MAKALAH
Disampaikan Pada Yayasan
Oleh:
IMAM INDRATNO
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG 1431 H / 2010 M
PENGEMBANGAN KAWASAN PERBATASAN NEGARA INDONESIA MALAYSIA (KALIMANTAN SARAWAK SABAH) DALAM PERSPEKTIF PENATAAN RUANG
MAKALAH
oleh
IMAM INDRATNO
Disampaikan dalam
Mengesahkan,
ENGEMBANGAN KAWASAN PERBATASAN NEGARA INDONESIA MALAYSIA (KALIMANTAN SARAWAK SABAH) DALAM PERSPEKTIF PENATAAN RUANG
Oleh: IMAM INDRATNO
ABSTRAK
Negara Republik Indonesia berbatasan dengan beberapa Negara di belahan dunia, kawasan perbatasan terdapat di 3 pulau besar di Indonesia yaitu Kalimantan, Papua dan Timur Leste. Walaupun berbatasan langsung dengan beberapa Negara besar di dunia, kawasan perbatasan Indonesia masih jauh tertinggal baik dari segi ekonomi maupun sarana dan prasarananya. Kehidupan masyarakat di kawasan perbatasan Kalimantan lebih mengacu pada kehidupan Negara tetangga Malaysia, bahkan pasokan sumber bahan pangan sebagian besar berasal dari Malaysia karena kemudahan dan kecepatan memperoleh barang-barang tersebut. Hal tersebut secara tidak langsung menunjukkan bahwa perhatian pusat akan kawasan perbatasan sangat kurang dan lambat. Keadaan tersebut merupakan gambaran keterpurukan pembangunan Indonesia yang harus segera dibenahi dan mendapat perhatian dengan diadakannya program pengembangan kawasan perbatasan. Key words: kawasan perbatasan, Kalimantan, ekonomi, sarana prasarana
PENDAHULUAN Kawasan perbatasan darat Indonesia berada di tiga pulau, yaitu Pulau Kalimantan, Papua, dan Timur Leste, serta tersebar di empat propinsi dan 15 kabupaten atau kota. GBHN 1999 yang mengamanatkan harus mendapat bahwa prioritas kawasan dalam perbatasan merupakan kawasan tertinggal pembangunan.keterbatasan akan sarana dan prasarana sosial dan ekonomi menyebabkan kegiatan perekonomian lebih berorientasi ke Negara tetangga (Malaysia). Pulau Kalimantan memiliki kawasan
Serawak dan Sabah sepanjang 1.035 km di 3 kabupaten, yaitu: kabupaten Kutai Barat, Malianau, perbatasan dan ini Nunukan. hanya Di kawasan 3 terdapat
pintuperbatasan (border gate) resmi dari 10 pintu yang telah disepakati, yaitu di Kabupaten Sanggau, Bengkayang, dan Nunukan. Berdasarkan kesepakatan yang dihasilkan dari pertemuan pemerintah Indonesia dan Malaysia mengenai kawasan perbatasan yang dilakukan di Medan, Sumatera Utara pada tanggal 12-13 April 2002, telah disepakati beberapa daerah yang menjadi pintu masuk (entry point) untuk masing-masing Negara. Untuk wilayah Propinsi Kaliamantan Barat sendiri memiliki 16 entry points, dimana Temajuk, Liku, Sajingan Besar, dan Aruk termasuk di dalamnya. Sedangkan untuk Negara Malaysia sendiri, khususnya Negara bagian Serawak, memiliki10 entry points, termasuk Kota Biawak salah satunya. Untuk wilayah Propinsi Kalimantan Timur sendiri
perbatasan dengan Malaysia di 8 kabupaten yang berbeda di propinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur. Propinsi Kalimantan Barat berbatasan langsung dengan wilayah Serawak sepanjang 847,3 km di 5 kabupaten, yaitu: Kabupaten Sanggau, Kapuas Hulu, Sambas, Sintang, dan Bengkayang. Propinsi Kalimantan Timur berbatasan dengan
memiliki 9 entry points, yaitu Long Nawang, Apau Ping, Long layu, Long Midang, Nunukan, Sungai Pancang, Labang, Tau Lumbis dan Lasan Tuyan, sedangkan untuk Negara
Malaysia sendiri, khususnya Negara bagian Serawak, memiliki 10 entry poins, temasuk Kota Tawau.
