Anda di halaman 1dari 10

P e r b a a k a n k iya r i a H sHari n ban s ng

Perbankan Syariah

148

BNI membangun bisnis perbankan syariah sejak bulan April 2000, menawarkan produk pembiayaan dan pendanaan yang sejalan dengan prinsip syariah. Dewasa ini, sosok BNI Syariah tampil di tengah persaingan industri perbankan syariah, yang terdiri dari tiga bank syariah dan dua puluh lima bank konvensional yang memiliki layanan syariah.
BNI established its sharia banking business in April 2000, offering financing and funding product that is in line with Islamic Sharia principles. Today, there are three exclusivelysharia Banks and sharia business units within twenty-five conventional banks; BNI is one of these, with its unique BNI Syariah products.

Total Penghimpunan Dana syariah (rp triliun) Total sharia Funding (rp trillion)

Total Pembiayaan syariah (rp triliun) Total sharia Financing (rp trillion)

1,80

1,80

1.12 0.86 0.84

1.13

05

06

07

05

06

07

sHaria banking

149

P e r b a n k a n s ya r i a H

150

Fokus pembiayaan BNI Syariah adalah pertanian, perdagangan, industri manufaktur dan perumahan. Pembiayaan dilakukan melalui produk Murabahah yang tercatat sebagai transaksi yang terbanyak dipilih nasabah untuk pembelian aset. Atas aset yang telah disepakati nasabah, maka BNI Syariah memberikan pembiayaan dengan skema pembayaran yang telah disetujui bersama dan aset menjadi milik nasabah. Pembiayaan Musyarakah dan Mudharabah umumnya digunakan untuk membiayai suatu proyek atau usaha produktif lain. Dalam transaksi Musyarakah, BNI Syariah dan nasabah bersama-sama mengkontribusikan dana yang diperlukan kemudian berbagi keuntungan dari hasil yang peroleh. Sedangkan dalam pembiayaan Mudharabah, BNI Syariah menyediakan 100% dana yang diperlukan dan porsi keuntungan yang lebih besar dari hasil usaha yang diperoleh.
B N I sya r I a h T u M B u h P e s aT D I Ta h u N 2 0 07

komposisi Dana syariah sharia Fund composition

12%

46%

42%

Tabungan Syariah
sharia savings

Deposito Syariah
sharia time deposit

Giro Wadiah
Wadiah current account

Aset BNI Syariah tumbuh 56,3% dari Rp 1,6 triliun pada tahun 2006 menjadi Rp 2,5 triliun pada tahun 2007 sehingga pangsa pasar BNI Syariah naik dari 5,8% di tahun 2006 menjadi 7,0% di tahun 2007. Kenaikan pangsa pasar tersebut berdampak positif bagi BNI, yang mampu mempertahankan posisinya sebagai bank dengan pangsa pasar terbesar keempat dalam industri perbankan Syariah di Indonesia. Kenaikan aset BNI Syariah ditandai dengan naiknya Pembiayaan sebesar 59,3% dari Rp 1,13 triliun di tahun 2006 menjadi Rp 1,8 triliun di tahun 2007 serta kenaikan Dana Pihak Ketiga sebesar 60,7% dari Rp 1,12 triliun di akhir 2006 menjadi Rp 1,8 trilun di tahun 2007. Sampai dengan Desember 2007, pertumbuhan aset, ekspansi pembiayaan maupun penghimpunan DPK BNI Syariah berhasil melampaui pertumbuhan rata-rata industri perbankan syariah di Indonesia. Di sisi aset, BNI Syariah mampu meraih pertumbuhan 56%.

Financing at bni syariah focuses on agriculture, trade, manufacturing and housing sectors. most transactions occur through murabahah financing, the way generally chosen for the purchase of an asset. bni syariah finances an asset to the client for an agreed schedule of repayments and the asset will belong to the client. musyarakah and mudharabah financing are customarily used for financing projects or other productive uses. in a musyarakah

deal, bni syariah and the customer jointly contribute funds required, and share the revenues or profits from the venture. in mudharabah financing, bni syariah provides 100% of the funds required for the venture, and generally receives a higher proportion of revenue or profits in return.
B N I sya r I a h G r ew s I G N I F I Ca NTLy I N 2007.

