Anda di halaman 1dari 6

Budidaya Sirih Merah (Piper crocatum) Tanaman Penghasil Teh Herbal Alami Sebagai Natural Herbal Medicine yang

Multifungsional Oleh. I Gusti Putu Rai Priawiguna NIM. 0913041010 Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Ganesha Abstract Today the use of natural herbal medicine (back to nature) for the health of a ve ry lively discussion, not only in Indonesia but also in the world. Use of herbal medicines is done because the discovery of a variety of potential or benefits o f some plants that can be used as a medicinal herb, but the public is not aware of the potential. The case also with red betel plant (Piper crocatum) many who d o not know their potential so that sometimes people tend to view one eye is red betel plant. Red betel plant is included in the family Piperaceae. Red betel can be cultivated vegetatively by penyetekan or transplantation because these plant s are not flowering. Red betel plants are usually only used by the community as a means in the religious ceremonies, not as a natural herbal medicine. According to Dr. Prapti Utami, consultant and author of the book, the empirical red betel miilitus can cure diabetes, prevent hepatitis, kidney stones, lowering choleste rol, prevents liver, prostate inflammation, eye inflammation, vaginal discharge, ulcers, fatigue, joint pain, and refine the skin.That's because when viewed by chromatography of red betel plants contain secondary metabolites produced by pla nts such as alkaloids, terpenoids, isoprenoid, flavonoids, tannins, saponins, cy anogenic, glucoside, glucosinolates and non protein amino acid. Alkoloid active compounds and flavonoids have hypoglycemic activity or lowering blood glucose le vels, while the tannins and saponins compounds can be used as an antimicrobial ( bacteria and viruses). This compound has benefits as well as each function assoc iated with the benefits of red betel plant as a natural herbal medicine. The coo king methods were not difficult, to cultivate red betel leaf as a herbal tea qui te by boiling red betel leaf in a container filled with water, then wait until t he water boils and slightly reduced, then herbal tea medicine concoction of red betel rich benefits can be enjoyed immediately. Key words: Red betle, Drugs, Tea, Herbs

Abstrak Dewasa ini pemanfaatan obat herbal alami (back to nature) bagi kesehatan sangat marak dibicarakan, bukan hanya di Indonesia saja tapi juga di dunia. Pemanfaatan obat herbal ini dilakukan karena ditemukannya berbagai potensi atau manfaat dar i beberapa tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat herbal, namun masyarakat luas belum mengetahui akan potensi tersebut. Demikian halnya juga dengan tanama n sirih merah (Piper crocatum) banyak yang belum mengetahui potensinya sehingga kadangkala masyarakat cenderung memandang sebelah mata tanaman sirih merah ini. Tanaman sirih merah ini termasuk dalam famili Piperaceae. Sirih merah dapat dibu didayakan secara vegetatif dengan penyetekan atau pencangkokan karena tanaman in i tidak berbunga. Tanaman Sirih merah biasanya hanya dimanfaatkan oleh masyaraka t sebagai sarana di dalam upacara adat keagamaan, bukan sebagai obat herbal alam i. Menurut dr Prapti Utami, konsultan dan penulis buku, secara empiris sirih mer ah dapat menyembuhkan penyakit diabetes miilitus, mencegah hepatitis, batu ginja l, menurunkan kolesterol, mencegah liver, radang prostat, radang mata, keputihan , maag, kelelahan, nyeri sendi, dan memperhalus kulit. Itu karena bila dilihat s ecara kromatografi tanaman sirih merah memiliki kandungan metabolit sekunder yan g diproduksi oleh tanaman seperti alkaloid, terpenoid, isoprenoid, flavonoid, ta nin, saponin, cyanogenic, glucoside, glucosinolate dan non protein amino acid. S enyawa aktif alkoloid dan flavonoid memiliki aktivitas hipoglikemik atau penurun kadar glukosa darah, sedangkan senyawa tanin dan saponin dapat dipakai sebagai

