Anda di halaman 1dari 4

1.

Kelainan yang berhubungan dengan TIO antara lain adalah : Glaukoma ditandai dengan meningkatnya tekanan intra-okuler yang disertai pencekungan diskus optikus dan pengecilan lapangan pandang. Pada sebagian besar kasustidak terdapat penyakit mata lain (glaukoma primer). Tekanan intra-okuler tersebutditentukan oleh kecepatan pembentukan humor akueus dan tahanan terhadap alirankeluarnya air mata. Endoftalmitis. Pada infeksi ini dapat menimbulkan tekanan bola mata sangat merendah dan kadang-kadang tekanan meninggi akibat massa supuratif yang tertumpuk di dalam bola mata Uveitis Anterior. Pada keadaan ini peningkatan tekanan intraokuler bisa terjadi pada iridosiklitis, herpes simpleks, herpes zoster, toksoplasmosis, sifilis, sarkoidosis, atau bentuk iridosiklitis yang jarang.

4. Indikasi, Kontraindikasi, dan prosedur pemasangan lensa kontak : Indikasi-indikasi penggunaan lensa kontak : 1. Indikasi optik, termasuk untuk anisometropia, aphakia unilateral, myopia yang berminus tinggi, keratokonus dan astigmatisma irreguler. Lensa kontak dapat digunakan oleh setiap orang yang memiliki kelainan refraksi mata dengan tujuan kosmetik. 2. Indikasi terapeutik, yang meliputi: a. Penyakit pada kornea, contohnya ulkus kornea non-healing, keratopathi bullousa, keratitis filamentari, dan sindrom erosi kornea yang rekuren. b. Penyakit pada iris mata, contohnya aniridia, koloboma, albino untuk menghindari kesilauan cahaya. c. Pada pasien glukoma, lensa kontak digunakan sebagai alat pengantar obat. d. Pada pasien ambliopia, lensa kontak opak digunakan untuk oklusi. e. Bandage soft contact lenses digunakan untuk keratoplasti dan perforasi mikrokornea. 3. Indikasi preventif, digunakan untuk prevensi simblefaron dan restorasi forniks pada penderita luka bakar akibat zat kimia, keratitis, dan trichiasis. 4. Indikasi diagnostik, termasuk selama menggunakan gonioskopi, elektroretinografi, pemeriksaan fundus pada astigmatisma irreguler, fundus fotografi, dan pemeriksaan goldmanns 3 bayangan. 5. Indikasi operasi, lensa kontak digunakan selama operasi goniotomi untuk glukoma kongenital, vitrektomi, fotokoagulasi endokular. 6. Indikasi kosmetik, termasuk skar pada kornea mata yang menyilaukan mata (lensa kontak warna), ptosis, lensa sklera kosmetik pada phthisis bulbi. 7. Indikasi occupational, termasuk olahragawan, pilot, dan aktor (Kharuna, 2007).

Kontraindikasi Penggunaan Lensa Kontak : Pengguanaan lensa kontak dikontraindikasikan pada orang yang memiliki gangguan mental dan tidak ada gairah hidup, blepharitis kronik dan styes rekuren, konjungtivitis kronis, dryeye syndrome, distrofi dan degenarasi kornea mata, penyakit yang rekuren seperti episkleritis, skleritis, dan iridocyclitis (Kharuna, 2007). http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22688/4/Chapter%20II.pdf Prosedur pemasangan lensa kontak: 1. Untuk pemula siapkan semua peralatan, seperti cermin, solution, dan lensa kontak itu sendiri. 2. Sebelum menangani lensa kontak cuci tangan anda terlebih dahulu. 3. Buka case lensa kontak yang kanan dulu biasanya ada tanda R, dan biarkan yang L tertutup. 4. Ambil lensa kontak dan taruh di telapak tangan sebelah kiri (asumsi kita tidak kidal dan menulis dengan tangan kanan. 5. Beri beberapa tetes solution dan lakukan pembersihan atau pembilasan tepatnya. 6. Taruh lensa kontak di telunjuk tangan kanan tepat di ujungnya dengan posisi lensa kontak terbuka dan jangan terlalu basah, cara naruhnya adalah saat di telapak tangan kiri, taruh di agak pinggir telapak tangan kiri anda, kemudian seperti kita kalau mencolek sambel, ambil dari bawah lensa kontak itu, maka lensa itu akan menempel pada ujung jari tangan kanan kita. 7. Tangan kiri kita membuka kelopak mata kanan bagian atas dengan mengangkat siku sampai kea atas, atau lengan hampir melinkupi kepala, jari tengah tangan kanan menarik kelopak bagian bawah. 8. Sambil melihat cermin dari mata kiri, masukkan lensa kontak dengan menaruhnya di bagian kornea kita ( yang berwarna hitam) tentu bukaan harus lebar sampai diameter lensa kontak cukup. 9. Begitu sudah menempel biasanya akan terasa terserap dan dingin itu mata maka lepas kelopak mata bagian bawah dan di ikuti bagian atas secara perlahan-lahan. 10. Kedip ringan beberapa kali 11. Selesai dan lakukan hal yang sama dengan mata kiri. http://agunggoldenback02.wordpress.com/2011/07/01/pemasangan-lensa-kontak/