Tabel 1. Head to Head Kawasan Perbatasan Negara Indonesia dan Malaysia INDONESIA Propinsi Entry Point KALIMANTAN BARAT 1. Temajuk 2. Liku 1. Sajingan 2. Aruk Jagoi Babang/Seluas Siding Saparan Entikong 1. Segumon 2. Bantan 1. Jasa 2. Nanga Bayan Semareh 1. Merakai Panjang 2. Langau Nanga Badau KALIMANTAN TIMUR 1. Long Nawang 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Apau Ping Long Layu Long Midang Nunukan Sungai Pancang Labang Tau Lumbis Lasan Tuyan MALAYSIA Negara Bagian Entry Point SERAWAK Sematan Biawak Serikin Stass Simpang Empat Tebedu Bunan Gega Kranggas Gayau Batu Lintang Lubok Antu SERAWAK SABAH 1. Long Busang 2. Long Singu 3. Long Banga 4. Pa Dalih 5. Bario 6. Ba Kelalan 7. Long Pasia 8. Tawau 9. Pegalungan 10. Long Singut
Sumber: Hasil Pertemuan Indonesia-Malaysia Mengenai Kesepakatan Linta Batas Kawasan Perbatasan Negra, Medan 2002
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG Dalam rangka mewujudkan keseimbangan pengembangan ekonomi dan terpeliharanya kondisi lingkungan dalam bingkai NKRI, maka dalam melakukan perencanaan di kawasan perbatasan Negara perlu didekati dengan tiga pendekatan, yaitu:
keutuhan Indonesia.
Negara
Kesatuan
Republik
Tercapainya kesejahteraan masyarakat dengan tetap mempertahankan nilai sosial budaya dari pengaruh budaya asing dnegan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (SDM). Berkurangnya konflik sektoral dengan peningkatan dan koordinasi penduduk, dalam serta mengelola sumberdaya alam, pengisian pemerataan peningkatan sarana dan prasarana.
Pengembangan kawasan perbatasan dalam perspektif penataan ruang lebig memfoluskan pada Kawasan Pengembangan Ekonomi. Ekonomi, Kawasan Pengembangan
selanjutnya disebut dengan KPE, merupakan salah satu dari kawasan tertentu. Bentuk kebijakan spasial pengembangan KPE di perbatasan Kalimantan Serawak Sabah meliputi (Direktorat Penataan Ruang, Departemen PU): 1. Mengembangkan sebagai kawasan depan perbatasan Negara,
beranda
termasuk sebagai pintu gerbang Asia tenggara dan Timur. Hal-hal yang perlu diperhatikan: Meningkatkan pelayanan sarana dan prasarana yang ada.
Entikong
(Kalimantan
Nunukan, Pulo Bunyu, Juwata Tarakan, Lingkas Tarakan dan Tanjung Selor (Kalimantan Timur). Mengembangkan pusat promosi
investasi dan budaya di Kaliamntan Barat dan Kalimantan Timur. 2. Menerapkan keseimbangan anatara prinsip keamanan dan kesejahteraan masyarakat dengan tujuan antara lain: Peningkatan pelayanan informasi
4. Mengembangkan
pertumbuhan perbatasan didukung di secara pusat
industri dan perdagangan. Hal itu harus didukung dengan: Adanya keterkaitan fungsional antar pusat pertumbuhan sosial ekonomi. Mengembangkan termasuk kawasan andalan (Nunukan,
melalui media masa, sehingga timbul tapal batas antar Negara dan timbul rasa kebangsaan.