over the year, bni syariah assets grew 56.3%, from rp 1.6 trillion in 2006 to

rp 2.5 trillion in 2007; bnis sharia market share was thus able to grow from 5.8% in 2006 to 7.0% in 2007. This rise in market share has a positively effect, in that bni is able to maintain its position as a bank with the fourth-largest sharia banking market share in indonesia. The rise of bni syariah assets, noted with the rise of financing, leapt by 59.3%, from rp 1.13 trillion in 2006 to 1.8 trillion rupiah in 2007, and with the rise of third-party fund soaring 60.7%, from rp 1.12 trillion in 2006 to rp 1.8 trillion in 2007.

sHaria banking

Pembiayaan BNI Syariah juga mampu mencapai pertumbuhan 59% yang berarti lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan perbankan syariah sebesar 37%. Demikian pula dari sisi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), BNI Syariah mampu mencapai pertumbuhan 61%, lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan pesaingnya sebesar 35%. Sebagai bagian dari pemenuhan prinsip perbankan syariah, seluruh pembiayaan syariah harus berasal dari pendanaan syariah, termasuk sumber dana syariah BNI dan penempatan dana syariah oleh pihak ketiga di BNI. Total aset BNI Syariah terhadap total aset BNI meningkat dari 0,9% tahun 2006 menjadi 1,4% di tahun 2007. Rasio pembiayaan terhadap dana pihak ketigaserupa dengan Loan-to-Deposit Ratio dalam istilah perbankan konvensionalmencapai 100%. Portofolio pembiayaan BNI Syariah didominasi oleh pembiayaan Murabahah, yang tercatat senilai Rp 1,47 triliun atau 81,5%, diikuti oleh pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah sebesar Rp 270,5 miliar (15%), serta pembiayaan Qard senilai Rp 62,7 miliar (3,5%). Sedangkan dari sisi pembiayaan, produk Murabahah mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 70,4% disusul dengan pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah sebesar 24%. Tingginya pertumbuhan Murabahah disebabkan produk ini memiliki skema transaksi yang relatif lebih mudah dimengerti dan diaplikasikan dalam skema pembiayaan syariah, karena cenderung serupa dengan kredit konvensional. Di sisi lain, produk Murabahah didominasi oleh pembiayaan konsumtif yang tumbuh lebih tinggi dibandingkan pembiayaan produktif. Pertumbuhan pembiayaan BNI Syariah sepanjang periode 20062007 tumbuh lebih pesat dibandingkan rata-rata perbankan syariah, sehingga berdampak positif terhadap peningkatan pangsa pasar pembiayaan dari 5,5% menjadi 6,5%.

151

komposisi Pembiayaan syariah sharia Financing composition

3%

82%

15%

Pembiayaan Murabahah
murabahah Financing

Pembiayaan Mudharabah & Musyarakah


mudharabah & musyarakah Financing

Piutang Lainnya (Qard)


other (Qard)

Through december 2007, asset growth, financing expansion and third-party funds within bni syariah were able to exceed the average growth of the sharia banking industry in indonesia. in terms of total assets, bni syariah was able to mark a figure of 56% in growth, and bni syariah financing was thus able to reach a growth figure 59% higher than that of the sharia industry in general (37%). From third party funds, bni syariah was able to reach 61% higher growth than that of sharia competitors, who

recorded an average of 35%. as an aspect of the fulfilment of sharia banking principles, all sharia financing must utilize funds received with islamic principles, including the source of bni syariah funds from customers as well as from sharia placement by third parties. Total assets of bni syariah to bni total assets increased from 0.9% in 2006 to become 1.4% in 2007. Financing ratios to third party funding (analogous to the Loan-to-deposit ratio

in conventional banking terminology) reached 100%. The financing portfolio enacted by bni syariah is dominated by murabahah financing, with rp 1.47 trillion or 81.5%, followed by mudharabah and musyarakah financing with rp 270.5 billion (15%) and Qard financing with rp 62.7 billion (3.5%). among financing products, murabahah recorded their highest growth with 70.4%, followed by mudharabah and musyarakah with 24%. The high increase of murabahah

