Anda di halaman 1dari 4

Senin, 21/11/2011 13:17 WIB

Warga Bluru Protes Limbah Pabrik PT Sekar Group

Kali Kemambang tercemar

Sidoarjo - PT Sekar Group perusahaan yang bergerak di bidang pengemasan ikan laut di Sidoarjo, diprotes warga. Diduga perusahaan itu melakukan pencemaran yang menimbulkan bau busuk akibat limbah pabrik. Kondisi tersebut membuat warga Tegal Gunung Bluru yang letaknya lebih dekat pabrik, menuntut kompensasi dari perusahaan tersebut berupa uang serta meminta pabrik menghentikan pembuangan limbah ke sungai Kali Kemambang. "Untuk jangka pendeknya, kami menuntut kompensasi berupa uang. Tapi untuk jangka panjang, kami berharap agar limbah tidak lagi dibuang di sungai, supaya warga hidup dengan nyaman tanpa bau," kata perwakilan RT 4 RW 13 Tegal Gunung Bluru, Darman kepada detiksurabaya.com di lokasi, Senin (21/11/2011). Limbah pabrik pengemasan ikan laut yang produknya diekspor ke manca negara itu, dibuang ke Kali Kemambang sungai yang lokasinya di sebalah utara pabrik. Aliran sungai tersebut, mengalir ke timur dan melewati Desa Bluru dan Desa Kemiri. Informasi yang dihimpun dari warga setempat, pabrik membuang limbahnya pada malam hari sekitar pukul 19.00 Wib dan kadang menjelang tengah malam sekitar pukul 23.00 Wib. Pencemaran dari limbah pabrik yang menimbulkan bau menyengat dan terlihat seperti busa sabun, sudah dikeluhkan warga kedua desa tersebut sejak beberapa bulan lalu. Bahkan Komisi C DPRD Sidoarjo juga turun tangan. Hasilnya, warga Desa Kemiri mendapatkan kompensasi dari PT Sekar Group sebesar Rp 300 juta. Sedangkan warga Desa Bluru yang lokasinya lebih dekat pabrik, sampai saat ini belum mendapatkan kompensasi. "Manajemen pabrik mengaku, orang yang mengurus pemberian kompensasi di Desa Kemiri sudah tidak bekerja lagi. Sedangkan orang baru kurang tahu (tuntutan warga Desa Bluru)," terangnya. Darman juga mengaku kecewa dengan sikap aparat pemerintah yang saling lempar. Tuntutan warga yang disampaikan ke kelurahan, namun oleh kelurahan dilimpahkan ke kecamatan. Dari kecamatan juga dilemparkan ke perangkat lebih tinggi seperti Bupati atau DPRD Sidoarjo. Darman menegaskan, jika tuntutan warga tidak dipenuhi, warga Tegal Gunung Bluru akan melakukan upaya paksa menutup salurun limbah pabrik. "Kalau tidak digubris, warga akan menutup saluran pembuangan limbah pabrik secara paksa," jelasnya.

Sumiati Tkw Indonesia Korban Penyiksaan Majikan Di Arab Saudi

KOMPAS.COM - Seorang TKW di siksa majikan nya di Arab Saudi, Sumiati binti Salah Mustapa sampai bibir atasnya hilang. SBY memerintahkan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa serius menangani kasus Sumiati. "Itu kejadian luar biasa, penyiksaan yang dialami saudari kita, Sumiati," kata Presiden SBY. SBY kemudian meminta agar Sumiati mendapat penanganan secara serius. Penanganan itu termasuk dalam hal perawatan medis ataupun advokasi hukum. Khusus untuk upaya hukum terhadap majikan Sumiati, SBY minta agar hukum tidak dikaburkan. "Saya dengar ada upaya pengaburan. Jangan sampai hal ini terjadi. Saya ingin hukum ditegakkan," tegas SBY. Presiden meminta agar tim diplomasi Kementerian Luar Negeri memberikan bantuan total kepada TKW yang baru tiga bulan berada di Arab Saudi itu. "Segera kirim tim agar yang bersangkutan dapat perawatan medis terbaik," ucap Presiden. SBY juga meminta agar kasus penyiksaan terhadap TKI tidak terjadi lagi. Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi pun diminta menangani setiap permasalahan tenaga kerja di luar negeri secara cepat dan tepat. Luka Sumiati memang sangat parah. Tubuhnya mengalami luka bakar di beberapa titik. Kedua kakinya nyaris lumpuh, kulit tubuh dan kepalanya terkelupas, jari tengah retak, alis matanya rusak. Dan yang lebih parah, bibir bagian atasnya hilang seperti bekas guntingan.

