Anda di halaman 1dari 8

PUASA

1. Khutbah Pertama
Assalamualaikum Wr. Wb.







Saudara-saudara kaum Muslimin yang budiman!
Salah satu ibadah pokok dalam Islam ialah melaksanakan puasa
Ramadhan, seperti yang disebutkan oleh Tuhan dalam Al Quran :

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana


diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (Al
Baqarah : 183)
Pengertian Puasa
Puasa menurut ilmu bahasa artinya menahan, yaitu menahan diri dari suatu
perbuatan, umpamanya menahan diri dari berbicara, berjalan dan lain
sebagainya.
Adapun pengertiannya menurut Syariah ialah :
Menahan diri dari makan, minum dan bersetubuh semenjak waktu
terbit fajar sampai waktu terbenam matahari, karena mengharap
ridha Ilahi dan menyiapkan diri untuk bertaqwa kepada-Nya
dengan jalan mentaati Allah dan melatih kemauan dari godaan
hawa nafsu.
(Tafsir Al Manar Jl. 11, hal. 143)

Sebagaimana diketahui, puasa itu ialah ibadah pokok, salah satu rukun dari
Rukun Islam yang lima. Puasa Ramadhan itu diwajibkan mengerjakannya
terhadap orang-orang yang beriman, seperti ternyata dalam seruan (nida) ayat
yang diucapkan tadi. Jadi, tidak diwajibkan kepada orang-orang yang tidak
mempercayai Tuhan (atheisten) dan lain-lain.
Puasa Menurut Islam
Wahyu Ilahi yang memerintahkan puasa itu turun di Madinah, pada tahun
kedua Hijriah.
Adapun tujuan terakhir yang merupakan buah dari ibadah puasa itu ialah
untuk meningkatkan orang-orang yang beriman menjadi orang yang takwa.
Ciri-ciri orang Muttaqien mengandung 3 unsur, yaitu:
1) Menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang dimurkai Tuhan.
2) Menghindarkan perbuatan-perbuatan yang merugikan kepada diri sendiri.
3) Menjauhkan perbuatan-perbuatan yang merugikan/merusak orang lain.
Tingkat orang yang Muttaqien adalah tingkat yang kelima dan terakhir
dalam kehidupan seorang Muslim, yang untuk mudahnya kita sebut saja
M5. Proses untuk mencapai tingkat itu harus menempun 5 tahap:

Muslim (M1)
Seorang manusia yang telah menerima dan mengikrarkan Islam

sebagai agamanya dengan mengucapkan kalimah syahadat, baru menjadi


seorang Muslim.

Mukmin (M2)
Seorang muslim tidaklah cukup dengan pengakuan itu saja, tapi

harus diiringi dengan amal, perbuatan-perbuatan, tindakan-tindakan dan


lainnya yang diperintahkan oleh agama yang dianutnya itu, yaitu
mengerjakan yang disuruh, menghentikan yang dilarang.

Muhsin (M3)
Seorang mukmin haruslah mengerjakan perbuatan-perbuatan

kebajikan yang dinamakan ihsan. Ihsan itu meliputi segala perbuatanperbuatan yang baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain.

Mukhlis (M4)
Seorang muhsin mengerjakan ihsan itu adalah semata-mata karena

berbakti kepada Tuhan, bukan karena mengharapkan pujian, sanjungan,


pangkat dan lain-lain. Tidak karena berudang dibalik batu, tidak lantaran
riya dan lain-lain, tetapi sungguh-sungguh tulus-ikhlas. Pada saat itu
manusia meningkat lagi menjadi seorang mukhlis

Muttaqien (M5)
Pada tingkat terakhir, barulah manusia muslim itu sampai ke

tingkat ke lima, yaitu menjadi orang yang muttaqin, orang yang bertakwa.
Keistimewaan Puasa Ramadhan
Dalam suatu Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah
diterangkan oleh Rasulullah, bahwa bulan Ramadhan mempunyai tiga
keistimewaan, yaitu:
1) Pangkalnya diliputi oler rahmat
2) Tengah-tengahnya diliputi oleh maghfirah (ampunan)
3) Ujungnya membebaskan manusia dari siksaan (neraka)

2. Khutbah Kedua



























.



