Anda di halaman 1dari 15

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Selama rentang kehidupan manusia, telah terjadi banyak pertumbuhan dan perkembangan dari mulai lahir sampai dengan meninggal dunia. Dari semua fase perkembangan manusia tersebut, salah satu yang paling penting dan paling menjadi pusat perhatian adalah masa remaja. Para orang tua, pendidik dan para tenaga profesional lainnya mencoba untuk

menerangkan dan melakukan pendekatan yang efektif untuk menangani para remaja ini. Lalu ada apakah di masa remaja ini? Seberapa besarkah pentingnya untuk menangani masa remaja dan seberapa besar pengaruhnya untuk kehidupan dimasa depan individu tersebut? Masa remaja yang dimaksudkan merupakan periode transisi antara masa anakanak dan masa dewasa. Batasan usianya tidak ditentukan dengan jelas, sehingga banyak ahli yang berbeda dalam penentuan rentang usianya. Namun, secara umum dapat dikatakan bahwa masa remaja berawal dari usia 12 sampai dengan akhir usia belasan ketika pertumbuhan fisik hampir lengkap.

Salah satu pakar psikologi perkembangan Elizabeth B. Hurlock (1980) menyatakan bahwa masa remaja ini dimulai pada saat anak mulai matang secara seksual dan berakhir pada saat ia mencapai usia dewasa secara hukum. Masa remaja terbagi menjadi dua yaitu masa remaja awal dan masa remaja akhir. Masa pubertas merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa yang dimulai umur 8 14 tahun. Awal pubertas dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah bangsa, iklim, gizi dan kebudayaan. Secara klinis mulai tumbuh ciri-ciri kelamin sekunder, misalnya : tumbuh rambut pubis, ketiak, timbul jerawat pada wajah, peningkatan berat badan dan tinggi badan, pada wanita mengalami pembesaran buah dada dan pada pria terjadi perubahan pada suara dan tumbuh jakun. Pada tahun 2000, jumlah penduduk remaja Indonesia 43,6 juta. Sebagian besar remaja (69,3%) umur kawin pertama dalam usia belia (<18 tahun). Seks bebas itu sendiri ada kaitannya dengan perilaku yang berdampak buruk terhadap kesehatan reproduksi. Mereka tidak memikirkan akibat dari perbuatan mereka misalnya, mereka bisa terserang virus HIV ataupun bayi yang mereka lahirkan tidak mempunyai status. Oleh karena itu pemerintah harus mampu mengambil tindakan dan menyaring pengaruh yang berhak dan berdampak negatif bagi para remaja. Begitu pula peran remaja harus mampu mengendalikan diri dan menghindari hubungan seks pra nikah.

Upaya-upaya pencegahan seks bebas adalah dengan menanamkan nilai-nilai agama, moral dan etika, diantaranya : (1) Pendidikan agama, moral dan etika dalam keluarga. (2) kerjasama guru dan orangtua, tokoh masyarakat, pendidikan yang diberikan hendaknya tidak hanya kemampuan intelektual, tetapi juga mengembangkan kemauan emosi anak agar dapat mengembangkan rasa percaya diri. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka masalah yang akan dibahas adalah adanya penyimpangan seks pada remaja yang disebabkan oleh beberapa hal,sehingga menimbulkan akibat-akibat yang sangat berbahaya pada remaja.Maka,hal ini akan dibahas juga cara mencegah terjadinya seks bebas dikalangan remaja.

BAB II PEMBAHASAN

1. Penyimpangan seks pada remaja Kita telah ketahui bahwa kebebasan bergaul remaja sangatlah diperlukan agar mereka tidak kuper dan jomblo yang biasanya jadi anak mama. "Banyak teman maka banyak pengetahuan". Namun tidak semua teman kita sejalan dengan apa yang kita inginkan. Mungkin mereka suka hura-hura, suka dengan yang berbau pornografi, dan tentu saja ada yang bersikap terpuji. benar agar kita tidak terjerumus ke pergaulan bebas yang menyesatkan. Masa remaja merupakan suatu masa yang menjadi bagian dari kehidupan manusia yang di dalamnya penuh dengan dinamika. Dinamika kehidupan remaja ini akan sangat berpengaruh terhadap pembentukan diri remaja itu sendiri. Masa remaja dapat dicirikan dengan banyaknya rasa ingin tahu pada diri seseorang dalam berbagai hal, tidak terkecuali bidang seks. Seiring dengan bertambahnya usia seseorang, organ reproduksipun mengalami perkembangan dan pada akhirnya akan mengalami kematangan. Kematangan organ reproduksi dan perkembangan