P e r b a n k a n s ya r i a H

152

Kinerja pertumbuhan pembiayaan yang cukup signifikan juga ditunjang oleh turunnya tingkat Non Performing Financing (NPF) Syariah per Desember 2007 sebesar 6,07% (Rp 109,29 miliar) dibanding posisi Desember 2006 sebesar 12,43% (Rp 140,78 miliar) yang menunjukkan membaiknya kualitas pembiayaan. Selama tahun 2007, jumlah rekening produk simpanan BNI Syariah tumbuh 38% menjadi 185.500 rekening. Pertumbuhan tertinggi diraih oleh deposito Mudharabah yang tumbuh 31,6% menjadi 7.900 rekening, diikuti oleh tabungan Mudharabah yang tumbuh 27,4% menjadi 175.300 rekening dan giro yang tumbuh 24,3% menjadi 2.300 rekening. Komposisi pendanaan tetap didominasi dana murah yaitu tabungan Mudharabah dan Giro Wadiah sebesar 58,1% dibandingkan deposito Syariah yang mencapai Rp 755,2 miliar atau 41,9%. BNI menawarkan layanan Syariah melalui 24 kantor cabang Syariah dan 30 kantor cabang pembantu Syariahyang merupakan bagian dari kantor cabang dalam negeri BNIserta 136 channelling outlet Syariah pada kantor-kantor cabang konvensional. Keberadaan Peraturan BI No. 8/3/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 yang kemudian diperbaharui dengan Peraturan BI No. 9/7/PBI/2007 tanggal 4 Mei 2007 tentang Office Channeling mendukung strategi BNI Syariah. BNI memperluas jaringan outlet BNI Syariah dengan memanfaatkan jaringan kantor cabang BNI yang ada. Jaringan cabang BNI yang luas sangat menguntungkan posisi BNI Syariah, yang memanfaatkan peluang dengan membuka layanan syariah di kantor cabang konvensional, untuk menjalankan kegiatan penghimpunan dana maupun penyaluran pinjaman. Dalam menjalankan kegiatan operasional, BNI Syariah menganut prinsip-prinsip syariah. Keigatan operasional ini didukung oleh produk-produk unggulan, seperti kartu Syariah BNI,

is probably because the transaction scheme is relatively easier to understand, as this product is similar to conventional loans. moreover, the murabahah is dominated by consumer financing, which has a higher growth rate than productive financing. The growth of bni syariah financing for 20062007 was above sharia banking averages, which expanded its market share, moving from 5.5% to 6.5%.

The significant financing growth was also supported by a declining non Performing Financing (nPF) sharia: by december 2007 this marked 6.07% (rp 109.29 billion), below the december 2006 level of 12.43% (rp 140.78 billion), signalling an improvement in quality of financing. during 2007, total funding accounts in bni syariah grew 38%, to 185.500 accounts. The highest growth was noted for mudharabah deposits, which grew 31.6% to 7,900

accounts, followed by sharia savings, which grew 27.4% to 175,300 accounts, while current accounts grew 24.3%, to 2,300 accounts. Funding composition was dominated by mudharabah savings and Wadiah current accounts, for 58.1%, compared to sharia time deposits, which reached rp 755.2 billion, or 41.9%. bni offers sharia service through 24 sharia main branch offices, and 30 sharia sub-branch offices (which are part of bni domestic branch offices), as well as through

136 sharia channeling outlets at conventional branch offices. bank indonesia regulations no. 8/3/Pbi/2006, dated 30 January 2006, renewed by bank indonesia regulations no. 9/7/Pbi/2007, dated 04-05-2007, regarding channeling offices is in line with bni syariah strategy; that bni expand bni syariah outlet networks by using the network of conventional branch offices. The bni branch office network, which is widely distributed, has an advantage for bni

sHaria banking

yang dapat digunakan sebagai kartu debit, serta dilengkapi dengan fitur SMS banking, internet banking, dan phonebanking. Kinerja pembiayaan dan dana serta kualitas pembiayaan yang membaik berdampak positif terhadap peningkatan laba selama tahun 2007. BNI Syariah berhasil membukukan laba bersih Rp 19,24 miliar, meningkat 26,41% dari laba tahun sebelumnya sebesar Rp 15,20 miliar. Kehadiran BNI Syariah yang telah menginjak tahun ke tujuh di Indonesia telah menorehkan hasil yang cukup memuaskan dalam beberapa tahun terakhir. Sepanjang tahun 2007, eksistensi BNI Syariah semakin diakui, terbukti dari beberapa penghargaan yang diterima, yaitu Indonesia Sharia Bank Loyalty Index (ISBLI 20062007) dengan kategori 1st Rank for Customer Satisfaction Index dan 1st Rank for Customer Loyalty Programme dari MarkPlus Insight & Majalah InfoBank. Selain itu, BNI Syariah juga menerima penghargaan dari Bank Indonesia pada Program Akselerasi Pengembangan Perbankan Syariah (PAPBS) sebagai The Best Market Share Expansion 2007.
M e M a N Da N G k e D e Pa N

