DISAMPAIKAN OLEH :
BAB I PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI SINGKAT Mata Pelajaran Sistem Administrasi Negara RI bertujuan utk menjelaskan tentang Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Negara Kesatuan RI sebagaimana yg berlaku. B. MANFAAT;Setelah mempelajari pelajaran ini, peserta akan memperoleh manfaat : 1. Memahami pengertian Sistem Administrasi Negara dan Pemerintahan NKRI, aparatur negara serta memahami tentang tupoksi dan pengorganisasiannya 2. Memahami peranannya sebagai bagian dari aparatur negara. 3. Memudahkan pemahaman thdp mata-mata pelajaran terkait. C. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Setelah mengikuti mata pelajaran ini diharapkan peserta dapat memahami Sistem Administrasi Negara dan Pemerintahan NKRI.
Tujuan Instruksional Khusus : 1. Menjelaskan sistem dan administrasi negara dan penyelenggaraan pemerintahan negara 2. Menjelaskan penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas KKN 3. Menjelaskan tata urut peraturan perundangan dan rancangan peraturan pemerintah serta teknik penyusunannya 4. Menjelaskan lembaga penyelenggaraan pemerintahan 5. Menjelaskan hubungan Presiden dengan lembaga lembaga negara lainnya 6. Menjelaskan proses manajemen pemerintahan
ADM
MGT
=GG
MB
SISTEM
ADM. NEGARA
DEFINISI
POSISI KERAN
PROSES
KBJ PLY
PERUBAHAN
AKTIVITAS
KINERJA PN
TUJUAN NKRI
MB
NEGARA
PN WN
POSISI KERAN
Kultural
KERJA SAMA
MANUSIA
TUGAS
SARANA
B. ADMINISTRASI NEGARA Adm negara Spesies dari genus administrasi. Leonard D. White (1958:1) : Administrasi negara terdiri atas seluruh kegiatan pelaksanaan yg bertujuan utk memenuhi / mendukung kebijaksanaan negara. Drs. Soewarno Handayaningrat, 1986:3) Adm negara adalah kegiatan negara dalam melaksanakan kekuasaan politiknya. Administrasi negara dalam arti luas mencakup keseluruhan kegiatan negara, keseluruhan lembaga negara dalam rangka mewujudkan tujuan dan kebijakan negara. Administrasi negara dalam arti sempit merupakan keseluruhan kegiatan lembaga eksekutif dalam rangka mewujudkan tujuan dan kebijakan negara/pemerintah.
(Drs. Moerdiono) sejalan dg paradigma baru dlm AN (Good Governance), GBHN 93 dan 98 metegaskan :
5. Orientasi pada Konsesus; Governance yang baik menjadi perantara kepentingan-kepentingan yang berbeda untuk memperoleh pilihan terbaik bagi kepentingan yang lebih luas Kesetaraan (Equity); Semua warganegara mempunyai kesempatan yang sama untuk meningkatkan atau mempertahankan kesejahteraannya Efektifitas dan efisiensi; penggunaan sumber-sumber secara berhasil guna dan berdayaguna
Asas-asas Umum Penyelenggaraan Negara UU Nomor 28 Tahun 1999; Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas KKN 1. Asas Kepastian Hukum 2. Asas Tertib Penyelenggaraan Negara 3. Asas Kepentingan Umum 4. Asas Keterbukaan 5. Asas Proporsionalitas 6. Asas Profesionalitas 7. Asas Akuntabilitas * Pengertian Akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau kewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban
Prinsip-prinsip Akuntabilitas a. Harus ada komitmen dari pimpinan dan seluruh staf instansi untuk melakukan pengolahan pelaksanaan misi agar akuntabel b. Harus merupakan suatu sistem yang dapat menjamin penggunaan sumber-sumber daya secara konsisten dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku c. Harus dapat meninjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan d. Harus berorientasi pada pencapaian visi dan misi serta hasil dan manfaat yang diperoleh e. Harus jujur, objektif, transparan, dan inovatif sebagai katalisator perubahan manajemen instansi pemerintah dalam bentuk pemutakhiran metode dan teknik pengukuran kinerja dan penyusunan laporan akuntabilitas ------- LAKIP - AKIP
