Anda di halaman 1dari 13

Ikatan Kimia

Ikatan kimia merupakan sebuah proses fisika yang bertanggungung jawab dalam gaya interaksi tarik menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu senyawa diatomik atau poliatomik menjadi stabil. Secara umum, ikatan kimia dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu: A. Ikatan antar atom: 1. Ikatan ion = heteropolar Ikatan ionik adalah sebuah gaya elektrostatik yang mempersatukan ion-ion dalam suatu senyawa ionik. Ion-ion yang diikat oleh ikatan kimia ini terdiri dari ka2tion dan juga anion. Kation terbentuk dari unsur-unsur yang memiliki energi ionisasi rendah dan biasanya terdiri dari logam-logam alkali dan alkali tanah. Sementara itu, anion cenderung terbentuk dari unsur-unsur yang memiliki afinitas elektron tinggi, dalam hal ini unsur-unsur golongan halogen dan oksigen. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa ikatan ion sangat dipengaruhi oleh besarnya beda keelektronegatifan dari atom-atom pembentuk senyawa tersebut. Semakin besar beda keelektronegatifannya, maka ikatan ionik yang dihasilkan akan semakin kuat. Ikatan ionik tergolong ikatan kuat, dalam hal ini memiliki energi ikatan yang kuat sebagai akibat dari perbedaan keelektronegatifan ion penyusunnya. Pembentukan ikatan ionik dilakukan dengan cara transfer elektron. Dalam hal ini, kation terionisasi dan melepaskan sejumlah elektron hingga mencapai jumlah oktet yang disyaratkan dalam aturan Lewis. Selanjutnya elektron yang dilepaskan ini akan diterima oleh anion hingga mencapai jumlah oktet. Proses transfer elektron ini akan menghasilkan suatu ikatan ionik yang mempersatukan ion anion dan kation. Sifat-Sifat ikatan ionik adalah: a. Bersifat polar sehingga larut dalam pelarut polar b. Memiliki titik leleh yang tinggi c. Baik larutan maupun lelehannya bersifat elektrolit 2. Ikatan kovalen = homopolar Ikatan kovalen merupakan ikatan kimia yang terbentuk dari pemakaian elektron bersama oleh atom-atom pembentuk ikatan. Ikatan kovalen biasanya terbentuk dari unsur-unsur non logam. Dalam ikatan kovalen, setiap elektron dalam pasangan tertarik ke dalam nukleus kedua atom. Tarik menarik elektron inilah yang menyebabkan kedua atom terikat bersama. Ikatan kovalen terjadi ketika masing-masing atom dalam ikatan tidak mampu memenuhi aturan oktet, dengan pemakaian elektron bersama dalam ikatan kovalen, masing-masing atom

memenuhi jumlah oktetnya. Hal ini mendapat pengecualian untuk atom H yang menyesuaikan diri dengan konfigurasi atom dari He (2 valensi) untuk mencapai tingkat kestabilannya. Selain itu, elektron-elektron yang tidak terlibat dalam ikatan kovalen disebut elektron bebas. Elektron bebas ini berpengaruh dalam menentukan bentuk dan geometri molekul. Ada beberapa jenis ikatan kovalen yang semuanya bergantung pada jumlah pasangan elektron yang terlibat dalam ikatan kovalen. Ikatan tunggal merupakan ikatan kovalen yang terbentuk 1 pasangan elektron. Ikatan rangkap 2 merupakan ikatan kovalen yang terbentuk dari dua pasangan elektron, beitu juga dengan ikatan rangkap 3 yang terdiri dari 3 pasangan elektron. Ikatan rangkap memiliki panjang ikatan yang lebih pendek daripada ikatan tunggal. Selain itu terdapat juga bermacam-macam jenis ikatan kovalen lain seperti ikatan sigma, pi, delta, dan lain-lain. Senyawa kovalen dapat dibagi mejadi senyawa kovalen polar dan non polar. Pada senyawa kovalen polar, atom-atom pembentuknya mempunyai gaya tarik yang tidak sama terhadap elektron pasangan persekutuannya. Hal ini terjadi karena beda keelektronegatifan antara atomatom penyusunnya. Akibatnya terjadi pemisahan kutub positif dan negatif. Sementara itu pada senyawa kovalen non-polar titik muatan negatif elekton persekutuan berhimpit karena beda keelektronegatifan yang kecil atau tidak ada.