antimikroba (bakteri dan virus). Senyawa ini memiliki manfaat serta fungsi masin g-masing yang terkait dengan manfaat tanaman sirih merah sebagai obat herbal ala mi. Cara pengolahannya pun tidak sulit, untuk mengolah daun sirih merah sebagai teh herbal cukup dengan merebus lembaran daun sirih merah didalam wadah yang ber isi air, lalu menunggunya hingga mendidih dan airnya sedikit berkurang, maka oba t racikan teh herbal sirih merah yang kaya manfaat bisa langsung dinikmati. Kata kunci : Sirih Merah, Obat, Teh, Herbal 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini masyarakat dunia dan juga Indonesia mulai mengutamakan penggunaan obat secara alami (back to nature). Bumi Indonesia menurut dunia pewayangan dikenal d engan dengan bumi yang gemah ripah loh jihnawi dan tungkul kang sarwo tinandur. Banyak tanaman obat yang hidup liar di hutan dan dilautan yang belum dijamah tan gan manusia demi kesejehteraan bangsa. Sebagian memang telah dimanfaatkan dan di budidayakan dan sebagian lainnya masih diteliti secara mendalam oleh ilmuan.Berb agai tumbuhan yang berpotensi sebagai obat herbal sudah mulai dimanfaatkan. Demi kian halnya dengan sirih merah (Piper crocatum), selama ini orang hanya mengenal tanaman sirih berdaun hijau yang secara turun temurun dimanfaatkan untuk mengat asi beragam keluhan seperti mimisan, mata merah, keputihan, membuat suara nyarin g, dan banyak lagi. Secara tradisional daun sirih digunakan sebagai pelengkap dalam upacara adat ngadi saliro , misalnya dalam perkawinan adat Jawa. Daun sirih juga dimanfaatkan untuk men jaga kebersihan gigi dan mulut dengan menyusurnya (makan sirih). Metabolit sekun der yang diproduksi tanaman bermacam-macam seperti alkaloid, terpenoid, isopreno id, flavonoid, tanin, saponin, cyanogenic, glucoside, glu-cosinolate dan non pro tein amino acid. Alkaloid adalah bahan organik yang mengandung nitrogen sebagai bagian dari sistim heterosiklik. Senyawa aktif alkoloid dan flavonoid memiliki a ktivitas hipoglikemik atau penurun kadar glukosa darah, sedangkan senyawa tanin dan saponin dapat dipakai sebagai antimikroba (bakteri dan virus). Kandungan kim ia lainnya yang terdapat di daun sirih merah adalah minyak atsiri, hidroksikavic ol, kavicol, kavibetol, allylprokatekol, kar-vakrol, eugenol, p-cymene, cineole, caryofelen, kadimen estragol, ter-penena, dan fenil propada. Karvakrol bersifat desinfektan, anti jamur, sehingga bisa digunakan untuk obat antiseptik pada bau mulut dan keputihan. Sedangkan Eugenol dapat digunakan untuk mengurangi rasa sa kit. Potensi sirih merah sebagai tanaman obat multifungsi sangat besar sehingga perlu ditingkatkan dalam penggunaannya sebagai bahan obat moderen. Sirih merah dapat digunakan dalam bentuk segar, simplisia, maupun ekstrak dan teh. Dengan teh siri h merah telah banyak masyarakat yang tersembuhkan dari berbagai penyakit. Oleh k arena itu banyak orang yang ingin membudidayakannya. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang dapat penulis ambil dari latar belakang masalah di a tas adalah : 1. Apa itu tanaman sirih merah (Piper crocatum) ? 2. Bagaimana taksonomi dan morfologi dari tanaman sirih merah (Piper croca tum)? 3. Bagaimana cara pembudidayaan tanaman sirih merah (Piper crocatum) ? 4. Apa saja khasiat dari tanaman sirih merah (Piper crocatum) sebagai natur al herbal medicine yang multifungsional ? 1.3 Tujuan Adapun tujuan penulisan yang dapat penulis ambil dari rumusan masalah diatas ant ara lain : 1. Untuk mengetahui dan mengenal lebih jauh mengenai tanaman sirih merah (Piper crocatum) 2. Untuk mengetahui taksonomi dan morfologi dari tanaman sirih merah (Piper croc atum).

3. Untuk mengetahui cara pembudidayaan dari tanaman sirih merah (Piper crocatum) . 4. Untuk mengetahui khasiat dari tanaman sirih merah (Piper crocatum) sebagai n atural herbal medicine yang multifungsional.