Perencanaan Strategik 1. Pernyataan visi, misi, strategi, dan faktor-faktor keberhasilan organisasi 2. Rumusan tentang tujuan , sasaran dan uraian aktivitas organisasi, dan 3. Uraian tentang cara mecapai tujuan dan sasaran tersebut Pengukuran Kinerja Penetapan Indikator Kinerja Penetapan Capaian Kinerja Evaluasi dan Pelaporan Prinsip pertanggung jawaban Prinsip pengecualian Prinsip manfaat
a. SANKRI DLM ARTI LUASlm : Sistem penyelengg negara Indonesia, yg merupakan sistem penyelengg kehidupan negara & bangsa dlm segala aspeknya, dg memanfaatkan & mendayagunakan segala kemampuan keseluruhan aparatur negara beserta seluruh rakyat, di seluruh wilayah negara Indonesia serta segenap dana & daya yg tersedia secara nasional, demi tercapainya tujuan & terlaksananya tugas nasional / negara sebagaimana tsb dlm UUD 1945. b. SANKRI DLM ARTI SEMPIT: Sistem Penyelengg Pem Negara Presiden ialah penyelenggara pem-an negara. Penyelengg pem-an yg dilaksanakan oleh presiden dg kekuasaan pem-an, & termasuk sebagian kekuasaan legislatif yg dimilikinya berdasarkan UUD. Drs. Moerdiono. Pemerintah adalah presiden, menurut pasal 4 ayat 1 UUD 45. Sistem Pemneg = sistem kerja fungsi pem-an yg dilakukan oleh presiden dlm hubungannya dg sistem kerja fungsi Lembaga Negara lainnya
Tujuan BI: mewujudkan tujuan dan melaksanakan tugas nas / negara dlm alinea IV pembukaan UUD 1945, yaitu : (1) Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah indonesia, (2) Memajukan kesejahteraan umum, (3) mencerdaskan kehisupan bangsa, (4) Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Visi (Citas) BI : Negara Indonesia yg merdeka, berdaulat, adil & makmur. Visi (citas)nasional ORBA: . Suatu MAM yg merata materiil & spirituil berdasarkan Pancasila & UUD 1945 dlm wadah NKRI yg merdeka, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat dlm suasana peri kehidupan bangsa yg aman, tenteram, tertib & dinamis dlm lingkungan pergaulan dunia ya merdeka, bersahabat, tertib & damai (TAP II/MPR/1998,Bab II,B) Manusia : dlm hal sistem penyelengg. negara, sub sistem manusia terdiri dari seluruh aparatur negara beserta seluruh rakyat. Dlm hal sistem penyelengg pemneg, sub sistem ini meliputi para pejabat dlm lembaga pemerintah/ e ksekutif beserta seluruh rakyat.
Tugas Penyelenggaraan negara : menyelengg kehidupan negara & bangsa dlm segala aspeknya,tugass terbagi ke dlm tugas lembagas negara sesuai bidangnya masings sebagai penyelengg. keseluruhan kekuasaan pem-an. Tugas pem-an umum = sebagian dari tupok Depdagri saja & tugas pembangunan. Tugas umum pem-an = tugas rutin pem-an adalah tugass pemeliharaan tibkam, yan kes, dik, dll. Tugas Pembangunan = tugas yg dilaksnakan dlm rangka program pembangunan. Kerjasama : antar aparatur secara horizontal / vertikal, antar komponen dlm masy sendiri antara aparatur negara dg masy. Kerjasama kemitraan: antara sektor pem / neg / publik dg masy / sektor non pem / negara/publik.
Sarana :
Segenap dana & daya yg tersedia secara nas merupakan sub sistem sarana dlm sistem penyelengg. negara / pem-an. 2. Fungsi Aparatur Negara (aparatur pem & kenegaraan): Melayani, mengayomi & memberdayakan masy.
3. Landasan
a. Idiil Pancasila b. Konstitusionil UUD 1945 c. Operasionil GBHN d. Kebijakan lain (Peraturan Per-UU, Pidato Kenegaraan Presiden, Program Kabinet, dll
D. FAKTORS EKOLOGI / LINGKUNGAN: faktors yg mempengaruhi & dipengaruhi oleh sistem AN Eksistensi SANKRI banyak dipengaruhi secara simultan oleh faktors ekologi / lingkungan >< melalui kebijaksanaan, program & tindakan aparatur, AN juga secara simultan mempengaruhi faktors ekologi / lingkungan.