153

BNI Syariah menyadari bahwa dalam beberapa tahun mendatang, industri perbankan syariah Indonesia akan menghadapi sejumlah tantangan besar yang menuntut BNI Syariah untuk lebih mampu meningkatkan pertumbuhan secara konsisten dengan mempertimbangkan kencenderungan pasar, dimana bank syariah berkompetisi langsung (head to head) dengan bank konvensional. Kehadiran perbankan Syariah yang relatif baru di tengah eksistensi perbankan konvensional yang telah terlebih dahulu hadir menyebabkan BNI Syariah menghadapi tantangan yang tidak mudah karena terbatasnya jaringan serta jumlah dan kompetensi SDM. Tidak hanya

syariah, especially in utilizing conventional branch offices to handle sharia business as well as for third party fund collection activities. bni syariah operates on sharia principles, supported by excellent products such as the bni syariah card, which has been enhanced with sms banking, internet banking, phone banking and its new function as a debit card. improved financing, funding and financing quality have a positive effect on our profit,

which during 2007 reached rp. 19.24 billion, representing an increase of 26.41% over last years profit of rp 15.20 billion. The seventh year of operation of bni syariah in indonesia has yielded satisfactory results, compared to previous years, as recognised by awards received, such as indonesia sharia bank Loyalty index (isbLi 20062007) category, 1st rank for customer satisfaction index and 1st rank for customer Loyalty Programme from

markPlus insight & infobank magazine. also, bni syariah received awards from bank indonesia for its sharia banking acceleration Programme as The best market share expansion in 2007.
LO O k I N G a h e a D

head to head competition with conventional banks. The presence of sharia banking is relatively new in the conventional banking landscape, which posed bni syariah a formidable challenge, because of limited networks and human resources competency. not only was this true on the management side but also there was only a limited public knowledge and awareness of sharia banking. To overcome obstacles, vigorous promotional activities

bni syariah is aware that the indonesian sharia banking sector will face major challenges, which demand that bni syariah be able to increase its growth consistently, by considering market trends and facing

P e r b a n k a n s ya r i a H

154

dari sisi pengelolaan, tetapi perbankan syariah juga menghadapi keterbatasan pengetahuan dan pemahaman masyarakat. Mengatasi kendala itu, BNI dituntut untuk mampu melakukan promosi yang agresif sebagai salah satu strategi meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap produk perbankan Syariah. Namun seringkali implementasi strategi ini tidak berjalan dengan optimal karena keterbatasan anggaran. Di sisi lain, perbankan syariah memiliki keunggulan dan kepastian atas beban margin dalam pembiayaan Murabahah. Sepanjang tahun 2007, bergeraknya penurunan tingkat suku bunga BI mendorong bank-bank (konvensional) mengubah-ubah suku bunga kreditnya. Berbeda dengan bank konvensional yang dapat melakukan penyesuaian tingkat suku bunga sesuai perkembangan makro ekonomi, bank syariah telah menetapkan fixed-margin khususnya untuk pembiayaan Murabahah jangka menengah dan jangka panjang sehingga nasabah lebih tenang dan nyaman karena telah ada kepastian besarnya kewajiban hingga jatuh tempo pembiayaan. Untuk mengakomodir kebutuhan suku bunga BI, BNI Syariah telah menetapkan untuk melaksakan beberapa langkah antara lain: a. Menetapkan tiering pricing khususnya pada produk pemilikan aset (Murabahah), sehingga nasabah dapat melihat keunggulan bank syariah dalam jangka panjang b. Optimalisasi office channeling c. Optimalisasi pemanfaatan anggaran pada media/event yang dipilih d. Optimalisasi pelatihan e. Menggiatkan edukasi masyarakat mengenai bank syariah baik secara internal BNI, maupun bersama ASBISINDO, Bank Indonesia, pejabat Pajak, dan sebagainya

should be undertaken as one strategy to increase public awareness. However, the awareness program was not implemented optimally because of limited budgets. From another angle, sharia banking has competitive features in term of margin payments in murabahah financing. during 2007, the movement in bi rates signified changes in interest rate in conventional banks, which are able to adjust their interest rates according to macro development, while sharia

