Anda di halaman 1dari 6

ANALISA PUTUSAN ITSBAT NIKAH DI PENGADILAN AGAMA NOMOR : 0001/PDT.P/2011/PA.MN.

PENGADILAN AGAMA MAJENE SULAWESI BARAT APA ITU ITSBAT NIKAH? Itsbat Nikah adalah permohonan pengesahan nikah yang diajukan ke pengadilan untuk dinyatakan sahnya pernikahan dan memiliki kekuatan hukum. Itsbat Nikah hanya dapat diajukan melalui Pengadilan Agama, di wilayah tempat tinggal, bukan melalui Kantor Urusan Agama (KUA). Pasal 2 UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menentukan sebagai berikut :

(1) Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu. (2) Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dari ketentuan tersebut, diketahui sahnya suatu perkawinan apabila dilakukan menurut masing-masing agama maupun kepercayaannya, namun demikian diatur pula bahwa tiap-tiap perkawinan dicatat menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini selaras dengan ketentuan dalam Pasal 7 ayat 1 Kompilasi Hukum Islam yang mengatur:

Perkawinan hanya dapat dibuktikan dengan Akta Nikah yang dibuat oleh Pegawai Pencatat Nikah.

Akta Nikah berguna sebagai bukti adanya perkawinan tersebut dan jaminan bagi suami atau istri serta melindungi hak-hak anak yang lahir dari perkawinan tersebut, sebagai contoh dalam hal adanya warisan, pengurusan akta kelahiran, dan lain sebagainya. Dengan demikian, suatu perkawinan yang belum atau tidak dilakukan pencatatan di Kantor Pencatatan Pernikahan akan merugikan suami atau istri, anak bahkan orang lainnya. 1

Pegawai Pencatat Nikah tidak dapat menerbitkan Akta Nikah atas pernikahan siri. Untuk melakukan pencatatan atas pernikahan siri, sebagaimana yang diatur dalam ketentuan Pasal 7 ayat (2) Kompilasi Hukum Islam menyatakan bahwa:

Dalam hal perkawinan tidak dapat dibuktikan dengan Akta Nikah, dapat diajukan itsbat nikahnya ke Pengadilan Agama

PARA PIHAK YANG MENGAJUKAN PENETAPAN ITSBAT NIKAH Ramsiah binti Ibrahim, umur 41 tahun, agama Islam, pendidikan SMA, pekerjaan Guru sukarela pada PAUD AMALIA Teppo Barat, bertempat tinggal di Lingkungan Mangge, Kelurahan Totoli, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene, selanjutnya disebut pemohon I;

Basri bin Mahmud, umur 42 tahun, agama Islam, pendidikan SMEA, pekerjaan tani, bertempat tinggal di Limgkungan Mangge, Kelurahan Totoli , Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene, selanjutnya disebut pemohon II. DUDUK PERKARA POSITA Posita adalah dasar atau dalil atau alasan gugatan untuk menuntut hak dan kerugian seseorang melalui pengadilan dengan kata lain peristiwa-peristiwa yang terjadi agar dibuatkan suatu penetapan hukum. Posita dalam perkara ini adalah : 1. Bahwa pemohon I telah menikah dengan pemohon II di Lingkungan Konja, Kelurahan Baru, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene, pada hari Jumat tanggal 8 Maret 1991 dengan wali nikah adalah ayah kandung pemohon I bernama Ibrahim, yang dinikahkan oleh imam Mesjid Konja bernama Ruba dengan disaksikan dua orang saksi masing-masing bernama Abd. Latif dan M. Amir dengan mahar berupa sebidang tanah perkebunan yang isinya 7 (tujuh) pohon kelapa tunai.

2. Bahwa antara pemohon I dan pemohon II tidak ada halangan untuk melangsungkan pernikahan baik halangan Syar i maupun halangan perundang-undangan.misalkan saudar kandung atau semenda.

3. Bahwa status pemohon I dan pemohon II pada saat menikah adalah pemohon I berstatus perawan dan pemohon II adalah berstatus jejaka.

