bakar adalah termasuk dalam pe-
lah salah mengartikan suatu jenis barang sebagai barang kena cukai ngertian barang kena cukai, hanya saja diberikan pembebasan cukai.
atau bukan. Contoh, apabila suatu pabrik rokok merek Padud Akan tetapi ada juga yang membantahnya, pengertian pasal itu
membuat campuran rajangan daun tembakau dengan diberi cengkih dapat diartikan bahwa “etil alkohol (barang kena cukai) yang dirusak
dan saus rokok kemudian hasil blending tersebut dijual ke pabrik rokok (karena sudah dirusak maka tidak lagi sebagai barang kena)
lain merek Keris, apakah hasil blending itu berupa barang kena cukai sehingga...”. Namun coba persandingkan dengan pasal 9 ayat (2)
atau bukan? Kalau bukan merupakan barang kena cukai apa alasan- huruf b, yang menyatakan bahwa kata sambung “yang” adalah kata
nya? Kalau merupakan barang kena cukai apakah bisa dikategorikan sambung yang menjelaskan syarat mengapa barang kena cukai
sebagai tembakau iris? tersebut dibebaskan cukainya. Kata sambung “yang” bukan berfungsi
Sebagian di antara kita menyatakan bahwa hasil blending dari untuk menjelaskan pengertian barang kena cukai “yang” justru dijadi-
Padud tadi bukan merupakan barang kena cukai karena mendasarkan kan bukan sebagai barang kena cukai sehingga dibebaskan cukainya.
pada penggalan definisi tembakau iris “..., untuk dipakai,...”. Penganut Kurang jelas? Coba direnungkan lagi secara mendalam.
faham ini mungkin lupa bahwa dalam definisi sigaret juga terdapat Terakhir, yang perlu kita pahami bersama, bahwa undang-undang
penggalan kata-kata yang sama, akan tetapi coba diperhatikan, apa- adalah apa yang tertulis di dalamnya, bukan apa yang dimaui oleh
kah dengan demikian ada pabrik rokok yang menjual rokok batangan pembuatnya apalagi oleh penafsirnya, sehingga pemahaman kita mau
ke pabrik rokok lain? Kalau toh ada tentunya kejadian itu akan menjadi tidak mau, suka tidak suka, benar tidak benar, adalah dari hitam di
barang tangkapan P2 karena melanggar pasal 25, pasal 27, dan pasal atas putih yang dicantumkan di dalam undang-undang tersebut.
29 yang dilanjutkan dengan pasal 54 Undang-Undang Cukai, dengan Walaupun akibatnya bisa jadi bahan guyon, akan tatapi kalau undang-
kata lain berarti sigaret batangan tersebut sudah dikategorikan sebagai undangnya saja sudah bilang begitu terus mau gimana lagi?
barang kena cukai. Berkenan menanggapi? Atau mau menambahkan penjelasan me-
Hal yang sama seharusnya berlaku juga untuk hasil blending ter- ngenai barang kena cukai yang lainnya?Wassalam.
sebut. Kalau demikian apakah hasil blending tersebut dapat dikategori- Penulis adalah Client Coordinator pada KPU Tanjung Priok

EDISI 406 SEPTEMBER 2008 WARTA BEA CUKAI 47


K O L O M
Oleh : tugas pokok mengoptimalkan penggunaan Masjid Baitut Taqwa untuk
Aris Sudarminto kegiatan ibadah dan syiar Islam di Kantor Pusat DJBC. Dalam melak-
sanakan tugas pokok tersebut Pengurus Masjid Baitut Taqwa mempu-
nyai fungsi antara lain :
a. Menyelenggarakan kegiatan ibadah, dakwah dan pendidikan ke-
Islaman sebagai sarana dalam membina mental dan meningkat-
kan integritas pegawai;

DEWAN
b. Memberdayakan zakat, infaq, shodaqoh dan bentuk pengumpulan
dana lainnya yang tidak bertentangan dengan syariat Islam seba-
gai sumber dana dari seluruh kegiatan Masjid;

KEMAKMURAN
c. Melaksanakan kegiatan sosial yang dapat mendukung citra positif
DJBC.

MASJID
Ada lagi satu hal yang menarik untuk diketahui, dalam dokumen
Rencana Strategis Pengurus Masjid Baitut Taqwa Kantor Pusat DJBC
Tahun 2002 - 2007, ternyata Pengurus juga mempunyai motto yaitu
DI LINGKUNGAN “Menghidupkan Nurani Dalam Berkarya”. Sederhana tapi ternyata
menjadi hal yang sangat dibutuhkan saat ini dalam membangun in-
DIREKTORAT JENDERAL tegritas dan citra positif DJBC.
BEA DAN CUKAI Perlahan tapi pasti, Masjid Baitut Taqwa Kantor Pusat DJBC ber-
gerak menjadi model yang dipandang berpotensi untuk turut memba-
ngun integritas SDM Bea dan Cukai serta akan mampu mendukung
REFLEKSI (HAMPIR) TIGA TAHUN citra positif DJBC melalui program-program kegiatannya, sehingga
PERJALANANNYA layak untuk ditularkan ke unit struktural DJBC di bawahnya yaitu kan-

T
tor wilayah, kantor pelayanan, balai penelitian dan pangkalan sarana
adinya tulisan ini diniatkan untuk dibuat pada saat genap 3 operasi yang ada di lingkungan DJBC seluruh Indonesia.
(tiga) tahun perjalanan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Pertimbangan inilah yang akhirnya menjadi dasar pembentukan DKM
di lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) melalui beberapa musyawarah pengurus dan akhirnya mendorong
yang dimulai sejak terbitnya Keputusan Direktur Jenderal terbitnya Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-
Bea dan Cukai Nomor KEP-102/BC/2005 tanggal 21 102/BC/2005 tanggal 21 Oktober 2005 tentang Dewan Kemakmuran
Oktober 2005, tapi akhirnya tetap diselesaikan sekarang karena pada Masjid Di Lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
akhirnya untuk pemuatan sebuah artikel terserah pada Redaksi WBC.
Selain untuk menjadi evaluasi perjalanan DKM hingga saat ini, DKM SAAT INI
penulis juga ingin sumbang saran mengenai potensi pengembangan Sejak terbitnya Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai
yang bisa dilakukan untuk lebih memberdayakan keberadaan DKM. Nomor KEP-102/BC/2005 tanggal 21 Oktober 2005, sepertinya
Selain itu, tulisan ini juga ditujukan bagi para pelaku sejarah yang terli- perkembangan DKM tidak berjalan dengan masif sebagaimana yang
bat dalam merumuskan Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai diharapkan semula. Menurut catatan penulis, belum banyak pemben-
Nomor KEP-102/BC/2005, agar merenungkan kembali apakah sudah tukan DKM di kantor wilayah dan kantor pelayanan yang ada saat ini.
cukup puas hanya menjadi pencetus kelahirannya? Padahal, bukan- Selain Kantor Pusat DJBC, ternyata baru KPPBC Tipe A2 Jakarta,
kah itu baru langkah awal saja? Karena perjuangan yang sesungguh- KPU Bea Cukai Tipe A Tanjung Priok, dan KPU Bea dan Cukai Tipe B
nya adalah melaksanakan apa-apa yang sudah termaktub di dalam- Batam. Bagaimana dengan yang lain?
nya dan sudah kita sepakati dalam musyawarah dulu. Adakah nampak Jika dicari letak permasalahannya, mungkin terkait dengan keti-
sumbangan anda setelahnya, wahai sekalian Bapak, Ibu, Saudara? daktahuan adanya Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai
Nomor KEP-102/BC/2005 tentang Dewan Kemakmuran Masjid Di
SEKILAS SEJARAH DKM Lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Bagaimanapun harus
Sejarah terbentuknya DKM tidak bisa dipisahkan dari sejarah diakui bahwa tidak pernah ada sosialisasi khusus untuk mendistribusi-
Masjid Baitut Taqwa Kantor Pusat DJBC, dimulai dengan terbitnya kan keputusan tersebut. Namun, seiring dengan penyebaran para
Keputusan Ketua Yayasan Al Amanah Departemen Keuangan Nomor pelaku sejarah pembentukan DKM melalui jalur mutasi dan promosi,
142/KEP/YA/1994 tentang Pembentukan Panitia Pembangunan kenapa juga tidak diiringi dengan menjadi motor penggerak inisiatif
Masjid Dalam Lingkungan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan pembentukan DKM di kantor yang baru? Padahal untuk membentuk
Cukai. Dengan semangat ukhuwah Islamiyyah dan pengorbanan DKM tersebut tidak harus dari nol, karena hampir di setiap kantor
(tadhiyah) dari para pegawai Kantor Pusat DJBC yang ikut andil di sudah mempunyai pengurus musholla atau pengurus masjid masing-
dalamnya dengan merelakan dipotong sebagian dari gaji/TKPKN masing. Jadi, bukankah tinggal mengarahkan saja?
bulanannya, alhamdulillah akhirnya selesai juga pembangunan Masjid Hal yang berbeda, jika ternyata kantor yang bersangkutan me-
Baitut Taqwa di Kantor Pusat DJBC dan diresmikan oleh Menteri mang belum memiliki bangunan masjid atau musholla. Tetapi menurut
Keuangan saat itu yaitu Bapak Mar’ie Muhammad pada 31 Mei 1997. hemat penulis, walaupun belum mempunyai masjid atau musholla,
Sejak saat itulah, Masjid Baitut Taqwa menjadi bagian dari syiar seharusnya tidak menghalangi terbentuknya DKM, karena justru
Islam di Kantor Pusat DJBC yang dimotori oleh Pengurus Masjid mengupayakan pembangunan masjid atau musholla akan menjadi
Baitut Taqwa yang anggotanya terdiri dari para pejabat dan pegawai tugas pertama DKM ketika sudah terbentuk. Dan satu lagi, dengan
yang peduli untuk memakmurkan masjid, yang ditetapkan dengan Ke- adanya DKM akan dimungkinkan kerja sama dengan DKM kantor
putusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai. lainnya, sebagaimana tersebut dalam diktum Kelima ayat (2) Kepu-
Namun seiring perjalanannya, dirasakan ada yang tidak optimal tusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-102/BC/2005,
ketika untuk pembentukan pengurus masjid saja harus dengan Kepu- yang berbunyi “Dewan Kemakmuran Masjid dapat saling memberikan
tusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai tanpa ada pengaturan hal-hal bantuan dana atau bantuan dalam bentuk lain”.
yang menjadi lingkup tugas dan tanggung jawab yang jelas. Hal inilah
yang akhirnya menjadi latar belakang lahirnya Keputusan Direktur DKM DAN KPU
Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-42/BC/2002 tanggal 5 Juli 2002 Walaupun masih bisa dihitung dengan jari, faktanya pada 2
tentang Pengelolaan Masjid Baitut Taqwa Kantor Pusat Direktorat Jen- (dua) kantor baru yang diharapkan menjadi motor dalam reforma-
deral Bea dan Cukai, yang di dalamnya ditetapkan tugas pokok dan si birokrasi DJBC yaitu KPU Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok
fungsi Pengurus Masjid Baitut Taqwa. dan KPU Bea dan Cukai Tipe B Batam ternyata malah sudah
Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-42/BC/ membentuk DKM. Bahkan sudah bergerak aktif melaksanakan
2002 menyebutkan bahwa Pengurus Masjid Baitut Taqwa mempunyai tugas pokok dan fungsinya melalui program-program kegiatannya.

48 WARTA BEA CUKAI EDISI 406 SEPTEMBER 2008


INFO PERATURAN

Tentu saja ini menjadi sebuah fakta yang menggembirakan PERATURAN MENTERI KEUANGAN
dan menarik untuk dianalisa. Apakah ini berarti konsep DKM Per Agustus 2008
yang memang menghendaki pembentukan SDM yang berinteg- No. PERATURAN P E R I H A L
ritas dan berkeinginan kuat untuk selalu membentuk citra positif
DJBC berkorelasi positif dengan tujuan pembentukan KPU? Nomor Tanggal
Pasti. Namun penulis lebih memilih bahwa sangat besar ke-
mungkinan di dalam duo KPU yang ada saat ini, memang terda- 1. 73/PMK.05/2008 9-05-08 Tata Cara Penatausahaan Dan
Penyusunan Laporan
pat SDM yang siap menjadi motor penggerak dan mempunyai Pertanggungjawaban Bendahara
karakter sebagai agen perubahan serta mampu melihat ke de- Kementerian Negara/Lembaga/
pan untuk terlibat aktif dalam proses perubahan DJBC yang lebih Kantor /Satuan Kerja.
baik melalui semua sarana yang ada, salah satunya dengan aktif 2. 77/PMK.01/2008 23-05-08 Bantuan Hukum Di Lingkungan
dalam DKM. Sebuah premis yang bisa diikuti oleh kantor-kantor Departemen Keuangan.
lain yang akan menjadi KPU-KPU berikutnya dan penulis akan 3. 91/PMK.04/2008 23-05-08 Audit Cukai
aktif memantau terus untuk membuktikan premis ini. 4. 94/PMK.011/2008 30-06-08 Modalitas Penurunan Tarif Bea
Masuk Dalam Rangka
Persetujuan Antara Republik
DKM DAN KEPEDULIAN SOSIAL Indonesia Dan Jepang Mengenai
Satu hal yang pasti, bahwa dengan reformasi birokrasi De- Suatu Kemitraan Ekonomi
partemen Keuangan sudah memberikan peningkatan take home 5. 95/PMK.011/2008 30-06-08 Penetapan Tarif Bea Masuk
pay pegawai DJBC. Suatu hal yang harus disikapi dengan Dalam Rangka Persetujuan
kebanggaan dan juga rasa syukur kepada Allah SWT. Setiap Antara Republik Indonesia Dan
muslim pasti meyakini dengan bersyukur Allah SWT akan Jepang Mengenai Suatu
menambahkan nikmatNya. Di sisi lain, keyakinan akan adanya Kemitraan Ekonomi.
hak fakir miskin pada rejeki yang Allah SWT berikan buat kita 6. 96/PMK.011/2008 30-06-08 Penetapan Tarif Bea Masuk
harus diimbangi dengan keaktifan untuk peduli dalam berbagi Dengan Skema Liser Specific
Duty Free Scheme (USDFS)
buat mereka. Dalam Rangka Persetujuan
Pertanyaannya, bisakah keinginan berbagi dari masing-ma- Antara Republik Indonesia Dan
sing individu tersebut bersinergi dengan pembentukan citra posi- Jepang Mengenai Suatu
tif institusi? Bagaimana caranya? Jawabannya adalah sangat bi- Kemitraan Ekonomi.
sa sekali, yaitu melalui DKM itu sendiri. DKM harus mempunyai 7. 97/PMK.01/2008 4-07-08 Layanan Pengadaan Secara
unit organisasi yang akan mampu mendukung pelaksanaan Elektronik Departemen Keuangan.
tugas pokok dan fungsinya atau mempunyai program kepedulian
yang bisa diterapkan secara khusus untuk masing-masing PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
Per Agustus 2008
kantor.
Mengadopsi konsep Corporate Social Responsibility (CSR) PERATURAN
yang sedang dikembangkan saat ini oleh perusahaan swasta,
DKM bisa merubah namanya menjadi Customs Social No. Nomor Tanggal P E R I H A L
Rensposibility atau Bea Cukai Peduli (Customs Care). Apapun 1. P-09/BC/2008 30-06-08 Tata Cara Pelayanan Dan
namanya, dengan sedikit kelebihan yang kita punya saat ini, Pengawasan Penggunaan Tarif
DKM harus mampu menjadi perantara individu-individu yang Bea Masuk Dalam Rangka User
peduli dan menyalurkannya semaksimal mungkin untuk Specific Duty Free Scheme
mewujudkan program-program kepedulian sosial di bidang- (USDFS) Berdasarkan
bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Sebagaimana yang Persetujuan Antara Republik
saat ini dilakukan oleh DKM KPU Bea dan Cukai Tipe B Batam Indonesia Dan Jepang Mengenai
yang tengah menjalankan program KPU Batam Peduli dengan Suatu Kemitraan Ekonomi.
2 P-10/BC/2008 22-07-08 Penyediaan Dan Pemesanan
berhasil mengajak hampir seluruh pegawainya untuk turut ber- Pita Cukai Hasil Tembakau.
partisipasi di dalamnya.
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
PENUTUP Per Agustus 2008
Demikian akhir dari tulisan ini dengan harapan semoga
rekan-rekan Bea dan Cukai di seluruh pelosok negeri ini dapat PERATURAN P E R I H A L
memahami dan selanjutnya mampu menjadi pelopor terbentuk- No. Nomor Tanggal
nya DKM di kantornya masing-masing. Mudah-mudahan ke
depan nanti, DKM benar-benar mampu menjadi sentra pembina- 1 SE-26/BC/2008 30-06-08 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pe-
an dan pembentukan SDM Bea dan Cukai yang aktif menjadi netapan Tarif Bea Masuk Dalam
agen perubahan dan juga mempunyai kepedulian sosial. Rangka Persetujuan antara Repub-
lik Indonesia Dan Jepang Mengenai
Dengan demikian, citra positif DJBC secara linier dapat terbentuk Suatu Kemitraan Ekonomi.
secara nyata di semua unit kantor yang ada di seluruh pelosok 2 SE-27/BC/2008 7-07-08 Penegakan disiplin Kerja Pegawai
nusantara, dan tidak hanya diwakili oleh KPU-KPU saja. Dan Penggunaan Mesin Absensi
Semoga. Selamat Berjuang! Elektronik Di Lingkungan Direkto-
rat Jenderal Bea dan Cukai.
Referensi : 3 SE-28/BC/2008 15-07-08 Pencabutan Surat Edaran Direktur
1. Keputusan Ketua Yayasan Al Amanah Departemen Keuangan Nomor Jenderal Bea dan Cukai Nomor
142/KEP/YA/1994 tentang Pembentukan Panitia Pembangunan Masjid SE-37/BC/2001 Tanggal 14
Dalam Lingkungan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
2. Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-42/BC/2002
Desember 2001 Tentang Petunjuk
tentang Pengelolaan Masjid Baitut Taqwa Kantor Pusat Direktorat Pelaksanaan Pemberian
Jenderal Bea dan Cukai. Pekerjaan Sub Kontrak Kepada
3. Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-102/BC/ PDKB Lainnya Tanpa Kewajiban
2005 tentang Dewan Kemakmuran Masjid Di Lingkungan Direktorat Mengembalikan Barang Hasil
Jenderal Bea dan Cukai. Pekerjaan Sub Kontrak.
Penulis adalah Kepala Seksi Bimbingan Kepatuhan I 4 SE-29/BC/2008 16-07-08 Penyesuaian Jam Kerja
di Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe B Batam, sekaligus Pelayanan Dan Pengawasan
Sekretaris Dewan Kemakmuran Masjid di KPU Bea Cukai Batam Kepabeanan Dan Cukai Dengan
dan pernah menjadi Pengurus DKM Kantor Pusat DJBC Jam Kerja Ketersediaan Listrik.