2. METODE PENULISAN Adapun metode metode pengumpulan data dalam penyusunan artikel ini dapat diuraika n sebagai berikut : a) Metode Kajian Pustaka Metode kajian pustaka merupakan suatu metode pengumpulan data dengan mengumpulka n sumber sumber tertulis dan data data relevan mengenai tanaman sirih merah yaitu c ra pembudidayaan, taksonomi morfologi, serta khasiat yang terkandung di dalam ta naman itu sendiri. b) Penelusuran Data dan Informasi Melalui Internet (Browsing) Metode penelusuran ini penulis gunakan untuk mengetahui informasi dan data-data terbaru mengenai materi yang dikaji yaitu mengenai tanaman sirih merah sebagai n atural herbal medicine yang multifungsional. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Pengenalan Sirih Merah Tanaman ini termasuk di dalam famili Piperaceae dengan penampakan daun yang berw arna merah keperakkan dan mengkilap saat kena cahaya. Sirih merah tumbuh meramba t di pagar atau pohon. Ciri khas tanaman ini adalah berbatang bulat berwarna hij au keunguan dan tidak berbunga. Daunnya bertangkai membentuk jantung hati dan ba gian ujung daun meruncing. Yang membedakan dengan sirih hijau adalah selain daun nya berwarna merah keperakan, bila daunnya disobek maka akan berlendir serta aro manya lebih wangi. Tanaman sirih merah ini diketahui tumbuh di berbagai daerah d i Indonesia, seperti di lingkungan Keraton Yogyakarta dan di lereng Merapi sebel ah timur, serta di Papua, Jawa Barat, Aceh dan beberapa daerah lainnya. Sirih me rah (Piper crocatum) merupakan salah satu tanaman obat potensial yang diketahui secara empiris memiliki khasiat untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit, di s amping juga memiliki nilai spritual yang tinggi. Sirih merah termasuk dalam satu elemen penting yang harus disediakan dalam setiap upacara adat, khususnya di Yo gyakarta. Pada tahun 1990-an sirih merah difungsikan sebagai tanaman hias oleh p ara hobis, karena penampilannya yang menarik. Tanaman sirih merah tumbuh subur dan bagus di daerah pegunungan. Bila tumbuh pad a daerah panas, sinar matahari langsung, batangnya cepat mengering. Selain itu w arna merah daunnya akan pudar. 3.2 Taksonomi dan Morfologi Tanaman Sirih Merah Dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan, kedudukan tanaman sirih merah diklasifik asikan sebagai berikut : Klasifikasi : Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas : Magnoliidae Ordo : Piperales Famili : Piperaceae (suku sirih-sirihan) Genus : Piper Spesies : Piper crocatum Ruiz & Pav 3.3 Budidaya Tanaman Sirih merah Sirih merah dapat diperbanyak secara vegetatif dengan penyetekan atau pencangkok an karena tanaman ini tidak berbunga. Penyetekan dapat dilakukan dengan mengguna kan sulur dengan panjang 20 - 30 cm. Sulur sebaiknya dipilih yang telah mengelua rkan akar dan mempunyai 2 - 3 daun atau 2 - 3 buku. Untuk mengurangi penguapan, daun di ku-rangi sebagian atau buang seluruh-nya. Sulur diambil dari tanaman yan