1. Fisik-Geografis 2. Demografi 3. Kekayaan Alam 4. Idiologi 5. Politik 6. Ekonomi 7. Sosial budaya 8. Hankam LEMHANAS (1989) : Asta Gatra (delapan ujud). 3 pertama = Tri Gatra (Faktor Alami), 5 sisanya = Panca Gatra (Faktor Sosial).
SANKRI
FAKTOR LINGKUNGAN LANDASAN
Operasional GBHN
Tidak Tertulis
Perat. Per-UU-an
PEMBAGIAN FUNGSI DIANTARA ALAT KELENGKAPAN NEGARA DLM RANGKA PELAKSANAAN TUJUAN / TUGAS NASIONAL / NEGARA UTK MEWUJUDKAN CITA-CITA NASIONAL
CITA-CITA NASIONAL
NEGARA INDONESIA YANG MERDEKA, BERSATU, BERDAULAT, ADIL DAN MAKMUR
TUJUAN/TUGAS NASIONAL
-Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. -Memajukan kesejahteraan umum. -Mencerdaskan kehidupan bangsa. -Ikut melaksanakan ketertiban dunia
FUNGSI-FUNGSI NEGARA
MPR Konsti -tutif PRESIDEN -Eksekutif -Legislatif KY Kon sul tatif DPR -Legislatif -Was thdp pemerintah BPK auditif MA Yudi katif DPD MK Legislatif Yudikatif
B. LEMBAGAS NEGARA (UUD 1945) 1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) 2. Presiden 3. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) 4. Dewan Perwakilan Daerah (DPD) 5. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) 6. Mahkamah Agung (MA) 7. Mahkamah Konstitusi (MK) 8. Komisi Yudisial (KY)
B. APARATUR PEMERINTAHAN
1. Aparatur Pemerintahan Pusat ; a. Departemen b. Menteri Koordinator c. Menteri Negara d. Menteri Muda e. Lembaga Pemerintah Non Departemen f. Kesekretariatan Lembaga Negara g. Kejaksaan Agung h. Perwakilan di LN (Diplomatik & Konsuler)
i.Tentara Nasional Indonesia (TNI) j. Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) k. Badan/Lembaga Ekstra Struktural (DEN,DPUN,DPOD,BAPEK, Badan Pelaksanaan APEC, BAPERJANAS, LSF, Tim Bakolak Inpres 6, Tim Pengemb. Industri hankam, Tim Koord. Penanganan Masalah Pertahanan, KPU, KONI, KPK, KOMNAS HAM, DLL). l. Bank Sentral (Bank Indonesia)
Kedudukan MPR
MPR merupakan lembaga permusyawaratan rakyat yg berkedudukan sebagai lembaga negara (Psl 10 UU No. 22/2003) Berdasarkan UU tersebut, tidak dikenal istilah lembaga tertinggi maupun lembaga tinggi negara, melainkan lembaga negara. Perubahan kedudukan MPR ini terkait dg ditiadakannya kewenangan MPR untuk menetapkan GBHN dan untuk memilih Presiden serta Wakil Presiden.
Kedudukan Presiden
Masa jabatan Presiden fixed term selama 5 tahun & tidak dapat diberhentikan kecuali melanggar hukum/apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat. Psl 7 amandemen I UUD 1945: Pres/Wapres memegang jabatan selama 5 tahun, & sesudahnya dpt dipilih kembali dlm jabatan yg sama, hanya untuk 1 kali masa jabatan. DPR tidak dapat dibubarkan Presiden. Proses impeachment jauh lebih sulit, karena walaupun telah ada pendapat DPR bahwa Presiden telah melakukan pelanggaran hukum, maka MPR tidak langsung dpt mengimpeach Presiden sebelum terlebih dahulu harus dibuktikan oleh MK. Hal ini mempertegas amanat UUD 1945 bahwa negara kita berdasar atas hukum (rechtsstaat) & tdk berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtsstaat)
Adanya MK mengukuhkan penerapan supremasi hukum, juga menghindarkan adanya politicking dlm impeachment Presiden, sekaligus menciptakan keseimbangan antar cabang kekuasaan negara. Presiden berkedudukan sebagai Kepala Negara & sekaligus Kepala Pem-an. Presiden memegang kekuasaan yg tertinggi atas AD, AL, dan AU (Pasal 10 UUD 1945), = Panglima Tertinggi atas ketiga angkatan bersenjata / ketiga angkatan TNI.