Gambar Ikatan Kovalen pada metana 3. Ikatan kovalen koordinasi = semipolar Ikatan kovalen koordinat merupakan ikatan kimia yang terjadi apabila pasangan elektron bersama yang dipakai oleh kedua atom disumbangkan oleh sala satu atom saja. Sementara itu atom yang lain hanya berfungsi sebagai penerima elektron berpasangan saja. Syarat-syarat terbentuknya ikatan kovalen koordinat: 1. Salah satu atom memiliki pasangan elektron bebas 2. Atom yang lainnya memiliki orbital kosong Susunan ikatan kovalen koordinat sepintas mirip dengan ikatan ion, namun kedua ikatan ini berbeda oleh karena beda keelektronegatifan yang kecil pada ikatan kovalen koordinat sehingga menghasilkan ikatan yang cenderung mirip kovalen. 4. Ikatan Logam

Ikatan logam merupakan salah satu ciri khusus dari logam, pada ikatan logam ini elektron tidak hanya menjadi miliki satu atau dua atom saja, melainkan menjadi milik dari semua atom yang ada dalam ikatan logam tersebut. Elektron-elektron dapat terdelokalisasi sehingga dapat bergerak bebas dalam awan elektron yang mengelilingi atom-atom logam. Akibat dari elektron yang dapat bergerak bebas ini adalah sifat logam yang dapat menghantarkan listrik dengan mudah. Ikatan logam ini hanya ditemui pada ikatan yang seluruhnya terdiri dari atom unsur-unsur logam semata. B. Ikatan antar molekul 1. Ikatan hidrogen Ikatan hidrogen merupakan gaya tarik menarik antara atom H dengan atom lain yang mempunyai keelektronegatifan besar pada satu molekul dari senyawa yang sama. Ikatan hidrogen merupakan ikatan yang paling kuat dibandingkan dengan ikatan antar molekul lain, namun ikatan ini masih lebih lemah dibandingkan dengan ikatan kovalen maupun ikatan ion. Ikatan hidrogen ini terjadi pada ikatan antara atom H dengan atom N, O, dan F yang memiliki pasangan elektron bebas. Hidrogen dari molekul lain akan bereaksi dengan pasangan elektron bebas ini membentuk suatu ikatan hidrogen dengan besar ikatan bervariasi. Kekuatan ikatan hidrogen ini dipengaruhi oleh beda keelektronegatifan dari atom-atom penyusunnya. Semakin besar perbedaannya semakin besar pula ikatan hidrogen yang dibentuknya. Kekuatan ikatan hidrogen ini akan mempengaruhi titik didih dari senyawa tersebut. Semakin besar perbedaan keelektronegatifannya maka akan semakin besar titik didih dari senyawa tersebut. Namun, terdapat pengecualian untuk H2O yang memiliki dua ikatan hidrogen tiap molekulnya. Akibatnya, titik didihnya paling besar dibanding senyawa dengan ikatan hidrogen lain, bahkan lebih tinggi dari HF yang memiliki beda keelektronegatifan terbesar. 2. Ikatan van der walls Gaya Van Der Walls dahulu dipakai untuk menunjukan semua jenis gaya tarik menarik antar molekul. Namun kini merujuk pada gaya-gaya yang timbul dari polarisasi molekul menjadi dipol seketika. Ikatan ini merupakan jenis ikatan antar molekul yang terlemah, namun sering dijumpai diantara semua zat kimia terutama gas. Pada saat tertentu, molekul-molekul dapat berada dalam fase dipol seketika ketika salah satu muatan negatif berada di sisi tertentu. Dalam keadaa dipol ini, molekul dapat menarik atau menolak elektron lain dan menyebabkan atom lain menjadi dipol. Gaya tarik menarik yang muncul sesaat ini merupakan gaya Van der Walls.