.

ZAKAT
Khotbah Pertama

Saudara-saudara Muslimin Yang Mulia


Zakat adalah satu diantara rukun Islam yang lima, serupa kedudukannya
dengan shalat, puasa dan haji.
Dalam Al Quran tidak kurang pada 82 tempat perintah menunaikan shalat
itu dirangkaikan dengan perintah menunaikan zakat, umpamanya ayat-ayat:

Artinya Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orangorang yang ruku'. (Al Baqarah : 43)



Artinya: Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, Maka
(mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. dan Kami menjelaskan ayatayat itu bagi kaum yang mengetahui. (At Taubah : 11)

Perintah menegakkan shalat itu kerap kali dirangkaikan dengan perintah


membayar zakat menunjukkan bahwa zakat itu adalah amat penting yang harus
dilaksanakan oleh seorang Muslim bersamaan dengan mengerjakan ibadah shalat.
Dalam Hadits banyak pula disebut soal zakat, diantaranya Hadits yang
berbunyi:




Bahwasanya Allah memerintahkan ke atas pundak mereka mengeluarkan
shadakah (zakat) yang diambil dari kaum hartawan dan diberikan kepada orang
yang fakir di kalangan mereka. Apabila kewajiban itu mereka turuti, maka
janganlah engkau ambil (untuk zakat itu) harta benda mereka yang terbaik saja.
Takutlah keapda doa orang yang teraniaya, sesungguhnya tak ada dinding (hijab)
antara doa orang yang teraniaya dengan Allah. (Bukhari dan Muslim)
Pengertian Zakat
Zakat yang terambil dari pokok kata zakka, menurut ilmu bahasa
mempunyai dua makna, yaitu (1) mensucikan, (2) bertumbuh. Adapun
maksudnya menurut istilah (definisi) syariyah ialah:
Zakat ialah nama sesuatu (harta) yang dikeluarkan oleh manusia dari milik Allah
untuk kaum fakir.
Dinamakan zakat karena di dalamnya mengandung unsur mengharapkan
karunia, mensucikan jiwa dan menumbuhkannya dengan bermacam-macam
kebajikan.
Zakat Menurut Islam

Seperti diketahui, doktrin Islam bukan saja mengatur hubungan manusia


dengan Tuhan, tapi juga mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya.
Itulah sebabnya kama setiap ibadah dalam Islam selain bersifat ubudiyah,
penyembahan terhadap Tuhan, maka disampingnya mengandung unsur muamalah
relation.
Tak heran apabila sejak permulaan Islam tatkala Rasulullah masih berada
di Makkah perintah zakat itu telah diwahyukan oleh Tuhan sebab terbukti dalam
beberapa ayat-ayat yang turun di Makkah (Ayatul Makiyah), umpamanya Surat
Al Mukminun (Ayat 1 4), Surat Ha-mim Sajadah (Ayat 7) dan beberapa surat
lainnya.
Yang Berhak Menerima Zakat
Yang berhak menerima zakat itu ada delapan golongan, yaitu:
1.

Orang-orang fakir

2.

Orang-orang miskin

3.

Amil (yang mengurus zakat)

4.

Muallaf

5.

Ruqab

6.

Orang-orang yang berhutang (Gharim)

7.

Sabilullah

8.

Ibnu Sabil

Harta yang diwajibkan dizakatkan


Harta yang wajib dizakatkan ada lima macam, yaitu:
1. Emas dan perak
2. Barang perniagaan
3. Binatang ternak
4. Hasil tanam-tanaman (pertanian)
5. Hasil pohon-pohon (buah-buahan)

Khotbah Kedua



























.



.

Anda mungkin juga menyukai