Kedudukan DPR
Kekuasaan legislatif di tangan DPR yg semula berada pd Presiden (Psl 20 Ayat (2) & (3) UUD 1945). Suatu RUU hanya dpt menjadi UU apabila ada persetujuan bersama DPR & Presiden. DPR maupun Presiden punya hak yg sama utk menyetujui / tidk menyetujui sebuah RUU. Jadi ada hak Presiden untuk menolak RUU yg dibahas di DPR. Optimalisasi perananDPR dg adanya persetujuan / perlindungan dari DPR thdp pelaksanaan kekuasaan Presiden. Hak prakarsa yg dilakukan Pres, pernyataan perang / damai, perjanjian internasional, penetapan Perpu, penetapan APBN, serta pemberian gelar, tanda jasa dll tanda kehormatan, harus atas persetujuan DPR.
Pertimbangan DPR diperlukan oleh Presiden dlm hal Presiden akan angkat & terima Duta, pemberian amnesti &abolisi. Persetujuan & pertimbangan DPR diberikan dlm rangka melakukan fungsi pokoknya (Was) yg merupakan the original power DPR dg hak2 DPR yg bersifat institusional (hak interpelasi, hak angket & hak menyatakan pendapat), maupun yg bersifat personal (hak mengajukan pertanyaan, hak menyampaikan usul & pendapat, serta hak imunitas). Eksitensi DPR dg kekuasaan was merupakan konsekuensi logis dianutnya prinsip demokrasi, utk mewujudkan check and balance serta mewujudkan pemerintahan yang bersih (clean government).
Eksistensi NKRI Terkait dgn Amandemen UUD 1945 1. Salah satu kesepakatan dasar, MPR dlm melakukan perubahan UUD 1945 adalah tetap mempertahankan bentuk Negara Kesatuan (Pasal 1 Ayat (1) dan Pasal 37 Ayat (5) UUD 1945. faktor beragamnya etnis, daerah, golongan, agama, & adat istiadat bangsa. proses lahirnya negara berbeda dg negara federal. 2. Dibentuk (DPD) sebagai pilar penyalur aspirasi daerah, melengkapi DPR dlm sistem perwakilan Indonesia. kedudukannya yg khas dibanding DPR & kewenangannya yg spesifik utk kepentingan daerah. merupakan titiktemu dari pergumulan pemikiran & cara pandang sistem unikameral & bikameral selama proses perubahan UUD 1945 berlangsung.
1.UU No. 22/2003 menempatkan MPR bukan sebagai joint session tetapi sebagai lembaga permusyawaratan rakyat yg berkedudukan sebagai lembaga negara. 2. Perlu dipahami bahwa sistem perwakilan Indonesia, terutama hub antara DPR-DPD-MPR adalah khas Indonesia sesuai latar belakang kondisi negara. 3.Konstitusi suatu negara merupakan cerminan cara pandang perumusnya dlm suatu kondisi lingkungan tertentu. Itulah mengapa pola sistem perwakilan di banyak negara ber-bedas, 4. Pada akhirnya harus diyakini bahwa kesempurnaan dari suatu pilihan sistem pemerintahan negara, tdk bergantung pd kecanggihan teori & wacana akademik yg menyertainya, tetapi bergantung pd konsistensi antara desain tatanilai ideal dg terapannya di lapangan.
UUD 1945
Nilai Unitaris
diwujudkan dlm pandangan bahwa Indonesia tdk akan mempunyai kesatuan pemerintah lain di dlmnya pd "magnitude" Negara. Artinya, kedaulatan yg melekat pd rakyat, bangsa & negara RI tdk akan terbagi di antara kesatuans pem-an.