IKATAN KIMIA
Sifat-sifat zat sebagian ditentukan oleh ikatan kimia antara atom-atom pembentukya. Suatu ikatan kimia adalah gaya tarik menarik yang kaut antara atom-atom tertentu di dalam suatu zat. Perubahan kimia atau reaksi kimia terjadi karena penggabungan atau pemisahan atom-atom dengan cara tertentu sehingga terbentuk zat yang lebih stabil. Hasil reaksi kimia dapat mempunyai bentuk molekul tertentu atau dapat pula menghasilkan kristal dengan bentuk tertentu yang akan menentukan sifat-sifat zat hasil tersebut. Perlu diketahui bahwa tidak semua jenis atom dapat bergabung dengan jenis atom lain membentuk senyawa. Dalam bab ini akan dipelajari penggabungan atom-atom membentuk senyawa, serta jenis ikatan kimia yang terjadi. Dikenal ada beberapa macam ikatan kimia yaitu:
1. 2. 3. 4. 5. 6. Ikatan ion / ikatan elektrovalen / ikatan heteropolar Ikatan kovalen / ikatan atom / ikatan homopolar Ikatan kovalen koordinasi / ikatan semipolar Ikatan logam Ikatan Hidrogen Ikatan (Gaya) Van Der Waals.

Bagaimana ikatan kimia dapat terjadi? Bagian atom mana yang berperan dalam membentuk ikatan kimia? Bagaimana ciri-ciri dan sifat dari senyawa dengan ikatan kimia tertentu? Pertanyaan itu semua dapat terjawab setelah anda mengikuti uraian dalam bab ini. Ikatan hidrogen dan gaya Van Der Waals dibahas di kelas 11 semester 1. 10.1 SUSUNAN ELEKTRON STABIL Unsur-unsur gas mulia merupakan unsur-unsur yang sukar bereaksi dengan unsur lain. Sifat ini dapat dimiliki oleh unsur-unsur gas mulia karena konfigurasinya yang stabil. Konfigurasi elektron gas mulia dapat anda lihat dalam tabel.
Nomor atom 2 10 18 36 54 Kulit elektron Elektron valensi K 2e 2e 2e 2e 2e 8e 8e 8e 8e 8e 18e 18e 8e 18e 8e L M N O 2e 8e 8e 8e 8e

Unsur

He Ne Ar Kr Xe

Dari tabel di atas dapat dikatakan bahwa susunan elektron yang stabil mempunyai 8 elektron pada kulit terluar (oktet) sebagaimana yang dimiliki oleh atom-atom unsur gas mulia kecuali helium (dua elektron atau duplet). Menurut Kossel dan Lewis (1916) keadaan seperti ini merupakan keadaan paling stabil yang dimiliki atom-atom unsur gas mulia (oktet). Sehingga atom dari unsur-unsur yang lain berusaha memiliki konfigurasi elektron yang stabil seperti konfigurasi elektron atom unsur gas mulia terdekat. Adanya kecenderungan memiliki konfigurasi elektron stabil inilah yang merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya ikatan kimia. Usaha memiliki konfigurasi elektron yang stabil dapat dicapai dengan cara:
1. Melepaskan elektron valensinya (elektron valensi pada umumnya 3, kecuali B, H, Be, He) sehingga terbentuk ion positif yang bermuatan sejimlah elektron yang dilepaskannya.

Na Mg Al

: 2e 8e 1e Na+ : 2e 8e + 1e : 2e 8e 2e Mg2+ : 2e 8e + 2e : 2e 8e 3e Al3+ : 2e 8e + 3e


1. Menarik elektron dari luar (elektron valensi pada umumnya 5) sehingga bermuatan negatif sebesar elektron yang ditariknya.

F O Cl

: 2e 7e + 1 e : 2e 6e + 2 e : 2e 8e 7e + 1 e

F- : 2e 8e O2- : 2e 8e Cl- : 2e 8e 8e

Antara ion positif dan ion negatif yang terbentuk akan terjagi gaya tarik menarik (gaya elektrostatik) sehingga terbentuklah ikatan ion
1. Penggunaan bersama pasangan elektron di antara atom-atom yang berikatan sehingga terbentuk pasangan elektron terikat sebanyak elektron yang saling dipinjamkan. Akibat penggunaan bersama pasangan elektron ini terbentuklah ikatan kovalen.

