VIII
PEMICU
Seorang anak laki-laki 13 th, pelajar pesantren, datang dengan keluhan utama beruntus kemerahan disertai beruntus berisi nanah pada ke-2 sela jari tangan, ketiak, perut & kemaluan yang terasa gatal terutama pada malam hari. Penderita mengobati keluhannya sendiri menggunakan salep yang dibeli di apotik, namun keluhan bertambah banyak dan bernanah. Penderita mandi 1 kali sehari menggunakan handuk dan sabun bersama-sama dengan teman, kebiasaan bertukar-tukar pakaian dengan teman sekolah diakui penderita. Keluhan juga dialami oleh teman sesama penghuni kamar.
FAKTA
Anak laki-laki 13 th, pelajar pesantren Beruntus kemerahan disertai beruntus berisi nanah pada ke-2 sela jari tangan, ketiak, perut & kemaluan Gatal pada malam hari Sudah diobati dengan salep bertambah banyak & bernanah Mandi 1x/hari, handuk & sabun bersamaan dengan teman & bertukar pakaian Teman sekitar mengalami hal yang sama
RUMUSAN MASALAH
kemerahan & bernanah pada ke-2 sela jari tangan, ketiak, perut & kemaluan yang gatal pada malam hari dan semakin bertambah & bernanah meski sudah diobati dengan salep?
Analisis masalah
Pola hidup
DD
scabies
Pediculosis corporis
prurigo
Dermatitis kontak
farmakologi
epidemiologi
etiologi
patofisiologi
Manifestasi klinis
diagnosis
tatalaksana
Nonfarmakologi
HIPOTESIS
Yang menyebabkan santri 13 th, mengalami beruntus kemerahan & bernanah & gatal pada malam hari pada ke-2 sela jari tangan, ketiak, perut & kemaluan adalah infeksi oleh organisme yang dapat menular dan semakin bertambah banyak & bernanah meski sudah diberi salep karena pola hidup & lingkungan yang tidak higienis!
LEARNING ISSUES
1. Jelaskan beruntus, gatal? 2. Jelaskan pediculosis tentang corporis, scabies, prurigo, mekanisme kemerahan, terjadinya nanah,
dermatitis kontak? 3. Salep untuk gatal & beruntus (yang dipakai masyarakat)? 4. Pengaruh lingkungan terhadap
Pruritogen Ujung Saraf Bebas Serat Saraf C tak bermyelin Kornu Dorsalis Spinal Cord Traktus Spinotalamikus kontralateral Nucleus Thalamic Postolateral ventral Korteks Somatosensory (Gyrus cingulata post centralis)
Pembentukan Pus
akumulasi produk2 toxic dari penguraian benda asing Pengeluaran tak sengaja dr zat kimia lisosom ke sitosol
Bergabung dengan
Bakteri mati
PUS
EPIDEMIOLOGI SKABIES
Skabies pertama kali diidentifikasi pada tahun 1600 tetapi belum diketahui penyebabnya sampai pada tahun 1700 Diperkirakan sekitar 300 milyar lebih manusia yang terinfeksi oleh tungau ini yang dipengaruhi oleh sosioekonomi Ditemukan pada masyarakat yang sering berdekatan seperti para tahanan penjara, asrama, panti jompo, yayasan yatim piatu
SKABIES
DEFINISI
skabies (gudik) adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh Sarcoptes scabei varian hominis (sejenis kutu, tungau) Tungau ini translusen, berwarna putih kotor, dan tidak bermata Ditandai dengan keluhan gatal, terutama pada malam hari dan ditularkan melalui kontak langsung atau tidak langsung melalui bekas alas tidur atau pakaian jantan = 200-240 mikron x 150200 mikron betina = 330-450 mikron x 250350 mikron
MORFOLOGI
TEMPAT PREDILEKSI
GEJALA KLINIS
DIAGNOSIS
Pruritus nokturna Anamnesis Menyerang secara Pemeriksaan lanj : berkelompok - Kerokan kulit Adanya terowongan -Winkle picker (kanalikuli) -Cara menyikat Menemukan tungau -Burrow ink test -Biopsi KOMPLIKASI infeksi sekunder
Treatment
Syarat obat yang ideal : harus efektif terhadap semua stadium Tidak menimbulkan iritasi dan tidak toksik Tidak berbau atau kotor serta tidak merusak atau mewarnai pakaian Mudah diperoleh dan harganya murah
DD 1: PRURIGO
Definisi : Prurigo adalah erupsi papular kronik dan rekurens Etiology : Faktor eksternal: gigitan serangga ektoparasit, kontak dg alergen. Faktor fisik (ex panas,dingin, cahaya), dll Faktor internal: faktor psikis dan emosional faktor endokrin, Nb: penyebab pasti prurigo masih belum jelas diketahui
Manifestasi klinis Papul, atau nodul urtikaria kecil yang disertai sensasi gatal yg sangat. Pathogenesis Inflamasi eksudatif yang terjadi di lap dermis atas. Infiltrasi limfosit atau netrofil
prurigo
Prurigo Hebra
Epidemiology: Sering pada keadaan sosiohigiene rendah Sering pada anak2 Etiology & patogenesis: Penyebab pasti belum diketahui Diduga:Gigitanserangga, investasi parasit, alergi makanan Manifestasi klinis: Papul2 miliar berbentuk kubah , terasa sangat gatal. Tempat predileksi ekstremitas ekstensor, dapat meluas ke bokong, perut, dan muka. Treatment: Pengobatan topikal sulfur 510% Utk mengurangi gatal mentol 0,25-1% Antibiotik (jika ada infeksi sekunder)
DD 2 : Dermatitis
Dermatitis merupakan bentuk inflamasi kulit dengan tanda eritema, vesikulasi, dan gatal pada fase akut. Pada fase kronik ditandai dengan kering, skuama, hiperpigmentasi, papul dan liken.