Kekuasaan Kehakiman
Utk menjamin tegaknya negara hukum, kekuasaan kehakiman dilaksanakan oleh Mahkamah Agung (MA) dan Mahkamah Konstitusi (MK). MK berwenang mengadili pd tk pertama dan terakhir yg putusannya bersifat final, menguji UU thd UUD, memutus sengketa lembaga negara, memutus pembubaran Parpol dan memutus perselisihan hasil Pemilu. Dibentuk Komisi Yudisial yg bersifat mandiri, berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan wewenang lain dlm rangka menjaga & menegakkan kehormatan, keluhuran martabat serta perilaku hakim.
2. Aparatur Pemerintahan Daerah : UU No. 32/ 2004. Pemerintah Daerah Provinsi { Ps. 3 (1)}
GUBERNUR Ps.24(1)(2)(3)(4) PERANGKAT DAERAH DPRD PROV
Ps. 3 (1) a
SETDA
Ps. 120 (1)
DINDA
Ps. 120 (1)
LTD
Ps. 120 (1)
SET DPRD
Ps. 120 (1)
DPRD KAB/KOTA
Ps. 3 (1) b
PERANGKAT
DAERAH
SETDA
Ps. 120 (2)
DINDA
Ps. 120 (2) KECAMATAN Ps. 120 (2) KELURAHAN Ps. 120 (2)
LTD
Ps. 120 (2)
SET DPRD
Ps. 120 (2)
Pertg jawaban / Ketentuan LL Bertg jawab kpd Kdh {Ps.121(3)} Pembina PNSD**) {Ps.122(4)}
Bantu Kdh Sekda Prov susun bijak & diangkat & koordinasikan diberhentikan Dinda & LTD Pres. atas usul SEKDA Gub*) {Ps.121(1)} {Ps. 121(2)} {Ps.122(2)} Sekda Kab/Kota diangkat & diberhentikan Gub atas usul Bup/ Walkot *) {Ps.122(3)} Diangkat PNS penuhi syarat {Ps.122(1)} Bila berhalangan dilaks Pejabat yg ditunjuk Kdh {Ps.121(4)}
*) Tanpa pertimbangan Pimpinan DPRD **) Semula Pembina PNSD adlh. Kepala Daerah
Pengangkatan & Pertg jawaban Pemberhentian / Ketentuan LL Diangkat & diberhentikan oleh Gub/Bup/ Walkot dgn persetujuan DPRD {Ps.123(2)} Scr T. ops. berada dibawah & bertg jawab kpd Pimp DPRD & scr Ad bert. jawab kpd Kdh melalui Sekda {Ps.123(5)} Susunan Org Set DPRD ditetapkan oleh Perda berpedoman PP {Ps.123(6)}
Menyeleng Ad Kesek DPRD Menyeleng AdKeu DPRD SEK DPRD {Ps.123(1)} Mendukung pelaks tufung DPRD Menyediakan & mengkoordinasi kan TA sesuai kemampuan Keuda D wajib minta pertimbangan Pimp DPRD {Ps.123(3)(4)}
Pengangkatan & Pertg jawaban Pemberhentian / Ketentuan LL Bertg jawab kpd Kdh melalui Sekda {Ps.124(3)}
Unsur pelaks Diangkat & Otda {Ps.124(1)} diberhentikan Kdh dari PNS memenuhi KADIN syarat atas usul {Ps.124(2)} Sekda {Ps.124(2)}
Tugas & Kewajiban Unsur pendukung tugas Kdh dlm pepe-nyusunan & pelaks. Kebijk. daerah yg bersifat spesifik berbentuk Badan /Kantor/RSUD {Ps.125(1)}
Pengangkatan & Pertg jawaban Pemberhentian / Ketentuan LL Diangkat & diberhentikan Kdh dari PNS yg memenuhi syarat usul Sekda {Ps.125(2)} Bertg jawab kpd Kdh melalui Sekda {Ps.125(3)}
CAMAT
{Ps.126 (2)}
Melaksanakan Pelimpahan dr Bup/Walkot {Ps.127(2)} Selain itu mempunyai tugas : LURAH {Ps.127(2)} 1. Pelaks keg pem Kel 2. Pember masy. 3. Pelayanan Masy. 4. Penyeleng. trantibum 5. Pemeliharaan pras & fas yan umum {Ps.127(3)} Dlm pelaks tugasnya dibantu Perangkat Kel {Ps.127(6)} Utk kelanc tgs Lurah dpt dibentuk Lemb lain (RT, RW, PKK, KrT dan LPM) {Ps.127(8)}