Contoh : atom hidrogen yang mempunyai 1 elektron akan saling menyumbangkan elektronnya untuk digunakan bersama dalam molekul H2, sehingga masing-masing atom hidrogen memiliki 2 elektron H* + Kegiatan 1 Unsur Ne dengan nomor atom 10 dan unsur Ar dengan nomor atom 18 memiliki konfigurasi elektron yang stabil. Unsur-unsur yang mempunyai nomor atom sekitar Ne atau Ar ingin memiliki konfigurasi elektron yang stabil. Lengkapi tabel di bawah ini.
o

H H *o H

Atom
11Na 9F 12Mg 13Al 8O 17Cl 20Ca

Jumlah Banyaknya elektron yang elektron diikat/dibebaskan 11 9 Membebaskan 1 elektron Menerima 1 elektron

Ion Na+ F

Jumlah elektron 10 10

Susunan elektron 2e 8e 2e 8e

10.2 Ikatan Ion Ikatan kimia yang terbentuk akibat gaya tarik menarik antara ion positif (kation) dengan ion negatif (anion) disebut sebagai ikatan ion. Jika atom-atom logam berdekatan atom-atom bukan logam akan terjadi perpindahan elektron valensi dari atom logam kepada atom bukan logam. Akibatnya atom logam membentuk kation sedangkan atom bukan logam membentuk anion. Antara anion dan kation yang berlawanan muatan akan saling tarik menarik dan terbentuklah ikatan ion (ikatan elektrovalen). Atom logam natrium yang mempunyai susunan elektron 2e 8e 1e sedangkan atom klor mempunyai susunan elektron 2e 8e 7e. Agar kedua atom di atas mempunyai susunan elektron stabil (oktet) maka logam natrium akan melepaskan sebuah elektron valensinya, sedangkan atom klor cenderung untuk menerima elektron yang dilepaskan oleh natrium tersebut Pelepasan dan penerimaan elektron tersebut dapat digambarkan sebagai: Na : 2e 8e 1e Na+ : 2e 8e + 1e Cl : 2e 8e 7e + 1e Cl- : 2e 8e 8e Atara ion Na+ dengan ion Cl- akan tarik menarik membentuk Na+Cl- dan ditulis sebagai NaCl. 11p Atom natrium, Na ion natrium, Na+

2e 8e 1e Atom klrin, Cl 2e 8e 7e + Kekuatan ikatan ion -

2e 8e ion klorida, Cl2e 8e 8e

Kekuatan ikatan ion suatu senyawa dapat dipredeksikan dari perbedaan skala keelektro-negatifan atom unsur pembentuknya. Makin besar beda skala kelektronegatifannya makin kuat ikatan ionnya. Bagaimana kekuatan ikatan ion senyawa senyawa dibawah ini? LiCl NaCl KCl RbCl CsCl BeCl2 BCl3 K3N MgCl2 AlCl3 K2S CaCl2 K2Se SrCl2 KI BaCl2 KBr K2O KCl KF

Ikatan Kovalen Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi akibat pemakaian bersama pasangan elektron oleh dua atom yang berikatan. Ikatan kovalen terbentuk di antara dua atom yang sama-sama ingin menangkap elektron (semi logam dan bukan logam). Pasangan elektron yang dipakai bersama dapat berupa sumbangan masing-masing atom berikatan atau sumbangan salah satu atom yang berikatan. Dalam melukiskan ikatan kovalen, kita menggunakan apa yang disebut rumus LEWIS, yaitu setiap elektron valensi (elektron pada kulit terluar) dilambangkan dengan tanda (titik, silang, kros atau yang lain). x H* x . xCx . . :N. .. .. :O. . : Cl :

Untuk memudahkan pemikiran rumus lewis perlu diperhatikan:


1. Pembentukan ikatan kimia merupakan upaya atom suatu unsur untuk mencapai susunan oktet (8 elektron terluar) atau duplet (2 elektron terluar).

2. Pasangan elektron terikat digambarkan diantara 2 atom yang berikatan. 3. Sepasang elektron dapat digambarkan dengan satu garis

Contoh: H H

C H

atau

H- CH

Untuk lebih memahami ikatan kovalen lengkapi tabel berikut:


Unsur N P H B N C Elektron valensi 5 5 1 3 5 4 Unsur H Cl O Cl N O Elektron valensi 1 7 6 7 5 6 Rumus senyawa NH3 PCl3 H2O BCl3 N2 CO2

Berdasarkan jumlah pasangan elektron yang dipergunakan bersama ikatan kovalen dapat dibedakan menjadi:
1. Ikatan tunggal (dilambangkan dengan satu garis ikatan) melibatkan sepasang elektron 2. Ikatan kovalen rangkap (melibatkan lebih dari sepasang elektron, 2 pasang elektron disebut ikatan rangkap dua, dan kalau 3 pasang elektron disebut ikatan rangkap 3).