psikologis remaja yang mulai menyukai lawan jenisnya serta arus media informasi baik elektronik maupun non-elektronik akan sangat berpengaruh terhadap perilaku seksual individu remaja tersebut. Salah satu masalah yang sering timbul pada remaja terkait dengan masa awal kematangan organ reproduksi pada remaja adalah masalah kehamilan yang terjadi pada remaja diluar pernikahan. Apalagi apabila Kehamilan tersebut terjadi pada usia sekolah. Siswi yang mengalami kehamilan biasanya mendapatkan respon dari dua pihak. Pertama yaitu dari pihak sekolah, biasanya jika terjadi kehamilan pada siswi, maka yang sampai saat ini terjadi adalah sekolah meresponya dengan sangat buruk dan berujung dengan dikeluarkannya siswi tersebut dari sekolah. Kedua yaitu dari lingkungan di mana siswi tersebut tinggal, lingkungan akan cenderung mencemooh dan mengucilkan siswi tersebut. Hal tersebut terjadi jika karena masih kuatnya nilai norma kehidupan masyarakat kita. Kehamilan remaja adalah isu yang saat ini mendapat perhatian pemerintah. Karena masalah kehamilan remaja tidak hanya membebani remaja sebagai individu dan bayi mereka namun juga mempengaruhi secara luas pada seluruh strata di masyarakat dan juga membebani sumber-sumber kesejahteraan. Namun, alasan-alasannya tidak sepenuhnya dimengerti. Beberapa sebab kehamilan termasuk rendahnya pengetahuan tentang keluarga berencana, perbedaan budaya yang menempatkan harga diri remaja di lingkungannya, perasaan remaja akan ketidakamanan atau impulsifisitas, ketergantungan kebutuhan, dan keinginan yang sangat untuk mendapatkan kebebasan.

Selain masalah kehamilan pada remaja masalah yang juga sangat menggelisahkan berbagai kalangan dan juga banyak terjadi pada masa remaja adalah banyaknya remaja yang mengidap HIV/AIDS.

2. Penyebab rentannya remaja melakukan seks bebas Beberapa penyebab rentannya remaja melakukan seks bebas adalah : a. Kurangnya informasi yang benar mengenai perilaku seks yang

aman dan upaya pencegahan yang bisa dilakukan oleh remaja dan kaum muda. b. Kurangnya informasi ini disebabkan adanya nilai-nilai agama,

budaya, moralitas dan lain-lain, sehingga remaja seringkali tidak memperoleh informasi maupun pelayanan kesehatan reproduksi yang sesungguhnya dapat membantu remaja terlindung dari berbagai resiko, termasuk penularan HIV/AIDS. c. Perubahan fisik dan emosional pada remaja yang mempengaruhi

dorongan seksual. Kondisi ini mendorong remaja untuk mencari tahu dan mencoba-coba sesuatu yang baru, termasuk melakukan hubungan seks dan penggunaan narkoba. d. Adanya informasi yang menyuguhkan kenikmatan hidup yang

diperoleh melalui seks, alkohol, narkoba, dan sebagainya yang

disampaikan melalui berbagai media cetak atau elektronik.Adanya tekanan dari teman sebaya untuk melakukan hubungan seks, misalnya untuk membuktikan bahwa mereka adalah jantan. e. Resiko HIV/AIDS sukar dimengerti oleh remaja, karena

HIV/AIDS mempunyai periode inkubasi yang panjang, gejala awalnya tidak segera terlihat. f. Informasi mengenai penularan dan pencegahan HIV/AIDS rupanya

juga belum cukup menyebar di kalangan remaja. Banyak remaja masih mempunyai pandangan yang salah mengenai HIV/AIDS. g. Remaja pada umumnya kurang mempunyai akses ke tempat

pelayanan kesehatan reproduksi dibanding orang dewasa. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya remaja yang terkena HIV/AIDS tidak menyadari bahwa mereka terinfeksi, kemudian menyebar ke remaja lain, sehingga sulit dikontrol. 3. Akibat dari seks Bebas Melakukan hubungan seks secara bebas merupakan akibat pertama dari pergaulan bebas yang merupakan lingkaran setan yang tidak ada putusnya dengan berbagai akibat di berbagai bidang antara lain di bidang sosial, agama dan kesehatan sebagai berikut : a. Dalam seks bebas terkumpul bermacam-macam dosa dan

keburukan yakni berkurangnya iman si penzina, hilangnya sikap menjaga diri dari dosa, buruk kepribadian dan hilangnya rasa cemburu.

b.