4.. Bahwa pemohon I dengan pemohon II telah hidup rukun sebagai suami istri hingga sekarang dan telah dikaruniai 3 (tiga) orang anak bernama masing-masing:

- Hadauwiyah binti Basri, umur 17 tahun. - Kamaruddin Yusuf bin Basri, umur 13 tahun - Nur Amin Ali Syahbana bin Basri, umur 7 tahun

5. Bahwa pernikahan pemohon I dengan pemohon II tidak tercatat pada Kantor Urusan Agama sehingga pemohon I dan pemohon II tidak mempunyai Buku Kutipan Akta Nikah sebagai bukti perkawinan yang sah, sementara para pemohon sangat membutuhkan untuk pengangkatan CPNS pemohon I dan keperluan lainnya. PETITUM Petitum adalah hal-hal yang dimintakan di Pengadilan, petitum dalam perkara ini adalah : Primer : - Mengabulkan permohonan para pemohon yakni penetapan itsbat nikah. - Menyatakan perkawinan pemohon I, Ramsiah binti Ibrahim dengan pemohon II, Basri bin Mahmud yang dilaksanakan di Lingkungan Konja, Kelurahan Baru, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene pada hari Jumat tanggal 8 Maret 1991, adalah sah. - Menetapkan biaya-biaya perkara menurut ketentuan hukum dan perundang-undangan yang berlaku.

Subsider. Atau bilamana majelis hakim berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya.

SAKSI SAKSI UNTUK MEMPERKUAT DALIL PARA PEMOHON Saksi kesatu, Muh. Yusuf bin Kabora, pada pokoknya menerangkan intinya sebagai berikut : Mengenal pemohon I dan pemohon II, menyaksikan dan hadir ketika pernikahan dilangsungkan di mesjid, mengenal ketiga anak pemohon I dan pemohon II, menyatakan bahwa tidak ada ikatan saudara antara pemohon I dan II. Menyatakan bahwa pemohon I dan II pernah mendaftar ke PPN untuk dicatatkan akta nikahnya dengan biaya Rp. 60.000,- dan ikut menandatangani, dan tidak mengetahui bahwa pemohon I dan II tidak memiliki akta nikah padahal sudah didaftarkan ke PPN, mengetahui kebutuhan akta nikah untuk keperluan pengangkatan CPNS. Saksi kedua, Abd. Latif, pada pokoknya menerangkan sebagai berikut inti-intinya : Mengenal pemohon I dan pemohon II, menyaksikan dan hadir ketika pernikahan dilangsungkan di mesjid, mengenal ketiga anak pemohon I dan pemohon II, menyatakan bahwa tidak ada ikatan saudara antara pemohon I dan II. Menyatakan bahwa pemohon I dan II pernah mendaftar ke PPN untuk dicatatkan akta nikahnya dengan biaya Rp. 60.000,- dan ikut menandatangani, dan tidak mengetahui bahwa pemohon I dan II tidak memiliki akta nikah padahal sudah didaftarkan ke PPN, mengetahui kebutuhan akta nikah untuk keperluan pengangkatan CPNS. PERTIMBANGAN HAKIM MEMBUAT PENETAPAN Kedua orang saksi telah memberikan keterangan di bawah sumpah Dari keterangan saksi terungkap fakta-fakta hukum yaitu :  Pemohon I dan Pemohon II telah menikah tgl 6 Maret 91  Wali nikah bapak kandung pemohon II bpk. Ibrahim  Ijab qobul diwakilkan imam masjid konja bernama Ruba  Saksi pada pernikahan adalah Abd. Latif dan M. Amir  Mahar sebidah tanah kebun isinya 7 pohon kelapa tunai  Tidak ada halangan sar I dan UU untuk pemohon I dan II menikah  Pemohon I dan II telah mendaftar ke PPN dan membayar Rp. 60.000, Pemohon I dan II tidak memiliki akta nikah  Akta nikah diperlukan untuk pengangkatan CPNS dan keperluan lainnya Dasar hukum hakim membuat penetapan  Pasal 14 KHI tentang syarat dan Rukun pernikahan 4