Kepolaran Ikatan Didalam molekul HCl ternyata pasangan elektron yang dipergunakan bersama lebih tertarik kepada Cl, karena atom Cl lebih kuat menarik elektron dari pada atom H (Cl lebih elektronegatif dari pada H). Akibatnya dalam molekul HCl terbetuk dwi kutub (bersifat polar). Ikatan kovalen semacam ini disebut ikatan kovalen polar. Kepolaran senyawa akan bertambah jika beda keelektronegatifan atom-atom yang berikatan semakin besar. Kegiatan:

Perhatikan senyawa hidrida dalam tabel:


CH4 NH3 H2O HF

2,5
SiH4

3,0
PH3

3,5
H2S

4,0
HCl

1,8
GeH4

2,1
AsH3

2,5
H2Se

3,0
HBr

1,8
SnH4

2,0
SbH3

2,4
H2Te

2,8
HI

1,8

1,9

2,1

2,5

Jika skala keelektronegatifan = 2,1 dan skala kelektronegatifan yang lain sesuai dalam tabel, bagaimana perubahan kopolaran ikatan dari :
1. kiri ke kanan : ..

..
1. atas ke bawah : ..

.. Dalam molekul H2, Cl2, O2 pasangan elektron yang dipergunakan bersama tertarik sama kuat oleh atom-atom yang berikatan oleh karena itu tidak terjadi dwi kutub (dipol). Ikatan kovalen yang demikian disebut ikatan kovalen non polar. Dalam molekul dwi atom (terdiri dari dua atom) kepolaran ikatannya dapat ditentukan dengan mudah yaitu: Molekul-molekul unsur (terdiri dari atom-atom sejenis) memiliki ikatan kovalen non polar (H2, Br2, Cl2, O2 dan sebagainya) Molekul-molekul senyawa (terdiri dari atom-atom tidak sejenis) memiliki ikatan kovalen polar (HI, HCl, HBr, IF dan sebagainya) Untuk molekul-molekul yang mengandung atom lebih dari dua, ikatan kimianya tetap merupakan ikatan kovalen polar, tetapi dapat bersifat non polar jika bentuk molekulnya simetris dan atom pusat tidak mempunyai pasangan elektron bebas (PEB). Contoh :

CH4, BF3, SiO2, CO2 ikatan antar atomnya adalah ikatan kovalen polar, tetapi molekul molekul tersebut bersifat non polar. H2O, NH3, PCl3 ikatan antar atomnya kovalen polar dan molekul bersifat polar. Kegiatan : Tujuan : Mengetahui kepolaran senyawa Alat dan bahan : Biuret, standart (statif) lengkap dengan penjepit buaya, erlenmayer, beaker glass, penggaris polietena, kain wool atau kain flannel, air (H2O), etanol (C2H5OH), aseton (CH3COOH), karbon tetra klorida (CCl4). Cara kerja: Pasanglah 4 buret pada statif dan isilah masing masing buret dengan cairan yang tersedia. Buatlah batang polietena bermuatan listrik dengan cara menggosok batang polietena dengan kain flannel. Pengaruhi aliran cairan dari tiap tiap buret dengan batang politen bermuatan Amati aliran cairan zat cair, apakah zat cair mengalami pembelokan?

Tabel Pengamatan
Aliran zat cair Bahan dibelokkan Air Etanol Aseton Karbon tetra klorida Tidak dibelokkan