Seks bebas menghilangkan rasa malu, padahal dalam agama

malu merupakan suatu hal yang amat ditekankan dan dianggap perhiasan yang sangat indah khususnya bagi wanita. c. d. e. Menjadikan wajah pelakunya muram dan gelap. Membuat hati menjadi gelap dan mematikan sinarnya. Menjadikan pelakunya selalu dalam kemiskinan atau merasa

demikian sehingga tidak pernah merasa cukup dengan apa yang diterimanya. f. Akan menghilangkan kehormatan pelakunya dan jatuh

martabatnya baik din hadapan Tuhan maupun sesama manusia. g. Tuhan akan mencampakkan sifat liar di hati penzina, sehingga

pandangan matanya liar dan tidak terjaga. h. Pelaku seks bebas akan dipandang oleh manusia dengan

pandangan muak dan tidak percaya. i. Zina mengeluarkan bau busuk yang mampu dicium oleh orang-

orang yang memiliki qalbun salim (hati yang bersih) melalui mulut atau badannya. j. Apa yang didapatkan para pelaku seks bebas dalam kehidupan

ini adalah sebaliknya dari apa yang diinginkannya. Ini adalah karena, orang yang mencari kenikmatan hidup dengan cara bermaksiat maka Tuhan. k. akan memberikan yang sebaliknya dari apa yang dia inginkan,

dan Tuhan tidak menjadikan maksiat sebagai jalan untuk mendapatkan kebaikan dan kebahagiaan.

l.

Perzinaan menyeret kepada terputusnya hubungan silaturrahim,

durhaka kepada orang tua, berbuat zalim, serta menyia-nyiakan keluarga dan keturunan. Bahkan boleh membawa kepada pertumpahan darah dan perdukunan serta dosa-dosa besar yang lain. Seks bebas biasanya berkait dengan dosa dan maksiat yang lain sebelum atau bila berlakunya dan selepas itu biasanya akan melahirkan kemaksiatan yang lain pula. m. merusakkan Seks masa bebas menghilangkan di harga diri pelakunya aib dan yang

depannya

samping

meninggalkan

berkepanjangan bukan saja kepada pelakunya bahkan kepada seluruh keluarganya. n. Aib yang dicorengkan kepada pelaku seks bebas lebih

membekas dan mendalam daripada dosa kafir misalnya, karena orang kafir yang memeluk Islam selesailah persoalannya, namun dosa zina akan benarbenar membekas dalam jiwa karena walaupun akhirnya pelaku zina itu bertaubat dan membersihkan diri dia akan masih merasa berbeda dengan orang yang tidak pernah melakukannya. o. Jika wanita yang berzina hamil dan untuk menutupi aibnya ia

mengugurkan kandungannya itu maka dia telah berzina dan juga telah membunuh jiwa yang tidak berdosa . Jika dia ialah seorang wanita yang telah bersuami dan melakukan perselingkuhan sehingga hamil dan membiarkan anak itu lahir maka dia telah memasukkan orang asing dalam keluarganya dan keluarga suaminya sehingga anak itu mendapat hak warisan mereka tanpa disadari siapa dia sebenarnya. Amat mengerikan, naudzubillah min dzalik.

p.

Perzinaan akan melahirkan generasi individu-individu yang

tidak ada asal keturunan (nasab). Di mata masyarakat mereka tidak memiliki status sosial yang jelas. q. wanita. r. Zina dapat menanamkan permusuhan dan menyalakan api Pezina laki-laki berarti telah menodai kesucian dan kehormatan

dendam antara keluarga wanita dengan lelaki yang telah berzina dengannya. s. Perzinaan sangat mempengaruhi jiwa keluarganya di mana

mereka akan merasa jatuh martabat di mata masyarakat, sehingga kadangkadang menyebabkan mereka tidak berani untuk mengangkat muka di hadapan orang lain. t. Perzinaan menyebabkan menularnya penyakit-penyakit

berbahaya seperti AIDS, siphilis, dan gonorhea atau kencing bernanah.