EDISI 406 SEPTEMBER 2008 WARTA BEA CUKAI 49


KONSULTASI
KEPABEANAN & CUKAI
Setiap surat pertanyaan yang masuk ke Redaksi Warta Bea Cukai baik melalui pos,
fax ataupun e-mail, harus dilengkapi dengan identitas yang jelas dan benar. Redaksi
hanya akan memproses pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dengan menyebutkan
identitas dan alamat yang jelas dan benar. Dan sesuai permintaan, kami dapat
merahasiakan identitas anda. Redaksi

PAKET KIRIMAN LUAR NEGERI tetapi juga perusahaan-perusahaan besar yang sudah ber-
MELALUI KANTOR POS
bentuk Perseroan Terbatas (PT).
3. Form CN-23 itu dokumen siapa? Direktorat Jenderal Bea Cu-

S
kai atau PT. (Persero) Pos Indonesia ?
aya pernah bertugas di Pos Bea Cukai pada PT. DHL.
Di PT. DHL setiap barang kiriman dari luar negeri Terima kasih.
mereka buat PIBT-nya, dan setiap barang kiriman Ishak Effendi
ke luar negeri mereka buat PEB-nya (BC. 3.0). NIP. 060100884
Artinya setiap Pegawai Pelaksana Administrasi (Pe- Pelaksana Adm. pada KPPBC Tipe A3 Medan
tugas Jaga Pintu) tidak menanggung mutlak atas risiko
yang mungkin akan terjadi pada setiap paket kiriman ke luar Tanggapan :
negeri dan/atau paket kiriman dari luar negeri. Sebab PEB
setelah difiat ekspor terlebih dahulu oleh Korlak Administrasi Perihal pertanyaan dari pembaca WBC perihal paket kiriman
Ekspor (Kepala Hanggar Ekspor) baru kemudian Pelaksana ke luar negeri melalui Kantor Pos, disampaikan jawaban sebagai
Jaga Pintu menandatangani Persetujuan Ekspor, dan berikut :
barang tersebut siap untuk diterbangkan ke luar negeri tuju-
an ekspor. Begitu pula sebaliknya alur dokumen PIBT terha- 1. Terhadap barang ekspor yang dikirim melalui pos, dalam
dap barang kiriman dari luar negeri. batas berat barang tidak melebihi 100 kg, dikecualikan dari
Sekarang saya bertugas di Pos Bea Cukai pada PT. (Perse- kewajiban mengajukan pemberitahuan pabean ekspor (PEB);
ro) Pos Indonesia. Terhadap barang kiriman dari luar negeri
terlebih dahulu dicacah oleh Pelaksana Pemeriksa Bea Cukai 2. Untuk barang ekspor yang dikirim melalui pos dengan berat
dan disaksikan oleh Petugas dari PT. (Persero) Pos Indonesia, lebih dari 100 kg atau barang ekspor berupa cargo yang
kemudian hasil pencacahan tersebut dituangkan di dalam Pen- dikirim melalui PT. Pos Indonesia sesuai ketentuan yang
cacahan dan Pembeaan Kiriman Pos (PPKP), sebagaimana berlaku dilakukan oleh PPJK Pos Indonesia. Dalam hal ini
diatur dalam SKB Dirjen Bea dan Cukai dan Dirjen Postel Tang- pemberitahuan pabean ekspor/PEB dibuat oleh PT. Pos
gal 20 Desember 1976 masing-masing Nomor : KEP-1661/ Indonesia;
DJBC/76 dan 42/Dirjen/1978. Ketentuan tentang tata cara ekspor paket kiriman pos melalui
Setelah itu PPKP ditandatangani oleh Korlak Adm. Impor PT. Pos Indonesia (Persero) diatur dalam Keputusan
(Ka. Hanggar Impor) dan Pelaksana Pemeriksa Bea dan Cukai, Bersama Direktur Jenderal Bea dan Cukai dengan Direktur
lalu lembar ke-2, 3, dan 4 diserahkan oleh Pelaksana Adminis- Jenderal Pos dan Telekomunikasi nomor : KEP-34/BC/2000
trasi (Petugas Jaga Pintu) kepada Petugas PT. (Persero) Pos dan KEP-41/DIRJEN/2000 tanggal 05 Juni 2000 tentang
Indonesia untuk pengeluaran barang tersebut. Penyelesaian Barang Impor atau Barang Ekspor yang Dikirim
Terhadap barang kiriman ke luar negeri melalui PT. (Perse- Melalui Pos.
ro) Pos Indonesia, si pengirim hanya mengisi form CN-23 yang
mereka peroleh dari Petugas Loket PT. (Persero) Pos Indone- 3. Form CN-23 adalah dokumen PT. Pos Indonesia (Persero).
sia. Kemudian barang dan form CN-23 tersebut mereka bawa
ke Pos Bea Cukai. Disini Pelaksana Administrasi (Petugas Jaga 4. Sehubungan dengan berubahnya status Perum Pos dan Giro
Pintu Bea Cukai) membubuhi stempel “INDONESIA CUTOMS” menjadi PT. Pos Indonesia (Persero), saat ini kami sedang
dan menuliskan tanggal pengiriman paket tersebut dan membahas perubahan tatacara impor dan ekspor barang-
ditandatangani atau diparaf tanpa ada Fiat Ekspor dari Korlak barang melalui PT. Pos Indonesia (Persero) untuk disesuai-
Adm. Ekspor (Ka. Hanggar Ekspor) terlebih dahulu. Dan kan dengan peraturan perundang-undangan di bidang kepa-
terhadap barang tersebut dilakukan pemeriksaan secara selektif beanan dan pos yang berlaku.
oleh Pelaksana Administrasi (Petugas Jaga Pintu).
Disini Pelaksana Administrasi (Petugas Jaga Pintu) bekerja
secara tunggal, artinya Petugas Jaga Pintu pasti menanggung BONUS BARANG
SEBAGAI FREE OF CHARGE
risiko yang mungkin akan terjadi terhadap paket kiriman terse-
but, sebab hanya dia yang membubuhi tanda tangan di form
CN-23. (Di Bea Cukai ada istilah untuk apa tanda tangan kalau
bisa tidak karena akan meninggalkan bekas). Sebagai pembaca setia WBC, ijinkan saya mengajukan per-
tanyaan sehubungan dengan aktifitas perusahaan kami PT.
Pertanyaan saya adalah : Green Planet Indonesia yang rutin melakukan impor pupuk maje-
1. Bagaimana perlakuan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai muk organik non subsidi.
terhadap paket kiriman ke luar negeri melalui PT. (Persero) Sebagaimana biasanya jika perusahaan kami mempunyai
Pos Indonesia ? rencana impor, maka dibuat Purchase Order (PO) ke supplier/
2. Adakah ketentuan yang mengatur tata cara ekspor paket eksportir, dan dilanjutkan dengan pengiriman Proforma Invoice
kiriman melalui PT. (Persero) Pos Indonesia ? Maksud saya oleh supplier. Pernah satu kali, dengan maksud baik dari supplier
sampai batas berapa kilogramkah berat paket tersebut yang pada Proforma Invoice ditambahkan barang sebagai bonus yang
dapat dilayani pengirimannya melalui PT. (Persero) Pos In- berhubungan dengan barang impor tersebut.
donesia, cukup hanya menggunakan form CN-23 saja atau Pada invoice diberikan keterangan “no customs value”. Ka-
harus menggunakan BC 3.0 (PEB) ? Sebab yang melaku- mi katakan kepada supplier agar tidak perlu diberikan bonus,
kan pengiriman tersebut bukan hanya orang awam saja, nanti akan bermasalah dengan pabean Indonesia.

50 WARTA BEA CUKAI EDISI 406 SEPTEMBER 2008


CUKAI

Pertanyaan saya adalah :


1. Apakah pemberian bonus barang dan keterangan free of
charge dalam invoice, bisa membebaskan barang terse-
but dari objek pajak oleh pejabat BC ?
2. Jika tidak, bagaimana ketentuannya agar bonus barang
dapat bebas dari Pajak Dalam Rangka Impor ?

Demikian pertanyaan disampaikan, dengan maksud


mendapatkan jawabannya. Terima Kasih

Irwan Susantio
Tembaga Dalam I No. L8B RT 02/03
Letjen Suprapto Jkt 10640
Tanggapan :

Perihal pertanyaan mengenai bonus barang sebagai


Free of Charge, disampaikan jawaban sebagai berikut :

1. Ketentuan nilai pabean atas barang free of charge ber-


dasarkan Kep-81/BC/1999 tanggal 31 Desember 1999
tentang Petunjuk Penetapan Nilai Pabean untuk Penghi-
tungan Bea Masuk adalah sebagai berikut :
a. Metode I tidak digunakan untuk menetapkan nilai
pabean apabila barang impor bukan merupakan
subjek suatu penjualan untuk di ekspor ke daerah
pabean;
b. Apabila barang impor bukan merupakan subjek dari
suatu penjualan, berarti tidak terdapat nilai transaksi
sehingga barang impor yang bersangkutan tidak da-
pat ditetapkan berdasarkan Metode I. Contoh barang
impor bukan merupakan subjek dari suatu penjualan
antara lain yaitu barang yang dikirim dengan cuma- SOSIALISASI. Direktur Cukai yang didampingi oleh Direktur PPKC, saat
cuma, misalnya barang hadiah, barang promosi, ba- mensosialisasikan kebijakan P-10/BC/2008 tentang penyediaan dan
rang contoh (free of charge); pemesanan pita cukai hasil tembakau.
c. Apabila nilai pabean tidak dapat ditetapkan ber-

SOSIALISASI
dasarkan Metode I, maka nilai pabean ditetapkan
berdasarkan Metode II s.d Metode VI sesuai
hirarki.

2. Pertanyaan tentang apakah pemberian keterangan free PENYEDIAAN DAN PEMESANAN


of charge bisa membebaskan barang tersebut dari objek
pajak, disampaikan bahwa berdasarkan Pasal 2 ayat (1)
PITA CUKAI HASIL TEMBAKAU
UU Nomor 17 tahun 2006 dinyatakan bahwa barang
yang dimasukkan ke dalam daerah pabean diperlakukan Dengan kebijakan baru tentang
sebagai barang impor dan terutang bea masuk. penyediaan dan pemesanan pita cukai
hasil tembakau yang baru ini,
3. Berdasarkan pasal tersebut kami berpendapat Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea
bahwa semua barang impor terutang bea masuk, ke- dan Cukai (KPPBC) dapat mengirim-
cuali atas barang-barang tertentu yang diatur tersen-
diri, misalnya barang yang mendapatkan pembebas- kannya ke Kantor Pusat Direktorat
an bea masuk atau barang kiriman atau barang Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), melalu
penumpang yang memenuhi kriteria untuk tidak dike- dua cara, yaitu secara elektronik
nakan bea masuk. bagi KPPBC yang sudah memiliki Sistem
Aplikasi Cukai (SAC) sentralisasi,
4. Dengan demikian, atas barang yang dipertanyakan, dan manual bagi KPPBC yang belum
sepanjang tidak terdapat keputusan tentang pembebas-
an bea masuk, maka atas barang tersebut dikenakan
memiliki sistem elektronik.

U
bea masuk dan PDRI. Adapun nilai pabeannya adalah
dengan menggunakan Metode II s.d Metode VI sesuai ntuk tahun 2009, khususnya pada penyediaan dan
hirarki. pemesanan pita cukai hasil tembakau, DJBC
mengeluarkan kebijakan baru yang dituangkan
Demikian disampaikan dan atas kerjasamanya kami melalui Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai
ucapkan terima kasih. nomor P-10/BC/2008 tentang Penyediaan dan
pemesanan pita cukai hasil tembakau. Ada beberapa
Direktur Jenderal perbedaan yang cukup signifikan antara peraturan yang lama
u.b. dengan baru, khususnya untuk penyediaan dan pemesanan
Direktur Teknis Kepabeanan yang dilakukan oleh KPPBC Tipe Madya Cukai.
Agar kebijakan ini dapat berjalan dengan efefktif, maka
Agung Kuswandono pada 25 Juli 2008, Direktorat Cukai menyelenggarakan
NIP 060079971 sosialisasi yang berlangsung di ruang Auditorium gedung B
KP DJBC. Sosialisasi yang dibuka oleh Direktur Penerimaan