banking has a fixed margin especially for murabahah over the medium or long period; thus, it is more convenient for customers since they have a certain repayment amount until maturity date. To accomodate bi rate changes, bni syariah will implement some steps such as: a. approving tiering pricing, especially on the murabahah scheme such that the customer is able to appreciate the advantage of sharia banking over the long term

b. optimize office channeling c. optimal use of a budget for selected media and/or events d. conducting employee training, as well as in inhouse training facilities and external institutions e. continue educating people about sharia banking internally within bni, as well as with asbisindo (sharia association), bank indonesia, tax officials, etc. The monetary sector pointed to significant improvements in 2007, marked by economic

sHaria banking

Meski sektor moneter menunjukkan perbaikan yang siginifikan yang ditunjukkan oleh beberapa indikator ekonomi seperti pertumbuhan GDP, suku bunga BI yang konsisten di posisi 8% serta meningkatnya cadangan devisa pemerintah, namun di penghujung akhir tahun 2007 kondisi ekonomi global dihadapkan pada tekanan inflasi sebagai dampak kenaikan harga minyak dunia. Melambatnya pertumbuhan ekonomi Amerikayang dapat memicu resesijuga dipengaruhi oleh kenaikan harga minyak dunia dan gejolak di pasar finansial, yang dikhawatirkan akan berdampak langsung terhadap perekonomian Indonesia. Meskipun pada tahun 2007 posisi NPL dan LDR menunjukkan perbaikan, namun badai resesi ekonomi global dikhawatirkan akan menurunkan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia dari target yang ditetapkan. Tingginya harga minyak menyebabkan pemerintah Indonesia menghadapi kondisi sulit akibat peningkatan anggaran subsidi yang secara tidak langsung akan mengurangi alokasi anggaran pembangunan. Meningkatnya harga beberapa kebutuhan pokok dikhawatirkan akan mengurangi daya beli masyarakat yang berarti melemahkan sektor riil dimana perbankan syariah sangat bergantung pada kinerja sektor inimengingat prinsip usahanya yang tidak diperkenankan memiliki eksposur dalam sektor finansial berbasis bunga. Menghadapi kondisi tersebut BNI Syariah akan menerapkan beberapa strategi di masa depan, yaitu: 1. Meningkatkan ekspansi pembiayaan yang fokus pada segmen konsumer dengan produk unggulan BNI Griya Syariah dan BNI Oto Syariah dan pembiayaan usaha rakyat untuk UMKM melalui 24 kantor cabang Syariah dan 30 kantor cabang pembantu syariah dan menerapkan aliansi strategis baik dengan universitas, koperasi, developer, asosiasi dll.

155

indicators like gdP growth, the bi rate consistently stood at 8% and high government usd reserves. However, by end-2007, global economic conditions faced rising inflation, following high global oil prices. a slowdown of growth in america, which could trigger a recession, was also affected by high oil prices and turmoil in the financial markets. markets are cautious as to how this might affect indonesias economy. While in 2007 the non-performing loan ratio showed improvements, along with the growth of

the Loan to deposit ratio, storm clouds threatening a global economic slowdown threatened to damage the fragile growth of indonesias economy toward targets. acute increases in the oil price put the government in a difficult position, as any rise in subsidies in its budget will indirectly affect other budget allocations. rising prices for basic necessities could dampen public purchasing power, signalling weakness in the real sector, on which sharia banking is heavily dependant

(as sharia business principles have no exposure to interestbased financial sectors. To deal with such conditions, bni syariah will apply strategic steps in the future, such as: 1. expansion in financing will focus on the consumer segment, with excellent products like bni griya syariah, bni oto syariah, and sme Financing through 24 bni syariah branch offices and 30 bni syariah sub-branch offices, while implementing