Faktor2
Eksogen: aktifitas kimia, karakteristik paparan, faktor lingkungan dan mekanik Endogen: genetik, usia, gender, etnik, bagian tubuh, riwayat atopi.
Diagnosis
Anamnesis yang cermat dan gambaran klinis Dd: DK Alergi, dermatitis atopik, dermatitis seroboik, tinea manuun, dll
Edukasi mengenai benda-benda yang irritatif, dan menghindarinya meski digunakan dalam kehidupan sehari-hari Penggunanaan PPD saat bekerja pada pekerjaan yang meiliki resiko besar Eliminasi benda/bahan iritatif dan mencegah paparan lebih lanjut Penggunaakn kortikosteroid topikal (kontroversi) Pada ICD yang parah dapat phototerapi atau obat sistemik Antibiotik untuk superinfeksi
Preven tion
Tata laksana
MF
Diagnosis
Prevention
Menghindari alergen
Tata laksana
Interaksi yang kompleks antara cacat genetik yang berdampak pada innate imun sistem meningkatkan respon imun thdp alergen
MF
Gatal yang sangat pada sore dan malam hari, rash/eksema pada wajah pada bayi dan anak2, dermatitis ekstensor dan flexor. likenifikasi pada penderita yang lebih tua, cenderung dermatitis kronik dan berulang, riwayat penyakit atopik (asma, rinitis alergi dll)
Diagnosis
Dd: dermatitis kontak,scabies, dermatits seroboik, psoriasis, keratosis,ichtyiosis vulgaris Lab test: IgE serum level meningkat 70-80%, peniingkatan eosinofil, dan peningkatan ppengeluaran histamin oleh basofil Masalah-masalah penglihatan, infeksi virus (herpes simpleks, smallpox) Dermatitis pada tangan, serta dermatitis eksploitif
komplikasi
Tata laksana
Hidarsi kulit pelemba b dan emolien Kortikosteroid topikal Imunomodulator topikal antihistamin
kasus ini
Banyak diantara para santri yang menderita penyakit kulit Scabies fasilitas Ponpes yang kurang memadai Hygiene perorangan yang buruk Pengetahuan, sikap, dan perilaku para santri yang kurang mendukung pola hidup sehat Pihak manajemen kurang memberikan perhatian pada masalah sanitasi lingkungan Ponpes
Faktor penyebab:
fasilitas gedung, fasilitas kamar mandi, pengelolaan sampah, system pembuangan air limbah, kepadatan hunian kamar tidur, dan kelembaban ruangan, (handuk,pakaian,sabun bersamaan), tidak keramas, alas kasur(selimut)
BENOSON-N Cream 5 Gr
GOLONGAN : K KOMPOSISI : 0,1% Betametason valerat 0,5% Neomisin Sulfat INDIKASI : Keradangan pada kulit atau mukosa yang disertai infeksi bakteri. ATURAN PAKAI : Oleskan pada tempat kelainan 2-3 kali sehari. KEMASAN & NO REG. : Tube 5 mg, D 2018376 PABRIK : Bernofarm
Mekanisme aksi
Anti-inflammatory
Kortikosteroid + reseptor
Immunosupresive Antiproliferatif
Vasoconstriction
Efek antiinflamasi
Efek Antiproliferatif
Inhibisi sintesis DNA dan mitosis Aktivitas fibroblas dan pembentukan kolagen dihambat
Vasokontriksi
Inhibisi vasidilator, seperti histamin, bradikinin, dan prostaglandin Menyebabkan kapiler di superfisial dermis kontriksi, lalu mengurangi eritema
Komplikasi
Perubahan Atrofik Reaksi Acneiform Hypertrichosis Perubahan pigmen Perkembangan infeksi Reaksi alergi
Insidensi infeksi selama penggunaan kortikosteroid 1643%. Topical steroid : prolongation or mitigation scabies infection
Farmakologi
NON FARMAKOLOGI
Lindane (gamma benzena hexachloride = GBHC) Permetrin Krotamiton (crotonyl-Nethyl-O-toluidine) Sulfur Presipitatum Benzil benzoate Ivermektin
