Anda di halaman 1dari 6

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN KARTU DOMINO Eka Sri Nuryani NIM.

072142953 Jurusan Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo Abstrak Matematika sering dianggap oleh siswa sebagai mata pelajaran yang sulit untuk dipahami penerapannya, baik teori maupun konsep-konsepnya. Hal ini menyebabkan prestasi belajar matematika kurang memuaskan. Ditambah lagi dengan sikap pasif siswa karena menganggap apa yang dipelajari tidak ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Dengan menggunakan media pembelajaran dalam pengajaran matematika diharapkan dapat mempermudah siswa untuk memahami konsep matematika. Metode pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher oriented) sudah saatnya berubah menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa (student oriented) yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif belajar. Salah satu cara penyajian materi pelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar dan merangsang keaktifan belajar siswa adalah dengan menggunakan media pembelajaran kartu domino. Kartu domino pecahan sebagai media pembelajaran dapat dimanfaatkan oleh guru dan siswa dalam mengatasi pemahaman pecahan. Media ini sangat sederhana, dan terkait dengan kehidupan sehari-hari. Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran matematika dengan menggunakan media pembelajaran kartu domino pada materi pecahan. Kata Kunci: kartu domino, pembelajaran matematika, kooperatif Pendahuluan Matematika adalah cabang ilmu yang mempunyai peranan sangat penting dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Matematika juga dapat menjadikan siswa menjadi manusia yang dapat berfikir secara logis, kritis, rasional dan percaya diri. Tetapi matematika seringnya dianggap oleh siswa sebagai mata pelajaran yang sulit untuk dipahami penerapannya, baik teori maupun konsepkonsepnya sehingga menyebabkan prestasi belajar matematika belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari daftar nilai ulangan harian, nilai tugas, nilai tes semester dan nilai ujian akhir nasional yang belum sesuai dengan harapan guru dan siswa.

Mentransfer konsep dalam pembelajaran matematika dengan metode ekspositori atau ceramah belum tentu menghasilkan konsep yang jelas secara keseluruhan, malah mungkin akan menimbulkan salah konsep dan siswa cenderung merasa tidak enjoy dan merasa bosan. Untuk itu diperlukan interaksi mengajar yang baik dan menarik antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran. Agar terjalin komunikasi dan interaksi yang baik antar guru dengan siswa, maka seorang guru harus memilih metode dan penggunaan media pembelajaran yang tepat dalam proses belajar mengajar. Dengan menggunakan media pembelajaran dalam pengajaran matematika diharapkan dapat mempermudah siswa untuk menerima dan memahami matematika. Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pada cara penyajian materi pembelajaran, media pembelajaran dan metode mengajar yang digunakan oleh guru pada proses pembelajaran. Berbagai macam media pembelajaran yang dapat digunakan dalam menyajikan suatu materi pelajaran. Salah satu cara penyajian materi pelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar adalah dengan menggunakan media pembelajaran kartu domino. Kartu domino merupakan suatu media pembelajaran yang dapat digunakan untuk menarik minat siswa dalam pembelajaran matematika. Pembelajaran matematika dengan mengunakan media kartu domino dirasakan akan lebih efektif dan berhasil daripada menggunakan metode ceramah atau ekspositori, terutama bagi siswa yang daya ingatnya kurang dalam belajar karena banyaknya materi yang harus diterima di sekolah. Selain itu dengan menggunakan kartu domino ada keasyikan tersendiri dalam belajar sehingga siswa akan tertarik dan mudah untuk menerima, mengerti dan memahami pelajaran yang dipelajari. Untuk itu, penulis ingin mendeskripsikan efektivitas media pembelajaran kartu domino dalam pembelajaran matematika pada materi pecahan.

Kajian Pustaka Kartu Domino

12 23

34 48

46 25

410 912

Kartu domino di sini bukanlah kartu yang sering digunakan untuk berjudi. Bentuknya memang seperti domino, terdiri dari dua bagian yang bertuliskan bilangan. Kartu domino merupakan suatu media pembelajaran yang dapat digunakan untuk menarik minat siswa dalam pembelajaran matematika. Menurut Rini Mulyani (2006: 20), permainan ini akan membantu anak dalam latihan mengasah kemampuan memecahkan berbagai masalah menggunakan logika. Selain itu kartu domino juga digunakan untuk menghafal fakta dasar penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian serta digunakan untuk menghafal bangunbangun geometri. Pada materi pecahan, media ini juga dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran membaca pecahan dengan gambar, penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian pecahan, dan menentukan pecahan yang senilai dan lain sebagainya. Di bawah ini beberapa contoh kartu domino.

Bilangan Pecahan Menurut RJ. Soenarjo (2008: 218), pecahan ialah bilangan yang menggambarkan bagian dari suatu keseluruhan atau kuantitas. Bentuk penulisan

pecahan secara umum adalah

, a sebagai pembilang dan b sebagai penyebut. RJ.