P e r b a n k a n s ya r i a H

156

2. Mengendalikan kualitas portfolio pembiayaan pada tingkat yang moderat, memprioritaskan program R3 (Restructuring, Reschedulling & Reconditioning) terhadap pembiayaan bermasalah & Hapus Buku 3. Mengelola risiko yang terkait dengan bisnis dan operasional bank syariah pada tingkat yang dapat ditoleransi melalui penyusunan prosedur dan pemantauan kebijakan 4. Meningkatkan penghimpunan Dana Pihak Ketiga yang fokus pada tabungan dan giro, serta produk unggulan yaitu tabungan syariah plus, termasuk mengoptimalkan pemanfaatan jaringan cabang konvensional baik di dalam negeri maupun luar negeri dalam rangka mendukung akselerasi BNI Syariah (sejalan dengan PBI No 8/3/2006 tanggal 30 Januari 2006 dan PBI No.9/7/2007 tanggal 4 Mei 2007) Hal-hal penting yang menjadi perhatian adalah: Meningkatkan Permodalan Industri perbankan syariah menghadapi tuntutan untuk memperkuat modal dalam menghadapi pertumbuhan. Dengan pertumbuhan DPK yang stabil, perbankan syariah akan membutuhkan suntikan modal yang cukup besar agar dapat beroperasi sesuai dengan prinsip kehati-hatian dalam aspek permodalan. Meningkatkan kualitas sumber Daya Manusia Perbankan syariah saat ini didukung oleh sumber daya manusia yang memiliki keterbatasan pengetahuan baik terhadap produk syariah maupun bidang keahlian lain yang dibutuhkan, seperti kemampuan dalam penilaian risiko pembiayaan, service excellence, kemampuan penilaian proyek dari berbagai aspek, kemampuan teknis yang bersumber dari pendidikan formal maupun kemampuan teknis yang didapat dari pengalaman lapangan

strategic alliances as well with universities, cooperatives, developers, associations, etc. 2. maintaining financing portfolio quality at a moderate level, with priority on the r3 program (restructuring, rescheduling and reconditioning) of nonperforming financing and written-off financing 3. managing risks related to business and bni syariah bank operations at a tolerable level, through various procedures and arranging policy monitoring.

4. increase third-party fund focusing to casa (current account and saving account). bni syariah optimally uses conventional branch networks as well, both domestic and overseas, to support bni syariah acceleration, in line with Pbi no 8/3/2006 dated 30 January 2006, and Pbi no.9/7/2007, dated 4 may 2007 important aspects calling for special attention and focus: Increasing Capital The sharia banking industry faces a demand

to strengthen capital to support growth. With the steady growth of thirdparty funds, sharia banking will need a considerable capital injection to enable it to operate according to prudential principles. ncreased Quality of I Human Resources sharia banking is currently supported by staff with limited sharia knowledge and other generally-needed skills, such as the ability to assess and manage risk, to perform at a level of service excellence, the ability to

sHaria banking

Saat ini BNI Syariah dikelola oleh 580 pegawai dan 86% diantaranya bertugas di kantor cabang BNI Syariah, dan 14% sisanya bertugas di Kantor Besar BNI Syariah. Upaya peningkatan kualitas SDM dilakukan oleh BNI Syariah melalui pemberian pelatihan kepada segenap pegawai mulai dari pendidikan dasar perbankan syariah, standar layanan syariah serta pembiayaan syariah bekerjasama dengan Lembaga Pelatihan dan SDM. Untuk tingkat manajemen juga diberikan pelatihan khusus, bekerjasama dengan institusi eksternal. Pengembangan Produk dan Jasa Ragam produk dan pelayanan perbankan syariah masih terbatas, dibandingkan dengan perbankan konvensional. Oleh karena itu, dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, perbankan syariah akan lebih meningkatkan layanan melalui inovasi produk dan layanan baru. Mengedukasi Masyarakat mengenai Perbankan syariah Pengetahuan masyarakat terhadap operasional perbankan syariah sangat terbatas sehingga keinginan nasabah potensial yang tertarik terhadap produk perbankan syariah masih sangat rendah. Oleh karena itu dibutuhkan pengenalan program produk perbankan syariah secara lebih intensif sehingga positioning di masyakat dapat dilakukan dengan efektif di segenap golongan masyarakat.

157

value a project from various aspects, technical ability from formal education as well as from field experience. at the moment bni syariah is managed by a roster of 580 employees, of whom 86% are in charge of syariah branch offices, while the remaining 14% serve at bni syariah Headquarters. Training is provided for all employees, starting from sharia banking basic education, through sharia service standards and sharia financing, this education

implemented in cooperation with partner training and human resources institutions. managementlevel personnel are provided with training from expert outside institutions. roduct and Service P Development sharia banking products and services are still limited, compared to conventional banking; thus, in fulfilling sharia banking needs bni will need to further expand its range of services through innovative approaches.

mprove Public I Awareness of Sharia Banking Public awareness of sharia banking operations is still very basic, which also limits the interest of potential customers; an introductory program explaining sharia banking and its positioning to the public should be carried out effectively for all segments of society.

Anda mungkin juga menyukai