EDISI 406 SEPTEMBER 2008 WARTA BEA CUKAI 51


CUKAI
FOTO-FOTO WBC/ATS
telah melakukan berbagai persia-
pan, antara lain pemasangan
jaringan untuk koneksi KP DJBC
dan KPPBC, instalasi SAC
sentralisasi pada KP DJBC dan
KPPBC, dan pemilihan dan pela-
tihan SDM terbaik dalam rangka
pembentukan KPPBC Tipe Ma-
dya Cukai. Sementara itu, untuk
KPPBC yang belum memiliki SAC
sentralisasi, dapat melaksanakan
tatacara penyediaan dan peme-
sanan pita cukai secara manual.
“Untuk KPPBC yang pemesa-
nan pita cukai masih secara ma-
nual, DJBC tidak akan melibatkan
tim untuk mendampingi pelaksa-
naan P-10/BC/2008, namun bagi
KPPBC yang akan melakukan
tatacara penyediaan dan
pemesanan secara online, perlu
adanya suatu tim dari Direktorat
Cukai dan Direktorat IKC yang
mendampingi pelaksanaan awal,
sekaligus untuk melatih pemakai-
an SAC sentralisasi,” kata Frans
Rupang.
SAC SENTRALISASI. Salah satu perbedaan antara kebijakan yang baru dengan yang lama adalah, dijalankannya Adanya perbedaan baik pro-
sistem SAC sentraliasai untuk KPPBC Tipe Madya Cukai. sedur maupun format penyediaan
dan pemesanan pita cukai pada
dan Peraturan Kepabeanan dan Cukai, Hanafi Usman, dan P-10/BC/2008 ini, diharapkan dari segi penerimaan dapat
Direktur Cukai, Frans Rupang, dihadiri oleh Kepala Seksi meningkatkan penerimaan negara di bidang cukai melalui
Kepabeanan dan Cukai seluruh Indonesia. peningkatan pelayanan prima kepada pengusaha, tetapi tetap
Pada kata sambutannya Hanafi Usman menjelaskan, pe- memperhatikan kepatuhan pengusaha pada peraturan
mesanan dan penyediaan pita cukai untuk tahun 2009 harus- khususnya di bidang cukai. Dari segi kemudahan pelayanan
lah berjalan dengan efektif dan sesuai dengan target yang kepada pengusaha, DJBC juga berharap dengan mengako-
telah ditentukan. Hal ini dikarenakan, kemungkinan mening- modir SAC sentralisasi yang memungkinkan informasi data
katnya kembali target penerimaan cukai tahun 2009 akan sa- dari KPPBC dapat secara online dan real time dengan KP
ngat dipengaruhi dengan jumlah pemesanan pita cukai yang DJBC.
ada. Dari segi kemudahan, yang dapat dinikmati pengusaha
antara lain, validasi data oleh sistem (untuk mengurangi
LATAR BELAKANG DAN PERBEDAAN PADA KEBIJAKAN BARU human error), tidak perlunya mengirimkan hard copy (khusus
Sementara itu Frans Rupang dalam pemaparan tentang P3C) ke KP DJBC, dan dengan sistem ini pengusaha juga
P-10/BC/2008 menjelaskan, ada tiga hal yang melatarbelaka- dimungkinkan melihat status pelayanan seperti proses
ngi dikeluarkannya P-10/BC/2008, yaitu adanya pembentuk- permohonan penyediaan pita cukai dan persediaan pita cukai
kan KPPBC Tipe Madya Cukai, perlunya layanan unggulan secara real time.
pada KPPBC Tipe Madya Cukai melalui pengembangan “Dari segi kepatuhan pengusaha pada peraturan khusus-
sistem aplikasi cukai sentralisasi, dan perlunya kepastian dan nya di bidang cukai, DJBC menegaskan beberapa hal yang
transparansi dalam pelayanan cukai. menjadi dasar untuk tidak melayani P3C dan CK-1, yaitu
“Dengan latar belakang tersebut, maka ada beberapa per- NPPBKC dalam keadaan dibekukan, memiliki utang cukai
bedaan yang cukup mendasar antara P-10/BC/2008 dengan yang tidak dibayar pada waktunya, kekurangan cukai, dan
peraturan sebelumnya P-31/BC/2007. Antara lain, diakomo- sanksi administrasi berupa denda yang belum dibayar sam-
dirnya SAC sentralisasi yang saat ini baru digunakan oleh pai dengan tanggal jatuh tempo, dan tidak melunasi biaya
KPPBC Tipe Madya Cukai Malang, penyederhanaan format pengganti penyediaan pita cukai dalam waktu yang ditetap-
dokumen Permohonan Penyediaan Pita Cukai (P3C), Permo- kan,” terang Frans Rupang.
honan Penyediaan Pita Cukai Tambahan (P3CT) dan P3CT Agar pelaksanaan P-10/BC/2008 ini dapat berjalan
ijin Direktur Jenderal menjadi satu format dokumen dengan dengan efektif, DJBC pun dalam waktu dekat ini akan mela-
beberapa pilihan penggunaannya,” papar Frans Rupang. kukan sosialisasi kepada para pengguna jasa cukai, yang
Perbedaan lainnya dijelaskan juga oleh Frans Rupang, materi sosialisasi akan langsung dijabarkan oleh KPPBC-
penghapusan rekapitulasi P3C yang pita cukainya disediakan KPPBC dimana pengusaha cukai tersebut berada. Karena,
di KPPBC (DP3C maupun DP3CT). Selanjutnya atas permo- sasaran yang ingin dicapai DJBC dengan P-10/BC/2008 ini
honan penyediaan pita cukai baik yang disediakan KPPBC adalah, meningkatkan pelayanan kepada masyarakat usaha,
maupun di kantor pusat menggunakan format P3C. Selain itu, meningkatkan kepatuhan pengusaha terhadap peraturan
ketentuan dalam P3C pengajuan tambahan ijin Direktur Jen- khususnya di bidang cukai, dan efisiensi penyediaan dan
deral, yaitu diajukan setelah P3C pengajuan tambahan sam- pemesanan pita cukai hasil tembakau.
pai dengan tanggal 25 bulan pengajuan CK-1, diajukan sekali “Selain itu, untuk kedepan ini DJBC juga masih akan me-
untuk periode pengajuan yang sama, Direktur Jenderal dapat nyampaikan peraturan-peraturan di bidang cukai baik kepada
menyetujui semua, sebagian atau menolak. Dan, penyeder- pegawai maupun pengusaha, karena ada beberapa peratur-
hanaan sistem dan prosedur terkait P3C di kantor pusat. an yang perlu dikaji ulang terkait pelayanan cukai untuk me-
ningkatkan pelayanan kepada masyarakat usaha dan kepas-
PEMESANAN SECARA ONLINE tian juga transparansi dalam pelayanan cukai,” tandas Frans
Terkait dengan pemesanan online, saat ini DJBC juga Rupang. adi

52 WARTA BEA CUKAI EDISI 406 SEPTEMBER 2008


RENUNGAN ROHANI

PUASA
AJANG UNTUK MELATIH DISIPLIN WAKTU
Dalam salah satu khotbahnya, sebagaimana diceritakan Salman Al-Farisi,
Rasulullah SAW berkata, “Dan ia (Ramadhan) adalah bulan yang awalnya
merupakan rahmat, pertengahannya merupakan ampunan, dan akhirnya sebagai
pembebas dari api neraka” (H.R. Baihaqi dan Ibnu Khuzaimah).

D
ari perjalanan hidup kita, baik yang langsung kita dianjurkan melakukannya segera setelah terdengar azan
alami maupun dari menengok apa yang terjadi di Magrib. Ini yang membuat disiplin waktu dalam menjalankan
sekitar kita, kita akan temui betapa besarnya ibadah puasa berbeda dengan ibadah shalat.
kerugian yang kita alami sebagai insan, keluarga, Puasa yang merupakan latihan efektif untuk kita berlatih
kelompok, organisasi, perusahaan sampai kantor disiplin waktu ini mendapat perhatian khusus dari Allah SWT.
pemerintahan hanya karena kita tidak istikamah dalam Puasa dijadikan begitu istimewa seperti difirmankan Allah
memegang amanah tentang waktu (waqt dalam bahasa Arab Sang Maha Mengetahui melalui hadis yang dituturkan
atau time dalam bahasa Inggris). Rasulullah SAW, yaitu, “Segala amal ibadah anak Adam
Waktu ini memegang peran penting dalam hidup kita di adalah miliknya kecuali puasa. Ia adalah untuk-Ku dan Aku
alam sementara atau di dunia ini. Alquran dalam beberapa sendiri yang akan memberikan pahalanya” (H.R. Bukhari).
ayat menyebut tentang waktu dalam berbagai kata atau wu- Jika ibadah sesuai dengan rukun Islam memiliki ukuran
jud, misalnya Al Ashr dan Lailatul Qadr. Bahkan, meninggal fisik melalui gerakan dan ucapan yang bisa diukur oleh
atau mati yang tidak lain adalah dimensi waktu dijadikan manusia kualitasnya, ibadah puasa lebih dari sekadar fisik.
misteri milik Allah. Paling sedikit tiga dari Asmaa ul Husnaa Ada ukuran kualitas yang kuantifikasinya sepenuhnya ada
(99 sifat istimewa Allah) terkait langsung dengan waktu yaitu pada Allah SWT, seperti digambarkan hadis tersebut.
Ya Mumiitu (Maha Mematikan), Ya Awwal, dan Ya Dalam beberapa hadis memang ada upaya un-
Aakhir. Dalam ilmu fisika, waktu bersama ruang
merupakan besaran yang paling fundamental
yaitu tidak ada besaran lain yang ikut menentukan
keduanya. Beda dengan energi, gaya dan kece-
patan di mana besarannya ikut ditentukan oleh
waktu dan ruang. Dalam pepatah kuno berbahasa
Inggris, kita kenal time is money.
Kelima rukun Islam menekankan pentingnya

“…PUASA
YANG BUKAN
SEKADAR
MENAHAN
tuk menjelaskan betapa penting dan istimewanya
puasa di bulan Ramadhan ini. Misalnya, setiap
ibadah atau perbuatan baik yang dilakukan di
bulan suci ini mendapat pahala berlipat. Bahkan,
ada ulama dan guru-guru agama yang mencoba
menguantifikasi pahala yang tentu semua ini
mengacu pada ayat dalam surat Lailatul Qadr
yang mengatakan bahwa bulan Ramadhan ini
disiplin waktu. Dalam hal waktu, puasa memiliki LAPAR DAN lebih baik dari seribu bulan.
sifat unik bila dibandingkan dengan keempat ru-
kun Islam yang lain. Dalam dua kalimat syahadat, HAUS, INSYA kunKeberhasilan dalam berdisiplin memenuhi ru-
puasa, khususnya waktu ini membuat Muslim
zakat, dan haji, waktu memang disebut namun ALLAH dan Muslimah yang menjalankan ibadah shaum
tidak definitif. Dalam ibadah shalat, waktu sangat
ditekankan yaitu lakukanlah shalat segera setelah MENJADIKAN berbahagia. Ada hadis yang menggambarkan
kegembiraan tersebut, yaitu, “Orang yang berpu-
tiba waktunya yang ditandai dengan azan, pang- KUALITAS asa itu mempunyai dua macam kegembiraan,
gilan shalat. yang satu ialah ketika berbuka dan yang satu lagi
Dalam ibadah shaum, kita diingatkan akan ti- HIDUP KITA ketika ia bertemu dengan Tuhannya” (H.R. Bukha-
ga rukun puasa yaitu niat, imsak, dan zaman LEBIH BAIK…” ri-Muslim).
(atau waktu). Niat yang kita yakini betul sebagai Dengan kepatuhan kita menjalankan puasa


motivator dalam kita melaksanakan kegiatan, yang bukan sekadar menahan lapar dan haus,
termasuk ibadah shaum. “Aku berniat berpuasa insya Allah menjadikan kualitas hidup kita lebih
besok hari, melaksanakan fardu Ramadan tahun ini sebagai baik. Tidak ada lagi pemborosan waktu. Tidak ada lagi
kewajibanku tahun ini dan semata-mata karena Allah.” terlambat datang ke sekolah. Tidak ada lagi dosen terlambat
Dalam lafal niat ini ditekankan betul pentingnya berniat ma- mengumumkan hasil ujian. Tidak ada lagi istilah terlambat
lam hari. Ini langkah latihan disiplin tingkat awal, yaitu meni- masuk kerja. Tidak ada lagi keterlambatan memberi layanan
atkan shaum semalam sebelumnya. terbaik sesuai dengan amanah yang kita emban. Bulan
Kemudian imsak atau mulai menahan diri dari hal-hal Syawal menjadi bulan baru dengan disiplin waktu yang lebih
yang membatalkan puasa sejak terbit fajar sampai terbenam baik. Namun demikian, kita semua adalah manusia yang
matahari. Allah berfirman, “...makan minumlah hingga terang tidak sempurna dan yang mudah lupa akan hal-hal baik
bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. yang telah kita pelajari. Itu sebabnya puasa sunah menjadi
Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai datang malam” amanah kita yang selain untuk mengabdi dan membuat
(Al Baqarah 2:187). Allah SWT lebih menyayangi kita, juga sebagai ajang kita
Rukun yang terakhir adalah zaman atau waktu. Hadis terus melatih disiplin waktu. To learn dan to relearn menjadi
Rasulullah berikut memberi penjelasan tentang waktu. Dari kebiasaan yang kita terus upayakan dan sempurnakan.
Ibnu Umar, katanya, “Saya telah mendengar Nabi bersabda Umat Islam tidak lupa di hari akhir pada bulan suci
apabila malam datang dan siang lenyap dan waktu berbuka Ramadhan selain melafalkan hamdallah telah dapat
bagi orang yang berpuasa” (H.R. Bukhari-Muslim). Dalam menunaikan ibadah shaum sebulan penuh, sering dan
beberapa kesempatan, Rasulullah bersabda agar dalam sama-sama memanjatkan doa, “Ya Allah, izinkan kami
menjemput imsak, kita mesti mengikutinya sampai tiba saat- bertemu Ramadhan sekali lagi. Amin.
nya waktu imsak. Sementara untuk berbuka puasa, kita Kusmayanto Kadiman/ Titian

EDISI 406 SEPTEMBER 2008 WARTA BEA CUKAI 53


RUANG INTERAKSI

Oleh: Ratna Sugeng

Toleransi pada pikiran dirinya. Motivasi, karena ber-


asal dari dalam diri individu tak dapat diukur
oleh pihak manapun. Jadi kriteria toleransi
adalah adanya konflik, tidak adanya
kekerasan dan menerima kesamaan hak
(BertelsmannGroup for Policy Research).

PENYEBAB INTOLERANSI
Manusia tidak secara alami berbekal
kepandaian untuk mengatasi intoleransi.
Keterampilan mengatasi intoleransi dipe-
lajari di sepanjang kehidupan melalui
interaksi sosial. Mengubah pola pikir untuk
menerima perbedaan secara rasional, tidak
menggunakan kekerasan, dengan menggu-
nakan tatakrama.
Beberapa penyebab utama intoleransi
pada abad modern ini adalah: berubah
atau putusnya hubungan relasi tradisional
(hubungan kekeluargaan dan kekerabatan),
perubahan pola orientasi yang cepat (gaya
hidup), kompleksitas masalah ekonomi dan
sosial (globalisasi), sangat cepatnya terjadi
perubahan informasi (media)
Perubahan situasi sosial mendorong
orang untuk berhadapan dengan rencana
hidup, opini, dan sikap yang rentang
perbedaannya luas sehingga menimbulkan
Untuk tetap dapat bersanding dalam sikap ambivalensi, pada satu sisi mempertahankan nilai budaya,
keanekaragaman, dalam kebhinekaan, agama, dan etnisitas sementara disisi lain terdapat perbedaan standar
maka diperlukan sikap bertoleransi. etika, dan tata nilai yang saling berkompetisi sehingga berpotensi
menimbulkan konflik.

K
Meningkatnya pluralisme di masyarakat membuat banyak orang
onflik merupakan kata yang pada sebagian orang menim- merasa tidak nyaman dan terancam. Pluralisme bukan hanya
bulkan interpretasi sedang terjadi perang dunia, sehingga memberi kesempatan orang untuk memilih apa yang dikehendakinya,
memerlukan tindak kekerasan atau penghindaran dengan tetapi juga membuat orang terpaksa memilih satu, sementara
cara memindahkan diri dari area konflik. Sementara bagi menjemput suatu pilihan berarti menolak pilihan lainnya. Dampak dari
orang lainnya merupakan kancah mengasah keterampilan proses ini adalah berbagai perasaan tidak nyaman, frustasi, tuntutan
diri menghadapinya dengan kepala dingin tanpa kekerasan. yang berlebihan dan stres.
Di Indonesia berbagai konflik terjadi, dan lebih banyak bernuansa Kompetisi yang kuat, membuat pola orientasi membentuk identitas
kekerasan. Kekerasan merupakan cikal bakal perlukaan baik fisik diri sering menerobos batas norma dan standar yang ada, seringkali
maupun emosi dalam dendam kesumat yang tak pernah habisnya jika pula sulit memantapkan identitas. Sedangkan untuk membuat
terus diwariskan. Konflik bermula dari perbedaan. Indonesia sendiri suasana nyaman tanpa kecurigaan, tidak bias dan mempunyai konsep
terdiri dari banyak ragam budaya yang jelas berbeda dari Sabang diri adalah kemantapan sebuah identitas.
sampai Merauke, dari kulit sawo matang gelap sampai kulit pualam,
dari rambut lurus sampai keriting. Jika saja perbedaan ini tetap memi- MEMBANGUN TOLERANSI
cu konflik berdarah, maka keanekaragaman budaya dan individu akan Setiap orang tak mungkin menghindari bertemu, bergaul dan ber-
punah sia-sia. interaksi dengan orang lain, orang yang berbeda pendapat, keperca-
Untuk tetap dapat bersanding dalam keanekaragaman, dalam ke- yaan dan tata nilai. Dengan terus berinteraksi dalam kebhinekaan, ma-
bhinekaan, maka diperlukan sikap bertoleransi. Kata toleransi hanya ka setiap orang memperoleh kesempatan belajar membentuk diri
muncul saat ada konflik, ketika orang dihadapkan pada tata nilai priba- menghadapi perbedaan secara rasional. Kesempatan belajar ini, yang
dinya yang terusik oleh tata nilai pihak lain yang menurutnya berten- tersedia bagi semua orang, pemanfaatannya sering dilakukan, sedikit
tangan dengan tata nilainya. Atau ketika pihak lain mengusik tata nilai dilakukan atau sama sekali tidak dilakukan. Perbedaan pemanfaatan
diri yang jelas bertentangan. kesempatan belajar, juga membuahkan konsep diri dalam tataran yang
Didalam toleransi tidak ada unsur kekerasan, artinya relasi diluar berbeda. Pendidikan, pengasuhan dan peran model sangat diperlukan
konflik tetap baik dan tidak ada kekerasan saat konflik. Untuk bertole- untuk mendapatkan kesamaan persepsi pada keberagaman.
ransi diperlukan motivasi dari dalam diri untuk menjaga hubungan Dalam masyarakat yang bertoleransi, lebih sedikit kemungkinan
baik, sekalipun dalam konflik, berakar dari sikap menghargai perbeda- orang mengalami ketakutan, ketidak berdayaan, permusuhan dan
an pada setiap individu dan hak perkembangan pikiran yang lain dari- kekerasan, keras kepala dan fanatisme. Toleransi akan menumbuhkan

54 WARTA BEA CUKAI EDISI 406 SEPTEMBER 2008


RUANG KESEHATAN

kreativitas, suatu prasyarat penting untuk membangun diri dan


mengembangkan masyarakat yang nyaman. Karena itu adalah Anda
Anda Bertanya
Bertanya
sangat penting orangtua mengajarkan perbedaan pada anak, dan
tidak mendogma melainkan membangunkan kesadaran atas
DokterMenjawab
Dokter
Dokter Menjawab
Menjawab
realitas dan berpikir jernih menghadapi setiap perbedaan serta
menyikapinya dengan penuh tanggung jawab tanpa kekerasan. DIASUH OLEH PARA DOKTER
Edukasi dan contoh peran memegang kunci utama pemahaman DI KLINIK KANTOR PUSAT DJBC
menghadapi perbedaan.