g sehat dan telah berumur lebih dari setahun. Cara perbanyakan dengan dengan set ek dapat dilakukan dengan me-nyediakan media tanam berupa pasir, tanah dan kompo s dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Media tersebut dimasukkan ke dalam polibeg berd iameter 10 cm yang bagian bawahnya sudah diberi lubang. Setek yang telah dipoton g-potong direndam dalam air bersih selama lebih kurang 15 menit. Setek ditanam p ada polibeg yang telah berisi media tanam. Letakkan setek ditempat yang teduh de ngan penyinaran matahari lebih kurang 60%. Perbanyakan dengan cara pencangkokan dilakukan dengan memilih cabang yang cukup tua kira-kira 15 cm dari batang pokoknya, kemudian cabang tersebut diikat atau d ibalut ijuk atau sabut kelapa yang dapat menghisap air. Pencangkokan tidak perlu mengupas kulit batang. Cangkok diusahakan selalu basah agar akarnya cepat tumbu h dan ber-kembang. Cangkok dapat dipotong dan ditanaman di polibeg apabila akar yang muncul sudah banyak. Untuk tempat menjalar dibuat ajir dari batang kayu ata u bambu. Penyiraman dilakukan satu sampai dua kali dalam sehari tergantung cuaca . Penanaman di lapangan dilakukan pada awal musim hujan dan sebagai tiang panjat d apat digunakan tanaman dadap dan kelor. Jarak tanam dapat digunakan 1 x 1 m, 1 x 1,5 m tergantung kondisi lahan. Sirih merah dapat beradaptasi dengan baik di se tiap jenis tanah dan tidak terlalu sulit dalam pemelihara-annya. Selama ini umum nya sirih merah tumbuh tanpa pemupukan. Yang penting selama pertumbuhannya di la pangan adalah pengairan yang baik dan cahaya matahari yang diterima sebesar 60 75%. Penangan pasca panen Tanaman sirih merah siap untuk dipanen minimal berumur 4 bulan, pada saat ini ta naman telah mempunyai daun kira-kira 16 - 20 lembar. Ukuran daunnya sudah optima l dan panjangnya mencapai 15 - 20 cm. Daun yang akan dipanen harus cukup tua, be rsih dan warnanya mengkilap karena pada saat itu kadar bahan aktifnya sudah ting gi. Cara pemetikan dimulai dari daun tanaman bagian bawah menuju atas. Setelah d ipetik, daun disortir dan direndam dalam air untuk membersihkan kotoran dan debu yang menempel, kemudian dibilas hingga bersih dan ditiriskan. Selanjutnya daun dirajang dengan pisau yang tajam, bersih dan steril, dengan lebar irisan 1 cm. H asil rajangan dikering anginkan di atas tampah yang telah dialas kertas sampai k adar airnnya di bawah 12%, selama lebih kurang 3 - 4 hari. Rajangan daun yang te lah kering dimasukkan ke dalam kan-tong plastik transparan yang kedap air, bersa ma-sama dimasukan silika gel untuk penyerap air, kemudian ditutup rapat. Kemasan diberi label tanggal pengemasan selanjutnya disimpan di tempat kering dan bersi h. Dengan penyimpanan yang baik simplisia sirih merah dapat bertahan sampai 1 ta hun. Cara penggunaan simplisia sirih merah yaitu dengan merebus sebanyak 3 4 poton gan rajangan dengan satu gelas air sampai mendidih. Setelah mendidih, rebusan te r-sebut disaring dan didinginkan. Penggunaan sirih merah dapat dilakukan selain dalam bentuk simplisia juga dalam bentuk teh, serbuk, dan ekstrak kapsul. Pembuatan serbuk sirih merah yaitu diambil dari simplisia yang telah ker ing kemudian digiling dengan menggunakan grinder mencapai ukuran 40 mesh. Pengem asan dilakukan pada kantong plastik transparan dan diberi label. Sedangkan ekstr ak kapsul dibuat dari hasil serbuk yang di ekstrak dengan menggunakan etanol 70% . Ekstrak kental yang didapat ditambahkan bahan pengisi tepung beras 50% dan dik eringkan dengan menggunakan oven pada suhu 400C, setelah kering dimasukkan ke da lam kapsul 3.4 Sirih Merah Sebagai Tanaman Herbal Multi Fungsi Sejak jaman nenek moyang kita dahulu tanaman sirih merah telah diketahui memilik i berbagai khasiat obat untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit, di samping i tu sirih merah memiliki nilai-nilai spiritual yang tinggi. Sirih merah diperguna kan sebagai salah satu bagian penting yang harus disediakan dalam setiap upacara adat ngadi saliro . Air rebusannya yang mengandung antiseptik digunakan untuk menjaga kesehatan rongga mulut dan menyembuhkan penyakit keputihan serta bau tak sedap. Penelitian terhadap tanaman sirih merah sampai saat ini masih sangat kurang teru tama dalam pengembangan sebagai bahan baku untuk biofarmaka. Selama ini pemanfaa tan sirih merah di masyarakat hanya berdasarkan pengalaman yang dilaku-kan secar a turun temurun dari orang tua kepada anak atau saudara terdekat secara lisan. D i Jawa, terutama di Kraton Jogyakarta, tanaman sirih merah telah dikonsumsi seja