4. Upaya Pencegahan seks Bebas a. Menanamkan nilai-nilai agama, moral dan etika antara lain : pendidikan

agama, moral dan etika dalam keluarga, kerjasama guru, orangtua dan tokoh masyarakat. b. Pendidikan yang diberikan hendaknya tidak hanya kemampuan

intelektual, tetapi juga mengembangkan kemauan emosional agar dapat mengembangkan rasa percaya diri, mengembangkan ketrampilan mengambil keputusan yang baik dan tepat, mengembangkan rasa harga diri, mengembangkan

ketrampilan berkomunikasi, yang mampu mengatakan tidak tanpa beban dan tanpa mengikuti orang lain. c. Pendidikan dan penyuluhan seksual. Pada waktu ini cara-cara

pendidikan seksual didasari oleh dua pandangan dan pendekatan yang sangat berbeda, yaitu : 1) pendekatan psikoanalitik, yang hanya mengakui bahwa

perkembangan psiko-seksual ditentukan oleh pembawaan yang untuk sebagian besar sifatnya autonom. 2) pendekatan sosiologik, yang mengakui adanya pengaruh dari

lingkungan. Yang mempunyai banyak pengikutnya adalah pandangan pendekatan yang kedua. Pendidikan seksual sebaiknya sudah dimulai sedini mungkin, dalam masa kanak-kanak dengan peranan utama dipegang oleh para orangtua dan para guru. Bagi para remaja penyuluhan seksual sudah dapat dimulai di sekolah lanjutan, baik oleh dokter maupun oleh guru, yang kedua-duanya sudah memiliki pengetahuan tentang seksologi modern. Penyuluhan yang salah dapat berakibat negatif. Para orangtua tentunya dapat pula memegang peranan dalam hal ini. d. Penyuluhan pada remaja. Dalam penyuluhan pada remaja perlu dibahas

secara singkat anatomi dan fisiologi alat kelamin, serta fisiologi hubungan seksual. Juga variasi dan penyimpangannya yang masih dianggap dalam batasbatas normal perlu dikemukakan. Semua itu dilakukan dengan latar belakang norma-norma yang berlaku, termasuk agama dan pandangan masyarakat.

BAB III PENUTUP

1. Simpulan Akibat seks bebas antara lain : a. Melakukan hubungan seksual secara bebas yang mengakibatkan kehamilan remaja/kehamilan sebelum nikah yang mempunyai resiko : 1) 2) 3) Pengguguran kandungan/aborsi Rasa malu atau putus asa Terpaksa menikah

b. Beresiko tertular penyakit menular seksual. c. Penggunaan narkoba dan obat-obatan terlarang dapat merusak moral generasi muda. Upaya mencegah pergaulan bebas : a. Menanamkan nilai agama, moral dan etika. b. Pendidikan yang diberikan hendaknya tidak hanya intelektual, tetapi juga mengembangkan kemauan emosional agar dapat mengembangkan rasa percaya diri. c. Pendidikan dan penyuluhan seksual. d. Penyuluhan kepada para remaja. 2. Saran a. Bagi pemerintah Diharapkan memberi bimbingan dan penyuluhan kepada para pemuda agar tidak salah dalam memilih pergaulan. b. Bagi orangtua Diharapkan memberi kasih sayang tidak hanya limpahan materi saja tetapi perlu juga memperhatikan tingkah laku anak-anaknya agar tidak salah jalan. c. Bagi para remaja

Isilah hidup dengan kegiatan yang positif dan jangan mencoba hal-hal yang memberikan kenikmatan sesaat.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, H. Abu. 1979. Psikologi Sosial. Surabaya: Bina Ilmu Sastro, Winata, Sulaiman. 2004. Ilmu Kesehatan Reproduksi. Obstetri Patologi. Jakarta: EGC. Soekanto, Soejono. 1981. Memperkenalkan Sosiologi. Jakarta: CV Rajawali. Winjosastro, Hanifa. 1999. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. www.google.com\\seks_bebas\ diakses 18 Mei 2008.

Anda mungkin juga menyukai