Ikatan Kovalen Koordinasi

Pasangan elektron yang digunakan bersama dalam membentuk ikatan kovalen berasal dari salah satu atom yang berikatan (atom donor), sedangkan atom yang lain tidak menyumbangkan elektron (atom akseptor). Ikatanm kovalen yang demikian disebut sebagai ikatan kovalen koordinasi , semi polar atau ikatan datif Ikatan kovalen koordinasi hanya dapat terbentuk apabila salah satu atom mempunyai pasangan elektron bebas (PEB). Ketika berikatan, PEB berubah status menjadi PEI. Sebagai contoh pembentukan ikatan antara amonia dengan ion hidrogen membentuk ion amonium. Atom N dalam amonia mempunyai pasangan elektron bebas yang dapat dipergunakan bersama dengan ion hidrogen yang telah kehilangan elektronnya. H H H Kegiatan Tuliskan Rumus Lewis dalam molekul/ion di bawah ini dan tentukan ikatan kovalen koordinasinya. 1. SO3 3. NH3BF3 2. CO 4. H3O+ N + H+ H H N H H ikatan koordinasi +

Perbandinngan sifat fisika senyawa ion dengan senyawa kovalen Ikatan ion jauh lebih kuat daripada ikatan kovalen karena ikatan ion terjadi akibat gaya Coulomb (gaya elektrostatis), sedangkan ikatan kovalen terjadi karena pemakaian bersama pasangan elektron ikatan. Berikut adalah perbandingan sifat fisika senyawa ion dengan senyawa kovalen.
Senyawa ion 1. Mempunyai titik didih dan titik leleh yang tinggi Senyawa Kovalen 1. Mempunyai titik didih dan titik leleh yang rendah

2.

2.

Cairan dan larutannya dapat menghantar Cairannya tidak dapat menghantar listrik 3. listrik (bersifat elektrolit) 3. Pada suhu kamar ada yang berwujud Semua senyawa elektrovalen pada suhu padat, cair maupun gas. kamar berwujud padat Ikatan Logam

Gaya tarik menarik seperti pada molekul-molekul polar dapat juga terjadi antara muatan positif dari ion-ion logam dengan muatan negatif dari elektron-elektron yang bergerak bebas. Interaksi inilah yang dikenal sebagai ikatan logam. Unsur-unsur logam menunjukkan sifat-sifat yang khas, seperti umumnya berupa zat padat pada suhu kamar, dapat ditempa dan merupakan penghantar listrik dan panas yang baik. Sifat-sifat tersebut dapat dimaklumi setelah melihat bagaimana atom-atom logam dalam membentuk ikatan logam. Atom-atom logam mempunyai elektron valensi yang kecil, sehingga elektron valensi dapat bergerak bebas dan sangat mudah dilepaskan akibatnya elektron-elektron valensi tersebut bukan hanya milik salah satu ion logam tetapi merupakan milik bersama ion-ion logam yang terjejal dalam kisi kristal logam. Dapat dikatakan bahwa elektron valensi dalam logam terdelokalisasi, membaur membentuk awan elektron yang menyelimuti ion-ion positif logam yang telah melepaskan sebagian elektron valensinya. Akibatnya terjadi interaksi antara kedua muatan (elektron bermuatan negatif dengan ion logam yang bermuatan positif) yang berlawanan dan membentuk ikatan logam. Gaya tarik menarik ini cukup kuat sehingga pada umumnya unsur logam mempunyai titik didih dan titik leleh yang tinggi. Kekuatan ikatan logam dipengaruhi oleh:
1. jari-jari atom, makin besar jari-jari atom menyebabkan ikatan logam semakin lemah 2. jumlah elektron valensi, makin banyak elektron valensinya ikatan logam semakin kuat 3. jenis elektron s, p atau d. logam-logam blok s ikatannya paling lemah dan logam-logam blok d ikatan logamnya paling kuat (kelas 11).

Rangkuman
1. Cara suatu atom mencapai struktur elektron stabil seperti gas mulia, yaitu dengan mengikat atau membebaskan elektron, dan menggunakan bersama pasangan elektron 2. Elektron yang berperan dalam ikatan kimia adalah elektron valensi 3. Ikatan ion adalah ikatan dengan gaya elektrostatif antara ion positif dan ion negatif. 4. Ikatan kovalen dapat terbentuk akibat penggunaan pasangan elektron, ikatan tunggal (sepasang elektron), ikatan rangkap (dua pasang elektron atau lebih) 5. Berdasarkan keelektronegatifan atom-atom yang berikatan ikatan kovalen dapat dibedakan menjadi ikatan kovalen non polar dan ikatan kovalen polar. 6. Kepolaran senyawa akan bertambah jika beda skala keelektronegatifan atom-atom yang berikatan semakin besar

Anda mungkin juga menyukai