k dahulu untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Bedasarkan pengalaman suku Jawa tanaman sirih merah mempunyai manfaat menyembukan penyakit ambeien, keputih an dan obat kumur, alkaloid di dalam sirih merah inilah yang berfungsi sebagai a nti mikroba. Selain bersifat antiseptik sirih merah juga bisa dipakai mengobati penyakit diab etes, dengan meminum air rebusan sirih merah setiap hari akan menurunkan kadar g ula darah sampai pada tingkat yang normal. Kanker merupakan penyakit yang cukup banyak diderita orang dan sangat mematikan, dapat disembuhkan dengan menggunakan serbuk atau rebusan dari daun sirih merah. Beberapa pengalaman di masyarakat me nunjukkan bahwa sirih merah dapat menurunkan penyakit darah tinggi, selain itu j uga dapat menyem-buhkan penyakit hepatitis. Sirih merah dalam bentuk teh herbal bisa mengobati asam urat, kencing manis, maa g dan kelelahan, ini telah dilakukan oleh klinik herbal senter yang ada di Jogya karta, di mana pasiennya yang berobat sembuh dari diabetes karena mengkonsumsi t eh herbal sirih merah. Sirih merah juga sebagai obat luar dapat memperhalus kuli t. Secara empiris diketahui tanaman sirih merah dapat menyembuhkan penyakit batu gi njal, kolesterol, asam urat, serangan jantung, stroke, radang prostat, radang ma ta, masuk angin dan nyeri sendi. Hasil uji praklinis pada tikus dengan pemberian ekstrak hingga dosis 20 g/kg ber at badan, aman dikonsumsi dan tidak bersifat toksik, pada dosis tersebut mampu m e-nurunkan kadar glukosa darah tikus sebesar 34,3%. Lebih tinggi penurunannya di bandingkan dengan pemberian obat anti diabetes militus komersial Daonil 3,22 mml /kg yang hanya menurunkan 27% glukosa darah tikus. Hasil uji praklinis pada tiku s, dapat di pakai sebagai acuan penggunaan pada orang yang menderita kencing man is. Saat ini sudah cukup banyak klinik herbal center yang menggunakan sirih mera h sebagai teh atau terapi yang berkhasiat dan manjur untuk penyembuhan berbagai jenis penyakit. 4.PENUTUP 4.1 Simpulan 1. Tanaman sirih merah (Piper crocatum) ini termasuk di dalam famili Pipera ceae dengan penampakan daun yang berwarna merah keperakkan dan mengkilap saat ke na cahaya. Ciri khas tanaman ini adalah berbatang bulat berwarna hijau keunguan dan tidak berbunga. Daunnya bertangkai membentuk jantung hati dan bagian ujung d aun meruncing. 2. Tanaman sirih merah (Piper crocatum) lebih umum dikembangbiakkan secara vegetatif atau aseksual. 3. Penanganan pasca panen dengan diolah menjadi simplisia, serbuk simplisia dan ekstrak kapsul. 4. Tanaman sirih merah (Piper crocatum) dapat dijadikan tanaman obat multif ungsi karena kandungan kimia yang dimiliki serta aman di konsumsi serta memiliki peranan penting dalam menangani masalah kesehatan.

4.2 Saran Tanaman sirih merah mempunyai banyak manfaat dalam pengobatan tradisional, mempu nyai potensi menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Banyak pengalaman bahwa mengg unakan sirih merah dalam bentuk segar, simplisia maupun ekstrak kapsul dapat men yembuhkan penyakit diabetes militus, hepatitis, batu ginjal, menurunkan kolester ol, mencegah stroke, asam urat, hipertensi, radang liver, radang prostat, radang mata, keputihan, maag, kelelahan, nyeri sendi dan memperhalus kulit. Oleh karen a itu pembudidayaan tanaman sirih merah ini harus mulai gencar dilakukan agar ma nfaatnya bisa difungsikan sebagai suatu produk kesehatan yang multifungsional. Daftar Pustaka Alfarabi, Muhammad. 2008. Jurnal. Aktivitas Antioksidasi Ekstrak Daun Sirih Mera h (Piper crocatum). ITB : Bogor Anonim. 2011. Manfaat / Khasiat Obat Herbal Sirih Merah, (Online), (http://obath

erbalnusantara.wordpress.com/2011/12/03/manfaat-khasiat-obat-herbal-sirih-merah diakses 15 Desember 2011) Anonim. 2011. Kandungan senyawa aktif dalam sirih merah (Piper betle L. Var rubr um), (Online), (http://www.sehatsetiaphari.com/ diakses 15 Desember 2011) Anonim. 2011. Klasifikasi Tanaman Sirih Merah, (Online), (http://www.plantamor.c om/ diakses 15 Desember 2011) Balai Penelitian Tanaman Obat Dan Aromatik. Sirih Merah Sebagai Tanaman Obat Mul ti Fungsi, (Online), (http://balittro.litbang.deptan.go.id/ diakses 15 Desember 2011) Laia, Gabriel. 2009. Sirih Merah Turunkan Kadar Gula Dalam Darah, (Online), (htt p://gabriellaia.blogspot.com/ diakses 15 Desember 2011) Novara, Ahmad. 2006. Sirih Merah sebagai Tanaman Obat Multi Fungsi, (Online), (h ttp://www.herbalsirihmerah.blogspot.com diakses 15 Desember 2011) Pandji. 2009. Khasiat dan Manfaat Sirih Merah, (Online), (http://superartikel.co m/ diakses 15 Desember 2011) Prasko. 2011. Manfaat dan Kandungan Sirih Merah, (Online), (http://zona-prasko.b logspot.com/ di akses 15 Desember 2011) Soedibyo, Moeryati, B.R.A. 1998. Alam Sumber Kesehatan Manfaat dan Kegunaannya. Jakarta : Balai Pustaka Sudewo, B. 2007. Basmi Penyakit dengan Sirih Merah, Jakarta : PT Agromedia Pusta ka.

Anda mungkin juga menyukai