Anda di halaman 1dari 6

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar belakang masalah Baja merupakan salah satu material yang diperlukan untuk berbagai

macam aplikasi. Peralatan maupun konstruksi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, banyak yang terbuat dari baja. Salah satu produk dari proses pembuatan baja adalah baja lembaran yang banyak digunakan sebagai bahan baku proses penarikan dalam (deep drawing) dan pembentukan (forming). Seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia akan produk baja untuk aplikasi yang memerlukan sifat mampu bentuk yang lebih baik, maka dewasa ini telah dikembangkan baja berkadar karbon sangat rendah (ultra low carbon) sejak tersedianya fasilitas RH-vacuum degasser di industri baja. PT. Krakatau Steel merupakan salah satu dari banyak industri baja yang menggunakan fasilitas RHvacuum degasser untuk pembuatan baja karbon sangat rendah. Baja karbon sangat rendah diketahui secara luas sebagai baja kualitas tinggi untuk aplikasi penarikan dalam (deep drawing) pada industri body automotive. Baja karbon sangat rendah mengandung jumlah atom interstisi yang sangat kecil, seperti karbon dan nitrogen. Adanya kandungan dari atom interstisi dapat menghasilkan mampu bentuk yang sangat baik [Nath, dkk, 2010].

Untuk pembuatan baja lembaran, diperlukan serangkaian proses produksi secara terpadu mulai dari proses pembuatan slab baja, pengerolan panas (hot rolling), pengerolan dingin (cold rolling), dan anil (annealing). Pengerolan panas dan pengerolan dingin merupakan proses pengurangan ketebalan baja yang bertujuan untuk mendapatkan ketebalan baja yang lebih tipis dari sebelumnya, dimana kedua proses tersebut dibedakan berdasarkan temperatur pengerjaannya. Dalam pengaplikasian di industri body automotive, baja karbon sangat rendah harus memiliki ketebalan yang relatif tipis. Untuk mendapatkan ketebalan yang disyaratkan dalam aplikasi tersebut, maka baja karbon sangat rendah harus dilakukan proses pengerolan dingin. Proses pengerolan dingin akan menghasilkan lembaran baja dengan ukuran relatif tipis serta permukaan yang halus dan rata, namun proses ini akan menimbulkan efek strain hardening (pengerasan regang), penambahan kekuatan tarik dan luluh, penambahan kekerasan, penurunan keuletan serta menurunkan sifat mampu bentuknya [Sinaga, 1995]. Untuk menghilangkan efek tersebut, maka baja lembaran hasil pengerolan dingin diberikan proses anil untuk mendapatkan sifat mekanik yang diinginkan sesuai permintaan konsumen. Dalam industri baja, proses anil sendiri dapat dibagi atas dua proses, yaitu proses batch annealing (anil tumpukan) yang dilakukan pada gulungan baja hasil reduksi dingin kemudian ditumpukkan dalam satu ruangan tertutup dan diberi gas pelindung, dipanaskan sampai di atas temperatur rekristalisasi dan ditahan beberapa lama. Untuk proses continous annealing (anil berkelanjutan), gulungan baja dialirkan ke dalam tungku pemanasan, penahanan, dan pendinginan, waktu

yang diperlukan material di dalam tungku panas hanya dalam hitungan detik saja [Muda, 1993]. Dengan dilakukannya proses anil maka kita dapat meningkatkan keuletan dan menurunkan tegangan yang dapat menyebabkan kegagalan pada saat pembentukan. Adanya deformasi yang semakin besar pada proses pengerolan dingin mengakibatkan baja lembaran yang dirol menjadi rusak dan mengalami perpanjangan serta batas butir yang besar akan mengalami penurunan dan struktur butir yang dihasilkan akan semakin halus. Hal ini tidak diinginkan karena dapat meningkatkan kekerasan dan kekuatan dari baja lembaran sehingga menurunkan keuletan yang dapat mempengaruhi sifat mampu bentuknya. Namun, hal ini dapat diatasi dengan proses anil yang dapat memperbaiki sifat mekaniknya sehingga sesuai dengan pengaplikasiannya di bidang industri body automotive. Oleh karena itu, dilakukan penelitian mengenai pengaruh reduksi dan waktu tahan batch annealing terhadap sifat mekanis dan struktur mikro baja HRC ultra low carbon.