MENGAJARKAN TOLERANSI
Toleransi tidak didapatkan secara alamiah, karena itu perlu PEMERIKSAAN
KESEHATAN
dipelajari dan diajarkan, lebih tepatnya dilatihkan. Setiap orang
mempunyai persepsi atas apa yang ditangkap inderanya, karena
itu pelajaran membimbing mengenali perbedaan secara kompre-
hensif dan bagaimana menghadapi dalam keseharian, baik
mengarahkan emosi dan sikap ketika menghadapinya dan cara
mengendalikan diri ketika berhadapan dengan konflik, termasuk
mengalah tanpa merasa kalah.
(Medical Check Up)
Pengetahuan tentang toleransi meliputi melihat perbedaan Mengapa perlu dilakukan pemeriksaan
dan kesamaan, konsekuensi ketika bersikap menghadapi konflik,
keuntungan dan hambatan dalam toleransi. Pembelajaran ini kesehatan ? Apakah anda pernah
akan membawa individu kedalam keterampilan berdialog dan mengalami hal berikut ? Anda menggigit
berkomunikasi, memahami cara pandang dan keyakinan orang sebuah apel yang kelihatan segar
lain tanpa meluruhkan keyakinan diri sendiri, mampu menerapkan hanya untuk mengetahui ternyata isinya
model menyelesaikan konflik secara demokratis dan konstruktif. busuk. Sama seperti halnya apel
Prasyarat penyerapan optimal pembelajaran menghadapi tersebut, Anda dan saya tidak dapat
konflik hanya diperoleh jika seseorang berkepribadian matang,
intelegensi cukup (bukan retardasi mental*) dan sehat jiwa (tidak
mengetahui kesehatan seorang
mengalami gangguan mental emosional berat**). Metode yang hanya dari penampakan luarnya saja.

P
dianggap tepat dalam pembelajaran ini adalah memodelkan
seseorang (biasanya orangtua dan tokoh masyarakat), edukasi erubahan dalam tubuh, seperti perubahan dalam darah
kreatif yang memungkinkan individu mengalami konflik dan merupakan kejadian awal yang terjadi sebelum suatu
menghadapinya, pengetahuan yang memadai dan tindakan ter- penyakit menunjukkan gejala dan tanda-tandanya. Seba-
bimbing (artinya ketika menghadapi konflik ada seseorang yang gai contoh, seorang yang menderita diabetes mellitus
dapat memahami dan bersama merencanakan jalan keluar). (penyakit gula/ kencing manis) akan mengalami kenaikan
Konsep pembelajaran toleransi meliputi menyiapkan individu kadar gula dalam darah jauh sebelum menunjukkan gejala seperti
untuk dapat menerima salah paham sebagai hal lumrah, sering mengalami kehausan, kehilangan berat badan dan luka
menanamkan pembentukan struktur dan menghadapkan individu yang susah sembuh. Kenaikan kadar kolesterol dan trigliserida
pada konflik spesifik dan merasakannya kemudian mendorong- (lemak dalam darah) juga dapat dideteksi beberapa tahun sebe-
nya untuk berkomunikasi sehingga terlatih mengendalikan emosi, lum terjadinya penyakit jantung dan stroke.
sikap dan perilaku, mengajarkan melakukan solusi atas masalah Kedua penyakit tersebut (jantung dan stroke) merupakan
dan meredakan gejolak emosi, mendorong individu untuk mau penyakit dengan kejadian yang sering terjadi di zaman globalisasi
dan mampu membicarakan perbedaan, mengubah opini dan ini dan tanpa ada kata wasalam. Penyakit langsung merenggut
mampu bernegosiasi keluar dan kedalam diri. jiwa dengan cepat. Sehingga sangat perlu dilakukan pencegah-
Bernegosiasi dengan diri sendiri atas ketidak nyamanan aki- an penyakit dengan pemeriksaan kesehatan secara berkala se-
bat benturan tata nilai yang dihadirkan konflik merupakan tahun sekali.
pembelajaran yang menyita energi. Cara yang biasa digunakan Pemeriksaan kesehatan memberikan informasi penting yang
adalah mengubah persepsi atas peristiwa yang dialami. Sebagai dilakukan dengan tes darah adalah :
contoh dalam pelatihan manajemen dimana hambatan diubah
menjadi tantangan, dan kegagalan sebagai sukses yang tertunda. 1. Nilai dasar
Dalam pembelajaran toleransi maka ada keseimbangan an- Pemeriksaan kesehatan dapat memberikan nilai dan kondisi
tara dukungan yang menentramkan hati dan penciptaan suasana kesehatan pada saat pemeriksaan dan sebagai perbandingan
ketidak pastian melalui langkah-langkah pendekatan sebagai untuk pemeriksaan di masa mendatang
berikut : menyadarkan individu atas interpretasi yang dibuatnya
dan pola tindakan yang diambilnya, mempertanyakan interpretasi 2. Mencegah penyakit
yang dibuatnya dan pola tindakan yang diambilnya, menyajikan Pemeriksaan kesehatan dapat mendeteksi secara dini penya-
alternatif pola pikir-sikap dan tindakan ketika berhadapan dengan kit yang belum bergejala dan tidak disadari oleh seorang
konflik tanpa melakukan tindak kekerasan, membuat ulang disain penderita. Sebagai contoh : penyakit hepatitis B yang tidak
baru yang memungkinkan individu melakukan tindakan menimbulkan gejala sehingga tidak disadari oleh pende-
menghadapi konflik tanpa tindak kekerasan dan menghargai hak- rita. Seperti diketahui penyakit hepatitis B merupakan pe-
hak orang lain. nyakit yang menyerang sel-sel hati oleh virus yang dikemudi-
an hari sekitar 10-20 tahun mendatang menjadi sel-sel hati
Keterangan : mengeras dan menimbulkan keganasan pada hati sebagai
*) retardasi mental adalah keterbelakangan mental yang biasanya kanker hati.
dibawa sejak lahir. Mereka mempunyai IQ dibawah rata-rata orang Penyakit hepatitis ini hanya dapat dideteksi dini dengan pe-
normal sehingga tidak dimungkinkan untuk menganalisis kejadian meriksaan darah Hbs Ag dan Anti Hbs Ag. Jika didapat Hbs Ag
disekitarnya atau ucapan orang. yang positif secepatnya memberi tanda penderita harus
**) gangguan mental emosional berat adalah mereka yang jiwanya ter- diberi pengobatan ke arah hepatitis B. Bila Hbs Ag negatif dan
belah antara dunia nyata dan tidak, sehingga seringkali mengacau- Anti Hbs Ag negative sebaiknya secepatnya dilakukan
kan antara realita dan bukan realita. immunisasi dengan vaksin hepatitis B, sebagai perlindungan
Ratna Sugeng adalah seorang Psikiater, ke arah hepatitis B.
pertanyaan ataupun konsultasi bisa melalui ratwika@yahoo.com Bila Hbs Ag negatif dan Anti Hbs Ag positif menunjukkan tan-

EDISI 406 SEPTEMBER 2008 WARTA BEA CUKAI 55


RUANG KESEHATAN

- Gambaran darah tepi


(DH Court)

l Fungsi Hati (liver)


- SGOT (AST)
- SGPT (ALT)
- Total Protein
- Albumin
- Globulin
- Total Bilirahim
- Alkali propotase
Untuk paket sederhana
cukup dengan SGOT,
SGPT

l Fungsi Ginjal (kidney)


- Umum
- creatimin

l Profil Tulang dan


Sendi
- Kalsium
- Fosfat
- Asam urat
- Rheumatik factor

l Profil Lemak
- Total kolesterol
- Kolesterol HDL
- Kolesterol LDL
- Trigliserida
da baik sehingga sudah ada keamanan dalam tubuhnya. - Ratio total/ HDL
Bagi penderita yang dirawat, pemeriksaan kesehatan lebih
lanjut diperlukan untuk mencegah komplikasi penyakit. l Penyaringan Diabetes
- Gula darah puasa (glucose)
3. Kenyamanan hidup
Karena kita mengetahui dengan pasti kondisi kesehatan saat l Urinalisa (urin rutin/ urin lengkap)
ini akan memberikan kenyamanan hidup kita. Pemeriksaan Untuk mengetahui keadaan paru-paru dan jantung dilakukan
kesehatan juga mendeteksi apakah tubuh kita dengan thoraks foto dan ECg (ElectroCardiogram) serta treadmill.
aktivitas keseharian, pola makan dan gaya hidup kita sudah ECg dilakukan dalam keadaan berbaring untuk mengetahui
cukup baik untuk mendukung kesehatan hari ini dan di masa keadaan jantung dalam keadaan istirahat.
mendatang. Treadmill dilakukan dalam keadaan exercise untuk mengeta-
hui keadaan jantung dan kebugaran seseorang.
Terdapat beberapa faktor resiko untuk terkena serangan jan-
tung/ coroner atau stroke dibawah ini : Terdapat test-test tambahan lainnya yang dibutuhkan untuk
1. Pria >35 tahun, wanita 40 tahun, yang memiliki riwayat mengetahui lebih jelas kesehatan bagian tubuh lainnya atau ab-
keluarga berpenyakit jantung yang memiliki riwayat keluarga normalitas lainnya, antara lain :
berpenyakit jantung.
2. Tekanan darah tinggi (. 140/90 mmHg) l Penyakit menular : VDRL, Hepatitis A Antigen (Hbs Mg),
3. Diabetes Hepatitis B Antibodi (Anti Hbs Ag)
4. kolesterol tinggi (> 200 mg/dl)
5. Riwayat pemakai/ pecandu kambuhan (perokok berat) l Profil Tiroid : T4, TsHs
6. Gaya hidup yang monoton (kurangnya latihan 3 kali dalam
seminggu) l Tumor marker (petanda tumor)
7. kelebihan berat badan 20 persen atau lebih - AFP (Tumor marker hati/ liver)
8. stress karena pekerjaan - CEA (Tumor marker usus besar)
- CA 19.9 (Tumor marker gastrointestiral)
Segeralah melakukan pemeriksaan bila terdapat salah satu/ - CA 15.3 (Tumor marker ovari)
lebih faktor resiko di atas. Terdapat beberapa test-test yang dapat - PSA (Tumor marker prostate)
dipilih untuk memberikan informasi kesehatan tubuh secara me- - NPC/ EBU (Tumor marker nasopharyngeal)
nyeluruh dalam sistim paket sehingga dapat dilaksanakan dengan
biaya ekonomis. l Test pilihan lainnya
- HA VigG : Secrening hepatitis A Antibodi
l Profil Hematologi - HIV : Secrening AIDS
- Haemoglobin (Hb) - Beta Crosslap : Tes resiko Osteoporosis
- Laju Endap Darah (ESR) - LS-CRP : Resiko penyakit jantung
- Sel darah merah (RBC) - H. Pyloni : Bakteri penyebab gangguan lambung
- Sel darah putih (WBC) - HBA IC : Bagi penderita diabetes
- MCU
- MCH Ingatlah ! mencegah lebih baik daripada mengobati. Jagalah
- MCHC kesehatan anda mulai dari muda.
- Trombosit (PLT) dr. Rosalinda Harahap Poliklinik Kantor Pusat JBC

56 WARTA BEA CUKAI EDISI 406 SEPTEMBER 2008


PERISTIWA

POR. Pembukaan Pekan Olah Raga dilakukan oleh Kakanwil DJBC NAD, Iswan Ramdana (foto kiri) dan barisan kontingen peserta pekan olah raga dari
Kanwil dan KPPBC di NAD (foto kanan).

PEKAN
D
alam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-63
Kantor Wilayah DJBC Nanggroe Aceh Darussalam menye-
lenggarakan kegiatan Pekan Olahraga. Panitia menetapkan

OLAHRAGA tema pekan olah raga tahun ini yaitu “Junjung Tinggi Sporti-
fitas, Kekeluargaan dan Kebersamaan”. Tujuan dari tema
dan acara ini adalah untuk silaturahmi serta memupuk rasa kebersa-
maan dan kekeluargaan diantara pegawai khususnya di lingkungan
DI LINGKUNGAN Kanwil dan KPPBC-KPPBC di wilayah Nanggroe Aceh Darussalam.
KANWIL DJBC NANGGROE ACEH Rangkaian acara dimulai dengan upacara pembukaan secara
DARUSSALAM (NAD) resmi oleh Kepala Kanwil DJBC Nanggroe Aceh Darussalam, Iswan
Ramdana pada 9 Agustus 2008 bertempat di Stadion Lambhuk.
Tujuan dari tema dan acara ini adalah Setelah itu diikuti foto bersama dan kemudian dilanjutkan dengan per-
untuk silaturahmi serta memupuk tandingan sepak bola. Adapun cabang olahraga yang dipertandingkan
rasa kebersamaan dan kekeluargaan adalah: Sepakbola, Bola Voli, Tenis Meja dan Bulutangkis bertempat
diantara pegawai di Lapangan Olahraga Kanwil DJBC NAD, serta Catur, Domino dan
pertandingan eksebisi Play Station Winning Eleven.
Kegiatan ini diikuti oleh lebih kurang 184 orang dari keluarga besar
pegawai di lingkungan Kanwil DJBC Nanggroe Aceh Darussalam yang
meliputi : KPPBC Tipe A4 Sabang, KPPBC Tipe B Meulaboh, KPPBC
Tipe B Kuala Langsa, KPPBC Tipe A4 Lhokseumawe, KPPBC Tipe A4
Banda Aceh dan Kantor Wilayah DJBC NAD. Suasana kebersamaan
makin terasa karena sebagian besar kegiatan dipusatkan di komplek
rumah dinas kantor wilayah dan memanfaatkan fasilitas olah raga di
komplek rumah dinas kantor wilayah seperti Lapangan Bulutangkis,
Voli, Tenis Meja, dan peserta dari luar Banda Aceh seperti Sabang,
Meulaboh, Lhokseumawe, dan Langsa berbaur menjadi satu dengan
menginap di rumah dinas dan mess kantor wilayah.
Rangkaian acara ditutup dengan mengadakan family gathering
dengan beberapa games kelompok di Pantai Ujung Batee, Banda
Aceh pada 10 Agustus 2008. Pada Pekan Olahraga tahun ini keluar
sebagai juara umum kontingen dari Kanwil setelah berhasil merebut
juara I untuk cabang olahraga Bulutangkis, Bola Voli, Catur dan
Domino. Kemudian disusul KPPBC Tipe A4 Lhokseumawe sebagai
Juara II yang menang di cabang sepak bola dan tennis meja, dan
KPPBC Tipe B Meulaboh sebagai Juara III. Acara ditutup dengan
pemberian hadiah terhadap para juara di masing-masing cabang dan
kesan-pesan dari Kepala Kantor Wilayah untuk meningkatkan prestasi
PERTANDINGAN BOLA VOLI di lapangan voli komplek Rumah Dinas & baik dalam olah raga dan pelaksanaan tugas-tugas di kantor masing-
Mess Kanwil DJBC NAD masing. moh firstananto j, sst, ak