KAPET
yang ditunjang komoditi unggulan yang ada dan komitmen yang lembaga serta pendanaan setempat. memadai dengan
mengikutsertakan
masyarakat
5. Melakukan
AIDA) dan
kerjasama
ekonomi
sub
regional (BIMP-EAGA, IMS-GT, IMT-GT, pembangunan infrastruktur trans borneo highways dan railways. Hal itu harus didukung dengan:
sarana kepabeanan dan migrasi. Membangun disinsentif. Peningkatan manusia. Mempertegas pokok perbatasan dan menjamin kepastian hukum di wilayah perbatasan. \pengadaan alokasi dana untuk kualitas sumberdaya pola insentif dan
pembangunan kawasan perbatasan. pengembangan pusat Melakukan pemberdayaan masyarakat. Mengakomodasi adat/ulayat dan mengatur ke hak
Memadukan
pusat pertumbuhan dan perniagaan terpadu dengan pusat pengembangan Negara tetangga dengan didukung sistem kota dan transportasi baik di kawasan perbatasan maupun Negara tetangga. Bentuk strategi yang diterapkan dalam rangka pengembangan kawasan perbatasan terdiri dari: Mengembangkan pusat-pusat
masyarakat
dalam
regulasi dan peraturan yang berlaku. Menetapkan garis batas antarnegara melalui kesepakatan dengan Negara tetangga sebelum tahun 2009. Meningkatkan pengawasan terhadap
arus keluar-masuk manusia dan barang dari wilayah Negara tetangga melalui PLB, PPLB, dan CIQS. Menngkatkan jumlah personal aparat dan penambahan sarana dan prasarana keamanan. Meningkatkan wawasan kebangsaan.
pertumbuhan ekonomi di kecamatankecamatan yang berbatasan langsung secara selektif dan bertahap sesuai prioritas dan kebutuhan.
Melakukan penegakan hukum secara adil dan tegas. Meningkatkan kapasitas kelembagaan pemerintah daerah dan masyarakat.
Sinkronisasi kewenangan pengelolaan dan peraturan. Melakukan forum kerjasama sub secara regional, aktif dan
Isu dan permasalahan pengelolaan kawasan perbatasan meliputi berbagai dimensi. Isu dan
permasalahan umum yang dihadapi terdiri dari: 1. Kebijakan Pembangunan Kebijakan di masa lalu yang belum berpihak kepada kawasan-kawasan tertinggal dan terisolir. Belum adanya kebijakan dan strategi nasional perbatasan. pengembangan kawasan
Terbatasnya jumlah aparat serta sarana dan prasarana. Terjadinya kegiatan-kegiatan illegal dan pelanggaran hukum. Terbatasnya prasarana jumlah perbatasan sarana dan
(PLB,PPLBB,
dan fasilitas CIQS). 4. Pengelolaan Sumber Daya Alam Pemanfaatan potensi sumberdaya alam belum optimal.