7. Epidemiologi DD (Katarak, Konjungtivitis, dan Infeksi Post Trabekulektomi) : Katarak Berbagai studi cross-sectional melaporkan prevalensi katarak pada induvidu berusia 6574 tahun adalah sebanyak 50%; prevalensi ini meningkat hingga 70% pada individu di atas usia 75 tahun. Katarak terkait usia yang bertanggung jawab untuk 48% dari kebutaan dunia, yang mewakili sekitar 18 juta orang, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Di banyak negara layanan bedah tidak memadai, dan katarak tetap penyebab utama kebutaan. Dengan bertambahnya usia populasi, jumlah orang dengan katarak berkembang. Katarak juga merupakan penyebab penting dari visi rendah di kedua negara maju dan berkembang. Bahkan di mana layanan bedah yang tersedia, low vision yang terkait dengan katarak mungkin masih lazim, sebagai akibat dari lama menunggu untuk operasi dan hambatan untuk serapan bedah, seperti biaya, kurangnya informasi dan masalah transportasi. http://www.news-medical.net/health/Cataract-Epidemiology-%28Indonesian%29.aspx Di negara berkembang 1 - 3 % penduduk mengalami kebutaan dan 50 % penyebabnya adalah katarak. Sedangkan untuk negara maju perbandingannya adalah 1,2 % penyebab kebutaan adalah katarak Dari total 1,5% kebutaan di Indonesia, 0,78% terjadi karena katarak yang merupakan curable disease melalui operasi. Jumlah dokter mata di Indonesia sekitar 1160 orang sedangkan jumlah penduduk Indonesia yang besar tidaklah cukup untuk melayani semua penduduk. Masalah kebutaan menurut WHO apabila kebutaan lebih dari 1% bukan hanya masalah kesehatan tetapi sudah menjadi masalah sosial. Yang harus kita ketahui Indonesia sebagai negara tropis dengan paparan sinar UV menyumbang penderita katarak di usia produktif yaitu sekitar 45 tahun, bila dibandingkan negara-negara seperti USA yang angka kejadian katarak mulai usia 60 tahun. Jadi kejadian katarak di Indonesia lebih cepat 10-15 tahun daripada negara lain. http://blogdokter.blogdetik.com/2011/11/04/katarak-penyebab-kebutaan-no-1-diindonesia/

Konjungtivitis Konjungtivitis dapat mengenai pada usia bayi maupun dewasa. Konjungtivitis pada bayi baru lahir, bisa mendapatkan infeksi gonokokus pada konjungtiva dari ibunya ketika melewati jalan lahir. Karena itu setiap bayi baru lahir mendapatkan tetes mata (biasanya

perak nitrat, povidin iodin) atau salep antibiotik (misalnya eritromisin) untuk membunuh bakteri yang bisa menyebabkan konjungtivitis gonokokal. Pada usia dewasa bisa mendapatkan konjungtivitis melalui hubungan seksual (misalnya jika cairan semen yang terinfeksi masuk ke dalam mata). Biasanya konjungtivitis hanya menyerang satu mata. Dalam waktu 12 sampai 48 jam setelah infeksi mulai, mata menjadi merah dan nyeri. Jika tidak diobati bisa terbentuk ulkus kornea, abses, perforasi mata bahkan kebutaan. Untuk mengatasi konjungtivitis gonokokal bisa diberikan tablet, suntikan maupun tetes mata yangmengandung antibiotik (Medicastore, 2009). Di Indonesia penyakit ini masih banyak terdapat dan paling sering dihubungkan dengan penyakit tuberkulosis paru. Penderita lebih banyak pada anak-anak dengan gizi kurang atau sering mendapat radang saluran napas, serta dengan kondisi lingkungan yang tidak higiene. Pada orang dewasa juga dapat dijumpai tetapi lebih jarang. Meskipun sering dihubungkan dengan penyakit tuberkulosis paru, tapi tidak jarang penyakit paru tersebut tidak dijumpai pada penderita dengan konjungtivitis flikten. Penyakit lain yang dihubungkan dengan konjungtivitis flikten adalah helmintiasis. Di Indonesia umumnya, terutama anak-anak menderita helmintiasis, sehingga hubungannya dengan konjungtivitis flikten menjadi tidak jelas (Alamsyah, 2007). http://www.scribd.com/doc/22654876/MaKaLaH-KonJungTiVitiS

Infeksi Post Trabekulektomi Dilakukan untuk menciptakan saluran pengaliran baru melalui sklera. Dilakukan dengan melakukan diseksi flap ketebalan setengah (half-tickness) sklera dengan engsel di limbus. Satu segmen jaringan trabekula diangkat, flap sklera ditutup kembali dan konjungtiva dijahit rapat untuk mencegah kebocoran cairan aqueus. Trabekulektomi meningkatkan aliran keluar humor aqueus dengan memintas struktur pengaliran yang alamoah. Ketika cairan mengalir melalui saluran baru ini, akan terbentuk bleb (gelembung). Dapat diobservasi pada pemeriksaan konjungtiva. Persiapan Sebelum Operasiyaitu pembahasan ditujukan untuk memperbaiki penglihatan dan biasanya dikerjakan secara berencana, kecuali pada kasus-kasus yang tidak biasa, misalnya lensa hipermature yang sejak awal telah memberikan ancaman terjadinya reptura. Komplikasi :

Setelah prosedur filtrasi meliputi hipotoni (TIO rendah yang tidak normal), hifema (darah di kamera anterior mata), infeksi dan kegagalan filtrasi.

Anda mungkin juga menyukai