Menghindari orang orang yang terkena Mencuci / menjemur alat alat tidur dan jangan memakai pakaian/ handuk secara bersamaan Ventilasi yang baik menjaga kebersihan dan mandi teratur setiap hari. pakaian, sprei, dan handuk harus dicuci secara teratur. Semua anggota keluarga harus diperiksa dan mungkin semua harus diberi pengobatan secara serentak. Hygiene perorangan & lingkungan
Non Farmakologi menjaga kebersihan dan mandi teratur setiap hari. pakaian, sprei, dan handuk harus dicuci secara teratur. Semua anggota keluarga harus diperiksa dan mungkin semua harus diberi pengobatan secara serentak. Hygiene perorangan Semua perlengkapan rumah tangga dijemur dibawah sinar matahari
Apabila kalian mendengar adanya wabah di suatu daerah, janganlah mengunjungi daerah itu, tetapi apabila kalian berada di daerah itu, janganlah meninggalkannya. (Hadis Riwayat al-Bukhari dari Usamah bin Zaid)
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dr Tuhanmu & penyembuh2 bg penyakit2 (yg berada) dlm dada dan petunjuk dan rahmat bg orangorangnya yg beriman Antara kebesihan (QS:Yunus 57) Timbal balik. & ibadah ada hub.
Dimana kebersihan merupakan sebagian dr ibadah, dan ibadah sendiri akan tidak sempurna tanpa melalui kebersihan. Hadits Rasulullah SAW menjelaskan: "Allah tdk akan menerima shalat yg tdk disertai dgn bersuci.
(HR. Ahmad, Nasa'i, dan Ibnu Majah dari Usamah)
KIE di pesantren
Komunikasi Informasi Edukasi
umumnya Kyai (pengasuh) Ketua Yayasan Kepalapondok Kepala Sekolah Ketua asrama Bag.Kesehatan Bag.kebersihan Bag.Keamanan
Komunikasi -Melalui kyai sebagai pengurus bila dari luar (depkes atau departemen sosial lain). -masukkan tenaga ahli kesehatan Informasi epidemi skabies menyerang di daerah padat/berkelompok poster di ruang kesehatan atau di lorong kelas/pondok Foto-foto gejala skabies Edukasi penyuluhan pesantren pengetahuan upaya pencegahan & peninjauan: fasilitas & Kegiatan Kamar mandi pengurasan + pembersih + penggunaan alat wc sendiri (handuk) Tempat tidur dijemur minimal seminggu sekali (biasanya jumat) Kerja bakti untuk pembersihan total (smgg sekali)
Daftar pustaka
Kitab Suci Al-Quran Kitab 1100 hadist Diagnostik parasit Djuanda,Adi. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Fakultas Kedokteran UI. 2010 Ebadi, Manuchair S..Desk Reference of Clinical Pharmacology.2 edition.New York:CRC press.2007 Fitzpatricks.Dermatology in General Medicine.7 edition.New York : Medical.hal 2067-2069 Katzung, Betram G..Famakologi dan Klinik.Jakarta.2004 Shimizu, Hiroshi. Shimizus Textbook of Dermatology. 2007. Hokkaido: Hokkaido University Press Sterry, W et al. Dermatology. 2006. New York: Thieme Sri Adi Sularsito, Suria Djuanda. 2010. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-6. Jakarta: Badan Penerbit FKUI Wolff, Klaus. Lowell A goldsmith Et All. 2007. Fitzpatricks Dermatology in General Medicine. 7th Edition. Canada: Mc Graw Hill Companies. www.repository.usu.ac.id di unduh pada tanggal 16 nov 2011 jam 7:30 http//Lancaster.uni.edu di unduh pada tanggal 16 nov 2011 jam 7: 45 www.litbang.deptan.go di unduh pada tanggal 16 nov 2011 jam 8:15 www.cdc.gov di unduh pada tanggal 16 nov 2011 jam 8:30 http://www.dermatologyinfo.net/english/chapters/chapter36.htm