Susunan Org, Pengendalian & Formasi ( Ps. 128 ) 1. SO Perangkat daerah ditetapkan dg Perda, perhatikan faktors tertentu, berpedoman pd PP 2. Pengendalian org Perangkat Daerah dilakukan oleh Pem utk Prov dan Gub utk Kab/Kota, berpedoman PP 3. Formasi & persyaratan jabatan Perangkat Daerah ditetapkan dg Perat. Kdh, berpedoman PP
BAB V KOORDINASI DAN HUBUNGAN KERJA Koordinasi dlm pem-an : upaya memadukan, menyerasikan
& menyelaraskan berbagai kepentingan & kegiatan yg saling berkaitan beserta segenap gerak langkah & waktunya dlm rangka pencapaian tujuan & sasaran bersama, mulai dari proses perumusan kebijaksanaan, perenc., pelaks., sampai pd wasdalnya. A. JENIS KOORDINASI a. Koordinasi hierarkhis (vertikal) dilakukan oleh pejabat pimpinan dlm suatu instansi pemerintah thdp pejabat (pegawai) / instansi bawahannya. b. Koordinasi fungsional dilakukan pejabat / instansi thdp pejabat / instansi lain yg tugasnya berkaitan, berdasarkan fungsi, berupa: 1). Koordinasi fungsional horizontal 2). Koordinasi fungsional diagonal 3). Koordinasi fungsional teritorial
1). Koordinasi fungsional horizontal, dilakukan oleh pejabat /suatu unit / instansi thdp pejabat atau unit/instansi lain yg setingkat. 2). Koordinasi fungsional diagonal, dilakukan oleh pejabat / instansi thdp pejabat atau instansi lain yg lebih rendah tingkatannya tetapi bukan bawahannya. 3). Koordinasi fungsional teritorial, dilakukan oleh pejabat pimpinan / instansi thdp pejabat / instansi lain yg berada dlm suatu wilayah (teritorial) tertentu, secara keseluruhan semua urusan yg ada dlm wilayah (teritorial) tsb menjadi wewenang / t. jawabnya selaku penguasa / penanggung jawab tunggal. B. PEDOMAN KOORDINASI a. Koordinasi harus dimulai pd saat perumusan kebijaksanaan. b. Tentukan secara jelas siapa / satuan kerja mana yg secara fungsional berwenang & bert. jawab atas sesuatu masalah. a. Pejabat / instansi yg secara fungsional berwenang & bert. jawab mengenai sesuatu masalah, berkewajiban memprakarsai penyelengg. koordinasi.
d. Kejelasan wewenang, t. jawab & tugas unit / instansi terkait. e. Rumuskan progja Org secara jelas yg memperlihatkan keserasian kegiatan di antara satuans kerja. f. Tetapkan prosedur & tata cara berkoordinasi. g. Kembangkan komunikasi timbal balik utk menciptakan kesatuan bahasa & kerjasama. h. Koordinasi akan lebih efektif apabila pejabat yg berkewajiban mengkoordinasikan, mempunyai kepemimpinan & kredibilitas yg tinggi. i. Dlm pelaksanaan koordinasi perlu dipilih sarana koordinasi yg paling tepat.
C. SARANA MEKANISME KOORDINASI 1. Kebijaksanaan. 2. Rencana. 3. Prosedur dan Tata Kerja. 4. Rapat dan Taklimat (Briefing). 5. Surat Keputusan Bersama / Surat Edaran Bersama. 6. Tim, Panitia, Kelompok Kerja, Satuan Tugas. 7. Dewan atau Badan 8. Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT = Roof System) dan Sistem Pelayanan Satu Pintu (One Door Service).
1. Sidang Kabinet : (a) Paripurna (b) Terbatas. 2. Rapat di lingkungan Menko 3. Koordinasi antara depart/Instansi Pem Tk Pusat
E. KOORDINASI PEMPUS DG PERWAKILAN RI LUAR NEGERI.
Utk melaksanakan kebijaksanaan hub LN, a.l dibentuk Perwakilan Pem RI di LN yg pembinaannya dilakukan oleh Deplu.