 Pasal 19 KHI tentang wali nikah  Pasal 30 KHI tentang mahar  Pasal 39 KHI tentang larangan nikah karena pertalian darah yang tidak terdapat pada pernikahan pemohon I dan II  Pasal 40 KHI s/d Pasal 44 tentang larangan nikah yang tidak terdapat pada pernikahan pemohon I dan II  Telah memenuhi Pasal 14 KHI dan tidak melanggar Pasal 39 KHI, Pasal 40 KHI s/d Pasal 44 KHI dalam pernikahan pemohon I dan II pemohon I dan pemohon II sebelum menikah telah mendaftar ke PPN bernama lelaki Muh Yasin dan telah membayar uang administrasi sebesar Rp 60.000,00- (enam puluh ribu rupiah), berdasarkan ketentuan Pasal 2 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, namun setelah pemohon I dan pemohon II mengecek Buku Akta Nikah di Kantor Urusan Agama Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene, ternyata tidak diterbitkan sampai saat sekarang ini pemohon I dan pemohon II mengajukan permohonan isbat nikah di pengadilan Agama Majene.

sesuai pasal 89 ayat ( 1 ) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006, dan pada perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, semua biaya yang timbul dalam perkara ini dibebankan kepada pemohon I dan pemohon II.

HASIL PENETAPAN HAKIM

- Mengabulkan permohonan para pemohon. - Menetapkan sahnya perkawinan antara pemohon I, Ramsiah binti Ibrahim dengan pemohon II, Basri bin Mahmud, yang dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 8 Maret 1991 di Lingkungan Konja, Kelurahan Baru, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene. - Membebankan pemohon membayar biaya perkara sebesar Rp 191.000,00,(seratus sembilan puluh satu ribu rupiah).

ANALISA PUTUSAN Bahwa putusan itsbat nikah tidak selamanya dapat dikabulkan oleh Majelis Hakim Pengadilan agama, dengan alasan-alasan : ada larangan yang menyebabkan pernikahan itu batal, misalkan masih ada sedarah keturunan baik kandung maupun semenda, masih saudara sesusu, ini bisa muncul di fakta pengadilan dengan pembuktian dan saksi saksi yang ada syarat dan rukun pernikahan ketika melangsungkan pernikahan siri tidak terpenuhi, misalkan tidak membayarkan mahar, atau tidak ada wali nikah, saksi dan sebagainya. Dari itsbat nikah ini jika telah ditetapkan oleh pengadilan agama sah akan suatu pernikahan siri maka pengadilan agama akan menunjuk dan menetapkan KUA untuk mengeluarkan akta nikah dengan segala akibat hukum yang muncul. Dimana dengan akta nikah akan mudah pengurusan keperluan segala sesuatu yaitu, akan mudah pengurusan akta kelahiran anak kepastian hukum akan hak waris bagi istri dan anak kepastian hukum terlindunginya hak istri dan anak-anak yang dilahirkan

maka itsbat nikah di perlukan bagi pasangan suami istri yang memerlukan akta nikah dikarenakan, melakukan pernikahan siri dan belum dicatatkan di KUA\ akta nikah hilang pernikahan berlangsung sebelum berlakunya UU Pernikahan UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan itsbat nikah di pengadilan agama dibuat dan ditetapkan oleh pengadilan agama adalah bukan fasilitator bagi oportunis-oportunis yang mempunyai iktikad kurang baik seperti nikah siri saja dulu, baru nanti kalau butuh akta nikah untuk akta kelahiran ya itsbat nikah, akan tetapi itsbat nikah adalah diperuntukkan bagi mereka yang memang misalnya tidak memiliki kemapanan ekonomi tapi menginginkan pernikahan yang suci, maka dilangsungkan dulu secara syar I agama Islam baru nanti kalau ada biaya atau sponsor dari pemerintah maka dilakukan itsbat nikah.

Anda mungkin juga menyukai