EDISI 406 SEPTEMBER 2008 WARTA BEA CUKAI 57


PERISTIWA

DIRJEN BEA DAN CUKAI BESERTA BEBERAPA STAFF INTI. Berfoto bersama dengan para pensiunan

SARASEHAN
Bea Cukai, Warta Purnawirawan Bea dan Cukai sebagai media publi-
kasi, Ikatan Ahli Kepabeanan Indonesia (IAKI) dan lain sebagainya.
Menurut ketua pelaksana sarasehan yang juga Pemimpin Redaksi
PENSIUNAN BEA DAN CUKAI 2008 Warta Purnawirawan Bea dan Cukai Fx. Suwito Marsam, pihaknya
merasa gembira dengan antusiasnya para pensiunan untuk mengha-
Paguyuban Pensiunan diharapkan tidak diri acara tersebut, dimana diperkirakan 300 peserta hadir pada acara
hanya berkembang di Jakarta, namun tersebut.”Acara ini bukan hanya untuk menjalin silaturahmi antar
pensiunan,namun juga dengan para rekan-rekan yang masih aktif
juga bisa berkembang di daerah lainnya, “lanjutnya.
mengingat banyak para pensiunan Bea Direktur Jenderal Bea dan Cukai Anwar Suprijadi yang ikut hadir
dan Cukai yang bermukim di daerah. turut merasa gembira atas terlaksananya acara tersebut. Tidak hanya

“A
itu ia juga mengatakan, hubungan baik antara DJBC dengan para
pa kabar, udah lama tidak bertemu,” itulah kata-kata pensiunan memang harus terus terjalin dengan baik mengingat para
yang terlontar dari para mantan pegawai Direktorat pensiunan telah membangun dasar-dasar kepabeanan dan cukai
Jenderal Bea dan Cukai ketika menghadiri acara yang ada dan masih terus dijalankan hingga saat ini.
sarasehan Pensiunan Bea dan Cukai yang berlangsung Dalam sambutannya Anwar juga menunjukkan perhatiannya ter-
pada 30 Juli 2008 di Auditorium Gedung A Kantor Pusat hadap kiprah para pensiunan Bea dan Cukai yang aktif pada beberapa
Jenderal Bea dan Cukai. Tawa lepas dan canda sesama mantan pe- acara kegiatan yang dilaksanakan oleh Paguyuban Pensiunan Bea
gawai Bea Cukai menjadi pelepas rindu bagi para mantan pensiunan. dan Cukai dimana DJBC bersedia turut membantu dalam hal pendata-
Selain itu juga terlihat pula kebanggaan dari para pensiunan ketika an para pensiunan dan lain sebagainya dengan menunjuk Kepala
melihat ada “adik”nya kini menduduki jabatan penting di DJBC sehing- Bagian Umum DJBC untuk membantu pengembangan paguyuban
ga pertemuan tersebut tidak hanya menjadi ajang reuni dengan teman tersebut yang menurutnya telah menjadi program bersama antara
sejawat, tapi juga pertemuan dengan para “adik-adik” yang saat ini DJBC dengan Paguyuban Pensiunan Bea dan Cukai.
tengah bertugas. Berbagai pembicaraan menarik tidak jarang terjadi Untuk dapat terus berkembang ia menyarankan agar kedepannya
baik diantara para pensiunan maupun juga dengan para pegawai Paguyuban Pensiunan tidak hanya berkembang di Jakarta, namun
yang masih aktif, termasuk perbincangan mengenai Bea Cukai yang juga bisa berkembang di daerah lainnya, mengingat banyak para pen-
muncul di pemberitaan media masa. siunan Bea dan Cukai yang bermukim di daerah.
Acara yang digagas oleh Paguyuban Purnawirawan Bea dan Perhatian yang disampaikan Dirjen Bea dan Cukai Anwar
Cukai ini mendapat dukungan dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Suprijadi terhadap keberadaan wadah pensiunan Bea dan Cukai men-
seperti daei Sekretariat DJBC, Poliklinik Bea dan Cukai dalam kegiatan dapat tanggapan positif dari Ketua Paguyuban Bea dan Cukai
pemeriksaan kesehatan secara gratis maupun juga majalah Warta Soepardjo. Menurutnya perhatian tersebut dapat semakin memperko-
FOTO-FOTO WBC/ZAP koh silaturahmi antar pensiunan Bea dan Cukai dengan rekan
pegawai yang masih aktif . Selain itu ia juga menyampaikan terima
kasih kepada DJBC yang telah membantu penyelenggara acara sara-
sehan tersebut sehingga dapat berjalan dengan sukses.
Penyelenggaraan acara silaturahmi tersebut tidak hanya melibatk-
an para pensiunan Bea dan Cukai saja, namun juga melibatkan bebe-
rapa pegawai DJBC yang masih aktif. Begitu pula dengan hiburan
yang disajikan, tidak hanya diisi oleh para pensiunan juga, namun juga
melibatkan hiburan dari para pegawai maupun juga dari keluarga para
pensiunan.
Acara yang dihadiri Dirjen Bea dan Cukai, pensiunan Bea dan Cu-
kai serta mantan pejabat dilingkungan DJBC, juga dihadiri oleh bebe-
rapa pejabat staff inti dari Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai seperti Direktur Cukai Frans Rupang, Tenaga Pengkaji Bidang
Pengawasan dan penegakkan Hukum Kepabeanan dan Cukai Er-
langga Mantik dan juga Inspektur Jenderal Bea dan Cukai Edy Setyo.
Acara silaturahmi tersebut ditutup dengan pemberian cende-
PADUAN SUARA PENSIUNAN BEA DAN CUKAI yang terdiri dari para pensiunan ramata dari Direktur Jenderal Bea dan Cukai kepada 10 pensiun-
turut memeriahkan acara sarasehan pensiunan Bea dan Cukai an DJBC yang masuk dalam kategori senior. zap

58 WARTA BEA CUKAI EDISI 406 SEPTEMBER 2008


peserta ikut bergabung dalam Fun Bike 2008. Hal ini dise-
babkan selain tidak ada batasan umur dan bebas mengguna-
kan sepeda jenis apapun, peserta juga tidak dipungut bayar-
an untuk ikut acara ini alias gratis.
Pembina TCC sekaligus Kepala Kantor Pengawasan dan
Pelayanan Bea Cukai (KPPBC) Tarakan, Heru Hariadi, menyata-
kan kegembiraannya melihat antusias dan animo masyarakat
kota Tarakan untuk turut bergabung. Rencananya, acara fun bike
di kota Tarakan bisa digelar setiap tahun, dan tahun depan diha-
rapkan kegiatan ini lebih meriah lagi.
Tidak hanya masyarakat umum, acara fun bike ini juga
diikuti oleh pejabat Pemerintah Kota, unsur Muspida serta
pejabat instansi lainnya. Diantaranya yang ikut mengayuh
pedal sepeda pada pagi hari tersebut Walikota Tarakan H
Jusuf SK, Ketua DPRD Tarakan H Udin Hianggio, Kapolres,
Komandan Kodim, Kajari, Kepala Lapas, Kepala Imigrasi,
serta pejabat instansi pemerintah dan swasta lainnya.
“Tujuan saya agar sepeda ini bisa bermasyarakatlah.
Bersepeda bukan sesuatu yang mahal. Murah, meriah, sehat
dan bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat,” ujar
Heru. Terbukti, salah satu peserta dan juga anggota TCC
yang ikut dalam fun bike adalah seorang tukang tambal ban.
Menurut Heru, olahraga ini tidak perlu menggunakan sepeda
berharga jutaan. Selain bermanfaat untuk kesehatan, bersepeda
PARA PEJABAT yang ikut dalam acara Fun Bike 2008, dari kiri ke kanan menjadi salah satu sarana penghematan BBM, yang tentunya
tampak Kepala KPPBC Heru Hariadi, Walikota Tarakan (memegang akan membantu mengurangi pemanasan global. Hal ini turut di-
mic.), Ketua DPRD Tarakan, Komandan Kodim Tarakan, Kepala Lapas, sadari pejabat pemerintah kota Tarakan. Dalam acara fun bike
dan Kepala Imigrasi Tarakan tersebut, Walikota Tarakan menyarankan seluruh lapisan masya-
rakat terutama Muspida dan aparatnya untuk mulai bersepeda ke

TARAKAN kantor minimal sebulan sekali.


Keberadaan TCC sendiri tidak lepas dari gagasan Kepala

CYCLING CLUB
KPPBC Tarakan, Heru Hariadi, yang juga merupakan anggota
Custom Cycling Club (CCC). Kegiatan bersepeda yang tadinya
hanya pada lingkup pegawai bea cukai Tarakan, kemudian
berkembang luas hingga bergabung banyak unsur masyarakat
PROMOSIKAN HIDUP SEHAT dan pejabat pemerintah dari instansi lain sehingga kemudian
DENGAN BERSEPEDA dilebur menjadi satu nama, Tarakan Cycling Club (TCC). Secara
rutin anggota TCC bersepeda setiap minggu pagi.
Selain sebagai olahraga, lanjut Heru, bersepeda menjadi
Kegiatan bersepeda santai yang sarana berkoordinasi dengan semua lapisan dari unsur
menggabungkan unsur olahraga dan Muspida maupun pemerintah kota, dan juga sebagai wujud
hiburan ternyata sangat diminati koordinasi bea cukai dengan masyarakat kota Tarakan. “Ber-
di kota Tarakan, Kalimantan Timur. sepeda adalah forum komunikasi yang baik”. ky

H
FOTO-FOTO : DOK. TCC
al ini terlihat de-
ngan ikut sertanya
ratusan peserta
dalam acara Fun
Bike 2008 yang
pertama kali digelar di kota
ini, yang diselenggarakan
Tarakan Cycling Club
(TCC). Sambil mengusung
tema “Stop Global War-
ming”, acara TCC Fun Bike
berlangsung pada Minggu,
20 Juli 2008 dengan meng-
ambil start sekaligus finish di
Pasar Boom Panjang.
Menempuh rute sepanjang
kurang lebih 20 km, para
peserta memulai perjalanan
sepeda santai berkeliling ko-
ta Tarakan pada pukul 7.00
WITA dan berakhir satu se-
tengah jam kemudian.
Banyaknya jumlah pe-
serta diluar perkiraan pani-
tia. Awalnya diharapkan ha-
nya sekitar 300 peserta,
namun tercatat hingga 527 FUN BIKE 2008

EDISI 406 SEPTEMBER 2008 WARTA BEA CUKAI 59


P R O F I L
AMBANG PRIYONGGO purnama, mencari ikan dan belut, berenang di sungai, bah-
kan sampai ikut menggembala kerbau atau bebek segala di
KEPALA BIDANG P2 KANWIL JAWA TENGAH sawah bersama teman-temannya. Baginya itu adalah penga-
laman dan pelajaran berharga untuk tidak pernah melupakan

JALANI
bau purba lumpur sawah. “Menemani belajar malam hari
waktu kuliah di Los Angeles, saya suka bikin ubi panggang,
sambil kadang ngingat kawan-kawan masa kecil yang tidak

HIDUP
bisa nerusin sekolah”.
Lingkungan masa kecil di Magelang juga mendekatkan-
nya pada kisah-kisah epos Pangeran Diponegoro, Jenderal
Soedirman, maupun tokoh fiksi Maesa Jenar. Saat liburan pu-

SEBAGAI
asa, Ambang yang memang hobi beratnya membaca ini se-
ring berkunjung ke perpustakaan Soedirman, dan selalu saja
menyempatkan melongok kamar Jenderal Soedirman wafat.

SUATU
CITA-CITA SEBAGAI DIPLOMAT
Ambang kecil sempat dimasukkan ke TK, namun hanya
bertahan beberapa hari saja. Ia tak tahan dan drop-out. Oleh

TOTALITAS
ibunya ia kemudian langsung dimasukkan SD, namun di ke-
las 1, ia oleh gurunya tidak dinaikkan karena dianggap tidak
mampu. Sebagai pendidik, ibunya tahu betul karakter dan
kapasitas Ambang yang juga ia didik sendiri di rumah. Ia
diselamatkan dari guru yang digambarkan agak bengis itu ke
kelas 2 di sekolah lain dengan pemantauan lebih khusus dari
Keinginannya untuk berbuat yang ibunya.
terbaik dalam segala hal ia jalani dengan Ternyata ibunya benar, Ambang dapat melanjutkan seko-
selalu memperkaya diri dengan ilmu lah dengan lancar. Selanjutnya, praktis ibu dan kakak-kakak-
pengetahuan dan berserah diri kepada nya tidak lagi banyak campur tangan urusan belajar hingga
Allah - Tuhan Yang Maha Sutradara. urusan mencari sekolah. Ambang diberi kepercayaan penuh
untuk menentukannya sendiri. Bahkan ketika nilai rapornya

L
kurang bagus, mereka tidak pernah mempermasalahkan.
ahir di Magelang pada 23 April 1969, Ambang Pri- Kata ibunya, yang penting jadi manusia ilmu, nilai hanya
yonggo merupakan anak bungsu dan satu-satunya ukuran di sekolah. Tapi tetap saja Ambang ditantang untuk
pria dari lima bersaudara dari pasangan (Alm) Nizam membuktikan setiap menjelang naik jenjang pendidikan. “SD-
Burhanudin yang berprofesi jaksa dan Misjati yang mu sudah Negeri 1, usahakan sekolah-mu negeri terus dan
seorang guru. Karena sang ayah telah tiada sejak ia bernomor 1, kalau tidak, apa kata orang-orang yang terlanjur
masih begitu kecil, ibunyalah yang praktis memegang peran melihatmu anak pintar,” begitu kata-kata ajaib ibunya, yang
utama dalam menjalankan kehidupan rumah tangga terus diulang hingga Ambang mau kuliah. “Alhamdulillah,
sekaligus proses pembentukan pribadi Ambang. “She’s the saya selalu dapat memenuhi harapan dan tantangan itu,” tu-
most inspiring person in my life”, kata Ambang tentang ibu kas Ambang.
tercintanya. Sejak kecil Ambang bercita-cita menjadi diplomat, cita-cita
“Dalam masa-masa sulit kami, ibu tampil sebagai pemim- ini tumbuh karena kegemarannya membaca dan berdebat.
pin keluarga yang tangguh dan tabah, bahkan masih mampu Tapi ia juga terobsesi menjadi guru atau pendidik karena
menjadi guru teladan, membuat grup drama anak-anak yang terinspirasi ibunya yang serba bisa dan guru di kampung itu
sering tampil di TVRI Yogya tapi sayangnya saya malah ndak sangat terhormat. Lulus SMAN 1 Magelang tahun 1987,
pernah direkrut, menang dalam beberapa kali lomba menulis, Ambang akhirnya memutuskan untuk kuliah di Jurusan Ilmu
dan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.” Orang terpenting Hubungan Internasional, Universitas Gadjah Mada
lainnya bagi Ambang kecil adalah sang kakek dari pihak ibu Yogyakarta, untuk menggapai cita-citanya menjadi diplomat.
yang tinggal tak jauh dari rumahnya. Ia seorang pensiunan Di kota pelajar inilah Ambang menemukan tempatnya
polisi yang katanya tahan membaca dari pagi hingga malam untuk mengembangkan kapasitas intelektualnya. Minatnya
setiap harinya dan banyak memberi pelajaran hikmah asam meluas hingga ke masalah agama, sastra dan filsafat. Di
manisnya kehidupan kepada Ambang. tempat kuliahnya sendiri ia merasa beruntung diajar oleh
Sebagai anak laki satu-satunya tentu saja Ambang sa- banyak dosen berkelas seperti Amien Rais, Yahya Muhaimin
ngat disayang, terlebih oleh kakak-kakaknya yang semua dan orang-orang muda pintar seperti Anggito Abimanyu.
perempuan. Ambang mengingat, kakak-kakaknya sering Baginya, Yogyakarta adalah persemaian dan ibukota hati.
berebut memandikan dan itu baru berhenti setelah ia disunat.
“Sebenarnya saya malu sama teman-teman, tapi untuk mem- MENJADI WARTAWAN
beri penghiburan saudara apa salahnya,” katanya berkilah. Menjelang lulus wisuda digambarkan sebagai saat yang
Kendati demikian, di banyak hal lain ia sebenarnya tidak ter- berat bagi Ambang, karena ia harus meninggalkan kota ter-
lalu diistimewakan. Ia sendiri sejak kecil menyadari keadaan cintanya untuk melanjutkan cita-cita menjadi diplomat.
menuntut tanggung jawabnya untuk berbuat terbaik dan Kebetulan waktu pulang ke Magelang, ia membaca lamaran
menjadi pemecah persoalan dalam keluarga yang dibilang- jadi wartawan koran Suara Karya. Sambil menunggu wisuda
nya sangat demokratis itu. ia ikut serangkain tes menjadi wartawan yang dipikirnya se-
Di sisi lain seluruh anggota keluarga sudah menaruh ke- bagai jembatan yang berharga untuk mengembangkan pe-
percayaan yang tinggi kepada Ambang sejak ia masih kecil. ngetahuan dan pengalaman praktis. Apalagi Ambang
Keputusan penting keluarga hampir selalu menunggu memang punya hobi menulis di surat kabar sebelumnya.
persetujuannya. Itulah mengapa Ambang senang merenung Diterima sebagai reporter di surat kabar Suara Karya ta-
dan haus akan ilmu pengetahuan khususnya melalui memba- hun 1994, membuat Ambang harus meninggalkan Yogyakarta
ca buku termasuk buku-buku berat bagi anak seusianya. dan hijrah ke Jakarta. Ambang mengakui menjadi wartawan
Kota kelahirannya Magelang memberi kesan masa kecil membuatnya paham akan banyak hal, karena sebagai seo-
yang indah bagi diri Ambang. Ia mengalami kegembiraan rang jurnalis ia mendapat kesempatan untuk meliput berbagai
kanak-kanak seperti bermain di latar (lapangan) saat bulan hal dari sidang DPR hingga perkampungan kumuh, bahkan