2. Ekonomi dan Sosial Budaya Adanya paradigm kawasan perbatasan sebagai halaman belakang. Terjadinya kesenjangan pembangunan dengan Negara Tetangga. Sarana dan prasarana masih minim. Tingginya angka kemiskinan dan jumlah keluarga pra-sejahtera. Terisolasinya kawasan perbatasan
Terjadinya
eksploitasi
pemanfaatan
5. Kelembagaan
Pengelolaan belum adanya
dan
Kewenangan
kelembagaan
yang
mengelola kawasan perbatasan secara integral dan terpadu. Belum jelasnya kewenangan dalam
akibat rendahnya aksesibilitas menuju kawasan perbatasan. Rendahnya kualitas SDM. Adanya tradisional. Adanya tanah adat/ulayat masyarakat. 3. Pertahanan dan Keamanan Belum disepakatinya garis-garis batas Negara tetangga secara menyeluruh. aktivitas pelintas batas
pengelolaan kawasan perbatasan. 6. Kerjasama Antarnegara Belum pengelolaan kerjasama regional. Belum antarnegara optimalnya dalam kerjasama optimalnya perbatasan sub regional, keterkaitan dengan maupun
penanggulangan
Gambar 2. Permasalahan Pengembangan Kawasan Perbatasan KONDISI DIVISI KUCHING DAN TAWAU Pola Pemanfaatan Ruang Divisi Kuching dan Divisi Tawau Kuching merupakan salah satu kota menarik yang ada di belahan dunia Asia Tenggara. Secara administrative Kuching merupakan divisi utama yang menjadi Ibukota dan pusat administrative bagi Negara Bagian Serawak, Malaysia Timur. Dengan luas lahanmencapai 4.559,55 km2, Kuching memiliki penduduk umum, sebesar pihak 458.300 jiwa. pemerintah populasi Secara Malaysia Kawasan pusat kota diarahkan pada pengembangan Kota Tawau sebagai pusat kegiatan komersil dan pusat perdagangan. Bandar Sabindo adalah pusat kegiatan belanja untuk Tawau. Supermarket, took buku, gudang/took, gedung pertunjukan, restoran, butik, dan banyak lagi yang lain dapat ditemukan disini. Suatu pusat perbelanjaan baru Sabindo Alun-Alun akan dibuka di Bandar Sabindo. Serawak mempunyai lahan yang cukup luas mencapai 12.398.500 km2 yang cocok unutk pengembangan pertanian komersil. Sekitar 32% luas lahan yang ada atau 4 juta hektar diidentifikasi sebagai lahan pertanian. Kurang dari 9% lahan ini ditanam tanaman panen produktif, sisanya sekitar 1,6 juta hektar (ha) dari luas lahan Serawak adalah di bawah hutan alami, dan sisanya adalah hutan sekunder, lahan pertanian dan permukiman perkotaan. Struktur Kuching struktur pemanfaatan ruang dapat dijelaskan melalui Jaringan struktur jalan jaringan utama jalan (arteri yang primer) menghubungkan kota-kota di Divisi Kuching. menghubungkan beberapa kota utama mulai dari Lundu, Pangkal Stungkor, Tundong, Bau Krokong, Batu Kawah, Batu Kitang, Batu 10, Siburan, Beratok, Tapah, sampai ke Ibukota Pemanfaatan Ruang Divisi Tawau memiliki lahan yang cukup luas dan subur untuk dikembangkan sebagai areal pertanian. Tawau Beberapa dilihat komoditas sebagai Cocoa pertanian produsen Research seperti kelapa sawit pohon, karet, dan kakao. masih terbesar di Malaysia yang telah mendorong dibangunnya Malaysian Center di Apas Balung, yang terletak sekitar 30 km dari pusat kota.
menggariskan kebijakan pola pemanfaatan ruang kota ini diarahkan untuk menjadi sebuah kota kebun atau garden city yang ditanami oleh tumbuhan hijau, dan tidak menekankan pada pembangunan struktur fisik kota yang ekstensif.