F. KOORDINASI TINGKAT PUSAT MENGENAI PEMDA
Selaku aparatur pusat yg secara fungsional membantu Presiden dlm urusans daerah pada umumnya.
1. Gubernur selaku wakil pempus melakukan koordinasi fungsionalthdp instansi vertikal, juga terhadap Bupati & Walikota . 2. KDH, selain berkoordinasi hierarkhis thdp aparatur daerahnya sendiri, secara operasional mengkoordinasikan instansis lain yg berada di daerahnya (koordinasi fungsional teritorial).
H. KOORDINASI DAN HUBUNGAN KERJA.
Koordinasi selalu bersifat hub kerja, namun hub kerja tidak selalu bersifat koordinatif, karena hub kerja dpt pula bersifat konsultatif & informatif saja.
DAFTAR PUSTAKA
1. Penerbit Alda, Inventarisasi dan himpunan TAP-TAP MPR-RI, 1960-1988, Jakarta, 1989. 2. TAP-TAP MPR-RI 1993 Jakarta 1993. 3. Setjen MPR-RI, TAP-TAP MPR-RI tahun 1998. 4. TAP-TAP MPR RI Hasil Sidang Istimewa tahun 1998. 5. TAP-TAP MPR RI tahun 1999. 6. Perubahan Pertama UUD 1945. 7. Putusan MPR-RI, Sidang Tahunan MPR-RI 7-18 Agustus 2000. 8. Putusan Sidang Tahunan MPR-RI tahun 2001. 9. RI, UU No. 6 tahun 1969 tentang pernyataan tidak berlakunya UU dan berbagai UU Peraturan Pemerintah. 10. UU No. 9 tahun 1999 tentang bentuk-bentuk BUMN. 11. UU No. 1 tahun 1995 tentang PT. 12. UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah. 13. UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia. 14. UU No. 25 tahun 1999 tentang Program Pembangunan Nasional. 15. UU No. 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan negara yang bersih bebas KKN
16. UU No. 25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional. 17. UU No. 18 tahun 2001 tentang Otonomi Luas bagi Provinsi Daista Aceh. 18. UU tentang Otonomi Khusus Bagi Papua. 19. UU No. 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. 20. PP No. 12 tahun 1998 tentang Persero. 21. PP No. 13 tahun 1998 tentang Perum. 22. PP No. 6 tahun 2000 tentang Perjan. 23. PP No. 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai daerah Otonom. 24. PP No. 84 tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah. 25. Kepres No. 184 tahun 1998 tentang tata cara penyusunan RUU dan RPP. 26. Kepres No. 44 tahun 1999 tentang Tata cara penyusunan RUU dan RPP. 27. Kepres No. 100 tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Menteri Koordinator. 28. Kepres No. 101 tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Menteri Negara. 29. Kepres No. 102 tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen.
30. Kepres No. 103 tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen. 31. Depdagri, Instruksi mendagri No. 5 tahun 1990 tentang perubahan bentuk BUMD. 32. Attamimi, A hamid S, peranan Kepres RI dalam penyelenggaraan pemerintahan negara, urusan dalam, urusan Indonesia, Jakarta, 1990. 33. Frederickson, W George, The Spirit of Publik Administration, Joosey-Boss Publishers, San Fransisco, 1997. 34. handayaningrat, Drs. Soewarno, pengenalan Studi Ilmu Administrasi Negara, PT. Gunung Agung, Jakarta 1986. 35. LAN RI, SANRI, Jilid I dan II, Gunung Agung, Jakarta, 1996. 36. Osborne, David & Ted Geabler , Reinventing Government, Wesle Publishing Company, Inc. Reading Marssachu Setts. 37. Pengurus Pusat Ikatan Alumni STIA LAn RI, Pilar Pembangunan Nasional Menuju Modernisasi, Jakarta, 1995. 38. Pfiffuer, John M; Presslus, Robert, Public Administration, the Ronald Press Company, New York, 1967. 39. Soeharyo, Salamoen, menteri di bawah UUD 1945 selama ini : Suatu tinjauan administratif Manajemen Pembangunan, No. 31 tahun IX September 2000. 40. Sistem Ketatanegaraan RI, Modul Diklat Administrasi Umum, Lembaga Administrasi Negara, Jakarta, 2000.