60 WARTA BEA CUKAI EDISI 406 SEPTEMBER 2008


EDISI 406 SEPTEMBER 2008 WARTA BEA CUKAI 61
P R O F I L
ia yang memiliki cita-cita sebagai diplomat kini ditempatkan di
tempat dengan lingkup yang jauh lebih sempit. Ini membuat
ia mengolah batin, ekspektasi, mental, dan harapan yang
kemudian dijadikannya sebagai pelajaran hidup yang sangat
berarti.
Pengalaman paling berharga menjadi pelaksana di Hubint
adalah saat DJBC menjadi tuan rumah ASEAN DG Meeting
di Ancol, Jakarta. Sebagai tuan rumah, ia tidak mau panitia
kelihatan tidak profesional. “Sewaktu ada acara golf para dir-
jen di daerah Bogor ternyata tidak ada anggota panitia yang
mengantar perjalanan ke lokasi. Saya ambil alih, saya pasti-
kan ke para sopir khususnya sopir mobil saya yang di posisi
depan bahwa mereka tahu tempatnya. Ternyata di perjalanan
sopir di mobil saya tidak begitu yakin, hanya diberi ancar-
ancar. Ya saya berzikir saja, alat bantu saya untuk memantau
dua mobil para tamu di belakang hanya spion. Alhamdulillah,
dari berpuluh-puluh persimpangan saya dapat memutuskan
arah yang tepat hingga sampai tujuan.”
Dua tahun di Hubungan Internasional, tahun 1998 Am-
bang mendapat promosi sebagai Kepala Subseksi Informasi
pada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Batam. Di
FOTO KELUARGA - Kebahagian tak perlu banyak syarat Batam kembali ia mendapatkan banyak pengalaman di
bidang pengawasan termasuk di lokasi-lokasi yang agak
kamar mayat. Bukan cuma itu, sebagai wartawan ia akhirnya rawan di malam hari.
dapat mengetahui segala kegiatan yang ada di Deplu, karena Saat menjalankan tugas sebagai Kasubsi Informasi, Am-
ia sempat menjadi wartawan yang diposkan di Deplu. bang yang menerima pengumuman lolos tes kuliah di luar
“Dunia wartawan memang cukup menyenangkan, dan di- negeri, pada tahun 2000 akhirnya Ambang berangkat ke
sini saya merasa sebagai seorang yang bebas. Disini juga Amerika untuk melanjutkan kuliah S2 di University of South-
saya bisa banyak mengenal banyak orang, mulai dari menteri ern California, Los Angeles mengambil jurusan Public Admi-
hingga ke pejabat-pejabat lainnya, makan satu meja dengan nistration.
menteri pun saya sudah merasakannya saat itu, namun saya “Saya memang dasarnya senang belajar, tapi untuk me-
berprinsip dunia jurnalistik harus saya akhiri karena saya me- lanjutkan S2 ini, saya hanya memiliki waktu 16 bulan untuk
miliki cita-cita yang sesungguhnya,” tuturnya. menyelesaikan kuliah S-2nya dari normalnya 2 tahun, hal ini
Tepat satu setengah tahun menjadi wartawan, Ambang dikarenakan gelombang penerimaan angkatan saya adalah
menerima pengumuman diterima di Deplu. Di saat yang gelombang terakhir dari hutang Bank Dunia. Untuk itu saya
hampir bersamaan ia juga diterima di Departemen Keuangan, belajar mati-matian apalagi terpaksa jumlah mata kuliah yang
di sebuah universitas sebagai dosen, dan beberapa surat ka- diambil lebih banyak agar bisa lulus lebih awal.” katanya.
bar lain dan media elektronik. Ambang harus segera memu- Di Amerika selain harus menyelesaikan kuliah lebih cepat,
tuskan jalan hidupnya selanjutnya dan ini dirasakannya tantangan lainnya adalah ketika ia memperkenalkan diri dari
sangat sulit. Pintu gerbang menjadi diplomat sudah terbuka, FOTO-FOTO DOK. PRIBADI
menjadi wartawan juga mengasyikkan, juga dosen. Tapi men-
jadi pegawai Bea cukai sama sekali tidak pernah ia bayang-
kan. Pada saat sulit dan menentukan, ia selalu memohon
petunjuk dari Allah. “Saya sudah shalat minta petunjuk, tapi
kok rasanya dikembalikan lagi ke saya. Kemudian ada
petunjuk-petunjuk lain kok anehnya malah mengarah ke Bea
Cukai.” jelas Ambang.
“Akhirnya di waktu yang telah saya tentukan, saya akan
berangkat dari kos di Mampang sambil berzikir, dan tak
terasa saya menyeberang jalan Tendean yang dilewati bus ke
Rawamangun. Ya sudah, apapun keputusan ini saya anggap
atas petunjuk dari Allah,” lanjutnya.

AWAL KARIER DI DJBC


Bergabung dengan DJBC pada 1996, ada satu hal yang
menjadi pengalaman tak terlupakan bagi Ambang yaitu saat
harus mengikuti pendidikan kesamaptaan. Bagi Ambang,
saat itu semua pekerjaan tidak beda dengan dunia jurnalistik,
dimana segala sesuatunya dapat diatur oleh diri sendiri tanpa
ada kekangan dari pihak luar. Ternyata di DJBC tidak
demikian, segala sesuatu harus dijalankan dengan disiplin
dan mentaati ketentuaan yang ada layaknya di dunia militer.
“Begitu saya akan mengikuti samapta, saya datang agak
terlambat karena harus menyelesaikan pekerjaan saya di
media dan memang pembukaan masih hari besoknya. Atas
keterlambatan itu saya mendapat pukulan 3 kali dari pelatih
asal Kopassus.” Pengalaman seperti ini sangat berharga bagi
Ambang untuk mengolah perubahan-perubahan ekstrim.
Selesai mengikuti kesamaptaan, masih di tahun 1996 pe-
nempatan pertama Ambang adalah Bagian Hubungan Inter-
nasional (Hubint-sekarang Dit.Kepabeanan Internasional).
Disini Ambang kembali mengalami pergolakan hidup karena BERSAMA ABK kapal di Karang Unarang, Blok Ambalat, Kaltim.

62 WARTA BEA CUKAI EDISI 406 SEPTEMBER 2008


Tujuh bulan sebagai Kepala Seksi P2 KPPBC Tanjung
Mas, Agustus tahun 2007 Ambang mendapatkan promosi
sebagai Kepala Bidang P2 pada Kantor Wilayah (Kanwil)
Kalimantan Bagian Timur.”Disini posisi saya adalah posisi
tengah, artinya saya harus dapat menyampaikan misi Pusat
dengan Kanwil, dan misi Kanwil dengan Pelayanan. Disini
pun fokus pekerjaannya berbeda dengan wilayah Jawa yang
cenderung lengkap segala kegiatan, di Kalimantan Timur
lebih terfokus pada barang-barang fasilitas dan patroli laut.
Satu tahun di Kalimantan Timur, tahun 2008 ini Ambang
mendapatkan mutasi sebagai Kepala Bidang P2 Kanwil Jawa
Tengah. “Di Jawa Tengah ini saya akan berusaha
menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya dan mendukung
program reformasi yang kini dijalankan oleh DJBC, sehingga
institusi ini dapat lebih beramanah dan citranya dapat lebih
baik lagi,” ujarnya.

MENYELAMI HIDUP DENGAN BERSERAH DIRI


Suami dari Yulita. S.AG yang asli Bukittinggi dan ayah
dari Aulia N. Priyonggo (9) dan Insyira Rahmi Priyonggo (2),
kendati mendapat ujian dari Tuhan karena anak pertamanya
menderita autis, menganggap semua ini sebagai rahmat dan
MENDAMPINGI KAKANWIL meninjau pembenahan pelabuhan Tunon Taka sumber hikmah yang diberikan oleh Tuhan. Ia pun merasa
di Nunukan.
bangga dengan istrinya yang alumnus IAIN Imam Bonjol dan
Indonesia dan disambut cemoohan dari mahasiswa Amerika. mantan aktifis PB HMI ini karena kesabarannya yang ia iba-
Disinilah Ambang merasa terusik harga dirinya sebagai ma- ratkan seluas lautan dan begitu besar jasanya dalam meng-
hasiswa Indonesia. “Saya melawannya dengan membuktikan asuh anak-anaknya khususnya kepada putra pertamanya
kepada mereka bahwa orang Indonesia mampu, mereka yang menderita autis.
akhirnya menerima saya. Alhamdulillah saya termasuk “Meski merasa prihatin, alhamdulillah kami tetap merasa
lulusan tercepat dan tanpa saya minta seorang profesor saya ikhlas dan bersyukur dan relatif sangat bahagia. Kami belajar
memberi surat rekomendasi untuk melanjutkan ke jenjang untuk lebih memperhatikan hal-hal yang hakiki, menyikapi
doktor,” kata Ambang sambil segera mengutip syair the Rol- hidup sebagai suatu totalitas perjuangan sebagai mahluk
ling Stones:”You can’t always get what you want!”. Allah bernama manusia. Spektrum kehidupan itu begitu luas,
karena itu saya melihat kehidupan saya di bea cukai hanya-
IKUT MERANCANG ASEAN SINGLE WINDOW lah salah satu facet dari bangunan hidup sebagai manusia,
Selesai kuliah tahun 2001, tahun 2002 Ambang menda- jadinya saya enteng, nothing to loose, gak perlu nyari atau
patkan promosi sebagai Kepala Seksi ASEM pada Direktorat takut kehilangan jabatan atau posisi. Persoalannya justru
Kepabeanan Internasional. Disini Ambang terlibat penye- kalau kita nggak bisa amanah,” tuturnya.
lenggaraan kegiatan seminar dan pertemuan Asem Working Dengan keikhlasan hati dalam menjalankan hidup ini,
Group Meeting. Selain itu secara fungsional ia juga Ambang akan selalu siap untuk ditempatkan dimana saja,
mengerjakan tugas Seksi APEC sambil aktif di berbagai tim di karena dengan keikhlasan hati pastinya kebahagiaan akan
KP DJBC. Tahun 2004 Ambang mutasi pindah meja menjadi tercapai. Segala harapan tentang jabatan adalah hal tabu
Kasi Asean. Di sini ia sangat sering ditugaskan ke luar negeri dalam dirinya, bagi Ambang jabatan tidak perlu dikejar, kare-
sebagai delegasi mewakili Indonesia untuk acara sidang dan na jika sudah waktu pastinya akan datang juga.
seminar. Di antara yang penting adalah pertemuan-pertemu- Satu hal yang juga mengilhaminya hingga kini adalah,
an awal pembentukan ASEAN Single Window. “Naluri doa dari ibunda yang merupakan pendorong dalam
diplomat saya tertantang di sini, saya dituntut untuk dapat hidupnya, hal ini menjadi bukti bagi dirinya karena berkat doa
merepresentasikan kepentingan Bea Cukai sekaligus harus ibunyalah ia dapat menjadi seperti sekarang ini, dan ini akan
dapat mengemas hasil-hasil pertemuan internasional tetap dipertahankan demi kemajuan DJBC untuk menuju
termasuk Single Window dalam laporan sehingga mendapat keprofesionalan tugas yang diembannya selama ini. adi
perhatian dan ditindaklanjuti hingga dapat diimplementasi-
kan,” jelasnya.
Awal tahun 2006, Ambang dimutasi sebagai Kepala Seksi
Pencegahan II Direktorat Penindakan dan Penyidikan (P2)
Kantor Pusat DJBC. Dengan pengalaman di Batam dan
pengalaman di internasional, ia pun berusaha menjalankan
tugasnya dengan sebaik mungkin. Masih di tahun 2006 ia
kembali mendapat mutasi sebagai Kepala Seksi Pencegahan
dan Penindakan pada KPPBC Tanjung Mas. Kalau di Kantor
Pusat ia lebih banyak berkecimpung di wilayah strategis, di
Semarang ia melaksanakan tugas pengawasan yang sifatnya
taktis-operasional, yang harus diselesaikan secara cepat dan
tepat.
“Saya berprinsip bea cukai adalah tunggal, hanya saja ada
pembagian tugasnya, karena sebelumnya saya di P2 pusat,
maka di Semarang saya melihat P2 Semarang adalah bagian
dari bea cukai yang secara utuh, untuk itu saya berprinsip
kita harus satu visi, jadi tidak ada istilah P2 Kantor Pelayanan
berbeda dengan P2 Kantor Wilayah (Kanwil), dan berbeda de-
ngan P2 Kantor Pusat. Mungkin pada awal-awal saya sering dili-
hat seperti P2 pusat, namun dengan berjalannya waktu akhirnya AMBANG saat menghadiri salah satu pertemuan internasional di Tokyo,
pemikiran saya makin banyak dipahami banyak orang,” tuturnya. Jepang

EDISI 406 SEPTEMBER 2008 WARTA BEA CUKAI 63


Relasi & Mitra Kerja Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Mengucapkan Selamat Atas :

IMPLEMENTASI
KPPBC MADYA CUKAI KEDIRI

CV. TOP TEN TOBACCO


TAJIMAS
Kantor Pusat
Jl. Ngrangkah Sepawon Rt/Rw. 01/01
PT. TIRTAMAS MEGAH
Dsn. Bangunrejo Ds. Pranggang,
Kec. Plosoklaten Kab. Kediri Cabang Kediri
JAWA TIMUR
Telp +62354 392580
Fax +62354 397424

PERUSAHAAN ROKOK

PT. SEMANGGIMAS – SEJAHTERA


Ds. Jongbiru – Kec. Gampengrejo
Kediri - Telp. (0354) 689151

64 WARTA BEA CUKAI EDISI 406 SEPTEMBER 2008


KEPUTUSAN & KETETAPAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR 84/PMK.07/2008

TENTANG
PENGGUNAAN DANA BAGI HASIL
CUKAI HASIL TEMBAKAU
DAN SANKSI ATAS
PENYALAHGUNAAN ALOKASI
DANA BAGI HASIL
CUKAI HASIL TEMBAKAU

MENTERI KEUANGAN,

Menimbang :
a. bahwa berdasarkan Pasal 66A ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun
1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 39 Tahun 2007, diatur ketentuan mengenai penggunaan dana bagi
hasil cukai hasil tembakau;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana, dimaksud dalam huruf a
dan dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 66D ayat (2) Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007, perlu menetapkan
Peraturan Menteri Keuangan tentang Penggunaan Dana Bagi Hasil Cukai
Hasil Tembakau dan Sanksi atas Penyalahgunaan Alokasi Dana Bagi Hasil
Cukai Hasil Tembakau;

Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3613) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 105, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4755);
2. Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005;

MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PENGGUNAAN DANA BAGI
HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU DAN SANKSI ATAS PENYALAHGUNAAN
ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
(1) Dana bagi hasil cukai hasil tembakau dialokasikan dalam undang-undang
mengenai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan perubahannya.