Kuching sendiri. Berkaitan dengan lingkungan strategis dari KPE Temajuk Aruk, Kota Biawak yang juga merupakan distrik dari Divisi Kuching merupakan kota yang memiliki
priorotas dalam merumuskan perencanaan kota untuk menjadikan kota menjadi lebih catik, meng-upgrade Tawau menjadi kota besar dengan populasi melebihi 100.000 jiwa pada tahun 2005. Struktur Aktivitas Kawasan Sekitar Kuching memiliki daya tarik yang cukup besar dari sector pariwisata untuk manarik para wisatawan mengunjugi kota ini. Pada umumnya para wisatawan tertarik pada objekobjek wisata seperti Serawak Cultural Village, Damai Beach Resort dan Bako National Park. Kawasan pejalan pusat kaki yang desain Kota Kuching juga konsep dalam menawarkan dari tarik di sepanjang jalur menggunakan ragam etnis Kuching Waterfront sepanjang 1 km yang menampilkan sebuah lantai, restoran, ruang tebuka, taman air mancur, music dan daya tarik lainnya. Aktivitas lain yang penting dalam
keterkaitan dengan KPE, hal ini dikarenakan secara geografis, Biawak terdapat di garis perbatasan Jaringan Negara jalan Indonesia dilayani Malaysia. oleh kelas yang menghubungkan
Pada dasarnya Kota Tawau memiliki struktur ruang dengan perencanaan yang relatif baik bila dibandingkan dengan beberapa kota lain yang ada di Malaysia. Kota ini dirancang dengan pola jaringan jalan yang memilki sistem. Struktur jaringan jalan terdiri dari dua jalan utama, yaitu Jalan Utara dan Jalan Apas. Jalan Utara menghubungkan sisi Barat dari Kota Tawau dan juga sebagai akses ke beberapa Kalabakan. tempat seperti Merotai Jalan dan Apas Sedangkan
perekonomian Kuching adalah dari sector industry, dimana ada beberapa kawasan industri di Kuching seperti: Pending Industrial Estate (Mixed Light Industries) Demak Laut Industrial Park (Mixed Light & Medium Industries) Sama Jaya Free Industrial Zone (Hi-Tech & Electronics) Salah satu hal menarik dari karakteristik kegiatan Tawau adalah kegiatan perdagangan di pasar tradisional. Di pasar kering dapat ditemukan berbagai macam sayuran, ikan laut yang dikeringkan, seperti ikan asin atau ikan masin, ikan sotong. Pemandangan seperti ini akan sulit sekali ditemukan di kota-kota besar di Malaysia. Harga untuk berbagai macam produk tersebut merupakan yang paling murah dari seluruh negeri.
merupakan jalan dengan dua jalur yang menghubungkan Tawau dengan Kunak dan Lahad Datu ataupun sebaliknya. Struktur Kota Tawau didukung oleh sarana transportasi laut dan udara. Pelabuhan laut terletak sekitar 5 km dari pusat kota dan hal ini membuat sector bisnis lebih mudah dalam melakukan kegiatan pengiriman kargo dan produk perdagangan lainnya. Pelabuhan laut Tawau ini adalah salah satu dari 8 pelabuhan laut utama yang memiliki peran penting di Sabah, yang menangani 775.358 ton muatan dalam satu tahun. Sedangkan pelabuhan udara Tawau mampu melayani penerbangan domestic sampai dan ke penerbangan internasional Letak Tarakan, Kalimantan.
pelabuhan udara ini sekitar 31 km dari pusat kota. Pemerintah Kotapraja Tawau memiliki
Tawau sebagai sebuah pusat bisnis dan perdagangan, memiliki kurang lebih 30 lembaga keuangan (bank) yang mayoritas
mendorong
Kawasan
keterpaduan Perbatasan
mewujudkan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang sejahtera, melindungi fungsi lingkungan, dan menciptakan di kawasan pertahanan keamanan
terletak di Fajar Tawaus, lokasi yang dikenal sebagai Wallsteet Sabah. Bank memegang peranan yang cukup penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi di Tawau. PENATAAN PERBATASAN Rancangan Keputusan Presiden (Rakeppres) Tentang Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan Perbatasan Negara di Kalimantan merupakan acuan spasial dalam percepatan pembangunan sekaligus di kawasan dalam perbatasan ruang acuan penataan RUANG KAWASAN
perbatasan Negara,
mempercepat
melalui upaya pertumbuihan keterisolasian
pengembangan dengan
mendorong
kerjasama
ekonomi
sub
Provinsi dan kabupaten yang berbatasan langsung dengan Negara Malaysia. Tujuan dari penyusunan tata ruang kawasan perbatasan diantaranya adalah unutk:
regional secara sinergis, seimbang, dan serasi, antara kepentingan kesejahteraan masyarakat dan pertahanan keamanan.