Diperkosa di Saudi, TKW Asal Garut Pulang Hamil 3 Bulan

Garut - Satu lagi kisah duka dari tenaga kerja wanita (TKW) Indonesia yang mengadu nasib di Arab Saudi. Suminar (28) pulang ke Tanah Air dalam kondisi hamil 3 bulan karena diperkosa anak majikan. Padahal Suminar sudah bersuami. Karenanya sang suami ikut menanggung beban atas benih yang bukan miliknya. Suminar adalah warga Kampung Haurpanggung, Desa Haurpanggung, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Sebelumnya dia bekerja di Jeddah, Arab Saudi dan diperkosa anak majikannya. Suminar berangkat ke Jeddah pada bulan November 2009 lalu. Peristiwa perkosaan tersebut terjadi setelah ia bekerja selama 1,5 tahun di Jeddah, anak majikan Aziz (22) tahun awalnya masuk ke kamar pada saat Suminar sedang tertidur. "Saya berusaha meronta namun tenaganya sangat kuat, saya hanya bisa pasrah," ungkapnya. Menurut Suminar, dia akhirnya memutuskan untuk pulang ke Tanah Air, sambil melaporkan peristiwa perkosaan tersebut kepada majikannya. Namun bukannya mendapatkan rasa iba dari sang majikan, Suminar justru mendapatkan penyiksaan dan ancaman agar tidak melaporkan peristiwa tersebut kepada polisi di Arab Saudi. "Saya terus disiksa, akhirnya saya mogok kerja hingga akhirnya saya diperbolehkan pulang dengan ancaman jangan berani melaporkan peristiwa perkosaan," ucapnya sambil menitikkan air mata. Pada bulan Oktober 2011, Suminar tiba di Indonesia. Dia berhasil pulang ke Tanah Air hanya berbekal uang yang ditabungnya selama bekerja di Arab Saudi. "Yang sangat sedih, saya sekarang hamil 3 bulan," tambahnya pendek. Dadang (29), suami Suminar mengaku sangat terpukul atas peristiwa yang menimpa istrinya. Meski senang bisa berkumpul di kampung halaman bersama anak dan istrinya, ia meminta keadilan dari semua peristiwa yang dialami Suminar. "Saya berharap mudah-mudahan pemerintah bisa membantu saya, memberikan pelajaran kepada anak dan majikan istri saya yang telah membuat kami menderita," ucapnya singkat

KOMPAS.COM - Nasib naas TKW Indonesia di luar negeri seperti tak ada habisnya. Kali ini menimpa Nina Herawati (20), warga RT 02/ RW 01, Blok Satu, Desa Beusi, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka. Nina dikabarkan mengalami depresi setelah disiksa dan diperkosa majikannya di Jeddah, Arab Saudi. Hingga kini, keberadaan Nina di Arab Saudi masih dalam pencarian petugas keamanan setempat. Sebab, setelah disiksa dan diperkosa majikan, ibu dua anak itu sempat kabur dan mengamankan diri di bawah kolong jembatan Kandara di Kota Jeddah. Namun setelah dicari di tempat tersebut, Nina tak kunjung ditemukan. Diduga, Nina ditolong orang lain yang iba melihat keadaannya. Ditemui di rumahnya, ayah Nina, Ahmad (45) mengatakan, pihak keluarga mengetahui kondisi Nina yang mengalami depresi dan melarikan diri ke kolong jembatan dari tayangan media massa dan rekan Nina sesama TKW di Arab Saudi. Namun keluarga tidak bisa berbuat apa-apa karena Nina dan keluarga hilang kontak sejak beberapa bulan terakhir. "Terakhir kontak sebelum lebaran 2010. Dia sempat curhat sudah tak betah lagi bekerja karena majikan sering menyiksanya. Tapi waktu itu kami tak menduga jika keadaan Nina separah yang diberitakan selama ini," kata Ahmad, saat ditemui Rabu (1/12/2010). Sementara suami Nina, Tata Sunarta (34) mengatakan, istrinya berangkat ke Arab Saudi untuk menjadi TKW pada April 2009. Saat itu, Nina berniat menjadi pembantu rumah tangga, melalui PJTKI PT Abdul Pratama Jaya di Jakarta. Keluarga berharap Nina segera kembali ke tanah air. Mereka ingin agar Nina bisa berkumpul dengan keluarga dan mengurusi dua anaknya yang masih kecil-kecil. Karena itu, keluarga meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan pihak terkait membantu proses kepulangan Nina. Apalagi, berdasarkan kabar yang diterima keluarga, nasib Nina di Jeddah sudah sempat dilaporkan ke KBRI oleh sesama TKW. Namun sayang, pihak KBRI belum mengambil tindakan. "Kami hanya ingin agar Nina kembali. Tolonglah kepada pemerintah dan pihak terkait untuk membantu," kata Tata.

Anda mungkin juga menyukai