Soenarjo dalam bukunya Matematika 5: untuk SD/ MI kelas 5, mengemukakan berbagai bentuk pecahan, yaitu antara lain: Pecahan biasa: , dan a < b Pecahan campuran: , a bilangan bulat, b pembilang, dan c penyebut. Pecahan desimal: pecahan dengan nama desimal, dengan penulisan a, b (a koma b), dimana a dan b bilangan cacah. Misal 0,3 , 0,5 , 0,75 , dsb. Pecahan pokok: pecahan biasa yang pembilangnya 1. Misalnya: dan .

Pecahan sebenarnya: pecahan biasa yang pembilangnya lebih kecil dari penyebutnya. Misalnya: , , ,dsb. Pecahan senama: dua atau lebih pecahan yang penyebutnya sama. Misalnya: , , , dsb. Pecahan tak senama: dua atau lebih pecahan yang penyebutnya tidak sama. Misalnya: , , ,dsb. Pecahan persen: perseratus. Misal: 2 % artinya = 0,02

Pecahan permil: perseribu. Misal: 15 dibaca 15 permil artinya Pecahan Senilai Pecahan senilai merupakan pecahan yang mempunyai nilai sama. Misal: , , merupakan pecahan yang senilai. Metode Metode yang digunakan dalam pengembangan media pembelajaran dengan kartu domino ini adalah pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif dan pendekatan realistik. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu pembelajaran dimana siswa bekerjasama dalam kelompok kecil yang saling membantu dalam belajar. Selain itu, pembelajaran ini juga merupakan pembelajaran matematika realistik, yaitu pembelajaran matematika yang menghubungkan materi dengan dunia nyata dan kehidupan sehari-hari siswa, yaitu dengan menggunakan media kartu domino. Pembahasan Selama ini pembelajaran tentang pecahan, khususnya mengenai pecahan senilai selalu diberikan guru dalam bentuk contoh langsung. Oleh karena itu kemampuan siswa akan cenderung pasif sehingga penalaran mereka kurang berkembang. Dari kenyataan tersebut, penulis mencoba menyusun dan mengembangkan media pembelajaran yang menyenangkan sekaligus membuat daya nalar siswa berkembang. Siswa terlebih dahulu sudah mendapatkan konsep tentang pecahan sebagai prasyaratnya. Pembelajaran dengan menggunakan peraga kartu domino ini berfungsi sebagai langkah selanjutnya untuk mengasah keterampilan siswa dalam

menggunakan konsep. Berikut ini adalah langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan peraga kartu domino pecahan. Siswa dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok (4 atau 5 per kelompok). Setiap kelompok diberi 1 set kartu domino pecahan, yaitu 32 buah kartu. Kartu-kartu ini mempunyai dua bagian yang merupakan bilangan pecahan. Cara bermainnya sebagai berikut. Salah seorang mengocok kartu kemudian membagikannya kepada semua pemain. Masing-masing pemain mendapat beberapa kartu. Pemain 1 mengeluarkan sebuah kartu. Pemain 2 harus mengeluarkan sebuah kartu yang nilai sama sesuai dengan pecahan dari kartu yang dikeluarkan oleh pemain 1. Jika pemain 2 tidak mempunyai kartu yang sesuai, giliran berpindah ke pemain 3. Jika pemain 3 juga tidak mempunyai kartu yang sesuai, giliran berpindah ke pemain 4, demikian seterusnya. Misalkan pemain 2 mempunyai kartu yang sesuai dengan kartu yang dikeluarkan pemain 1. Pemain 3 harus mengeluarkan sebuah kartu yang nilai gambarnya sesuai dengan bilangan pecahan pada kartu yang dikeluarkan pemain 2. Setelah pemain 3, giliran selanjutnya adalah pemain 4, kemudian kembali ke pemain 1, demikian seterusnya. Pemain yang kartunya habis lebih dahulu menjadi pemenang. Guru bertugas memandu siswa dalam kelompoknya agar pembelajaran berjalan dengan tertib dan memberi pengarahan kepada siswa yang kesulitan dalam melakukan pembelajaran.

Penutup Berdasarkan pada pembahasan tersebut, maka pembelajaran matematika dengan menggunakan peraga kartu domino pada materi pecahan dapat diterapkan guru untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal. Harapannya siswa menjadi

semakin terampil dalam mengimplementasikan konsep pecahan senilai yang dalam hal ini dipraktekkan dalam permainan kartu domino pecahan.

Daftar Pustaka Anonim. 2011. Unit Media Alat Peraga Matematika. Unit Media Alat Peraga Matematika PPPPTK Matematika Yogyakarta. [online] Tersedia: http://p4tkmatematika.org/2011/02/unit-media-alat-peraga-matematika/ [19 Mei 2011] Mulyani, Rini. 2006. Permainan Edukatif Dalam Perkembangan Logic-Smart Anak. Semarang: Universitas Negeri Semarang. RJ. Soenarjo. 2008. Matematika 5: untuk SD/MI kelas 5. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai