Anda di halaman 1dari 4

(Kecelakaan industri secara umum disebabkan oleh 2 hal pokok yaitu perilaku kerja yang berbahay (unsafe human

act) dan kondisi yang berbahaya (unsafe condistions). Beberapa hasil penelitian menunjukkkan bahwa faktor manusia memegang pernanan penting timbulnya kecelakaan kerja. Hasil penelitian menyatakan bahwa 80%-85% kecelkaan keja disebebkan oleh kelalaian atau kesalahan faktor manusia 3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 5 tentang Kesehatan, pasal 23 mengenai kesehatan kerja disebutkan bahwa upaya kesehatan kerja wajib diselenggarakan pada setiap tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya kesehatan yang besar bagi pekerja agar dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya, untuk memperoleh produktivitas kerja yang optimal, sejalan dengan program perlindungan tenaga kerja.)

Riwayat kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja adalah riwayat kecelakaan akibat kerja atau di tempat kerja yang pernah dialami oleh pekerja industri. Daerah cedera merupakan bagian tubuh yang mengalami cedera sedangkan sifat cedera adalah jenis luka yang diderita akibat kecelakaan. Klasifikasi daerah dan sifat cedera berdasarkan ICD-10.6 Riwayat kecelakaan kerja ditunjukkan pada Tabel 3.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1992 TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: 1. Jaminan Sosial Tenaga Kerja adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua, dan meninggal dunia. 2. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja, guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. 3. Pengusaha adalah: a. orang, persekutuan atau badan hukum yang menjalankan suatu perusahaan milik sendiri; b. orang, persekutuan atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya; c. orang, persekutuan atau badan hukum yang berada di Indonesia, mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia. 4. Perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha yang mempekerjakan tenaga kerja dengan tujuan mencari untung atau tidak, baik milik swasta maupun milik negara. 5. Upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada tenaga kerja untuk sesuatu pekerjaan

yang telah atau akan dilakukan, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang ditetapkan menurut suatu perjanjian, atau peraturan perundang-undangan dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pengusaha dengan tenaga kerja, termasuk tunjangan, baik untuk tenaga kerja sendiri maupun keluarganya. 6. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubungan dengan hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja, dan pulang ke rumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui. 7. Cacad adalah keadaan hilang atau berkurangnya fungsi anggota badan yang secara langsung atau tidak langsung mengakibatkan hilang atau berkurangnya kemampuan untuk menjalankan pekerjaan. 8. Sakit adalah setiap gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan, dan/atau perawatan. 9. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan, dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. 10. Pegawai pengawas ketenagakerjaan adalah pegawai teknis berkeahlian khusus dari Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri. 11 Badan penyelenggara adalah badan hukum yang bidang usahanya menyelenggarakan program jaminan sosial tenaga kerja. 12 Menteri adalah Menteri yang bertanggung jawab dalam bidang ketenagakerjaan.

Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (2) menyatakan bahwa Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Kalimat pekerjaan dan penghidupan yang layak adalah kita sebagai masyarakat berhak untuk mendapatkan pekerjaan pada kondisi yang aman, selamat, sehat, dan bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja (Sumamur, 1989). Tempat kerja ialah ruangan dimana tenaga kerja bekerja dan dapat menjadi sumber bahaya (Salim, 1983). Adapun klasifikasi aktivitas kerja yang berpengaruh terhadap resiko kecelakaan kerja menurut Effansyah (2007) dan Sumamur (1989): 1. Sifat Pekerjaan a. Kegiatan produksi di Industri misalnya kebisingan b. Kegiatan pengamanan kejadian c. Kegiatan transportasi (penerbangan, pelayaran, angkutan darat) 2. Lingkungan Pekerjaan a. Kegiatan pada lingkungan alam (di laut, di hutan) b. Kegiatan kawasan berbahaya (kawasan rawan bencana alam, area pertambangan, area penebangan kayu, area reaktor nuklir) 3. Penggunaan bahan atau peralatan kerja a. Kegiatan penggunaan bahan kimia berbahaya

b. Kegiatan penggunaan mesin pemotong, penekan, pelubang, penggilas, pemanas) c. Kegiatan pengguna peralatan elektrik d. Kegiatan penggunaan peralatan radiasi (pembangkit sinar alpha, sinar gamma). e. Menurut Sumamur (1989), kecelakaan yang berhubungan dengan pembangunan rumah seperti jatuh, luka-luka, dan kejatuhan benda secara tidak sengaja. Berdasarkan klasifikasi pekerjaan di atas, dalam pekerjaan sehari-hari perusahaan selalu dihadapkan pada resiko bahaya seperti kebakaran, kecelakaan yang menyangkut manusia dan peralatan, blow out (semburan minyak bumi yang tak terkendali), penggunaan bahan peledak, dan pencemaran. Resiko bahaya tersebut menimbulkan beban berat bagi dunia usaha, pemerintah, dan bagi perorangan. Walaupun banyak resiko mendatangkan kerugian, tetapi menurut Siahaan (2007) resiko juga mendatangkan keuntungan karena dengan melihat adanya resiko, maka tiap individu dapat lebih berhati-hati, menganalisa, dan mengelola secara baik agar kecelakaan tersebut dapat diminimalisir. Pengertian resiko Menurut Effansyah (2007) adalah gabungan dari sebuah kemungkinan serta akibat dari terjadinya bahaya tertentu. Pendapat serupa dikemukakan Hubbard (1997) yang menjelaskan resiko sebagai situasi yang tidak pasti, mungkin memiliki efek yang tidak diinginkan atau kerugian penting, dimana beberapa kemungkinan dapat terjadi seperti kerugian, bencana, dan hasil yang tidak

Luka karena kererasan tumpul dapat berebentuk salah satu atau kombinasi dari luka

memar, luka lecet, luka robek, patah tulang atau luka tekan.

Luka karena kererasan tumpul dapat berebentuk salah satu atau kombinasi dari luka

memar, luka lecet, luka robek, patah tulang atau luka tekan.

menyenangkan. Kecelakaan akibat kerja terjadi pada waktu melaksanakan pekerjaan, serta pada saat perjalanan ke dan dari tempat kerja, sehingga apabila terjadi kecelakaan saat cuti, rekreasi, dan di rumah tidak termaksud dalam kecelakaan kerja (Sumamur, 1989).

Anda mungkin juga menyukai