Tabel 2. Kebijakan Rakeppres Kawasan Perbatasan Negara di Kalimantan No. 1. 2. Faktor Cakupan Wilayah Struktur Ruang (sistem permukiman) Kebijakan Meliputi sebagian wilayah pada 8 (delapan) kabupaten yang terdiri dari 14 (empat belas) kecamatan di Propinsi Kalimantan Barat dan 10 (sepuluh) kecamatan di Propinsi Kalimantan Timur. Sistem Pusat Permukiman meliputi hirarki pusat permukiman, yaitu: PKN: Temajuk-Aruk, Jagoi Babang, Jasa, Entikong, Nanga Badau, Long Pahangai, Simanggaris, Long Midang, dan Nunukan PKW: sambas, temajuk, singkawang, bengkayang, sanggau, sintang, putussibau, sendawar, lasan tuyan, malinau, long nawang, long bawan, sungai nyamuk, mensalong, dan tau lumbis PKL: Sajingan, Saparan, Liku, Sekura, Galling, Pemangkat, Sejangkung, Kaliau, Jagoi Sentabeng, Seluas, Siding, Sangau Ledo, Ledo, Bantan, Balai Karangan, Beduai, Kembayan, Noyan, Bonti, Sekadau, Nenga Bayan, Merakai Panjang, Semareh, Sungai Buaya, Sei Kelik, Nanga Merakai, Senaning, Nanga Ketungau, Langau, Lanjak, Semitau, Nanga Kantuk, Nanga Silat, Puring Kencana, Banua Martinus, Tiongohang, Long Boh, Ujoh Bilang, Long Hubung, Long Iram, Long Busang, Sungai Peningang, Pulau Sapi, Data Dian, Sei Pancang, Labang, Lumbudud, Pa Betung, dan Atap. Kawasan Lindung: Kawasan hutan lindung, kawasan konservasi, dan resapan air meliputi seluruh kecamatan perbatasan di Propinsi Kalimantan Barat dan Propinsi Kalimatan Timur Taman Nasional meliputi TN Betung Kerihun, TN Danau Sentarum, TN Katan Mentarang
3.
Kawasan Budidaya Ditetapkan 10 KPE di pulau Kalimantan yang mengembangkan sector ekonomi unggulannya secara terpadu. Penetapan sector mempertimbangkan kondisi SDM, SDA, sumber dbuatan, sosial, budaya, ekonomi, teknologi, informasi, administrasi, dan pertahanan keamanan untuk jangka waktu 20 tahun. Pola pemanfaatan ruang KPE mencakup: - hutan produksi - pertanian (Paloh, Sajingan Besar) - pertambangan (Paloh) untuk galian Antimon, Tembaga, Tanah Putih, Pasir Kuarsa - industri (Aruk, Jagoi Babang, Entikong, Jasa, Nanga Bada) - pariwisata (Paloh, Putussibau) - permukiman (Temajuk-Aruk, Jagoi Babang, Entikong, Jasa, Nanga Badau)
Sumber: Rakeppres Kawasan Perbatasan Negara di Kalimantan
Penataan Pertahanan.
Ruang
Kawasan
Dirjen Kebijakan dan Strategi Pertahanan DAFTAR PUSTAKA Bappenas (2004), Kawasan dan Kawasan Ruang Perbatasan: Nasional Perbatasan Departemen Departemen Rencana Strategi Pertahanan Induk (2004), Pengembangan
Antar Negara di Indonesia. Kimpraswil (2002), Laporan Akhir, Penyusunan Strategi Pengembangan Kawasan Dirjen Penetaan Perbatasan Ruang Negara Departemen PusatKawasan Indonesia Malaysia. Kimpraswil (2004), Laporan Akhir, Pengembangan Pusat Dirjen Kawasan di Pertumbuhan Ruang (2004),
Keputusan Presiden tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara di Kalimantan. Dirjen Pemerintahan Peraturan Umum Pemerintah Departemen Rancangan tentang Dalam Negeri (2004),