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 406 SEPTEMBER 2008 1


KEPUTUSAN & KETETAPAN
(2) Alokasi dana bagi hasil cukai hasil tembakau sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) kepada daerah provinsi/kabupaten/kota ditetapkan oleh
Menteri Keuangan dalam Peraturan Menteri Keuangan tersendiri.

Pasal 2
(1) Penggunaan dana bagi hasil cukai hasil tembakau sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 66A ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang
Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun
2007, digunakan untuk mendanai kegiatan:
a. peningkatan kualitas bahan baku;
b. pembinaan industri;
c. pembinaan lingkungan sosial;
d. sosialisasi ketentuan di bidang cukai; dan/atau
e. pemberantasan barang kena cukai ilegal.
(2) Gubernur/bupati/walikota bertanggung jawab untuk menggerakkan,
mendorong, dan melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) sesuai dengan prioritas dan karakteristik daerah masing-masing.

BAB II
PENGGUNAAN DANA BAGI HASIL
CUKAIHASIL TEMBAKAU

Bagian Kesatu
Peningkatan Kualitas Bahan Baku

Pasal 3
(1) Peningkatan kualitas bahan baku sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat (1) huruf a digunakan untuk peningkatan kualitas bahan baku industri
hasil tembakau yang meliputi:
a. standardisasi kualitas bahan baku;
b. pembudidayaan bahan baku dengan kadar nikotin rendah;
c. pengembangan sarana laboratorium uji dan pengembangan metode
pengujian;
d. penanganan panen dan pascapanen bahan baku; dan/atau
e. penguatan kelembagaan kelompok petani bahan baku untuk industri
hasil tembakau.
(2) Gubernur/bupati/walikota bertanggung jawab untuk menggerakkan,
mendorong, dan melaksanakan kegiatan peningkatan kualitas bahan baku
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan prioritas dan
karakteristik daerah masing-masing.

Bagian Kedua
Pembinaan Industri

Pasal 4
(1) Pembinaan industri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b
digunakan untuk pembinaan industri hasil tembakau yang meliputi:

2 BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 406 SEPTEMBER 2008


KEPUTUSAN & KETETAPAN
a. pendataan mesin/peralatan mesin produksi hasil tembakau (registrasi
mesin/peralatan mesin) dan memberikan tanda khusus;
b. penerapan ketentuan terkait Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI);
c. pembentukan kawasan industri hasil tembakau;
d. pemetaan industri hasil tembakau;
e. kemitraan Usaha Kecil Menengah (UKM) dan usaha besar dalam
pengadaan bahan baku;
f. penguatan kelembagaan asosiasi industri hasil tembakau; dan/atau
g. pengembangan industri hasil tembakau dengan kadar tar dan
nikotin rendah melalui penerapan Good Manufacturing Practises
(GMP).
(2) Gubernur/bupati/walikota bertanggung jawab untuk menggerakkan,
mendorong, dan melaksanakan kegiatan pembinaan industri sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan prioritas dan karakteristik daerah
masing-masing.

Pasal 5
Pendataan mesin/peralatan mesin produksi (registrasi mesin/peralatan
mesin) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a sekurang-
kurangnya mencakup data:
a. jumlah mesin/peralatan mesin produksi hasil tembakau di setiap pabrik
atau tempat lainnya;
b. identitas mesin/peralatan mesin produksi hasil tembakau (merek, type,
kapasitas, asal negara pembuat);
c. identitas kepemilikan mesin/peralatan mesin produksi hasil tembakau;
dan
d. perpindahan kepemilikan mesin/peralatan mesin produksi hasil
tembakau.

Pasal 6
(1) Pemetaan industri hasil tembakau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
ayat (1) huruf d merupakan bagian dari pembinaan industri berupa kegiatan
pengumpulan data yang berkaitan dengan industri hasil tembakau di suatu
daerah.
(2) Pemetaan industri hasil tembakau sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
sekurang-kurangnya meliputi:
a. nama pabrik, Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC),
dan nomor izin usaha industri;
b. lokasi/alamat pabrik (jalan/desa, kota/kabupaten, dan provinsi);
c. realisasi produksi;
d. jumlah tenaga kerja linting/ giling, tenaga kerja pengemasan, dan
tenaga kerja lainnya;
e. realisasi pembayaran cukai;
f. wilayah pemasaran;
g. jumlah, merek, type, dan kapasitas mesin/peralatan mesin produksi
hasil tembakau;

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 406 SEPTEMBER 2008 3


KEPUTUSAN & KETETAPAN
h. jumlah alat linting; dan
i. asal daerah bahan baku (tembakau dan cengkih).
(3) Gubernur/bupati/walikota harus menyusun, mengadministrasikan, dan
memutakhirkan database industri hasil tembakau.

Bagian Ketiga
Pembinaan Lingkungan Sosial

Pasal 7
(1) Pembinaan lingkungan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat (1) huruf c meliputi :
a. pembinaan kemampuan dan ketrampilan kerja masyarakat di
lingkungan industri hasil tembakau dan/atau daerah penghasil
bahan baku industri hasil tembakau;
b. penerapan manajemen limbah industri hasil tembakau yang
mengacu kepada Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL);
c. penetapan kawasan tanpa asap rokok dan pengadaan tempat
khusus untuk merokok di tempat umum; dan/ atau
d. peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan penyediaan fasilitas
perawatan kesehatan bagi penderita akibat dampak asap rokok.
(2) Gubernur/bupati/walikota bertanggung jawab untuk menggerakkan,
mendorong, dan melaksanakan kegiatan pembinaan lingkungan sosial
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan prioritas dan
karakteristik daerah masing-masing.

Bagian Keempat
Sosialisasi Ketentuan di Bidang Cukai

Pasal 8
(1) Sosialisasi ketentuan di bidang cukai sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (1) huruf d merupakan kegiatan menyampaikan ketentuan
di bidang cukai kepada masyarakat yang bertujuan agar masyarakat
mengetahui, memahami, dan mematuhi ketentuan di bidang cukai.
(2) Sosialisasi ketentuan di bidang cukai dilaksanakan dalam periode
tertentu dan/atau secara insidentil.
(3) Gubernur/bupati/walikota bertanggung jawab untuk menggerakkan,
mendorong dan melaksanakan kegiatan sosialisasi ketentuan di
bidang cukai sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Bagian Kelima
Pemberantasan Barang Kena Cukai Ilegal

Pasal 9
(1) Pemberantasan barang kena cukai ilegal sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (1) huruf e meliputi :

4 BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 406 SEPTEMBER 2008


KEPUTUSAN & KETETAPAN
a. pengumpulan informasi hasil tembakau yang dilekati pita cukai
palsu di peredaran atau tempat penjualan eceran;
b. pengumpulan informasi hasil tembakau yang tidak dilekati pita
cukai di peredaran atau tempat penjualan eceran; dan
c. pengumpulan informasi barang kena cukai berupa etil alkohol dan
minuman mengandung etil alkohol yang ilegal di peredaran atau
tempat penjualan eceran.

(2) Dalam hal pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditemukan indikasi adanya hasil tembakau yang dilekati
pita cukai palsu, hasil tembakau yang tidak dilekati pita cukai, atau etil
alkohol dan minuman mengandung etil alkohol yang ilegal di
peredaran atau tempat penjualan eceran, gubernur/bupati/walikota
menyampaikan informasi secara tertulis kepada Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai.

(3) Penyampaian informasi tentang adanya indikasi sebagaimana


dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan sebagai berikut :
a. dalam hal pelaksana kegiatan adalah gubernur, informasi
disampaikan kepada Kepala Kantor Wilayah atau Kepala Kantor
Pelayanan Utama Direktorat Jenderal Bea dan Cukai setempat;
atau
b. dalam hal pelaksana kegiatan adalah bupati/walikota, informasi
disampaikan kepada Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan
Bea dan Cukai setempat.

(4) Gubernur/bupati/walikota bertanggung jawab untuk menggerakkan,


mendorong, dan melaksanakan kegiatan pemberantasan barang kena
cukai ilegal sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

BAB III
RANCANGAN
KEGIATAN

Pasal 10
(1) Bupati/walikota membuat dan menyampaikan rancangan program kegiatan
dan penganggaran dana bagi hasil cukai hasil tembakau sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 kepada gubernur sebelum tahun anggaran
berjalan.

(2) Gubernur membuat dan menyampaikan rancangan program kegiatan


dan penganggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan
konsolidasi rancangan program kegiatan dari Bupati/Walikota
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Menteri Keuangan c.q
Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan dan Menteri Dalam
Negeri c.q Direktur Jenderal Bina Administrasi Keuangan Daerah pada
awal tahun.

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 406 SEPTEMBER 2008 5


KEPUTUSAN & KETETAPAN
BAB IV
PELAPORAN

Pasal 11
(1) Bupati/walikota membuat laporan alokasi penggunaan dana atas
pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, setiap 6
(enam) bulan kepada Gubernur.
(2) Gubernur membuat laporan alokasi penggunaan dana atas pelaksanaan
kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan laporan konsolidasi
dan bupati/walikota sebagaimana dimaksud pada ayat (1), setiap 6 (enam)
bulan kepada Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri.
(3) Laporan kegiatan disusun dengan menggunakan format sebagaimana
ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Menteri Keuangan ini.

Pasal 12
(1) Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1)
dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. untuk semester pertama paling lambat tanggal 10 Juli, dan
b. untuk semester kedua paling lambat tanggal 10 Desember.
(2) Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2)
dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. untuk semester pertama paling lambat tanggal 20 Juli; dan
b. untuk semester kedua paling lambat tanggal 20 Desember.
(3) Dalam hal tanggal 10 atau tanggal 20 jatuh pada hari libur, batas akhir
penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2)
dilaksanakan pada hari kerja sebelumnya.

BAB V
PEMANTAUAN DAN
EVALUASI
ATAS ALOKASI
PENGGUNAAN DANA
BAGI HASIL
CUKAI HASIL TEMBAKAU

Pasal 13
(1) Menteri Keuangan c.q Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan
melaksanakan pemantauan dan evaluasi atas laporan alokasi
penggunaan anggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11.
(2) Dalam melaksanakan kegiatan pemantauan dan evaluasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan
dapat berkoordinasi dengan instansi/unit terkait.
(3) Pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan kegiatan yang dilakukan untuk membandingkan antara
rancangan program kegiatan dan penganggaran dana bagi hasil cukai
hasil tembakau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dengan
laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11.

6 BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 406 SEPTEMBER 2008


KEPUTUSAN & KETETAPAN
(4) Atas hasil pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan menyampaikan laporan
dan rekomendasi kepada Menteri Keuangan.
(5) Berdasarkan laporan dan rekomendasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (4), Menteri Keuangan dapat :
a. meminta penjelasan kepada gubernur/bupati/walikota yang
bersangkutan dalam hal terjadi indikasi penyalahgunaan alokasi
anggaran dana bagi hasil cukai hasil tembakau; dan/ atau
b. meminta aparat pengawasan fungsional untuk melakukan
pemeriksaan dalam hal terjadi indikasi penyimpangan penggunaan
anggaran dana bagi hasil cukai hasil tembakau.
(6) Dalam hal hasil pemeriksaan sebagaimana, dimaksud pada ayat (5)
huruf b mengindikasikan adanya penyimpangan pelaksanaan,
penggunaan dana bagi hasil cukai, indikasi penyimpangan tersebut
ditindaklanjuti sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

BAB VI
SANKSI ATAS
PENYALAHGUNAAN
ALOKASI DANA
BAGI HASIL CUKAI HASIL
TEMBAKAU

Pasal 14
(1) Atas penyalahgunaan alokasi dana bagi hasil cukai hasil tembakau dapat
diberikan sanksi berupa penangguhan sampai dengan penghentian
penyaluran dana bagi hasil cukai hasil tembakau yang dibuat di Indonesia.
(2) Termasuk dalam kategori menyalahgunakan alokasi dana bagi hasil cukai
hasil tembakau adalah provinsi/kabupaten/kota yang tidak menyampaikan
laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11.

Pasal 15
Sanksi berupa penangguhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14
dilakukan dalam hal provinsi/kabupaten/kota terindikasi menyalahgunakan
alokasi dana bagi hasil cukai hasil tembakau.

Pasal 16
(1) Dalam hal provinsi/kabupaten/kota tidak terbukti menyalahgunakan alokasi
dana bagi hasil cukai hasil tembakau maka sanksi berupa penangguhan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 dicabut.
(2) Dana bagi hasil cukai hasil tembakau yang penyalurannya ditangguhkan
dapat disalurkan kembali pada periode penyaluran berikutnya sepanjang
tidak melampaui tahun anggaran berjalan.

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 406 SEPTEMBER 2008 7


KEPUTUSAN & KETETAPAN
Pasal 17
Sanksi berupa penghentian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1)
dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. dalam hal provinsi/kabupaten/kota telah 2 (dua) kali diberikan sanksi
berupa penangguhan penyaluran dana bagi hasil cukai hasil tembakau,
maka penyaluran berikutnya dihentikan; atau
b. dalam hal provinsi/kabupaten/kota terbukti terjadi penyimpangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (6) maka penyaluran dana
bagi hasil cukai hasil tembakau berikutnya dihentikan.

BAB VII
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 18
Terhadap, penggunaan, pelaporan, serta pemantauan dan evaluasi Dana
Alokasi Cukai Hasil Tembakau Tahun Anggaran 2008 berlaku ketentuan
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan ini.

BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 19
Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku, pada tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan


Menteri Keuangan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik
Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 2 Juni 2008
MENTERI KEUANGAN

ttd

SRI MULYANI INDRAWATI

8 BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 406 SEPTEMBER 2008


KEPUTUSAN & KETETAPAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR P - 10/BC/2008

TENTANG
PENYEDIAAN DAN
PEMESANAN PITA CUKAI
HASIL TEMBAKAU

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

Menimbang :
a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 4 Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 240/KMK.05/1996 tentang Pelunasan Cukai
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 60/PMK.04/2007;
b. bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat usaha
dan efisiensi penyediaan pita cukai; dan
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a
dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai
tentang Penyediaan dan Pemesanan Pita Cukai Hasil Tembakau;

Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3613) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 105, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4755);
2. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 240/KMK.05/1996 tentang Pelunasan
Cukai sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 60/PMK.04/2007;

MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG
PENYEDIAAN DAN PEMESANAN PITA CUKAI HASIL TEMBAKAU.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal ini, yang dimaksud dengan:
1. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Bea dan Cukai.
2. Direktur adalah Direktur Cukai pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
3. Kantor Pusat adalah Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
4. Kantor Wilayah adalah Kantor Wilayah Bea dan Cukai yang
membawahi Kantor.