1.2

Rumusan masalah Industri baja merupakan salah satu bidang yang memegang peranan

penting dalam perindustrian khususnya diaplikasikan untuk bidang otomotif. Saat ini kebutuhan baja yang memiliki sifat mampu bentuk yang tinggi semakin meningkat. Dengan adanya fasilitas RH-vacuum degasser maka dikembangkanlah baja karbon sangat rendah untuk diproses lebih lanjut dalam pembuatan baja lembaran dingin yang mempersyaratkan sifat mampu bentuk yang tinggi. PT. Krakatau Steel merupakan salah satu pabrik yang mampu memproduksi baja

lembaran dingin untuk digunakan sebagai bahan baku dalam industri body automotive. Persyaratan dari customer otomotif adalah baja lembaran dingin harus memiliki ketebalan yang relatif tipis. Oleh karena itu, dilakukan proses pengerolan dingin (cold rolling) untuk mendapatkan ketebalan yang relatif tipis sebagai syarat dari industri body automotive. Namun, proses pengerolan dingin akan menimbulkan efek strain hardening (pengerasan regang), penambahan kekuatan tarik dan luluh, penambahan kekerasan, penurunan keuletan serta menurunkan sifat mampu bentuknya. Adanya perubahan reduksi ukuran akan mengubah besarnya deformasi yang diberikan pada material sehingga

mengakibatkan baja lembaran yang dirol menjadi rusak dan mengalami perpanjangan serta batas butir yang besar akan mengalami penurunan dan struktur butir yang dihasilkan akan semakin halus yang dapat mempengaruhi sifat mekaniknya. Semakin tinggi reduksi maka material semakin meregang dan mengalami penggetasan yang dapat menjadikan material mudah putus. Oleh karena itu, untuk memperbaiki sifat mekanik dari baja karbon sangat rendah maka dilakukan proses anil. Meningat persyaratan dari industri body automotive yang relatif lebih ketat dari segi sifat mekanik, maka diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh reduksi ukuran dan waktu tahan anil terhadap sifat mekanik dan struktur mikro baja karbon sangat rendah.

1.3

Tujuan penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:


1. Meneliti pengaruh reduksi ukuran dan waktu tahan anil terhadap sifat

mekanik dan struktur mikro baja HRC ultra low carbon untuk aplikasi body automotive.
2. Mendapatkan parameter-parameter reduksi ukuran dan waktu tahan

anil yang optimal pada baja HRC ultra low carbon.

1.4

Ruang lingkup Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset PT. Krakatau Steel untuk

melakukan proses pengerolan dingin (cold rolling) dan anil (annealing). Kemudian dilanjutkan dengan proses pengujian tarik, pengujian kekerasan, dan pengujian metalografi di Laboratorium Metalografi CRM PT. Krakatau Steel. Adapun material dan variabel proses yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Material Material yang digunakan adalah baja HRC ultra low carbon dengan ketebalan awal 3 mm. 2. Variabel proses Dalam penelitian ini variabel proses yang digunakan adalah:

1. Proses pengerolan dingin dengan reduksi ukuran 50%, 60%,

70%, dan 80%.


2. Proses anil yang digunakan adalah batch annealing dengan

temperatur 750oC dengan waktu tahan 4, 6, 8, dan 10 jam yang dilakukan dalam tube furnace. 3. Pengujian tarik 4. Pengujian kekerasan 5. Pengujian metalografi

1.5

Sistematika penulisan Sistematika penulisan proposal penelitian ini terdiri dari Bab I, berisikan

latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II berisikan dasar-dasar teori berdasarkan literatur yang berhubungan dengan penelitian. Bab III berisikan diagram alir penelitian, alat dan bahan yang digunakan, dan prosedur penelitian. Bab IV berisikan data hasil penelitian dan pembahasannya. Bab V berisikan analisa penelitian dan pembahasan sehingga dapat ditarik kesimpulan dan saran yang terdapat pada bab VI. Serta di bagian terakhir terdapat daftar pustaka dan lampiran data-data hasil penelitian.

Anda mungkin juga menyukai