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 406 SEPTEMBER 2008 9


KEPUTUSAN & KETETAPAN
5. Kantor adalah Kantor Pelayanan Utama (KPU) dan Kantor
Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) yang mengawasi
pabrik atau tempat usaha importir hasil tembakau.
6. Kepala Seksi Pabean dan Cukai/Kepala Seksi Pelayanan Kepabeanan
dan Cukai/Kepala Seksi Kepabeanan dan Cukai adalah Kepala Seksi
Pabean dan Cukai pada KPU, Kepala Seksi Pelayanan Kepabeanan
dan Cukai pada KPPBC Tipe Madya Pabean dan Tipe Madya Cukai,
dan Kepala Seksi Kepabeanan dan Cukai pada KPPBC Tipe A1, Tipe
A2, Tipe A3, dan Tipe A4.
7. Kepala Seksi Penerimaan dan Pengembalian/Kepala Seksi
Perbendaharaan adalah Kepala Seksi Penerimaan dan Pengembalian
pada KPU, Kepala Seksi Perbendaharaan pada KPPBC Tipe Madya
Pabean, Tipe Madya Cukai, Tipe A1, Tipe A2, Tipe A3, dan Tipe A4.
8. Kepala Subseksi Perbendaharaan dan Pelayanan adalah Kepala
Subseksi Perbendaharaan dan Pelayanan pada KPPBC Tipe B.
9. Pejabat Penerima Dokumen adalah Kepala Seksi Pabean dan Cukai/
Kepala Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai/Kepala Seksi
Kepabeanan dan Cukai/Kepala Subseksi Perbendaharaan dan
Pelayanan.
10.Pengusaha adalah pengusaha pabrik atau importir hasil tembakau.
11. Permohonan Penyediaan Pita Cukai yang selanjutnya disingkat P3C
adalah dokumen pelengkap cukai yang digunakan Pengusaha untuk
mengajukan permohonan penyediaan pita cukai sebelum pengajuan
dokumen pemesanan pita cukai (CK-1).
12.Produksi adalah jumlah produksi pabrik hasil tembakau yang
direalisasikan dengan CK-1.
13.Harga Jual Eceran (HJE) adalah harga yang ditetapkan sebagai dasar
penghitungan besarnya cukai.
14.Jenis pita cukai dalam rangka pengajuan P3C yang selanjutnya
disebut jenis pita cukai adalah pita cukai yang di dalamnya berisi
uraian yang terdiri dari seri, warna, tarif, HJE, peruntukan dan jenis
hasil tembakau.
15.Biaya Pengganti Penyediaan Pita Cukai adalah biaya yang harus
dibayar oleh pengusaha atas penyediaan pita cukai yang telah
diajukan dengan P3C tetapi tidak direalisasikan dengan CK-1.
16.Surat Pemberitahuan Pengenaan Biaya Pengganti (SPPBP) adalah
pemberitahuan kepada pengusaha tentang pengenaan biaya pengganti
atas penyediaan pita cukai yang telah diajukan dengan P3C tetapi
tidak direalisasikan dengan CK-1.

BAB II
PENYEDIAAN PITA CUKAI

Pasal 2
(1) Pita cukai hasil tembakau disediakan di Kantor Pusat dan di Kantor.
(2) Pita cukai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disediakan berdasarkan
P3C.

10 BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 406 SEPTEMBER 2008


KEPUTUSAN & KETETAPAN
Pasal 3
P3C hanya dapat diajukan oleh pengusaha dalam hal:
1. telah memiliki Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC)
dan NPPBKC tersebut tidak dalam keadaan dibekukan;
2. tidak memiliki utang cukai yang tidak dibayar pada waktunya, kekurangan
cukai, dan/atau sanksi administrasi berupa denda yang belum dibayar
sampai dengan tanggal jatuh tempo; dan/atau
3. telah melunasi biaya pengganti penyediaan pita cukai dalam waktu yang
ditetapkan.

Pasal 4
(1) Pita cukai hasil tembakau untuk pengusaha pabrik hasil tembakau:
a. dengan total produksi semua jenis hasil tembakau dalam 1 (satu) tahun
takwim sebelumnya lebih dari 100.000.000 (seratus juta) batang dan/
atau gram, disediakan di Kantor Pusat.
b. dengan total produksi semua jenis hasil tembakau dalam 1 (satu) tahun
takwim sebelumnya sampai dengan 100.000.000 (seratus juta) batang
dan/atau gram, disediakan di Kantor.
(2) Pita cukai hasil tembakau untuk Importir hasil tembakau disediakan di
Kantor Pusat.
(3) Pita cukai hasil tembakau untuk pengusaha pabrik sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b atas permohonan pengusaha yang bersangkutan
dapat disediakan di Kantor Pusat.

Pasal 5
(1) Untuk penyediaan pita cukai, pengusaha wajib mengajukan P3C kepada
Kepala Kantor.
(2) Kepala Kantor meneruskan P3C sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ke
Kantor Pusat secara:
a. elektronik dalam hal Kantor telah memiliki Sistem Aplikasi Cukai
Sentralisasi; atau
b. manual dalam hal Kantor tidak memiliki Sistem Aplikasi Cukai
Sentralisasi.
(3) Tata cara penyediaan pita cukai hasil tembakau sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I
Peraturan Direktur Jenderal ini.
(4) Bentuk P3C sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menggunakan
format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran II Peraturan Direktur
Jenderal ini.

Pasal 6
(1) Pengusaha dapat mengajukan permohonan penyediaan pita cukai mulai
tanggal 1 (satu) sampai dengan tanggal 10 (sepuluh) untuk kebutuhan 1
(satu) bulan berikutnya dengan menggunakan P3C pengajuan awal kepada
Kepala Kantor.
(2) Dikecualikan dari batas waktu P3C pengajuan awal sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan dalam hal :

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 406 SEPTEMBER 2008 11


KEPUTUSAN & KETETAPAN
a. pengusaha baru mendapatkan NPPBKC;
b. pengusaha mengalami kenaikan golongan;
c. pengusaha yang NPPBKC-nya diaktifkan kembali setelah
pembekuannya dicabut;
d. untuk kebutuhan pita cukai bulan Januari; atau
e. terdapat kebijakan di bidang tarif cukai atau HJE.
(3) P3C pengajuan awal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat
dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) periode persediaan untuk setiap jenis
pita cukai.
(4) Untuk Kantor yang tidak menerapkan Sistem Aplikasi Cukai Sentralisasi,
Kepala Kantor menyampaikan P3C pengajuan awal ke Kantor Pusat paling
lambat pada hari kerja berikutnya.

Pasal 7
(1) Pengusaha dapat mengajukan P3C pengajuan tambahan kepada Kepala
Kantor dalam hal pita cukai yang telah disediakan berdasarkan P3C
pengajuan awal tidak mencukupi.
(2) P3C pengajuan tambahan hanya dapat diajukan paling lambat tanggal 20
(dua puluh) pada bulan pengajuan CK-1.
(3) Jenis pita cukai yang diajukan pada P3C pengajuan tambahan sama
dengan jenis pita cukai yang sudah diajukan pada P3C pengajuan awal
untuk periode yang sama.
(4) P3C pengajuan tambahan hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dalam 1
(satu) periode persediaan untuk setiap jenis pita cukai.
(5) Untuk Kantor yang tidak menerapkan Sistem Aplikasi Cukai Sentralisasi,
Kepala Kantor menyampaikan P3C pengajuan tambahan ke Kantor Pusat
paling lambat pada hari kerja berikutnya.

Pasal 8
(1) Pengusaha dapat mengajukan P3C pengajuan tambahan izin Direktur
Jenderal melalui Kantor dalam hal jumlah pita cukai
berdasarkan P3C pengajuan awal dan P3C pengajuan tambahan tidak
mencukupi.
(2) P3C pengajuan tambahan izin Direktur Jenderal dapat diajukan setelah
P3C pengajuan tambahan dan paling lambat sampai dengan tanggal 25
(dua puluh lima) pada bulan pengajuan CK-1.
(3) Jenis pita cukai yang diajukan pada P3C pengajuan tambahan izin
Direktur Jenderal, sama dengan jenis pita cukai yang sudah diajukan
pada P3C pengajuan awal dan P3C pengajuan tambahan untuk
periode yang sama.
(4) Pengajuan P3C pengajuan tambahan izin Direktur Jenderal sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu)
periode persediaan untuk setiap jenis pita cukai.
(5) Kepala Kantor menyampaikan P3C pengajuan tambahan izin Direktur
Jenderal dan Surat Rekomendasi Kepala Kantor ke Kantor Pusat paling
lambat pada hari kerja berikutnya.

12 BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 406 SEPTEMBER 2008


KEPUTUSAN & KETETAPAN
(6) Surat Rekomendasi Kepala Kantor sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
sekurang-kurangnya berisi:
a. alasan P3C pengajuan tambahan izin Direktur Jenderal yang diajukan
oleh pengusaha;
b. data rata-rata perbulan CK-1 dalam 6 (enam) bulan terakhir; dan
c. pendapat Kepala Kantor.
(7) Atas P3C pengajuan tambahan izin Direktur Jenderal dan Surat
Rekomendasi Kepala Kantor, Direktur Jenderal dapat mengabulkan
seluruhnya/sebagian atau menolak.

Pasal 9
(1) Jumlah pita cukai yang diajukan oleh pengusaha pada P3C pengajuan
awal untuk setiap jenis pita cukai:
a. paling banyak 100% (seratus persen) dari rata-rata perbulan jumlah pita
cukai yang dipesan dengan CK-1 dalam kurun waktu tiga bulan terakhir
sebelum P3C pengajuan awal, dengan memperhatikan batasan
produksi golongan pengusaha pabrik; atau
b. dalam hal data rata-rata perbulan jumlah yang dipesan dengan CK-1
dalam kurun waktu tiga bulan terakhir sebelum P3C pengajuan awal
untuk jenis pita cukai yang diajukan tidak tersedia, jumlah pita cukai
yang dapat diajukan sesuai kebutuhan perbulan dengan
memperhatikan batasan produksi golongan pengusaha pabrik.
(2) Jumlah pita cukai yang diajukan oleh pengusaha dalam P3C pengajuan
tambahan paling banyak 50% (lima puluh persen) untuk setiap jenis pita
cukai dari P3C pengajuan awal yang telah diajukan dalam periode yang
sama dengan memperhatikan batasan produksi golongan pengusaha
pabrik.
(3) Dalam hal jumlah pita cukai yang dapat diajukan dengan P3C kurang dari
10 (sepuluh) lembar, maka jumlah pengajuan pita cukai dalam P3C adalah
10 (sepuluh) lembar.
(4) Jumlah pita cukai yang diajukan oleh pengusaha dalam P3C pengajuan
tambahan izin Direktur Jenderal, sesuai dengan kebutuhan dengan
memperhatikan batasan produksi golongan pengusaha pabrik.

Pasal 10
Pembulatan jumlah pita cukai yang diajukan dengan P3C dilakukan
dengan cara membulatkan jumlah ke bawah dan harus dalam kelipatan 10
(sepuluh).

BAB III
PEMESANAN PITA CUKAI

Pasal 11
(1) Pengusaha yang telah mengajukan P3C dapat mengajukan CK-1 kepada
Kepala Kantor untuk mendapatkan pita cukai.

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 406 SEPTEMBER 2008 13


KEPUTUSAN & KETETAPAN
(2) Jumlah pita cukai yang dipesan dengan CK-1 disesuaikan dengan jumlah
persediaan pita cukai yang ada di Kantor atau Kantor Pusat.

Pasal 12
CK-1 hanya dapat diajukan oleh pengusaha dalam hal:
1. NPPBKC tidak dalam keadaan dibekukan;
2. tidak memiliki utang cukai yang tidak dibayar pada waktunya, kekurangan
cukai, dan/atau sanksi administrasi berupa denda yang belum dibayar
sampai dengan tanggal jatuh tempo; dan/atau
3. telah melunasi biaya pengganti penyediaan pita cukai dalam waktu yang
ditetapkan.

Pasal 13
(1) Untuk pemesanan pita cukai, pengusaha wajib mengajukan CK-1 kepada
Kepala Kantor.
(2) Dalam hal pita cukai disediakan di Kantor Pusat, Kepala Kantor
meneruskan CK-1 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ke Kantor Pusat
secara:
a. elektronik dalam hal Kantor telah memiliki Sistem Aplikasi Cukai
Sentralisasi; atau
b. manual dalam hal Kantor tidak memiliki Sistem Aplikasi Cukai
Sentralisasi.
(3) Tata cara pemesanan pita cukai hasil tembakau sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran III
Peraturan Direktur Jenderal ini.

BAB IV
PITA CUKAI
YANG TIDAK
DIREALISASIKAN
DENGAN CK-1

Pasal 14
(1) Setelah berakhirnya tahun anggaran dan/atau berlakunya kebijakan
baru di bidang cukai yang berpengaruh terhadap pita cukai, atas pita
cukai yang telah disediakan berdasarkan P3C yang tidak
direalisasikan dengan CK-1 dan masih berada di Kantor dan Kantor
Pusat dilakukan pencacahan.
(2) Pencacahan atas pita cukai yang tidak direalisasikan dengan CK-1
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 60 (enam
puluh) hari oleh:
a. Kepala Kantor, untuk sisa persediaan pita cukai di Kantor; dan
b. Kasubdit Pita Cukai atas nama Direktur, untuk sisa persediaan pita
cukai di Kantor Pusat.

14 BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 406 SEPTEMBER 2008


KEPUTUSAN & KETETAPAN
(3) Hasil pencacahan pita cukai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a,
dituangkan dalam Berita Acara Pencacahan yang dibuat rangkap 2 (dua)
dengan peruntukan:
a. lembar pertama untuk Kantor yang bersangkutan; dan
b. lembar kedua Kantor Pusat.
(4) Hasil pencacahan pita cukai sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf b, dituangkan dalam Berita Acara Pencacahan dan disampaikan
kepada Direktur.
(5) Sisa pita cukai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dan Berita
Acara Pencacahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b,
dikirimkan oleh Kepala Kantor ke Kantor Pusat, paling lambat 60 (enam
puluh) hari setelah dilakukan pencacahan.
(6) Kantor Pusat melakukan pemusnahan atas sisa pita cukai sebagaimana
pada ayat (5) sesuai ketentuan yang berlaku.
(7) Pemusnahan atas pita cukai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
dapat dilakukan oleh Kepala Kantor atau Kepala Kantor Wilayah setelah
mendapatkan izin dari Direktur Jenderal dan dilaksanakan sesuai
ketentuan yang berlaku.

BAB V
BIAYA PENGGANTI
PENYEDIAAN PITA CUKAI

Pasal 15
(1) Pengusaha yang telah mengajukan P3C namun tidak merealisasikan
seluruhnya dengan CK-1, dikenai biaya pengganti penyediaan pita cukai.
(2) Dikecualikan dari ketentuan pengenaan biaya pengganti penyediaan pita
cukai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam hal terjadi:
a. kenaikan HJE karena Harga Transaksi Pasar melebihi HJE;
b. karena kesalahan tulis, kesalahan hitung, dan/atau kekeliruan
administratif oleh Pejabat Bea dan Cukai.
(3) Besarnya biaya pengganti penyediaan pita cukai sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) untuk setiap keping pita cukai adalah:
a. pita cukai seri I : Rp 18,00 (delapan belas rupiah);
b. pita cukai seri II : Rp 35,00 (tiga puluh lima rupiah); dan
c. pita cukai seri III : Rp 18,00 (delapan belas rupiah).
(4) Atas sisa pita cukai yang tidak direalisasikan dengan CK-1 sebagaimana
dimaksud dalam pasal 14 ayat (2) huruf a, Kepala Kantor menerbitkan
SPPBP kepada pengusaha.
(5) Atas sisa pita cukai yang tidak direalisasikan dengan CK-1 sebagaimana
dimaksud dalam pasal 14 ayat (2) huruf b, Direktur memberitahukan
kepada Kepala Kantor untuk menerbitkan SPPBP kepada pengusaha.
(6) Pembayaran biaya pengganti penyediaan pita cukai dibuktikan dengan
menggunakan Surat Setoran Cukai atas Barang Kena Cukai dan PPN Hasil
Tembakau Buatan Dalam Negeri (SSCP) sebagai Penerimaan Cukai
Lainnya.

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 406 SEPTEMBER 2008 15


KEPUTUSAN & KETETAPAN
(7) Biaya pengganti penyediaan pita cukai wajib dilunasi paling lambat 30
(tiga puluh) hari sejak tanggal diterimanya SPPBP.
(8) Dalam hal biaya pengganti penyediaan pita cukai tidak dilunasi dalam
waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (7), P3C dan CK-1 berikutnya
tidak dilayani.
(9) Bentuk SPPBP sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5)
menggunakan format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran IV
Peraturan Direktur Jenderal ini.

BAB VI
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 16
Dalam hal sistem aplikasi cukai sentralisasi tidak dapat digunakan dalam
kurun waktu 4 (empat) jam, untuk kelancaran pelayanan, Kepala Kantor dapat
melaksanakan pelayanan secara manual.

BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 17
Terhadap P3C/P3CT/P3CT Izin Direktur Jenderal/DP3C/DP3CT/DP3CT Izin
Direktur Jenderal atau CK-1 yang diajukan sebelum berlakunya Peraturan
Direktur Jenderal ini, akan diselesaikan berdasarkan P-31/BC/2007.

BAB VIII
PENUTUP

Pasal 18
Pada saat Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku, Peraturan Direktur
Jenderal Nomor P-31/BC/2007 tentang Penyediaan dan Pemesanan Pita
Cukai Hasil Tembakau dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 19
Peraturan Direktur Jenderal ini berlaku mulai tanggal 1 Agustus 2008.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 22 Juli 2008
DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI

ttd

ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332

16 BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 406 SEPTEMBER 2008

Anda mungkin juga menyukai